• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN VII.1.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan - DOCRPIJM 1527491797Bab 7 KELAYAKAN PROGRAM AKHIR HSS OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "VII.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN VII.1.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan - DOCRPIJM 1527491797Bab 7 KELAYAKAN PROGRAM AKHIR HSS OK"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

VII - 1 VII.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

VII.1.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan

Dalam rangka gerakan 100-0-100 maka perlu dipetakan permasalahan pembangunan infrastruktur

permukiman di Kabupaten Hulu Sungai Selatan di mana dapat dilihat dari permasalahan pembangunan

Kabupaten secara umum, Sebagai berikut :

- Munculnya permukiman kumuh akibat tingkat kepadatan penduduk tidak merata sehingga dapat

menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

- Masih terbatasnya dukungan akses prasarana sarana dasar permukiman layak huni pada kawasan

kumuh perkotaan, sehingga buruknya akses pelayanan sanitasi, penyedian Air minum, akses jalan

permukiman dan linkungan permukiman kumuh.

- Kabupaten Hulu sunggai Selatan belum memiliki dokumen kajian Rencana Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Permukman Kumuh (RP2KPKP) dalam program kegiatan pengurangan kumuh

perkotaan.

- Belum optimalnya tersedianya akses sarana dan prasarana dalam mendukung pertumbuhan Kawasan

Perdesaan desa Potensial dalam rangka meningkatkan perekonomian perdesaan.

- Perlu memiliki masterplan dokumen kajian keterpaduan program pembangunan infrastruktur antar

kawasan perdesaan sesuai potensi masing-masing kawasan perdesaan, desa dikembangkan sebagai

demand/permintaan dan desa dikembangkan sebagai suplay/penawaran untuk dikembangan secara

terpadu dan sinergi

- Penetapan kawasan permukiman Perkotaan prioritas penataan pengurangan luas kumuh permukiman

perkotaan sesuai No.SK Kumuh No. 386 Tahun 2014, tgl. 22 Oktober 2014, sebagai berikut :

BAB. VII

(2)

VII - 2 VII.1.2 Sasaran Program

Untuk mewujudkan cita-cita visi RPJPN 2005-2025 dibuat rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) secara bertahap hingga di tahun 2025, Pemerintahan sekarang memasuki

Pembangunan Infrastruktur Permukiman RPJMN III 2015-2019 dengan mencanangkan target universal

100-0-100 , yaitu jumlah permukiman kumuh 0 (nol) pada tahun 2019.

Kabupaten Hulu Sungai Selatan belum memiliki dokumen hasil studi kajian Rencana Pencegahan

dan Peningkatan Kualitas Permukman Kumuh (RP2KPKP) menjadi rumusan program kegiatan

Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukman Kumuh dalam rangka pengurangan kumuh perkotaan

di Kabupaten Hulu Sungai Selatan implentasi akan berintergrasi dengan stakholder lain dalam program

kegiatan pengurangan kumuh perkotaan kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berikut sasaran program

(3)
(4)

VII - 4

MATRIK SASARAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

K A B . H UL U SUNG A I SE L A T A N 2015- 2019

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

1 2 3 4 5 = (4/3)*100 5 6 7 8 9 10 11

I Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman

1

Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kab.Hulu Sungai Selatan

Dokumen 1

2

Penyusunan RANPERDA Kumuh Kab.Hulu

Sungai Selatan NSPK 1

II Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

1

Masyarakat - Program KOT AKU Kelurahan 4 4 4 4

III Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

1

Sumber : Olah data dok.RAD Realitis Randal Kalsel, Kab.HSS,2016 dan RPJMD Kab.HSS 2014-2018

No Rencana Aksi

(5)

VII - 5 VII.1.3 Kesiapan Daerah terhadap kriteria kesiapan (readiness criteria) program kegiatan sektor

Pengembangan Permukiman

Readiness Criteria penyelenggaraan kegiatan sektor pengembangan kawasan permukiman melalui

pendanaan APBN, sebagai berikut:

A. KRITERIA UMUM

- Diutamakan pada Kawasan Strategis Nasional (PKN, PKSN) atau pada kawasan non Strategis

Nasional dengan luasan permukiman kumuh ≥ 15 Ha

- Merupakan Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR (35 WPS)

- Memiliki Perda RTRW

- Memiliki Perda Bangunan Gedung

- Tercantum di dalam RPIJM Kab / Kota.

- Tersedianya Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB)/dana daerah untuk pembiayaan

komponen kegiatan

- Diusulkan melalui mekanisme Konreg

B. KRITERIA KHUSUS

- Memiliki SK Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh

- Memiliki RKP-KP/ RP2KPKP/Dokumen SIAP

- Memiliki Surat Pernyataan Minat

- Kesiapan dan kesediaan Lahan

- Sudah ada Perencanaan : Masterplan, DED yang ditandatangani Dinas Teknis Kab/Kota, serta

RAB, TOR dan RKS sudah siap lelang

- Surat kesanggupan untuk menerima asset dan penunjukan pengelola

Selanjutnya kriteria kesiapan (readiness criteria) usulan RPIJM kegiatan program sektor

Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Hulu Sungai Selatan di lampirkan pada Bab.8.

VII.1.4 Usulan kebutuhan program dan kegiatan Sektor pengembangan Permukiman

Usulan kebutuhan program dan kegiatan Sektor pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten

(6)

VII - 6 VII.2 SEKTOR PENATAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

VII.2.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa Isu Strategis, kondisi

Eksisting, Permasalahan dan tantangan, antara lain:

1. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau

a. Masih terbatasnya tersediannya kawasan ruang terbuka hijau (RTH) atau hutan kota di wilayah

perkotaan seyogya tersedianya kawasan Ruang Publik sebesar 30% (20% umum + 10% private)

Luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai.

b. Perkotaan terjadi Kecenderungan menurunnya kualitas lingkungan hidup di kawasan kota dan di

lingkungan permukiman warga, perubahan perilaku sosial masyarakat yang cenderung

kontra-produktif dan destruktif seperti kriminalitas dan vandalisme.

c. Dalam upaya mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka sudah saatnya

memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka public sebagai tempat

pusat informasi dan edukasi serta wisata khususnya RTH.

RTH dapat dilengkapi tumbuhan dan tanaman hijau sebagai paru-paru kota atau wilayah

yang dapat menyerap Karbondioksida (CO2) menambah oksigen, dapat menurunkan suhu

dengan keteduhan dan kesejukan tanaman menjadi area resapan air serta meredam kebisingan,

adanya tempat wisata rekreasi melepas kejenuhan aktifitas hidup, adanya saran tempat olahraga,

adanya sarana tempat bermain anak –anak dan sekaligus tempat pengembangan kota wisata

dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah.

d. Masih terbatas Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) penataan setiap rencana

pengembangan kawasan Kabupaten Hulu Sungai Selatan,Permen.PU No.06/PRT/M/2007 telah

mengatur pedoman RTBL. Dengan adanya dokumen RTBL sebagai pedoman panduan

merancang dan membangun suatu lingkungan/kawasan tertata dengan pengaturan pemanfaatan

ruang, menciptakan penataan bangunan dan penataan lingkungan, berkelanjutan, berkualitas

serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat.

e. Perlunya Perbup.RTBL dari dokumen RTBL kawasan yang dimiliki Kabupaten menjadi dukungan

dokumen legalitas dalam pengaturan pemanfaatan ruang dan penataan penataan bangunan dan

penataan lingkungan, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan

kehidupan masyarakat.

f. Perlunya pelibatan Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat dalam penataan bangunan dan

lingkungan.

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

(7)

VII - 7

b. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan,

dan kemudahan);

c. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di kab/kota;

d. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu

pada isu lingkungan berkelanjutan;

d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;

e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara.

VII.2.2 Sasaran Program

Untuk mewujudkan cita-cita visi RPJPN 2005-2025 dibuat rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) secara bertahap hingga di tahun 2025, sehingga kebijkan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman RPJMN III 2015-2019 dengan mencanangkan rencana aksi target universal 100-0-100,

posisi program kegiatan sektor penataan bangunan dan lingkungan merupakan bagian program kegiatan

mendukung program kegiatan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukman Kumuh dalam rangka

pengurangan kumuh perkotaan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan jumlah permukiman kumuh 0 (nol)

pada tahun 2019. Berikut sasaran program penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Hulu Sungai

(8)

VII - 8

MATRIK SASARAN PROGRAM SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

KAB . H UL U SUNGAI SE L AT AN 2015- 2019

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

1 2 5 6 7 8 9 10 11

I Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Penyusunan RT BL dan Perencanaan Kawasan

T ematik NSPK 1 1

II Pengembangan RT H

1 RT H Publik (RPJMD 2014-2018 = 5,185 HA) 5,185 HA

27

28 29 30 31 31 32 32 RAD Kab.HSS 2 RT H Private (RPJMD 2014-2018 = 2,593 HA) 2,593 HA 8 9 10 11 12 12 13 13 RAD Kab.HSS

III Revitalisasi Kawasan T ematik Perkotaan

1 Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau

P2KH Kawasan 1 1 1 1

2 Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan

Partisipasi Masy. Kecamatan 1 1 1

Sumber : RPJMD Kab.HSS 2014-2018, selanjut diOlah kembali data

SASARAN PROGRAM

Keterangan

RPIJMN 2015-2019 KPJM

No Uraian Sasaran Program Rencana Aksi

Daerah

(9)

VII - 9 VII.2.3 Kesiapan Daerah terhadap kriteria kesiapan (readiness criteria) program kegiatan sektor

Penataan Bangunan dan Lingkungan

Readiness Criteria penyelenggaraan kegiatan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan melalui

pendanaan APBN, sebagai berikut:

1. Readiness Criteria Usulan program kegiatan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan :

A. Kriteria Umum:

- Terdapat pada Kawasan Strategis Nasional sebagaimana ditetapkan pada PP no 26 tahun

2008 dan masuk dalam WPS

- Memiliki Perda RTRW atau sekurang-kurangnya Ranperda RTRW yang telah mendapatkan

persetujuan substansi Menteri

- Memiliki Perda Bangunan Gedung atau sudah Prolegda

- Tercantum di dalam RPIJM Kab / Kota.

- Menyatakan minatnya sebagai Kota Pusaka (Heritage Cities) / Kota Hijau yang tertuang dalam

P3KP & P2KH

B. Persyaratan :

- Memiliki RTBL yang disahkan menjadi Peraturan Walikota / Bupati

- Surat permintaan dukungan fasilitasi dari Walikota /Bupati kepada Ditjen CK, Kementerian PU

- Surat kesiapan lahan ( lahan milik Pemda dan tidak dalam sengketa), dibuktikan dengan copy

sertifikat lahan

- Surat kesanggupan untuk menerima asset dan penunjukan pengelola

- Masterplan dan atau DED siap lelang ditandatangani Kadis Teknis Kab/kota (untuk pekerjaan

fisik)

2. Readiness Criteria Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)

A. Persyaratan keanggotaan :

- Memiliki Perda RTRW

- Memiliki Perda BG

- Termasuk kab/kota yang responsive dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimum

(SPM) bidang penataan ruang

B. Persyaratan fasilitasi Non Fisik :

- Telah memiliki RAKH (Renc. Aksi Kota Hijau)

- Menyusun RTBL di Lokasi tercantum di dalam Dokumen RAKH

- Lokasi Perencanaan DED di lahan dengan kepemilikan oleh Pemda dan DED disetujui dan dittd

(10)

VII - 10

C. Persyaratan fasilitasi Fisik :

- Memiliki lahan dengan kepemilikan Pemda (Kab/Kot) yang siap bangun

- Memiliki DED perencanaan yang sesuai ketentuan panduan P2KH yang sudah dilegalisasi oleh

Pemda (Kab/Kota)

- Memiliki dokumen rencana penganggaran pemeliharaan RTH yang sudah dilegalkan

- Memiliki lembaga pengelolaan RTH yang telah dilegalkan

- Bersedia menerima aset

3. Readiness Criteria Program Penataan dan Pelestarian kota Pusaka (P3KP)

A. Persyaratan keanggotaan :

- Memiliki Perda RTRW yang telah disesuaikan dengan UUPR No.26/2007

- Memiliki Perda Bangun Gedung sesuai amanat dalam UUBG No.28/2002 dan PP.36/2005.

- Memiliki program dalam APBD selama beberapa tahun terakhir yang berkaitan erat dengan

upaya pelestarian pusaka dan memiliki komitmen pendanaan serta kelembagaan bagi P3KP.

- Memilki komitmen untuk bergabung dalam prakarsa P3KP.

- Memiliki dinas teknis yang siap terlibat aktif dalam P3KP.

- Memiliki komunitas yang peduli akan penataan dan pelestarian kota pusaka.

B. Persyaratan fasilitasi Non Fisik:

- Mengeluarkan SK TKPD (Tim Kota Pusaka Daerah)

- Telah memiliki RAKP (Renc. Aksi Kota Pusaka)

- Menyusun RTBL Kawasan Pusaka di Lokasi tercantum di dalam Dokumen RAKP

- Lokasi Perencanaan DED di lahan dengan kepemilikan oleh Pemda dan DED disetujui dan dittd

Dinas Teknis Kab/Kota

C. Persyaratan fasilitasi fisik:

- Memiliki Perwal/Perbup RTBL kawasan pusaka prioritas

- Menyusun/memiliki dokumen perencanaan/DED berdasarkan RAKP (Renc. Aksi Kota Pusaka)

- Lokasi kegiatan di lahan dengan kepemilikan oleh Pemda

- Menunjuk instansi pengelola aset yang dibangun

- Bersedia menerima aset

4. Readiness Criteria Program Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

Persyaratan :

- Vitalitas Ekonomi dan Degradasi Lingkungan

- Penurunan Nilai Lokasi

- Komitmen Pemda

(11)

VII - 11

- Kepemilikan Tanah di Kawasan tdk bersengketa dan jelas

- Kepadatan Fisik

5. Readiness Criteria Program Pengembangan Kawasan Destinasi Wisata

- Memiliki Perda BG

- Memiliki Perda RTRW

- Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (PP No. 50/2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025)

- Memiliki Perwal/Perbup RTBL

6. Readiness Criteria Program Rawan Bencana

- Peta bencana BNPB

- Keputusan Presiden terkait bencana nasional

- Hasil koordinasi dengan BNPB

7. Readiness Criteria Program Pos Lintas Batas Negara

- Instruksi Presiden No.6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara

Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.

- Sesuai arahan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP)

8. Readiness Criteria Program Kawasan Tematik Perkotaan dan Khusus Lainnya

Mendukung kegiatan strategis nasional / Direktif

Selanjutnya kriteria kesiapan (readiness criteria) usulan RPIJM kegiatan program sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Selatan di lampirkan pada Bab.8.

VII.2.4 Usulan kebutuhan program dan kegiatan Sektor pengembangan Permukiman

Usulan kebutuhan program dan kegiatan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten

Hulu Sungai Selatan di lampirkan pada Bab.8.

VII.3 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTIM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN VII.3.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan

1.A. Sub Sektor Air Limbah

Teknis :

 Penggunaan tangki septik masih sangat rendah (SPM) Pengolahan Air Limbah dengan tangki septik Kab.Hulu Sungai Selatan 2015 hanya sebesar 2,93% (SPM Randal

(12)

VII - 12

 Capaian akses pelayanan sistim Pengolahan air limbah (tangki septik dan Non Septik) ditahun 2015 baru sebesar 61,29% (dok.RAD 100-0-100 Randal Prov.Kalsel,2016).

 Belum memiliki dokumen Rencana Induk (Masterplan) Sistem Pengelolaan Air Limbah

untuk memadukan program-program terkait dengan Peningkatan Akses Penanganan Air

Limbah.

 Praktek pengurasan tinja sangat rendah per tahun yaitu 1-2 x per tahun.

 Belum merata sarana dan prasarana Sanimas disamping kesulitan lokasi lahan Sanimas.

 IPLT yang ada tidak berfungsi optimal karena belum ada regulasi mengenai retribusi penyedotan tinja dan masih ada beberapa permasalahan teknis pada IPLT itu sendiri.

(dok.SSK Pemutakhiran Kab.Hulu Sungai Selatan,2016)

Non Teknis :

 Belum adanya peraturan daerah IPLT Kabupaten Hulu Sungai Selatan

 Masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengurasan lumpur tinja secara berkala agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya;

 Masih minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penggunaan WC sehat dengan pengelolahan air limbah Dometik mengunakan tangki

Septitank ;

 Program pengelolaan air limbah belum menjadi skala prioritas oleh SKPD terkait terlihat dari belanjar APBD untuk pengolahan Air Limbah Sanitasi masih dibawah angka 2%

(dok.SSK Pemutakhiran Kab.Hulu Sungai Selatan,2016) baik penyediaan Sarana

prasarana, Peningkatan kualitas kuantitas SDM dan Advokasi Kampaye sistim

pengolahan air limbah .

 Perlu penguatan kelembagaan air limbah meliputi penguatan kapasitas SDM dan belum terpisahnya kelembagaan fungsi regulator dan kelembagaan operator dalam rangka

memperkuat funsi kelembagaan bidang pengolahan air limbah.

 Kurangnya peran media dalam sosialisasi dan kampanye pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan.

1.B. Sub Sektor Persampahan

Teknis :

 Kapasitas pengolahan sampah TPA Kab.Hulu Sungai Selatan sudah mulai penuh

(13)

VII - 13

tidak memiliki biaya operasional.

 Bank Sampah masih banyak yang belum beroperasi optimal karena tidak memiliki pengelola tetap.

 Cakupan layanan persampahan hanya melayani Kota Kandangan sedangkan untuk

wilayah kecamatan lainnya belum dilayani masyarakat mengelola sampahnya sendiri

dengan ditimbun dan dibakar

 Berdasarkan data Survey EHRA Kabupaten Hulu Sungai Selatan Jumlah KK yang melakukan pemilahan sampah (dok.AMPL Kab.HSS,2015) antara lain :

Tidak Pernah = 46,65%

Kadang-kadang = 42,13%

Sering = 4%

 Jumlah KK yang memiliki pengelolaan sampah berdasarkan Survey EHRA dengan cara di angkut tukang sampah dan dibuang serta dikubur di lubang sebanyak 9,76%, sedangkan

yang belum dikelola dengan baik dengan cara dibakar, dibuang ke sungai/kali/danau,

dibiarkan saja dan dibuang ke lahan kosong/kebun sebanyak 80,24%, sedangkan 10 % tidak

dapat diketahui cara pengelolaannya. (dok.AMPL Kab.HSS,2015).

Non Teknis :

 Belum optimalnya sosialisasi sistem pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem 3R (Bank sampah atau TPS 3R)

 Masih kurang kesadaran disiplin masyarakat dalam membuang sampah ke TPS seperti tidak tepat waktu, cara maupun tempat.

 Masih terbatasnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, untuk merubah paradigma bahwa sampah tidak lagi dianggap sebagai persoalan tapi bisa menjadi sumber

penghasilan

 Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengumpulan sampah dan pengelolaan sampah dengan konsep 3R.

 Perlu dikembangkan secara sistematis potensi masyarakat dalam melakukan sistem pengelolaan bank sampah di kelurahan menjadi sumber penghasil uang dari pengelola

sampah tersebut dengan mengajak minat pihak swasta berinvestasi di bidang pengelolaan

(14)

VII - 14 1.C. Sub Sektor Drainase

Teknis :

 Belum ada master plan drainase, sehingga pembangunan di bidang ini hanya berdasarkan usulan usulan/ keluhan masyarakat melaui forum musrenbang atau

berdasarkan pengamatan instansi terkait.

 Masalah koneksitas dari drainase tersier ke sekunder kemudian ke saluran primer belum terkoneksi sehingga aliran air menjadi lambat.

 Drainase kurang berfungsi karena sedimentasi yang cukup tinggi akibat sampah dan tanah masuk ke dalam saluran serta saluran di tutup untuk trotoar.

 Adanya sebagian besar wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang merupakan rawa dengan lama genangan >6 bulan

 Dimensi saluran/drainase yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan, sebagian besar terlalu sempit.

Non Teknis :

 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah kedalam saluran

drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun penutupan saluran akibat

dicor

 Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jaringan

pembuangan limbah baik limbah domestic maupun limbah home industri tanpa melalui

proses pengolahan limbah terlebih dahulu.

 Masih tingginya debit air yang langsung ditampung oleh penampang saluran drainase dan sungai akibat kurangnya pengetahuan/ kesadaran masyarakat untuk menampung air

hujan

VII.3.2 Sasaran Program

Untuk mewujudkan cita-cita visi RPJPN 2005-2025 dibuat rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) secara bertahap hingga di tahun 2025, Pemerintahan sekarang memasuki

Pembangunan Infrastruktur Permukiman RPJMN III 2015-2019 dengan mencanangkan target universal

100-0-100 , yaitu 100% akses pengolahan sanitasi (Air Limbah) pada tahun 2019. Berikut sasaran

(15)

VII - 15

MATRIK SASARAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN SISTIM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

KAB.HULU SUNGAI SELAT AN 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

6 7 8 9 10 11

I Sistem Pengolahan Air Limbah

A Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Pendampingan Penyusunan Perda IPLT NSPK 1

B Sistem Pengelolaan Air Limbah

1 Cakupan Pelayanan SPAL T erpusat %

2 Cakupan Pelayanan SPAL Setempat ( akses ) % 56,45 (BPS)

IPLT sdh dibangun 2014 namun belum berfungsi optimal

4 Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(SANIMAS) Paket 1 - 1 - 1 1 1 1

II Pengelolaan Persampahan

1 Penyusunan PT MP dan Desain di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Dokumen

1 TPA Kab.HSS, hampir

penuh sampah

2 Pendampingan Penyusunan Ranperda Bidang Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Dokumen

1

3 Cakupan Pelayanan Persampahan (Pengangkutan Sampah)

%

89,74 93,140 95,000 98,000100 100 100 100

4 Sistem Penanganan Persampahan Berbasis

Masyarakat (T PS3R) Paket - 1 1 - 1 1 1 1

III Drainase Permukiman

1 Penyusunan Perda tentang Pengelolaan Sistem

Drainase NSPK 1

2 Masterplan Outplane dan Perencanaan Drainse

Perkotaan

(16)

VII - 16 VII.3.3 Kesiapan Daerah terhadap kriteria kesiapan (readiness criteria) program kegiatan sektor

Pengembangan Sistim Penyehatan Lingkungan dan Permukiman

Readiness Criteria penyelenggaraan kegiatan sektor Pengembangan Sistim Penyehatan

Lingkungan dan Permukiman melalui pendanaan APBN, sebagai berikut:

A. Kriteria Umum :

- Telah mengikuti Program PPSP (memiliki dokumen buku putih, SSK, dan MPS)

- Memiliki Perda RTRW atau sekurang-kurangnya Ranperda RTRW yang telah mendapatkan

persetujuan substansi Menteri

- Memiliki Perda Bangunan Gedung atau sudah Prolegda

- Tercantum di dalam RPIJM Kab / Kota

- Surat Minat Pemerintah Daerah

- Kawasan Rawan Sanitasi dalam Buku Putih

- Kesediaan Master Plan/DED.

- Kesiapan lokasi Lahan siap diantaranya Surat legalitas lahan BPN .

- Institusi Pengelola Pasca Konstruksi (KSM, UPTD, BLUD, dll)

- Surat Kesediaan Menerima Hibah

B. Kriteria Khusus :

B.1 Readiness Criteria pembangunan Prasarana Air Limbah Terpusat (off-site)

a. Adanya surat minat permohonan dari Pemerintah Kota

b Kabupaten/Kota peserta Program PPSP

c. Tercantum dalam dokumen RPIJM

d. Tersedia Master Plan/FS/DED/Amdal sektor/UKL/UPL

e. Sasaran kota besar/metropolitan dengan penduduk > 1 juta jiwa

f. Tersedia lahan untuk IPAL dari Pemda (±10.000 m²)

g. Tersedia institusi yang akan mengelola prasarana yang akan dibangun

h. Tersedia dana yang cukup untuk sosialisasi SR, pembangunan SR dan operasional sistem

yang dibangun

Peran Pusat :

Pembangunan IPAL, Jaringan pipa sewer utama (main trunk) sampai dengan pipa lateral

B.2. Pembangunan Prasarana Air Limbah Setempat (on-site) berbasis masyarakat

a. Adanya surat minat/permohonan dari Pemerintah Kabupaten/Kota

(17)

VII - 17 – Padat

– Kumuh

– Miskin

c. Tersedia lahan dari masyarakat

d. Tersedia dukungan/pembinaan dari Pemda pasca konstruksi (SKPD tersedia)

Peran Pusat :

Membantu pendanaan fasilitator dan konstruksi Sarana Rp 350 – 400 juta /lokasi untuk 100 KK

B.3. Pembangunan IPAL Kawasan/RSH

a. Adanya surat minat permohonan dari Pemerintah Kota

b. Kabupaten/Kota peserta Program PPSP

c. Tercantum dalam dokumen RPIJM

d. Tersedia Master Plan/FS/DED/Amdal sektor/UKL/UPL

e. Sasaran skala kawasan/permukiman/kompleks perumahan

f. Tersedia lahan untuk IPAL dari Pemda

g. Tersedia institusi yang akan mengelola prasarana yang akan dibangun

h. Tersedia dana yang cukup untuk sosialisasi SR, pembangunan SR dan operasional sistem

yang dibangun

Peran Pusat :

Pembangunan IPAL Kawasan, Jaringan pipa sewer sampai dengan pipa lateral

B.4 Pembangunan IPLT

a. Adanya surat minat permohonan dari Pemerintah Kota

b. Kabupaten/Kota peserta Program PPSP

c. Tercantum dalam dokumen RPIJM

d. Tersedia Master Plan/FS/DED/Amdal sektor/UKL/UPL

e. Tersedia lahan untuk IPLT dari Pemda (±3.000 – 5.000 m²)

f. Tersedia kelembagaan pengelola IPLT

g. Tersedia kendaraan angkut tinja

h. Manajemen pengumpulan lumpur tinja dari rumah tangga

i. Pengawasan kualitas septic tank

Peran Pusat :

(18)

VII - 18

B.5 Pembangunan Prasarana TPA

a. Adanya minat/permohonan dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk prasarana yang

direncanakan

b. Adanya dokumen Master Plan Persampahan / PTMP/Studi Kelayakan/ DED/AMDAL/UKL/UPL

c. Adanya kesiapan lahan

d. Adanya kesiapan institusi pengelola

e. Tersedia dana O & P untuk pengelolaan TPA dan pengumpulan serta pengangkutan sampah

ke TPA

Peran Pusat :

membangun TPA Regional dan pengadaan alat berat yang diperlukan;

Revitalisasi TPA menjadi semi sanitary/control landfill; pilot pembangunan TPA kota

dengan sistem semi sanitary/control landfill dan pengadaan alat berat.

B.6 Pembangunan Prasarana Persampahan 3R

a. Adanya minat/permohonan dari Pemda terhadap program ini

b. Adanya usulan lokasi dari Pemda

c. Adanya kesiapan Pemda untuk mendampingi masyarakat pada proses sosialisasi,

perencanaan, pelaksanaan fisik sampai dengan operasional sistem yang dibangun

d. Adanya unit yang ditunjuk utnuk pembinaan kepada kelompok masyarakat

e. Tidak adanya proses pembebasan lahan / sudah tersedia lahan dari masyarakat

Peran Pusat :

• Pengadaan peralatan 3R

• Penyediaan tenaga fasilitator dan program pelatihan

VII.3.4 Usulan kebutuhan program kegiatan sektor Pengembangan Sistim Penyehatan Lingkungan dan Permukiman

Usulan kebutuhan program kegiatan Sektor Pengembangan Sistim Penyehatan Lingkungan dan

(19)

VII - 19 VII.4 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTIM PENYEDIAAN AIR MINUM

VII.4.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan

Sesuai RPJMN 2015-2019 Pemerintah dalam hal ini Kemen.pupr mencanangkan gerakan target

universal 100-0-100 ditahun 2019 diantaranya yakni 100% tersedianya akses penyedian Air Minum ,

karenanya Pemda Kabupaten Hulu Sungai Selatan menyambut baik dengan mengkolaborasi sinergi

program kegiatan sektor penyedian Air Minum. Namun dalam perjalanan implementasinya pembangunan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan memerlukan dukungan semua dalam pembangunan penyedian air minum

aman bagi masyarakat. Berikut permasalahan pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Hulu

Sungai Selatan di mana dapat dilihat dari permasalahan pembangunan Kabupaten secara umum, Sebagai

berikut :

A. Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana (dok.AMPL Kab.HSS,2015):

- Cakupan layanan air Minum Kab.Hulu Sungai Selatan baru (SPM) mencapai sebesar 66,14 % dilayani oleh system perpipaan dan non perpipaan.

- Pelayanan air minum untuk wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan di wilayah perkotaan dilayani

oleh PDAM dan di wilayah perdesaan masih menggunakan air minum non perpipaan dengan sumber

air berasal dari sumur, sungai dan mata air lainnya. Sumber air minum rumah tangga yang terbesar

adalah bersumber dari air sungai 32,54% (BPS 2016), kemudian sumur Bor/pompa 27,34% baru air

bersih PDAM sebesar 26,26% (BPS 2016).

B. Aspek Pendanaan (dok.AMPL Kab.HSS,2015):

Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Sistem Air Bersih

Perkotaan dan Sistem Air Bersih Perdesaan. Untuk Perkotaan sebagai tanggung jawab PDAM Kab.

Hulu Sungai Selatan yang mengelola jaringan air bersih perkotaan, di perdesaan sebagai tanggung

jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Hulu Sungai Selatan dalam hal penyediaan

prasarana dan sarananya, adapun pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.

C. Aspek Kelembagaan (dok.AMPL Kab.HSS,2015):

Untuk daerah perkotaan pelayanan air bersih dilaksanakan oleh PDAM, dengan Daerah pelayanan

BNA Kota Kandangan meliputi wilayah pelayanan sebagai berikut :

1. Wilayah Kandangan Kota

2. Wilayah Kandangan Utara

3. Wilayah Kandangan Barat

4. Wilayah Kandangan Selatan

(20)

VII - 20

6. Wilayah Sungai Raya

Disamping itu juga terdapat daerah pelayanan diluar batas administrasi dan tentatif Kota Kandangan.

Hal ini terjadi karena adanya interkoneksi sistem jaringan distribusi dengan beberapa IKK yang

menyebabkan meluasnya wilayah pelayanan BNA Kota Kandangan. IKK yang termasuk kedalam

wilayah pelayanan BNA Kota Kandangan adalah sebagai berikut :

• IKK Padang Batung

• IKK Angkinang – Telaga Langsat

• IKK Kalumpang

• IKK Simpur – Sungai Raya

D. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum (dok.AMPL Kab.HSS,2015):

Undang-Undang Republik Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2007 Tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan.

Keputusan Presiden Republik Indonesia

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi

Pengelolaan Sumber Daya Air.

Keputusan Menteri Republik Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/ 2004 tentang

Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

Petunjuk Teknis

1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran

Dalam Penyediaan Air Bersih.

2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan

Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.

Peraturan daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Kepengurusan

dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Peraturan Bupati

1. Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 017 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan

(21)

VII - 21

2. Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 02 Tahun 2007 Tentang Tarif Air Minum pada

Perusahaan Daerah air Minum Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Surat Keputusan Bupati Hulu Sungai Selatan

1. SK Bupati Nomor Nomor 203 Tahun 2011 Tentang Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air

Minum.

VII.4.2 Sasaran Program

Untuk mewujudkan cita-cita visi RPJPN 2005-2025 dibuat rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) secara bertahap hingga di tahun 2025, Pemerintahan sekarang memasuki

Pembangunan Infrastruktur Permukiman RPJMN III 2015-2019 dengan mencanangkan target universal

100-0-100 , yaitu 100% akses penyedian air minum pada tahun 2019. Berikut sasaran program kegiatan

(22)

VII - 22 MATRIK SASARAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN SISTIM PENYEDIAAN AIR MINUM

KAB.HULU SUNGAI SELATAN 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

6 7 8 9 10 11

I Sistem Perpipaan

1 Kebocoran % 19 19 19 18 17 17 17 17 Rispam Kab.HSS,2014

2 Cakupan Pelayanan Penduduk % 63,96 66,14 76,8 83 89,53 89,53 89,53 89,53 Dok.RAD Randal Kalsel,2016,utk Kab.HSS

3 Kapasitas terpasang Lr/Dtk

255 255 255 265 265 265 265 265

Dok.RAD Randal Kalsel,2016,utk Kab.HSS

4

Idle Capasity

Lr/Dtk 80,10 80,10 80,10 80,10 80,10 80,10 80,10 80,10

Dok.RAD Randal Kalsel,2016,utk Kab.HSS (Pemanfaatan idle capasity)

I Sistem bukan Perpipaan

1 Cakupan Pelayanan Penduduk % 44 52 60 92 96 96 96 96 RAD AMPL Kab.HSS,2015

No Uraian Sasaran Program

Rencana Aksi Daerah

SASARAN PROGRAM

Keterangan

RPIJMN 2015-2019 KPJM

(23)

VII - 23 VII.4.4 Usulan kebutuhan program kegiatan sektor Pengembangan Sistim Penyedian Air Minum

Usulan kebutuhan program kegiatan Sektor Pengembangan Sistim Penyedian Air Minum Kabupaten

(24)

VII - 24

Contents

VII.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN ... 1

VII.1.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan... 1

VII.1.2 Sasaran Program ... 2

VII.1.3 Kesiapan Daerah terhadap kriteria kesiapan (readiness criteria) program kegiatan sektor Pengembangan Permukiman ... 5

VII.1.4 Usulan kebutuhan program dan kegiatan Sektor pengembangan Permukiman ... 5

VII.2 SEKTOR PENATAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN ... 6

VII.2.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan... 6

VII.2.2 Sasaran Program ... 7

VII.2.3 Kesiapan Daerah terhadap kriteria kesiapan (readiness criteria) program kegiatan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ... 9

VII.2.4 Usulan kebutuhan program dan kegiatan Sektor pengembangan Permukiman ... 11

VII.3 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTIM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN ... 11

VII.3.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan... 11

1.A. Sub Sektor Air Limbah ... 11

1.B. Sub Sektor Persampahan ... 12

1.C. Sub Sektor Drainase ... 14

VII.3.2 Sasaran Program ... 14

VII.3.3 Kesiapan Daerah terhadap kriteria kesiapan (readiness criteria) program kegiatan sektor Pengembangan Sistim Penyehatan Lingkungan dan Permukiman ... 16

VII.3.4 Usulan kebutuhan program kegiatan sektor Pengembangan Sistim Penyehatan Lingkungan dan Permukiman ... 18

VII.4 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTIM PENYEDIAAN AIR MINUM ... 19

VII.4.1 Isu Strategis, kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan... 19

VII.4.2 Sasaran Program ... 21

VII.4.4 Usulan kebutuhan program kegiatan sektor Pengembangan Sistim Penyedian Air Minum ... 23

(25)

Gambar

Tabel VII. 1 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Tabel VII. 2 Sasaran program penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tabel VII. 3 Matrik Sasaran Program Sektor Pengmbangan Sistim Penyehatan Ling.Permukiman

Referensi

Dokumen terkait

Jika dibandingkan dengan film-film mengenai autis yang didominasi dengan tingkat kecerdasan yang tinggi dan tidak mengalami kesulitan dan perjuangan yang ekstrem,

9 Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah yaitu dengan faktor keagamaan, faktor pelayanan, faktor

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengungkap lebih jauh ada tidaknya hubungan antara sikap terhadap keperawanan dengan intensitas perilaku seksual

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan tak lupa juga shalawat serta salam untuk nabi besar Muhammad SAW, karena berkat rahmat dan

Sistem pendukung keputusan penerimaan karyawan baru dengan metode Analytical Hierarchy Process memberikan hasil seleksi yang terbaik dari nilai-nilai yang dianggap tidak

Setelah didapatkan bobot kepentingan untuk masing-masing subkriteria maka tahapan selanjutnya adalah meranking prioritas untuk alternatif supplier yang dianggap

Data Barang Data Pembeli Data Salesman Data Supplier User Tambah Stok Barang Transaksi Penjualan Laporan Penjualan per Faktur Laporan Pembelian per Faktur Laporan

Penelitian “Peningkatan Kadar Unsur Hara pada Tanah dan Daun Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis guinensis , Jacq) Melalui Fertigasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit