• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

51

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Organisasi

Pemerintah mengeluarkan surat keputusan Presiden RI No. 132 tahun 1967 tanggal 24 agustus 1967 tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur bidang pertahanan keamanan. Dalam keputusan itu organisasi ABRI dibagi atas dua tingkat, yaitu tingkat departemen dan angkatan. Pemegang kekuasaan tertinggi angkatan bersenjata dan pempinan Hankamnas adalah Presiden dibantu oleh menteri pertahanan keamanan/panglima angkatan bersenjata.

Disamping membawahi angkatan, menhankam/pangab juga membawahi komando utama operasional Hankam/ABRI. Badan pelaksana/pembina utama Hankam ada dua macam ialah sebagai komando/lembaga utama dan sebagai badan pelaksana pusat ABRI. Yang berkedudukan sebagai badan pelaksana pusat ABRI salah satunya adalah Lembaga penelitian dan pengembangan Hankam (Lalitbang Hankam).

Seiring dengan laju dinamika organisasi, maka turunlah keputusan Menhan Nomor : Kep/19/M/XII/2000 dan Kep/20/M/XII/2000, tanggal 29 Desember 2000, tentang organisasi dan tata kerja departemen pertahanan, dimana BPPIT Dephan berubah menjadi Balitbang Dephan.

(2)

Berdasarkan peraturan presiden Nomor 47 tahun 2009 semua istilah departemen, kantor menteri negara dan kantor menteri koordinator menjadi kementerian negara. Dengan demikian Balitbang Dephan juga mengalami perubahan nomenklatur menjadi Balitbang Kemhan.

Dari hasil penelusuran sejarah singkat Balitbang Kemhan dapat disimpulkan bahwa Balitbang Kemhan sudah mulai terbentuk pada tanggal 24 agustus 1967 dengan nama Lembaga Penelitian dan Pengembangan Hankam (Lalitbang Hankam).

B. Karakteristik Jawaban Responden

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 47 62.7 62.7 62.7

Wanita 28 37.3 37.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa dari 75 responden terdapat 47 responden atau sebesar 62,7% berjenis kelamin pria,

(3)

53

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usianya dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 29-34 tahun 11 14.7 14.7 14.7 35-40 tahun 20 26.7 26.7 41.3 ≥ 40 tahun 44 58.7 58.7 100.0 Total 75 100.0 100.0

Sumber : Data Diolah Dari Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa dari 75 responden yang memiliki jumlah tertinggi adalah reponden dengan usia diantara ≥40 tahun yaitu sebanyak 58,7% dan terendah adalah responden dengan usia 29-34 tahun sebanyak 14,7%. Secara umum karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN berada pada usia produktif yaitu ≥40 tahun.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Karakteristik responden berdasarkan status dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:

(4)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Status

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Belum Menikah 1 1.3 1.3 1.3

Menikah 74 98.7 98.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sumber : Data diolah dari Kuesioner 2015

Berdasarkan pada Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa dari 75 responden terdapat 1 responden atau sebesar 1,3% berstatus belum menikah, sedangkan selebihnya terdapat 74 responden atau sebesar 98,7% berstatus menikah. Sebagian besar karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN sudah menikah.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Karakteristik responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pus Strahan 23 30.7 30.7 30.7

Pus Sumdahan 6 8.0 8.0 38.7

Pus Alpalhan 22 29.3 29.3 68.0

Pus Iptekhan 24 32.0 32.0 100.0

(5)

55 Pus Iptekhan dengan 32,0 %, sedangkan dengan responden yang menduduki jabatan terendah adalah Pus Sumdahan dengan 8,0%. Secara umum yang bekerja di BALITBANG KEMHAN kebanyakan menduduki jabatan Pus Iptekhan.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMA/Sederajat 6 8.0 8.0 8.0

D3 4 5.3 5.3 13.3

S1 35 46.7 46.7 60.0

S2 30 40.0 40.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015

Berdasarkan pada Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 75 responden jumlah karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 6 orang atau 8,0%, karyawan yang memiliki tingkat pendidikan D3 sebanyak 4 orang atau 5,3%, karyawan yang memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak 35 orang atau 46,7% dan karyawan yang memiliki tingkat pendidikan S2 sebanyak 30 orang atau 40,0%. Sebagian besar yang bekerja di BALITBANG KEMHAN berpendidikan S1.

(6)

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja (tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid >3-6 3 4.0 4.0 4.0 >6-9 9 12.0 12.0 16.0 >10 63 84.0 84.0 100.0 Total 75 100.0 100.0

Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015

Berdasarkan pada Tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 75 responden jumlah karyawan yang memiliki lama bekerja >3-6 tahun sebanyak 3 orang atau 4,0%, jumlah karyawan yang memiliki lama bekerja >6-9 tahun sebanyak 9 orang atau 12,0% dan jumlah karyawan yang memiliki lama bekerja >10 tahun sebanyak 63 orang atau 84,0%. Sebagaian besar karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN sudah bekerja selama >10 tahun.

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

(7)

57

Tabel 4.7

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.000.000-2.500.000 1 1.3 1.3 1.3

>2.500.000 74 98.7 98.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015

Berdasarkan pada Tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa dari 75 responden karyawan yang berpenghasilan 2.000.000-2.500.000 juta sebanyak 1 orang atau 1,3% dan sisa nya karyawan yang berpenghasilan >2.500.000 juta sebanyak 74 orang atau 98,7%. Sebagian besar karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN berpenghasilan >2.500.000 juta per bulan.

C. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistic deskriptif digunakan untuk tujuan mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Gambaran tersebut dapat dilihat dari hasil yang dikelolah pada table dibawah ini.

(8)

Tabel 4.8

1. Hasil uji analisa deskriptif Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KKK1 75 4 5 4.28 .452 KKK2 75 4 5 4.17 .381 KKK3 75 4 5 4.23 .421 KKK4 75 4 5 4.32 .470 KKK5 75 4 5 4.25 .438 KKK6 75 4 5 4.21 .412 KKK7 75 4 5 4.25 .438 KKK8 75 4 5 4.27 .445 KKK9 75 4 5 4.17 .381 KKK1O 75 4 5 4.35 .479 Valid N (listwise) 75 Sumber : data primer yang diolah

Dilihat dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi adalah indikator KKK10 “Emosi saya yang tidak stabil mengakibatkan pekerjaan tertunda” dengan nilai mean 4,35, hal itu menunjukkan bahwa karyawan BALITBANG KEMHAN ketingkatkan emosionalnya masih kurang stabil atau kurang terkendali, sedangkan indikator KKK2 “Suhu udara tempat saya bekerja tidak dikomdisikan pengaturannya” dan KKK9 “Kemampuan pengetahuan saya dalam penggunaan fasilitas kerja sudah memenuhi standar perusahaan” menjadi indikator terendah pada variabel keselamatan kesehatan kerja dengan nilai mean 4,17. Hal itu menunjukkan bahwa fasilitas yang terdapat pada BALITBANG KEMHAN masih kurang memadai.

(9)

59

Tabel 4.9

2. Hasil uji analisa deskriptif Variabel Motivasi Kerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MK1 75 4 5 4.16 .369 MK2 75 4 5 4.31 .464 MK3 75 4 5 4.21 .412 MK4 75 4 5 4.27 .445 MK5 75 4 5 4.24 .430 MK6 75 4 5 4.23 .421 MK7 75 4 5 4.16 .369 MK8 75 4 5 4.12 .327 MK9 75 4 5 4.15 .356 MK10 75 4 5 4.33 .475 MK11 75 4 5 4.24 .430 Valid N (listwise) 75 Sumber : data primer yang diolah

Dilihat dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi adalah indikator MK10 “Perusahaan memberikan gaji agar karyawan bersemangat dalam bekerja” dengan nilai mean 4,33, hal itu menunjukkan bahwa penghasilan dalam BALITBANG KEMHAN terhadap karyawannya sangat bagus dengan apa yang telah mereka berikan kepada BALITBANG KEMHAN, sedangkan indikator MK8 “Perusahaan memberikan kepuasan kerja karyawan sesuai dengan kebijakan dan administrasi perusahaan” menjadi indikator terendah dengan nilai mean 4,12 hal itu menunjukkan bahwa administrasi pada BALITBANG KEMHAN masih kurang sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh kepada karyawannya.

(10)

Tabel 4.10

3. Hasil uji analisa deskriptif Variabel Kinerja Karyawan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KK1 75 4 5 4.29 .458 KK2 75 4 5 4.25 .438 KK3 75 4 5 4.16 .369 KK4 75 3 5 4.19 .425 KK5 75 4 5 4.21 .412 KK6 75 4 5 4.21 .412 KK7 75 3 5 4.25 .468 KK8 75 4 5 4.25 .438 Valid N (listwise) 75 Sumber : data primer yang diolah

Dilihat dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi adalah indikator KK1 “Proses kerja dan kondisi kerja yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan” dengan nilai mean 4,29, hal itu menunjukkan bahwa proses kerja dan kondisi kerja di BALITBANG KEMHAN sangat sesuai yang diharapkan karyawan, sedangkan indikator KK3 “Karyawan meminimalisir jumlah kesalahan dalam bekerja agar kinerjanya bagus” menjadi indikator terendah dengan nilai mean 4,16 hal itu menunjukkan bahwa karyawan masih kurang membenasi pekerjaannya.

(11)

61

D. Hasil Uji Kualitas Data

Tabel 4.11

1. Hasil Uji Validitas Keselamatan Kesehatan Kerja

No Item rhitung rkritis Keterangan

KKK1 0,581 0,5 Valid KKK2 0,664 0,5 Valid KKK3 0,637 0,5 Valid KKK4 0,550 0,5 Valid KKK5 KKK6 KKK7 KKK8 KKK9 KKK10 0,643 0,554 0,543 0,614 0,572 0,559 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22

Hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk variabel Keselamatan Kesehatan kerja terlihat pada uji validitas sudah lebih besar dari 0,5 dan signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Keselamatan Kesehatan kerja dikatakan valid.

Tabel 4.12

2. Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja

No Item rhitung rkritis Keterangan

MK1 0,547 0,5 Valid MK2 0,550 0,5 Valid MK3 0,533 0,5 Valid MK4 MK5 MK6 MK7 MK8 MK9 MK10 MK11 0,657 0,627 0,710 0,502 0,637 0,587 0,661 0,627 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22

(12)

Hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk variabel motivasi kerja menunujkan hasil yang baik, karena syarat minimum yang harus dipenuhi agar dikatakan valid adalah lebih besar dari 0,5 dapat dipenuhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja dikatakan valid.

Tabel 4.13

3. Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

No Item rhitung rkritis Keterangan

KK1 0,535 0,5 Valid KK2 0,564 0,5 Valid KK3 0,652 0,5 Valid KK4 0,615 0,5 Valid KK5 KK6 KK7 KK8 0,762 0,594 0,760 0,697 0,5 0,5 0,5 0,5 Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22

Hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk variabel kinerja karyawan terlihat pada uji validitas sudah lebih besar dari 0,5 dan signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja karyawan dikatakan valid.

Tabel 4.14

4. Hasil Pengujian Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s alpha rkri tis Keterangan 1 Keselamatan Kesehatan Kerja 0,697 0,6 Realiable

(13)

63 kerja lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,697, Motivasi kerja lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,736, sedangkan Kinerja Karyawan lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,753. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut realiable.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji yang dilakukan sebelumnya melakukan analisa regresi.

1. Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.43898891 Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .131

Negative -.080

Test Statistic .131

Asymp. Sig. (2-tailed) .113c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22

Dari Tabel diatas diperoleh hasil uji normalitas one-sample kolmogorov-Smirnov test, untuk keseluruhan variabel X1 (Keselamatan

Kesehatan kerja), variabel X2 (Motivasi kerja) dan variabel Y yaitu

(14)

>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diambil dari populasi berdistribusi normal.

2. Hasil Uji Multikolienaritas

Uji multikolienaritas ini digunakan untuk mengetahui apakah ada

Colinearity atau tidak di antara variabel bebas. Cara yang digunakan adalah dengan menghitung Tolerence dan VIF. Di bawah ini merupakan hasil pengujian multikolienaritas :

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolienaritas Coefficientsa Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1.042 4.617 .226 .822

Keselamatan

Kesehatan Kerja .137 .090 .129 1.521 .133 .966 1.035 Motivasi Kerja .581 .073 .674 7.975 .000 .966 1.035 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Pengolahan Data SPSS 22

Tabel 4.16 menunjukan bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel independen, yaitu Motivasi kerja (X1) sebesar 0,966, Keselamatan Kesehatan kerja (X2) sebesar 0,966. Dari hasil output variance inflation factor (VIF) diketahui masing-masing variabel

(15)

65 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolineritas antar variabel independen.

3. Hasil Uji Heteroskedastistitas

Hasil Uji Heteroskedastistitas

Gambar 4.17

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22

Dari gambar grafik scatterplot di atas tampak bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.jika

(16)

ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

F. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah dilakukan uji instrumen, maka dapat dilakukan dengan analisis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Dari analisis dengan bantuan program SPSS versi 22 di peroleh dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.18

Hasil uji analisis regresi linier berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.042 4.617 .226 .822 Keselamatan Kesehatan kerja .137 .090 .129 1.521 .133 Motivasi kerja .581 .073 .674 7.975 .000

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22

Berdasarkan Tabel 4.18 diatas, maka dapat diperoleh model persamaan sebagai berikut:

(17)

67 Y = Kinerja karyawan

a = Nilai Konstanta

X1 = Keselamatan Kesehatan kerja

X2 = Motivasi Kerja

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Keselamatan Kesehatan kerja serta Motivasi kerja terhadap Kinerja karyawan BALITBANG KEMHAN.

b. Keselamatan Kesehatan kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan BALITBANG KEMHAN.

c. Motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan BALITBANG KEMHAN.

1. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisiensi determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi digunakan adjusted R square.

Tabel 4.19

Hasil uji koefisien determinasi (R²)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .709a .503 .489 1.529 2.016

a. Predictors: (Constant), Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Motivasi Karyawan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

(18)

Berdasarkan Tabel 4.20, diketahui hasil koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,489 yang artinya 48,9% kinerja dapat dijelaskan oleh variabel keselamatan dan kesehatan kerja dan motivasi kerja. Sedangkan 51,1 % kinerja karyawan dapat dijelaskan dari variabel lain selain dari kedua variabel tersebut.

G. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian uji F atau model pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata lain model yang diduga tepat atau tidak. Dari signifikasi yang digunakan adalah 0,05. Jika nilai sig > 0,05 maka Ha ditolak, jika nilai sig < 0,05 maka Ha diterima.

Tabel 4.20

Hasil uji F (Secara Simultan)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 170.433 2 85.216 36.453 .000b

Residual 168.314 72 2.338

Total 338.747 74

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22

Berdasarkan Tabel 4.19 diatas signifikan nilai F sebesar 36.453 dengan probabilitas sig 0,000 < 0,05. Untuk mengambil keputusan dapat ditarik

(19)

69

2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t atau test of signifikansi digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Dari signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika p value > 0,05 maka Ho diterima, jika p value < 0,05

maka Ho ditolak.

Tabel 4.21

Uji Signifikansi Parameter Individual (uji Statistik t) Hasil uji t . Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.042 4.617 .226 .822 Keselamatan dan Kesehatan Kerja .137 .090 .129 1.521 .133 Motivasi Kerja .581 .073 .674 7.975 .000

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat nilai t hitung pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja (X1) adalah 1,521 lebih kecil dari nilai t

tabel sebesar 7,975 dan signifikan dari variabel motivasi kerja 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 atau Ho diterima dan Ha ditolak, maka disimpulkan secara parsial tidak ada pengaruh signifikan variabel keselamatan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.

(20)

Berdasarkan hasil pengujian secara statistic dapat terlihat jelas bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel Keselamatan Kesehatan kerja dan Motivasi kerja terhadap Kinerja karyawan. Sedangkan secara persial (individu) variabel Keselamatan Kesehatan kerja serta Motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan, Keselamatan Kesehatan kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja karyawan dan Motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan, penjelasan dari masing – masing pengaruh variabel dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Keselamatan Kesehatan kerja serta Motivasi kerja Terhadap Kinerja karyawan

Berdasarkan Tabel 4.19 diatas signifikan nilai F sebesar 36.453 dengan probabilitas sig 0,000 < 0,05. Untuk mengambil keputusan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas Keselamatan Kesehatan Kerja dan Motivasi Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan. Hal ini berarti keselamatan kesehatan kerja dari BALITBANG KEMHAN harus ditingkatkan dan motivasi kerja para karyawannya juga dapat memotivasi diri sendiri maupun menciptakan semangat kerja yang baik dan jiwa yang sehat dalam melaksanakan pekerjaanya sehingga meningkatkan kinerja karyawan dalam BALITBANG KEMHAN. Dalam penelitian ini keselamatan

(21)

71 hipotesis dalam penelitian bahwa keselamatan dan kesehatan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh nilai sig sebesar 0,000 yang berarti nilai sig lebih kecil dari 0,05 dan nilai T diketahui sebesar 1,521, maka disimpulkan secara parsial tidak ada pengaruh signifikan variabel keselamatan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.

Karena keselamatan kesehatan kerja tidak berpengaruh signifikan meskipun keselamatan kesehatan kerjanya meningkat ataupun tidak meningkat kinerja karyawannya tetap pada posisinya tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan seperti apa yang dialami oleh variabel keselamatan kesehatan kerja tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keselamatan kesehatan kerja secara persial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada karyawan BALITBANG KEMHAN.

Dengan demikian bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Sari 2012 yaitu Manajemen yang efektif membutuhkan sebuah komitmen organisasional pada kondisi bekerja yang aman. Inti dari manajemen keselamatan adalah komitmen

(22)

organisasional pada usaha keselamatan yang komprehensif. Pada penelitian terdahulu dikatakan bahwa keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan jaminan kesehatan secara keseluruhan dan bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di bagian produksi.

3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh nilai sig sebesar 0,000 yang berarti nilai sig lebih kecil dari 0,05 dan nilai T diketahui sebesar 7,975. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan balitbang kemhan. Artinya motivasi kerja karyawan harus mempunyai inovatif yang baru dalam melaksanakan pekerjaannya supaya kinerja karyawan dapat meningkat dengan efesien dan efektif.

Dengan demikian bahwa penelitian yang dilakukan oleh Rini (2010) Motivasi karyawan yang tinggi jika tidak didukung oleh lingkungan kerja yang nyaman untuk bekerja maka hasil kinerja kerja tidak baik. Pada penelitian terdahulu dikatakan bahwa kinerja yang tinggi dapat dicapai jika didukung para karyawan yang mempunyai motivasi dan lingkungan kerja dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Gambar

Tabel 4.15  Hasil Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang

Kondisi tersebut mencerminkan bahwa Kelurahan Kedung Jaya mempunyai basis modal sosial yang lebih baik, yang mana solidaritas pertetanggaan dan kekerabatan lebih

Perbedaan yang terjadi pada penelitian ini disebabkan oleh air yang di aliran sungai tersebut masih ada beberapa sampah yang menghalangi botol melaju dengan lancar,

Teknisi yang sudah melakukan pekerjaan dilapangan dapat langsung mengisi berita acara yang isinya adalah melaporkan gangguan dan penanganan dilapangan sehingga seorang manager

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bukti empiris mengenai teori kontinjensi dan kinerja serta melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya

Data dalam penelitian ini adalah skor hasil observasi kompetensi PCK mahasiswa yang meliputi kemampuan dalam merancang pembelajaran, kemampuan dalam mengelola pembelajaran,

Menurut pendapat para guru, perencanaan pendidikan karakter di sekolah-sekolah Kota Yogyakarta sudah dilakukan dengan cukup baik, tetapi berdasarkan analisis RPP yang dibuat

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Makronutrien