• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

 Perekonomian Aceh Triwulan II-2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp33,82 triliun atau sebesar US$2.55 milyar. Sementara itu PDRB tanpa migas adalah sebesar Rp32,86 triliun atau sebesar US$2,48 milyar.

 Ekonomi Aceh dengan migas Semester I-2016 bila dibandingkan Semester I-2015 (c-to-c) tumbuh sebesar 3,59 persen, sedangkan pertumbuhan c-to-c tanpa migas adalah sebesar 4,35 persen. Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan usaha Konstruksi yang tumbuh sebesar 16,20 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen PMTB yang tumbuh sebesar 10,02 persen..

 Secara y-on-y, ekonomi Aceh Triwulan II-2016 tumbuh 3,54 persen dengan migas dan 4,75 persen tanpa migas. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (JSW) sebesar 17,38 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen PMTB sebesar 12,03 persen.

 Ekonomi Aceh triwulan II-2016 dibandingkan triwulan I-2016 tumbuh sebesar 1,28 persen dengan migas, sedangkan tanpa migas tumbuh sebesar 2,85 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh sebesar 16,59 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen konsumsi pemerintah sebesar 42,29 persen.

Grafik 1. Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Beberapa Lapangan Usaha Semster I 2016 (c to c)

No. 37/08/Th.XIX, 5 Agustus 2016

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

A

CEH

S

EMESTER

I

-

2016

EKONOMI

ACEH

SEMESTER

I

-

2016

DENGAN

MIGAS

NAIK

3,59

PERSEN,

TANPA

MIGAS

TUMBUH

4,35

PERSEN

A.

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan Ekonomi Semester I-2016 Terhadap Semester I-2015 (c-to-c)

Ekonomi Aceh hingga Semester I-2016 dengan

migas tumbuh 3,59 persen bila dibandingkan

Semester I-2015 (c to c). Dengan mengeluarkan migas, pertumbuhan ekonomi Aceh semester I

adalah sebesar 4,35 persen. Pertumbuhan terjadi

pada seluruh lapangan usaha, kecuali Pertambangan dan Penggalian (B) dan Industri pengolahan (C). Kategori Konstruksi (F) merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 16,20 persen, diikuti Pengadaan Listrik dan Gas (D) sebesar 12,53 persen, dan Jasa Keuangan di urutan

ketiga sebesar 11,54 persen

.

(2)

Pertumbuhan Konstruksi merupakan yang tertinggi didukung oleh adanya proyek multiyears, yaitu pembangunan fly over Simpang Surabaya dan pengembangan Masjid Raya Baiturrahman. Sementara itu pertumbuhan kategori listrik dan gas didukung oleh telah beroperasinya secara penuh PLTMG Arun sehingga produksi listrik di Aceh naik hampir 2 kali lipat. Kategori Jasa Keuangan juga meningkat cukup pesat pada pada triwulan II 2016 karena semakin meningkatnya transaksi keuangan. Selain itu, kebijakan pemerintah untuk mencairkan gaji ke-13 dan ke-14 berpengaruh besar pada lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan JSW (O) yang juga berimbas ke Jasa Keuangan. Namun demikian tekanan dari Kategori Pertambangan dan Penggalian dan Industri migas yang terus menurun sedikit menghambat pertumbuhan sehingga masih di bawah target pertumbuhan tahun 2016 yang sebesar 5,6-5,8 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2016 terhadap Triwulan II-2015 (y-on-y)

Ekonomi Aceh pada triwulan II-2016 dengan migas

tumbuh sebesar 3,54 persen dibandingkan triwulan

II-2016 (y-on-y). Dengan mengeluarkan migas,

pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II-2016 adalah

sebesar 4,75 persen. Pertumbuhan terjadi di semua

lapangan usaha, kecuali Pertambangan dan

Penggalian (B) dan Industri Pengolahan (C). Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan JSW tumbuh paling tinggi sebesar 17,38 persen, diikuti

oleh Jasa Keuangan sebesar 17,19 persen

dan

Konstruksi sebesar 17,04 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2016 terhadap Triwulan I-2016 (q-to-q)

Perekonomian Aceh Triwulan II-2016 secara q to q tumbuh sebesar 1,28 persen dengan migas dan

tumbuh sebesar 2,85 persen tanpa migas. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (A), Pertambangan dan Penggalian (B), dan Industri Pengolahan (C). Penurunan di lapangan usaha pertanian disebabkan karena terjadinya puso di beberapa daerah yang mengakibatkan turunnya produksi pertanian, terutama tanaman pangan sejak awal tahun 2016. Sementara penurunan di pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan disebabkan turunnya produksi migas sejak tahun 2014. Lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan JSW mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,59 persen diikuti oleh Pengadaan Air sebesar 5,6 persen dan Jasa Pendidikan sebesar 3,66 persen.

Grafik 2. Distribusi dan Pertumbuhan Beberapa Lapangan Usaha Triwulan II-2016 (y on y)

(3)

Secara umum pola pertumbuhan PDRB tanpa migas setiap tahunnya hampir selalu memiliki tren yang sama dari triwulan I hingga triwulan IV karena faktor musiman.

Bila dilihat dari penciptaan sumber

pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan

II-2016 q-to-q, Kategori Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan, dan JSW (O) memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,30 persen, diikuti Kategori Perdagangan (G) sebesar 0,58 persen; dan Kategori F (Konstruksi) sebesar 0,38 persen. Grafik 3. Pertumbuhan PDRB dan Beberapa

Lapangan Usaha Triwulan II 2016 (q to q)

-11,00 -6,00 -1,00 4,00 9,00

I'13 II'13 III'13IV'13 I'14 II'14 III'14IV'14 I'15 I'15 III'15IV'15 I'16 II'16

Pertanian Konstruksi

(4)

B.

PDRB MENURUT PENGELUARAN

Pertumbuhan Ekonomi Semester I-2016 Terhadap Semester I-2015 (c-to-c)

Ekonomi Aceh pada semester I tahun 2016 tumbuh cukup signifikan sebesar 3,59 persen dibandingkan dengan semester I tahun 2015. Jika dilihat dari

sisi pengeluaran, hampir seluruh

komponen mengalami pertumbuhan di semester I-2016. Pembentukan Modal

Tetap Bruto (PMTB) merupakan

komponen yang tumbuh cukup tinggi sebesar 10,02 persen dengan kontribusi sebesar 37,85 persen terhadap PDRB Aceh. Pertumbuhan PMTB tersebut terjadi baik pada PMTB bangunan maupun non-bangunan yang masing-masing tumbuh sebesar 11,39 persen dan 7,37 persen.

Secara real terlihat bahwa pembangunan di Aceh pada periode Januari-Juni 2016 memang meningkat,

baik pembangunan jalan, jembatan, masjid, pasar maupun fasilitas umum lainnya.

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) masih menjadi komponen yang mendominasi pada struktur ekonomi Aceh dengan kontribusi sebesar 63,16 persen. Bulan Ramadhan yang jatuh 11 hari lebih awal dari tahun sebelumnya dan adanya gaji ke-14, mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga sebesar 4,43 persen di semester I-2016. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) juga tumbuh cukup signifikan sebesar 7,15 persen. Meningkatnya kegiatan Keagamaan selama awal Ramadhan dan kegiatan Partai Politik menjelang persiapan Pilkada 2017 mendorong peningkatan konsumsi akhir dari LNPRT. Sejalan dengan PKRT dan PK-LNPRT, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) juga tumbuh sebesar 2,05 persen. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi individu pemerintah yaitu sebesar 5,94 persen, hal ini masih terkait dengan pencairan gaji ke-14.

Ekspor Luar Negeri Aceh belum menunjukkan pertumbuhan, dimana selama semester I-2016 komponen ini menurun sebesar 27,05 persen. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh ekspor barang luar negeri yang menurun sebesar 37,72 persen. Kekosongan Migas dan menurunnya ekspor kopi, teh dan rempah-rempah berpengaruh signifikan terhadap penurunan nilai ekspor. Sebagai komponen pengurang dalam PDRB, Impor Luar Negeri Aceh pada semester I-2016 turun sebesar 50,43 persen. Penurunan Impor Luar Negeri menujukkan hal yang baik dalam neraca perdagangan luar negeri Aceh. Penurunan Impor terjadi baik pada impor barang maupun jasa luar negeri yaitu masing-masing menurun sebesar 80,41 persen dan 10,69 persen. Kontribusi dari komponen Ekspor dan Impor Luar Negeri masih sangat kecil terhadap PDRB Aceh yaitu masing-masing hanya berkontribusi sebesar 1,12 persen dan 1,85 persen.

Grafik 4. Pertumbuhan PDRB c to c dan Distribusi PDRB

Menurut Pengeluaran 4,43 7,15 2,05 10,02 -27,05 -50,43 63,16 2,02 22,42 37,85 1,12 1,85 Kons. Rumah Tangga Kons. LNPRT Kons. Pemerintah PMTB Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Pertumbuhan C-to-C Distribusi PDRB 3,59

(5)

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2016 Terhadap Triwulan II-2015 (y-on-y)

Sejalan dengan pertumbuhan selama semester I-2016, pertumbuhan ekonomi secara y-on-y juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ekonomi Aceh pada triwulan II-2016 tumbuh sebesar 3,54 persen dibandingkan dengan triwulan II-2015. Pertumbuhan yang cukup besar tersebut didorong oleh tumbuhnya hampir seluruh komponen pengeluaran kecuali komponen ekspor luar negeri. Ekspor Luar Negeri Aceh triwulan II-2016 menurun sebesar 41,47 persen dibanding triwulan II-2015. Penurunan tersebut terjadi baik pada ekspor barang maupun jasa luar negeri. Komoditi barang ekspor yang menurun secara signifikan terjadi pada kelompok bahan bakar mineral, bahan kimia anorganik, kopi, teh dan rempah-rempah. Sementara itu, kebutuhan masyarakat Aceh akan barang dan jasa luar negeri menunjukkan penurunan. Impor Luar Negeri Aceh turun sebesar 37,96 persen pada triwulan II-2016. Berkurangnya impor barang hingga 67,52 persen berpengaruh terhadap menurunnya nilai impor luar negeri Aceh.

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, LNPRT dan Pemerintah tumbuh cukup tinggi di triwulan II-2016 yaitu masing-masing sebesar 5,08 persen, 9,32 persen dan 9,53 persen. Majunya tanggal Ramadhan, libur sekolah dan pencairan gaji ke-14 pada triwulan II-2016, mampu mendorong pertumbuhan ketiga komponen tersebut. Tumbuhnya perekonomian Aceh sebagian besar juga dipengaruhi oleh meningkatnya komponen PMTB hingga mencapai 12,03 persen dibanding triwulan II-2015. Jika dilihat berdasarkan sumber pertumbuhannya, komponen PMTB merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan ekonomi paling tinggi yaitu sebesar 3,95 persen. Kemudian komponen Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah juga menjadi sumber pertumbuhan terbesar kedua dan ketiga yang masing-masing sebesar 2,90 persen dan 1,78 persen. Sumber pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa komponen PMTB, Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah memiliki pengaruh yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh secara y-on-y.

Grafik 5. Pertumbuhan PDRB y-on-y Menurut Pengeluaran

Grafik 6. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran 5,08 9,32 9,53 12,03 -41,47 -37,96 3,54 Kons. Rumah Tangga Kons. LNPRT Kons. Pemerintah PMTB Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Pertumbuhan Y-on-Y PDRB -0,43 0,90 0,16 1,78 2,90 3,95 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 Ekspor LN Dikurang Impor LN PK-LNPRT PK-Pemerintah PK-RT PMTB

(6)

Grafik 7. Pertumbuhan PDRB q to q Menurut Pengeluaran

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2016 Terhadap Triwulan I-2016 (q-to-q)

Pertumbuhan ekonomi secara

triwulanan atau q-to-q, merupakan

pertumbuhan ekonomi yang banyak dipengaruhi oleh fenomena musiman (seasonal). Ekonomi Aceh pada triwulan II-2016 tumbuh sebesar 1,28 persen dibandingkan triwulan I-2016.

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

merupakan komponen yang tumbuh paling dominan pada triwulan II-2016 dibanding triwulan sebelumnya yaitu sebesar 42,29 persen. Hal tersebut dapat dipahami karena pada triwulan I-2016 merupakan awal tahun anggaran. Sedangkan pada triwulan II-2016 realisasi anggaran pemerintah lebih meningkat dengan adanya pencairan gaji ke-14. Sama halnya dengan komponen PMTB tumbuh sebesar 3,09 persen setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh minus sebesar 7,49 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi baik pada PMTB bangunan maupun non-bangunan yaitu masing-masing sebesar 3,23 persen dan 2,81 persen.

Perdagangan Luar Negeri Aceh pada triwulan II-2016 dibanding triwulan I-2016 kurang begitu baik, dimana Ekspor Luar Negeri turun sebesar 54,06 persen sedangkan Impor Luar Negeri meningkat sebesar 17,46 persen. Ekspor barang luar negeri menurun hingga 77,77 persen, sedangkan impor barang luar negeri meningkat sebesar 83,82 persen.

Pola pertumbuhan dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga relatif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi triwulanan Aceh, Konsumsi Rumah Tangga tumbuh sebesar 1,92 persen. Pertumbuhan yang paling dominan terjadi pada subkomponen pakaian yang meningkat sebesar 6,13 persen disusul oleh makanan dan minuman sebesar 2,51 persen. Begitu juga dengan komponen konsumsi LNPRT juga tumbuh signifikan sebesar 4,83 persen dibanding triwulan I-2016. Konsumsi LNPRT terutama pada organisasi keagamaan sudah tentu akan meningkat ketika memasuki bulan Ramadhan.

-75 -50 -25 0 25 50 75 100 125

II-15 III-15 IV-15 I-16 II-16

Kons. Rumah Tangga Kons. LNPRT Kons. Pemerintah

PMTB Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri

(7)

Grafik 9. Distribusi PDRBRegional Sumatera

Pertumbuhan Ekonomi Sumatera

Secara kumulatif ekonomi

Nasional pada semester I-2016

tumbuh sebesar 5,04 persen dari semester I-2015. Nilai ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Sumatera yang sebesar 4,34 persen. Sumatera

Barat menjadi Provinsi dengan

pertumbuhan ekonomi tertinggi

selama semester I-2016 yaitu sebesar 5,64 persen. Ekonomi Aceh sendiri tumbuh 3,59 persen lebih tinggi dari Provinsi Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, dan Riau.

Jika ditinjau berdasarkan kontribusi dari masing-masing PDRB Provinsi di Sumatera, Riau dan Sumatera Utara merupakan Provinsi dengan kontribusi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 24,27 persen dan 22,55 persen. Kontribusi terkecil terhadap PDRB Sumatera adalah Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 1,99 persen. PDRB Aceh sendiri memiliki

kontribusi sebesar 4.93 persen

terhadap PDRB Sumatera pada semester I-2016. 5,64 5,34 5,20 5,14 5,05 4,98 3,59 3,51 3,50 2,36 4,34 5,04 Nasional Sumatera

Grafik 8. Pertumbuhan PDRB c-to-c Regional Sumatera

Riau 24,27 Sumut 22,55 Sumsel 12,77 Lampung 10,14 Kepri 7,97 Sumbar 6,94 Jambi 6,11

Aceh

4,93

Kep. Babel 2,34 Bengkulu 1,99

(8)

Tabel 1.

PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha (Triliun Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2010 Triw II-2015 Triw I-2016 Triw II-2016 Triw II-2015 Triw I-2016 Triw II-2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,19 9,76 9,68 7,66 7,91 7,84 B Pertambangan dan Penggalian 2,00 1,68 1,51 2,39 2,27 1,89

C Industri Pengolahan 1,97 1,81 1,80 1,64 1,53 1,51

D Pengadaan Listrik , Gas 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

E Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

F Konstruksi 2,85 3,25 3,38 2,49 2,81 2,92

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,05 5,20 5,39 4,43 4,44 4,61 H Transportasi dan Pergudangan 2,55 2,51 2,59 2,24 2,26 2,34 I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 0,39 0,42 0,44 0,31 0,33 0,34 J Informasi dan Komunikasi 1,07 1,10 1,11 1,05 1,08 1,09

K Jasa Keuangan 0,55 0,64 0,66 0,41 0,48 0,48

L Real Estate 1,21 1,27 1,28 1,03 1,08 1,09

M,N Jasa Perusahaan 0,19 0,20 0,20 0,17 0,17 0,18

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib 2,79 2,97 3,55 2,21 2,23 2,60

P Jasa Pendidikan 0,68 0,76 0,79 0,60 0,63 0,65

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,84 0,91 0,94 0,75 0,79 0,81

R,S,T,U Jasa Lainnya 0,42 0,45 0,46 0,37 0,38 0,39

PDRB (DENGAN MIGAS) 31,80 32,97 33,82 27,80 28,42 28,78 PDRB (NONMIGAS) 30,52 31,82 32,86 26,29 26,78 27,54

(9)

Tabel 2.

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha (Persen)

Lapangan Usaha Q to Q Y on Y C to C Semester I 2016 Triw I-2015 Triw II-2015 Sumber Pertumbuhan Triw I-2015 Triw II-2015 Sumber Pertumbuhan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,44 -0,82 -0,23 4,28 2,42 0,67 3,35

B Pertambangan dan Penggalian 8,90 -16,52 -1,32 -9,08 -20,83 -1,79 -14,83

C Industri Pengolahan 1,74 -1,54 -0,08 -2,67 -7,99 -0,47 -5,38

D Pengadaan Listrik , Gas 2,29 1,90 0,00 8,97 16,27 0,02 12,53

E Pengadaan Air -2,95 5,60 0,00 10,84 10,07 0,00 10,44

F Konstruksi -10,97 3,84 0,38 15,33 17,04 1,53 16,20

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -0,14 3,71 0,58 3,96 3,88 0,62 3,92

H Transportasi dan Pergudangan -3,03 3,46 0,27 2,01 4,40 0,35 3,21

I Penyedia Akomodasi dan Makan

Minum 1,19 1,75 0,02 7,72 7,15 0,08 7,44

J Informasi dan Komunikasi 0,21 1,46 0,06 4,08 3,98 0,15 4,03

K Jasa Keuangan -1,25 1,49 0,03 6,33 17,19 0,25 11,54

L Real Estate 1,73 1,23 0,05 5,46 5,46 0,20 5,46

M,N Jasa Perusahaan -1,54 1,88 0,01 4,73 4,73 0,03 4,73

O Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -5,20 16,59 1,30 3,06 17,38 1,38 10,30 P Jasa Pendidikan -3,16 3,86 0,09 7,98 9,60 0,21 8,80

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,03 3,66 0,10 8,23 8,50 0,23 8,37

R,S,T,U Jasa Lainnya 4,06 2,03 0,03 6,00 6,00 0,08 6,00

PDRB (DENGAN MIGAS) -1,00 1,28 1,28 3,64 3,54 3,54 3,59

(10)

Tabel 3.

Distribusi Persentase PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha (Persen)

Lapangan Usaha 2015 2016

Triw II Tahunan Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 28,91 29,08 29,59 28,62

B Pertambangan dan Penggalian 6,30 5,73 5,09 4,47

C Industri Pengolahan 6,18 5,89 5,49 5,32

D Pengadaan Listrik , Gas 0,11 0,11 0,12 0,11

E Pengadaan Air 0,03 0,04 0,04 0,04

F Konstruksi 8,96 9,48 9,86 9,99

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,87 15,72 15,76 15,93

H Transportasi dan Pergudangan 8,03 8,01 7,63 7,64

I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 1,23 1,23 1,29 1,29

J Informasi dan Komunikasi 3,37 3,33 3,32 3,29

K Jasa Keuangan 1,72 1,85 1,94 1,94

L Real Estate 3,80 3,78 3,85 3,80

M,N Jasa Perusahaan 0,59 0,59 0,60 0,60

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 8,77 9,01 9,02 10,49

P Jasa Pendidikan 2,15 2,21 2,30 2,33

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,64 2,64 2,75 2,79

R,S,T,U Jasa Lainnya 1,32 1,29 1,35 1,35

PDRB (DENGAN MIGAS) 100,00 100,00 100,00 100,00

(11)

Tabel 4.

PDRB Menurut Pengeluaran

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (triliun rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2010

Triw II-2015 Triw I-2016 Triw II-2016 Triw II-2015 Triw I-2016 Triw II-2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 19,72 20,86 21,32 15,89 16,38 16,70 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,62 0,66 0,69 0,49 0,51 0,54 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,42 6,13 8,85 5,20 4,00 5,69 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,06 12,38 12,90 9,12 9,91 10,22 5. Perubahan Inventori 0,02 0,01 -0,01 0,02 0,01 -0,01 6. Ekspor Luar Negeri 0,40 0,51 0,24 0,29 0,36 0,17 7. Dikurangi Impor Luar Negeri 0,94 0,56 0,68 0,66 0,35 0,41 8. Net Ekspor Antar Daerah -6,49 -7,02 -9,49 -2,54 -2,41 -4,11

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 31,80 32,97 33,82 27,80 28,42 28,78

Tabel 5.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 (persen)

Komponen Semester I- 2016 Terhadap Semester I-2015 Triw II- 2016 Terhadap Triw II-2015 Triw II-2016 terhadap Triw I-2016 Sumber Pertumbuhan y-on-y Triw II-2016 (1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,43 5,08 1,92 2,90 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7,15 9,32 4,83 0,16 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,05 9,53 42,29 1,78 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 10,02 12,03 3,09 3,95 5. Perubahan Inventori -104,49 -145,33 -179,93 -0,08 6. Ekspor Luar Negeri -27,05 -41,47 -54,06 -0,43 7. Dikurangi Impor Luar Negeri -50,43 -37,96 17,46 -0,90 8. Net Ekspor Antar Daerah 48,45 61,64 70,46 -5,64

(12)

Tabel 6.

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku (persen)

Lapangan Usaha Triw II-2015 2016

Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 61,99 63,27 63,05 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,93 2,00 2,04 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 23,34 18,59 26,15 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 34,76 37,56 38,13

5. Perubahan Inventori 0,06 0,04 -0,03

6. Ekspor Luar Negeri 1,27 1,53 0,71

7. Dikurangi Impor Luar Negeri 2,97 1,69 2,00 8. Net Ekspor Antar Daerah -20,39 -21,29 -28,06

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100,00 100,00 100,00

Tabel 7.

PDRB ADHB, Distribusi PDRB ADHB dan Laju Pertumbuhan Regional Sumatera Provinsi Regional Sumatera PDRB ADHB Triwulan II 2016 (Triliun Rupiah) Distribusi PDRB ADHB

Laju Pertumbuhan Triwulan IV 2015

c-to-c y-on-y q-to-q

(1) (2) (4) (5) (6) (7) Aceh 33,82 4,93 3,59 3,54 1,28 Sumatera Utara 154,25 22,55 5,34 5,67 0,87 Sumatera Barat 47,45 6,94 5,64 5,78 2,14 Riau 166,41 24,27 2,36 2,40 1,78 Jambi 42,20 6,11 3,51 3,57 1,77 Sumatera Selatan 88,06 12,77 5,05 5,13 3,73 Bengkulu 13,61 1,99 5,20 5,41 1,14 Lampung 70,63 10,14 5,14 5,21 4,33

Kep. Bangka Belitung 16,08 2,34 3,50 3,67 2,65

Kepulauan Riau 54,80 7,97 4,98 5,40 2,12

Gambar

Grafik 4. Pertumbuhan PDRB c to c dan Distribusi PDRB  Menurut Pengeluaran  4,43 7,15 2,05 10,02 -27,05 -50,4363,162,0222,4237,851,12 1,85 Kons
Grafik 5. Pertumbuhan PDRB y-on-y  Menurut Pengeluaran
Grafik 7. Pertumbuhan PDRB q to q   Menurut Pengeluaran
Grafik 9. Distribusi PDRB Regional Sumatera  Pertumbuhan Ekonomi Sumatera

Referensi

Dokumen terkait

(1994), kegiatan Hasil pengukuran seismik dan magnetik dengan vulkanisme di Jawa ditunjukkan oleh keterdapatan lava lintasan berarah barat laut – tenggara yang memotong

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian yang sejenis, disarankan untuk mengadakan penelitian yang mengungkap seberapa persen faktor-faktor

Cara kerja robot dalam menyapu lantai adalah dengan memutar sapu yang terdapat di sisi depan bawah serta bagian tengah dari robot dan menggunakan vacuum cleaner untuk

tersebut tidak lebih hanya sebatas sesuatu yang dibangga- banggakan, lebih jauh lagi umat muslim merasa bahwa teks yang dihasilkan sudah final dan tidak perlu

Penanda genetik env SU dengan metode RT- PCR atau PCR dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sapi Bali yang dicurigai terin- feksi penyakit

Bahan yang telah dipotong kemudian dikirim ke bagian pengepressan, yang berfungsi untuk memberikan bentuk bahan menjadi tutup botol sesuai dengan jenis tutup

Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian pada tingkat Usaha Pengelolaan Hutan (“UPH”) terhadap persyaratan-persyaratan Forest Stewardship Council (“FSC”)

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database