• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK TERHADAP MUTIJ PEND1DIKAN AKHLAK ANAK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRAGEN I TAHUN 2006 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK TERHADAP MUTIJ PEND1DIKAN AKHLAK ANAK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRAGEN I TAHUN 2006 SKRIPSI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI

AQIDAH AKHLAK TERHADAP MUTIJ PEND1DIKAN

AKHLAK ANAK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

SRAGEN I TAHUN 2006

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

UMI LATIFAH NIM : 111 02 030

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@slainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 07 Juni 2006 Penulis.

UMI LATIFAH NIM : 111 02 030

(3)

D E P A R T E M E N A G A M A Rl

S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m ail: adminislrasi@slainsaJatiga.ac.id

Drs. H. M. Banany

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari.

Nama : UMI LATIFAH

NIM : 111 02 030

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

(4)

Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : UMI LATIFAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 02 030 yang berjudul : "PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK ANAK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRAGEN I TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006". Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu, 12 Juli 2006 M yang bertepatan dengan tanggal 16 Jumadil Akhir 1427 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

12 Juli 2006 M

Kejua Sidang

Salatiga,

Panitia Ujian

16 Jumadil Akhir 1427 H

Sekretaris Sic

Irs. Imam Sdtomo. M .A2

/ NIP. 150 216 814

Penguji I

Drs. H. M. Zulfa, M,Ag

NIP. 150 177 821 NIP. 150 269 911

Pembimbing,

_____ . M. Bananv NIP. 150 170 134

(5)

MOTTO

V O rang y an g bijaksana akan m enjadi m ajikan dari pikirannya, orang bodoh akan m enjadi budaknya (Schw arts).

V

K egagalan bukan berarti kehancuran

(6)

Sebuah karya kecil ini kupersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah

membimbing, menuntun dan senantiasa mendoakanku untuk menjadi manusia yang sukses dan bijaksana.

2. Kakak-kakakku dan adikku (Uus) yang selalu memberikan nasehat dan motivasi.

3. Yang tersayang calon pendamping dan penuntun hidupku, yang tidak jera menyayangi dan memberikan semangat sehingga hidupku lebih berwama dan bermakna.

(7)

K A T A P E N G A N T A R

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi sarat-sarat guru memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Adapun judul skripsi ini adalah PENGARUH MORALITAS GURU BID ANG STUDI AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK ANAK DI SEKOLAH (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Sragen l Tahun Pelajaran 2005 / 2006).

Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah dengan ikhlas memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati penilis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Teman-teman PAI Angkatan 2002 khususnya kelas A

6. Teman-teman kos Sumbing 22, adikku, Syamsiyah, Yuli, Olif, Ani dan Tanti yang mampu membuat aku tersenyum dan bangga.

7. Teman-teman GFC yang telah banyak membantu. 8. Keluarga Besar Dot.Comp Jangkugan.

9. Team Perpustakaan, terima kasih atas pelayanannya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan.

(8)

dan jasa baiknya dapat menjadi amal sholeh yang dapat diterima Allah SWT. Ucapan terima kasih pula penulis ucapkan kepada para pembaca yang telah memberikan saran dan kritiknya yang bersifat membangun.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT mohon pertolongan dan perlindungan serta petunjuk, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Salatiga, Q 'J JUYb 2006 Penulis

UMI LATIFAH

(9)

D A FTA R ISI

halaman

HALAMAN JUDUL... i

\ . DEKLARASI... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN M OTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah... 4

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 6

E. Hipotesis ... 7

F. Metode Penelitian... 7

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak... 14

B. Mutu Pendidikan Akhlak A nak... 19

(10)

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Keadaan Umum MAN Sragen 1... 30

B. Keadaan Responden ... 39

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama... 47

B. Analisis Kedua ... 52

C. Analisis Ketiga... 56

D. Interpretasi D a ta ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

C. Penutup ... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

D A F T A R T A B E L

TABEL V JAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG

STUDI AQIDAH AKHLAK... 42 TABEL VI JAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK

A N A K ... 44 TABEL VII JAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG

STUDI AQIDAH AKHLAK... 48 TABEL VIII INTERVAL MORALITAS GURU BIDANG STUDI

AQIDAH AKHLAK... 51

TABEL IX PROSENTASE PENGARUH MORALITAS GURU

BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK... 51

TABEL X JAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK

A N A K ... 52 TABEL XI INTERVAL MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK... 55 TABEL XII PROSENTASE MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK.... 56 TABEL XIII PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI

AQIDAH AKHLAK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN AKHLAK A N A K ... 57 TABEL XIV TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KOEFISIEN

KORELASI PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG

STUDI AQIDAH AKHLAK TERHADAP MUTU

PENDIDIKAN AKHLAK A N A K ... 59

(12)

A. Latar Belakang

Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia pada masa

sekarang ini dibutuhkan tenaga profesional. Sejalan dengan semakin

berkembangnya suatu negara semakin dirasakan pentingnya pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam

mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang

terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan di

bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan

sumber daya manusia.

Oleh karena itu, di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian,

penanganan dan priotitas secara intensif baik oleh pemerintah, keluarga dan

pengelola khususnya.

Pendidikan agama Islam sedikitnya mempunyai tiga pengertian yang

berlainan dalam konteks pembahasan pendidikan di Indonesia. Pemilihan

makna ditinjau dari aspek guru, lembaga dan bahan ajar. Guru bidang studi

Aqidah Akhlak dapat dianalogkan dengan guru secara umum, tetapi

mempunyai tugas khusus mengajar materi Aqidah Akhlak. Kompetensi yang

haras ditampilkan seseorang dalam kapasitasnya sebagai guru, pencantuman

kata Aqidah Akhlak di belakang “moralitas” menyiratkan karakteristik nilai

lebih yang disandang guru bidang studi Aqidah Akhlak. Ciri khusus yang

(13)

2

melekat pada guru bidang studi Aqidah Akhlak adalah tuntutan kualitas

kepribadian yang integral, bukan sekedar penguasaan bahan ajar.

Tampilan sosok kepribadian yang integral membutuhkan proses

panjang yang harus dipelihara sepanjang hayat. Nilai lebih guru bidang studi

Aqidah Akhlak sangat bergantung pada kesetian menjaga moralitas Islam

dalam realitas kesehariannya. Ketidakcakapan guru bidang studi Aqidah

Akhlak dari aspek pengusaan materi dan metodologis masih dapat diperbaiki

secara bertahap, tetapi kegagalan dari aspek moral selalu menjadi aib

permanen yang terekam dalam memori kognitif siswa dan masyarakat.

Mutu pendidikan ditelaah dari proses pembelajaran di dalam sekolah,

yakni interaksi guru-siswa. Mengacu pada tulisan Sudana Degeng, efektifitas

pembelajaran dapat dilihat dari sejumlah segi, yakni kecermatan penguasaan

perilaku, kecepatan unjuk kerja, kesesuaian dengan prosedur, kualitas unjuk

kerja, kualitas hasil akhir, tingkat alih belajar, dan tingkat retensi.1

Guru merupakan orang yang lebih dewasa harus selalu memperbaiki

(Jiri sebagai figur yang dapat ditiru dan diikuti oleh murid-muridnya. Tetapi

perlu diingat bahwa setiap anak didik memiliki karakter dan sifat yang

berbeda. Sehingga guru yang memiliki moralitas dalam mendidik harus

pandai dalam memilih metode yang sesuai dalam membentuk perilaku dan

moral anak didik untuk meningkatkan mutu pendidikan akhlak anak. Upaya

efektif dalam pembentukann akhlak pada anak dengan menggunakan

keteladanan. Keteladanan itu akan melekat pada diri dan perasaannya, baik 1

(14)

dalam bentuk ucapan, dan perbuatan, karena keteladanan dianggap sebagai

sifat baik dan buruknya anak didik.2

Berkaitan dengan hal tersebut kondisi yang menojol dan mencemaskan

dari peradaban masa kini adalah lepasnya ikatan moral yang diajarkan agama.

Begitu parahnya peradaban di zaman ini sampai-sampai kasih sayang dan

keharmonisan yang selalu ditawarkan sulit didapatkan. Bahkan lebih ekstrim

lagi dikatakan bahwa saat ini adalah abad ilmu pengetahuan, abad revolusi

atau abad tanpa nilai.

Untuk mengantisipasi kondisi yang semacam ini maka mendidik

akhlak sejak dini adalah solusinya, karena akhlak merupakan pedoman pokok

dalam menjaga agama, bangsa dan negara. Dengan akhlak yang baik, suatu

negara akan aman dan makmur, sebagaimana ungkapan penyair Ahmad

Syauqi Bey, “Kekalnya suatu bangsa adalah selama akhlaknya kekal, jika

akhlaknya sudah lenyap, maka musnah pulalah bangsa itu”.3

Dari sekian banyak tujuan pendidikan diantaranya berupaya

mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa, maka setiap guru agama

dituntut agar mampu mengintegrasikan materi pelajaran yang disajikannya ke

dalam akhlak anak.

Dari uraian pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti

masalah-masalah tersebut dengan harapan dapat mengetahui ada tidaknya

pengaruh moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak terhadap mutu

pendidikan akhlak anak di sekolah, maka penulis berkeinginan untuk meneliti

2 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1992, him. 1 - 2 .

(15)

4

permasalahan ke dalam judul “Pengaruh Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah

Akhlak terhadap Mutu Pendidikan Akhlak Anak” .

B. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan atau meniaga agar tidak terjadi kesalahpahaman

serta sebagai langkah awal menyatukan persepsi terhadap pembahasan ini,

maka perlu diberikan batasan dan penegasan dari judul yang singkat sebagai

i

b e rik u t:

1. Moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak

Moralitas berasal dari kata kata moral yang berarti ajaran tentang

baik buruk perbuatan kelakuai (akhlak kew ajiban)4 Gum adalah orang

yang kerjanya rnengajar.5 Yang dimaksud penulis di sini adalah gum yang

mengajar bidang studi Aqidah Akhlak. Berdasarkan pengertian tersebut

maka moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak adalah tatanan perbuatan

atau baik bumknya perilaku seorang gum bidang studi Aqidah Akhlak.

2. Mutu Pendidikan Akhlak Anak

Mutu adalah kualitas, taraf atau de.'ajat (kepandaian, kecerdasan).6

9

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.7

4 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pus taka, Jakarta, 1982, him. 654.

5 Ibid., him. 335.

6 Departemen Pendidikan dan Kcbudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, him. 604.

(16)

Akhlak yaitu budi pekerti dan kelakuan.8 Anak adalah manusia yang masih

kecil.9

Berdasarkan pengertian tersebut maka mutu pendidikan akhlak

anak dapat diartikan sebagai kualitas atau taraf dalam proses perubahan

sikap seorang anak menuju ke yang lebih baik.

Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel, yaitu sebagai

b erik u t:

1. Variabel independen (variabel bebas yang mempengaruhi)

Yaitu moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dengan indikator

sebagai b erik u t:

a. Berkata jujur dan bersikap adil

b. Hubungan antara guru dan siswa yang familiar

c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran

d. Disiplin dan penuh tanggung jawab

e. Memiliki rasa sosial yang tinggi

f. Konsisten antara ucapan dan perilaku keseharian

g. Bersikap demokratis dan bijaksana.

2. Variabel Dependen (variabel yang dipengaruhi)

Yaitu mutu pendidikan akhlak anak, dengan indikator sebagai b erik u t:

a. Menghormati dan menghargai guru

b. Mengucapkan salam bila bertemu dengan guru dan teman

c. Minta ijin bila terlambat

8 Ibid.,him. 15.

(17)

6

d. Toleransi terhadap teman

e. Tidak membeda-beda teman

f. Menghargai pendapat teman

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah

Aliyah Negeri Sragen I ?

2. Bagaimana mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah Aliyah Negeri

Sragen I ?

3. Adakah pengaruh antara moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak

terhadap mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah Aliyah Negeri

Sragen I ?

D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai

b erik u t:

1. Untuk mengetahui moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak di

Madrasah Aliyah Negeri Sragen I.

2. Untuk mengetahui kualitas mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah

Aliyah Negeri Sragen I.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara moralitas guru bidang studi

/V

Aqidah Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah

(18)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1. Memberikan gambaran tentang moralitas guru bidang studi Aqidah

Akhlak.

2. Memberikan gambaran tentang mutu pendidikan akhlak anak.

3. Memberikan gambaran pengaruh moralitas guru bidang studi Aqidah

Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak anak.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.10

Berdasarkan pengertian di atas maka rumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah “Ada pengaruh positif antara moralitas guru bidang studi

Aqidah Akhlak dengan mutu pendidikan akhlak anak”. Artinya, semakin baik

moral seorang guru bidang studi Aqidah Akhlak maka semakin tinggi pula

mutu pendidikan akhlak anak.

F. Metode Penelitian

Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

(19)

8

1. Populasi dan Sampel

Yang dimaksud dengan populasi adalah semua individu untuk

siapa kenyataan diperoleh hendak digeneralisasikan.11 Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Sragen I kelas I

dan II yang berjumlah + 400 siswa. Sedangkan sampel adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang akan diselidiki.11 12

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan. Untuk

menentukan populasi dan sampel, Suharsimi Arikunto menyatakan

“Apabila kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Sehingga penelitian

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar

dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih.13

Karena jumlah populasi siswa kelas I dan II Madrasah Aliyah

Negeri Sragen I + 400 siswa, maka penulis menggunakan teknik Random

Sampling. Penulis mengambil sebanyak 15 % dari siswa kelas I dan II

Jadi jum lah sampelnya adalah 60 siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Penguimpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode sebagai b e rik u t:

11 Sutrisno Hadi, M etodologi Research,Andi Offset, Yogyakarta, 1995, him. 84. 12 Suharsimi Arikunto, op.ciU,him. 117.

(20)

a. Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.14

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dan mutu pendidikan

akhlak di Madrasah Aliyah Negeri Sragen I.

b. Metode Interview

Interview atau wawancara adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara si penanya dan si penjawab dengan alat yang

dinamakan interview guide (panduan wawancara).15

Metode ini digunakan penulis untuk mengetahui gambaran

umum tentang sekolah yang meliputi identitas sekolah, sejarah

berdirinya, dan letak geografis MAN Sragen I.

c. Metode Dokumentasi

Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,

agenda dan sebagainya.16

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

situasi umum, meliputi keadaan sekolah, guru, dan siswa Madrasah

Aliyah Negeri Sragen I.

14 Ibid., him. 124.

(21)

10

3. Metode Analisis Data

a. Analisis Pendahuluan

Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel

secara terpisah, sehingga diketahui ciri masing-masing variabel

penelitian. Analisis ini menggunakan rumus persentase sebagai

b e rik u t:

P = — x \ 0 0 %

N

Keterangan :

P : Persentase perolehan

F : Frekuensi mentah

N : Jumlah total responden.

b. Analisis Lanjut

Analisis ini untuk mengetahui adakah pengaruh antara

moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dengan mutu pendidikan

akhlak anak. Analisis ini menggunakan rumus product moment

sebagai b e rik u t:

N Ix y-(Ijc)(X y)

rXV yl{N.lx2

-(Z x )2^N.Zy2

-(^ y )2\

(22)

K eterangan:

Txy : Koefisiensi antara variabel x dan variabel y

xy : Perkalian antara x dan y

x : Variabel independent yaitu moralitas guru bidang studi

Aqidah Akhlak

y : Variabel dependent yaitu mutu pendidikan akhlak anak

N : Jumlah populasi

I : Sigma.17

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Ruang lingkup pembahasan skripsi ini, berkisar pada masalah

moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dengan mutu pendidikan akhlak

anak. Untuk lebih mudahnya secara sistematis dapat dijabarkan sebagai

b erik u t:

Bab I : Dalam bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,

penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi

penelitian, hipotesis, metode penelitian, sistematika penulisan

skripsi.

Bab II : Landasan Teori

Pada bab landasan teori ini, ada tiga sub pokok bahasan, yaitu :

A. Moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak, yang meliputi

1. Pengertian moralitas

(23)

12

2. Tujuan moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak

3. Penerapan dan tindak lanjut moralitas guru bidang studi

Aqidah Akhlak di sekolah.

B. Mutu pendidikan akhlak anak, yang m eliputi:

1. Pengertian pendidikan akhlak

2. Faktor penting dalam pendidikan akhlak

3. Metode pendidikan akhlak

C. Pengaruh moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak

terhadap mutu pendidikan akhlak anak.

Bab III : Laporan Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang

berkaitan dengan variabel penelitian yaitu data tentang moralitas

guru bidang studi Aqidah Akhlak yang mempengaruhi mutu

pendidikan akhlak anak. Di samping itu dilaporkan mengenai

lembaga pendidikan yang dijadikan tempat penelitian.

Bab IV : Analisis Data

Dalam bab ini akan dilakukan analisis data, yang m elip u ti:

A. Analisis data tentang moralitas guru bidang studi Aqidah

Akhlak

B. Analisis data tentang mutu pendidikan akhlak anak

C. Analisis data tentang pengaruh moralitas guru bidang studi

Aqidah Akhlak terhadap mutu pendidikan akahlak anak

(24)

Bab V : Penutup

Mengakhiri penulis skripsi, pada bab kelima akan diuraikan

mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran dan

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak

Sebelum penulis memberikan paparan konsep tentang moralitas guru

bidang studi Aqidah Akhlak, akan lebih baik manakala diawali dengan kajian

konsep moralitas secara umum, khususnya dalam kajian psikologi. Ini akan

memberikan makna dan pemahaman yang mengarah sebagaimana maksud

penulis dalam menyusun skripsi ini. Cakupan pembahasan moralitas guru

bidang studi Aqidah Akhlak ini akan meliputi moralitas, tujuan moralitas guru

bidang studi Aqidah Akhlak, penerapan dan tindak lanjut moralitas guru

bidang studi Aqidah Akhlak di sekolah.

1. Pengertian Moralitas

Kata moralitas berasal dari kata “moral” (bahasa Inggris) yang berarti ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.1

Moralitas juga dapat diartikan keadaan nilai-nilai moral dalam

hubungannya dengan sosial atau tingkah laku yang sesuai dengan nilai-

nilai moral yang ada dalam suatu kelompok.

Menurut Immanuel Kant yang dimaksud dengan moralitas adalah

kesesuaian sikap dan perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniyah,

yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban kita.1 2

1 Taufiq Rahman, Moralotas Pemimpin dan Prspektif Al-Qur'an, Pustaka Setia, Bandung, him. 9.

2 Lili Tjahjadi, Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif

Kategoris, Kanisius, Yogyakarta, 1991, him. 47.

(26)

Menurut W. Martin Roland Schinzinger dalam buku Etika

Rekayasa mengatakan :

“Salah satu arti yang kerap diberikan dalam kamus-kamus adalah moralitas menyangkut apa yang seharusnya atau yang seharusnya tidak dilakukan dalam situasi tertentu, apa yang benar atau yang salah dengan melakukannya, apa yang baik atau apa yang buruk pada tindakan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Di satu pihak moralitas tidak hanya sekedar menyangkut tindakan, tapi juga karakter baik dan buruk (orangnya seharusnya apa, bukan sekedar seharusnya berbuat apa), hubungan-hubungan (yang seharusnya didukung), dan cita-cita (yang harus menjadi aspirasi kita). Di pihak lain, acuan pada kata-kata seharusnya “benar” dan “baik” tidak akan mencukupi untuk mendefmisikan dimensi moralitas yang terkait dengan perilaku, karena ada banyak kata dan ide semacam ini kerap digunakan tanpa kaitan dengan moralitas sama sekali”.3

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa moralitas

adalah sikap hati orang atau karakter yang terungkap dalam tindakan atau

tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada.

2. Tujuan Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak

Guru agama khususnya guru bidang studi Aqidah Akhlak berbeda

dengan guru bidang studi lainnya. Guru bidang studi Aqidah Akhlak

disamping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberikan

pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan

pembinaan bagi peserta didik. Ia mampu membantu pembentukan

kepribadian, pembinaan dan akhlak, di samping menumbuhkan dan

mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para peserta didik.

(27)

16

Guru agama harus lebih dari itu semua yakni harus sanggup

menjadi pendukung sebenar-benamya akan kebenaran cita-cita agama,

sehingga dirinya di mata anak didik telah membawa nilai dan pengalaman

keagamaan yang diperoleh dari orang tuanya masing-masing.4

Tugas guru bidang studi Aqidah Akhlak itu sangat berat, karena

disamping membentuk pribadi peserta didik, iapun harus memperbaiki

mana yang kurang baik pada mereka. Karena anak didik yang datang ke

sekolah telah membawa nilai dan pengalaman keagamaan yang diperoleh

dari orang tuanya masing-masing.

Nabi sendiri pun dipandang sebagai guru yang dapat menunjukkan

ke arah jalan kebenaran. Sebagaimana ayat Al-Qur'an yang menegaskan

sebagai berikut:

Artinya : Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) sungguh menunjukkan ke jalan yang benar. (Asy-Syura : 52).5

Masalah moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dicerminkan

dalam memberikan keteladanan bagi peserta didik.

Dari sini, masalah keteladanan menjadi penting dalam hal baik-

buruknya anak. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia,

berani dan menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan

agama, maka si anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dalam

4 H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan

Masyarakat, Bulan Bintang, Jakarta, 1977, him. 121.

(28)

akhlak mulia, keberanian dan dalam sikap yang menjauhkan diri dari

perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama. dan jika pendidik

bohong, khianat, penakut dan hina, maka si anak akan tumbuh dalam

kebohongan, khianat, durhaka, kikir, penakut dan hina.6

Dari uraian di atas, menurut hemat penulis bahwa tujuan moralitas

guru bidang studi Aqidah Akhlak adalah mempersiapkan dan mebentuk

pribadi anak didik di dalam moral, spiritual dan sosial.

3. Penerapan dan Tindak Lanjut Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah

Akhlak di Sekolah

Sekolah merupakan fo llo w up dari pendidikan di keluarga. Sekolah

bahkan dipandang sebagai sistem pendidikan formal, artinya

diselenggarakan atas dasar peraturan dan syarat-syarat tertentu, tujuan

serta alat-alat tertentu pula. Guru-guru yang menjalankan tugas mendidik

harus sanggup menjadikan dirinya sarana penyampaian cita-cita kepada

anak yang diamanatkan kepadanya.

Karena itu guru bidang studi Aqidah Akhlak masuk ke dalam kelas

dengan segala apa yang ada padanya. Caranya berpakaian, berbicara,

bergaul, bahkan caranya berjalan, makan, minum, duduk dan diamnya.

Semuanya ikut menunjang keberhasilannya dalam melaksanakan tugas

pendidikan agama bagi peserta didik.7

6 Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Saifullah Kamala, A ^ -S y ifa ’, Semarang, t.t., him. 2.

(29)

18

Sebelum penulis memberikan paparan tentang penerapan dan

tindak lanjut moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak di sekolah, lebih

baik jika kita mamahami sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru dalam

pendidikan Islam.

Sifat-sifat yang harus dimiliki guru dalam pendidikan Islam

menurut M. Athiyah Al-Abrasyi adalah sebagai b erik u t:

a. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari

keridhaan Allah.

b. Kebersihan guru

Seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa dan kesalahan,

bersih jiwa, terhindar dari dosa besar, sifat ri’a (mencari nama),

dengki, perselisihan.

c. Ikhlas dalam pekerjaan

Keikhlasan dan kejujuran seorang guru di dalam pekerjaannya

merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya di dalam tugas dan sukses

murid-muridnya.

d. Harus mengetahui tabi’at murid

Guru harus mengetahui tabi’at pembawaan murid, adat kebiasaan, rasa

dan pemikiran murid agar tidak kesasar di dalam mendidik anak-anak.

e. Harus menguasai materi.8

(30)

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki guru dalam pendidikan Islam di

atas dapat diketahui bahwa penerapan dan tindak lanjut moralitas guru

bidang studi Aqidah Akhlak di sekolah antara lain :

a. Berkatajujur

b. Hubungan antara guru dengan guru, guru dengan anak didik yang

familiar.

c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran

d. Disiplin dan penuh tanggung jawab

e. Ikhlas dalam mendidik

f. Memiliki rasa sosial yang tinggi

g. Konsisten antra ucapan dan perilaku keseharian

h. Bersikap demokratis dan bijaksana.

B. Mutu Pendidikan Akhlak Anak 1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak terbentuk dari dua kata yaitu pendidikan dan

akhlak. Sehingga untuk memahami pengertian pendidikan akhlak harus

dipahami dahulu kedua kata tersebut.

Pendidikan pada dasarnya usaha yang dilakukan secara sadar oleh

orang dewasa yang bertanggung jaw ab terhadap orang lain yang belum

dewasa, baik jasmani maupun rohani.

Sedangkan menurut para pakar pendidikan adalah sebagai

(31)

20

Prof. MJ. Langeveld berpendapat bahwa pendidikan adalah

pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih

memerlukan.9

Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah pemberian

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama.10 11 12

Achmadi mengemukakan bahwa pendidikan ialah tindakan yang

dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan

fitrah serta potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia

seutuhnya (insan kam il).u

Chabib Thoha mengemukakan bahwa pendidikan secara praktik

adalah suatu proses pemindahan pengetahuan ataupun pengembangan

potensi-potensi yang dimiliki sub^ek didik untuk mencapai perkembangan

secara optimal serta membudayakan manusia memiliki proses transformasi i 'y

nilai-nilai yang utama.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka pendidikan dapat

diartikan sebagai usaha atau aktifitas yang dilakukan oleh orang dewasa

untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak ke arah

9 Sutari Imam Bamadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, FIP. Yogyakarta, 1984, him. 42.

10 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, Remaja Karya, Bandung, 1987, him. 19.

11 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him. 16.

(32)

kedewasaan berdasarkan ajaran Islam yang berupa menanamkan akhlak

mulia, latihan moral, fisik sehingga menghasilkan perubahan yang

dimanifestasikan dalam kenyataan hidup meliputi kebiasaan, tingkah laku,

berfikir, dan bersikap menuju terbentuknya kepribadian utama.

Selanjutnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab (<3bU-l) bentuk

jamak dari mufrodnya khuhiq yang berarti budi pekerti, sinonimnya

etika dan moral.

Menurut Ahmad Amin dalam bukunya Etika Ilm u Akhla,

pengertian etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik buruk,

menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada

lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam

perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melaksanakan apa yang

harus diperbuat.13 14

Menurut Zakiah Daradjat, pengertian akhlak adalah kelakuan yang

timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan bawaan

dan kebiasaan yang menyatu, membentuk satu kesatuan tindak akhlak

yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.15

Sebagaimana dalam firman Allah surat Asy-Syu’araa’ sebagai

b e rik u t:

13 Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1996, him. 26 - 27.

14 Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, Tcrj. Farid Ma’ruf, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, him. 5.

(33)

22

(

\ y v \ s-\*

(jii-

o|

Artinya : (Agama kami) ini adalah tidak lain hanyalah kebiasaan orang ierdahulu. (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 137).16

Meskipun terdapat perbedaan dalam mendefinisikan akhlak, namun

dapatlah dipahami bahwa akhlak adalah merupakan kehendak yang lahir

dari jiwa seseorang yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi

kebiasaan. Kedua pengertian di atas yaitu pendidikan dan akhlak maka

dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan

penanaman akhlak yang mulia serta dasar moral, tabiat, maupun perangai

yang baik yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan akhlak sejak ia

masih kecil hingga ia dewasa.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan akhlak

merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan

mengarahkan kehendak seseorang untuk mencapai tinhkah laku dan

diserahkan serta menjadikannya sebagai kebiasaan.

2. Faktor Penting dalam Pendidikan Akhlak

Faktor yang mempengaruhi akhlak atau moral adalah dipengaruhi

dan ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor intern dan faktor

ekstem.

a. Faktor Intern

Yang dimaksud faktor intern adalah faktor yang datang dari diri

sendiri yaitu fitrah yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir,

(34)

dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari

pengaruh luarnya sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : M aka hadapkanlah wajahmu lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitra h A llah yang telah m enciptakan m anusia m enurut fitra h itu. Tidak ada perubahan atas fitra h Allah. (Itulah) agama yang lurus, tapi kebanyakan m anusia tidak mengetahuinya. (QS. Ar-Rum : 30).17

Dengan demikian setiap anak yang lahir ke dunia ini telah

memiliki naluri keagamaan yang nantinya akan mempengaruhi dirinya,

seperti unsur-unsur yang ada dalam dirinya turut membentuk akhlak /

moral antara la in :

1) Insting dan akal

2) Adat istiadat

3) Kepercayaan

4) H aw anafsu

5) Keinginan-keinginan

6) Hati nurani.

b. Faktor Ekstem

Adapun faktor ekstem adalah faktor yang mempengaruhi

kelakuan atau perbuatan manusia yaitu m eliputi:

(35)

24

1) Pengaruh Keluarga

Setelah manusia lahir, maka akan terlihat dengan jelas

fungsi keluarga dalam pendidikan, yaitu memberi pengalaman

pada anak baik melalui pemeliharaan, pembinaan, dan

mengarahkan yang menuju pada terbentuknya tingkah laku yang

diinginkan oleh orang tua.

Orang tua (keluarga) merupakan pusat kegiatan rohani bagi

anak yang pertama baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara

berfikir akan kelihatan. Keluarganya sebagai pelaksana pendidikan

Islam yang akan mempengaruhi dalam pembentukan akhlak

mulia.

2) Pengaruh Sekolah

Sekolah merupakan rumah tangga yang besar. Di sana anak

akan menjumpai saudara-saudara baru, sama-sama belajar. Begitu

juga menjumpai guru sebagai orang tua mereka yang memberi

petunjuk dan pengajaran, menegur bila tersesat, menjawab bila

bertanya, meluruskan bila menyeleweng, dan memberi semangat

supaya rajin belajar. Dalam sekolah guru menjadi orang tua yang

penyayang, petunjuk yang jujur serta pemimpin yang ikhlas yang

semuanya itu dapat mempengaruhi akhlak anak. Sebagaimana

dikatakan oleh Mahmud Yunus sebagai b erik u t:

(36)

dibenarkan, perangainya yang kasar diperhalus, tingkah laku yang senonoh diperbaiki dan begitulah seterusnya”.18

3) Pengaruh Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh yang besar

dalam membentuk akhlak lingkungan yang baik akan menarik

anak berakhlak baik. Lingkungan yang jahat akan menarik anak

berakhlak yang jahat pula. Oleh karena itu pendidik harus

memperhatikan lingkungan yang berhubungan di luar keluarga dan

sekolah. Begitu juga harus diperhatikan teman-teman sejawatnya

yang bermain dengan anak tersebut tiap harinya, mereka itu

mempunyai pengaruh yang besar pada akhlak anak.

3. Metode Pendidikan Akhlak

Untuk mendidik ankhlak dalam Islam, terdapat beberapa cara atau

metode. Menurut Athiyah Al-Abrasyi ada tiga metode yaitu :

a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu dengan cara memberi

petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya

sesuatu.

b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan cara sugesti,

seperti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmat kepada

anak dengan memberikan nasehat dan berita berharga.

(37)

26

c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak

dalam rangka pendidikan akhlak.19

Zakiah Daradjat menyebutkan ada lima metode pendidikan akhlak

yang efektif, yaitu :

a. Menumbuh-kembangkan dorongan dari dalam yang bersumber pada

iman dan takwa.

b. Meningkatkan pengetahuan tentang akhlak Al-Qur'an lewat ilmu

pengetahuan, pengamalan dan latihan agar dapat membedakan mana

yang baik dan mana yang jahat.

c. Meningkatkan pendidikan kemauan, yang menumbuhkan pada

manusia kebebasan memilih yang baik dan melaksanakan. Selanjutnya

kemauan itu akan mempengaruhi pikiran dan perasaan.

d. Latihan untuk melakukan yang baik serta mengajak orang yang lain

untuk bersama-sama melakukan perbuatan baik tanpa paksaan.

e. Pembiasaan dan pengulangan melaksanakan yang baik, sehingga

perbuatan baik itu menjadi keharusan moral dan perbuatan akhlak

terpuji, kebiasaan yang mendalam tumbuh dan berkembang secara

wajar dalam diri manusia.20

Pendidikan dengan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan

dan mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan aqidah dan moral,

persiapan spiritual serta sosial dan selalu memantau situasi pendidikan

jasmani dan daya ilmiahnya.

(38)

Dalam Al-Qur'an surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim : 6).21

Al-Qur'an telah memaknai hukuman yang memberikan ketakutan

dan ancaman dalam berbagai ayat yang jelas yang menggunakannya dalam

upaya memperbaiki jiwa orang Islam dalam mempersiapkan moral dan

spiritual.

C. Pengaruh Moralitas Guru Agama terhadap Mutu Pendidikan Akhlak Anak di Sekolah

Seorang guru agama harus mendasari tugas profesinya dengan ajaran

Islam. Karena guru agama merupakan input yang besar dalam transfer o f

knowledge dan juga dalam pembentukan akhlak siswa. Dengan berdasarkan

kepada ajaran Islam seorang guru agama dapat memberikan kode etik serta

norma-norma yang mampu mengangkat harkat dan martabat manusia.

Allah SWT berfirman dalam surat Shad ayat 29 yang berbunyi:

( Y ^

_

J}" SlS

j

i l

jy>

ijJ L J l A jJ jj!

Artinya : Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (Q.S. Shad : 29).22

21 Mujamma’ Al-Malik Fahd li Thiba’ Al-Mush-haf, op.cit., him. 951.

(39)

28

Budi pekerti guru agama maha penting dalam pendidikan watak murid.

Guru agama harus menjadi suri tauladan, karena anak-anak bersifat suka

meniru. Guru agama yang tidak berakhla baik atau tidak memiliki moralilas

tidak mungkin dipercayakan pekerjaan mendidik, karena figur seorang guru

agama benar-benar harus menjunjung tinggi nilai-nilai moral atau berperilaku

sesuai dengan ajaran Islam.

Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin

mendidik agar anak bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa

kepada-Nya. Sebab ia adalah tauladan bagi muridnya sebagaimana Rasulullah

SAW menjadi tauladan bagi umatnya. Sejauh mana seorang guru mampu

memberi tauladan kepada murid-muridnya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan

akan berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang

baik dan mulia.23

Implikasi dari peran guru agama yang strategis dalam kependidikan

pada umumnya dan bidang pengajaran agama pada khususnya, maka guru

agama sebagai suatu profesi menuntut bagi penyandangnya untuk memiliki

kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan agama dan kepribadian yang

mantap sebagai prasyarat bagi performansinya. Dalam rangka penyiapan

sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia, peranan guru

agama tidak dapat diabaikan. Melalui guru agama yang bermoralitas tinggi

dalam mengelola pendidikan dan pengajaran diharapkan dapat

mengkontribusikan keluaran yang berkualitas dan berbudi luhur.

23 Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Pendidikan Islam,

(40)

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, baik mengenai moralitas

guru bidang studi Aqidah Akhlak maupun mutu pendidikan akhlak di sekolah,

penulis dapat mengambil kesimpulan atau hipotesis sementara, bahwasannya

ada pengaruh antara moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak dengan mutu

pendidikan akhlak anak di sekolah.

Yang mana apabila moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak baik,

maka mutu pendidikan akhlak anak di sekolah juga tinggi, sehingga pada

akhirnya guru bidang studi Aqidah Akhlak dan anak didik akan mencapai

suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar maupun dalam berperilaku

kesehariannya.

(41)

BAB III

LAPORAN HASIL PENE1TIAN

A. Keadaan Umum MAN Sragen I I . Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri Sragen I

b. Alamat Sekolah : Jl. Irian 5 Nglorog, Kec.Sragen Kab. Sragen

c. D ibukaTahun : 1980 - 19 September

d. Status Sekolah : Negeri

e. Luas Tanah : 6.855 m

f. Luas Bangunan : 4.062 m2

g. Jenjang Akreditasi: Baik

2. Sejarah Singkat Berdirinya

Sejak awal berdirinya sampai sekarang sudah mengalami beberapa

perubahan dan perkembangan. Pada awalnya MAN Sragen I merupakan

sekolah swasta yang didirikan oleh Yayasan Islam Sragen, yaitu

Pendidikan Guru Agama (PGA) dengan program pendidikan selama 6

tahun dan lokasinya belum menetap tetapi tetap berada di wilayah Sragen.

Atas upaya berbagai pihak dalam menjalin kerja sama dengan

pemerintah, maka pada tahun 1970 dengan SK Menteri Agama RI No. 25

Tahun 1970 tertanggal 30 September 1970 PGA tersebut dinegerikan,

sehingga menjadi Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN).

(42)

Pada tahun 1980, tepatnya tanggal 19 September 1980 PGAN

diubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri, dari hasil relokasi Madrasah

Aliyah Negeri Wonosobo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama

Tahun 1980 No. 27 Tahun 1980.

Adapun tokoh-tokoh yang mempelopori berdirinya MAN Sragen l

adalah :

a. Bapak Jazil, BA

b. Bapak Drs. Suparno

c. Bapak Drs. Mahmud

d. Bapak Drs. Thohari

e. Bapak Drs. Salim

f. Bapak Drs. Tarmono

g. Bapak Suhardi

h. Bapak Suyanto

i. Bapak Masduki, BA

Pada tahun 1983, atas upaya dari berbagai pihak serta tokoh-tokoh

tersebut, maka didirikanlah gedung MAN Sragen I yang bertempat tinggal

di Desa Glorog dan pada tahun 1984 gedung tersebut mulai ditempati

hingga sekarang.1

(43)

32

3. Letak Geografis

Madrasah Aliyah Negeri Sragen I berlokasi di Desa Nglorog,

Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. Adapun batas-batasnya adalah

sebagai b e rik u t:

a. Sebelah Utara : Rumah penduduk

b. Sebelah Selatan : Area persawahan

c. Sebelah Barat : Rumah penduduk

d. Sebelah Timur : Area persawahan.2

Berdasarkan batas-batas wilayah di atas, maka dapat kita lihat

bahwa tempat ini sangat strategis untuk proses belajar mengajar, karena

lokasinya yang jauh dari keramaian sehingga suasana proses belajar

mengajar bisa tenang.

4. Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugas agar bisa berjalan dengan baik, maka

diperlukan beberapa komponen yang saling mendukung dan bekerja sama.

Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari tersusun dalam bentuk struktur

sebagai b e rik u t:

(44)

STRUKTUR 0RGANISAS1

MADRASAH ALIY AH NEGERI SRAGEN I

Keterangan :

: Garis Komando

(45)

34

5. Keadaan Guru dan Karyawan

Dalam suatu kelembagaan merupakan bagian terpenting untuk

meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Untuk mengetahui keadaan guru

merupakan bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Profesionalisme guru dan karyawan itulah yang kemudian akan membawa

MAN Sragen I menjadi lebih dinamis. Untuk mengetahui keadaan tersebut

dengan penulis sajikan keadaan guru dan karyawan MAN Sragen 1. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

a. Data tentang tenaga pengajad MAN Sragen 1

TA B ELI

GURU MAN SRAGEN 1

No Nama NIP Ja b a ta n

1 Dra. Siti Afiah, M.Ag 130455957 Kepala Madrasah

2 Drs. Machmud 150058955 Bahasa Arab

3 Sulastya, S.Ag 150090259 Qur'an Hadits / B. Arab

4 Srijaya, A.Md 150172424 Penjaskes

5 Dra. Sri Arfiah Nurhidayah 150242366 BP 6 Dra. Enggar Muji Sulastri 150256673 BP

7 Drs. Mariyo 150251348 Matematika

8 Muh. Zainudi, BA 150228532 Ekonomi 9 Drs. Agung Prasetyono 150254883 Matematika 10 Dra. Chaterina Hendri P 150261665 Bahasa lnggris 11 Dra. Yahyu Sunarni 150270659 BP

(46)

No Nama NIP Jabatan 15 Drs. Suwarto 150254351 Bahasa Indonesia 16 Dra. Susilowati 150288766 Bahasa Indonesia 17 Titik Kusmiyati, S.Pd 132188593 Sejarah

18 Nurul Azizah, S.Pd 150286191 Bahasa Inggris 19 Sukarsih, S.Pd 150276574 Bahasa Inggris 20 Sri Mulyati, S.Pd 150289116 Matematika 21 Muslimah, S.Pd 150329436 Bahasa Indonesia 22 Drs. Aris Ramadawati 150271809 Matematika

23 Malikhah, S.Pd 150224434 Kimia

24 Drs. Soyo 150319686 Fiqih

25 Afifah, S.Pd 150224503 BP

26 Endang Yulia Jatiwardani 131693694 Fisika 27 Dra. Sri Hastuti 131474041 Geografi

28 Titin Sumarni, BA 131693697 Ekonomi / Akuntansi 29 Sri Yekti, S.Pd 131676972 Biologi

30 Drs. Adjik Sugijantoro 132141089 Kimia 31 Sumaryanto, S.Pd 132136753 Fisika

32 Siti Maslikhah, S.Pd 132166062 Bahasa Inggris 33 Musyahid, S.Pd 150361311 Qur'an Hadits

34 Drs. Suratno 150361305 Fiqih

35 N. Agus Ali Mustofa AZ 150361304 Aqidah Akhlak 36 Lilis Tri Fariyah, S.Pd 150361307 Bahasa Arab

37 Drs. Sukamto 150360404 Ekonomi

38 Wardah Umi B, S.Pd 150357580 Biologi 39 Mar'atus Sholihah Al-Bilad 150359658 PPKn

40 Didik Haryanto, S.Pd 150359664 Kewargan egaraan

41 Darwati 150293626 Ekonomi

42 Agus Rela Hidayat, S.Pd 150254971 T1K

(47)

36

No Nama NIP Jabatan

44 Darwati, SE - Ekonomi

45 D e w i H a n d a y a n i, S .P d - Sosiologi

46 Hastono Rawi N, S.Pd - Tata Negara

47 Heny Maryana, S.Pd - Bahasa Inggris

48 Iswahyudi, S.Pd - Antropologi

49 Murtiyono, S.Pd - Penjaskes

50 Ninik Suryani, S.Pd - Bahasa Jawa

51 Sri Wahyuni, S.Pd - Sejarah

b. Data tentang karyawan MAN Sragen 1

TABEL II

KARYAWAN MAN SRAGEN I

No Nama NIP Jabatan

1 Budiadi 150202065 Ka. TU

2 Bashir 150090261 StafT U

3 Sri Wahini 150241579 Staf Tu

4 Siswahyo 150241316 Bendahara TU

5 Rohwati 150254971 Perpustakaan

6 Sunarni - Koperasi

7 Tri Wijayanto - StafTU

8 Budiyo Santoso - Penjaga

9 Sugiman - Penjaga

(48)

6. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah

a. Keadaan Siswa

Menurut pengamatan penulis dalam penelitian yang dilakukan

melalui pengumpulan data, persentase yang ada antara siswa laki-laki

dan perempuan mempunyai selisih yang cukup besar, dimana jumlah

siswa laki-laki kurang lebih sepertiga dari siswa perempuan. Dengan

teknik dokumentasi dapat dilihat keadaan siswa pada tabel berikut :

TABEL III

JUMLAH SISWA MAN SRAGEN I

TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006

No Kelas L P Jumlah

1 X 64 154 218

2 XI 48 145 193

3 XII 81 146 227

Jumlah 193 445 638

b. Fasilitas Sekolah

MAN Sragen I menempati tanah seluas 6.855 m2 dengan

bangunan 4.060 m2. Fasilitas pendidikan yang memenuhi syarat sangat

menentukan kelancaran proses belajar mengajar.

Adapun fasilitas gedung / ruang yang tersedia di MAN Sragen I

(49)

38

1) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang

2) Ruang guru : 2 ruang

3) Ruang kelas : 16 ruang

4) Laboratorium Biologi : 1 ruang

5) Laboratorium Fisika : 1 ruang

6) Laboratorium komputer : 1 ruang

7) Ruang perpustakaan : 2 ruang

8) Ruang ketrampilan : 1 ruang

9) Ruang UKS : 1 ruang

10) Ruang B P /B K : 1 ruang

11) Ruang TU : 1 ruang

12) Ruang OSIS : 1 ruang

13)Koperasi : 1 ruang

14)Kamar mandi / WC guru : 1 ruang

15)Kamar mandi / WC siswa : 14 ruang

16)Gudang : 1 ruang

17)Mushola : 1 ruang

18)Rumah penjaga sekolah : 1 ruang

Sedangkan fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai

b e rik u t:

1) Komputer : 10 unit

2) Mesin ketik : 6 unit

(50)

4) Filing kabinet : 5 unit

5) Lemari : 52 unit

6) R akbuku : 3 unit

7) M ejaguru : 60 unit

8) Kursi guru : 60 unit

9) Meja siswa : 450 unit

10) Kursi siswa : 500 unit

B. Keadaan Responen

1. Keadaan Responden

Data nama responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut .

TA BELIV

KEADAAN SISWA MAN SRAGEN I

No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas Laki-laki Perempuan

1 Ari Widodo Laki-laki - X

2 Al-Dyka Megantara Laki-laki - X

3 Anita Yetti K - Perempuan X

4 Yunita Intan NS - Perempuan X

5 Ulfatus I - Perempuan X

6 Harun A. Laki-laki - X

7 Susiyanti - Perempuan X

8 Eni Pujiyati - Perempuan X

9 Dwi Suryanto Laki-laki - X

10 Johan Edi S Laki-laki - X

11 Siti Aminah - Perempuan X

(51)

40

No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas

Laki-laki Perempuan

13 Tina Rahmawati - Perempuan X

14 Suhartatik - Perempuan X

15 Hafidz Akhmad Laki-laki - X

16 Dewi Haryani - Perempuan X

17 Tri Mulyani - Perempuan X

18 F. Kusnul Laki-laki - X

19 Wisnu Heri Laki-laki - X

20 Nopi Nurpitasari - Perempuan X

21 Anatasia V - Perempuan X

22 Niken Yulianti - Perempuan X

23 Prihatiningtyas A - Perempuan X

24 Sri Handayani - Perempuan X

25 Parsie - Perempuan X

26 Nur Indah - Perempuan X

27 Harini Yulia - Perempuan X

28 Nira Rahayu - Perempuan X

29 Kartini - Perempuan X

30 Satria Pranawa Laki-laki X

31 Ika Permaningsih - Perempuan XI

32 Nina Lestari - Perempuan XI

33 Puput Sizilya A - Perempuan XI

34 Dewi Masyitoh - Perempuan XI

35 Esti Sumarni - Perempuan XI

36 Parjoko Laki-laki - XI

37 Wahyudi Laki-laki - XI

38 Siska Septi S - Perempuan XI

39 Apriliya Tri W - Perempuan XI

(52)

No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas

Laki-laki Perempuan

41 Danik Nur A - Perempuan XI

42 Dwi Nur Rohmah - Perempuan XI

43 Asih Suparni - Perempuan XI

44 Puji Cahya Arum - Perempuan XI

45 Purwo W Laki-laki - XI

46 Omon Susanto Laki-laki - XI

47 Dita Suryawati - Perempuan XI

48 Susi Mulyani - Perempuan XI

49 Dwi Hastuti - Perempuan XI

50 Nani Yuniati - Perempuan XI

51 Diyana - Perempuan XI

52 Lila NS - Perempuan XI

53 Siti Nur Khayati - Perempuan XI

54 Pipit Handayani - Perempuan XI

55 Nimas Rurasta A - Perempuan XI

56 Septina Ika Irawati - Perempuan XI

57 Wahyuningsih - Perempuan XI

58 Suprihatin - Perempuan XI

59 Kurnia P Laki-laki - XI

60 Suwami - Perempuan XI

2. Jawaban Angket Moralitas Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak

Variabel pertama yaitu moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak.

data ini diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 15 soal. Untuk

(53)

42

TA B EL V

JAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK

No Resp.

(54)

No Resp.

(55)

44

3. Jawaban Angket Mutu Pendidikan Akhlak

Variabel kedua yaitu mutu pendidikan akhlak. Data ini diperoleh

dari penyebaran angket yang berjumlah 15 soal. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam tabel berikut :

TABEL VI

JAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

(56)
(57)

46

No Resp.

Jaw ab an Soal Jum lah Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C

41 A A B B B A B B A B A B B A B 6 9

-42 B B B B B A B B A B A A B A B 5 10

-43 B B B B B A B B A B B B B A B 3 12

-44 B B B A B B A A A B B A B A B 6 9

-45 A A B A B A B A A B A A B A B 9 6

-46 A B B B B B B A B B B A B B A 4 11

-47 B B B B B A B A A B A A B A B 6 9

-48 A A B A A A A A A A A B A A B 12 3

-49 B C B B B A B A A B B B B A B 4 10 1

50 A A B A A A A A A A B B B A B 10 5

-51 B B B A B A B A A B B B B A B 5 10

-52 A A B A B A A A A A A B B A B 10 5

-53 A B A A A A A A A A A A B A A 13 2

-54 A A B A A A B A A A B B B A B 9 6

-55 B A B A A A B A A B A A B A B 9 6

-56 A A B A B A A A A A A A B B A 11 4

-57 A A B A B A A B A B B B B A B 7 8

-58 A A B A A B A A A B B B B A B 8 7

-59 A B A A A A A A A A A A B A A 13 2

(58)

-Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis ambil selanjutnya

adalah menganalisis data. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-

jawaban dari pokok permasalahan yang ditanyakan.

Adapun dalam tujuan penelitian ini, sebagaimana telah disebutkan dalam

bab pendahuluan, yaitu :

1. Untuk mengetahui moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah

Aliyah Negeri Sragen I.

2. Untuk mengetahui kualitas mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah Aliyah

Negeri Sragen I.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara moralitas guru bidang studi Aqidah

Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak anak di Madrasah Aliyah Negeri

Sragen I.

Dalam analisis ini penulis membaginya menjadi beberapa tahap, yaitu

sebagai b e rik u t:

A. Analisis P ertam a

Analisis pertama yaitu tentang moralitas guru bidang studi Aqidah

Akhlak. Data tentang moralitas guru agama diperoleh dari penyebaran angket

yang terdiri 15 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan tiga

aternatif jawaban dengan bobot sebagai b erik u t:

(59)

48

1. Alternatif jawaban A dengan nilai 3.

2. Alternatif jawaban B dengan nilai 2.

3. Alternatif jawaban C dengan nilai 1.

TABEL VII

JAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG STUD1

(60)
(61)

50

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah :

a. Mencari Interval Pengaruh Moralitas Guru bidang studi Aqidah Akhlak

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 41

dan nilai terendah adalah 30. Kemudian diintervalkan dengan rumus :

( x r - ;tr ) + l

k

T

Keterangan :

i : Interval ideal

xt : Nilai tertinggi ideal

(62)

Kemudian dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui seberapa

pengaruh morlitas guru bidang studi Aqidah Akhlak terhadap siswa :

TABEL, V III

INTERVAL MORALITAS GURU BIDANG STUDI

AQIDAH AKHLAK

Nilai Interval Ju m lah Siswa Nilai Nominas

3 8 - 4 1 23 A

3 4 - 3 7 28 B

3 0 - 3 3 9 C

b. Mencari persentase masing-masing kategori

1. Kategori A : — x 100 % = 28,3 % 60

28

2. Kategori B : — x 100 % = 46,7 %

& 60

3. Kategori C : — x 100 % = 15 % 60

Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut i n i :

TA BELIX

PERSENTASE PENGARUH MORALIT AS GURU BIDANG

STUDI AQIDAH AKHLAK

No P engaruh M oralitas G uru bidang

studi A qidah A khlak Frekuensi Persentase

(63)

52

2 Sedang 28 46,7 %

3 Rendah 9 15%

Jum lah 60 100 %

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh

moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak terhadap siswa termasuk

kategori sedang, karena yang termasuk kategori tinggi adalah 38,3 %, dan

kategori rendah 15 %, sedangkan kategori sedang adalah 46,7 %.

B. Analisis K edua

Analisi kedua yaitu mutu pendidikan akhlak anak. Data tentang mutu

pendidikan akhlak anak diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 15

pertanyaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut i n i :

TABEL X

JAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

(64)
(65)
(66)

Setelah data terkumpul, langkah penulis selanjutnya adalah :

a. Mencari Interval Mutu Pendidikan Akhlak Anak

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah adalah 45

dan nilai tertinggi adalah 31. Untuk mencari tingkat mutu pendidikan

akhlak anak penulis menggunakan rumus interval sebagai berikut :

,_ ( x t- jc r ) + l

~Ki

_ (4 5 -3 1 ) + !

1 3

= 5 3

Kemudian dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui mutu

pendidikan akhlak :

TABEL XI

INTERVAL MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominas

4 1 - 4 5 18 A

3 6 - 4 0 33 B

31 - 3 5 9 C

b. Mencari persentase masing-masing kategori

18

1. Kategori A : — x l 0 0 % = 3 0 % 60

(67)

56

3. Kategori C : — x 100 % = 15 %

& 60

Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut ini :

TABEL XII

PERSENTASE MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

No Tingkat Mutu Pendidikan Akhlak

Anak Frekuensi Persentase

1 Tinggi 18 3 0 %

2 Sedang 33 55 %

3 Rendah 9 15%

Jumlah 60 100 %

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat mutu

pendidikan akhlak anak termasuk kategori sedang, karena yang termasuk

kategori tinggi adalah 30 %, dan kategori rendah 15 %, sedangkan kategori

sedang adalah 55 %.

C. Analisis Ketiga

Analisis ketiga yaitu pengaruh moralitas guru bidang studi Aqidah

Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak anak. Dalam penyajian data pada

bab ini akan dikorelasikan dalam tabel koefesien korelasi, dimana moralitas

guru bidang studi Aqidah Akhlak sebagai variabel x dan mutu pendidikan

akhlak anak sebagai variabel y. untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam

(68)

TABEL XIII

PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK

TERHADAP MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

(69)

58

Untuk melakukan analisis tentang pengaruh moralitas guru bidang

studi Aqidah Akhlak terhadap mutu pendidikan akhlak siswa MAN Sragen I

tahun pelajaran 2005 / 2006, maka penulis menggunakan teknik analisa

statistik. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus product moment, yaitu

sebagai b e rik u t: * I

r A Zxy-(Sx)(£y)

Keterangan :

rxy . Koefisiensi antara variabel x dan variabel y

xy : Perkalian antara x dan y

x : Variabel independent yaitu moralitas guru bidang studi Aqidah Akhlak

y : Variabel dependent yaitu mutu pendidikan akhlak anak

N : Jumlah populasi

I : Sigma

Untuk mengerjakan rumus di atas, dicari terlebih dahulu unsur-unsur

(70)

TABEL XIV

TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KOEFISIEN KORELASI

PENGARUH MORALITAS GURU BIDANG STUDI AQ1DAH AKHLAK

TERHADAP MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

10 39 40 1521 1600 1560

11 38 35 1444 1225 1330

12 34 36 1156 1296 1224

13 36 31 1296 1681 1476

14 33 38 1089 1444 1254

15 33 36 1089 1296 1188

16 39 42 1521 1764 1638

17 36 37 1296 1369 1332

18 37 43 1369 1849 1591

19 36 36 1296 1296 1296

20 38 36 1444 1296 1368

21 38 39 1444 1521 1482

22 35 38 1225 1444 1330

23 36 37 1296 1369 1332

(71)

60

No X Y X2 XY

25 39 43 1521 1849 1677

26 41 44 1681 1936 1804

27 38 42 1444 1764 1596

28 38 39 1444 1521 1482

29 41 45 1681 2025 1845

30 32 37 1024 1369 1184

31 39 42 1521 1764 1638

32 37 39 1369 1521 1443

33 35 39 1225 1521 1365

34 39 38 1521 1444 1482

35 34 41 1156 1681 1394

36 39 41 1521 1681 1599

37 39 42 1521 1764 1638

38 37 38 1369 1444 1406

39 38 41 1444 1681 1558

40 36 39 1296 1521 1404

41 33 36 1089 1296 1188

42 34 35 1156 1225 1190

43 34 33 1156 1089 1122

44 32 36 1024 1296 1152

45 35 39 1225 1521 1365

46 36 34 1296 1156 1224

47 30 36 900 1296 1080

48 37 42 1369 1764 1554

49 33 33 1089 1089 1089

50 40 40 1600 1600 1600

51 39 35 1521 1225 1365

52 38 40 1444 1600 1520

(72)

No X Y X 1 XY

54 37 39 1369 1521 1443

55 35 39 1225 1521 1365

56 33 41 1089 1681 1353

57 34 37 1156 1369 1258

58 37 38 1369 1444 1406

59 35 43 1225 1849 1505

60 39 42 1521 1764 1638

E 2188 2332 80142 91186 85260

E x : 2188 : 2332

E x 2 : 80142 £ y 2 : 91186

(E x )2 : 4787344 ( £ y)2 : 5438224

Ex.y : 85260 N : 60

a 5 % : 0,254 a 1 % : 0,330

r.„. =

N .2xy - (Lx)(I,y)

60.85260-2188.2332

7(60.80142 - 4878530 }{60.91186 - 543 8224}

5115600-5102416

^{4808520- 4787344}{5471160 - 5438224}

13184 ^/{21176}{32936}

Gambar

TABEL IIKARYAWAN MAN SRAGEN I
TABEL IIIJUMLAH SISWA MAN SRAGEN I
TABEL VIJAWABAN ANGKET MUTU PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
TABEL VIIJAWABAN ANGKET MORALITAS GURU BIDANG STUD1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan mengenai peberapan materi aqidah akhlak yang diterapkan dalam bntuk akhlak siswa terhadap Allah, sesama,

Aqidah akhlak sebagai pembentuk karakter akan mempengaruhi keberhasilan atau kesuksesan seseorang, hal tersebut dapat dilihat dari akhlak yang tercermin dalam

Hal yang perIu diperhatikan dalam pembelajaran konstruktivisme adalah guru dapat membawa siswa ke dalam situasi belajar yang dapat menghubungkan apa saja yang diperoleh siswa di

Berdasarkan hasil analisis penulis, materi yang diberikan dalam pemberian materi prasyarat belum sesuai dengan apa yang terdapat dalam perencanaan, karena dalam

4 Moch Basyir, ”Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 36 Surabaya”,Skripsi, Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2014, Hal 85.. Dari penelitian yang telah

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengenalan dan pembelajaran Microsoft Office 365 akan diberikan dalam bentuk pelatihan penggunaan komputer untuk mengoperasikan One Note, Sway,

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka di dapat tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui Pengaruh gaya kepemimpinan guru dalam mengajar terhadap hasil

Berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini telah terkumpul maka selanjutnya akan diadakan analisis terhadap data-data tersebut langkah yang dilakukan penulis