• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM NUSANTARA PADA SISWA SD INPRES CILALANG MAKASSAR. Andi Atssam Mappanyukki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM NUSANTARA PADA SISWA SD INPRES CILALANG MAKASSAR. Andi Atssam Mappanyukki"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP

KEMAMPUAN SENAM NUSANTARA PADA SISWA

SD INPRES CILALANG MAKASSAR

Andi Atssam Mappanyukki

Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602

Abstract: Kontribusi Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap Kemampuan Senam Nusantara Pada Siswa SD Inpres Cilalang Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk pemperoleh jawaban atas permasalahan: 1). Apakah ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar. 2) Apakah ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar. 3) Apakah ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar. 4). Apakah ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan, dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar. Penelitian ini bersifat asosiatif terhadap tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Populasi dan sampel adalah murid SD INPRES Cilalang Makassar dipilih secara random sampling diperoleh sampel sebanyak 20 orang. Teknik analisis data yang digunakan regresi (uji-r). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar, dengan nilai β = 0.745 (p < 0.05), dimana besar kontribusi 55.50% . (2). Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar, dengan nilai β = 0.826 (p < 0.05), dimana besar kontribusi 68.20% (3). Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar, dengan nilai β = 0.723 (p < 0.05), dimana besar kontribusi 52.20% (4). Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan, dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar, dengan nilai Ro = 0.862 (p < 0.05), dimana besar kontribusi 74.30%.

kata kunci: kesegaran jasmani, senam nusantara. Pendidikan jasmani dan olahraga

merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai setelah masa yang cukup lama. Karena itu upaya pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan kesabaran dan keikhlasan untuk berkorban. Sebagai upaya pembinaan mutu sumber daya manusia, pendidikan jasmani dan olahraga di lembaga pendidikan formal dapat berkembang lebih pesat agar mampu menjadi landasan bagi pembinaan keolahragaan nasional. Proses pembentukan sikap dan pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini. Oleh sebab itu pendidikan jasmani dan olahraga sudah dimulai sejak seseorang berada di

bangku Sekolah TK, Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional ( GBHN Tap MPR No. II/MPR/1988).

Para guru pendidikan jasmani diharapkan memiliki pengetahuan ketrampilan dan pengalaman yang memadai agar dapat memajukan keberhasilan dalam mengajar dan melatih. Penguasaan suatu metode mengajar dan melatih oleh seorang guru atau pelatih sangat penting untuk meningkatkan prestasi olahraga yang diharapkan. Keberhasilan guru dalam mengajar akan membawa

(2)

dampak positif bagi prestasi. Untuk meraih prestasi yang tinggi perlu dilaksanakan langkah pencapaian prestasi antara lain dengan meningkatkan metode latihannya serta memperbaiki sarana dan prasarana. Faktor lain yang berpengaruh atas prestasi adalah tingkat kesegaran seseorang Oleh karena itu pemerintah sudah sejak dahulu berperan aktif dalam membentuk manusia Indonesia yang sehat baik jasmani maupun rohani. Peran aktif pemerintah sudah mulai pada tahun tujuh puluhan. Pada waktu itu pemerintah telah mempersiapkan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya khususnya dalam segi kesehatan dan kesegaran dengan memperkenalkan senam. Dimulai dari Senam Pagi Indonesia dalam empat seri.

Pada tahun 1984 terbit surat Menteri Negara Urusan Permuda dan Olahraga, Nomor B/0262/Menpora/1984 pada tanggal 29 Februari 1984 serta surat Menteri Dalam Negeri No. 426/2316/SI tertanggal 24 Februari 1984 yang isinya menegaskan diresmikannya Jam Krida Olahraga Nasional pada tanggal 11 Maret 1984 dan dipertegas lagi dengan surat Keputusan Mendikbud No. 0242/U/1984 tertanggal 4 Juni 1984, tentang pedoman Pelaksanaan Jam Krida Olahraga untuk kalangan Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungan Depdikbud maupun pelajar, yang isinya kepada mereka diwajibkan melakukan senam 30 menit sebelum dimulai pekerjaan atau kegiatan pelajaran pada setiap hari Jumat untuk karyawan dan setiap hari untuk para pelajar. Surat-surat keputusan tersebut sampai sekarang belum dicabut. Menunjukkan betapa masih relevannya kegiatan senam tersebut sampai sekarang. Pada waktu itu senam yang dianjurkan adalah senam Pagi Indonesia seri D. Terhadap senam tersebut telah dilakukan penelitian oleh Dumadi dkk. dari FPOK- IKIP Semarang dan hasilnya adalah Senam Pagi Indonesia seri D dapat meningkatkan kesegaran jasmani yang signifikan.

Pada tahun 1984 muncul jenis senam yang baru ialah senam Kesegaran Jasmani ’84. Terhadap senam inipun telah dilakukan penelitian pula pada tahun 1987 oleh Endang Sri Retno dengan membandingkan kedua bentuk senam ialah

Senam Pagi Indonesia Seri D dan Senam Kesegaran Jasmani ’84. Hasilnya senam kesegaran Jasmnai ’84 lebih baik dalam meningatkan kesegaran jasmani dari pada senam Pagi Indonesia Serid D. Pada tahun 1988 dengan SK Menpora No. 0009/MENPORA/88, tanggal 7 Juli 1988 yang menjelaskan bahwa pada jam krida olahraga senam Kesegaran Jasmani ’88 sudah dapat dilaksanakan pada instansi-instansi pemerintah sebagai variasi latihan dan memperkaya senam yang telah ada. Itu berarti pada tahun 1988 tersebut telah ada senam yang baru ialah senam kesegaran jasmani ’88 yang telah diteliti pula oleh Endang Sri Retno dengan membandingkan manakah yang lebih baik antara senam kesegaran jasmani ’84 dan senam kesegaran jasmani ’88 dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Hasilnya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara senam kesegaran jasman’84 dengan senam kesegaran jasmani’88 dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Penggalakan senam kesegaran jasmani berlangsung terus yang kemudian disusul oleh senam-senam yang lain hingga sekarang dengan munculnya senam Nusantara.

Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan ketrampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olahraga. Lebih penting lagi senam lebih dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang melakukannya. Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani adalah orang yang cukup mempunyai kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan berarti (Endang Sri Retno,1989:8). Persoalannya adalah bagaimana senam dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan. Apalagi dengan bermacam-macam jenis senam yang sudah ada selama ini. Kalau beberapa penelitian terhadap senam terdahulu

(3)

ternyata dapat meningkatkan kesegaran jasmanai seseorang, bagaimanakah dengan senam yang baru-baru ini tersusun. Kiranya tidak ada salahnya apabila perlu dibuktikan lagi apakah senam-senam tersebut juga efektif dalam meningkatkan kesegaran jasmanai seseorang. Untuk itulah maka peneliti tertarik untuk mengambil kesempatan dengan hadirnya senam Nusantara menyusun karya penelitian dengan judul Kontribusi tingkat kesegaran jasmani terhadap kemampuan senam nusantara pada murid SD INPRES Cilalang Makassar.

METODE

Variabel penelitian ini ada dua variabel yang terlibat, yakni variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas yaitu Tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan (X1), Tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan (X2), Tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak (X3), Variabel terikat yaituKemampuan senam nusantara (Y). Teknik analisis data yang digunakan. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah murid SD INPRES Cilalang Makassar. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif banyak, maka peneliti membatasi dengan melakukan pemelihan secara acak dengan mempergunakan teknik “Simple Radom Sampling” dengan cara undian, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 20 murid SD INPRES Cilalang Makassar.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data empirik sebagai bahan untuk menguji kebenaran hipotesis. Lari 40 meter, tujuan : tes ini untuk mengukur kecepatan. Alat dan fasilitas : yang terdiri dari : 1) Lapangan : Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 40 meter dan masih mempunyai lintasan lanjutan, 2) bendera start, peluit, tiang pancang,

stopwatch, formulir dan alat tulis. Petugas tes: 1) Juru berangkat atau starter, 2) .Pengukur waktu merangkap pencatat hasil. Pelaksanaan: 1) Sikap permulaan : peserta berdiri dibelakang garis start. 2) Gerakan : pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. 3) Kemudian pada aba-aba “Ya” peserta lari

secepat mungkin menuju ke garis finis, menempuh jarak 40 meter. 4) Lari masih bisa diulang apabila: 1) Pelari mencuri start, 2) Pelari tidak melewati garis finis., 3) Pelari terganggu oleh pelari lain. Pengukuran waktu : Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finis. Pencatatan hasil : 1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40 meter dalam satuan waktu detik.2) Pengambilan waktu : satu angka dibelakang koma untuk stopwatch manual, dan dua angka dibelakang koma untuk stopwatch digital.

Baring duduk selama 30 detik. tujuan tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Alat dan fasilitas meliputi : Lantai / lapangan rumput yang rata dan bersih, Stopwatch, nomor dada, formulir dan alat tulis. Petugas tes: Pengamat waktu dan penghitung gerakan merangkap pencatat hasil. Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan : Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut 900, kedua tangan jari-jarinya bertautan diletakkan dibelakang kepala. 2) ) Petugas atau peserta yang lain memegang atau menekan pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat. 3) Petugas atau peserta yang lain memegang atau menekan pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat. Pencatatan Hasil: Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik. Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka 0 atau nol.

Loncat Tegak, tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif. Alat dan fasilitas meliputi : 1) Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding atau tiang, serbuk kapur putih. alat penghapus, nomor dada, formulir dan alat tulis. Jarak antara lantai dengan 0 atau nol pada skala yaitu : 100 cm lihat gambar. Petugas tes : Pengamat dan pencatat hasil. Pelaksanaan: 1) Sikap permulaan: Terlebih dahulu ujung jari peserta diolesi serbuk kapur atau magnesium, kemudian peserta bediri tegak dekat dengan dinding kaki rapat, papan berada disamping kiri peserta

(4)

atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dengan dinding diangkat atau diraihkan ke papan berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jari. 2) Gerakan : Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayunkan kebelakang lihat gambar 4. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. Gerakan ini diulangi sampai 3 kali berturut-turut. Pencatatan Hasil : Hasil yang dicatat adalah selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak, ketiga selisih raihan dicatat.

Tes Kemampuan Senam

Nusantara, alat yang digunakan berupa tape, Kaset senam Nusantara. Pelaksanaan: 1) Melakukan gerakan senam nusantara dimulai denga pemanasan, gerakan inti, dan gerakan pendinginan. 2) Gerakan dilakukan secara berurutan dengan tidak merubah gerakan yang ada. Penilaian : 1) Nilai 8, diberikan apabila gerakannya baik. 2) Nilai 7, diberikan apabila gerakannya tidak memenuhi teknik gerak. 3) Nilai 6, apabila pelaksanaan gerakannya tidak stabil, kurang rapi, tidak lancar. Juri atau petugas pengambil nilai senam nusantara adalah orang yang telah ditunjuk dan pernah

menjadi juri senam pada suatu pertandingan

Data yang terkumpul melalui tes masih merupakan data kasar. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik regresional dengan bantuan paket SPSS dalam komputer. Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi. Untuk analisis regresi terlebih dahulu dilakukan analisis normalitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov (KS-Z) dan program SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Analisis deskriptif (gambaran umum) data penelitian yang terdiri dari nilai tes tingkat kesegaran jasmani yang meliputi kecepatan, kekuatan, dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Tabel. Rangkuman hasil analisis deskriptif data tingkat kesegaran jasmani yang meliputi kecepatan, kekuatan, dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara murid SD INPRES Cilalang Makassar.

Nilai Statistik N Rata-rata Sum Minimal Maksimal Rentang

KEC 20 8.7655 175.31 7.15 10.18 3.03

KEK 20 14.7000 294.00 13.00 16.00 3.00

DL 20 26.8500 537.00 23.00 32.00 9.00

KSN 20 837.6500 16753.00 791.00 860.00 69.00

Gambaran data tingkat kesegaran jasmani yang meliputi kecepatan, kekuatan, dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara dapat dikemukakan sebagai berikut Kecepatan, diperoleh total nilai 175.31, rata-rata 8.7655, data minimal 7.15, data maksimal 10.18, rentang nilai 3.03. Kekuatan, diperoleh total nilai 294.00, rata-rata 14.7000, data minimal 13.00, data maksimal 16.00, rentang nilai 3.00. Daya ledak, diperoleh total nilai 537.00, rata-rata 26.8500, data minimal 23.00, data maksimal 32.00, rentang nilai 9.00. Kemampuan senam nusantara,

diperoleh total nilai 16753.00, rata-rata 837.6500, data minimal 791.00, data maksimal 860.00, rentang nilai 69.00.

Pengujian Normalitas Data. Suatu data penelitian yang akan dianalisis secara statistik harus memenuhi syarat-syarat analisis. Untuk itu setelah data tingkat kesegaran jasmani yang meliputi kecepatan, kekuatan, dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara pada penelitian ini terkumpul, maka sebelum dilakukan analisis statistik untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu normalitas

(5)

(Kolmogorov-Smirnov Z). Dari hasil uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov Z) yang dilakukan, diperoleh hasil sebagaimana

yang terlampir. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada rangkuman Tabel 2. berikut:

Variabel Absolut Positif Negatif KS-Z Asymp Ket

KEC 0.423 0.334 -0.196 1.496 0.423 Normal

KEK 0.227 0.176 -0.227 1.017 0.252 Normal

DL 0.140 0.140 -0.090 0.628 0.826 Normal

KSM 0.096 0.094 -0.096 0.428 0.993 Normal

Dari hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

smirnov menunjukkan hasil sebagai berikut

Kecepatan diperoleh nilai Asymp. Sig 0.432 (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data kecepatan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kekuatan diperoleh nilai Asymp. Sig 0.252 (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data Kekuatan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Daya Ledak diperoleh nilai Asymp. Sig 0.826 (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data daya ledak mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kemampuan senam nusantara diperoleh nilai Asymp. Sig 0.993 (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data

kemampuan senam nusantara mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.

Uji regresi antara data tingkat kesegaran jasmani yang meliputi kecepatan, kekuatan, dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara dengan menggunakan tehnik Regresi Pearson. Hasil analisis regresi akan dijelaskan sebagai berikut hasil Pengujian kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara. Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara. Dari pengolahan data regresi yang dilakukan dengan bantuan komputer melalui program SPSS Versi 16.00.

Variabel Β t0 P Keterangan

KEC (X1)

KSN (Y) 0.745 4.742 0.000 Signifikan

Hasil perhitungan regresi, diperoleh nilai β = 0.745 dengan nilai t hitung (to) = 4.742 (P < 0.05), berarti ada kontribusi yang signifikan tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara. Dengan demikian jika murid memiliki kecepatan yang baik akan memberikan

kontribusi terhadap kemampuan senam nusantara. Hasil Pengujian kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan senam nusantara.Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan senam nusantara.

Variabel β t0 P Keterangan

KEK (X2)

KSN (Y) 0.826 6.214 0.000 Signifikan

Hasil perhitungan regresi, diperoleh nilai β = 0.826 dengan nilai t hitung (to) = 6.214 (P < 0.05), berarti ada kontribusi yang signifikan tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan senam nusantara. Dengan demikian jika murid memiliki kekuatan yang baik akan memberikan

kontribusi terhadap kemampuan senam nusantara. Hasil Pengujian kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara.

(6)

Variabel β t0 P Keterangan

DL (X3)

KSN (Y) 0.723 4.437 0.000 Signifikan

Hasil perhitungan regresi, diperoleh nilai β = 0.723 dengan nilai t hitung (to) = 4.437 (P < 0.05), berarti ada kontribusi yang signifikan tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Dengan demikian jika murid memiliki daya ledak yang baik akan memberikan kontribusi terhadap kemampuan senam

nusantara. Hasil Pengujian kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Variabel Ro Fo P Keterangan KEC (X1) KEK (X2) DL (X3) KSN (Y) 0.862 15.386 0.000 Signifikan

Hasil perhitungan regresi ganda, diperoleh nilai R hitung (Ro) = 0.862 setelah dilakukan uji signifikasi dengan menggunakan uji F diperoleh F hitung = 15.386 (P < 0.05), berarti ada kontribusi yang signifikan tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Dengan demikian jika murid memiliki kecepatan, kekuatan, dan daya ledak yang baik akan memberikan kontribusi terhadap kemampuan senam nusantara.

Pengujian Hipotesis, Ada empat hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Keempat hipotesis tersebut harus diuji kebenarannya melalui data empiris. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji regresi (statistic parametrik) maka hasil seperti berikut 1). Ada kontribusi yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara. Hipotesis statistik yang akan diuji adalah H0 : βx1.y = 0, H1 : βx1.y ≠ 0. Hasil pengujian: Analisis data yang diperoleh nilai β = 0.745 dengan nilai t hitung (to) = 4.742 ( P < 0.05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada kontribusi yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara. Untuk nilai R Square = 0.555 berarti bahwa 55.50% kecepatan memberikan kontribusi terhadap

kemampuan senam nusantara. Sedangkan sisanya (100%-55.50%=44.50%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. 2). Ada kontribusi yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan senam nusantara. Hipotesis statistik yang akan diuji adalah H0 : βx2.y = 0, H1 : βx2.y ≠ 0, Hasil pengujian: Analisis data yang diperoleh nilai β = 0.826 dengan nilai t hitung (to) = 6.214 ( P < 0.05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada kontribusi yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan senam nusantara. Untuk nilai R Square = 0.682 berarti bahwa 68.20% kecepatan memberikan kontribusi terhadap kemampuan senam nusantara. Sedangkan sisanya (100%-68.20%=31.80%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. 3). Ada kontribusi yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Hipotesis statistik yang akan diuji adalah H0 : βx3.y = 0, H1 : βx3.y ≠ 0, Hasil pengujian: Analisis data yang diperoleh nilai β = 0.723 dengan nilai t hitung (to) = 4.437 ( P < 0.05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada kontribusi yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Untuk nilai R Square = 0.522 berarti bahwa 52.20% daya ledak memberikan kontribusi terhadap

(7)

kemampuan senam nusantara. Sedangkan sisanya (100% - 52.20% = 47.80%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. 4). Ada kontribusi yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Hipotesis statistik yang akan diuji adalah H0 : Rx123.y = 0, H1 : Rx123.y ≠ 0, Hasil pengujian: Analisis data yang diperoleh nilai R hitung = 0.862 dengan nilai F hitung = 15.386 ( P < 0.05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada kontribusi yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Untuk nilai R Square = 0.743 berarti bahwa 74.30% kecepatan, kekuatan, dan daya ledak memberikan kontribusi terhadap kemampuan senam nusantara. Sedangkan sisanya (100% - 74.30% = 25.70%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.

Pembahasan

Hasil-hasil analisis kontribusi antara ketiga variable bebas terhadap variabel terikat dalam pengujian hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini.

Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara. Hasil ini menunjukkan bahwa kecepatan merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kemampuan senam nusantara. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai kecepatan tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan senam nusantara yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai kecepatan yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan senam nusantara yang kurang baik pula.

Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan senam nusantara. Hasil ini menunjukkan bahwa kekuatan merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kemampuan senam nusantara. Hal ini mengandung makna

bahwa, apabila nilai kekuatan tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan senam nusantara yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai kekuatan yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan senam nusantara yang kurang baik pula.

Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Hasil ini menunjukkan bahwa daya ledak merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kemampuan menendang senam nusantara. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai daya ledak tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan senam nusantara yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai daya ledak yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan senam nusantara yang kurang baik pula.

Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan dan daya ledak merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kemampuan senam nusantara. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai kecepatan, kekuatan, dan daya ledak tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan senam nusantara yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai kecepatan, kekuatan, dan daya ledak yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan senam nusantara yang kurang baik pula.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan uraian pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1). Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan terhadap kemampuan senam nusantara muird SD INPRES Cilalang Makassar. 2). Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kekuatan terhadap kemampuan

(8)

senam nusantara muird SD INPRES Cilalang Makassar. 3). Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara muird SD INPRES Cilalang Makassar. 4). Ada kontribusi tingkat kesegaran jasmani ditinjau dari kecepatan, kekuatan, dan daya ledak terhadap kemampuan senam nusantara muird SD INPRES Cilalang Makassar.

Saran

Kepada para pembina maupun pelatih senam irama, direkomendasikan bahwa kiranya dalam upaya meningkatkan kemampuan senam nusantara, hendaknya perlu memperhatikan unsur-unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti kecepatan, kekuatan, dan daya ledak. Bagi siapa saja yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar melibatkan variabel lain yang relevan dengan penelitian ini agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk memperkaya khasanah disiplin ilmu keolahragaan, khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan senam nusantara.

DAFTAR RUJUKAN

Ardle, Mc., Katch, WD, F.I., Klatch, 1981, Exercise Physiology :

Energy, Nutrision an Human

Performance, Lea Febinger,

Philadelphia

Bompa TO, 1990. Theory and Methodology of Training. 1st ed., IOWA Kirkendall/Hunt. Pub. Company. pp. 263-265, 318-321. Bompa TO, 1994. Theory and Metodology

of Training : the Key to Athletic

Performance. Dubuque lowa :

Kendal/Hunt Publishing Company. pp. 2-14,

Berty Tilarso, 2000, Sehat dan Bugar

Sepanjang Usia Dengan Senam,

Semarang: Seminar dan Lokakarya

Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda. 1971. Senam Kesegaran Jasmani. Jakarta.1972. Senam Kesegaran Jasmani Untuk Pria dan Wanita,

Jakarta : Depdikbud. Direktorat Keolahragaan Ditjen Disklesepora Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Senam Kesegaran Jasmani Usia SD. Jakarta.

Dumadi. 1990. Dasar-Dasar Penelitian

Pendidikan. Semarang : IKIP

Semarang.

Dangsina, Moeloek. 1984. Kesehatan

Olahraga. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Depdikbud. 1998. Kamus Umum Bahasa

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Endang Sri Retno, 1989 , Perbandingan Pengaruh Antara Latihan Senam Kesegaran Jasmani ’84 dengan Senam Kesegaran Jasmani ’88 Di dalam Peningkatan Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra SMA

Theresiana Salatiga Tahun

Pelajaran 1988/1989, Semarang :

FPOK IKIP Semarang

Fox, E.L. Mathew, DK, 1981, The Physiology Basis of Education

and Athletics, Philadelphia,

Ssanders College Publishing Gabbard, C, Le Blanc E. Lowy, S. 1987,

Physical Education for Children

Building The Foundation, New

Yersey Printice Hall Inc Englewood Cliffs

GBHN, 1993. Bahan Referensi Penataran P-4, Jakarta. PKJR Depdikbud. 1995. Tes Kesegaran Jasmani

Indonesia Umur 10-12 Tahun.

Jakarta.Hadi, Soetrisno, 1988

Metodologi Research I, II dan IV

Yogyakarta : Andi Offset

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok

Materi Statistika. Statistik

Inferensial. Jakarta: Bumi Aksara.

Sajoto M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik

Dalam Bidang Olahraga.

Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta. Sumosardjono Sadoso.1987. Petunjuk

Praktis Kesehatan Olahraga. PT.

Gramedia Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sadoso Sumosardjuno, 1992.

Pengetahuan Praktis Kesehatan

Dalam Olahraga. Jakarta :

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini Madrasah Aliyah Al-Azhaar Ummu Suwanah memiliki jaringan komputer berupa Wireless Local Area Network (WLAN) yang menggunakan koneksi internet dari modem

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) pembelajaran metode role playing memiliki dampak positif dalam meningkatkan

Kesimpulan dalam penelitian ini ialah (1) Karakteristik anggota lebih banyak anggota yang berjenis kelamin perempuan dengan golongan umur produktif akhir serta bekerja berwirausaha

Sedangkan sebanyak 11 orangtua (37,93%) atau hampir sebagian bentuk penyesuaian ABK dalam hidupnya sebagian besar tergantung pada penyesuaian yang sehat dari Bapak

Korelasi Variabel Suhu Udara, Kecepatan Angin dan Kendaraan Bermotor dengan Variabel Karbon Dioksida (CO 2 ) di Jalan Adi Soemarmo Pada Pagi Hari ...78 3.3.1.1.2..

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari responden kehadiran tikus berdasarkan lokasi rumah, ditunjukkan bahwa pemukiman pada lokasi A dan B kehadiran tikus merata karena

Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media Mampu membuat hasil karya seni dengan berbagai media Banglarangan MengetahuiC. Kepala TK

Hal yang pelu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas pelayanan antara lain : (1) Lebih memaksimalkan papan pengumuman yang ada agar segala informasi dapat