• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait khususnya dalam bidang ketenagakerjaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Akhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait khususnya dalam bidang ketenagakerjaan."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

i

Pada tahun anggaran 2014 salah satu kegiatan Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan adalah Penyusunan Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja ini secara umum adalah memuat data dan informasi kepesertaan jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan kematian dan program jaminan sosial bagi tenaga kerja bukan penerima upah.

Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja baik tenaga kerja penerima upah maupun tenaga kerja bukan penerima upah disajikan menurut provinsi dan menurut program jaminan sosial. Program jaminan sosial tenaga kerja ini mulai dari tanggal 1 Januari tahun 2014 telah diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, dan pada program jaminan sosial tenaga kerja ini hanya terdapat 3 program yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan kematian. Dan mulai tanggal 1 Januari tahun 2014 program jaminan kesehatan telah dialihkan dan dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja mengacu

pada Permenakertrans RI. No. 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Kepmenakertrans Nomor KEP.250/MEN/XII/2008 Tentang Klasifikasi dan Karakteristik Data dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan, dan Permenakertrans Nomor PER.03/MEN/II/2009 Tentang Pedoman Penyajian Informasi Ketenagakerjaan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyajian data dan informasi ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan, sebagai bahan penyempurnaan lebih lanjut dimasa yang akan datang. Kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan data dan informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan disampaikan terima kasih.

(2)

Jakarta, November 2014 Kepala

Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan,

Edi Purnama, SH, MM

(3)

iii

Kami menyambut baik atas tersusunnya buku Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan berbagai karakteristiknya. Ini merupakan salah satu wujud komitmen Balitfo sebagai penyedia data dan informasi ketenagakerjaan yang benar, akurat dan lengkap serta berkesinambungan, dalam upaya menyediakan data dan informasi ketenagakerjaan kepada berbagai pihak terkait khususnya bagi Ditjen. Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dalam rangka mengembangkan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja baik tenaga kerja penerima upah maupun bagi tenaga kerja bukan penerima upah khususnya, dan digunakan sebagai salah satu bahan dalam perumusan kebijakan perencanaan strategi dan pelaksanaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja umumnya.

Kepada jajaran Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan, Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. yang telah menyusun buku Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kami ucapkan terima kasih.

Akhirnya, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pihak terkait dalam rangka penyusunan kebijakan di bidang

ketenagakerjaan.

Jakarta, November 2014

Kepala Badan

Penelitian, Pengembangan dan Informasi

Dr. Ir. Sugiarto Sumas, M.T.

(4)

Sambutan ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Grafik ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Hukum ... 4

C. Tujuan ... 6

BAB II PENJELASAN TEKNIS ... 7

A. Metodologi ... 7

1. Pengumpulan Data ... 7

2. Pengolahan Data ... 7

3. Analisis Data ... 7

4. Penyajian Data dan Informasi ... 8

B. Ruang Lingkup ... 8

C. Definisi Operasional ... 8

D. Sistematika Penulisan ... 10

BAB III KONDISI KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ... 11

A. Kepesertaan Jamsostek Dalam Hubungan Kerja .... 11

1. Program Jaminan Kecelakaan Kerja... 12

2. Program Jaminan Hari Tua ... 20

3. Program Jaminan Kematian ... 26

B. Kepesertaan Jamsostek di Luar Hubungan Kerja ... 32

(5)

vii

Tabel 1 Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Penerima Upah di Indonesia menurut provinsi s/d

bulan Juni tahun 2014 ... 29

Tabel 2 Jaminan Kecelakaan Kerja Penerima Upah di

Indonesia menurut provinsi s/d bulan Juni tahun

2014 ... 30

Tabel 3 Jaminan Hari Tua Penerima Upah di Indonesia

menurut provinsi s/d bulan Juni tahun 2014 ... 31

Tabel 4 Jaminan Kematian Penerima Upah di Indonesia

menurut provinsi s/d bulan Juni tahun 2014 ... 32

Tabel 5 Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada

Tenaga Kerja Bukan Penerima Upah di Indonesia

(6)

Grafik 1 Jumlah Penerimaan Jaminan Kecelakaan Kerja ... 17

Grafik 2 Jumlah Hak Yang Diterima dalam Program

Jaminan Kecelakaan Kerja ... 19 Grafik 3 Jumlah Penerimaan Jaminan Hari Tua ... 23

Grafik 4 Jumlah Hak Yang Diterima dalam Program

Jaminan Jaminan Hari Tua ... 25 Grafik 5 Jumlah Penerimaan Jaminan Kematian ... 29

Grafik 6 Jumlah Hak Yang Diterima dalam Program

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. 2 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No. PER.12/MEN/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, salah satu tugas dan fungsi Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan adalah melaksanakan pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan. Sebagai salah satu kumpulan data dan informasi ketenagakerjaan, Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagai salah satu bahan penyusunan kebijakan, strategi, perencanaan dan program pembangunan

bidang ketenagakerjaan dalam rangka peningkatan

kesejahteraan pekerja.

Sesuai dengan UU RI. No. 3 tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, program Jamsostek bersifat wajib bagi perusahaan yang mempekerjakan 10 pekerja atau lebih dan/atau sekurang-kurangnya membayar upah 1 juta rupiah per bulan. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau

(8)

keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.

Program BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap pekerja yang sebagian dibebankan kepada perusahaan, dengan memberikan pelayanan berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Dalam perkembangannya, sesuai dengan amanah UU RI. No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), program tersebut bertambah menjadi 5 (lima) yang salah satunya adalah Jaminan Pensiun. Namun dalam pelaksanaannya, sesuai dengan amanah UU RI. No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, mulai per tanggal 1 Januari 2014 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) telah dialihkan pada lingkup PT. Asuransi Kesehatan (ASKES) yang sekarang berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dan PT. Jamsostek (Persero) berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan peraturan perundangan tersebut, sehingga memerlukan pembinaan. Agar pembinaan tersebut dapat dilakukan lebih efektif, maka perlu adanya dukungan data dan informasi jaminan sosial tenaga kerja yang lengkap, akurat dan berkesinambungan.

(9)

Sampai dengan saat ini pengelolaan data dan informasi jaminan sosial tenaga kerja menunjukkan perkembangan yang cukup baik karena adanya dukungan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Disadari bahwa data dan informasi tersebut merupakan suatu hal yang sangat penting, berharga dan bernilai, apabila data tersebut

dicatat dan dilaporkan secara tepat, benar, dan

berkesinambungan, sehingga dapat dilihat perkembangan kepesertaan program Jamsostek dari tahun ke tahun sebagai hasil dari kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh jajaran Ditjen. Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka salah satu kegiatan Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan pada tahun anggaran 2014 adalah melakukan penyusunan Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan jo Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja yang disusun berdasarkan Permenakertrans RI. No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Kepmenakertrans RI. No. KEP. 250/MEN/XII/2008 Tentang Klasifikasi dan Karakteristik Data

dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan. Hal tersebut

dimaksudkan agar pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan termasuk data dan informasi jaminan sosial

(10)

tenaga kerja dapat dilakukan secara baik sehingga ada kesamaan persepsi dalam penyajiannya.

B. Dasar Hukum

Landasan hukum kegiatan Penyusunan Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja ini adalah :

1. Undang-Undang RI. No : 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja;

2. Undang-Undang RI. No : 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan;

3. Undang-Undang RI. No : 40 Tahun 2004 Tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional;

4. Undang-Undang RI. No : 24 Tahun 2011 Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial;

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No :

PER.24/MEN/VI/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Yang Melakukan Pekerjaan di Luar Hubungan Kerja;

6. Peraturan Pemerintah RI. No. 15 Tahun 2007 Tentang Tata

Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja;

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No :

PER.01/MEN/I/2009 Tentang Pedoman Penggunaan

(11)

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No.

PER.03/MEN/II/2009 Tentang Pedoman Penyajian

Informasi Ketenagakerjaan;

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No.

PER.11/MEN/V/2009 Tentang Tata Cara Pemantauan dan

Evaluasi Pengelolaan Data dan Informasi

Ketenagakerjaan;

10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No :

PER.19/MEN/IX/2009 Tentang Pembangunan dan

Pengembangan Sistem Informasi Ketenagakerjaan;

11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No.

PER.12/MEN/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

12. Peraturan Pemerintah RI. No : 84 Tahun 2013 Tentang

Perubahan kesembilan atas Peraturan Pemerintah RI. Nomor : 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No.

1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

KEP.250/MEN/XII/2008 Tentang Klasifikasi dan

Karakteristik Data Dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan;

14. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dari

Pusdatinaker, Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun Anggaran 2014 No. DIPA-026.11.1.452703/2014 tanggal 5 Desember 2013.

(12)

C. TUJUAN

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kegiatan Penyusunan Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja bertujuan :

1. Mengidentifikasi berbagai jenis data dan informasi jaminan

sosial ketenagakerjaan.

2. Menyajikan data dan informasi jaminan sosial

ketenagakerjaan sesuai klasifikasi dengan berbagai karakteristiknya.

(13)

BAB II

PENJELASAN TEKNIS

A. METODOLOGI

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan melalui koordinasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, dengan menggunakan instrumen

berupa format tabulasi sesuai dengan

Permenakertrans RI. No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Kepmenakertrans No. 250 Tahun 2008 Tentang Klasifikasi dan Karakteristik Data Dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan.

2. Pengolahan data

Data yang sudah terkumpul diolah, mengacu pada Permenakertrans nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Kepmenakertrans RI. No. 250 Tahun 2008 Tentang Klasifikasi dan Karakteristik Data dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan.

3. Analisis data

Data yang sudah diolah menurut klasifikasi dengan berbagai karakteristiknya, selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

4. Penyajian Data dan Informasi

Data dan informasi kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja disajikan kedalam bentuk narasi dan tabel

(14)

sesuai Permenakertrans RI. No. 03 Tahun 2009

Tentang Pedoman Penyajian Informasi

Ketenagakerjaan.

B. RUANG LINGKUP

Secara substansi data dan informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang disajikan meliputi data dan informasi Kepesertaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Dalam Hubungan Kerja dan Kepesertaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Di Luar Hubungan Kerja, yang mencakup Data dan Informasi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kematian, periode tahun 2014.

C. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk menghindari perbedaan persepsi terhadap berbagai istilah yang digunakan dalam Penyusunan Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu

perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

(15)

2. Tenaga kerja bukan penerima upah adalah setiap

pekerja yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri.

3. Peserta adalah tenaga kerja bukan penerima upah yang

telah membayar iuran.

4. Wadah adalah organisasi yang dibentuk oleh, dari

dan untuk peserta dalam rangka membantu penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja bukan penerima upah.

5. Penanggung jawab wadah adalah Pihak yang ditunjuk

oleh peserta untuk mewakili peserta dalam hal menyelesaikan hak dan kewajiban para peserta yang meliputi pengumpulan iuran, penyetoran iuran dan pengurusan klaim.

6. Mitra Kerja adalah Wadah atau Institusi atau

Organisasi yang telah melakukan Ikatan Kerjasama (IKS) dengan BPJS Ketenagakerjaan sebagai Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja bukan penerima upah.

7. Penghasilan adalah perolehan dari hasil usaha atau

pekerjaan dalam proses produksi barang dan jasa yang dinilai dalam bentuk uang.

8. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi

pada saat tenaga kerja melakukan aktivitas sesuai dengan pekerjaannya.

9. Cacat adalah keadaan hilang atau berkurangnya

fungsi anggota badan yang secara langsung atau

(16)

berkurangnya kemampuan untuk menjalankan pekerjaan.

10. Sakit adalah setiap gangguan kesehatan yang

memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan.

11. Pekerja/buruh adalah setiap pekerja yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk

lain (UU No. 13 Tahun 2003, tentang

Ketenagakerjaan).

12. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan,

pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya

yang mempekerjakan tenaga kerja dengan

membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain (UU No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan).

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Buku Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja ini terdiri atas 4 (empat) bab, Bab I Pendahuluan mencakup tentang latar belakang dan tujuan. Bab II Penjelasan Teknis mencakup metoda, ruang lingkup, definisi operasional dan sistimatika, Bab III Kondisi Kepesertaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Penerima Upah dan Bukan Penerima Upah, dan Bab IV Penutup, serta Lampiran-lampiran.

(17)

BAB III

KONDISI KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL

TENAGA KERJA

Undang-Undang RI. No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). BPJS dibagi menjadi 2 yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Penyajian Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku ini hanya terbatas pada data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. Yang meliputi program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), program Jaminan Hari Tua (JHT), program Jaminan Kematian (JK).

A. Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Penerima

Upah.

Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja menurut Provinsi Tahun 2014 sampai dengan bulan Juni.

Pada tahun 2014 sampai dengan bulan Juni, jumlah perusahaan wajib belum daftar BPJS ketenagakerjaan yang tercatat sebanyak 400.927 Perusahaan, dan jumlah perusahaan terdaftar hanya 200.506 Perusahaan. Ini berarti masih banyak perusahaan wajib yang belum daftar (PWBD) 50.01%. Hal ini menunjukan masih perlunya

pembinaan pengawasan ketenagakerjaan untuk

menyadari pihak perusahaan agar mematuhi penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaannya. Sedangkan jumlah peserta tenaga kerja terdaftar sebanyak 12.370.649 tenaga kerja, yakni pada program Jaminan

(18)

Kecelakan Kerja sebanyak 12.370.649 tenaga kerja, Jaminan Kematian sebanyak 12.370.649 tenaga kerja, Jaminan Hari Tua sebanyak 12.370.649 tenaga kerja . (Tabel.1)

1.

Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah sebagai salah satu jenis risiko kerja yang mungkin terjadi dimanapun dan dalam bidang pekerjaan apapun. Akibat dari kecelakaan kerja bisa bermacam-macam, mulai dari luka ringan, luka parah, cacat sebagian, cacat fungsi, cacat total,

bahkan meninggal dunia. Memberikan rasa aman

dalam melakukan tanggung jawab pengusaha melalui pengalihan resiko kepada BPJS Ketenagakerjaan dengan membayar iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi tenaga kerjanya yang jumlahnya berkisar antara 0,24% - 1,74% dari upah sebulan, sesuai dengan kelompok resiko jenis usaha.

a. Manfaat Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau

menderita penyakit yang berkaitan dengan

(19)

Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum pada kelompok iuran sebagai berikut:

1). Biaya Transport (Maksimum)

- Darat/Sungai/Danau Rp 750.000,- - Laut Rp 1.000.000,-

- Udara Rp 2.000.000,-

2). Sementara tidak mampu bekerja

- Empat (4) bulan pertama, 100% upah sebulan

- Empat (4) bulan kedua, 75% upah sebulan - Selanjutnya 50% x upah sebulan

3). Biaya Pengobatan/Perawatan Rp 20.000.000,- (maksimum) 4). Penggantian gigi tiruan Rp.2.000.000,- (maksimum) 5). Santunan Cacat

- Sebagian-tetap : % tabel x 80 bulan upah

- Total-tetap :

Sekaligus : 70 % x 80 bulan upah

Berkala (24 bulan) Rp 200.000,- per bulan*

- Kurang fungsi : % kurang fungsi x % tabel x

80 bulan upah

6). Santunan Kematian

- Sekaligus : 60 % x 80 bulan upah

- Berkala (24 bulan) : Rp. 200.000,- per bulan*

(20)

- Biaya pemakaman : Rp 2.000.000,-* 7). Biaya Rehabilitasi

- Rehabilitasi medis Rp. 2.000.000,- (maksimum)

- Penggantian pembelian alat bantu/ kursi roda (orthese) dan/ atau alat pengganti anggota badan (prothese) maksimal 140% dari patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah.

8). Penyakit akibat kerja

31 (tiga puluh satu) jenis penyakit akibat hubungan kerja sampai dengan 3 tahun setelah berhenti bekerja sesuai dengan Keputusan Presiden RI. No. 22 Tahun 1993.

b. Tata Cara Menjadi Peserta

Untuk menjadi peserta program BPJS

Ketenagakerjaan pengusaha ataupun tenaga kerja melakukan pendaftaran dengan cara :

1) Menghubungi kantor BPJS Ketenagakerjaan

terdekat, dan dapat juga menghubungi service point office BPJS Ketenagakerjaan.

2) Mengisi formulir F1 untuk pendaftaran

perusahaan.

3) Mengisi formulir F1a untuk pendaftaran tenaga

(21)

Ketenagakerjaan.(sesuai dengan PP nomor 84 Tahun 2013)

c. Iuran

- Program BPJS Ketenagakerjaan :

% Iuran dikali Upah dan menjadi tanggungan Perusahaan/ Tenaga Kerja

- JKK : 0,24 – 1,74

d. Tentang Tauma Center (TC)

Manfaat lain dari program JKK yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan saat ini adalah dengan memperluas jaringan pelayanan kesehatan dengan membentuk jejaring Trauma Center (TC) dengan beberapa Rumah Sakit dan Klinik.

e. Manfaaf Trauma Center (TC)

Tujuan dibentuknya Trauma Center (TC) adalah agar peserta lebih mudah menjangkau rumah sakit/klinik dan mempermudah administrasi pada saat terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat ditangani secara cepat dan tepat.

Jaminan Kecelakaan Kerja Tenaga Kerja Penerima Upah menurut Provinsi Tahun 2014 sampai dengan bulan Juni.

(22)

Pada tahun 2014 sampai dengan bulan Juni, jumlah pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan pada program jaminan kecelakan kerja sebanyak 12.370.649 tenaga kerja. Jumlah peserta pada program jaminan kecelakaan kerja tertinggi terdapat di Provinsi DKI. Jakarta yaitu sebanyak 3.507.694 tenaga kerja, kemudian diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebanyak 2.145312 tenaga kerja dan Jawa Timur sebanyak 1.276.496 tenaga kerja. Sedangkan yang terendah di Provinsi Gorontalo yaitu sebanyak 13.049 tenaga

(23)

Grafik 1. Jumlah Penerimaan Jaminan Kecelakaan Kerja 151 3.984 739 1.558 478 497 258 443 110 3.444 3.196 10.996 5.796 503 11.339 7.353 315 17 15 237 543 186 739 64 37 205 18 16 -17 7 83 20 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA … KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA

(24)

Jumlah Pekerja penerima jaminan kecelakaan kerja pada tahun 2014 sampai dengan bulan Juni sebanyak 53.364 kasus dengan hak yang diterima sebesar 463.307.148.574,80 rupiah. Jumlah pekerja penerima jaminan kecelakaan kerja tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 11.339 kasus dengan hak yang diterima sebesar 52.981.717.076,28 rupiah dan pada Provinsi Jawa Barat dengan jumlah pekerja penerima Jaminan Kecelakaan Kerjanya lebih kecil yaitu 10.996 kasus, namun jumlah hak yang diterima lebih besar yaitu sebesar 200.473.488.737,77 rupiah. Sedangkan jumlah penerima Jaminan Kecelakaan Kerja terendah terdapat pada Provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 7 kasus dengan hak yang diterima sebesar 49.513.038,76 rupiah. Dan provinsi yang sama sekali belum ada datanya yaitu Provinsi Sulawesi Barat dikarenakan belum adanya cabang BPJS

(25)

Grafik 2. Jumlah Hak Yang Diterima dalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja

2.702.456.740,69 15.633.589.437,28 3.260.769.162,01 12.620.022.577,50 3.804.754.909,73 5.522.693.592,21 1.395.791.305,78 2.872.232.794,40 1.262.439.763,55 12.435.537.209,06 60.624.327.907,79 200.473.488.737,77 22.942.180.894,32 2.842.413.290,94 52.981.717.076,28 26.156.115.804,96 3.525.483.865,22 1.277.909.120,50 433.804.642,79 2.103.243.000,13 3.659.559.799,08 2.806.219.965,52 12.267.710.296,10 750.570.843,31 618.100.551,31 3.272.905.902,13 628.814.091,08 190.968.710,89 -401.048.916,89 49.513.038,76 2.833.942.691,68 956.821.935,14 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA … KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA

(26)

2.

Program Jaminan Hari Tua

Program Jaminan Sosial Hari Tua (JHT) merupakan program penghimpunan dana yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat dipergunakan oleh peserta terutama bila penghasilan yang bersangkutan terhenti karena berbagai sebab, seperti meninggal dunia, cacat total tetap atau telah mencapai usia pensiun (55 tahun).

a. Manfaat Jaminan Hari Tua

Kemanfaatan Jaminan Hari Tua dibayarkan kepada

peserta berdasarkan akumulasi dan hasil

pengembangannya, jika peserta memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut :

1) Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia,

atau cacat total tetap.

2) Mengalami PHK setelah menjadi peserta

sekurang-kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu 1 bulan.

3) Menjadi warga negara asing dengan pergi ke

luar negeri dan tidak kembali, atau menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)/TNI/POLRI.

b. Iuran Program Jaminan Hari Tua

 Program BPJS Ketenagakerjaan :

(27)

c. Tata Cara Pengajuan Jaminan

1. Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5 BPJS

Ketenagakerjaan kepada kantor BPJS

Ketenagakerjaan setempat dengan

melampirkan:

a. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli b. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotocopy) c. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari

perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial

d. Kartu Keluarga (KK)

2. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja

yang mengalami cacat total dilampiri

dengan Surat Keterangan Dokter

3. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah Republik Indonesia dilampiri dengan:

a. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia b. Fotocopy Paspor

c. Fotocopy VISA

4. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 thn dilampiri:

a. Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan

(28)

5. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55 tahun telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa tunggu 1 (satu) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan:

a. Fotocopy surat keterangan berhenti bekerja

dari perusahaan

b. Surat pernyataan belum bekerja lagi

c. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga

kerja yang menjadi Pegawai Negeri

Sipil/TNI/POLRI

Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut BPJS Ketenagakerjaan melakukan pembayaran JHT

Jaminan Hari Tua Tenaga Kerja Penerima Upah Menurut Provinsi Tahun 2014

Pada tahun 2014 sampai dengan bulan Juni, jumlah

pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan pada program jaminan hari tua sebanyak 12.370.649 Tenaga kerja. Jumlah terbanyak terdapat pada Provinsi DKI Jakarta yaitu sebanyak 3.507.694 tenaga kerja, kemudian diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebanyak 2.145312 tenaga kerja dan Jawa Timur sebanyak 1.276.496

(29)

Grafik 3. Jumlah Penerimaan Jaminan Hari Tua 5.798 28.971 7.792 18.554 6.088 13.322 1.952 9.225 3.459 21.206 95.264 129.823 57.887 9.139 85.057 54.958 8.744 3.155 1.404 6.312 4.108 11.730 25.304 4.543 1.851 9.555 1.571 738 -852 1.162 3.433 1.493 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA … KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA

(30)

Jumlah pekerja penerima Jaminan Hari Tua pada tahun 2014 sampai dengan bulan Juni sebanyak 634.450 kasus dengan hak yang diterima sebesar

7.213.492.573.485,28 rupiah. Jumlah pekerja

penerima Jaminan Hari Tua tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat yaitu sebanyak 129.823 kasus

dengan hak yang diterima sebesar

1.165.622.191.982,22 rupiah. Meskipun demikian terdapat juga yang jumlah pekerja penerima jaminan hari tuanya lebih kecil yaitu di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 95.264 kasus namun jumlah hak yang

diterima lebih besar seperti yaitu sebesar

2.178.366.497.854,22 rupiah. Dan jumlah penerima Jaminan Hari Tua terendah terdapat pada Provinsi Maluku yaitu sebanyak 852 kasus dengan hak yang

(31)

Grafik 4. Jumlah Hak Yang Diterima dalam Program Jaminan Hari Tua

55.438.754.127,26 274.553.817.544,25 58.641.522.513,03 240.979.809.019,59 48.377.787.266,54 115.548.849.480,46 13.692.175.988,99 76.199.979.423,09 32.168.270.476,06 182.235.690.052,06 2.178.366.497.854,22 1.165.622.191.982,22 394.533.277.224,98 80.709.875.095,19 825.557.857.261,31 598.796.505.597,90 101.249.806.464,27 62.775.866.110,82 11.794.629.580,86 49.523.377.304,95 30.809.095.016,14 114.605.316.005,08 266.632.764.134,08 36.464.093.886,87 14.252.315.788,62 89.956.572.789,81 12.117.010.944,80 4.939.273.868,94 -9.188.510.881,11 12.796.856.345,31 40.111.563.503,65 14.852.659.952,82 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA … KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA

(32)

3.

Program Jaminan Kematian

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari

peserta program BPJS Ketenagakerjaan yang

meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman dan uang santunan berupa uang.

Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp 21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman dan santunan berkala .

a. Manfaat Program Jaminan Kematian

Program ini memberikan manfaat kepada keluarga tenaga kerja seperti:

1.Santunan Kematian: Rp 14.200.000,-

2.Biaya Pemakaman: Rp 2.000.000,-

3.Santunan Berkala: Rp 200.000,-/ bulan (selama

24 bulan) atau dapat diambil sekaligus dimuka. *) sesuai dengan PP Nomor 53 Tahun 2012 b. Iuran Program Jaminan Kematian

(33)

c. Tata Cara Pengajuan Jaminan Kematian

Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja yang

meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4 kepada BPJS Ketenagakerjaan disertai bukti-bukti:

1. Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan (KPJ) Asli

tenaga Kerja yang Bersangkutan

2. Surat keterangan kematian dari Rumah

sakit/Kepolisian/Kelurahan

3. Salinan/Copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga

Tenaga Kerja bersangkutan yang masih berlaku

4. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan

Kartu Keluarga)

5. Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala

Desa setempat

6. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang

diberi kuasa (apabila pengambilan JKM ini dikuasakan)

BPJS Ketenagakerjaan hanya akan membayar jaminan kepada yang berhak

Jaminan Kematian Penerima Upah menurut Provinsi Tahun 2014

Pada tahun 2014 jumlah pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan pada program Jaminan Kematian sebanyak 12.370.649 tenaga kerja. Jumlah pekerja peserta jaminan kematian tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 3.507.694 tenaga kerja,

(34)

kemudian diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebanyak 2.145312 tenaga kerja dan Jawa Timur sebanyak 1.276.496 tenaga kerja. Sedangkan yang terendah di Provinsi Gorontalo yaitu sebanyak 13.049 tenaga

(35)

Grafik 5. Jumlah Penerimaan Jaminan Kematian 125 1.033 156 426 114 278 40 231 70 207 2.327 2.146 1.256 165 1.990 835 184 42 71 192 147 202 474 109 58 246 45 39 -50 27 124 74 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA … KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA

(36)

Jumlah pekerja penerima Jaminan Kematian pada tahun 2014 sampai dengan bulan Juni sebanyak 13.483 kasus dengan hak yang diterima sebesar 215.626.100.000,00 rupiah. Jumlah pekerja penerima jaminan kematian tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta yaitu sebanyak 2.327 kasus dengan hak yang diterima sebesar 37.371.400.000,00 rupiah, diikuti oleh Provinsi Jawa Barat yaitu sebanyak 2.146 kasus dengan hak yang diterima sebesar 34.170.600.000,00 rupiah. Dan jumlah penerima jaminan kematian terendah terdapat pada Provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 27 kasus hak yang diterima sebesar 433.200.000,00 rupiah. Namun demikian masih ada provinsi yang sama sekali belum ada datanya yaitu

Provinsi Sulawesi Barat dikarenakan BPJS

Ketenagakerjaan belum membuka cabang di provinsi

(37)

Grafik 6. Jumlah Hak Yang Diterima dalam Program Jaminan Kematian

1.953.300.000,00 16.249.200.000,00 2.478.600.000,00 6.851.400.000,00 1.834.200.000,00 4.499.400.000,00 631.800.000,00 3.706.800.000,00 1.069.200.000,00 3.340.800.000,00 37.371.400.000,00 34.170.600.000,00 20.133.000.000,00 2.664.600.000,00 31.989.900.000,00 13.356.600.000,00 2.955.000.000,00 680.400.000,00 1.098.300.000,00 3.085.200.000,00 2.373.000.000,00 3.286.600.000,00 7.546.800.000,00 1.741.200.000,00 939.600.000,00 3.916.200.000,00 712.800.000,00 615.600.000,00 -781.200.000,00 433.200.000,00 1.975.800.000,00 1.184.400.000,00 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA

(38)

B. Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bukan Penerima Upah.

Secara akumulasi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Bukan Penerima Upah sampai dengan bulan Juni tahun 2014 berjumlah 858.512 tenaga kerja. Jumlah tertinggi terdapat pada Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 107.357 tenaga kerja, kemudian diikuti oleh Provinsi Banten yaitu sebanyak 65.959 tenaga kerja dan Provinsi Sumatera Utara sebanyak 59.623 tenaga kerja. Dan yang terendah terdapat pada Provinsi Papua Barat yaitu sebanyak 4.674 tenaga kerja. Namun demikian masih ada beberapa provinsi yang belum melaporkan datanya yaitu Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi tengah dan Provinsi Maluku.

Sedangkan jumlah penambahan kepesertaan tenaga kerja bukan penerima upah sampai dengan bulan Juni tahun 2014 sebanyak 320.158 tenaga kerja. Penambahan terbanyak terdapat pada Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 55.711 tenaga kerja, kemudian diikuti oleh Provinsi Jawa Timur sebanyak 26.773 tenaga kerja dan Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 20.189 tenaga kerja. Dan yang terendah terdapat pada Provinsi Sulawesi Tengah yaitu sebanyak 94 tenaga kerja. Namun demikian masih ada provinsi yang tidak ada datanya yaitu Provinsi

(39)

BAB IV

PENUTUP

Permenakertrans RI. Nomor 1 Tahun 2014 sebagai acuan dalam pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan, yang perlu dipahami oleh setiap pengelola data dan informasi di dinas/instansi yang membidangi ketenagakerjaan baik di pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Namun demikian, sebagian ada format tabulasi yang disajikan belum dapat diisi dengan data yang tersedia antara lain data jaminan sosial tenaga kerja per kab/kota.

Mencermati hal tersebut, maka pengelolaan data dan informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja di kabupaten/kota,

provinsi dan pusat sudah saatnya mengacu pada

Permenakertrans RI. Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Kepemenakertrans RI. Nomor : Kep.250/MEN/XII/2008 Tentang Klasifikasi dan Karakteristik Data dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan.

Pengelolaan data dan informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menyamakan persepsi dalam pengelolaan data dan informasi tersebut. Dengan demikian, diharapkan data dan informasi ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk meningkatkan pembinaan terhadap para pengusaha dan pekerja baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

(40)

TABEL 1

KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DALAM HUBUNGAN KERJA DI INDONESIA

MENURUT PROVINSI S/D BULAN JUNI TAHUN 2014

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan, diolah oleh Pusdatinaker PERUSAHAAN

Wajib Belum Daftar (PWBD)

Perusahaan

Terdaftar Terdaftar (orang) JKK JK JHT

1 ACEH 8.057 3.142 61.631 61.631 61.631 61.631 2 SUMATERA UTARA 15.247 10.436 502.699 502.699 502.699 502.699 3 SUMATERA BARAT 6.969 3.229 105.146 105.146 105.146 105.146 4 RIAU 10.532 6.204 343.629 343.629 343.629 343.629 5 JAMBI 4.048 4.453 100.462 100.462 100.462 100.462 6 SUMATERA SELATAN 7.809 4.080 204.606 204.606 204.606 204.606 7 BENGKULU 1.050 1.151 34.993 34.993 34.993 34.993 8 LAMPUNG 4.569 2.767 134.013 134.013 134.013 134.013 9 BANGKA BELITUNG 2.213 1.351 49.592 49.592 49.592 49.592 10 KEPULAUAN RIAU 7.543 6.703 268.928 268.928 268.928 268.928 11 DKI JAKARTA 81.241 43.262 3.507.694 3.507.694 3.507.694 3.507.694 12 JAWA BARAT 47.947 20.851 2.145.312 2.145.312 2.145.312 2.145.312 13 JAWA TENGAH 44.940 16.490 965.311 965.311 965.311 965.311 14 DI YOGYAKARTA 8.933 3.012 138.460 138.460 138.460 138.460 15 JAWA TIMUR 57.953 24.080 1.276.496 1.276.496 1.276.496 1.276.496 16 BANTEN 11.913 9.039 929.877 929.877 929.877 929.877 17 BALI 11.661 5.722 215.814 215.814 215.814 215.814 18 NUSA TENGGARA BARAT 4.742 1.626 36.981 36.981 36.981 36.981 19 NUSA TENGGARA TIMUR 6.235 1.591 25.645 25.645 25.645 25.645 20 KALIMANTAN BARAT 5.829 2.250 161.982 161.982 161.982 161.982 21 KALIMANTAN TENGAH 3.038 1.577 144.037 144.037 144.037 144.037 22 KALIMANTAN SELATAN 5.911 2.871 157.219 157.219 157.219 157.219 23 KALIMANTAN TIMUR 9.071 8.232 457.829 457.829 457.829 457.829 24 SULAWESI UTARA 2.756 2.664 61.859 61.859 61.859 61.859 25 SULAWESI TENGAH 3.334 1.376 32.462 32.462 32.462 32.462 26 SULAWESI SELATAN 13.287 5.157 152.848 152.848 152.848 152.848 27 SULAWESI TENGGARA 3.094 1.325 24.922 24.922 24.922 24.922 28 GORONTALO 1.687 976 13.049 13.049 13.049 13.049 29 SULAWESI BARAT 1.828 - - - - -30 MALUKU 751 1.693 19.626 19.626 19.626 19.626 31 MALUKU UTARA 1.412 820 13.277 13.277 13.277 13.277 32 PAPUA BARAT 1.434 1.442 52.658 52.658 52.658 52.658 33 PAPUA 3.893 934 31.592 31.592 31.592 31.592 Jumlah 400.927 200.506 12.370.649 12.370.649 12.370.649 12.370.649 PERUSAHAAN (Unit) TENAGA KERJA (orang)

(41)

TABEL 2

JAMINAN KECELAKAAN KERJA DALAM HUBUNGAN KERJA DI INDONESIA MENURUT PROVINSI

S/D BULAN JUNI TAHUN 2014

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan, diolah oleh Pusdatinaker

1 ACEH 151 2.702.456.740,69 2 SUMATERA UTARA 3.984 15.633.589.437,28 3 SUMATERA BARAT 739 3.260.769.162,01 4 RIAU 1.558 12.620.022.577,50 5 JAMBI 478 3.804.754.909,73 6 SUMATERA SELATAN 497 5.522.693.592,21 7 BENGKULU 258 1.395.791.305,78 8 LAMPUNG 443 2.872.232.794,40 9 BANGKA BELITUNG 110 1.262.439.763,55 10 KEPULAUAN RIAU 3.444 12.435.537.209,06 11 DKI JAKARTA 3.196 60.624.327.907,79 12 JAWA BARAT 10.996 200.473.488.737,77 13 JAWA TENGAH 5.796 22.942.180.894,32 14 DI YOGYAKARTA 503 2.842.413.290,94 15 JAWA TIMUR 11.339 52.981.717.076,28 16 BANTEN 7.353 26.156.115.804,96 17 BALI 315 3.525.483.865,22 18 NUSA TENGGARA BARAT 17 1.277.909.120,50 19 NUSA TENGGARA TIMUR 15 433.804.642,79 20 KALIMANTAN BARAT 237 2.103.243.000,13 21 KALIMANTAN TENGAH 543 3.659.559.799,08 22 KALIMANTAN SELATAN 186 2.806.219.965,52 23 KALIMANTAN TIMUR 739 12.267.710.296,10 24 SULAWESI UTARA 64 750.570.843,31 25 SULAWESI TENGAH 37 618.100.551,31 26 SULAWESI SELATAN 205 3.272.905.902,13 27 SULAWESI TENGGARA 18 628.814.091,08 28 GORONTALO 16 190.968.710,89 29 SULAWESI BARAT - -30 MALUKU 17 401.048.916,89 31 MALUKU UTARA 7 49.513.038,76 32 PAPUA BARAT 83 2.833.942.691,68 33 PAPUA 20 956.821.935,14 Jumlah 53.364 463.307.148.574,80 NO PROVINSI PENERIMAAN JKK (orang)

HAK YANG DITERIMA PEKERJA/BURUH (Rp)

(42)

TABEL 3

JAMINAN HARI TUA DALAM HUBUNGAN KERJA DI INDONESIA MENURUT PROVINSI

S/D BULAN JUNI TAHUN 2014

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan, diolah oleh Pusdatinaker

1 ACEH 5.798 55.438.754.127,26 2 SUMATERA UTARA 28.971 274.553.817.544,25 3 SUMATERA BARAT 7.792 58.641.522.513,03 4 RIAU 18.554 240.979.809.019,59 5 JAMBI 6.088 48.377.787.266,54 6 SUMATERA SELATAN 13.322 115.548.849.480,46 7 BENGKULU 1.952 13.692.175.988,99 8 LAMPUNG 9.225 76.199.979.423,09 9 BANGKA BELITUNG 3.459 32.168.270.476,06 10 KEPULAUAN RIAU 21.206 182.235.690.052,06 11 DKI JAKARTA 95.264 2.178.366.497.854,22 12 JAWA BARAT 129.823 1.165.622.191.982,22 13 JAWA TENGAH 57.887 394.533.277.224,98 14 DI YOGYAKARTA 9.139 80.709.875.095,19 15 JAWA TIMUR 85.057 825.557.857.261,31 16 BANTEN 54.958 598.796.505.597,90 17 BALI 8.744 101.249.806.464,27 18 NUSA TENGGARA BARAT 3.155 62.775.866.110,82 19 NUSA TENGGARA TIMUR 1.404 11.794.629.580,86 20 KALIMANTAN BARAT 6.312 49.523.377.304,95 21 KALIMANTAN TENGAH 4.108 30.809.095.016,14 22 KALIMANTAN SELATAN 11.730 114.605.316.005,08 23 KALIMANTAN TIMUR 25.304 266.632.764.134,08 24 SULAWESI UTARA 4.543 36.464.093.886,87 25 SULAWESI TENGAH 1.851 14.252.315.788,62 26 SULAWESI SELATAN 9.555 89.956.572.789,81 27 SULAWESI TENGGARA 1.571 12.117.010.944,80 28 GORONTALO 738 4.939.273.868,94 29 SULAWESI BARAT - -30 MALUKU 852 9.188.510.881,11 31 MALUKU UTARA 1.162 12.796.856.345,31 32 PAPUA BARAT 3.433 40.111.563.503,65 33 PAPUA 1.493 14.852.659.952,82 Jumlah 634.450 7.213.492.573.485,28 NO PROVINSI PENERIMAAN JHT (orang)

HAK YANG DITERIMA PEKERJA/BURUH (Rp)

(43)

TABEL 4

JAMINAN KEMATIAN DALAM HUBUNGAN KERJA DI INDONESIA MENURUT PROVINSI

S/D BULAN JUNI TAHUN 2014

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan, diolah oleh Pusdatinaker

1 ACEH 125 1.953.300.000,00 2 SUMATERA UTARA 1.033 16.249.200.000,00 3 SUMATERA BARAT 156 2.478.600.000,00 4 RIAU 426 6.851.400.000,00 5 JAMBI 114 1.834.200.000,00 6 SUMATERA SELATAN 278 4.499.400.000,00 7 BENGKULU 40 631.800.000,00 8 LAMPUNG 231 3.706.800.000,00 9 BANGKA BELITUNG 70 1.069.200.000,00 10 KEPULAUAN RIAU 207 3.340.800.000,00 11 DKI JAKARTA 2.327 37.371.400.000,00 12 JAWA BARAT 2.146 34.170.600.000,00 13 JAWA TENGAH 1.256 20.133.000.000,00 14 DI YOGYAKARTA 165 2.664.600.000,00 15 JAWA TIMUR 1.990 31.989.900.000,00 16 BANTEN 835 13.356.600.000,00 17 BALI 184 2.955.000.000,00 18 NUSA TENGGARA BARAT 42 680.400.000,00 19 NUSA TENGGARA TIMUR 71 1.098.300.000,00 20 KALIMANTAN BARAT 192 3.085.200.000,00 21 KALIMANTAN TENGAH 147 2.373.000.000,00 22 KALIMANTAN SELATAN 202 3.286.600.000,00 23 KALIMANTAN TIMUR 474 7.546.800.000,00 24 SULAWESI UTARA 109 1.741.200.000,00 25 SULAWESI TENGAH 58 939.600.000,00 26 SULAWESI SELATAN 246 3.916.200.000,00 27 SULAWESI TENGGARA 45 712.800.000,00 28 GORONTALO 39 615.600.000,00 29 SULAWESI BARAT - -30 MALUKU 50 781.200.000,00 31 MALUKU UTARA 27 433.200.000,00 32 PAPUA BARAT 124 1.975.800.000,00 33 PAPUA 74 1.184.400.000,00 Jumlah 13.483 215.626.100.000,00 NO PROVINSI PENERIMAAN JKM (orang) HAK YANG DITERIMA PEKERJA/BURUH

(44)

TABEL 5

KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PADA TENAGA KERJA BUKAN PENERIMA UPAH DI INDONESIA

MENURUT PROVINSI S/D BULAN JUNI TAHUN 2014

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan, diolah oleh Pusdatinaker

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 1 ACEH - - - - 4.126 - - - - 9.218 2 SUMATERA UTARA - - - - 8.789 - - - - 59.623 3 SUMATERA BARAT - - - - 2.162 - - - - 12.553 4 RIAU - - - - 13.341 - - - - 32.665 5 JAMBI - - - - 1.993 - - - - 33.817 6 SUMATERA SELATAN - - - - 10.701 - - - - 40.610 7 BENGKULU - - - - 4.187 - - - - 10.283 8 LAMPUNG - - - - 15.634 - - - - 43.051 9 BANGKA BELITUNG - - - - 9.435 - - - - 15.243 10 KEPULAUAN RIAU - - - - 3.613 - - - - 22.143 11 DKI JAKARTA - - - - 19.519 - - - - 57.601 12 JAWA BARAT - - - - 17.263 - - - - 36.257 13 JAWA TENGAH - - - - 55.711 - - - - 107.357 14 DI YOGYAKARTA - - - - 8.132 - - - - 57.542 15 JAWA TIMUR - - - - 26.773 - - - - 57.820 16 BANTEN - - - - 11.451 - - - - 65.959 17 BALI - - - - 6.652 - - - - 6.746

18 NUSA TENGGARA BARAT - - - - 7.646 - - - - 10.840 19 NUSA TENGGARA TIMUR - - - - 1.670 - - - - 6.514 20 KALIMANTAN BARAT - - - - 2.423 - - - - 12.274 21 KALIMANTAN TENGAH - - - - 20.189 - - - - 30.730 22 KALIMANTAN SELATAN - - - - 7.810 - - - - 16.909 23 KALIMANTAN TIMUR - - - - 16.977 - - - - 47.275 24 SULAWESI UTARA - - - - 4.050 - - - - 12.436 25 SULAWESI TENGAH - - - - 94 - - - - -26 SULAWESI SELATAN - - - - 7.010 - - - - 5.974 27 SULAWESI TENGGARA - - - - 3.066 - - - - -28 GORONTALO - - - - 10.758 - - - - 17.118 29 SULAWESI BARAT - - - - - - - -30 MALUKU - - - - 1.568 - - - - -31 MALUKU UTARA - - - - 96 - - - - -32 PAPUA BARAT - - - - 1.305 - - - - 4.674 33 PAPUA - - - - 14.000 - - - - 14.000 JUMLAH - - - - 320.158 - - - - 847.232

PENAMBAHAN KEPESERTAAN BPU AKUMULASI KEPESERTAAN BPU PROVINSI

(45)

Pembina :

Dr. Ir. Sugiarto Sumas, M.T.

Pengarah :

Edi Purnama, SH, MM

Penanggung Jawab :

Djamal, SH

Editor :

Djamal, SH

Penulis :

Elvie Yulifah, S.Pd

Pengolah Data :

Elsa Yuliastri, S.Kom. M.Si

Ramses Manalu, SE, MA

Muh. Ivandry, S.Kom

Simson Sinuhaji, SH

F.Anton Wirawan, S.Si

Pudi Astuti, SE

Kartika Nurjanah

Gambar

Grafik  1.  Jumlah  Penerimaan  Jaminan  Kecelakaan Kerja  151  3.984  739  1.558  478  497  258  443  110  3.444  3.196  10.996  5.796  503  11.339  7.353  315  17  15  237  543  186  739  64  37  205  18  16   -17  7  83  20 ACEHSUMATERA UTARASUMATERA BARATRIAUJAMBISUMATERA SELATANBENGKULULAMPUNGBANGKA BELITUNGKEPULAUAN RIAUDKI JAKARTAJAWA BARATJAWA TENGAHDI YOGYAKARTAJAWA TIMURBANTENBALINUSA TENGGARA  BARATNUSA TENGGARA …KALIMANTAN BARATKALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN SELATANKALIMANTAN TIMURSULAWESI UTARASULAWESI TENGAHSULAWESI SELATANSULAWESI TENGGARAGORONTALOSULAWESI BARATMALUKUMALUKU UTARAPAPUA BARAT PAPUA
Grafik  2.  Jumlah  Hak  Yang  Diterima  dalam  Program  Jaminan Kecelakaan Kerja
Grafik 3. Jumlah Penerimaan Jaminan Hari Tua  5.798  28.971  7.792  18.554  6.088  13.322  1.952  9.225  3.459  21.206  95.264  129.823  57.887  9.139  85.057  54.958  8.744  3.155  1.404  6.312  4.108  11.730  25.304  4.543  1.851  9.555  1.571  738   -852  1.162  3.433  1.493 ACEHSUMATERA UTARASUMATERA BARATRIAUJAMBISUMATERA SELATANBENGKULULAMPUNGBANGKA BELITUNGKEPULAUAN RIAUDKI JAKARTAJAWA BARATJAWA TENGAHDI YOGYAKARTAJAWA TIMURBANTENBALINUSA TENGGARA  BARATNUSA TENGGARA …KALIMANTAN BARATKALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN SELATANKALIMANTAN TIMURSULAWESI UTARASULAWESI TENGAHSULAWESI SELATANSULAWESI TENGGARAGORONTALOSULAWESI BARATMALUKUMALUKU UTARAPAPUA BARATPAPUA
Grafik  4.  Jumlah  Hak  Yang  Diterima    dalam  Program Jaminan Hari Tua
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini ada- lah untuk mengetahui pengaruh pelarut partisi pada kandungan senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan yang meliputi aktivitas antioksidan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada mata pelajaran

“ Rangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi terhadap uang haram yaitu uang yang berasal dari kejahatan, dengan

Of the major insect pests of common bean in eastern and southern Africa, bean fly (also known as bean stem maggot) ( Oph- iomyia spp.) is by far the most important pest of

Hal ini berarti bahwa agency cost yang dikeluarkan oleh perusahaan mampu meminimalisir biaya perusahaan maka kinerja perusahaan lebih menunjukkan performa yang

dalam membuat program IPE.; Masih sedikit yang membuat review literature , mempunyai dampak kekurangan pengetahuan, dan evaluasi pengetahuan perilaku, dan berhubungan

Dari sisi lingkungan, penemuan ini merupakan terobosan besar dalam teknologi pulping dan bleaching dan diharapkan mampu menjawab permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh

Dari hasil penelitian aktivitas belajar dapat disimpulkan bahwa dari 95 responden aktivitas belajar paling banyak adalah aktivitas belajar sedang yaitu sebanyak 85 responden