• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2005 NOMOR KEPUTUSAN BUPATI KERINCI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2005 NOMOR KEPUTUSAN BUPATI KERINCI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI

TAHUN 2005 NOMOR

KEPUTUSAN BUPATI KERINCI

NOMOR 471 TAHUN 2005 TENTANG

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BUPATI KERINCI, Menimbang :

a. bahwa dengan telah disyahkannya Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan oleh Bupati Kerinci dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kerinci Nomor 7 Tahun 2004 tanggal 18 Mei 2004;

b. bahwa perkembangan pelaksanaan pembangunan gedung dan perumahan dewasa ini semakin komplek sehingga perlu adanya peraturan mengenai ketentuan teknis sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 6 Tahun 2004 yang menyangkut penyesuaian/pengaturan tata ruang, peruntukan bangunan, intensitas bangunan dan dampak lingkungan;

(2)

c. bahwa sehubungan dengan pertimbangan diatas untuk realisasi pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 6 Tahun 2004, maka Peraturan Bupati Kerinci Nomor 471 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan perlu ditinjau kembali;

d. bahwa untuk terlaksananya maksud huruf a, b dan c diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kerinci;

Mengingat :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 21 Tahun 1957 tentang Pengubahan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swantantra Tingkat II dalam Lingkungan Daerah Swantantra Tingkat I Sumatra Tengah sebagai Undang-undang (LN.Tahun 1958 Nomor 108,TLN Nomor 1643 );

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (LN Tahun 1960 Nomor 104, TLN Nomor 2043);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (LN.Tahun 1960 Nomor 156, TLN Nomor 2104);

4. Undang – undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 dan Tambahan Lembaran Nomor 1215 ) ; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992

Tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469);

6. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ;

(3)

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (LN. Tahun 1997 Nomor 41,TLN Nomor 3685) sebagaiamana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 (LN. Tahun 2000 Nomor 246, TLN. Nomor 4048);

8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme ( LN Tahun 1999 Nomor 75 dan TLN Nomor 3851 );

9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LN Tahun 2003 Nomor 47, TLN Nomor 4286);

10. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (LN. Tahun 2004 Nomor 53);

11. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LN. Tahun 2004 Nomor 125, TLN. Nomor 4437);

12. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (LN. Tahun 2004 Nomor 126, TLN. Nomor 4438) 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun

1983 tentang Hukum Acara Pidana (LN.Tahun 1983 Nomor 36, TLN. Nomor 3258);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri ;

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (LN. Tahun 2000 Nomor 54 dan TLN. Nomor 3952);

(4)

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (LN. Tahun 2001 Nomor 118 dan TLN. Nomor 4138).

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (LN Tahun 2000 Nomor 202, TLN Nomor 2022); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1993

Tentang Izin Mendirikan Bangunan dan Izin Gangguan Bagi Perusahaan Industri;

19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedomon Pengurusan, Pertanggung Jawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

20. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.04-PW.03 Tahun 1984 tentang Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 21. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri

Pekerjaan Umum dan Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman Nomor 648-384 Tahun 1992, Nomor 379/KPTS/1992, Nomor 09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan Pemukiman dan Pemukiman Dengan Lingkungan Hunia Yang Berimbang ;

22. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah; 23. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997

tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah; 24. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999

tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain; 25. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2003

tentang Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

(5)

26. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam Penegakan Peraturan Daerah;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 22 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 2 Tahun 2004 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kerinci; 29. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 5 Tahun 2004

tentang Pemberian Uang Insentif atas Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Pendapatan Lainnya; 30. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 6 Tahun 2004

Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ;

31. Keputusan Bupati Kerinci Nomor 287 Tahun 2004 tentang Penetapan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Tata Kerja Dinas Tata Kota Kabupaten Kerinci.

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KEPUTUSAN BUPATI KERINCI TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

B A B I

OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 1

(1) Objek Retribusi adalah pelayanan pemeriksaan pendirian bangunan.

(6)

(2) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin mendirikan bangunan.

B A B II

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 2

Retribusi izin mendirikan bangunan digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu.

B A B III

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 3

(1) Tingkat penggunaan jasa izin mendirikan bangunan di ukur dengan rumus yang didasarkan faktor luas lantai bangunan, jumlah tingkat bangunan dan rencana penggunaan bangunan.

(2) Faktor-faktor sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan bobot ( koefisien ).

(3) Besarnya koefisien sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan sebagai berikut :

(7)

a. Koefisien Luas Bangunan

NO LUAS BANGUNAN KOEFISIEN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bangunan dgn luas s/d 100 m2 Bangunan dgn luas s/d 250 m2 Bangunan dgn luas s/d 500 m2 Bangunan dgn luas s/d 1000 m2 Bangunan dgn luas s/d 2000 m2 Bangunan dgn luas s/d 3000 m2 Bangunan luas lantai diatas 3000 m2

1,00 1,50 2,50 3,50 4,00 4,50 5,00 b. Koefisien Tingkat Bangunan

NO TINGKAT BANGUNAN KOEFISIEN

1. 2. 3. 4. 5. Bangunan 1 Lantai Bangunan 2 Lantai Bangunan 3 Lantai Bangunan 4 Lantai Bangunan 5 Lantai 1,00 1,50 2,50 3,50 4,00 c. Koefisien Guna Bangunan

NO TINGKAT BANGUNAN KOEFISIEN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 Bangunan Sosial Bangunan Perumahan Bangunan Fasilitas umum Bangunan Pendidikan

Bangunan Kelembagaan/kantor Bangunan Perdagangan dan jasa Bangunan Industri

Bangunan khusus Bangunan campuran Bangunan lain - lain

0,50 1,00 1,00 1,00 1,50 2,00 2,00 2,50 2,75 3,00

(8)

(4)Jenis dan Bentuk Bangunan Lain-lain adalah Pagar dengan tinggi 1,80 M/lebih yang merupakan kelengkapan dari bangunan gedung dimaksud.

(5)Tingkat penggunaan jasa dihitung sebagai perkalian koefisien– koefisien sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a sampai dengan c.

B A B IV

PRINSIP, SASARAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 4

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini meliputi biaya pengecekan dan pengukuran lokasi, biaya pemetaan dan biaya transportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian.

Pasal 5

(1) Struktur tarif ditetapkan seragam untuk tiap bangunan. (2) Besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut :

a. Besarnya tarif mendirikan bangunan :

Permanen……… Rp. 200.000/izin Semi permanen………... Rp. 150.000/izin Bangunan sementara……….. Rp. 100.000/izin

(9)

b. Besarnya tarif merubah dan membongkar bangunan : Permanen……… Rp. 150.000/izin Semi permanen………... Rp. 75.000/izin Bangunan sementara……….. Rp. 40.000/izin c. Besarnya biaya balik nama 10 % ( sepuluh persen ) dari

biaya sebagaimana di maksud huruf a di atas.

BAB V

CARA PENGHITUNGAN RETRIBUSI Pasal 6

(1) Besarnya retribusi yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif retribus sebagaimana di maksud pada Pasal 5 ayat (2) dengan tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (5) Peraturan ini.

B A B VI

PERSYARATAN MENGAJUKAN PERMOHONAN IMB Pasal 7

(1) Sebelum mengajukan permohonan IMB, Pemohon harus terlebih dahulu minta petunjuk tentang rencana mendirikan Bangunan dan mengajukan permohonan kepada Dinas Tata Kota Kabupaten Kerinci yang meliputi :

a. Gambar bangunan

(10)

c. Luas lantai di atas/di bawah permukaan tanah bangunan.

d. Jumlah lantai/ lapis diatas/dibawah permukaan tanah bangunan.

e. Garis sempadan jalan. f. Luas ruang terbuka.

g. Spesifikasi penunjukan bangunan ( Arsitektural, Struktural, mekanikal, elektrikal dan lainnya).

h. Persyaratan perencanaan, pelaksanaan, pengaman bangunan.

i. Rencana terperinci kota.

j. Disesuaikan dengan Rencana Induk Kota (RIK). k. Hal-hal lain yang dianggap perlu.

(2) Gambar bangunan direncanakan oleh perencana bangunan yang telah memperoleh izin bekerja sebagai Perencana dari Kepala Daerah atau menurut Peraturan Perundangan yang berlaku.

(3) Sejauh tidak ada pekejaan/badan yang bergerak di bidang perencanaan Bangunan, Gambar rencana bangunan dilaksanakan oleh Dinas Kimpraswil/Dinas Tata Kota Kabupaten Kerinci.

(4) Gambar bangunan dapat dibuat oleh pemohon dengan ketentuan harus memenuhi persyaratan teknis yang disyahkan oleh Dinas Kimpraswil /Dinas Tata Kota Kabupaten Kerinci.

BAB VII

TATA CARA DAN PERSYARATAN PENGAJUAN PERMOHONAN

(11)

(1) Tata cara mengajukan Permohonan Izin Mendirikan Bangunan/mengubah Bangunan adalah :

a. Permohonan IMB harus diajukan sendiri secara tertulis oleh pemohon kepada Kepala Daerah.

b. Persyaratan untuk mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan, adalah sebagai berikut :

1. Fhoto Copy Kartu Tanda Penduduk.

2. Fhoto Copy Surat Tanah dilegalisir oleh camat atau Kepala Desa/kelurahan, bagi tanah Ex. Hak Guna Usaha (HGU) harus melampirkan rekomendasi dari Badan Pertanahan Kabupaten Kerinci

3. Fhoto Copy tanda bukti pembayaran PBB Tahun terakhir.

4. Gambar situasi dari Dinas Tata Kota. 5. Gambar Rencana Bangunan.

6. Perhitungan konstruksi untuk bangunan bertingkat. 7. Pas photo ukuran 3 x 4 cm

( Masing-masing persyaratan angka 1 sampai dengan 7 dibuat rangkap Dua).

(2) Dinas Tata Kota Kabupaten Kerinci mengadakan penelitian Permohonan Izin Mendirikan Bangunan.

(3) Dinas Tata Kota Kabupaten Kerinci memiliki tanda terima atas pengajuan permohonan izin mendirikan bangunan, apabila semua persyaratan administrasi telah terpenuhi. (4) Setelah Permohonan Izin Mendirikan Bangunan diterima,

dilakukan pengecekan ke lokasi oleh Tim yang terdiri dari unsur Dinas/Instansi terkait yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah.

(12)

BAB VIII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

PASAL 9

Atas permohonan dan/atau permintaan yang berkepentingan, Bupati Kerinci dapat memberikan pengurangan atau pembebasan seluruh dari biaya izin mendirikan bangunan yang diperuntukkan : a. Tempat ibadah.

b. Tempat pendidikan.

c. Kepentingan sosial dan kepentingan umum. BAB IX

PERSYARATAN BANGUNAN Pasal 10

(1) Koefisien dasar bangunan ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan/ resapan air permukiman lahan dan pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan.

(2) Koefisien lantai bangunan ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan/ resapan air permukiman lahan dan pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan.

(3) Pengaturan intensitas penggunaan lahan bangunan perumahan, kesehatan, peribadatan, pendidikan dan bangunan umum/industri adalah :

(13)

NO JENIS FASILITAS KDB KLB FASILITAS PARKIR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Perumahan dlm Kota Perumahan luar Kota Sungaipenuh Bangunan kesehatan Peribadatan Pendidikan Bangunan umum Industri 70 60 50 60 60 70 50 1,4 1,2 1,2 1,0 1,2 1,4 0,5 - - -

30% dari luas lahan 15 – 30% dari luas lahan 30 – 40% dari luas lahan 30 – 40% dari luas lahan 30 – 40% dari luas lahan

(4) Setiap Bangunan harus memiliki sarana dan prasarana bangunan yang cukupi agar dapat terselenggaranya fungsi bangunan yang telah ditetapkan.

(5) Setiap Bangunan umum harus memiliki kelengkapan sarana dan prasarana bangunan yang memadai yang meliputi : a. Sarana pencegah dan penanggulangan terhadap bahaya

kebakaran, racun api b. Tempat parkir. c. Sarana transportasi.

d. Fasilitas penyandang cacat. e. Sarana penyelamatan.

Pasal 11

(1) Bangunan satu lantai adalah bangunaan berdiri langsung di atas pondasi pada bangunan tidak dapat pemanfaatan lain selain pada lantai dasarnya.

(2) Bangunan satu lantai temporer tidak diperkenankan dibangun di pinggir jalan utama/arteri Kota kecuali dengan izin Kepala Daerah dan bangunan umum tidak lebih dari 2 ( dua ) lantai.

(3) Bangunan bertingkat dapat diizinkan dalam kabupaten Kerinci adalah 3 (tiga) lantai tidak dibenarkan melebihi ketinggian maksimal 12 meter.

(14)

Pasal 12

Pekerjaan mendirikan bangunan baru dapat dikerjakan setelah Dinas Tata Kota mendapatkan garis sempadan bangunan yang akan didirikan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Jalan Negara 20 m dari As Jalan. b. Jalan Propinsi 15 m dari As Jalan. c. Jalan Kabupaten 10 m dari As jalan. d. Jalan Desa 5 m dari As Jalan.

Pasal 13

Ketentuan mengenai garis sempadan khusus untuk Kota Sungai Penuh adalah sebagaimana tercantum pada lampiran Peraturan ini.

Pasal 14

Untuk tertibnya pelaksanaan tata ruang dan untuk mempertahankan Kabupaten Kerinci sebagai daerah penghasil beras dan sekaligus untuk menjaga keindahan alam Daerah Sakti Alam Kerinci, dilarang mendirikan rumah/bangunan di atas sawah yang produktif.

BAB X

TEMPAT PENGAJUAN PERMOHONAN Pasal 15

Pengajuan permohonan izin mendirikan bangunan diajukan di UPTD Pelayanan Terpadu Satu Atap.

(15)

BAB XI

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 16

(1) Retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus pada saat pemberian kelengkapan bahan administrasi.

(2) Pembayar Retribusi dengan menggunakan Surat Setoran Retribusi Daerah (SSRD) yang dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci.

(3) Tempat pembayaran Retribusi dilakukan pada UPTD Satu Atap.

(4) Hasil Pungutan Retribusi disetor lansung ke Kas Daerah Kerinci paling lambat 1 x 24 jam.

BAB XII

PENANGGUNG JAWAB PEMUNGUT/PENAGIH Pasal 17

Menunjuk Dinas Tata Kota Kabupaten Kerinci sebagai penanggung jawab dalam memungut dan menagih retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

BAB XIII

KETENTUAN UPAH PUNGUT PASAL 18

(16)

Insentif atas Pungutan Pajak/Retribusi Daerah dan Pendapatan lainnya;

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 19

Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Peraturan Bupati Kerinci Nomor 471 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 6 Tahun 2004 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 20

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai tehnis pemungutan akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Tata Kota Kabupaten Kerinci.

(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya jika terdapat kekeliruan didalam penetapannya .

Ditetapkan di : Sungai Penuh Pada tanggal : 8 Agustus 2005

BUPATI KERINCI dto

(17)

Tembusan Yth :

1. Bapak Gubernur Jambi di Jambi

2. Sdr. Ketua DPRD Kab. Kerinci di Sungai Penuh. 3. Sdr. Unsur Muspida Kerinci di Sungai Penuh.

4. Sdr. Ketua Pengadilan Negeri Sungai Penuh di Sungai Penuh. 5. Sdr. Kepala Banwasda Kab. Kerinci di Sungai Penuh.

6. Sdr. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci. 7. Sdr. Kepala Dinas Kimpraswil Kab Kerinci di Sungai Penuh. 8. Sdr. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kab. Kerinci di

Sungai Penuh.

9. Sdr. Kabag Hukum Setda Kerinci di Sungai Penuh (7Examplar). 10.Sdr. Kabag Keuangan Setda Kerinci di Sungai Penuh.

11.Sdr. Kepala UPTD Pelayanan Terpadu Satu Atap di Sungai Penuh.

(18)
(19)

Referensi

Dokumen terkait

(1) Permohonan Jaminan Pemerintah diajukan oleh Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur Milik Negara setelah mendapat pertimbangan dari Menteri Keuangan terhadap rencana

Kekuatan UPI dalam mewujudkan kepedulian tersebut, sesuai Renstra UPI 2006-2010, adalah: (1) jumlah dosen 1.114 orang (992 orang berkualifikasi S2 dan/atau S3, dan 60 orang di

berkembang di dalam inang sangat tergantung dari pengenalan inang terhadap patogen suatu interaksi yang kompatibel antara inang dan patogen akan menyebabkan patogen mampu

Pusat Agen Parfum Laundry Siap Jual maupun Bahan Baku seperti Contohnya: Bibit Parfum Laundry Parfum Laundry Berbahan baku Alkohol/Metanol dan Tanpa Alkohol/Non Metanol﴿ 3.. Nama

Menurut Knowles dalam Sudjarwo (2012), “ Andragogy is therefore, the art and science of helping adults learn”. Andragogi adalah suatu ilmu dan seni dalam membantu orang

perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas

b Pembuatan Larutan Film Berantimikroba Pada penelitian ini, dilakukan uji antimikroba terhadap edible film yang telah ditambahkan bubuk kunyit, bubuk bawang putih dan bubuk