• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF

ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK

DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Oleh: Anis Fauziah NIM. 131311133116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

(2)

i

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF

ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK

DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Dalam Program Studi Pendidikan Ners

Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

\

Oleh: Anis Fauziah 131311133116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

(3)

ii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH SURAT PERNYATAAN

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH MOTTO

“Salah satu kerugian terbesar kita adalah manakala Allah memberitahukan kepada kita bahwa surga-Nya yang disiapkan bagi orang yang beriman dan beramal sholeh seluas langit dan bumi, kemudian kita tidak mendapatkan

tempat untuk meletakkan kaki diatas sana” (Syaikh Shaleh Al-Mughaimisi)

(8)

vii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief Model. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya. Penyusunan skripsi ini tak lepas adri bantuan berbagai pihak, oleh karena itu bersama dengan ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan izin untuk melakukan dan menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Ners.

2. Bapak Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

3. Ibu Puwaningsih, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan kesempatan waktu dan ilmu kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan penelitian ini serta bimbingan yang luar biasa mengenai bagaimana saya melakukan penelitian dengan baik dan benar

4. Ibu Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar dalam membimbing saya dan selalu memberikan motivasi dan hal positif untuk selalu mendukung dalam menyelesaikan penelitian ini 5. Bapak Makhfudli, S.Kep. Ns., M.Ked. Trop dan Ibu Eka Mishbahatul Mar‟ah,

S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen penguji atas saran, perbaikan, dan bimbingannya demi perbaikan penelitian ini

6. Responden penelitian yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Tanpa keberadaan dan kesediaan responden tentunya penelitian ini tidak akan terlaksana

(9)

viii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 8. Bapak dan Ibu Dosen derta Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan fasilitas, mendidik, serta memberikan ilmu selama masa perkuliahan

9. Mbak Sista dan Mas Farid serta teman-teman Yayasan Mahameru yang telah bersedia dan mengizinkan saya untuk melakukan penelitian ini, tanpa keberadaan dan kesediaan teman-teman penelitian ini tidak akan terlaksana. 10.Kedua orangtua yang sangat saya sayangi (Suto Handoko dan Satumah AF),

Kakak Moch. Syaiful Bachri, mbak Nur Wachida Novita, Adik Ni‟matul Hidayah, Daehan Nayaka Rafif Ahmad yang telah memberikan doa sepanjang waktu, dukungan untuk selalu menguatkan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini

11.Sahabat-sahabat insyaallah dunia akhirat Lukman, Lyntar, Magita, Ocik, Nyus, Endel, Umi, Lapitun, Syah, Ijah, Kak pin, yang telah memberikan keceriaan dan candaan sehingga dalam mengerjakan skripsi ini terasa lebih menyenangkan

12.Teman-teman lama seperjuangan yang tidak akan pernah saya lupakan Q-RAZINICA, meski raga tidak mampu untuk bertemu tapi doa mereka selalu terdengar oleh-Nya

13.Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013 yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak kawan atas bantuan dan segala kisah cerita kehidupan selama 4 tahun menjadi kenangan yang tidak akan pernah terlupakan

14.Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan ke depannya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi profesi bidang ilmu keperawatan. Aamiin Allahuma Aamiin

Surabaya, 10 Agustus 2017

(10)

ix

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF

ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK

DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL

Penelitian Deskriptif Korelasional di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya

Oleh: Anis Fauziah

Pendahuluan : Masalah dalam kehidupan ODHA tidak hanya terkait dengan adanya stigma dan diskriminasi semata, namun juga terhadap penerimaan akan kondisi dirinya (self acceptance). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang berhubungan dengan self acceptance dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) berdasarkan teori Health Belief Model (HBM). Metode:Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 43 orang yang didapatkan dari purposive sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini self acceptance, dan variabel independen meliputi faktor pemodifikasi demografi yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dukungan, dan pengetahuan serta persepsi individu dari teori HBM yang meliputi persepsi keseriusan, persepsi kerentanan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan. Data diambil melalui penyebaran instrument berupa kuisioner kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan uji regresi logistik dan pearson correlation. Hasil: Hasil analisis data hubungan dengan self acceptance diperoleh nilai ρ sebesar 0,014 untuk persepsi kerentanan dan nilai ρ sebesar 0,034 untuk persepsi manfaat yang berarti ada hubungan yang

signifikan. Diskusi: Diharapkan untuk dilakukan penelitian terkait faktor yang meningkatkan self acceptance pada ODHA dan pengaruh kelompok dukungan sebaya terhadap ODHA.

(11)

x

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO SELF ACCEPTANCE OF PATIENTS WITH HIV AND AIDS IN PEER GROUP SUPPORT BASED ON

HEALTH BELIEF MODEL THEORY

Correlational Descriptive Study By: Anis Fauziah

Introduction: Problems in the life of people with HIV and AIDS are not only related to the existence of stigma and discrimination, but also to the acceptance of his condition (self acceptance). This study is intended to explain factors related to self-acceptance in peer support groups based on the Health Belief Model (HBM) theory. Method: This study uses descriptive correlational design with cross sectional approach. Sample were 43 people by using purposive sampling. The variables were self acceptance, demographic modifying factors that are developing, gender, education, employment, support, and knowledge. Individual perceptions of HBM theory that include perceveid suscepbility, perceveid seriousness, perceveid benefits, and perceveid barriers. Data were retrived using quistionnaires and data analyzed using logistic regression and pearson’s correlation. Results: Result of data analysis correlations with self acceptance obtained ρ value of 0.014 for the perceveid suscepbility and value ρ of 0.034 for the perceveid benefit which means there is a significant correlations. Discussion: It is expected to conduct research related to factors that improve self-acceptance in people with HIV and AIDS.

(12)

xi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...v

1.4 Manfaat Penelitian ...5

1.4.1 Manfaat teoritis ...5

1.4.2 Manfaat Praktis ...6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...7

2.1 Konsep Self Acceptance ...7

2.1.1 Pengertian self acceptance ...7

2.1.2 Ciri-ciri Self Acceptance ...9

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Acceptance ...12

2.1.4 Karakteristik Self Acceptance ...14

2.1.5 Manfaat Self Acceptance ...16

2.1.6 Aspek Self Acceptance ...17

2.2 Konsep HIV dan AIDS ...18

2.2.1 Pengertian HIV dan AIDS ...18

2.2.2 Struktur dan Klasifikasi HIV dan AIDS ...19

2.2.3 Etiologi HIV dan AIDS ...21

2.2.4 Siklus HIV dan AIDS ...22

2.2.5 Patogenesis HIV dan AIDS ...23

2.2.6 Cara Penularan HIV dan AIDS ...24

2.2.7 Stadium HIV dan AIDS ...25

2.2.8 Penatalaksanaan ARV ...27

2.3 Konsep Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) ...30

2.3.1 Pengertian Kelompok Dukungan Sebaya ...30

2.3.2 Ciri-ciri Kelompok Dukungan Sebaya ...32

(13)

xii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH

2.4 Teori Health Belief Model (HBM) ...34

2.5 Keaslian Penulisan...37

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...40

3.1 Kerangka Konseptual ...40

3.2 Hipotesis Penelitian ...41

BAB 4 METODE PENELITIAN ...42

4.1 Desain Penelitian ...42

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling ...43

4.2.1 Populasi ...43

4.2.2 Sampel ...43

4.2.3 Sampling ...44

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...44

4.3.1 Variabel Independen ...44

4.3.2 Variabel Dependen ...45

4.3.3 Definisi Operasional ...46

4.4 Instrumen Penelitian ...51

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas...53

4.5.1 Uji Validitas ...53

4.5.2 Uji Reliabilitas ...54

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...54

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ...55

4.8 Analisis Data ...57

4.9 Kerangka Kerja Penelitian ...58

4.10 Etik Penelitian ...59

4.10.1 Sikap Menghormati Orang (Respect toHuman) ...59

4.10.2 Bebuat Baik dan Tidak Merugikan (Beneficience and Non Maleficience) ...60

4.11 Keterbatasan Penelitian ...61

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...62

5.1 Hasil Penelitian ...62

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian ...62

5.1.2 Karakteristik Data Umum ...64

5.1.3 Persepsi Individu dan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...65

5.1.4 Hasil Uji Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu ...67

5.1.5 Hasil Uji Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance ...69

5.2 Pembahasan ...69

5.2.1 Self Acceptance ...69

5.2.2 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu 70 5.2.3 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Kerentanan dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...74

(14)

xiii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 5.2.5 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Manfaat dengan Self Acceptance

Penderita HIV dan AIDS ...76

5.2.6 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Hambatan dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...77

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...78

6.1 Kesimpulan ...78

6.2 Saran ...79

(15)

xiv

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH DAFTAR GAMBAR

(16)

xv

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH DAFTAR TABEL

(17)

xvi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat permohonan data awal penelitian ...85

Lampiran 2Surat pengambilan data penelitian ...86

Lampiran 3Etik Penelitian ...87

Lampiran 4Tabulasi Data Penelitian ...88

Lampiran 5Tabulasi Data Responden Berdasarkan Modifying Factor: Pengetahuan ...91

Lampiran 6 Frekuensi Data ...93

Lampiran 7 Crosstab Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu .96 Lampiran 8 Crosstab Persepsi Individu dengan Self Acceptance ...101

Lampiran 9 Hasil Uji Regresi Logostik ...102

Lampiran 10Penjelasan Penelitian Bagi Responden Penelitian ...106

Lampiran 11 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ...109

Lampiran 12 Lembar Kuisioner Data Demografi ...110

Lampiran 13 Lembar Kuisioner Persepsi Individu ...112

(18)

xvii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH DAFTAR SINGKATAN

3TC : Lamivudine

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome

ARV : Anti Retroviral

IO : Infeksi Oportunistik

KDS : Kelompok Dukungan Sebaya

Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia KPA : Komisi Penanggulangan AIDS

LPV/r : Lpinovir/ritonavir

LSM : Lembaga Sosial Masyarakat

NNRTI : Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor

NRTI : Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor

NVP : Nevapine

ODHA : Orang dengan HIV dan AIDS

PGL : Persistent Generalized Limphadenopaty

PI : Protease Inhibitor

PML : Progressive Multifocal Leukoencephalophaty

PPE : Pruritic Papular Eruption

SAS : Self Acceptance Scale

SEARO : South-East Asia regional Office TDF : Tenovir

VCT : Voluntary Counseling and Testing

(19)

1

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masalah HIV dan AIDS menjadi masalah kontemporer yang berkaitan dengan perilaku berisiko manusia. Masalah HIV dan AIDS bukanlah masalah kesehatan semata, tetapi juga sebagai masalah sosial yang berkaitan dengan relasi seseorang dengan lingkungannya dan permasalahan dari berbagai aspek seperti ekonomi, budaya, dan politik sehingga orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan (Miller 2007). Perubahan yang terjadi di dalam diri dan di luar diri ODHA membuat mereka memiliki persepsi yang negatif tentang dirinya dan mempengaruhi perkembangan konsep dirinya. ODHA cenderung menunjukkan bentuk-bentuk reaksi sikap dan tingkah laku yang salah. Hal ini disebabkan ketidakmampuan ODHA menerima kenyataan dengan kondisi yang dialami.

(20)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH stress berat, dimana pada saat mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS banyak ODHA yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya tertular HIV, sehingga menimbulkan depresi dan kecenderungan bunuh diri pada ODHA (Astuti 2008).

Jumlah kasus HIV dan AIDS di dunia pada tahun 2014 terdapat 35 juta penderita dan meningkat pada tahun 2015 sehingga berjumlah 36,7 juta (WHO, 2016). Indonesia pada tahun 2012 terdapat 21.511 kasus HIV dan 5.686 kasus AIDS. Hampir seluruh wilayah provinsi di Indonesia tidak ada yang bebas dari HIV dan AIDS, hal ini sesuai dengan data Kementrian Kesehatan RI (2014) yang menjelaskan situasi kasus HIV dan AIDS di Indonesia sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Desember 2012. Estimasi dan proyeksi jumlah Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) menurut populasi beresiko dimana jumlah ODHA di populasi wanita resiko rendah mengalami peningkatan dari 190.349 kasus pada tahun 2011 menjadi 279.276 kasus di tahun 2016. Di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 terdapat 15.124 ODHA pada populasi wanita resiko rendah dan Kota Surabaya terdapat pada urutan pertama yaitu 4.447 wanita resiko rendah. Peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia membuat perlu terus dilakukannya upaya penanggulangan dan pencegahan penyebaran guna mengurangi peningkatan kembali jumlah kasus, baik oleh Departemen atau Instansi atau Lembaga pemerintahan, Swasta, LSM maupun kelompok masyarakat sesuai peran dan tugas pokoknya masing-masing. (Komisi Penanggulangan AIDS 2011).

(21)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH orang penderita yang telah diwawancarai didapatkan 6 dari 10 orang dengan mekanisme koping dan penerimaan diri yang negatif (60%) menganggap dirinya tidak berguna, masih belum menerima kenyataan yang dihadapi, serta tidak memiliki keyakinan dalam mengatasi masalah kesehatan, dan 4 orang dengan mekanisme koping dan penerimaan diri yang positif (40%) dengan mengatakan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya, dan tidak menyalahkan diri sendiri. Hasil dari studi pendahuluan yang didapatkan tersebut menunjukkan bahwa sampai saat ini belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap orang dengan HIV dan AIDS dalam kelompok dukungan sebaya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sandu, et al

(2016) yang dilakukan di Kelompok Dukungan Sebaya Kota Kediri didapatkan bahwa sebagian besar ODHA memiliki mekanisme koping yang negatif yaitu sebanyak 18 responden dengan presentase (60%). Penderita HIV sangat mudah merasa bersalah dan menerima penolakan dari sekitarnya, hal ini disebabkan karena anggapan bahwa tingkah laku mereka terutama tingkah laku seksual dapat membahayakan orang lain.

(22)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH Kesehatan RI 2014). Self acceptance diharapkan akan meningkat setelah bergabung dalam KDS karena didalamnya terdapat kegiatan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang HIV, interaksi sosial antar anggota, memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan perasaan, serta dapat memberikan dukungan emosional. Saat self acceptance yang baik tercapai, seseorang akan memiliki keyakinan untuk mampu melakukan dan berusaha dengan baik dalam hal-hal yang harus dilakukannya sehingga dapat mencapai derajat kesehatan (Heather 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya self acceptance

menurut Hurlock (1999) yaitu pemahaman, hal realisitis, lingkungan, psikologis, keyakinan akan tujuan hidup, penyesuaian diri, dan perspektif diri.

(23)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH Berdasarkan masalah diatas, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita HIV dan AIDS dalam kelompok dukungan sebaya menggunakan pendekatan Teori Health Belief Model

(HBM). Temuan ini akan sangat bermakna sebagai informasi dalam rangka peningkatan self acceptance yang akan berimplikasi pada status kesehatan seseorang dengan HIV dan AIDS.

1.2Rumusan Masalah

Faktor apasajakah yang berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berbasis teori

Health Belief Model.

1.3.2Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan faktor demografi dengan persepsi individu 2. Menganalisis hubungan persepsi individu (kerentanan, keseriusan,

manfaat, hambatan) dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis

(24)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH yang berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita HIV dan AIDS dalam kelompok dukungan sebaya berbasis teori Health Belief Model (HBM)

1.4.2Manfaat Praktis

1. Bagi penderita HIV dan AIDS

Diharapkan dapat bergabung dengan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) dan mengikuti kegiatannya secara rutin dan berkala

2. Bagi Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pengalaman, serta dukungan kepada sesama ODHA

3. Bagi perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi serta pendampingan pada penderita HIV positif sebagai upaya meningkatkan

self acceptance

4. Bagi tim layanan kesehatan

(25)

7

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep Self Acceptance

2.1.1 Pengertian self acceptance

Self Acceptance (penerimaan diri) merupakan suatu kemampuan individu untuk dapat melakukan penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri. Hal ini didasarkan pada kepuasan individu atau kebahagiaan individu mengenai dirinya serta berpikir mengenai kebutuhannya untuk memiliki mental yang sehat. Sikap penerimaan diri dapat dilakukan secara realistis, tetapi juga dapat dilakukan secara tidak realistis (Hurlock 1999 dalam Agoes 2005). Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap memandang diri sendiri sebagaimana adanya dan memperlakukannya secara baik disertai rasa senang serta bangga dan terus mengusahakan kemajuannya. Menerima diri sendiri perlu kesadaran dan kemauan untuk melihat fakta yang ada pada diri, baik fisik maupun psikis, sekaligus kekurangan dan ketidaksempurnaan tanda ada rasa kecewa, tujuannya untuk merubah diri menjadi lebih baik.

(26)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH

Self acceptance (penerimaan diri) melibatkan pemahaman diri, kesadaran yang reaslistis, memahami kekuatan dan kelemahan seseorang, sehingga menghasilkan perasaan individu tentang dirinya. Hurlock (2000) menjelaskan bila individu hanya melihat dari satu sisi saja maka tidak mustahil akan timbul kepribadan yang tidak seimbang, semakin individu menyukai dirinya maka ia akan mampu menerima dirinya dan semakin diterima oleh orang lain yang mengatakan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik akan mampu meneriman karakter-karakter alamiah.

Handayani (2011) menambahkan bahwa self acceptance (penerimaan diri) adalah sejauh mana seseorang dapat menyadari dan mengakui karakteristik pribadi dan menggunakannya dalam menjalani kelangsungan hidupnya. Penerimaan diri ini ditunjukkan oleh pengakuan seseorang terhadap kelebihannya sekaligus menerima segala kekurangannya tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri. Penerimaan diri mengacu pada kepuasan individu atas kebahagiaan terhadap diri, dan dianggap perlu untuk kesehatan mental

(27)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH mengetahui statusnya sebagai penderita HIV ditemukan bahwa 78% penderita HIV dapat beradaptasi dalam jangka waktu 8-12 bulan yang ditandai dengan penurunan jumlah CD4 limfosit sebesar 38 %.

Uraian di atas dapat diketahui bahwa penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap diri sendiri, mampu dan mau menerima keadaan diri baik kelebihan atau kekurangan sehingga dapat memandang masa depan lebih positif. Tanpa penerimaan diri seseorang hanya dapat membuat sedikit atau tidak ada kemajuan sama sekali dalam suatu hubungan yang efektif.

2.1.2 Ciri-ciri Self Acceptance

Self acceptance (penerimaan diri) setiap individu terhadap dirinya sendiri cenderung tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Cutrona (1987) ciri-ciri orang yang menerima dirinya adalah sebagai berikut :

1. Menerima diri sendiri apa adanya

(28)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 2. Tidak menolak apabila memiliki kekurangan

Sikap atau respon dari lingkungan membentuk sikap terhadap diri seseorang. Individu yang mendapat sikap yang sesuai dan menyenangkan dari lingkungannya cenderung akan meneriman dirinya. Kelebihan merupakan suatu kemampuan karakteristik atau ciri tentang diri dianggap lebih baik daripada kemampuan-kemampuan lain dalam dirinya. Salah satu penyebab seseorang sulit untuk menerima kelebihannya dikarenakan ingin mendapatkan sesuatu yang lebih dalam hal itu. Kekurangan adalah kemampuan yang sebenarnya diharapkan untuk lebih baik dari kondisi yang sesungguhnya namun ternyata tidak demikian, yang dianggap kurang biasanya adalah hal diinginkan untuk menjadi lebih baik, dan kekurangan bisa melahirkan rasa malu dan minder.

3. Memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, seseorang tidak harus dicintai dan dihargai oleh orang lain.

(29)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 4. Tidak perlu merasa sempurna

Seseorang yang memiliki konsep diri yang stabil akan melihat dirinya dari waktu secara konstan dan tidak mudah berubah-rubah. Memandang diri secara positif merupakan sikap mental yang melibatkna proses memasukkan pikran, kata, dan gambaran yang membangun perkembangan dari suatu pemikiran.

Pendapat lain dikemukakan oleh Bastaman (2007) mengenai beberapa hal yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan perubahan dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi hidup yang bermakna, yaitu :

1. Pemahaman diri (self insight)

Meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik 2. Makna hidup (the meaning of life)

Nilai-nilai yang penting dan bermakna bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi.

3. Pengubahan sikap (changing attitude)

Merubah diri yang bersikap negatif menjadi positif dan lebih bijak dalam menghadapi masalah

4. Keterikatan diri (self commitment)

(30)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 5. Kegiatan terarah (directed activities)

Suatu upaya yang dilakukan secara sadar berupa pengembangan potensi pribadi yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk mencapai tujuan hidup.

6. Dukungan sosial (social support)

Hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya, dan selalu sedia memberi bantuan pada saat diperlukan

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Acceptance

Pada dasarmya untuk memiliki self acceptance bukanlah suatu hal yang mudah karena individu jauh lebih mudah menerima kelebihan yang ada pada dirinya daripada menerima segala kekurangan yang ada pada dirinya juga. Sikap tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi diri seseorang sehingga menjadi individu yang mempunyai penerimaan diri yang rendah. Menurut Hurlock (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dalam diri seseorang yaitu:

1. Adanya pemahaman tentang diri sendiri

Hal ini timbul dengan adanya kesempatan seseorang untuk mengenali kemampuan dan ketidakmampuannya. Seseorang yang dapat memahami dirinya sendiri tidak akan hanya tergantung dari kemampuan intelektualnya saja, tetapi jugapada kesempatannya untuk memahami dirinya.

2. Adanya hal yang realistik

(31)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH kesempatan tercapainya suatu harapan, maka akan menimbulkan kepuasan diri yang merupakan hal penting dalam penerimaan diri

3. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan

Seseorang yang memiliki harapan, namun jika lingkungan disekitarnya tidak memberikan kesempatan atau bahkan menghalangi, maka harapannya akan sulit tercapai.

4. Sikap lingkungan seseorang

Sikap yang berkembang di masyarakat akan ikut andil dalam proses penerimaan diri seseorang, jika lingkungan memberikan sikap yang baik pada individu, maka individu akan cenderung untuk senang dan menerima dirinya 5. Ada tidaknya tekanan yang berat

Tekanan emosi yang berat dan terus menerus akan mengganggu seseorang dan menyebabkan ketidakseimbangan fisik maupun psikologis

6. Frekuensi keberhasilan

Setiap orang pasti akan mengalami kegagalan, hanya saja frekuensinya yang berbeda-beda. Semakin banyak keberhasilan yang dicapai akan menyebabkan individu menerima dirinya denganbaik

7. Ada tidaknya identifikasi seseorang

(32)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 8. Perspekstif diri

Perspektif diri terbentuk jika individu dapat melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat oleh orang lain pada dirinya. Rendahnya perspektif diri akan menimbulkan perasaan tidak puas dan penolakan diri

9. Latihan pada masa kanak-kanak

Pelatihan yang diterima pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi pola kepribadian anak selama masa perkembangan. Latihan yang baik pada masa kanak-kanak akan memberikan pengaruh positif pada penerimaan diri.

10.Konsep diri yang stabil

Konsep diri yang stabil bagi seseorang akan memudahkan dala usaha menerima dirinya. Apabila konsep dirinya selalu berubah-ubah maka individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menerima dirinya.

2.1.4 Karakteristik Self Acceptance

Tingkah laku orang yang memiliki self acceptance dan tidak memiliki self acceptance tentu berbeda. Seseorang dikatakan memiliki self acceptance yang baik dapat dilihat dari perkataan dan perilakunya sehari-hari. Pada umumnya perilaku yang dimunculkannya lebih cenderung positif dan senang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang, sehingga akan berdampak positif terhadap kematangan pada dirinya. Beberapa karakteristik seseorang yang memiliki penerimaan diri menurut Ryff & Keyes (1995) yaitu:

1. Memiliki penilaian realistis terhadap potensi-potensi yang dimilikinya 2. Menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri

(33)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 4. Menerima kualitas-kualitas kemanusiaan tanpa menyalahkan diri terhadap

keadaan-keadaan diluar kendali mereka

Hal terpenting ketika seseorang mampu menerima dirinya adalah ketika dapat menerima segala potensi yang ada pada dirinya, baik itu yang berkaitan dengan kelebihan ataupun dengan kelemahan/kekurangan, dan orang tersebut akan mudah untuk berinteraksi dengan orang lain karena bersedia menerima kritik ataupun penolakan dari orang lain dengan sikap positif. Terdapat beberapa komponen yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan perubahan dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi hidup yang bermakna. Berdasarkan indikator komponen-komponen penerimaan diri yang dikemukakan oleh Shareer (1949) dan dimodifikasi oleh Berger (dalam Denmark, 1973) terdapat 9 domain

slef acceptance, yaitu :

1. Sikap dan perilaku didasarkan nilai-nilai standar diri tidak dipengaruhi lingkungan luar

2. Keyakinan dalam menjalani hidup

3. Berani bertanggung jawab terhadap perilakunya 4. Mampu menerima pujian dan kritik secara subjektif

5. Tidak menyalahkan diri atas perasaannya terhadap orang lain 6. Menganggap dirinya memiliki kemampuan sama dengan orang lain 7. Tidak mengaharapkan penolakan orang lain

(34)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 2.1.5 Manfaat Self Acceptance

Self acceptance (penerimaan diri) memliki peranan yang penting dalam interaksi sosial. Self acceptance dapat membantu individu dalam berinteraksi dengan individu lain, meningkatkan kepercayaan diri serta membuat hubungan menjadi lebih akrab karena individu tersebut menyadari bahwa setiap individu diciptakan sama yaitu memiliki kelebihan dan kekurangan. Tanpa self acceptance

individu cenderung sulit untuk dapat berinteraksi dengan individu lain sehingga dapat berpengaruh buruk pada kepribadiaannya. Hurlock (1999) mengatakan

bahwa “semakin baik seseorang dapat menerima dirinya, maka akan semakin baik pula penyesuain diri dan sosialnya”. Tanpa Self acceptance individu

cenderung akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya.

(35)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 2.1.6 Aspek Self Acceptance

Pada umumnya, individu dengan penerimaan diri yang baik akan menunjukkan ciri-ciri tertentu dalam berfikir dan melakukan aktifitas kesehariannya. Individu yang dapat menerima dirinya secara utuh berarti individu tersebut mampu menerima secara positif aspek-aspek dalam diri, Grinder dalam Parista (2008), aspek-aspek penerimaan diri meliputi:

1. Aspek Fisik

Tingkat penerimaan diri secara fisik, tingkatan kepuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik secara keseluruhan menggambarkan penerimaan fisik sebagai suatu evaluasi dan penilaian diri terhadap raganya, apakah raga dan penampilannya menyenangkan atau memuaskan untuk diterima atau tidak.

2. Aspek Psikis

Aspek psikis meliputi pikiran, emosi dan perilaku individu sebagai pusat penyesuaian diri (Calhoun & Acocella, 1990). Individu yang dapat menerima dirinya secara keseluruhan serta memiliki keyakinan akan kemampuan diri dalam menghadapi tuntutan lingkungan.

3. Aspek Sosial

(36)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 4. Aspek Moral

Perkembangan moral dalam diri dipandang sebagai suatu proses yang melibatkan struktur pemikiran individu dimana individu mampu mengambil keputusan secara bijak serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan atau tindakan yang telah diamilnya berdasarkan konteks sosial yang telah ada Grinder dalam Marsya (2008).

2.2Konsep HIV dan AIDS

2.2.1 Pengertian HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menyerang infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel limfosit. Berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan bahwa sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia menjadi lemah. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol) (Komisi Penanggulangan AIDS 2007).

(37)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH mamalia, termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai lagi berbagai subtipe, dan masing-masing subtipe secara evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia adalah grup HIV-1 (Nasronudin 2014).

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia yang merupakan retrovirus dengan kemampuan menggunakan RNA dan DNA sebagai penjamu untuk membentuk virus DNA yang dikenali selama periode inkubasi yang panjang dan menyebabkan munculnya tanda dan gejala tertentu. AIDS merupakan bentuk lanjut dari HIV yang merupakan kumpulan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV berjalan sangat progresif merusak sistem kekebalan tubuh sehingga penderita tidak dapat menahan serangan infeksi jamur, bakteri, dan virus. Penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi oleh benda-benda tersebut disebut infeksi oportunistik (IO), dan kumpulan gejala yang ditimbulkan disebut dengan AIDS (Kemenkes 2014)

2.2.2 Struktur dan Klasifikasi HIV dan AIDS

(38)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH

copy RNA genom, dan 3 enzim virus yaitu protease, reverse transcriptase, dan integrase. Protein p24 adalah antigen virus yang cepat terdeteksi dan merupakan target antibody dalam tes screening HIV. Inti virus dikelilingi oleh matriks protein dinamakan p17 yang merupakan lapisan dibawah selubung lipid, sedangkan selubung lipid virus ini mengandung dua glikoprotein yang sangat penting dalam proses infeksi HIV dalam sel yaitu gp120 dan gp41. Genom virus yang berisi gen

gag, pol, dan env yang akan mengkode protein virus. Hasil translasi berupa protein prekusor yang besar dan harus dipotong oleh protease menjadi protein

mature (Jawetz, et al. 2011).

Gambar 2.1 Struktur Anatomi HIV

(sumber: e-lifestyle and healththylife-wordpress.com- Susi Budiani, 2012) Klasifikasi dari HIV merupakan kelompok virus RNA dengan kelompok

family (retroviridae), sub family (lentivirinae), genus (lentivirus), dan spesies

(39)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH (main), N (new atau non-M, non-O), dan O (outlier). Kelompok M yang dominan terdiri dari 11 subtipe atau clades (A-K), telah teridentifikasi 6 subtipe HIV-2 yaitu sub tipe A-F. HIV-1 lebih mematikan, mudah masuk ke dalam tubuh, dan sumber infeksi paling banyak di dunia (Ardhiyanti, et al. 2015).

2.2.3 Etiologi HIV dan AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab AIDS. Virus ini termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili

lentivirinae. Ciri khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang berbentuk silindris dalam virion matur. Virus ini mengandung 3 gen yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang penting dalam patogenesis penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi protein struktural virus. Rev membantu keluarnya transkrip virus yang terlepas dari nukleus. Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain (Jawetz, et al. 2011).

(40)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH luar seperti air mendidih, sinar matahari, dan mudah dimatikan dengan berbagai desinfektan seperti eter, aseton, alkohol, dan sebagainya, tetapi relatif resiten terhadap radiasi dan sinar ultraviolet. Virus HIV ditemukan dalam darah, saliva, semen, airmata, dan mudah mati diluar tubuh. HIV juga ditemukan dalam sel monosit, makrofag, dan sel glia jaringan otak (Kementrian Kesehatan RI 2014).

2.2.4 Siklus HIV dan AIDS

Virus memasuki tubuh terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul protein CD4. Kelompok sel terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T. sel target lain adalah monosit, makrofag, sel dendrite, sel langerhans, dan sel microglia (Price, et al. 2012). HIV yang masuk ke dalam tubuh akan ditangkap oleh sel dendrit pada membran mukosa dan kulit 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi akan membuat jalur ke nodus limfa dan pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah paparan, replikasi virus semakin cepat. Siklus hidup HIV dibagi menjadi 5 fase yaitu; masuk kemudian mengikat,

reverse trancriptase, replikasi, budding, dan maturasi. Replikasi HIV di dalam sel CD4 menurut Ardhiyanti et al (2015) terjadi melalui 7 tahap sebagai berikut: 1. HIV melekatkan diri pada permukaan sel penjamu atau ke sel inang yaitu sel

CD4;

2. RNA HIV, reverse trascriptase, integrase, dan komponen protein lain masuk ke dalam sel penjamu atau sel inang (CD4);

(41)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 4. DNA virus bergerak menuju nukleus sel CD4 dan mengintegrasikan diri

terhadap DNA sel penjamu atau sel inang (CD4) dengan bantuan enzim

integrase;

5. Virus RNA baru digunakan sebagai genomik RNA dan untuk membuat beberapa virus protein;

6. Virus RNA baru dan beberapa protein bergerak menuju permukaan sel dan membentuk virus HIV baru yang belum matur; dan

7. Virus-virus yang sudah matur melepaskan protein HIV melalui enzim protease dan siap memasuki sel CD4 lainnya.

2.2.5 Patogenesis HIV dan AIDS

(42)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH terhadap HIV terjadi selama 1 minggu sampai 3 bulan setelah terinfeksi. Viremia plasma menurun dan level sel CD4 kembali meningkat, tetapi respon imun tidak mampu menyingkirkan infeksi secara sempurna dan sel-sel yang terinfeksi HIV menetap dalam limfoid (Murtiastutik 2009).

Masa laten klinis ini dapat berlangsung sampai 10 tahun, selama masa ini banyak terjadi replikasi virus. Siklus hidup virus dari saat infeksi sel sampai produksi virus baru yang menginfeksi sel berikutnya rata-rata 2,6 hari. Pasien akan menderita gejala-gejala konstitusional dan gejala klinis yang nyata, seperti infeksi oportunistik atau neoplasma. Level virus yang lebih tinggi dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi lebih lanjut. HIV yang ditemukan pada pasien dengan penyakit tahap lanjut biasanya jauh lebih virulen dan sitopatik dari pada strain virus yang ditemukan pada awal infeksi (Jawetz, et al. 2011).

2.2.6 Cara Penularan HIV dan AIDS

Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu; kontak seksual, kontak dengan darah atau secret yang infeksius, ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan, dan pemberian ASI. HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina, dan ASI (Komisi Penanggulangan AIDS 2014)

(43)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH sehingga penularan HIV dapat melalui aktivitas sebagai berikut:

1. Hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV dan AIDS, berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat pelindung kondom

2. Kontak darah/luka dan transfusi darah yang tercemar virus HIV

3. Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV

4. Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang sedang dikandung.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014) dalam buku pedoman program pencegahan ibu ke anak HIV, HIV tidak dapat ditularkan melalui aktivitas berikut:

1. Bersalaman 2. Berpelukan

3. Bersentuhan atau berciuman

4. Penggunaan toilet umum, kolam renang, alat makan atau minum secara bersama

5. Gigitan serangga seperti nyamuk.

2.2.7 Stadium HIV dan AIDS

(44)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH HIV dan terapi Antiretroviral pada orang dewasa (Kementrian Kesehatan RI 2011), Stadium dalam HIV dan AIDS sebagai berikut:

Tabel 2.1 Stadium HIV Stadium 1 : HIV

1. Asimtomatis

2. Limfadenopati generalisata yang persisten atau persistent generalized limphadenopaty (PGL) yaitu limfadenopati pada beberapa kelenjar getah bening yang bertahan lama. Adanya pembengkakan kelenjar akan tetapi sulit dilihat dan lebih mudah ditemukan saat menyentuhnya

3. Tingkat aktivitas 1: aktivitas masih normal Stadium 2 : Asimptomatik

1. Penurunan BB < 10% BB sebelumnya

2. Manifestasi mukokutaneus minor seperti ulserasi oral, infeksi jamur kuku 3. Herpes zoster selama 5 tahun terakhir

4. Infeksi saluran napas atas berulang misalnya sinusitis akibat infeksi bakteri

5. Tingkat aktivitas 2: Simtomatis dan aktivitas normal Stadium 3 : Pembesaran kelenjar limfe

1. Penurunan BB>10% BB sebelumnya

2. Diare kronis yang tidak jelas penyebabnya selama lebih dari 1 bulan 3. Demam lama yang tidak jelas penyebabnya selama lebih dari 1 bulan 4. Kandidiasis oral

5. Oral hairy leukoplakia yaitu bercak putih pada mulut berambut 6. TB paru dalam 1 tahun terakhir

7. Infeksi bakteri berat seperti pneumonia dan bisul pada otot 8. Co-trimoxazole prophylaxis dapat diberikan karena efektif

9. Tingkat aktivitas 3: tidak bangun dari tempat tidur <50% dalam sehari selama 1 bulan terakhir

Stadium 4: AIDS

1. HIV wasting syndrome, kondisi penurunan BB>10% dari BB sebelumnya, panas, dan diare yang tidak jelas penyebabnya selama 1 bulan terakhir 2. Pneumocystic carinii pneumonia

3. Toksoplasmosis pada otak

4. Kriptosporidiosis dengan diare lebih dari satu bulan 5. Kriptokokosis ekstrapulmonar

6. Penyakit cytomegalovirus (CMV) pada organ selain hati, limpa, kelenjar getah bening

7. Infeksi virus herpes mukokutan selama lebih dari 1 bulan terakhir atau pada organ visceral

8. Progressive multifocal leukoencephalophaty (PML) yaitu infeksi virus dala otak

9. infeksi jamur endemik diseminata

(45)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 11.TB ekstrapulmonar

12.Limfoma 13.Sarkoma kaposi

14.Ensefalopati HIV, ketidakmampuan mental atau disfungsi motorik 15.Co-trimoxazole prophylaxis dapat diberikan karena efektif

16.Klien tidak bangun dari tempat tidur >50% dalam sehari selama 1 bulan terakhir

Sumber: Kementrian Kesehatan RI, 2011

2.2.8 Penatalaksanaan ARV

Antiretroviral (ARV) merupakan obat yang menghambat replikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Departemen Kesehatan 2009). Pengobatan infeksi HIV dengan antiretroviral digunakan untuk memelihara fungsi kekebalan tubuh mendekati keadaan normal, mencegah perkembangan penyakit, memperpanjang harapan hidup, dan memelihara kualitas hidup dengan cara menghambat replikasi virus HIV. Replikasi aktif HIV menyebabkan kerusakan progresif sistem imun dan berkembangnya infeksi oportunistik, keganasan (malignasi), penyakit neurologi, penurunan berat badan yang akhirnya berakibat ke arah kematian (Imrotul 2010).

Obat ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) dan non nucleoside reverse transcriptase inhibitor

(NNRTI) serta inhibitor protease. Terapi ARV dibagi menjadi dua lini yaitu lini pertama dan lini kedua. Anjuran pemilihan obat ARV lini pertama menurut panduan Kementrian Kesehatan tahun 2014 yaitu 2 NRTI + 1 NNRTI dengan panduan sebagai berikut:

(46)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 3. TDF + 3TC (atau FTC) + NVP (Tenofovir + Lamivudine

(emtricitabine) + Nevirapine)

4. TDF + 3TC (atau FTC) + EFV (Tenofovir + Lamivudine (emtricitabine) + Efavirenz)

NRTI bekerja dengan cara menghambat kompetitif reverse transcriptase

HIV-1 dan dapat bergabung dengan rantai DNA virus yang sedang aktif dan menyebabkan terminasi. Obat golongan ini memerlukan aktivasi intrasitoplasma,difosforilasi oleh enzim menjadi bentuk trifosfat. Golongan ini terdiri dari : Analog deoksitimidin (Zidovudin), analog timidin (Stavudin), analog deoksiadenosin (Didanosin), analog adenosisn (Tenovir disoproxil fumarat/TDF), analog sitosin (Lamivudin dan Zalcitabin) dan analog guanosin (Abacavir) (Katzung 2004).

NNRTI bekerja dengan cara membentuk ikatan langsung pada situs aktif enzim reverse transcriptase yang menyebabkan aktivitas polimerase DNA terhambat. Golongan ini tidak bersaing dengan trifosfat nukleosida dan tidak memerlukan fosforilasi untuk menjadi aktif. Golongan ini terdiri dari: Nevirapin, Efavirenz, Delavirdine (Katzung 2004).

(47)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH inti virion matang dan protease penting untuk produksi virion infeksius matang selama replikasi. Obat golongan ini menghambat kerja enzim protease sehingga mencegah pembentukan virion baru yang infeksius. Golongan ini terdiri dari : Saquinavir, Ritonavir, Nelfinavir, Amprenavir (Katzung 2004). Panduan lini kedua yang direkomendasikan oleh pemerintah yaitu : TDF atau AZT + 3TC + LPV/r.

Saat yang paling tepat untuk memulai terapi ARV adalah sebelum pasien jatuh sakit atau munculnya IO yang pertama. Perkembangan penyakit akan lebih cepat apabila terapi ARV dimulai pada saat CD4 < 200 sel/mm³ dibandingkan bila terapi dimulai pada CD4 di atas jumlah tersebut. Apabila tersedia sarana tes CD4 maka terapi ARV sebaiknya dimulai sebelum CD4 kurang dari 200 sel/mm³. Terapi ARV dianjurkan pada pasien dengan TB paru atau infeksi bakterial berat dan CD4 < 350 sel/mm³. Juga pada ibu hamil stadium klinis manapun dengan CD4 < 350 sel/mm³ (Departemen Kesehatan 2011). Menurut WHO (2007) dalam pedoman nasional tatalaksana klinis HIV dan terapi Antiretroviral pada orang dewasa (Kementrian Kesehatan RI 2011) tentang pedoman penatalaksanaan ARV sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penatalaksanaan ARV

(48)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH

Viral Load Testing Iya

( Fase dalam pendekatan)

Iya

(VL dengan monitoring)

EVIDENCE-BASED, but INTENTIONALLY ASPIRATIONAL

Sumber: WHO tahun 2013 dalam Pedoman Nasional Tatalaksana HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang dewasa tahun 2014

2.3Konsep Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) 2.3.1 Pengertian Kelompok Dukungan Sebaya

Kelompok Dukungan Sebaya merupakan kelompok dukungan yang diberikan untuk dan oleh orang dalam situasi yang sama. Kelompok dukungan sebaya meliputi sekumpulan orang yang menghadapi tantangan yang sama, bisa diantara seseorang yang menghadapi tantangan untuk pertama kalinya dengan seseorang yang telah mampu mengelolanya, dapat diartikan dengan mengkaitkan seseorang yang baru memulai pengobatan dengan seseorang yang sudah mengelola pengobatan dan efek samping dengan baik. Pola dukungan KDS dimulai dengan pertemuan tertutup bagi ODHA untuk saling berbagai pengalaman, ketan, dan harapan. Pola ini berkembang dengan kegiatan belajar bersama hingga keterlibatan ODHA lebih luas dalam penyebaran informasi dan advokasi yang terkait HIV, hal ini juga membantu dalam Strategi Rencana Aksi Nasional (SRAN) 2010-2014 yang bertujuan meningkatkan mutu hidup ODHA (Departemen Kesehatan 2009)

Perlakuan sederhana

Less toxic, more robust regimens

(49)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH Menurut Tri Johan et al (2015) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) lebih mengerti kebutuhan yang diperlukan oleh orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) karena mereka termasuk program perawatan dan pengobatan serta berpartisipasi aktif terhadap pencegahan penularan HIV dan AIDS. Kelompok sebaya sangat diperlukan karena terkadang ODHA lebih terbuka terhadap teman sebaya daripada keluarga atau yang lainnya. Peran KDS membantu manajer kasus dalam konsep diri ODHA, maka dibutuhkan peran kelompok sebaya untuk memberikan dukungan dalam kehidupan sehari-hari agar ODHA tidak jatuh dalam kondisi yang mengkhawatirkan secara fisik maupun psikis, dan membantu ODHA dalam pencegahan penularan kepada orang sehat yang berada disekitarnya. KDS memiliki peran yang bermakna dalam mutu hidup ODHA. ODHA yang mendapatkan dukungan sebaya berpengaruh pada tingkat kepercayaan diri, pengetahuan HIV, akses layanan HIV, perilaku pencegahan HIV, dan kegiatan positif yang lebih tinggi dibandingkan ODHA yang tidak mendapatkan dukungan sebaya.

(50)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 2.3.2 Ciri-ciri Kelompok Dukungan Sebaya

Mead dan MacNeil (2005) menjelaskan ciri-ciri dukungan kelompok sebaya (peer group support) sebagai berikut:

1. Dukungan peer group tidak selalu menganggap orientasi masalah. Terlepas dari kenyataan bahwa orang mungkin berkumpul hanya berbagi pengalaman tentang masalah kesehatan psikologis, percakapan tidak harus fokus pada pengalaman itu. Ada kepercayaan yang lebih dan keterbukaan dengan orang lain.

2. Penilaian dan evaluasi bukan bagian dari hubungan. Sebaliknya, orang berusaha untuk tanggung jawab bersama dan komunikasi yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan kebutuhan mereka satu sama lain tanpa ancaman atau paksaan.

3. Dukungan peer group mengasumsikan timbal balik penuh. Tidak ada peran pembantu statis, meskipun ini tidak mengherankan, timbal balik adalah kunci untuk membangun hubungan yang alami.

4. Dukungan peer group mengasumsikan evolusi sistemik sebagai lawan pemulihan individu dari masalah atau penyakit tertentu.

2.3.3 Manfaat Kelompok Dukungan Sebaya

Menurut Agoes (2005) kelompok dukungan sebaya mempunyai beberapa Manfaat, antara lain:

(51)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 2. Sebagai orang yang merangsang hal yang positif (positive stimulation).

Ketika seorang sahabat sedang mengalami suatu kegagalan atau dalam suasana kesedihan, maka remaja dapat berperan sebagai pendorong (motivator) dan membantu memberi jalan keluar pemecahan masalah, sehingga dapat lepas dari kesedihan. Seorang sahabat sejati, akan dapat membangkitkan semangat untuk menghadapi permasalahannya dengan tabah dan dapat menyelesaikannya dengan berhasil.

3. Memberikan dukungan secara fisik (psysical support). Persahabatan mampu menjadikan seseorang mau mengorbankan waktu, tenaga dan bantuan materil-moril kepada sahabatnya. Bahkan ia akan hadir secara fisik ketika sahabatnya sedang mengalami penderitaan/kesedihan, dengan kehadiran fisik dari sahabatnya maka seseorang dapat merasakan perhatian dan pertolongan secara tulus.

4. Memberi dukungan ego (ego support). Persahabatan menyediakan pengharapan, yaitu adanya dukungan yang membangkitkan semangat berani, menumbuhkan perasaan diri berharga (dihargai), merasa diri menarik perhatian orang lain (attractive).

(52)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 2.4Teori Health Belief Model (HBM)

Teori Health Belief Model (HBM) adalah teori yang dikemukakan oleh Becker (1974), merupakan pengembangan dari teori lapangan Lewin (1954). Teori ini muncul didasarkan adanya masalah kesehatan yang ditandai oleh kegagalan masyarakat menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh layanan kesehatan. Health Belief Model memiliki kerangka konseptual yang mudah dipahami, variabel yang terbatas dan fokus pada motivasi seseorang terhadap keinginan untuk sehat. Konstruksi HBM terdiri dari persepsi rentan terhadap penyakit, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan dan self efficacy (Daddario 2007 dalam Griffin 2011).

Teori Health Belief Model menyatakan bahwa perilaku individu untuk melawan atau mengobati penyakitnya serta perilaku sehat lainnya dipengaruhi oleh empat variabel kunci (Edberg 2009), yaitu:

1. Persepsi terhadap kerentanan (Perceveid suspectibility)

Individu akan beperilaku untuk mencari pengobatan atau mencegah penyakit apabila ia merasa rentan (suspectible) terhadap masalah penyakit tersebut 2. Keseriusan yang dirasakan (Perceveid Seriousness)

Individu akan berperilaku untuk mencari pengobatan atau mencegah penyakit apabila ia merasa bahwa penyakitnya tersebut parah sehingga apabila ia terkena penyakit tersebut, maka konsekuensinya yang diterima juga berat 3. Manfaat dan hambatan yang dirasakan (Perceveid benefits and barriers)

(53)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH adanya manfaat (benefits) yang dirasakan dan juga hambatan (barriers) yang mugkin akan dijumpai selama melakukan tindakan.

4. Dorongan melakukan tindakan (Cues to action)

Individu akan melakukan tindakan berdasar variabel-variabel yang telah dijelaskan sebelumnya dipengaruhi oleh dorongan eksternal yang dapat diperoleh dari pesan-pesan di media massa, nasihat atau anjuran dari teman dan juga keluarga yang pernah menderita sakit sebelumnya.

Dibawah ini merupakan kerangka teori Health Belief Model yang dikembangkan oleh Rosenstock et al (1988)

Gambar 2.2 Health Belief Models – Revised (Rosenstock, Stecher, & Becker 1998)

Kerangka model diatas menjelaskan dan memprediksi kemungkinan terjadinya perubahan yang dihubungkan dengan pola keyakinan (belief) atau perasaan (perceveid) tertentu. Model tersebut menjelaskan bahwa persepsi

(54)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH individu dipengaruhi oleh beberapa faktor pemodifikasi yaitu; faktor sosiodemografi yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dukungan, pengetahuan, pekerjaan, dan tingkat pendidikan; faktor sosial psikologis terdiri dari peer group,

kepribadian, dan pengalaman sebelumnya; serta faktor struktural yang terdiri dari kelas sosial dan akses menuju layanan kesehatan. Persepsi dibedakan menjadi dua persepsi secara umum yaitu perasaan terancam dan adanya harapan. Perasaan terancam dirasakan oleh individu apabila dirinya merasa rentan dan merasa adanya keparahan tentang kondisi kesehatannya. Persepsi kerentanan merupakan perasaan individu dimana mereka beresiko untuk terkena suatu penyakit yang spesifik (Resenstock 1988).

(55)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 2.5Keaslian Penulisan

Proses awal dari pengumpulan studi yang relevan dimulai dengan menentukan keywords yang terkait dengan topik dan tujuan dari penelitian ini. Adapun keywords yang peneliti hasilkan untuk melakukan pencarian studi di

database yaitu „peer group support‟ dan „HIV and AIDS‟ dengan database

EBSCO, Proquest, dan Scopus, sedangkan untuk keywords „Dukungan Sebaya‟, „HIVand AIDS‟, dan „self acceptance‟ peneliti mencari major academic database

meliputi Google scholar dan Research Gate. Perpustakaan universitas juga terlibat dalam pencarian artikel terkait khususnya grey literature.

Tabel 2.3 Keaslian Penulisan

No Judul Penelitian Metode Hasil

1 Peran Dukungan Sebaya terhadap Mutu Hidup 3) Variabel : mutu hidup 4) Instrumen: deep

interview

Dukungan sebaya memiliki peran yang bermakna dalam mutu hidup ODHA. ODHA yang mendapatkan dukungan sebaya berpengaruh pada tingkat kepercayaan diri, pengetahuan HIV, akses layanan HIV, perilaku pencegahan HIV, dna kegiatan positif yang lebih tinggi dibandingkan ODHA yang tidak mendapatkan dukungan sebaya. Ditemukan juga bahwa KDS (Dyagustin & Listyani 2015)

Konstruksi tentang penyakit HIV & AIDS yang terbangun pada diri ODHA saat ini secara umum positif, meskipun pada awalnya semua ODHA tidak bisa menerima kenyataan telah mengidap penyakit tersebut

(56)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH Sosial dengan Kualitas

Hidup orang dengan

emosi, penghargaan, dan informasi dengan kualitas hidup penderita HIV/AIDS yang tergabung dalam komunitas ODHA dan

Peran kelompok dukungan sebaya sangat baik terhadap kualitas hidup ODHA dan adanya hubungan yang signifikan antara peran kelompom dukungan sebaya dengan kepatuhan minum obat pada ODHA sosial, kualitas hidup, kelompok dukungan sebaya

4) Instrumen : kuisioner

Dukungan sosial dan kualitas hidup pada ODHA di kelompok dukungan sebaya Solo Plus Surakarta sebagian besar menerima dukungan sedang. Terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada ODHA yaitu semakin baik dukungan sosialnya maka kualitas hidup ODHA akan semakin meningkat

6 Mekanisme Koping pada ODHA dengan 4) Instrumen : Kuisioner

(57)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 7

Peer supporter

experiences of home visits

for people

Dukungan sebaya mempunyai peran beberapa aspek positif seperti perasaan memiliki dan ada juga beberapa faktor permasalahan didalamnya seperti ketidakstabilan peran, stress, dan kekhawatiran tentang kualitas hidup mereka, untuk mempertahankan program dukungan sebaya yang stabil dan efektif diperlukan pelatihan bagaimana mencegah dan mengelola stress yang terkait dengan peran tersebut

ofHIVpatients in South

(58)

40

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Analisis Faktor Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berdasarkan Teori Health Belief Model Rosentock (1988)

Keterangan :

(59)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH Teori Health Belief Model yang ntelah dimodifikasi menjelaskan bahwa penerimaan diri penderita HIV dan AIDS dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang dapat mempengaruhi penerimaan diri penderita HIV dan AIDS yaitu faktor pemodifikasi, persepsi individu, dan isyarat untuk bertindak. Faktor pemodifikasi terdiri atas faktor demografi yang dapat berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan dukungan. faktor pemodifikasi juga dapat dari aspek dalam self acceptance yaitu aspek fisik, sosial, psikologis, dan moral. Perbedaan dari faktor demografi dan aspek dari self acceptance

mempengaruhi persepsi individu tentang penyakit HIV dan AIDS. Persepsi individu dibedakan menjadi perceveid benefit, perceveid barrier, perceveid seriousness, dan perceveid susceptibility. Persepsi individu tersebut menimbulkan persepsi ancaman yang dirasakan individu sehingga mempengaruhi keputusan individu untuk bertindak dalam menjalankan terapi medikasi. Persepsi ancaman yang dirasakan berpengaruh terhadap tingkat penerimaan diri terhadap penyakit HIV dan AIDS. Faktor pemodifikasi dan persepsi individu secara langsung dapat mempengaruhi tingkat penerimaan diri pada penderita HIV dan AIDS.

3.2Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang ditetapkan pada penelitian ini adalah:

Hı : Ada hubungan antara faktor demografi dengan persepsi individu

Hı : Ada hubungan antara persepsi individu dengan self acceptance

(60)

42

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian dekriptif korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Penelitian cross sectional adalah penelitian dimana peneliti mengukur data variabel independen dan dependen hanya sekali pada satu waktu (Nursalam, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS berdasarkan teori

Health Belief Model. Data yang terhimpun kemudian diinterpretasikan dan dianalisis untuk membuktikan hipotesis diterima atau ditolak.

Pengukuran

Variabel 1 Deskripsi Variabel

Uji hubungan

Variabel 2 Deskripsi Variabel

Gambar 4.1 Kerangka Metode Penelitian Deskriptif Korelasional (Nursalam 2016)

(61)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.2 Kerangka Penelitian Analisis Faktor Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief Model di KDS Yayasan Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017

4.2Populasi, Sampel, dan Sampling 4.2.1 Populasi

Populasi target dalam penelitian ini yaitu penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru dan populasi terjangkau pada penelitian ini yaitu penderita HIV dan AIDS yang aktif mengikuti kegiatan dari bulan Januari – Mei 2017 berjumlah 86 penderita.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 penderita. Pemilihan sampel dilakukan dengan menetapkan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

1) Penderita HIV dan AIDS dengan usia produktif (18 - 64 tahun) (BPS, 2016)

(62)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 2. Kriteria Eksklusi

1) Penderita HIV dan AIDS berusia kurang dari 18 tahun dan lebih dari 64 tahun

2) Penderita HIV dan AIDS dengan munculnya tanda-tanda infeksi oportunistik

4.2.3 Sampling

Metode sampling yang digunakan oleh peneliti adalah nonprobability sampling yaitu purposive sampling dengan cara memilih sampel diantara populasi berdasarkan dengan tujuan penelitian. Peneliti dibantu oleh ketua kelompok dukungan sebaya Yayasan Mahameru, didapatkan 43 orang dengan HIV/AIDS yang tergabung dalam kelompok dukungan sebaya Yayasan Mahameru di Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk menjadi responden penelitian.

4.3Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 4.3.1 Variabel Independen

(63)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ... ANIS FAUZIAH 4.3.2 Variabel Dependen

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Anatomi HIV
Tabel 2.2 Penatalaksanaan ARV
Gambar 2.2 Health Belief Models – Revised (Rosenstock, Stecher, & Becker
Tabel 2.3 Keaslian Penulisan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Group Pretest-Posttest Design, dimana menggunakan satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol yang tidak dipilih dengan acak, tujuanya untuk mengetahui adanya

Menemukan adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik dari pada perempuan, hal ini

S : Pelajaran yang saya dapat ialah rasa bersyukur yang sangat luar biasa P : Apa tujuan anda pada masa yang akan datang untuk anak

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan hasil pembelajaran dimensi tiga menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

dua kali menunjukkan ikatan agama sesama golongan beragama (walaupun berbeza agama mereka) adalah lebih kuat dan kukuh. Ini berbanding ikatan mereka dengan penyembah berhala

jenis dari data atau variabel yang digunakan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi, ketidakpastian lingkungan dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja

Sebelum representasi ditangkap oleh tanda verbal, metafora adalah relasi antara penanda dan petanda dalam tatanan ide dan suatu hal, merujuk pada apa yang