• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP SIKAP SABAR DAN SIKAP TAWAKAL (STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN PAI SEMESTER 5 IAIN SALATIGA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TERHADAP SIKAP SABAR DAN SIKAP TAWAKAL (STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN PAI SEMESTER 5 IAIN SALATIGA)"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KULIAH AKHLAK TASAWUF

TERHADAP SIKAP SABAR DAN SIKAP TAWAKAL

(STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN PAI SEMESTER 5 IAIN SALATIGA)

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MA’RIFATUL FADHILAH

11114209

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KULIAH AKHLAK TASAWUF

TERHADAP SIKAP SABAR DAN SIKAP TAWAKAL

(STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN PAI SEMESTER 5 IAIN SALATIGA)

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MA’RIFATUL FADHILAH

11114209

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

َني ِرِباَّصلا َعَم َ َّاللَّ َّنِإ ِةلاَّصلا َو ِرْبَّصلاِب اوُنيِعَتْسا اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)

dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhya Allah beserta orang-orang

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayahku tercinta Waluyo dan ibundaku tersayang Sutarti yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, memberikan doa, nasihat, motivasi dalam kehidupanku yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

2. Untuk adekku tercinta Muhammad Rosyd Irfani yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dalam hidupku

3. Romo KH. Mahfudz Ridwan, Lc. (Alm), ibu Nyai HJ. Nafisah, Gus Muhammad Hanif M. Hum, Ibu Rosyidah, Lc. dan keluarga besar pondok pesantren Edi Mancoro

4. Sahabat-sahabat yang menjadi teman hidup dipondok pesantren Edi Mancoro yang banyak memberikan pengalaman dalam memaknai hidup

5. Marissa Ajekrun Qoirunnisa, Aldila Nurul Khasanah, Muamanatul Badriyah, Zidda Kameli Indana yang selalu memberikan motivasi dan dukungan penuh dalam menyelesaikan skripsi

6. Teman kamarku Anis Ulfatun Nikmah, Sarah Noviani, Ulfa, Idhoh, Zulfa,Luluk, Mustafida

7. keluarga PPL SMPN 3 Salatiga dan KKN Candimulyo yang selalu meberikan doa dan semangat.

(9)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KULIAH AKHLAK TASAWUF

TERHADAP SIKAP SABAR DAN SIKAP TAWAKAL (STUDY PADA

MAHASISWA JURUSAN PAI SEMESTER 5 IAIN SALATIGA).” Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga Bapak Suwardi, M. Pd. yang telah memberikan izin penelitian

3. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag. yang telah memberikan izin penyusunan penelitian

4. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tulus, ikhlas, dan sabar memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi

(10)
(11)

ABSTRAK

Fadhilah, Ma’rifatul. 2018. Pengaruh Intensitas Mengikuti Kuliah Akhlak Tasawuf Terhadap Sikap Sabar Dan Sikap Tawakal (Studi Pada Mahasiswa

Jurusan PAI Semester 5 Iain Salatiga). Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag.

Kata Kunci: Intensitas, Kuliah Akhlak Tasawuf, Sikap Sabar, Sikap Tawakal Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana variasi sikap sabar dan tawakal mahasiswa jurusan PAI semester 5 IAIN Salatiga yang mengikuti kuliah akhlak tasawuf, 2) Bagaimana variasi intensitas mahasiswa jurusan PAI IAIN Salatiga semester 5 dalam mengikuti kuliah akhlak tasawuf, 3) Adakah pengaruh intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf terhadap sikap sabar dan sikap tawakal pada mahasiswa jurusan PAI semester 5.

Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dan bersifat hubungan/korelasi. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni mahasiswa semester 5 IAIN Salatiga. Sumber sekunder berupa buku-buku yang mendukung penelitian ini. Teknik pengumpulan data berupa angket (Kuesioner dan likert), dan dokumentasi. Responden dalam penelitian ini sebanyak 60 mahasiswa. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS for windows versi 16.

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL

HALAMAN BERLOG

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

E.Definisi Operasional ... 7

(13)

BAB II LANDASAN TEORI

A.Landasan Teori/Telaah Teoritik

1. Matakuliah akhlak tasawuf ... 10

2. Sikap sabar ... 17

3. Sikap tawakal ... 24

B.Kajian Penelitian Terdahulu ... 28

C.Hipotesisi Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 33

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C.Populasi dan Sampel ... 34

D.Variabel Penelitian ... 36

E.Instrumen Penelitian ... 36

F. Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Uji validitas ... 41

2. Uji realibilitas ... 44

G.Metode Pengumpulan Data ... 46

H.Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Analisis Hasil Penelitian 1. Deskripsi data ... 51

2. Uji asumsi dasar ... 60

(14)

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 75 BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ... 80 B.Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pokok pembahasan matakuliah tasawuf...11

Tabel 3.1 Skor alternatif jawaban skala likert ... 37

Tabel 3.2 Skor alternatif jawaban angket tertutup ... 38

Tabel 3.3 Angket intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf ... 38

Tabel 3.4 Angket sikap sabar ... 39

Tabel 3.5 Angket sikap tawakal ... 40

Tabel 3.6 Hasil uji validitas intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf ... 42

Tabel 3.7 Hasil uji validitas sikap sabar... 43

Tabel 3.8 Hasil uji validitas sikap tawakal... 44

Tabel 3.9 Hasil uji reabilitas instrumen ... 45

Tabel 3.10 Pedoman pengkategorian ... 47

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi variabel intensitas mengkiuti kuliah akhlak tasawuf.. ... 53

Tabel 4.2 Distribusi kecenderungan variabel intensitas mengkiuti kuliah akhlak tasawuf ... 54

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi variabel sikap sabar ... 56

Tabel 4.4 Distribusi kecenderungan sikap sabar ... 57

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi variabel sikap tawakal ... 58

Tabel 4.6 Distribusi kecenderungan sikap tawakal ... 59

Tabel 4.7 Uji normalitas xy1 ... 61

(16)

Tabel 4.9 Keputusan uji normalitas ... 62

Tabel 4.10 Uji homogenitas xy1 ... 63

Tabel 4.11 Uji homogenitas xy2 ... 63

Tabel 4.12 Uji linearitas xy1 ... 64

Tabel 4.13 Uji linearitas xy2 ... 65

Tabel 4.14 Koefisien xy1 ... 66

Tabel 4.15 Koefisien xy2 ... 66

Tabel 4.16 Uji nilai signifikan xy1 ... 67

Tabel 4.17 Uji nilai signifikan xy2 ... 67

Tabel 4.18 Koefisien regresi sederhana xy1 ... 68

Tabel 4.19 Koefisien regresi sederhana xy2 ... ... 69

Tabel 4.20 Hasil korelasi xy1... 70

Tabel 4.21 Hasil korelasi xy2... 71

Tabel 4.22 Uji hipotesis xy1 ... 72

Tabel 4.2 Uji hipotesis xy2 ... 72

Tabel 4.24 Koefisien determinan xy1 ... 74

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar riwayat hidup

Lampiran 2 Surat penunjukan dosen pembimbing Lampiran 3 Surat ijin penelitian

Lampiran 4 SKK

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Lampiran 6 Soal Angket

Lampiran 7 Angket yang diisi oleh responden Lampiran 8 Daftar mahasiswa semester 5 Lampiran 9 Daftar responden

Lampiran 10 Hasil intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf Lampiran 11 Hasil sikap sabar

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak tasawuf adalah salah satu rumpun mata kuliah di IAIN Salatiga. Kompetensi matakuliah ini yaitu mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep akhlak mulia dan menampilkan diri sebagai pribadi yang mantab, stabil, dewasa, arif, jujur, berwibawa, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

Jadi untuk menguasai kompetensi di atas, mahasiswa perlu mengkaji urgensi akhlak tasawuf dalam kehidupan modern, pengertian, manajemen hati sebagai inti pendidikan akhlak, taubat, sabar, tawakal, zuhud, kekuatan sedekah, khouf wa raja’, hubb, fana, syariat, hakikat dan

ma’rifah, thariqat dan tokoh-tokohnya.

Akhlak tasawuf adalah sebuah ilmu yang berupaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah Swt (Nata, 1997:181).

(19)

studi ini bahasan pentingnya adalah berbagai maqamat yang ada dalam tasawuf seperti zuhud, taubat, wara’, fakir, sabar, tawakal, ridho.

Dalam kaitan penelitian ini, penulis membatasi pada dua aspek yaitu sabar dan tawakal .Pilihan pada Kedua aspek tersebut tidak untuk menganggap remeh atau tidak penting aspek-aspek yang lain seperti ( Tobat, Zuhud, Fakir, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal), dikarenakan subyek dalam penelitianini yaitu mahasiswa yang rata-rata masih dikatakan usia remaja.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak, yang penuh ketergantungan ke masa dewasa yang matang dan mandiri. Salah satu ciri khas masa remaja adalah bergejolaknya berbagai perasaan, konflik dan berbagai kebimbangan/doubt and conflict(Islamiyah, 2013: 70-71).

Berdasarkan observasi penulis, tidak bisa di ingkarai bahwa selama dalam proses panjang menjalani studi di perguruan tinggi seorang mahasiswa terkadang mengalami berbagai hambatan baik dari aspek materi (finansial), psikis maupun fisik. Demikian juga yang terjadi di IAIN Salatiga, tak sedikit mahasiswa yang gagal ditengah jalan akibat hambatan-hambatan tersebut, namun juga tak sedikit mahasiswa yang aktif (survive) pada studinya meski mereka menghadapi atau memiliki beragam keterbatasan.

(20)

dampak positif bagi pembentukan karakter mahasiswa yang masih terbilang usia remaja, khususnya karakter sabar dan tawakal. Dengan kata lain penulis ingin menguji adanya pengaruh intensitas mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf bagi terbentuknya sikap sabar dan tawakal mahasiswa.

Abu Zakariya Anshari berkata, “Sabar ialah merupakan kemampuan seseorang mengendalikan dirinya terhadap sesuatu yang terjadi, baik yang di senanginya atau yang di bencinya.” Dan Abu Ali Daqaq berkata,” Hakekat sabar ialah keluar dari sesuatu bencana sebagaimana sebelum terjadi bencana itu.” Kemudian Imam Ghazali menyatakan,” Sabar ialah suatu kondisi jiwa yang terjadi karena dorongan ajaran agama dalam mengendalikan nafsu.” Imam AL-Qusyairi berkata tentang sabar bahwa sabar dapat dibagi menjadi dua macam: sabar yang merupakan sebagian dari usaha manusia dan sabar yang bukan menjadi manusia. Sabar yang menjadi sebagian usaha manusia yang terdiri dari dua macam; sabar dalam menghadapi perintah Allah dan sabar dalam menghadapi yang dilarang Allah. Adapun sabar yang bukan menjadi usaha manusia ialah sabar dalam menghadapi yang tidak di inginkan yang erat hubungannya dengan ketentuan Allah seperti bencana dan berbagai macam kesulitan di dalam hidup ini (Sjukur, 1979: 95-96).

Setiap hamba Allah memerlukan kesabaran dalam segala situasi dan kondisi. karena, semua kejadian yang dialaminya di dunia tidak terlepas dari dua hal; pertama, kenikmatan yang dianugerahkan Allah kepadaNya, maka dia harus bersabar dalam menerima dan menikmatinya; kemudian kedua, musibah yang menimpanya dan sudah pasti dalam menyikapinya dia harus bersabar, sehingga tidak perlu bersedih hati. Dengan demikian kesabaran bisa diartikan sebagai pengendalian diri untuk mentaati Allah dengan selalu memelihara ketaatan itu, menjaganya secara tulus-ikhlas, memperbaikinya berdasarkan ilmu pengetahuan, mencegah dirinya dari berbagai kemaksiatan, menjaga keteguhan hati dari melawan berbagai dorongan syahwat dan mengekang hawa nafsu, serta meridhai ketetapan dan takdir Allah tanpa keluh kesah (Al-Hilal, 2016: 141).

(21)

derajat keimanan seseorang. Semakin berat cobaan dan ujian yang mereka alami maka semakin tinggi derajatnya dihadapan Allah Swt. Tentu hal itu tidak lepas dari berbagai macam ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang yang beriman, agar dapat menghadapi situasi yang bervariasi dan bermacam-macam ini. Diantara maqamat-maqamat dalam akhlak tasawuf yaitu sikap sabar, dimana sikap sabar dapat diartikan bahwa manusia itu dapat menerima dengan lapang dada, santai, tenang terhadap apa yang terjadi pada dirinya didunia ini. Di sinilah kesabaran manusia terlihat ketika berbarengan dengan ujian dan cobaan yang ada. Kesabaran manusia dapat menjadi nilai yang lebih pada amalnya, dan juga derajatnya. Maka dapat dikatakan bahwa sabar termasuk salah satu kunci kesuksesan menuju surga Allah swt.

Pada sisi lain tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah ‘Aza wa jalla, membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan tetap

menapaki kawasan-kawasan hukum dan ketentuan. dengan demikian, hamba percaya dengan bagian Allah untuknya. Apa yang telah ditentukan Allah untuknya, ia yakin pasti akan memperolehnya. Sebaliknya, apa yang tidak ditentukan Allah untuknya, ia pun yakin pasti tidak akan memperolehnya (Sholihin & Anwar, 2014:82-83).

(22)

SEMESTER 5 IAIN SALATIGA ).”Alasan penulis mengambil judul di atas karena melihat masih ada mahasiswa IAIN Salatiga yang kuliahnya gagal ditengah jalan disebabkan oleh hambatan-hambatan dalam pembelajaran khususnya pada matakuliah akhlak tasawuf, baik itu hambatan internal maupun eksternal. Dimana hamabatan internal termasuk materi (finansial) dan psikis, sedangkan ekternal yaitu lingkungan dan teman. Maka dapat dikatakan mahasiswa yang mengikuti kuliah akhlak tasawuf dengan baik maka sikap sabar dan tawakalnya baik juga, karena matakuliah ini sedikit menggambarkan sikap seorang mahasiswa itu dibilang baik atau buruk.

Maka, penulis perlu mengkaji lebih dalam tentang matakuliah akhlak tasawuf terhadap sikap sabar dan tawakal. Harapan penulis, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, serta semoga peneliti-peneliti selanjutnya lebih mendalam lagi membahas masalah ini.

B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana sikap sabar dan tawakal mahasiswa jurusan PAI semester 5 IAIN Salatiga yang mengikuti kuliah akhlak tasawuf ?

2.Bagaimana intensitas mahasiswa jurusan PAI IAIN Salatiga semester 5 dalam mengikuti kuliah akhlak tasawuf?

(23)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sikap sabar dan tawakal mahasiswa jurusan PAI semester 5 IAIN Salatiga yang mengikuti kuliah akhlak tasawuf

2. Memahami intensitas mahasiswa jurusan PAI semester 5 IAIN Salatiga yang mengikuti kuliah akhlak tasawuf .

3. Mengetahui pengaruh intensitas mengikuti kulaih akhlak tasawuf tehadap sikap sabar dan sikap tawakal pada mahasiswa jurusan PAI semester 5

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahasan akademik tentang pengaruh variabel pembelajaran. Bisa memberikan manfaat yang jelas serta informasi yang nyata, akurat, dan terpercaya untuk mengetahui bagaimana pengaruh intensitas mengikuti mata kuliah Akhlak Tasawuf terhadap sikap sabar dan sikap tawakal .

2. Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: a. Dosen, dalam hal proses belajar mengajar ini khususnya mata

kuliah Akhlak Tasawuf, agar dirancang aspek teoritik maupun praktiknya.

(24)

E. Defisini Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata di dalam judul penelitian ini perlu penjelasan beberapa istilah pokok atau penegasan istilah dari variabel penelitian.

1) Intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf

Intesitas adalah keadaan, tingakatan dan ukuran intensnya. sedangkan intens yaitu hebat atau sangat kuat (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:560).

Jadi yang dimaksud intensitas mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf ialah seberapa kuat dan intesnya minat mahasiswa mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf.

2) Sabar

Al-Junaid pernah ditanya tentang sabar, kemudian ia menjawab, “sabar adalah memikul semua beban berat sampai habis

(25)

3) Tawakal

Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah ‘Aza wa jalla, membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan

tetap menapaki kawasan-kawasan hukum dan ketentuan. Dengan demikian, hamba percaya dengan bagian Allah untuknya. Apa yang telah ditentukan Allah untuknya, ia yakin pasti akan memperolehnya. Sebaliknya, apa yang tidak ditentukan Allah untuknya, ia pun yakin pasti tidak akan memperolehnya (Sholihin dan Anwar, 2014: 82). F. Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan tentang pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khusunya berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu pengaruh intensitas mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf terhadap sikap sabar dan sikap tawakal (studi pada mahasiswa jurusan PAI semester 5 IAIN Salatiga)Landasan teori, kajian pustaka, hipotesis penelitian.

Bab III METODE PENELITIAN

(26)

sampel,variabel penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Deskripsi data, analisis data (uji coba instrumen dan analisis data).

Bab V PENUTUP

(27)

BAB II KAJIAN TEORI A.Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

1. Pengertian matakuliah akhlak tasawuf

Seperangkat matakuliah yang ditetapkan untuk merealisasikan tujuan lembaga dikelompokkan ke dalam matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Matakuliah Keahlian Berkarya (MPB) dan Matakuliah Perilaku Berkarya (MBB). (Pedoman Akademik Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017/2018:46).

Akhlak tasawuf di IAIN Salatiga termasuk rumpun matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga 2014/2015: 19). Sebaran matakuliah per semester, Akhlak Tasawuf masuk di semester 2 pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,(Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga,2014/2015: 22).

(28)

Jadi untuk menguasai kompetensi di atas, mahasiswa perlu mengkaji urgensi Akhlak Tasawuf dalam kehidupan modern, pengertian, manajemen hati sebagai inti pendidikan akhlak, taubat, sabar, tawakal, zuhud, kekuatan sedekah, khouf wa raja’, hubb, fana, syariat, hakikat dan

ma’rifah, thariqat dan tokoh-tokohnya.

Tabel 2.1

Pokok Bahasan Matakuliah Akhlak Tasawuf

Pertemuan Ke Pokok Bahasan

1-2 Urgensi Akhlak Tasawuf dalam kehidupan modern 3-4 Manajemen hati sebagai inti pendidikan akhlak

5 Taubat

6 Tawakal

7 Zuhud

8 UTS

9 Kekuatan sedekah

10 Khouf wa raja’

11-12 Hubb

13 Fana

14 Syariat, thariqat, hakikat dan ma’rifah

15 Thariqat dan tokoh-tokohnya

(29)

Akhlak tasawuf adalah sebuah ilmu yang berupaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah swt (Nata, 1997:181).

Sehingga dengan mengikuti matakuliah Akhlak Tasawuf mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga khususnya semester 5 diharapkan dapat memahami konsep akhlak mulia dan menampilkan dirinya sebagai pribadi yang mantab, stabil, dewasa, arif, jujur, berwibawa, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas untuk menguasai kompetensi tersebut, maka mahasiswa perlu mengkaji urgensi Akhlak Tasawuf, pengertian Akhlak Tasawuf secara etimologi dan terminologi, Manajemen hati sebagai inti pendidikan Akhlak, Taubat, Sabar, Zuhud, Kekuatan Sedekah, Khauf wa Raja’, Hubb, Fana, Kekuatan Doa (Aplikasi Law of

Attraction dalam Islam). (Evaluasi) untuk mengukur penguasaan kompetensi mahasiswa di nilai melalui: tes tertulis, keaktifan dan performa mahasiswa. (Proposal Pembukaan Bidang Studi Bimbingan Dan Konseling, 2017: 35-39)

(30)

pendidikan akhlak seperti taubat, sabar, zuhud, kekuatan sedekah, khouf wa raja’, hubb, fana’, kekuatan doa (aplikasi law of attraction dalam

Islam).

Beberapa nilai dan karakteristik matakuliah ini adalah penguatan aspek spiritual lebih ditekankan sehingga mampu memahami dan mengenal Allah sebagai dasar pembentukan akhlak dan yang paling utama melalui aspek spiritual inilah yang sebenarnya menjadi basic utama untuk membentuk karakter kuat. Membenahinya pada perilaku, tetapi melalui pengenalan kecintaan Allah swt kepada makhluknya, dengan hal tersebut manusia akan merasa rikuh, malu kepada Allah swt, mereka menjadi semakin dekat dan semakin cinta kepada Allah dan efeknya kepada perubahan sikap (Nugroho, 2017: 370).

Akhlak adalah jamak dari kata “khuluq” yang menurut arti bahasa

dapat diartikan “sifat atau tabiat”. Allah swt menciptakan manusia yang

terdiri dari unsur, unsur yang pertama yang dapat dicapai oleh indera yang dinamakan “khalaq” atau jasmani, dan kedua yang tidak dapat dilihat oleh indera yang merupakan sifat mental juga dinamakan “khuluq” atau ruhani,

(31)

َساَذِاَف

ْى ِح ْوُر ْنِم ِهْيِف ُتْخَفَن َو ُهُتْي َّو

Artinya: “ Apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya dan

telah meniupkan ke dalam ruh (ciptaan)-ku”. (QS. Shad38: 72).( Sudrajat, Syatibi & Sidqi, 2007: 457).

Allah menghubungkan kejadian tubuh dari tanah, sedang ruh kejadiannya dihubungkan kepada-Nya. Karena itu khuluq atau akhlak ialah merupakan bawaan sifat jiwa yang mengendap di dalam mendorong atau melahirkan perbuatan tanpa disengaja, maka apabila perbuatan itu baik dinamakan akhlak yang baik dan kalau buruk dinamakan akhlak yang buruk (Sjukur, 1979: 131).

Penulis menyimpulkan akhlak adalah sikap jasmani dan rohani yang merupakan bawaan, baik itu sifat yang baik atau sikap buruk. Dimana sikap itu terjadi secara tidak di sengaja. Juga dapat dikatakan akhlak adalah cerminan seseorang itu dikatakan orang yang baik atau orang yang buruk.

Tasawuf berasal dari kata sufi. Orang pertama yang memakai sufi adalah seorang zahidatau ascetic bernama Abu Hasyim al-kufi di Irak (w. 150 H.). Istilah-istilah seperti kata abid, nasik, zahid dan kemudian sufi yang digunakan untuk para ahli ibadah, baru dikenal setelah generasi sahabat dan tabi’in. Kata sufi itu sendiri secara etimologi terdapat

(32)

a. Suffah

Ahl Al-Suffah adalah sekelompok kaum muhajirin yang miskin dan mempunyai hati yang baik, tinggal di dalam sebuah ruangan di sisi masjid Rasulullah SAW. Mereka dikenal sebagai orang tekun ibadah dan suka memisahkan diri dari kehidupan dunia.

b. Saff

Dikatakan demikian karena ia berada pada saff (baris) pertama dihadapan Allah, sebagaimana halnya dalam salat (berjama’ah) dan dalam berjihat. Jika asal katanya saff maka bentuk

yang tepat adalah saffi bukan sufi. c. Safa (Safwun)

Artinya bersih, murni dan suci. Demikian itu karena kaum sufi mempunyai hati nurani yang murni dan sifat-sifat mereka tersembunyi, terpilih, tercerahkan dan bersih.

d. Sophos

(33)

e. suf

Kata sufi berarti wool, istilah sufi untuk pertama kali dinisbatkan pada para Zahid yang memakai pakaian dari wool. Dikatakan Trimingham bahwa dari sinilah munculnya istilah tasawuf untuk mistisme. Wool dimaksud adalah wool kasar sebagai simbol kesederhanaan sekaligus pertanda kemiskinan. Mereka tidak memakai pakaian halus jika disentuh atau indah jika dilihat, untuk menyenangkan jiwa. Mereka memakai wool kasar tersebut hanyalah untuk menutupi ketelanjangannya (Suryadilaga, 2016: 3-6).

Berdasarkan penjelasan diatas timbul definisi tasawuf, seperti rumusan yang diketengahkan Ibrahim Hilal, yaitu menjalankan hidup zuhud, menghindarkan diri dari kenikmatan dunia, melaksanakan bermacam-macam ibadah, wirid, sehingga semakin kuat aspek rohaniah dan semakin lemah urusan jasmaniah. Tegasnya tasawuf adalah menguatkan rohani dan mengesampingkan jasmaniah untuk mengenal Tuhan dengan segala kesempurnaan-Nya (Suryadilaga, 2016: 8).

(34)

Penulis menyimpulkan bahwa Akhlak Tasawuf yaitu suatu sikap jasmani dan rohani, baik itu sikap baik atau sikap buruk. Dimana seorang manusia menjalankan hidup zuhud, menghindarkan diri dari kehidupan dunia (kesenangan dunia, kenikmatan dunia, kemewahan dunia), dan mereka lebih mementingkan kehidupan akhirat. Jadinya mereka lebih memperbanyak ibadah, wirid, pokoknya lebih mengutamakan semua yang berkaitan dengan kehidupan akhirat dll.

2. Dalil

ِوَتْسَي ْلَه ْلُق

.ِبَبْلَ ْلاااوُل ْوُأ ُرَّكَذَتَي اَمَّنِإ َنوُمَلْعَي َلا َنيِذَّلا َو َن وُمَلْعَي َنْيِذَّلا ى

Artinya: Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui? sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Az-Zumar 9)

Ayat diatas menjelaskan bahwa orang yang berilmu/mengetahui itu berbeda dengan orang yang tidak berilmu/mengetahui, juga dapat di katakan memiliki derajat yang berbeda.

B.Sikap Sabar

1. Pengertian sabar

(35)

hakekatnya keimanan itu terdiri dari dua bagian yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan, yaitu sabar dan syukur (Suryadilaga, 2016:105).

Secara harfiah sabar berarti rendah hati. Menurut Nun al-Mishry, sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, tetapi tenang ketika mendapatkan cobaan, dan menampakkan sikap cukup walaupun sebenarnya berada dalam kefakiran dalam bidang ekonomi. Selanjutnya Ibnu Atha mengatakan sabar artinya tetap tabah dalam menghadapi cobaan dengan sikap yang baik dan pendapat lain mengatakan sabar berarti menghilangkan rasa mendapatkaan cobaan tanpa menunjukkan rasa kesal. Ibn Usman al-Hairi mengatakan, sabar adalah orang yang mampu memasang dirinya atas segala sesuatu yang kurang menyenangkan.

Dikalangan para sufi sabar diartikan sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, dalam menjauhi segala larangan-Nya dan dalam menerima segala percobaan-percobaan yang ditimpakan-Nya pada diri kita. Sabar dalam menunggu datangnya pertolongan Tuhan. Sabar dalam menjalani cobaan dan tidak menunggu-nunggu datangnya pertolongan.

(36)

menghadapi cobaan dari Allah Swt baik itu cobaan yang baik atau buruk. Sabar dalam menjalankan peruntah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

2. Tingkatan sabar

Al-Ghazali menjadikan sabar sebagai satu keistimewaan dan spesifikasi makhluk manusia. Sikap mental itu tidak dimiliki oleh binatang,juga oleh para malaikat. Sifat malaikat terlalu sempurna untuk itu menurutnya, sabar merupakan potensi untuk menghadapi dorongan hawa nafsu. Ia membedakan sabar kepada tiga tingkatan, yaitu:

(1) Sabar untuk senantiasa teguh (istiqomah) dalam melaksanakan perintah Allah,

(2) Sabar dalam menghindarkan dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya, dan

(3) Sabar dalam menghadapi atau menanggung cobaan dari-Nya (Suryadilaga, 2016: 105).

3. Macam-macam sabar

Sabar, jika dipandang sebagai pengekangan tentang nafsu dan amarah, dinamakan al-Ghazali sebagai kesabaran jiwa (ash-shabr an-nafs), sedangkan menahan terhadap penyakit fisik, sebagai sabar badani (ash-shabr al-badani). Kesabaran jiwa sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek. Misalnya, untuk menahan nafsu makan dan seks yang berlebihan.

(37)

1. Bersabar kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya

2. Bersabar bersama Allah, yaitu bersabar terhadap ketetapan Allah dan perbuatan-Nya terhadapmu, dari berbagai macam kesulitan dan musibah

3. Bersabar atas Allah, yaitu bersabar terhadap terhadap rezeki, jalan keluar, kecukupan, pertolongan, dan pahala yang dijanjikan Allah di kampung akhirat (Sholihin & Rosihon, 2014:80-81)

4. Keutamaan sabar

a. Orang yang sabar akan berhasil dalam meraih cita-citanya, ia akan memilih jiwa yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai persoalan hidup. Dan yang pasti Allah akan bersamanya.

ِرِب اَّصلا َعَم الله َّنِا .ِة َوَلَّصلا َو ِرْبَّصلاَباوُنْيِعَتسا اوُنَمَا َنْيِدَّلا اَهُّيَا آَي

.َنْي

Artinya:Wahai orang-orang yang beriman! mohonlah

pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya,

Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah 2:153). ( Sudrajat, Syatibi & Sidqi, 2007: 23).

b. Orang yang sabar akan dicintai Allah dan sebaliknya orang yang tidak sabar tidak dicintai Allah bahkan justru diperintahkan mencari Tuhan selain Allah. Sebagaimana yang ditegaskan dalam hadis qudsi.

Artinya: Maka barang siapa tidak sabar atas bala’ dariKu, dan tidak

bersyukur atas nikmat-Ku, dan tidak ridha atas qada’Ku, hendaklah ia

(38)

c. Orang yang sabar akan tenang, karena sesungguhnya sikap sabar dan ridha adalah mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorrang. ia tidak akan tergoncang oleh apapun yang dihadapinya. Orang yang ridha akan ketentuan Allah akan mendapat balasan ridha dari Allah Swt.

.ُهَّب َر َىِشَخ ْنَمِل َكِلَذ ُهْنَع اوُض َر َو ْمُهْنَع ُالله َى ِضَر

Artinya: Allah ridha terhdapap mereka dan mereka pun ridha

kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang

takut kepada Tuhannya. (QS. Al-Bayyinah 98:8). (Buku siswa akidah akhlak madrasah aliyah X, 2014: 90-91).

ِسُفْنلأا َو ِلا َوْملأا َنِم ٍصْقَن َو ِعوُجْلا َو ِف ْوَخْلا َنِم ٍءْيَشِب ْمُكَّن َوُلْبَنَل َو

ِرِِّشَب َو ِتا َرَمَّثلا َو

َني ِرِباَّصلا

Artinya: “ dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. dan

sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah ayat 155). (Al-Hilali, 2016:142).

(39)

bencana secara tiba-tiba sehingga membinasakan semuanya. semua itu merupakan cobaan yang diujikan Allah kepada hamba-hambaNya. maka siapa saja yang bersabar atasNya akan memperoleh pahala, sedangkan siapa saja yang berputusasa akan memperoleh siksa.

َنوُع ِجا َر ِهْيَلِإ اَّنِإ َو ِ َّ ِلِلَ اَّنِإ اوُلاَق ٌةَبي ِصُم ْمُهْتَباَصَأ اَذِإ َنيِذَّلا

Artinya: Karena itulah Allah mengakhiri ayat tersebut dengan

firmanNya; “ dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang

yang sabar.” lalu, Dia menjelaskan beberapa sifat orang yang sabar

pada ayat berikutnya, yakni pada surat al-Baqarah ayat 156.

(Al-Hilali, 2016:142).

5. Dalil tentang sabar a. Dalam al-quran

ِتا َرَمَّثلا َو ِسُفْنَ ْلاا َو ِلا َوْمَلااَنِم ٍصْقَن َو ِع ْوُجْلا َو ِف ْوَخْلا َنِم ٍءْيَشِب ْمُكَّن َوُلْبَنَل َو

:ةرقبلا .َنْي ِرِب اَّصلا ِرِِّشَب َو

Artinya: “Sungguh, akan kami uji kamu dengan suatu cobaan,

yaitu: ketakutan, kelaparan dan kesulitan menghimpun harta,

kematian jiwa anggota keluarganya, dan kekurangan buah-buahan.

Dan besarkanlah hati orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah:155). (Alhafidh & Masrap Suhaemi, 1994: 34).

(40)

Artinya: “ Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah

kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah.” (Q.S. Al

-Furqon 44). (Sjukur, 1979: 99)

.ا ْوُطِبا َر َوا ْوُرِباَص َوا ْوُرِبْصِا

Artinya: “ Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu

dan tetaplah bersiap-siaga.” (Q.S. Ali Imran 200). (Sjukur, 1979: 100).

b. Hadis

ِنِم ْؤُمْلِل َّلاِا ٍدَحَ ِلا َكِلَذ َسْيَل َو ٌرْيَخ ُهَل ُهَّلُك ُه َرْمَا َّنِا ِنِمْؤُمْلا ِرْمَ ِلا اَبَجَع

َكَف َرَكَش ُءاَّرَس ُهْتَب اَصَا ْنِا

َن اَكَف َرَبَص ُءاَّرَض ُهْتَب اَصَا ْنِا َو ,ُهَل اًرْيَخ َن

ُهَل ا ًرْيَخ

.

Artinya: “Hebat sekali kepribadian orang mukmin itu karena

setiap kejadian yang menimpa dirinya dianggap baik, hal ini tidak

mungkin ada pada pribadi selain mukmin, kalau ia memperoleh

kenikmatan bersyukur, yang dengan syukurnya memperoleh sesuatu

yang lebih baik, dan kalau ia menderita kesusahan bersabar, yang

dengan sabarnya itu ia menjadi penghibur/lebih baik baginya.” (HR.

Muslim) . (Alhafidh & Masrap Suhaemi, 1994: 38-39).

C.Sikap Tawakal

(41)

Secara harfiah tawakal berarti menyerahkan diri. Menurut sahal bin Abdullah bahwa awalnya tawakal adalah apabila seorang hama dihadapan Allah seperti bangkai di hadapan orang yang memandikannya, ia mengikuti semaunya yang memandikan, tidak dapat bergerak dan bertindak. Hamdun al-Qashar mengatakan tawakal adalah berpegang teguh pada Allah.

Al-Qusyairi lebih lanjut mengatakan bahwa tawakal tempatnya didalam hati, dan timbulnya gerak dalam perbuatan tidak merubah tawakal yang terdapat dihati itu. hal itu terjadi setelah hamba menyakini bahwa segala ketentuan hanya didasarkan pada ketentuan Allah. mereka menganggap jika menghadapi kesulitan maka yang demikian itu sebenarnya takdir Allah.

Pengertian tawakal yang demikian itu sejalan pula dengan yang dikemukakan Harun Nasution. Ia mengatakan tawakal adalah menyerahkan diri kepada Allah. selamanya dalam keadaaan tentram, jika mendapat pemberian berterimakasih, jika mendapat apa-apa bersikap sabar dan menyerah kepada qada dan qadar Tuhan. Tidak memikirkan hari esok, cukup dengan apa yang ada untuk hari ini. tidak mau makan, jika ada orang lain yang lebih berhajat pada makanan tersebut dari pada dirinya. percaya pada janji Allah. menyerah kepada Allah dengan Allah dan karena Allah. (Nata, 2002: 202-203)

(42)

kepada Allah sebagai kekuatan mutlak. Dalam kaitan ini Amin al-kurdi memberikan batasan tawakal dengan “menyibukkan diri untuk beribadah,

dan mengaitkan hati dengan Tuhan serta tenang dalam kecukupan, bersyukur apabila diberi dan bersabar jika ditolak.” (Suryadilaga,

2016:106).

Dzun Al-Nun Al-Mishri memberikan definisi, tawakal adalah meninggalkan kehendak hawa nafsu dan berpaling dari potensi dan kemampuan agar seseorang tidak memandang memiliki kekuatan kecuali karena kekuatan dari Allah. Agar berhasil mencapai maqam al-tawakal ini, calon sufi harus selalu zikir secara teratur untuk mengikat keyakinan bahwa Allah maha tahu dan maha mengetahui terhadap keadaan hamba-Nya (Suryadilaga, 2016:106) .

2. Tingkatan tawakal

Sikap tawakal memang timbulnya tidak dengan sekaligus, tetapi secara bertahap dan berangsur-angsur, sesuai dengan perkembangan ilmu dan iman seseorang. Karena itu Abu Ali Daqaq mengatakan. “Tawakal itu terdiri dari tiga tingkatan”:

a. Tawakal ialah hati selalu merasa tentran terhadap apa yang telah dijanjikan Allah. Dan tawakal seperti ini merupakan maqam bidayah, sifat bagi orang mukmin yang awam. Imam Gazali memberian contoh tawakal ini sebagai tawakalnya seseorang kepada wakil, karena ia telah meyakini bahwa wakilnya merasa belas kasihan kepadanya dan wakilnya memang dapat membimbing dan mengurus urusannya. Karena keyakinan inilah yang menyebabkan ia menyerahkan urusannya kepada wakil tadi.

(43)

akan kulakukan untukmu?” Ibrahim menjawab, “Adapun kepadamu aku tidak mengharap apa-apa, namun aku hanya menyerahkan urusan-urusan kepada Tuhanku.”

c. Tafwidh ialah orang yang telah redha atau merasa lapang menerima ketentuan Allah. Sikap yang seperti ini adalah sikap orang yang sudah sampai ke maqam nihayah, orang muwahidin dan khawasul khawas, seperti Nabi Muhammad Saw. Tawakal yang seperti ini laksana mayit yang berada di hadapan orang yang memandikannya, ia menyerah bulat tidak berkehendak apa-apa. Orang pernah berkata kepada Abu Yazid, apa yang dimaksudkan dengan tawakal?” orang itu menjawab, “menurut kawan-kawan kami kalau seandainya ada binatang buas dan ular diiri dan kanannya, tidak akan menggerakkan hatinya.” Abu Yazid menjawab:”Ya, ini sudah mendekat kepada pengertian tawakal. Tetapi kalau penduduk surga di dalam surga bersenang-senang dengan keindahan surga dan penduduk neraka di dalam neraka menerima azab dan siska yang pedih, apabila yang demikian itu terjadi pada dirimu, apakah kau dapat membedakan antara kedua itu? Apabila kau membedakan keduanya maka keluarlah kau dari orang yang tawakal.” (Sjukur, 1979: 83-84).

3. Manfaat tawakal

a. Dalam riwayat Islam, tawakal sudah dijunjung tinggi sebagai tanda yang jelas dariseseorang yang beriman, takwa dan berserah mutlak pada Allah. Hanya mereka yang menikmati hubungan sejati dengan Allah dapat selalu percaya pada-Nya, dalam kondisi apapun di seluruh kehidupannya.

b. Seorang yang bertawakal pada Allah kesuksesannya di dunia dan di akhirat terjamin oleh-Nya, tidak peduli apapun kesulitannya yang dialami di kehidupannya atau seberapa dahsyatnya kekuatan musuh yang dihadapinya.

c. Imam Ali : “Tawakal pada Allah adalah sumber pertoolongan dari sikap kejahatan dan perlindungan dari setiap musuh.” (Al-Anwar, vol.

(44)

4. Dalil tawakal a. Al-quran

نارمعلا. الله ىَلَع ْلَّك َوَتَف َتْمَزَعاَذِاَف

Artinya: ....Apabila kamu telah bercita-cita (yang tetap), maka

berserah dirilah kepada Allah.” (Ali Imran 159). (Alhafidh

&Suhaemi, 1994: 79).

.ُدْي ِرُي اَمِِّل ٌل اَّعَف َكَّبَر َّنِا

Artinya: “ Sesungguhnya Tuhanmu maha pelaksana terhadap

apa yang Dia kehendaki.” (Q.S. Huda 107). (Sjukur, 1979: 87)

b. Hadis

. ِرْيِّطلا ِةَدِئْفَا ُلْثِم ْمُهُت َدِئْفَا ٌما َوْقَا َةَّنَجْلا ُلُخْدَي

ٌمِلْسُم ُها َو َر

Artinya: “Akan masuk surga sekelompok masyarakat yang

berserah diri sepenuhnya kepada Allah atas jaminan rizkiNya,

sehingga keyakinan hatinya seperti hati burung (tidak pernah

menimbun makanan).” (HR.Muslim). (Alhafidh & Masrap Suhaemi,

1994: 82).

D.Kajian Pustaka

(45)

skripsi-skripsi yang hampir mirip dengan tema yang akan penulis teliti. Adapun hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian sekarang ini, antara lain yaitu:

(46)

kesabaran terhadap kebermaknaan hidup sebesar 37%, sedangkan sisanya yaitu 63% (100% - 63%) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kebersyukuran dan variabel kesabaran berpengaruh terhadap variabel kebermaknaan hidup.

Persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif, jenisnya juga sama menggunakan analisis regresi. Adapun perbedaannya dalam skripsi diatas lebih memfokuskan hubungan antara kebersyukuran dan kesabaran terhadap kebermaknaan hidup, sedangkan pada penelitian ini memfokuskan pengaruh intensitas dalam mengikuti kuliah akhlak tasawuf terhadap sikap sabar dan tawakal pada mahasiswa. Dalam skripsi diatas yang diteliti adalah guru-gurunya, sedangkan dalam penelitian ini yang diteliti adalah mahasiswa.

Kedua, skripsi yang berjudul “ Hubungan tawakal dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa fakultas ushuluddin angkatan 2014 UIN walisongo Semarang”. Nama: Roro Herdianti. Penelitian ini bersifat

(47)

efikasi diri akademik pada mahasiswa fakultas ushuluddin angkatan 2014 UIN Walisongo Semarang. Yaitu semakin tinggi tawakal mahasiswa maka akan semakin tinggi pula efikasi diri akademiknya. Dengan kategorisasi subjek pada variabel tawakal diperoleh 53 subjek dari 62 subjek atau 85,48% termasuk dalam kategori sangat tinggi menunjukkan bahwa mahasiswa fakultas ushuluddin angkatan 2014 UIN Walisongo Semarang memiliki tawakal yang sangat tinggi. Dan hasil kategori subjek pada variabel efikasi diri akademik diperoleh 42 sebjek dari 62 subjek atau 67,77% termasuk kategori sangat tinggi menunjukkan bahwa mahasiswa efikasi diri akademik yang tinggi.

Persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasi. Yang diteliti sama-sama mahasiswa diperguruan tinggi Islam. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam skripsi diatas lebih meneliti hubungan tawakal dengan efikasi diri akademik, sedangkan dalam penelitian ini memfokuskan pengaruh intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf terhadap sikap sabar dan tawakal terhadap mahasiswa. Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini yaitu pendekatan lapangan (field research) dan pada penelitian ini menggunakan pendekatan random sampling.

Ketiga, skripsi yang berjudul, “STUDI DESKRIPTIF MENGENAI

DERAJAT KESABARAN PADA MAHASISWA HIPMI UNIV TELKOM BANDUNG”. Nama: (Reni Anggraeni Yunita dan Umar Yusuf) Fakultas

(48)

dibidang akademisnya dan juga bidang wirausaha. Keberhasilan dalam menjalankan kedua bidang yang berbeda tersebut dibutuhkan suatu ketahanan mental yang mendukung, oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang seberapa besar derajat kesabaran sebagai Psychological

Trait’s untuk mencapai kesuksesan kepada mereka dan aspek yang

memberikan kontribusi pada mereka. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui gambaran mengenai kesabaran pada mahasiswa pengusaha yang tergabung dalam HIPMI Univ TELKOM dalam menjalankan perannya sebagai mahasiswa dan pengusaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jumlah subjek penelitian 30 orang mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur kesabaran yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori kesabaran dari Umar Yusuf. Berdasarkan hasil penelitian terhadap validitas melalui uji Rank Spearman diperoleh hasil sebanyak 68 item valid serta memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,977. Hasil penelitian yang didapat adalah bahwa 80% subjek penelitian memiliki kesabaran yang tinggi. Selain itu, dari hasil penelitian diperoleh gambaran 77% subjek penelitian memiliki keteguhan tinggi, 83% subjek penelitian memiliki ketabahan tingi dan 70% subjek penelitian memiliki ketekunan tinggi. Kontribusi aspek kesabaran terhadap kesabaran pada subjek penelitian menunjukkan 95,5% pada aspek teguh.

(49)

menggunakan penelitian deskriptif sedangkan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dan skripsi diatas yang diteliti kampus yang berbasis umum, sedangkan penelitian ini yang diteliti kampus yang berbasis Islam. E. Hipotesis Penelitian

Menurut Kartono (1980) “Hipotesis adalah patokan, pendirian, dalil yang dianggap benar, persangkaan atau dugaan yang dianggap benar untuk sementara waktu yang perlu adanya pembuktian tentang kebenarannya.”

(Ghony &Al -Manshur, 2016: 68). Jadi hipotesis juga dapat di katakan sebagai jawaban/dugaan sementara.

Berdasarkan pengertian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang signifikan antara intensitas mengikuti kuliah

akhlak tasawuf terhadap sikap sabar dan sikap tawakal (studi pada mahasiswa jurusan PAI semester 5).” Dengan kata lain semakin tinggi intensitas

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif, penelitian hubungan/korelasi, penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian eksperimental (Darmawan, 2016: 37).

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat hubungan/korelasi. Dimana metode hubungan/korelasi bertujuan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta dan juga sifat-sifat objek yang sedang diteliti.(http:// .www. pelajar. co.id/2016/21/ jenis-jenis metode dalam penelitian kuantitatif dan pengertian terlengkap. html) Analisis data menggunakan prosedur statistik dengan bantuan SPSS.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

(51)

C. Populasi dan sampel a. Populasi

Mulyatiningsih (2014: 9) menyebutkan bahwa “populasi adalah

sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi akan menjadi wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian. Dalam kata lain populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” jadi dengan kata lain yang dimaksud

populasi itu bukan hanya orang tetapi juga benda-benda yang berada di alam ini.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga semester 5 angkatan 2016 yang sudah mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf pada semester 2 sebanyak 397 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 2013: 174-175). Jadi dapat disimpulkan sampel yaitu bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh penulis.

(52)

lebih baik diambil semua. Jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% dan 20%-25% atau lebih (Arikunto, 1996:117).

c. Teknik pengambilan sampel

Simple Random Sampling atau sampel acak sederhana merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel. Syarat untuk dapat dilakukam teknik simple random sampling adalah sebagai berkut (Darmawan, 2016: 146). Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampel acak ialah penentuan sampel secara sederhana dimana semua populasi berhak untuk dijadikan sampel dan terserah peneliti siapa aja yang akan diteliti, asalkan sesuai dengan ketentuan dibawah ini:

1. Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen. 2. Adanya kerangka sampel, yaitu merupakan daftar elemen-elemen

populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.

Adapun cara untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus sebagai berikut:

S = P X 15% Dimana: S= Sampel P= Populasi

Dari 397 mahasiswa yang telah mengikuti kuliah akhlak tasawuf, peneliti akan mengambil 60 mahasiswa sebagai sampel, sesuai dengan perhitungan berikut.

(53)

S = 5955/100

S = 59,55 dibulatkan menjadi 60 D. Variabel Penelitian

Sutrisno Hadi, “mendefinisikan variabel sebagai gejala yang

bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: lak-laki dan perempuan; berat badan, karena ada berat 40kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi”, jadi variabel yaitu suatu sasaran yang dijadikan penelitian

dalam sebuah skripsi(Arikunto, 2015: 159)..

Variabel merupakan objek yang dijadikan hal yang diselidiki dalam suatu penelitian yang memiliki berbagai variasi di dalamnya (Jelpa, 2016:25). Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen (variabel bebas/yang mempengaruhi) adalah intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf (X1)

2. Variabel dependen (Variabel terikat/yang dipengaruhi) sikap sabar (Y1) dan sikap tawakal (Y2)

E. Instrumen Penelitian

(54)

dalam 24 pertanyaan ditujukan untuk para mahasiswa jurusan PAI semester 5 IAIN Salatiga.

Dalam penelitian ini menggunakan Skala Penelitian Kuesioner tertutup dan Skala Likert. Dimana kuesioner tetutup adalah pertanyaan yang sudah ada jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tepat menurut dirinya (Arikunto,2013:195). Sedangkan skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Darmawan, 2016: 169).

Pengembangan angket tersebut berdasarkan pada kerangka teori yang disusun dalam indikator-indikator yang kemudian dijadikan butir-butir pertanyaan. Angket yang digunakan adalah angket tertutup dan skala likert yang disajikan dengan tiga jawaban, sehingga responden tinggal memberi tanda silah pada pilhan jawaban yang sesuai di variabel 1, sedangkan memberikan tanda chek list pada variabel 2 dan variabel 3 dengan jawaban yang sesuai. Setiap pertanyaan memiliki alternatif jawaban yaitu selalu/sangat setuju, sering/setuju, tidak pernah/tidak setuju untuk skala likert. Sedangkan angket tertutup tinggi (a), sedang (b), rendah (c). Setiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor alternatif jawaban skala likert Alternatif Jawaban Skor Untuk Pertanyaan

Positif Negatif

(55)

Sering/Setuju 2 2 Tidak pernah/Tidak Setuju 1 3

Tabel 3.2

Skor alternatfi jawaban angket tetutup

Alternatif Jawaban Skor Untuk Pertanyaan Positif Negatif

Tinggi (a) 3 1

Sedang (b) 2 2

Rendah (c) 1 3

Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitiannya berupa angket untuk masing-masing variabel. Ada tiga alat ukur yang akan dibuat peneliti yaitu angket intensitas mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf, angket sikap sabar dan angket sikap tawakal, adapun instrumen (angket) yang peneliti buat adalah sebagai berikut:

1. Angket variabel mengiuti kuliah akhlak tasawuf Tabel 3.3

Angket intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf

Variabel Indikator No Soal

Intensitas

Mengikuti Kuliah Akhlak Tasawuf

Hadir dalam perkuliahan 1

(56)

akhlak tasawuf berlangsung Bersungguh-sungguh dalam memperhatikan, mendengar, serta memahami penjelasan dosen

3 & 4

Bertanya ketika menemui permasalahan yang tidak diapahami dan berusaha mengekplorasi

5 & 6

Mengerjakan tugas dari dosen 7 Membeli referensi yang ada hubungannya dengan akhlak tasawuf

Sikap Sabar Tegar dalam menghadapi permasalahan

(57)

Memiliki semangat hidup yang kuat

2

Pantang menyerah 3

Selalu berperilaku positif 5, 6, & 6

3. Angket sikap tawakal Tabel 3.5 Angket sikap tawakal

V ariabel Indikator No Soal

Sikap Tawakal Menyerahkan segala persoalan pada Allah

1, 5, 7

Berikhtiyar secara maksimal dalam setiap usaha

3, 6

Yakin bahwa ketentuan Allah adalah yang terbaik

2, 4, 8

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

(58)

yang seharusnya diukur. Realibilitas diartikan sebagai konsistensi atau keakuratan hasil ukur. Seberapa konsisten skor yang dihasilkan tersebut sama apabila diukur pada kurun waktu yang bebeda. Realibilitas bersifat kuantitatif, berbeda dengan validitas yang dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif (Jelpa, 2016: 128).

Keberhasilan suatu penelitian akan ditentukan oleh baik tidaknya instrumen yng digunakan. Oleh karena itu angket harus di uji validitas dan realibilitasnya.

1. Uji validitas

(59)

tabel=0,468. Hasil uji validitas instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hasil uji validitas instrumen intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf Dalam penelitian ini instrumen variabel Intensitas Mengikuti Kuliah Akhlak Tasawuf dikembangkan menjadi 9 butir pertanyaan. Dari hasil uji validitas yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for windowsversi 16 terdapat 3 butir pertanyaan yang tidak valid dan dinyatakan gugur. Butir pertanyaan yang tidak valid adalah nomor 1, 2, dan 8. Dari 6 pertanyaan yang tersisa sudah dapat mewakili untuk dijadikan sebagai butir pertanyaan dari variabel intensitas mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf dan telah mewakili indikator yang diungkap dalam penelitian ini. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil uji validitas variabel intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf

Butir Pertanyaan r hitung Keterangan

IMKAT1 0,377 Tidak Valid

IMKAT2 0,603 Valid

IMKAT3 0,309 Tidak Valid

IMKAT4 0,762 Valid

IMKAT5 0,710 Valid

(60)

IMKAT7 0,767 Valid

IMKAT8 0,044 Tidak Valid

IMKAT9 0,766 Valid

b. Hasil uji validitas instrumen sikap sabar

Instrumen variabel Sikap Sabar dikembangkan menjadi 7 butir pertanyaan. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 16. Dari hasil uji validitas 7 butir pertanyaan tersebut semuanya dinyatakan valid dan mewakili indiator yang diungkap dalam penelitian ini karena nilai r hitung yang diperoleh lebih besar dari r tabel pada tarif signifikansi 5%. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7

Hasil uji validitas variabel sikap sabar

Butir Pertanyaan r hitung Keterangan

SS1 0,813 Valid

SS2 0,823 Valid

SS3 0,775 Valid

SS4 0,605 Valid

SS5 0,750 Valid

SS6 0,474 Valid

(61)

c. Hasil uji validitas sikap tawakal

Instrumen variabel Sikap Tawakal dikembangkan menjadi 8 butir pertanyaan. Dari hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16. Dari hasil uji validitas 7 butir pertanyaan tersebut semuanya dinyatakan valid dan mewakili indiator yang diungkap dalam penelitian ini karena nilai r hitung yang diperoleh lebih besar dari r tabel pada tarif signifikansi 5%. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.8

Hasil uji validitas sikap tawakal

Butir Pertanyaan r hitung Keterangan

ST1 0,700 Valid

ST2 0,736 Valid

ST3 0,500 Valid

ST4 0,637 Valid

ST5 0,671 Valid

ST6 0,618 Valid

ST7 0,600 Valid

ST8 0,671 Valid

2. Uji reliabilitas

(62)

karena instrumen tersebut sudah baik (Sugiyono, 2012:164). Pengujian reliabilitas instrumen ini menggunakan bantuan program SPSS dengan rumus Croncbach’s Alpha, rumus ini untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 misalnya angket.

Teknik yang digunakan dalam pengukuran realibilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai

cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Bawono, 2006:64). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16. Berikut adalah hasil reliabilitas instrumen yang telah dilakukan:

Tabel 3.9

Hasil uji reliabilitas instrumen

No Variabel Cronbach

Alpha

Keterangan

1 Intensitas Mengikuti Kuliah Akhlak Tasawuf

0,737 Reliabel

2 Sikap Sabar 0,770 Reliabel

3 Sikap Tawakal 0,757 Reliabel

(63)

instrumen variabel intensitas mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf, sikap sabar dan sikap tawakal tersebut dikatakan reliabel atau handal.

G. Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Angket (kuisioner)

Menurut Muliawan (2014: 187) “teknik pengumpulan data model angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulan data dan informasi yang paling umum dan banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Disamping sifatnya yang sederhana, teknik ini juga mempermudah peneliti untuk menganalisa pokok permasalahan yang dihadapi. Data-data yang yang diperoleh bersifat tekstual dan cenderung objektif. Data dan informasi yang diperoleh dapat diolah dengan metode kuantitatif (statistik) atau kualitatif.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup, sehingga responden tinggal menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis. Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pengaruh intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf terhadap sikap sabar dan sikap tawakal study pada mahasiswa semester 5 jurusan PAI IAIN Salatiga. Angket diberikan kepada responden dengan maksud untuk mengungkapkan variabel penelitian. Metode ini digunakan guna untuk memperoleh data primer mengenai intensitas mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf, sikap sabar dan sikap tawakal.

b. Dokumentasi

(64)

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013: 274). Bentuk dokumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah data mahasiswa semester 5 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

H. Analisis Data 1. Deskripsi data

(Ary, 1985)“Once of the reseach data have been collecte, the researcher first analyzes the result, than carefully interprets the findings, and finally writes the report of the study”. (Al-Manshur, 2016: 175).

Menurut Suryadibrata(1983). Dari paparan Donal Ary diatas, jelas sekali tertera bahwa tindakan penelitian setelah data terkumpul adalah melakukan kegiatan analisis. Data yang valid dan reliabel diperoleh peneliti dari hasil pengumpulan data yang valid dan reliabel pula. Oleh sebab itu data yang kurang valid atau reliabel, serta kurang lengkap sebaiknya dibuang saja tidak digunakan agar tidak merusak atau mengganggu (Al-Manshur, 2016: 175).

(65)

M (Mean Ideal) = ½ (skor tertinggi+skor terendah)

SD (Standar Deviasi Ideal) = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)

X = Skor yang dicapai mahasiswa 2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji normalitas

Data dikatakan normal apabila nilai probabilitas dalam SPSS lebih besar dari 0,05. Sehingga jika nilai Kolmogrov Smirnov hasil untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 maka sebaran data normal. Sedangkan jika kurang dari 0,05 maka sebaran datanya tidak normal (Sairoh, 2016: 72).

b. Uji linearitas

Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) memiliki hubungan linear atau tidak. Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for windows versi 16. Kriteria pengambilan kesimpulan adalah apabila nilai Fhitung < Ftabel maka distribusi data dikatakan linear dan apabila nilai Fhitung > Ftabel maka distibusi datanya tidak linear.

c. Uji homogenitas

(66)

dapat diakatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok adalah sama (http//www.google.com.penelitian.bab 4 doa dan coping stres kuantitatif, IAIN Tulung Agunga. ac.id pdf halaman 71-71).

3. Pengujian Hipotesis

a. Regresi linear sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi sederhana adalah: (Sudjana, 2005: 315).

Y = a + bX Keterangan:

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = konstanta

b = koefisien regresi

X = subyek dari variabel independen yang mempunyai nilai tertentu b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independen akan berpengaruh terhdap variabel dependen. Rumus yang digunakan

sebagai berikut:t =

Keterangan: t : t hitung

(67)

n : jumkah responden(Sugiyono, 2017: 230). c. Koefisien determinasi

(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi data

Deskripsi data merupakan paparan data yang telah dikumpulkan selama penelitian. Data ditampilkan secara sistematis dan rasional yang menggambarkan keterkaitan dan keutuhan penelitian. Deskripsi data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi paparan/penyajian tiap variabel meliputi mean (M), median (Me), standar deviasi (SD).

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga semester 5 yang telah mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf. Pada penelitian ini jumlah populasi sebanyak 397 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling, dan mengambil 15% dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel yang didapat sebanyak 60 mahasiswa.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga semester 5 yang menjadi responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 43 mahasiswa dan responden degan jenis kelamin laki-laki sebanyak 17 mahasiswa

(69)

intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf (X), dan variabel terikat meliputi sikap sabar (Y1) dan sikap tawakal (Y2) pada mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga semester 5.

Adapun analisis deskriptif dari masing-masing data tiap variabel adalah sebagai berikut:

a. Intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf

Penelitian ini data intensitas mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf diperoleh melalui angket (kuesioner) yang diberikan kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga semester 5 sebanyak 60 responden. Setelah memperoleh angka dari angket yang disebar, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 16 dan diketahui harga mean sebesar 21,36, median sebesar 22,00, skor maksimum sebesar 26, skor minimum sebesar 14. Untuk menemukan jumlah kelas interval digunakan rumus Struges 1+3,3 log n, dimana n adalah jumlah responden. Dari penelitian ini diketahui n adalah 60, sehingga diperoleh banyak kelas 1+3,3 log 60=8,755=8. Rentang data (Range) diperoleh dari data terbesar – data terkecil yakni 26 – 14 =12. Dengan diketahui rentang

(70)

dibulatkan menjadi 2. Berikut dapat dilihat tabel distribusi frekuensi variabel Intensitas Mengikuti Kuliah Akhlak Tasawuf.

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi variabel intensitas mengikuti kuliah akhlak tasawuf

No Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 12-13 0 0

2 14-15 2 3,3

3 16-17 2 3,3

4 18-19 6 10

5 20-21 18 30

6 22-23 24 40

7 24-25 7 11,7

8 26-27 1 1,7

Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui distribusi frekuensi variabel Intensitas Mengikuti Kuliah Akhlak Tasawuf paling tinggi paada kelas interval nomor 6 yang mempunyai rentang 22-23 sebanyak 24 mahasiswa.

(71)

Standar Deviasi Ideal (Sdi) digunakan rumus 1/6 (skor maksimum – skor minimum) yaitu 1/6 (26-14) = 2, jadi diperoleh nilai standar deviasi ideal sebesar 2. Dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam 3 kategori, maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi kategori kecenderungan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Distribusi kecenderungan skor variabel intensitasmengikuti kuliah akhlak tasawuf

No Skor F Frekuensi

Relatif (%)

Kategori

1 X _> 22 32 53,3 Tinggi

2 18 _< X _< 22 4 6,7 Sedang

3 X < 22 24 40 Rendah

Jumlah 60 100

(72)

disimpulkan bahwa kecenderungan memiliki intensitas mengikuti kuliah Akhlak Tasawuf yang tinggi.

b. Sikap sabar

Dalam penelitian ini data sikap sabar diperoleh melalui angket (kuesioner) yang diberikan kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga semester 5 sebanyak 60 responden. Setelah memperoleh angka dari angket yang disebar, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 16 dan diketahui harga mean sebesar 17,80, median sebesar 18,00, skor

Gambar

Tabel 2.1 Pokok Bahasan Matakuliah Akhlak Tasawuf
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk memenuhi. persyaratan memperoleh gelar Strata