• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A.Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, merumuskan serta mendefenisikan masalah, melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku–buku referensi dan hasil penelitian sebelumnya, menentukan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diteliti, menentukan metode pengumpulan data, menentukan metode analisis serta menyimpulkan hasil penelitian.

2. Tempat Penelitian

Tempat untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi, penulis mengambil tempat penelitian pada Yayasan XYZ Jakarta, yang beralamat di Teluk Gong, Jakarta Utara, DKI Jakarta. Sementara obyek penelitian yang diteliti adalah seluruh karyawan dan staf pada Yayasan XYZ.

B. Desain Penelitian

Menurut Sangaji (2010), desain penelitian adalah ilmu yang mengkaji ketentuan atau aturan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian.

(2)

yang memenuhi kriteria tertentu yaitu rasional dan teruji. Pengetahuan dikatakan rasional jika disusun menggunakan pikiran dan pertimbangan yang logis dan masuk akal. Pengetahuan yang disusun dengan logika tertentu disebut pengetahuan yang menggunakan penalaran. Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2013) desain penelitian kausal adalah desain penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara satu variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional, kompensasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja karyawan dan staff pada Yayasan XYZ Jakarta.

C.Definisi dan Operasional Variabel 1.Definisi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono (2013). Sugiyono (2013) menyebutkan bahwa variabel sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

(3)

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kepemimpinan transformasional, kompensasi dan kedisiplinan kerja, sementara yang menjadi variabel dependen adalah kinerja karyawan. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Transformasional

Menurut Bass dan Avolio (2003) kepemimpinan transformasional adalah sebagai proses mempengaruhi perubahan besar dalam sikap dan asumsi anggota organisasi dan pembentukan komitmen untuk misi dan tujuan organisasi. Kepemimpinan transformasional ialah kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, pola kerja dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan transformasional ini dinilai berdasarkan presepsi atasan langsung di Yayasan XYZ Jakarta. Dimensi kepemimpinan transformasional yaitu pengaruh idealis, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi individual.

2. Kompensasi

Kompensasi menurut Sutrisno (2009), adalah semua balas jasa yang diterima seorang karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau tenaga yang

(4)

dirasakan oleh penerimanya, yakni berupa gaji, tunjangan, dan insentif, 2) Kompensasi tidak langsung, yakni kompensasi yang tidak dapat dirasakan secara langsung oleh karyawan, yakni benefit dan services (tunjangan pelayanan). Dijelaskan oleh Sutrisno (2009), bahwa kompensasi dihitung berdasarkan evaluasi pekerjaan, perhitungan kompensasi berdasarkan evaluasi pekerjaan tersebut dimaksudkan Manajemen untuk mendapatkan pemberian kompensasi yang mendekati kelayakan (worth) dan keadilan (equity).

3. Kedisiplinan Kerja

Menurut Sastrohadiwiryo (2011), kedisiplinan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Hasibuan (2012), kedisiplinan kerja memiliki tiga dimensi, yaitu tujuan disiplin kerja, faktor pendukung disiplin kerja dan faktor penentu disiplin kerja. Tujuan disiplin kerja yaitu dimana penggunaan waktu secara efektif, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mengembangkan kemampuan bekerja karyawan. Faktor pendukung disiplin kerja yaitu dimana seorang pemimpin sebagai teladan dalam bekerja, timbal balik atau balas jasa yang diberikan perusahaan dan pimpinan serta perusahaan memperlakukan karyawan secara adil. Faktor penentu disiplin kerja yaitu dimana pengawasan melekat selama berlangsungnya aktivitas

(5)

kerja diperusahaan, pemberian sanksi hukuman dan ketegasan pimpinan yang menjadi penentu kedisiplinan kerja karyawan.

4. Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2011) mengemukakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Kepemimpinan Transformasional

Variabel Dimensi Indikator Skala

Kepemimpinan Transformasional (X1) 1.Pengaruh Idealis Kepercayaan Diri Potensi Diri Kebanggan Loyalitas Interval 2. Motivasi Inspirasional Motivasi Kemampuan Pencapaian Interval 3. Stimulasi Intelektual Penyelesaian Masalah Memunculkan Ide Baru Interval 4. Perhatian Individual Penghargaan Perhatian Interval

(6)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Kompensasi

Variabel Dimensi Indikator Skala

Kompensasi (X2) 1. Kompensasi Finansial Langsung Gaji Tunjangan  Insentif Interval 2. Kompensasi Finansial Tidak Langsung Asuransi Kesehatan Cuti Darmawisata Manfaat Pensiun Interval Sumber: Sutrisno (2009) Tabel 3.3

Operasional Variabel Kedisiplinan Kerja

Sumber: Hasibuan (2012)

Variabel Dimensi Indikator Skala

Kedisiplinan Kerja (X3) 1. Tujuan disiplin kerja ● Penggunaan waktu secara efektif ● Menyelesaikan tujuan pekerjaan ● Mengembangkan kemampuan Interval 2. Faktor pendukung disiplin kerja ● Teladan Kepemimpinan Balas Jasa Keadilan Interval 3. Faktor penentu disiplin kerja ● Pengawasan Melekat Sanksi Hukuman Ketegasan Interval

(7)

Tabel 3.4

Operasional Variabel Kinerja Karyawan

Variabel Dimensi Indikator Skala

Kinerja Karyawan

(Y)

1. Kuantitas Kerja ● Kecepatan ● Output

Interval

2. Kualitas Kerja ● Ketelitian Ketepatan ● Keterampilan

Interval

3. Sikap ● Inisiatif Instruksi ● Kerajinan Interval 4. Keandalan ● Sikap terhadap pekerjaan ● Sikap terhadap perusahaan ● Sikap terhadap sesama pegawai Interval Sumber: Mangkunegara (2011) D.Skala Pengukuran

Pada penelitian ini, metode pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2013) Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang tentang suatu obyek atau fenomena social tertentu. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2013).

(8)

Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban yaitu : Tabel 3.5

Tingkatan Jawaban dengan Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (ST) 4

Ragu-ragu (RG) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2013) E. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2013), data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara, observasi dan kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah sampel responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh karyawan dan staf pada yayasan XYZ Jakarta. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain secara tidak langsung, memiliki hubungan dengan penelitian yang dilakukan berupa sejarah instansi, ruang lingkup instansi, struktur organisasi, buku, literatur, artikel, serta situs di internet.

(9)

F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suaturuang lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan (Kasmadi dan Sunariah, 2013).

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penilitian ini adalah seluruh karyawan dan staf pada Yayasan XYZ Jakarta sejumlah 65 karyawan.

2. Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penulis dalam penelitian ini metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan seluruh jumlah populasi sebagai sampel, penggunaan sampel jenuh dalam penelitian ini ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil. Seluruh sampel berada di lokasi penelitian pada saat proses penyebaran kuesioner berjalan dan bersedia menjadi responden sejumlah 65 karyawan dan staff pada yayasan XYZ Jakarta.

(10)

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode pengumpulan data penelitian penelitian lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang terjadi dilapangan secara lebih jelas dan membandingkan dengan teori yang telah didapatkan dalam penelitian ini dengan melakukan survey secara langsung pada objek penelitian, yaitu seluruh karyawan dan staff pada yayasan XYZ Jakarta. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014).

H. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2013), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data primer dalam penelitian ini merupakan data kuesioner dari karyawan dan staff yayasan XYZ Jakarta.

Untuk mendapat gambaran tentang responden, berikut adalah karakteristik responden seluruh karyawan dan staf yayasan XYZ Jakarta :

(11)

a) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin b) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

c) Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja d) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

2.Uji Kualitas Instrumen a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner yang dibagikan. Kuesioner dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan nilai variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2013) instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Menurut Sugiyono (2013) kriteria atau syarat suatu item tersebut dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif dan besarnya 0,3 keatas. Pengujian validitas untuk mencari korelasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan Pearson Product Moment, dengan rumus sebagai berikut :

r=

Dimana :

r = koefisien korelasi X = skor butir

(12)

Uji validitas ini dilakukan kepada 65 orang staff dan karyawan pada yayasan XYZ Jakarta.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2013) reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk angket. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu.

Uji reliabilitas menggunakan Uji Crhonbach’s Alpha rumusnya ditulis sebagai : r11 =

Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan Ʃσb2 = jumlah varians butir σt2 = varians total

Cara pengambilan keputusan:

a. Jika rAlpha positif dan lebih besar dari batas minimal (0,60) maka reliabel b. Jika rAlpha negatif atau rAlpha lebih kecil batas minimal (0,60) maka tidak

(13)

3. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji asumsi klasik terdiri dari:

a. Uji normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terdapat distribusi normal antara variabel terikat dan variabel bebas. Apabila distribusi data normal atau mendekati normal, berarti model regresi adalah baik. Pengujian untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan uji statistik non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S). Apabila hasilnya menunjukkan nilai probabilitas signifikan di atas 0,05, maka variabel terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

 Jika sig > 0,05 maka Ho diterima

 Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Karena model

(14)

kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Pengujian ada tidaknya Multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Nilai yang umum digunakan untuk menunjukkan Multikolinieritas yaitu nilai

tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥10 (Ghozali, 2009). Jika nilai VIF tidak lebih dari

10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0.1, maka dapat dikatakan terbebas dari Multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain di dalam model regresi. Model regresi dikatakan baik apabila homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Homoskedastisitas yaitu apabila variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan lainnya tetap. Apabila berbeda, disebut heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Menurut Ghozali (2011), uji glejser dilakukan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Untuk menentukan terjadi heteroskedastisitas atau tidak adalah dengan melihat nilai Sig. atau signifikansi yang dihasilkan dari uji regresi tersebut. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai Sig. yang dihasilkan

(15)

lebih dari 0,05, maka terbebas dari asumsi heteroskedastisitas, sebaliknya jika nilai Sig. kurang dari 0,05 maka terjadi asumsi heteroskedastisitas.

4. Uji Ketepatan Model a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

b. Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a) Jika Fhitung<Ftabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis di tolak).

(16)

Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel independen maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0,05).

a) Jika sig > α (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak. Halini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat.

b) Jika sig < α (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat.

5. Pengujian Hipotesis (Uji T)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruhsatu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikasi secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel lainnya dianggap konstan.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a)Jika thitung< ttabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis di tolak).

b)Jika thitung>ttabel, maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis di terima).

Uji t juga dilakukan dengan melihat tingkat signifikasi (Sig t) masing-masing variabel independen dengan taraf sig α = 0,05.

(17)

a)Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotesisnya diterima yang artinya variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya.

b)Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α = 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variabel independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan perkembangan zaman maka peran Komite Sekolah/Madrasah sangat penting untuk kemajuan sekolah, selain sebagai badan penyalur dana dari masyarakat juga

dalam merangkai alat dan mengambil data ketika praktikum mendapat point 1 sedangkan yang diam dan tidak masuk mendapat nilai 0.  Kolom keaktifan dalam kelompok menunjukkan

Menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear dua variabel dalam masalah kontekstual menggunakan metode grafik, eliminasi, substitusi dan gabungan dengan benar2.

Peserta didik melalui kegiatan pembelajaran dengan model PJBL mampu mengembangkan rancangan teks anekdot menjadi sebuah teks anekdot yang utuh dengan

[r]

Sehubungan dengan ditemukannya permasalah aktual dalam pelaksanaan pembelajran IPA khususnya tentang materi Penggolongan Hewan disebabkan oleh kurang mampunya guru menerapkan

1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerahi atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB. 2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam

Data yang telah diperoleh dan dijadikan bahan analisis adalah bentuk bahasa yang tersaji secara tertulis dari sebuah penelitian (sampel). Alat pengumpulan data