• Tidak ada hasil yang ditemukan

BATASAN KEWENANGAN DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DITINJAU DARI PERMENKES NOMOR 290MENKESPERIII2008 DAN PERMENKES NOMOR HK 02.02MENKES148I2010 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BATASAN KEWENANGAN DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DITINJAU DARI PERMENKES NOMOR 290MENKESPERIII2008 DAN PERMENKES NOMOR HK 02.02MENKES148I2010 SKRIPSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BATASAN KEWENANGAN DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DITINJAU

DARI PERMENKES NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 DAN PERMENKES NOMOR HK 02.02/MENKES/148/I/2010

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S1) pada Fakultas Hukum

Universitas Katolik Soegijapranata

Disusun Oleh : Yulius Mario Ardana

(07.20.0011)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

BATASAN KEWENANGAN DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DITINJAU

DARI PERMENKES NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 DAN PERMENKES NOMOR HK 02.02/MENKES/148/I/2010

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S1) pada Fakultas Hukum

Universitas Katolik Soegijapranata

Disusun Oleh : Yulius Mario Ardana

(07.20.0011)

Semarang, 13 Oktober 2011 Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Skripsi

Prof. Dr. A. Widanti S., SH., CN.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi disusun oleh: Nama : Yulius Mario Ardana

NIM : 07.20.0023

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal : Oktober 2011

Susunan Dewan Penguji :

1. Prof. Dr. A. Widanti S., SH.,CN. (………...)

2. (………...)

3. (………...)

Skripsi ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Ilmu Hukum

Pada tanggal :

(4)

ABSTRAKSI

Dalam dunia kesehatan dokter dan perawat merupakan tenaga profesional yang bertugas melayani masyarakat dengan kewenangan masing-masing berdasarkan pada profesinya. Sedangkan didalam prakteknya dokter dan perawat terkadang melakukan tindakan yang melampaui kewenangan masing-masing. Oleh karena itu perlu dikaji lebih dalam batasan-batasan kewenangan baik dari dokter maupun perawat agar tidak terjadi adanya suatu permasalahan hukum dikemudian hari.

Karena hal itulah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Batasan Kewenangan Dokter dan Perawat dalam Pelaksanaan Pemberian Informed

Consent ditinjau dari Permenkes Nomor 290/PER/III/2008 dan Permenkes Nomor

HK 02.02/Menkes/148/I/2010” dan perumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana batasan kewenangan yang dimiliki dokter dan perawat sebagai pihak pemberi pelayanan kesehatan di dalam pelaksanaan informed consent?, bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi perawat di dalam pelaksanaan informed consent?, serta hambatan apa saja yang dialami oleh dokter dan perawa di dalam pelaksanaan informed consent?

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode yang menekankan pada proses pemahaman peneliti atas perumusan masalah untuk mengkontruksikan sebuah gejala hukum yang kompleks dan holistik, dimana peneliti menjelaskan alasan-alasan subyektif peneliti tentang pemelihan obyek atau subyek yang diteliti secara spesifik dengan batasan-batasan yang cukup jelas tentang pelaksanaan informed consent yang dilakukan dokter serta perawat, ditinjau dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran serta Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat, di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Keyakinan terhadap keberhasilan yang akan diraih merupakan bekal awal keberhasilan tersebut”

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapatkan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”.

(Matius 7:7-8)

PERSEMBAHAN:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

2. Bapak dan Ibu 3. Kakakku Nikolas

4. Teman-teman setiaku (Jefri, Ciputra, Cahyo, Yoshela, Widy, Maykel’09) yang selalu setia mendukungku dalam doa maupun perbuatan.

5. Semua yang telah memberikan doa, semangat, serta motivasi pada penulis

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik, dengan judul skripsi ini adalah :

“BATASAN KEWENANGAN DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DITINJAU DARI PERMENKES NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 DAN PERMENKES NOMOR HK 02.02/MENKES/148/I/2010”.

Maksud dari penulisan ini adalah agar masyarakat pada umumnya serta dokter dan perawat pada khususnya, memahami dan mengerti mengenai batasan kewenangan masing-masing dalam menjalankan profesinya. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini merupakan suatu tugas yang berat, sebab terbatasnya pengalaman, tenaga, serta pikiran yang penulis miliki, namun berkat motivasi yang tinggi dan dukungan dari berbagai pihak maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Yohanes Budi Widianarko, M.Sc., selaku Rektor Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang.

2. Ibu B. Resti Nurhayati, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

3. Bapak L. Eddy Wiwoho,SH.,MH selaku Dosen wali.

4. Ibu Prof. Dr. Agnes Widanti S., SH. C.N., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran.

5. Segenap Dosen dan Staf pengajaran Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

6. Orang Tua dan Kakakku yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun rohani dalam penyusunan skripsi ini.

7. Segenap Dokter dan Perawat RSUD. Dr. Moewardi Surakarta yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman-temanku (Jefri, Ciputra, Cahyo, Yoshela, Widy dan Maykel’09) yang selalu setia mendukungku dalam doa maupun perbuatan.

9. Semua yang pernah mengisi hatiku selama aku kuliah (Resa, Silvani, Katarina, Deby).

10. Teman-teman Fakultas Hukum Angkatan 2007 semoga selalu kompak selalu. 11. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

(8)

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kalangan akademis pada khususnya.

Semarang, 13 Oktober 2011

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAKSI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Metode Penelitian ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Informed Consent ... 16

1. Pengertian Informed Consent . ... 16

2. Bentuk Informed Consent . ... 17

(10)

4. Tujuan Informed Consent . ... 18

5. Fungsi Informed Consent . ... 19

6. Hakikat Informed Consent . ... 19

7. Syarar-syarat Informed Consent . ... 20

B. Tinjauan Umum Batasan Kewenangan Dokter dan Perawat . .... 21

1. Pengertian Batasan Kewenangan . ... 21

2. Kewenangan Dokter dan Perawat dalam Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Kesehatan . ... 23

3. Kewajiban Dokter dalam Memberikan Informasi ... 24

4. Pelayanan Kesehatan . ... 27

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum RSUD Dr. Moewardi Surakarta . ... 29

1. Sejarah RSUD Dr. Moewardi Surakarta . ... 29

2. Jenis Pelayanan RSUD Dr. Moewardi Surakarta . ... 31

B. Batasan Kewenangan yang Dimiliki Dokter dan Perawat Sebagai Pihak Pemberi Pelayanan Kesehatan . ... 35

C. Perlindungan Hukum Bagi Perawat di dalam Pelaksanaan Informed Consent . ... 45

D. Hambatan yang Dialami oleh Dokter dan Perawat dalam Pelaksanaan Informed Consent . ... 51

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj banyak kaum muslim dan para sahabat Nabi yang tidak mempercayainya. Namun Sahabat Abu Bakar meyakini bahwa Isra’ Mi’raj tersebut adalah benar,

Hasil penelitian yang dapat disimpulkan oleh penulis yaituAdanya Kebijakan Kriminal yang dilakukan oleh pemerintah baik Non-Penal (pencegahan) ataupun Penal (penindakan)

• Mengkomunkasikan hasil analisis data dan informasi Kesesuaian hasil produk dengan rancangan 3.16 Memahami paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang

Pengingkaran pertimbangan superego yang sudah melekat dalam diri Hasan ternyata memunculkan keresahan ketika Hasan kembali berada pada lingkungan dunia lama, yakni

Penempatan fasilitas yang baik dengan menggunakan konsep zonasi yang sesuai dapat menciptakan suatu pengembangan atraksi wisata yang berkelanjutan dan berwawasan

Persiapan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan memberdayakan teknologi informasi terutama dalam menghasilkan tenaga akademik dan alumni kompetitif menjadi sesuatu

Menalar Sis,a Sis,a mem-a0a mem-a0a s!m-er s!m-er lain selain -!k! teks !nt!k  lain selain -!k! teks !nt!k  men)apatkan in.ormasi men)apatkan in.ormasi tam-ahan tentang

Signifikan jika F hitung > F tabel : H o ditolak.. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa nilai dari F hitung 10,51 lebih besar dari nilai F tabel