PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAK TERHADAP MUTIJ PEND1DIKAN
AKHLAK ANAK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
SRAGEN I TAHUN 2006
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
UMI LATIFAH NIM : 111 02 030
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@slainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 07 Juni 2006 Penulis.
UMI LATIFAH NIM : 111 02 030
D E P A R T E M E N A G A M A Rl
S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m ail: adminislrasi@slainsaJatiga.ac.id
Drs. H. M. Banany
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari.
Nama : UMI LATIFAH
NIM : 111 02 030
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : UMI LATIFAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 02 030 yang berjudul : "PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK ANAK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRAGEN I TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006". Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu, 12 Juli 2006 M yang bertepatan dengan tanggal 16 Jumadil Akhir 1427 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
12 Juli 2006 M
Kejua Sidang
Salatiga,
Panitia Ujian
16 Jumadil Akhir 1427 H
Sekretaris Sic
Irs. Imam Sdtomo. M .A2
/ NIP. 150 216 814
Penguji I
Drs. H. M. Zulfa, M,Ag
NIP. 150 177 821 NIP. 150 269 911
Pembimbing,
_____ . M. Bananv NIP. 150 170 134
MOTTO
V O rang y an g bijaksana akan m enjadi m ajikan dari pikirannya, orang bodoh akan m enjadi budaknya (Schw arts).
V
K egagalan bukan berarti kehancuranSebuah karya kecil ini kupersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah
membimbing, menuntun dan senantiasa mendoakanku untuk menjadi manusia yang sukses dan bijaksana.
2. Kakak-kakakku dan adikku (Uus) yang selalu memberikan nasehat dan motivasi.
3. Yang tersayang calon pendamping dan penuntun hidupku, yang tidak jera menyayangi dan memberikan semangat sehingga hidupku lebih berwama dan bermakna.
K A T A P E N G A N T A R
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi sarat-sarat guru memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Adapun judul skripsi ini adalah PENGARUH MORALITAS GURU BID ANG STUDI AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK ANAK DI SEKOLAH (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Sragen l Tahun Pelajaran 2005 / 2006).
Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah dengan ikhlas memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati penilis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Teman-teman PAI Angkatan 2002 khususnya kelas A
6. Teman-teman kos Sumbing 22, adikku, Syamsiyah, Yuli, Olif, Ani dan Tanti yang mampu membuat aku tersenyum dan bangga.
7. Teman-teman GFC yang telah banyak membantu. 8. Keluarga Besar Dot.Comp Jangkugan.
9. Team Perpustakaan, terima kasih atas pelayanannya.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan.
dan jasa baiknya dapat menjadi amal sholeh yang dapat diterima Allah SWT. Ucapan terima kasih pula penulis ucapkan kepada para pembaca yang telah memberikan saran dan kritiknya yang bersifat membangun.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT mohon pertolongan dan perlindungan serta petunjuk, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, Q 'J JUYb 2006 Penulis
UMI LATIFAH
D A FTA R ISI
halaman
HALAMAN JUDUL... i
\ . DEKLARASI... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN M OTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Penegasan Istilah... 4
C. Rumusan Masalah... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 6
E. Hipotesis ... 7
F. Metode Penelitian... 7
G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak... 14
B. Mutu Pendidikan Akhlak A nak... 19
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum MAN Sragen 1... 30
B. Keadaan Responden ... 39
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama... 47
B. Analisis Kedua ... 52
C. Analisis Ketiga... 56
D. Interpretasi D a ta ... 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
C. Penutup ... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
D A F T A R T A B E L
TABEL V JAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG
STUDI AQIDAH AKHLAK... 42 TABEL VI JAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK
A N A K ... 44 TABEL VII JAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG
STUDI AQIDAH AKHLAK... 48 TABEL VIII INTERVAL MORALITAS GURU BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAK... 51
TABEL IX PROSENTASE PENGARUH MORALITAS GURU
BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK... 51
TABEL X JAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK
A N A K ... 52 TABEL XI INTERVAL MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK... 55 TABEL XII PROSENTASE MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK.... 56 TABEL XIII PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN AKHLAK A N A K ... 57 TABEL XIV TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KOEFISIEN
KORELASI PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG
STUDI AQIDAH AKHLAK TERHADAP MUTU
PENDIDIKAN AKHLAK A N A K ... 59
A. Latar Belakang
Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia pada masa
sekarang ini dibutuhkan tenaga profesional. Sejalan dengan semakin
berkembangnya suatu negara semakin dirasakan pentingnya pendidikan.
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang
terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan di
bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan
sumber daya manusia.
Oleh karena itu, di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian,
penanganan dan priotitas secara intensif baik oleh pemerintah, keluarga dan
pengelola khususnya.
Pendidikan agama Islam sedikitnya mempunyai tiga pengertian yang
berlainan dalam konteks pembahasan pendidikan di Indonesia. Pemilihan
makna ditinjau dari aspek guru, lembaga dan bahan ajar. Guru bidang studi
Aqidah Akhlak dapat dianalogkan dengan guru secara umum, tetapi
mempunyai tugas khusus mengajar materi Aqidah Akhlak. Kompetensi yang
haras ditampilkan seseorang dalam kapasitasnya sebagai guru, pencantuman
kata Aqidah Akhlak di belakang “moralitas” menyiratkan karakteristik nilai
lebih yang disandang guru bidang studi Aqidah Akhlak. Ciri khusus yang
2
melekat pada guru bidang studi Aqidah Akhlak adalah tuntutan kualitas
kepribadian yang integral, bukan sekedar penguasaan bahan ajar.
Tampilan sosok kepribadian yang integral membutuhkan proses
panjang yang harus dipelihara sepanjang hayat. Nilai lebih guru bidang studi
Aqidah Akhlak sangat bergantung pada kesetian menjaga moralitas Islam
dalam realitas kesehariannya. Ketidakcakapan guru bidang studi Aqidah
Akhlak dari aspek pengusaan materi dan metodologis masih dapat diperbaiki
secara bertahap, tetapi kegagalan dari aspek moral selalu menjadi aib
permanen yang terekam dalam memori kognitif siswa dan masyarakat.
Mutu pendidikan ditelaah dari proses pembelajaran di dalam sekolah,
yakni interaksi guru-siswa. Mengacu pada tulisan Sudana Degeng, efektifitas
pembelajaran dapat dilihat dari sejumlah segi, yakni kecermatan penguasaan
perilaku, kecepatan unjuk kerja, kesesuaian dengan prosedur, kualitas unjuk
kerja, kualitas hasil akhir, tingkat alih belajar, dan tingkat retensi.1
Guru merupakan orang yang lebih dewasa harus selalu memperbaiki
(Jiri sebagai figur yang dapat ditiru dan diikuti oleh murid-muridnya. Tetapi
perlu diingat bahwa setiap anak didik memiliki karakter dan sifat yang
berbeda. Sehingga guru yang memiliki moralitas dalam mendidik harus
pandai dalam memilih metode yang sesuai dalam membentuk perilaku dan
moral anak didik untuk meningkatkan mutu pendidikan akhlak anak. Upaya
efektif dalam pembentukann akhlak pada anak dengan menggunakan
keteladanan. Keteladanan itu akan melekat pada diri dan perasaannya, baik 1
dalam bentuk ucapan, dan perbuatan, karena keteladanan dianggap sebagai
sifat baik dan buruknya anak didik.2
Berkaitan dengan hal tersebut kondisi yang menojol dan mencemaskan
dari peradaban masa kini adalah lepasnya ikatan moral yang diajarkan agama.
Begitu parahnya peradaban di zaman ini sampai-sampai kasih sayang dan
keharmonisan yang selalu ditawarkan sulit didapatkan. Bahkan lebih ekstrim
lagi dikatakan bahwa saat ini adalah abad ilmu pengetahuan, abad revolusi
atau abad tanpa nilai.
Untuk mengantisipasi kondisi yang semacam ini maka mendidik
akhlak sejak dini adalah solusinya, karena akhlak merupakan pedoman pokok
dalam menjaga agama, bangsa dan negara. Dengan akhlak yang baik, suatu
negara akan aman dan makmur, sebagaimana ungkapan penyair Ahmad
Syauqi Bey, “Kekalnya suatu bangsa adalah selama akhlaknya kekal, jika
akhlaknya sudah lenyap, maka musnah pulalah bangsa itu”.3
Dari sekian banyak tujuan pendidikan diantaranya berupaya
mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa, maka setiap guru agama
dituntut agar mampu mengintegrasikan materi pelajaran yang disajikannya ke
dalam akhlak anak.
Dari uraian pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
masalah-masalah tersebut dengan harapan dapat mengetahui ada tidaknya
pengaruh moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak terhadap mutu
pendidikan akhlak anak di sekolah, maka penulis berkeinginan untuk meneliti
2 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1992, him. 1 - 2 .
4
permasalahan ke dalam judul “Pengaruh Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah
Akhlak terhadap Mutu Pendidikan Akhlak Anak” .
B. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan atau meniaga agar tidak terjadi kesalahpahaman
serta sebagai langkah awal menyatukan persepsi terhadap pembahasan ini,
maka perlu diberikan batasan dan penegasan dari judul yang singkat sebagai
i
b e rik u t:
1. Moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak
Moralitas berasal dari kata kata moral yang berarti ajaran tentang
baik buruk perbuatan kelakuai (akhlak kew ajiban)4 Gum adalah orang
yang kerjanya rnengajar.5 Yang dimaksud penulis di sini adalah gum yang
mengajar bidang studi Aqidah Akhlak. Berdasarkan pengertian tersebut
maka moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak adalah tatanan perbuatan
atau baik bumknya perilaku seorang gum bidang studi Aqidah Akhlak.
2. Mutu Pendidikan Akhlak Anak
Mutu adalah kualitas, taraf atau de.'ajat (kepandaian, kecerdasan).6
9
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.7
4 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pus taka, Jakarta, 1982, him. 654.
5 Ibid., him. 335.
6 Departemen Pendidikan dan Kcbudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, him. 604.
Akhlak yaitu budi pekerti dan kelakuan.8 Anak adalah manusia yang masih
kecil.9
Berdasarkan pengertian tersebut maka mutu pendidikan akhlak
anak dapat diartikan sebagai kualitas atau taraf dalam proses perubahan
sikap seorang anak menuju ke yang lebih baik.
Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel, yaitu sebagai
b erik u t:
1. Variabel independen (variabel bebas yang mempengaruhi)
Yaitu moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dengan indikator
sebagai b erik u t:
a. Berkata jujur dan bersikap adil
b. Hubungan antara guru dan siswa yang familiar
c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran
d. Disiplin dan penuh tanggung jawab
e. Memiliki rasa sosial yang tinggi
f. Konsisten antara ucapan dan perilaku keseharian
g. Bersikap demokratis dan bijaksana.
2. Variabel Dependen (variabel yang dipengaruhi)
Yaitu mutu pendidikan akhlak anak, dengan indikator sebagai b erik u t:
a. Menghormati dan menghargai guru
b. Mengucapkan salam bila bertemu dengan guru dan teman
c. Minta ijin bila terlambat
8 Ibid.,him. 15.
6
d. Toleransi terhadap teman
e. Tidak membeda-beda teman
f. Menghargai pendapat teman
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah
Aliyah Negeri Sragen I ?
2. Bagaimana mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah Aliyah Negeri
Sragen I ?
3. Adakah pengaruh antara moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak
terhadap mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah Aliyah Negeri
Sragen I ?
D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
b erik u t:
1. Untuk mengetahui moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak di
Madrasah Aliyah Negeri Sragen I.
2. Untuk mengetahui kualitas mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah
Aliyah Negeri Sragen I.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara moralitas guru bidang studi
/V
Aqidah Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
1. Memberikan gambaran tentang moralitas guru bidang studi Aqidah
Akhlak.
2. Memberikan gambaran tentang mutu pendidikan akhlak anak.
3. Memberikan gambaran pengaruh moralitas guru bidang studi Aqidah
Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak anak.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.10
Berdasarkan pengertian di atas maka rumusan hipotesis dalam
penelitian ini adalah “Ada pengaruh positif antara moralitas guru bidang studi
Aqidah Akhlak dengan mutu pendidikan akhlak anak”. Artinya, semakin baik
moral seorang guru bidang studi Aqidah Akhlak maka semakin tinggi pula
mutu pendidikan akhlak anak.
F. Metode Penelitian
Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
1. Populasi dan Sampel
Yang dimaksud dengan populasi adalah semua individu untuk
siapa kenyataan diperoleh hendak digeneralisasikan.11 Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Sragen I kelas I
dan II yang berjumlah + 400 siswa. Sedangkan sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang akan diselidiki.11 12
Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan. Untuk
menentukan populasi dan sampel, Suharsimi Arikunto menyatakan
“Apabila kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Sehingga penelitian
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar
dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih.13
Karena jumlah populasi siswa kelas I dan II Madrasah Aliyah
Negeri Sragen I + 400 siswa, maka penulis menggunakan teknik Random
Sampling. Penulis mengambil sebanyak 15 % dari siswa kelas I dan II
Jadi jum lah sampelnya adalah 60 siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penguimpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode sebagai b e rik u t:
11 Sutrisno Hadi, M etodologi Research,Andi Offset, Yogyakarta, 1995, him. 84. 12 Suharsimi Arikunto, op.ciU,him. 117.
a. Metode Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.14
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dan mutu pendidikan
akhlak di Madrasah Aliyah Negeri Sragen I.
b. Metode Interview
Interview atau wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara si penanya dan si penjawab dengan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara).15
Metode ini digunakan penulis untuk mengetahui gambaran
umum tentang sekolah yang meliputi identitas sekolah, sejarah
berdirinya, dan letak geografis MAN Sragen I.
c. Metode Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,
agenda dan sebagainya.16
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
situasi umum, meliputi keadaan sekolah, guru, dan siswa Madrasah
Aliyah Negeri Sragen I.
14 Ibid., him. 124.
10
3. Metode Analisis Data
a. Analisis Pendahuluan
Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel
secara terpisah, sehingga diketahui ciri masing-masing variabel
penelitian. Analisis ini menggunakan rumus persentase sebagai
b e rik u t:
P = — x \ 0 0 %
N
Keterangan :
P : Persentase perolehan
F : Frekuensi mentah
N : Jumlah total responden.
b. Analisis Lanjut
Analisis ini untuk mengetahui adakah pengaruh antara
moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dengan mutu pendidikan
akhlak anak. Analisis ini menggunakan rumus product moment
sebagai b e rik u t:
N Ix y-(Ijc)(X y)
rXV yl{N.lx2
-(Z x )2^N.Zy2
-(^ y )2\
K eterangan:
Txy : Koefisiensi antara variabel x dan variabel y
xy : Perkalian antara x dan y
x : Variabel independent yaitu moralitas guru bidang studi
Aqidah Akhlak
y : Variabel dependent yaitu mutu pendidikan akhlak anak
N : Jumlah populasi
I : Sigma.17
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Ruang lingkup pembahasan skripsi ini, berkisar pada masalah
moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dengan mutu pendidikan akhlak
anak. Untuk lebih mudahnya secara sistematis dapat dijabarkan sebagai
b erik u t:
Bab I : Dalam bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi
penelitian, hipotesis, metode penelitian, sistematika penulisan
skripsi.
Bab II : Landasan Teori
Pada bab landasan teori ini, ada tiga sub pokok bahasan, yaitu :
A. Moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak, yang meliputi
1. Pengertian moralitas
12
2. Tujuan moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak
3. Penerapan dan tindak lanjut moralitas guru bidang studi
Aqidah Akhlak di sekolah.
B. Mutu pendidikan akhlak anak, yang m eliputi:
1. Pengertian pendidikan akhlak
2. Faktor penting dalam pendidikan akhlak
3. Metode pendidikan akhlak
C. Pengaruh moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak
terhadap mutu pendidikan akhlak anak.
Bab III : Laporan Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang
berkaitan dengan variabel penelitian yaitu data tentang moralitas
guru bidang studi Aqidah Akhlak yang mempengaruhi mutu
pendidikan akhlak anak. Di samping itu dilaporkan mengenai
lembaga pendidikan yang dijadikan tempat penelitian.
Bab IV : Analisis Data
Dalam bab ini akan dilakukan analisis data, yang m elip u ti:
A. Analisis data tentang moralitas guru bidang studi Aqidah
Akhlak
B. Analisis data tentang mutu pendidikan akhlak anak
C. Analisis data tentang pengaruh moralitas guru bidang studi
Aqidah Akhlak terhadap mutu pendidikan akahlak anak
Bab V : Penutup
Mengakhiri penulis skripsi, pada bab kelima akan diuraikan
mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak
Sebelum penulis memberikan paparan konsep tentang moralitas guru
bidang studi Aqidah Akhlak, akan lebih baik manakala diawali dengan kajian
konsep moralitas secara umum, khususnya dalam kajian psikologi. Ini akan
memberikan makna dan pemahaman yang mengarah sebagaimana maksud
penulis dalam menyusun skripsi ini. Cakupan pembahasan moralitas guru
bidang studi Aqidah Akhlak ini akan meliputi moralitas, tujuan moralitas guru
bidang studi Aqidah Akhlak, penerapan dan tindak lanjut moralitas guru
bidang studi Aqidah Akhlak di sekolah.
1. Pengertian Moralitas
Kata moralitas berasal dari kata “moral” (bahasa Inggris) yang berarti ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.1
Moralitas juga dapat diartikan keadaan nilai-nilai moral dalam
hubungannya dengan sosial atau tingkah laku yang sesuai dengan nilai-
nilai moral yang ada dalam suatu kelompok.
Menurut Immanuel Kant yang dimaksud dengan moralitas adalah
kesesuaian sikap dan perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniyah,
yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban kita.1 2
1 Taufiq Rahman, Moralotas Pemimpin dan Prspektif Al-Qur'an, Pustaka Setia, Bandung, him. 9.
2 Lili Tjahjadi, Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif
Kategoris, Kanisius, Yogyakarta, 1991, him. 47.
Menurut W. Martin Roland Schinzinger dalam buku Etika
Rekayasa mengatakan :
“Salah satu arti yang kerap diberikan dalam kamus-kamus adalah moralitas menyangkut apa yang seharusnya atau yang seharusnya tidak dilakukan dalam situasi tertentu, apa yang benar atau yang salah dengan melakukannya, apa yang baik atau apa yang buruk pada tindakan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Di satu pihak moralitas tidak hanya sekedar menyangkut tindakan, tapi juga karakter baik dan buruk (orangnya seharusnya apa, bukan sekedar seharusnya berbuat apa), hubungan-hubungan (yang seharusnya didukung), dan cita-cita (yang harus menjadi aspirasi kita). Di pihak lain, acuan pada kata-kata seharusnya “benar” dan “baik” tidak akan mencukupi untuk mendefmisikan dimensi moralitas yang terkait dengan perilaku, karena ada banyak kata dan ide semacam ini kerap digunakan tanpa kaitan dengan moralitas sama sekali”.3
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa moralitas
adalah sikap hati orang atau karakter yang terungkap dalam tindakan atau
tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada.
2. Tujuan Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak
Guru agama khususnya guru bidang studi Aqidah Akhlak berbeda
dengan guru bidang studi lainnya. Guru bidang studi Aqidah Akhlak
disamping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberikan
pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan
pembinaan bagi peserta didik. Ia mampu membantu pembentukan
kepribadian, pembinaan dan akhlak, di samping menumbuhkan dan
mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para peserta didik.
16
Guru agama harus lebih dari itu semua yakni harus sanggup
menjadi pendukung sebenar-benamya akan kebenaran cita-cita agama,
sehingga dirinya di mata anak didik telah membawa nilai dan pengalaman
keagamaan yang diperoleh dari orang tuanya masing-masing.4
Tugas guru bidang studi Aqidah Akhlak itu sangat berat, karena
disamping membentuk pribadi peserta didik, iapun harus memperbaiki
mana yang kurang baik pada mereka. Karena anak didik yang datang ke
sekolah telah membawa nilai dan pengalaman keagamaan yang diperoleh
dari orang tuanya masing-masing.
Nabi sendiri pun dipandang sebagai guru yang dapat menunjukkan
ke arah jalan kebenaran. Sebagaimana ayat Al-Qur'an yang menegaskan
sebagai berikut:
Artinya : Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) sungguh menunjukkan ke jalan yang benar. (Asy-Syura : 52).5
Masalah moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dicerminkan
dalam memberikan keteladanan bagi peserta didik.
Dari sini, masalah keteladanan menjadi penting dalam hal baik-
buruknya anak. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia,
berani dan menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan
agama, maka si anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dalam
4 H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Masyarakat, Bulan Bintang, Jakarta, 1977, him. 121.
akhlak mulia, keberanian dan dalam sikap yang menjauhkan diri dari
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama. dan jika pendidik
bohong, khianat, penakut dan hina, maka si anak akan tumbuh dalam
kebohongan, khianat, durhaka, kikir, penakut dan hina.6
Dari uraian di atas, menurut hemat penulis bahwa tujuan moralitas
guru bidang studi Aqidah Akhlak adalah mempersiapkan dan mebentuk
pribadi anak didik di dalam moral, spiritual dan sosial.
3. Penerapan dan Tindak Lanjut Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah
Akhlak di Sekolah
Sekolah merupakan fo llo w up dari pendidikan di keluarga. Sekolah
bahkan dipandang sebagai sistem pendidikan formal, artinya
diselenggarakan atas dasar peraturan dan syarat-syarat tertentu, tujuan
serta alat-alat tertentu pula. Guru-guru yang menjalankan tugas mendidik
harus sanggup menjadikan dirinya sarana penyampaian cita-cita kepada
anak yang diamanatkan kepadanya.
Karena itu guru bidang studi Aqidah Akhlak masuk ke dalam kelas
dengan segala apa yang ada padanya. Caranya berpakaian, berbicara,
bergaul, bahkan caranya berjalan, makan, minum, duduk dan diamnya.
Semuanya ikut menunjang keberhasilannya dalam melaksanakan tugas
pendidikan agama bagi peserta didik.7
6 Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Saifullah Kamala, A ^ -S y ifa ’, Semarang, t.t., him. 2.
18
Sebelum penulis memberikan paparan tentang penerapan dan
tindak lanjut moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak di sekolah, lebih
baik jika kita mamahami sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru dalam
pendidikan Islam.
Sifat-sifat yang harus dimiliki guru dalam pendidikan Islam
menurut M. Athiyah Al-Abrasyi adalah sebagai b erik u t:
a. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari
keridhaan Allah.
b. Kebersihan guru
Seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa dan kesalahan,
bersih jiwa, terhindar dari dosa besar, sifat ri’a (mencari nama),
dengki, perselisihan.
c. Ikhlas dalam pekerjaan
Keikhlasan dan kejujuran seorang guru di dalam pekerjaannya
merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya di dalam tugas dan sukses
murid-muridnya.
d. Harus mengetahui tabi’at murid
Guru harus mengetahui tabi’at pembawaan murid, adat kebiasaan, rasa
dan pemikiran murid agar tidak kesasar di dalam mendidik anak-anak.
e. Harus menguasai materi.8
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki guru dalam pendidikan Islam di
atas dapat diketahui bahwa penerapan dan tindak lanjut moralitas guru
bidang studi Aqidah Akhlak di sekolah antara lain :
a. Berkatajujur
b. Hubungan antara guru dengan guru, guru dengan anak didik yang
familiar.
c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran
d. Disiplin dan penuh tanggung jawab
e. Ikhlas dalam mendidik
f. Memiliki rasa sosial yang tinggi
g. Konsisten antra ucapan dan perilaku keseharian
h. Bersikap demokratis dan bijaksana.
B. Mutu Pendidikan Akhlak Anak 1. Pengertian Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak terbentuk dari dua kata yaitu pendidikan dan
akhlak. Sehingga untuk memahami pengertian pendidikan akhlak harus
dipahami dahulu kedua kata tersebut.
Pendidikan pada dasarnya usaha yang dilakukan secara sadar oleh
orang dewasa yang bertanggung jaw ab terhadap orang lain yang belum
dewasa, baik jasmani maupun rohani.
Sedangkan menurut para pakar pendidikan adalah sebagai
20
Prof. MJ. Langeveld berpendapat bahwa pendidikan adalah
pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih
memerlukan.9
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah pemberian
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.10 11 12
Achmadi mengemukakan bahwa pendidikan ialah tindakan yang
dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan
fitrah serta potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia
seutuhnya (insan kam il).u
Chabib Thoha mengemukakan bahwa pendidikan secara praktik
adalah suatu proses pemindahan pengetahuan ataupun pengembangan
potensi-potensi yang dimiliki sub^ek didik untuk mencapai perkembangan
secara optimal serta membudayakan manusia memiliki proses transformasi i 'y
nilai-nilai yang utama.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka pendidikan dapat
diartikan sebagai usaha atau aktifitas yang dilakukan oleh orang dewasa
untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak ke arah
9 Sutari Imam Bamadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, FIP. Yogyakarta, 1984, him. 42.
10 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, Remaja Karya, Bandung, 1987, him. 19.
11 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him. 16.
kedewasaan berdasarkan ajaran Islam yang berupa menanamkan akhlak
mulia, latihan moral, fisik sehingga menghasilkan perubahan yang
dimanifestasikan dalam kenyataan hidup meliputi kebiasaan, tingkah laku,
berfikir, dan bersikap menuju terbentuknya kepribadian utama.
Selanjutnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab (<3bU-l) bentuk
jamak dari mufrodnya khuhiq yang berarti budi pekerti, sinonimnya
etika dan moral.
Menurut Ahmad Amin dalam bukunya Etika Ilm u Akhla,
pengertian etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada
lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melaksanakan apa yang
harus diperbuat.13 14
Menurut Zakiah Daradjat, pengertian akhlak adalah kelakuan yang
timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan bawaan
dan kebiasaan yang menyatu, membentuk satu kesatuan tindak akhlak
yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.15
Sebagaimana dalam firman Allah surat Asy-Syu’araa’ sebagai
b e rik u t:
13 Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1996, him. 26 - 27.
14 Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, Tcrj. Farid Ma’ruf, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, him. 5.
22
(
\ y v \ s-\*(jii-
o|
Artinya : (Agama kami) ini adalah tidak lain hanyalah kebiasaan orang ierdahulu. (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 137).16
Meskipun terdapat perbedaan dalam mendefinisikan akhlak, namun
dapatlah dipahami bahwa akhlak adalah merupakan kehendak yang lahir
dari jiwa seseorang yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan. Kedua pengertian di atas yaitu pendidikan dan akhlak maka
dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan
penanaman akhlak yang mulia serta dasar moral, tabiat, maupun perangai
yang baik yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan akhlak sejak ia
masih kecil hingga ia dewasa.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan akhlak
merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan
mengarahkan kehendak seseorang untuk mencapai tinhkah laku dan
diserahkan serta menjadikannya sebagai kebiasaan.
2. Faktor Penting dalam Pendidikan Akhlak
Faktor yang mempengaruhi akhlak atau moral adalah dipengaruhi
dan ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor intern dan faktor
ekstem.
a. Faktor Intern
Yang dimaksud faktor intern adalah faktor yang datang dari diri
sendiri yaitu fitrah yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir,
dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari
pengaruh luarnya sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : M aka hadapkanlah wajahmu lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitra h A llah yang telah m enciptakan m anusia m enurut fitra h itu. Tidak ada perubahan atas fitra h Allah. (Itulah) agama yang lurus, tapi kebanyakan m anusia tidak mengetahuinya. (QS. Ar-Rum : 30).17
Dengan demikian setiap anak yang lahir ke dunia ini telah
memiliki naluri keagamaan yang nantinya akan mempengaruhi dirinya,
seperti unsur-unsur yang ada dalam dirinya turut membentuk akhlak /
moral antara la in :
1) Insting dan akal
2) Adat istiadat
3) Kepercayaan
4) H aw anafsu
5) Keinginan-keinginan
6) Hati nurani.
b. Faktor Ekstem
Adapun faktor ekstem adalah faktor yang mempengaruhi
kelakuan atau perbuatan manusia yaitu m eliputi:
24
1) Pengaruh Keluarga
Setelah manusia lahir, maka akan terlihat dengan jelas
fungsi keluarga dalam pendidikan, yaitu memberi pengalaman
pada anak baik melalui pemeliharaan, pembinaan, dan
mengarahkan yang menuju pada terbentuknya tingkah laku yang
diinginkan oleh orang tua.
Orang tua (keluarga) merupakan pusat kegiatan rohani bagi
anak yang pertama baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara
berfikir akan kelihatan. Keluarganya sebagai pelaksana pendidikan
Islam yang akan mempengaruhi dalam pembentukan akhlak
mulia.
2) Pengaruh Sekolah
Sekolah merupakan rumah tangga yang besar. Di sana anak
akan menjumpai saudara-saudara baru, sama-sama belajar. Begitu
juga menjumpai guru sebagai orang tua mereka yang memberi
petunjuk dan pengajaran, menegur bila tersesat, menjawab bila
bertanya, meluruskan bila menyeleweng, dan memberi semangat
supaya rajin belajar. Dalam sekolah guru menjadi orang tua yang
penyayang, petunjuk yang jujur serta pemimpin yang ikhlas yang
semuanya itu dapat mempengaruhi akhlak anak. Sebagaimana
dikatakan oleh Mahmud Yunus sebagai b erik u t:
dibenarkan, perangainya yang kasar diperhalus, tingkah laku yang senonoh diperbaiki dan begitulah seterusnya”.18
3) Pengaruh Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh yang besar
dalam membentuk akhlak lingkungan yang baik akan menarik
anak berakhlak baik. Lingkungan yang jahat akan menarik anak
berakhlak yang jahat pula. Oleh karena itu pendidik harus
memperhatikan lingkungan yang berhubungan di luar keluarga dan
sekolah. Begitu juga harus diperhatikan teman-teman sejawatnya
yang bermain dengan anak tersebut tiap harinya, mereka itu
mempunyai pengaruh yang besar pada akhlak anak.
3. Metode Pendidikan Akhlak
Untuk mendidik ankhlak dalam Islam, terdapat beberapa cara atau
metode. Menurut Athiyah Al-Abrasyi ada tiga metode yaitu :
a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu dengan cara memberi
petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya
sesuatu.
b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan cara sugesti,
seperti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmat kepada
anak dengan memberikan nasehat dan berita berharga.
26
c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak
dalam rangka pendidikan akhlak.19
Zakiah Daradjat menyebutkan ada lima metode pendidikan akhlak
yang efektif, yaitu :
a. Menumbuh-kembangkan dorongan dari dalam yang bersumber pada
iman dan takwa.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang akhlak Al-Qur'an lewat ilmu
pengetahuan, pengamalan dan latihan agar dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang jahat.
c. Meningkatkan pendidikan kemauan, yang menumbuhkan pada
manusia kebebasan memilih yang baik dan melaksanakan. Selanjutnya
kemauan itu akan mempengaruhi pikiran dan perasaan.
d. Latihan untuk melakukan yang baik serta mengajak orang yang lain
untuk bersama-sama melakukan perbuatan baik tanpa paksaan.
e. Pembiasaan dan pengulangan melaksanakan yang baik, sehingga
perbuatan baik itu menjadi keharusan moral dan perbuatan akhlak
terpuji, kebiasaan yang mendalam tumbuh dan berkembang secara
wajar dalam diri manusia.20
Pendidikan dengan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan
dan mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan aqidah dan moral,
persiapan spiritual serta sosial dan selalu memantau situasi pendidikan
jasmani dan daya ilmiahnya.
Dalam Al-Qur'an surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim : 6).21
Al-Qur'an telah memaknai hukuman yang memberikan ketakutan
dan ancaman dalam berbagai ayat yang jelas yang menggunakannya dalam
upaya memperbaiki jiwa orang Islam dalam mempersiapkan moral dan
spiritual.
C. Pengaruh Moralitas Guru Agama terhadap Mutu Pendidikan Akhlak Anak di Sekolah
Seorang guru agama harus mendasari tugas profesinya dengan ajaran
Islam. Karena guru agama merupakan input yang besar dalam transfer o f
knowledge dan juga dalam pembentukan akhlak siswa. Dengan berdasarkan
kepada ajaran Islam seorang guru agama dapat memberikan kode etik serta
norma-norma yang mampu mengangkat harkat dan martabat manusia.
Allah SWT berfirman dalam surat Shad ayat 29 yang berbunyi:
( Y ^
_
J}" SlS
ji l
jy>
ijJ L J l A jJ jj!
Artinya : Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (Q.S. Shad : 29).22
21 Mujamma’ Al-Malik Fahd li Thiba’ Al-Mush-haf, op.cit., him. 951.
28
Budi pekerti guru agama maha penting dalam pendidikan watak murid.
Guru agama harus menjadi suri tauladan, karena anak-anak bersifat suka
meniru. Guru agama yang tidak berakhla baik atau tidak memiliki moralilas
tidak mungkin dipercayakan pekerjaan mendidik, karena figur seorang guru
agama benar-benar harus menjunjung tinggi nilai-nilai moral atau berperilaku
sesuai dengan ajaran Islam.
Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin
mendidik agar anak bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa
kepada-Nya. Sebab ia adalah tauladan bagi muridnya sebagaimana Rasulullah
SAW menjadi tauladan bagi umatnya. Sejauh mana seorang guru mampu
memberi tauladan kepada murid-muridnya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan
akan berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang
baik dan mulia.23
Implikasi dari peran guru agama yang strategis dalam kependidikan
pada umumnya dan bidang pengajaran agama pada khususnya, maka guru
agama sebagai suatu profesi menuntut bagi penyandangnya untuk memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan agama dan kepribadian yang
mantap sebagai prasyarat bagi performansinya. Dalam rangka penyiapan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia, peranan guru
agama tidak dapat diabaikan. Melalui guru agama yang bermoralitas tinggi
dalam mengelola pendidikan dan pengajaran diharapkan dapat
mengkontribusikan keluaran yang berkualitas dan berbudi luhur.
23 Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Pendidikan Islam,
Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, baik mengenai moralitas
guru bidang studi Aqidah Akhlak maupun mutu pendidikan akhlak di sekolah,
penulis dapat mengambil kesimpulan atau hipotesis sementara, bahwasannya
ada pengaruh antara moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dengan mutu
pendidikan akhlak anak di sekolah.
Yang mana apabila moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak baik,
maka mutu pendidikan akhlak anak di sekolah juga tinggi, sehingga pada
akhirnya guru bidang studi Aqidah Akhlak dan anak didik akan mencapai
suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar maupun dalam berperilaku
kesehariannya.
BAB III
LAPORAN HASIL PENE1TIAN
A. Keadaan Umum MAN Sragen I I . Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri Sragen I
b. Alamat Sekolah : Jl. Irian 5 Nglorog, Kec.Sragen Kab. Sragen
c. D ibukaTahun : 1980 - 19 September
d. Status Sekolah : Negeri
e. Luas Tanah : 6.855 m
f. Luas Bangunan : 4.062 m2
g. Jenjang Akreditasi: Baik
2. Sejarah Singkat Berdirinya
Sejak awal berdirinya sampai sekarang sudah mengalami beberapa
perubahan dan perkembangan. Pada awalnya MAN Sragen I merupakan
sekolah swasta yang didirikan oleh Yayasan Islam Sragen, yaitu
Pendidikan Guru Agama (PGA) dengan program pendidikan selama 6
tahun dan lokasinya belum menetap tetapi tetap berada di wilayah Sragen.
Atas upaya berbagai pihak dalam menjalin kerja sama dengan
pemerintah, maka pada tahun 1970 dengan SK Menteri Agama RI No. 25
Tahun 1970 tertanggal 30 September 1970 PGA tersebut dinegerikan,
sehingga menjadi Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN).
Pada tahun 1980, tepatnya tanggal 19 September 1980 PGAN
diubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri, dari hasil relokasi Madrasah
Aliyah Negeri Wonosobo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama
Tahun 1980 No. 27 Tahun 1980.
Adapun tokoh-tokoh yang mempelopori berdirinya MAN Sragen l
adalah :
a. Bapak Jazil, BA
b. Bapak Drs. Suparno
c. Bapak Drs. Mahmud
d. Bapak Drs. Thohari
e. Bapak Drs. Salim
f. Bapak Drs. Tarmono
g. Bapak Suhardi
h. Bapak Suyanto
i. Bapak Masduki, BA
Pada tahun 1983, atas upaya dari berbagai pihak serta tokoh-tokoh
tersebut, maka didirikanlah gedung MAN Sragen I yang bertempat tinggal
di Desa Glorog dan pada tahun 1984 gedung tersebut mulai ditempati
hingga sekarang.1
32
3. Letak Geografis
Madrasah Aliyah Negeri Sragen I berlokasi di Desa Nglorog,
Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. Adapun batas-batasnya adalah
sebagai b e rik u t:
a. Sebelah Utara : Rumah penduduk
b. Sebelah Selatan : Area persawahan
c. Sebelah Barat : Rumah penduduk
d. Sebelah Timur : Area persawahan.2
Berdasarkan batas-batas wilayah di atas, maka dapat kita lihat
bahwa tempat ini sangat strategis untuk proses belajar mengajar, karena
lokasinya yang jauh dari keramaian sehingga suasana proses belajar
mengajar bisa tenang.
4. Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas agar bisa berjalan dengan baik, maka
diperlukan beberapa komponen yang saling mendukung dan bekerja sama.
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari tersusun dalam bentuk struktur
sebagai b e rik u t:
STRUKTUR 0RGANISAS1
MADRASAH ALIY AH NEGERI SRAGEN I
Keterangan :
: Garis Komando
34
5. Keadaan Guru dan Karyawan
Dalam suatu kelembagaan merupakan bagian terpenting untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Untuk mengetahui keadaan guru
merupakan bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Profesionalisme guru dan karyawan itulah yang kemudian akan membawa
MAN Sragen I menjadi lebih dinamis. Untuk mengetahui keadaan tersebut
dengan penulis sajikan keadaan guru dan karyawan MAN Sragen 1. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
a. Data tentang tenaga pengajad MAN Sragen 1
TA B ELI
GURU MAN SRAGEN 1
No Nama NIP Ja b a ta n
1 Dra. Siti Afiah, M.Ag 130455957 Kepala Madrasah
2 Drs. Machmud 150058955 Bahasa Arab
3 Sulastya, S.Ag 150090259 Qur'an Hadits / B. Arab
4 Srijaya, A.Md 150172424 Penjaskes
5 Dra. Sri Arfiah Nurhidayah 150242366 BP 6 Dra. Enggar Muji Sulastri 150256673 BP
7 Drs. Mariyo 150251348 Matematika
8 Muh. Zainudi, BA 150228532 Ekonomi 9 Drs. Agung Prasetyono 150254883 Matematika 10 Dra. Chaterina Hendri P 150261665 Bahasa lnggris 11 Dra. Yahyu Sunarni 150270659 BP
No Nama NIP Jabatan 15 Drs. Suwarto 150254351 Bahasa Indonesia 16 Dra. Susilowati 150288766 Bahasa Indonesia 17 Titik Kusmiyati, S.Pd 132188593 Sejarah
18 Nurul Azizah, S.Pd 150286191 Bahasa Inggris 19 Sukarsih, S.Pd 150276574 Bahasa Inggris 20 Sri Mulyati, S.Pd 150289116 Matematika 21 Muslimah, S.Pd 150329436 Bahasa Indonesia 22 Drs. Aris Ramadawati 150271809 Matematika
23 Malikhah, S.Pd 150224434 Kimia
24 Drs. Soyo 150319686 Fiqih
25 Afifah, S.Pd 150224503 BP
26 Endang Yulia Jatiwardani 131693694 Fisika 27 Dra. Sri Hastuti 131474041 Geografi
28 Titin Sumarni, BA 131693697 Ekonomi / Akuntansi 29 Sri Yekti, S.Pd 131676972 Biologi
30 Drs. Adjik Sugijantoro 132141089 Kimia 31 Sumaryanto, S.Pd 132136753 Fisika
32 Siti Maslikhah, S.Pd 132166062 Bahasa Inggris 33 Musyahid, S.Pd 150361311 Qur'an Hadits
34 Drs. Suratno 150361305 Fiqih
35 N. Agus Ali Mustofa AZ 150361304 Aqidah Akhlak 36 Lilis Tri Fariyah, S.Pd 150361307 Bahasa Arab
37 Drs. Sukamto 150360404 Ekonomi
38 Wardah Umi B, S.Pd 150357580 Biologi 39 Mar'atus Sholihah Al-Bilad 150359658 PPKn
40 Didik Haryanto, S.Pd 150359664 Kewargan egaraan
41 Darwati 150293626 Ekonomi
42 Agus Rela Hidayat, S.Pd 150254971 T1K
36
No Nama NIP Jabatan
44 Darwati, SE - Ekonomi
45 D e w i H a n d a y a n i, S .P d - Sosiologi
46 Hastono Rawi N, S.Pd - Tata Negara
47 Heny Maryana, S.Pd - Bahasa Inggris
48 Iswahyudi, S.Pd - Antropologi
49 Murtiyono, S.Pd - Penjaskes
50 Ninik Suryani, S.Pd - Bahasa Jawa
51 Sri Wahyuni, S.Pd - Sejarah
b. Data tentang karyawan MAN Sragen 1
TABEL II
KARYAWAN MAN SRAGEN I
No Nama NIP Jabatan
1 Budiadi 150202065 Ka. TU
2 Bashir 150090261 StafT U
3 Sri Wahini 150241579 Staf Tu
4 Siswahyo 150241316 Bendahara TU
5 Rohwati 150254971 Perpustakaan
6 Sunarni - Koperasi
7 Tri Wijayanto - StafTU
8 Budiyo Santoso - Penjaga
9 Sugiman - Penjaga
6. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah
a. Keadaan Siswa
Menurut pengamatan penulis dalam penelitian yang dilakukan
melalui pengumpulan data, persentase yang ada antara siswa laki-laki
dan perempuan mempunyai selisih yang cukup besar, dimana jumlah
siswa laki-laki kurang lebih sepertiga dari siswa perempuan. Dengan
teknik dokumentasi dapat dilihat keadaan siswa pada tabel berikut :
TABEL III
JUMLAH SISWA MAN SRAGEN I
TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006
No Kelas L P Jumlah
1 X 64 154 218
2 XI 48 145 193
3 XII 81 146 227
Jumlah 193 445 638
b. Fasilitas Sekolah
MAN Sragen I menempati tanah seluas 6.855 m2 dengan
bangunan 4.060 m2. Fasilitas pendidikan yang memenuhi syarat sangat
menentukan kelancaran proses belajar mengajar.
Adapun fasilitas gedung / ruang yang tersedia di MAN Sragen I
38
1) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang
2) Ruang guru : 2 ruang
3) Ruang kelas : 16 ruang
4) Laboratorium Biologi : 1 ruang
5) Laboratorium Fisika : 1 ruang
6) Laboratorium komputer : 1 ruang
7) Ruang perpustakaan : 2 ruang
8) Ruang ketrampilan : 1 ruang
9) Ruang UKS : 1 ruang
10) Ruang B P /B K : 1 ruang
11) Ruang TU : 1 ruang
12) Ruang OSIS : 1 ruang
13)Koperasi : 1 ruang
14)Kamar mandi / WC guru : 1 ruang
15)Kamar mandi / WC siswa : 14 ruang
16)Gudang : 1 ruang
17)Mushola : 1 ruang
18)Rumah penjaga sekolah : 1 ruang
Sedangkan fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai
b e rik u t:
1) Komputer : 10 unit
2) Mesin ketik : 6 unit
4) Filing kabinet : 5 unit
5) Lemari : 52 unit
6) R akbuku : 3 unit
7) M ejaguru : 60 unit
8) Kursi guru : 60 unit
9) Meja siswa : 450 unit
10) Kursi siswa : 500 unit
B. Keadaan Responen
1. Keadaan Responden
Data nama responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut .
TA BELIV
KEADAAN SISWA MAN SRAGEN I
No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas Laki-laki Perempuan
1 Ari Widodo Laki-laki - X
2 Al-Dyka Megantara Laki-laki - X
3 Anita Yetti K - Perempuan X
4 Yunita Intan NS - Perempuan X
5 Ulfatus I - Perempuan X
6 Harun A. Laki-laki - X
7 Susiyanti - Perempuan X
8 Eni Pujiyati - Perempuan X
9 Dwi Suryanto Laki-laki - X
10 Johan Edi S Laki-laki - X
11 Siti Aminah - Perempuan X
40
No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas
Laki-laki Perempuan
13 Tina Rahmawati - Perempuan X
14 Suhartatik - Perempuan X
15 Hafidz Akhmad Laki-laki - X
16 Dewi Haryani - Perempuan X
17 Tri Mulyani - Perempuan X
18 F. Kusnul Laki-laki - X
19 Wisnu Heri Laki-laki - X
20 Nopi Nurpitasari - Perempuan X
21 Anatasia V - Perempuan X
22 Niken Yulianti - Perempuan X
23 Prihatiningtyas A - Perempuan X
24 Sri Handayani - Perempuan X
25 Parsie - Perempuan X
26 Nur Indah - Perempuan X
27 Harini Yulia - Perempuan X
28 Nira Rahayu - Perempuan X
29 Kartini - Perempuan X
30 Satria Pranawa Laki-laki X
31 Ika Permaningsih - Perempuan XI
32 Nina Lestari - Perempuan XI
33 Puput Sizilya A - Perempuan XI
34 Dewi Masyitoh - Perempuan XI
35 Esti Sumarni - Perempuan XI
36 Parjoko Laki-laki - XI
37 Wahyudi Laki-laki - XI
38 Siska Septi S - Perempuan XI
39 Apriliya Tri W - Perempuan XI
No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas
Laki-laki Perempuan
41 Danik Nur A - Perempuan XI
42 Dwi Nur Rohmah - Perempuan XI
43 Asih Suparni - Perempuan XI
44 Puji Cahya Arum - Perempuan XI
45 Purwo W Laki-laki - XI
46 Omon Susanto Laki-laki - XI
47 Dita Suryawati - Perempuan XI
48 Susi Mulyani - Perempuan XI
49 Dwi Hastuti - Perempuan XI
50 Nani Yuniati - Perempuan XI
51 Diyana - Perempuan XI
52 Lila NS - Perempuan XI
53 Siti Nur Khayati - Perempuan XI
54 Pipit Handayani - Perempuan XI
55 Nimas Rurasta A - Perempuan XI
56 Septina Ika Irawati - Perempuan XI
57 Wahyuningsih - Perempuan XI
58 Suprihatin - Perempuan XI
59 Kurnia P Laki-laki - XI
60 Suwami - Perempuan XI
2. Jawaban Angket Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak
Variabel pertama yaitu moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak.
data ini diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 15 soal. Untuk
42
TA B EL V
JAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK
No Resp.
No Resp.
44
3. Jawaban Angket Mutu Pendidikan Akhlak
Variabel kedua yaitu mutu pendidikan akhlak. Data ini diperoleh
dari penyebaran angket yang berjumlah 15 soal. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam tabel berikut :
TABEL VI
JAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
46
No Resp.
Jaw ab an Soal Jum lah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C
41 A A B B B A B B A B A B B A B 6 9
-42 B B B B B A B B A B A A B A B 5 10
-43 B B B B B A B B A B B B B A B 3 12
-44 B B B A B B A A A B B A B A B 6 9
-45 A A B A B A B A A B A A B A B 9 6
-46 A B B B B B B A B B B A B B A 4 11
-47 B B B B B A B A A B A A B A B 6 9
-48 A A B A A A A A A A A B A A B 12 3
-49 B C B B B A B A A B B B B A B 4 10 1
50 A A B A A A A A A A B B B A B 10 5
-51 B B B A B A B A A B B B B A B 5 10
-52 A A B A B A A A A A A B B A B 10 5
-53 A B A A A A A A A A A A B A A 13 2
-54 A A B A A A B A A A B B B A B 9 6
-55 B A B A A A B A A B A A B A B 9 6
-56 A A B A B A A A A A A A B B A 11 4
-57 A A B A B A A B A B B B B A B 7 8
-58 A A B A A B A A A B B B B A B 8 7
-59 A B A A A A A A A A A A B A A 13 2
-Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis ambil selanjutnya
adalah menganalisis data. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-
jawaban dari pokok permasalahan yang ditanyakan.
Adapun dalam tujuan penelitian ini, sebagaimana telah disebutkan dalam
bab pendahuluan, yaitu :
1. Untuk mengetahui moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah
Aliyah Negeri Sragen I.
2. Untuk mengetahui kualitas mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah Aliyah
Negeri Sragen I.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara moralitas guru bidang studi Aqidah
Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah Aliyah Negeri
Sragen I.
Dalam analisis ini penulis membaginya menjadi beberapa tahap, yaitu
sebagai b e rik u t:
A. Analisis P ertam a
Analisis pertama yaitu tentang moralitas guru bidang studi Aqidah
Akhlak. Data tentang moralitas guru agama diperoleh dari penyebaran angket
yang terdiri 15 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan tiga
aternatif jawaban dengan bobot sebagai b erik u t:
48
1. Alternatif jawaban A dengan nilai 3.
2. Alternatif jawaban B dengan nilai 2.
3. Alternatif jawaban C dengan nilai 1.
TABEL VII
JAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG STUD1
50
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah :
a. Mencari Interval Pengaruh Moralitas Guru bidang studi Aqidah Akhlak
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 41
dan nilai terendah adalah 30. Kemudian diintervalkan dengan rumus :
( x r - ;tr ) + l
k
T
Keterangan :
i : Interval ideal
xt : Nilai tertinggi ideal
Kemudian dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui seberapa
pengaruh morlitas guru bidang studi Aqidah Akhlak terhadap siswa :
TABEL, V III
INTERVAL MORALITAS GURU BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAK
Nilai Interval Ju m lah Siswa Nilai Nominas
3 8 - 4 1 23 A
3 4 - 3 7 28 B
3 0 - 3 3 9 C
b. Mencari persentase masing-masing kategori
1. Kategori A : — x 100 % = 28,3 % 60
28
2. Kategori B : — x 100 % = 46,7 %
& 60
3. Kategori C : — x 100 % = 15 % 60
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut i n i :
TA BELIX
PERSENTASE PENGARUH MORALIT AS GURU BIDANG
STUDI AQIDAH AKHLAK
No P engaruh M oralitas G uru bidang
studi A qidah A khlak Frekuensi Persentase
52
2 Sedang 28 46,7 %
3 Rendah 9 15%
Jum lah 60 100 %
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh
moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak terhadap siswa termasuk
kategori sedang, karena yang termasuk kategori tinggi adalah 38,3 %, dan
kategori rendah 15 %, sedangkan kategori sedang adalah 46,7 %.
B. Analisis K edua
Analisi kedua yaitu mutu pendidikan akhlak anak. Data tentang mutu
pendidikan akhlak anak diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 15
pertanyaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut i n i :
TABEL X
JAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
Setelah data terkumpul, langkah penulis selanjutnya adalah :
a. Mencari Interval Mutu Pendidikan Akhlak Anak
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah adalah 45
dan nilai tertinggi adalah 31. Untuk mencari tingkat mutu pendidikan
akhlak anak penulis menggunakan rumus interval sebagai berikut :
,_ ( x t- jc r ) + l
~Ki
_ (4 5 -3 1 ) + !
1 3
= 5 3
Kemudian dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui mutu
pendidikan akhlak :
TABEL XI
INTERVAL MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominas
4 1 - 4 5 18 A
3 6 - 4 0 33 B
31 - 3 5 9 C
b. Mencari persentase masing-masing kategori
18
1. Kategori A : — x l 0 0 % = 3 0 % 60
56
3. Kategori C : — x 100 % = 15 %
& 60
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut ini :
TABEL XII
PERSENTASE MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
No Tingkat Mutu Pendidikan Akhlak
Anak Frekuensi Persentase
1 Tinggi 18 3 0 %
2 Sedang 33 55 %
3 Rendah 9 15%
Jumlah 60 100 %
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat mutu
pendidikan akhlak anak termasuk kategori sedang, karena yang termasuk
kategori tinggi adalah 30 %, dan kategori rendah 15 %, sedangkan kategori
sedang adalah 55 %.
C. Analisis Ketiga
Analisis ketiga yaitu pengaruh moralitas guru bidang studi Aqidah
Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak anak. Dalam penyajian data pada
bab ini akan dikorelasikan dalam tabel koefesien korelasi, dimana moralitas
guru bidang studi Aqidah Akhlak sebagai variabel x dan mutu pendidikan
akhlak anak sebagai variabel y. untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam
TABEL XIII
PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK
TERHADAP MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
58
Untuk melakukan analisis tentang pengaruh moralitas guru bidang
studi Aqidah Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak siswa MAN Sragen I
tahun pelajaran 2005 / 2006, maka penulis menggunakan teknik analisa
statistik. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus product moment, yaitu
sebagai b e rik u t: * I
r A Zxy-(Sx)(£y)
Keterangan :
rxy . Koefisiensi antara variabel x dan variabel y
xy : Perkalian antara x dan y
x : Variabel independent yaitu moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak
y : Variabel dependent yaitu mutu pendidikan akhlak anak
N : Jumlah populasi
I : Sigma
Untuk mengerjakan rumus di atas, dicari terlebih dahulu unsur-unsur
TABEL XIV
TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KOEFISIEN KORELASI
PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQ1DAH AKHLAK
TERHADAP MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
10 39 40 1521 1600 1560
11 38 35 1444 1225 1330
12 34 36 1156 1296 1224
13 36 31 1296 1681 1476
14 33 38 1089 1444 1254
15 33 36 1089 1296 1188
16 39 42 1521 1764 1638
17 36 37 1296 1369 1332
18 37 43 1369 1849 1591
19 36 36 1296 1296 1296
20 38 36 1444 1296 1368
21 38 39 1444 1521 1482
22 35 38 1225 1444 1330
23 36 37 1296 1369 1332
60
No X Y X2 XY
25 39 43 1521 1849 1677
26 41 44 1681 1936 1804
27 38 42 1444 1764 1596
28 38 39 1444 1521 1482
29 41 45 1681 2025 1845
30 32 37 1024 1369 1184
31 39 42 1521 1764 1638
32 37 39 1369 1521 1443
33 35 39 1225 1521 1365
34 39 38 1521 1444 1482
35 34 41 1156 1681 1394
36 39 41 1521 1681 1599
37 39 42 1521 1764 1638
38 37 38 1369 1444 1406
39 38 41 1444 1681 1558
40 36 39 1296 1521 1404
41 33 36 1089 1296 1188
42 34 35 1156 1225 1190
43 34 33 1156 1089 1122
44 32 36 1024 1296 1152
45 35 39 1225 1521 1365
46 36 34 1296 1156 1224
47 30 36 900 1296 1080
48 37 42 1369 1764 1554
49 33 33 1089 1089 1089
50 40 40 1600 1600 1600
51 39 35 1521 1225 1365
52 38 40 1444 1600 1520
No X Y X 1 XY
54 37 39 1369 1521 1443
55 35 39 1225 1521 1365
56 33 41 1089 1681 1353
57 34 37 1156 1369 1258
58 37 38 1369 1444 1406
59 35 43 1225 1849 1505
60 39 42 1521 1764 1638
E 2188 2332 80142 91186 85260
E x : 2188 : 2332
E x 2 : 80142 £ y 2 : 91186
(E x )2 : 4787344 ( £ y)2 : 5438224
Ex.y : 85260 N : 60
a 5 % : 0,254 a 1 % : 0,330
r.„. =
N .2xy - (Lx)(I,y)
60.85260-2188.2332
7(60.80142 - 4878530 }{60.91186 - 543 8224}
5115600-5102416
^{4808520- 4787344}{5471160 - 5438224}
13184 ^/{21176}{32936}