• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DAN

ANALISA DAN

PEMBAHASAN

(2)

STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik Deskriptif Data Polusi Udara

Variabel

Total

Total Non

Mising

Total

Mising

Mean

Standar

deviasi

Minimum

Maksi-mum

PM10

1096

940

156

54.903

21.154

11.48

311.96

CO

1096

1053

43

1.2347

0.5246

0.1

4.46

O3

1096

1071

25

64.5

38.42

17.77

723.19

(3)

MISSING OBSERVATIONS

Pada data terdapat beberapa data yang hilang (missing observations)

U t k

i

l h t

b t di

k

t d i

t i

Untuk menangani masalah tersebut, digunakan metode imputasi

yang terdapat pada paket statistika SAS

Perbandingan Metode imputasi

Metode

MSE

MEAN

374,7

,

MIN

595

MAX

8098

MSE terkecil yaitu dengan menggunakan metode MEAN

untuk tahap selanjutnya, data yang hilang diganti

.

dengan rata-rata dari data polusi udara pada

tiap-tiap variabel.

(4)

PEMODELAN DATA POLUSI UDARA

Pemodelan Data Polusi Udara

Setelah diregresikan antara variabel independent (X) dan variabel

dependent (Y) diperoleh model sebagai berikut :

dependent (Y), diperoleh model sebagai berikut :

dimana t= 1, 2, ….,1096.

Nilai estimasi dari tiap-tiap variabel diberikan pada tabel berikut:

Prediktor

Koefisien

SE

T

P

Constant

47,444

1,521

31,20

0,000

Variabel yang tidak signifikan dikeluarkan dari model dan dilakukan

,

,

,

,

CO

6,024

1,139

5,29

0,000

O

3

0,00465

0,01542

0,30

0,763

Variabel yang tidak signifikan dikeluarkan dari model, dan dilakukan

pemodelan regresi yang melibatkan variabel yang berpengaruh.Sehingga,

diperoleh model untuk polusi udara di Kota Surabaya adalah sebagai

berikut:

(5)

PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL

Asumsi residual dalam analisis regresi meliputi uji

independen identik dan berdistribusi normal (0

σ

2

)

™

Uji Asumsi Independen

independen, identik dan berdistribusi normal (0,

σ

).

Dengan melihat hasilnya, nilai Durbin-Watson akan kecil jika terdapat

korelasi positif, dan besar jika terdapat korelasi negatif.

Sehubungan dengan data di atas, maka dengan bantuan MINITAB 14

diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar

1.0663

. dengan nilai

d

L

=1,8988772

dan nilai

d

U

=1,9025316

. Karena nilai

d

W

< d

L

, maka

tolak H

0

, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual terdapat

autokorelasi atau asumsi independen tidak terpenuhi.

Selain menggunakan Uji Durbin-Watson, keberadaan autokorelasi

(6)

PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL (2)

™

Uji Asumsi Independen

Autocorrelation F unction for R ES IDUAL

n

1.0 0.8 0.6 0.4

(w ith 5% significance lim its for the autocorrelations)

Au to co rr e la ti o n 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 0 6 Lag 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 1 -0.6 -0.8 -1.0

(7)

PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL (3)

™

Uji Asumsi Identik

Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan

melihat

scatter plot

dari varians residual tersebut. Jika dari

scatter plot

terlihat bahwa penyebaran residual tidak teratur, maka dapat

disimpulkan bahwa varian homoskedastisitas atau asumsi dipenuhi.

Berikut ditampilkan output

residual versus fit

untuk mengetahui

(8)

PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL (4)

™

Uji Asumsi Identik

Residuals Versus the Fitted Values

(response is PM10) si d u a l 10.0 7.5 5.0 St a n d a rd iz e d R e 2.5 0.0 Fitted Value 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 -2.5 -5.0

(9)

PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL (5)

™

Uji Asumsi Berdistribusi Normal

Selanjutnya, asumsi lain yang perlu dipenuhi adalah residual

berdistribusi normal. Berikut merupakan Probability Plots dari

residual.

99.99

Mean 1.789388E-13 StDev 19.34

Probability Plot of RESI2

Normal P erc e n t 99 95 80 50 <0.005 N 1096 AD 10.084 P-Value P 20 5 1 0.01 RESI2 300 200 100 0 -100

(10)

PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL (5)

Dari beberapa pengujian asumsi di atas, hanya asumsi identik yang

terpenuhi sehingga residual dari model regresi tersebut perlu dianalisis

terpenuhi, sehingga residual dari model regresi tersebut perlu dianalisis

lebih lanjut.

Plot ACF menunjukkan bahwa masih terdapat lag-lag yang

signifikan yang dapat diartikan bahwa masih terdapat pengaruh residual

signifikan yang dapat diartikan bahwa masih terdapat pengaruh residual

pada periode pengamatan saat ini (

t

) dengan residual pada pengamatan

sebelumnya (

t

-

k

). Selanjutnya residual dari model regresi dimodelkan

dengan pemodelan timeseries.

dengan pemodelan timeseries.

Pada penelitian kali ini akan dilakukan pemodelan pada residual

dengan pendekatan ARIMA dan ARFIMA. Model yang terbaik adalah

model yang menghasilkan kesalahan yang lebih kecil.

(11)

PEMODELAN ARIMA

Tahap ini meliputi identifikasi model, penaksiran parameter, uji

diagnostik, pemilihan model terbaik dan peramalan.

™

Identifikasi Model

Pertama-tama, data dibagi dua menjadi data

in sample

dan

out sample

.

Pada umumnya, tahapan identifikasi yang pertama kali dilakukan

dalam pemodelan

time series

adalah melihat plot

time series in sample

.

T im e S e r ie s P lo t o f Ins a m p le sam p le 2 5 0 2 0 0 1 5 0 1 0 0 In s 1 0 8 0 9 7 2 8 6 4 7 5 6 6 4 8 5 4 0 4 3 2 3 2 4 2 1 6 1 0 8 1 5 0 0 - 5 0 In d e x

(12)

PEMODELAN ARIMA(2)

ARIMA mengasumsikan kondisi stasioner, sehingga perlu diuji

stasioner dalam varian dan mean Dilihat dari TS plot dan ACF Plot

stasioner dalam varian dan mean. Dilihat dari TS plot dan ACF Plot

terlihat bahwa data telah stasioner dalam varian dan mean. Untuk

menguji kestasioneran dalam mean digunakan uji

Dickey Fuller

dengan

dengan

Didapatkan hasil sebagai berikut :

Prediktor

Koefisien

SE Koefisien

T

P value

Sehingga data telah stasioner, sebab

δ

signifikan dengan alpha 0.05.

Prediktor

Koefisien

SE Koefisien

T

P_value

Y

t-1

-0,54331

0,02708

-20,06

0,000

(13)

PEMODELAN ARIMA(3)

Karena residual model regresi sudah stasioner dalam mean dan varian,

maka dapat dilakukan penentuan orde dari model AR atau MA Berikut

maka dapat dilakukan penentuan orde dari model AR atau MA. Berikut

adalah plot ACF dan PACF dari residual regresi.

Autocorrelation Function for Insample

(with 5% significance limits for the autocorrelations) Partial Autocorrelation Function for Insample(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

cor re la ti o n 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0 2 u tocor re la ti o n 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0 2 Lag Au to c 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 1 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 Lag P a rt ia l A 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 1 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0

Plot ACF dan PACF residual Regresi

Sehingga, dapat dilakukan pendugaan model yaitu :

ARIMA ([1 2 3 5 8 9 11 12] 0 0)

(14)

PEMODELAN ARIMA(4)

Penaksiran Parameter dan Uji Signifikansi Parameter

Setelah diperoleh model dugaan, selanjutnya dilakukan pengujian

signifikansi parameter model. Taksiran parameter dari model serta

s g

s p

e e

ode

s

p

e e d

ode se

pengujian

signifikansi

parameter

adalah

ARIMA

([1,2,3,5,8,9,11,12],0,0). Setelah diestimasi dan dilakukan pengujian

signifikansi parameter, terdapat parameter yang tidak signifikan.

signifikansi parameter, terdapat parameter yang tidak signifikan.

Parameter yang tidak signifikan dikeluarkan dari model satu persatu

dimulai dari yang memiliki nilai

p_value

terbesar.

(15)

SIGNIFIKANSI PARAMETER ARIMA

Sehingga diperoleh model yang semua parameternya signifikan yaitu model

ARIMA ([1,2,5,12],0,0). Estimasi dan pengujian signifikansi parameter model

ARIMA ([1 2 5 12] 0 0) ditampilkan pada berikut

ARIMA ([1,2,5,12],0,0) ditampilkan pada berikut.

Tabel. Estimasi Parameter untuk Model ARIMA ([1,2,5,12],0,0)

Parameter

Estimasi

T_hit

P_value

φ

1

0,37403

12,44

<0,001

φ

2

0,09073

2,98

0,0029

φ

3

0,11098

3,99

<0,001

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa semua parameter untuk model ARIMA

([1 2 5 12] 0 0) i ifik

d

5%

φ

4

0,11651

3,84

0,001

(16)

CEK DIAGNOSA RESIDUAL ARIMA

Cek Diagnosa

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap residual dari model, yaitu uji

p

p g j

p

, y

j

white noise

yaitu residual bersifat identik dan independen serta pengujian

terhadap asumsi kenormalan residual.

™

Uji Asumsi White Noise

Pengujian yang digunakan untuk uji asumsi independensi adalah Ljung

B

(17)

CEK DIAGNOSA RESIDUAL ARIMA(2)

Tabel Nilai Statistik Uji Chi-Square Residual Model ARIMA

([1,2,5,12],0,0)

Lag

p_value

Kesimpulan

6

4,76

0,0925

Gagal Tolak Ho

12

11,57

,

0,1714

,

Gagal Tolak Ho

g

18

13,18

0,5127

Gagal Tolak Ho

24

16,21

0,7033

Gagal Tolak Ho

30

20 10

0 7869

Gagal Tolak Ho

30

20,10

0,7869

Gagal Tolak Ho

36

28,64

0,6371

Gagal Tolak Ho

42

32,26

0,7314

Gagal Tolak Ho

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa dari residual ARIMA ([1,2,5,12],0,0)

48

40,10

0,6396

Gagal Tolak Ho

memenuhi asumsi

white noise

karena semua

p-value

lebih besar dari

(18)

CEK DIAGNOSA RESIDUAL ARIMA(3)

Pengujian Kenormalan Residual

Hasil perhitungan

Kolmogorov-Smirnov

dengan tingkat signifikansi kesalahan

5% untuk pengujian kenormalan residual dapat dilihat pada Tabel berikut.

Pengujian Kenormalan Residual untuk Model

Model

Statistik Uji D

p-value

ARIMA

0 09659

0 0100

nilai

p value

untuk uji

Kolmogorov-Smirnov

(<0,0100) lebih kecil dari

α

=5%,

([1,2,5,12],0,0)

0,09659

<0,0100

nilai

p_value

untuk uji

Kolmogorov Smirnov

( 0,0100) lebih kecil dari

α

5%,

maka dapat disimpulkan bahwa residual untuk model ARIMA ([1,2,5,12],0,0)

(19)

MODEL ARIMA TERBAIK

Model terbaik untuk residual regresi adalah model

ARIMA ([1,2,5,12],0,0)

AIC sebesar 9159,503 dan MSE out sample sebesar 537.5336

residual model ARIMA ([1 2 5 12] 0 0) tidak memenuhi asumsi

residual model ARIMA ([1,2,5,12],0,0) tidak memenuhi asumsi

normal karena terdapat outlier

250

Time S eries Plot of Aktual, R amalan O utsample

a ta 250 200 150 100 Variab le A k tu al Ramalan O u tsamp le D a 100 50 0 -50 Inde x 990 880 770 660 550 440 330 220 110 1 50

(20)

PEMODELAN ARFIMA

2000000

1500000

Time Series Plot of periodogram

1.0 0.8 0 6

Autocorrelation Function for Insample (with 5% significance limits for the autocorrelations)

p e ri od og ra m 1000000 500000 Au to co rr e la ti o n 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 0 6 Index 495 440 385 330 275 220 165 110 55 1 0 Lag 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 1 -0.6 -0.8 -1.0

( )

(b)

Long memory dapat dilihat dari plot ACF yang autokorelasinya

turun lambat secara hiperbolik

(a)

(b)

Selain itu dengan melihat bentuk periodogram. Bentuk

periodogram yang meningkat menuju nilai yang sangat besar

tetapi berhingga untuk frekuensi yang semakin mendekati nol

(Gambar (b)) menunjukkan adanya ketergantungan jangka

(21)

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARFIMA

Langkah-langkah:

1. estimasi nilai d.

™

Pada penelitian ini ditentukan terlebih dahulu nilai

parameter differencing d pada data keseluruhan (data

in sample), sehingga dalam estimasi parameter dari

model-model awal ARFIMA menggunakan nilai d yang

sama.

™

Data in sample residual regresi memiliki nilai d sebesar

0.331096. Ini dilihat dari nilai p_value = 0,000 yang

lebih kecil dari nilai .

2. Estimasi aspek jangka pendek yaitu parameter p

dan q dilihat dari plot ACF

(22)

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARFIMA (2)

No

Model

φ

φ

φ

θ

No

ARFIMA

φ

1

φ

2

φ

3

θ

1

1

1,d, 1]

, , ]

-0,880165

0.919562

[0.000]

[0.000]

2

[1,2],d, 1

0.720971

[0 000]

-0.577182

[0 059]

-0.688728

[0 000]

[0.000]

[0.059]

[0.000]

3

[1,2,3],d, 1

0,686064

[0 003]

-0,0503132

[0 183]

-0,0110528

[0 744]

-0,654334

[0 000]

[0,003]

[0,183]

[0,744]

[0,000]

(23)

UJI ASUMSI RESIDUAL ARFIMA (1, d, 1)

Model ARFIMA

Normal

ARCH 1-1

Portmanteau

ARFIMA

[0 000]**

[0.0183]*

[0 8670]

ARFIMA

(1,d, 1)

[0.000]

[

]

[0.8670]

Residual untuk model ARFIMA (1 d 1)

Residual untuk model ARFIMA (1,d, 1)

(24)

MODEL ARFIMA TERBAIK

AIC

9159,00399

MSE outsample

280,337

AIC

9159,00399

MSE outsample

280,337

Pada ARFIMA (1,d,1)

tidak memenuhi asumsi normal

,

sehingga analisis dilanjutkan dengan pendeteksian

outlier.

(25)

PEMODELAN ARIMA DENGAN DETEKSI

OUTLIER

Outlier pada data menyebabkan ketidaknormalan.

Outlier dapat dideteksi dengan menggunakan Boxplot

P d

liti

i i di

bil d

b

h

tli

li

Pada penelitian ini, di ambil dua buah outlier yang paling

ekstrim yaitu data ke-

804

dan data ke-

1070

.

Boxplot of R esi 250 200 150 1070 Boxplot of R esi Re si 150 100 50 1059 1045 1043 1039 907 898 893 892 891 854 851 827 825 824 816 806 804 803 787 782 756 753 738 711 706 669 616 458 455 437 411 392 374 278 202 154 125 103 67 63 46 20 18 0 -50 -100 1073 1072 1071 942 909 899 896 843 828 810 805 707 617 575 515 460 388 129 00

(26)

SIGNIFIKANSI PARAMETER ARFIMA

Parameter

Estimasi

t-hit

P_value

φ

-0 800973

-7,15

0 000

φ

1

-0,800973

,

0,000

θ

1

0,849818

8,60

0,000

92 1031

6 04

0 000

92,1031

6,04

0,000

Model di atas sudah memenuhi asumsi white noise dan homogenitas

tetapi belum memenuhi asumsi distribusi normal

Persamaan model ARFIMA (1,d, 1) dapat dituliskan

sebagai berikut

g

AIC

9125 61531 dan MSE sebesar 271 304

(27)

HISTOGRAM RESIDUAL ARFIMA

A nderson-Darling Normality Test

A -Squared 19.98 P-V alue < 0.005 Mean 0.173

Summary for REsi5

V ariance 271.524 Skew ness 3.4151 Kurtosis 46.9632 N 1080 M inimum -62.447 1st Q uartile -8.353 Median -0.551 StDev 16.478 250 200 150 100 50 0 -50 3rd Q uartileMaximum 246.4906.889 95% C onfidence Interv al for Mean

-0.811 1.156 95% C onfidence Interv al for Median

-1.114 0.068 95% C onfidence Interv al for StDev 9 5 % Confidence Inter vals

Median Mean 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 15.811 17.204 9 5 % Confidence Inter vals

Ketidaknormalan data juga dapat dilihat dari nilai kurtosis yaitu

46,9632

(berdistribusi normal bila nilai kurtosis adalah nol).

Pada penelitian ini, residual model ARFIMA (1,d,1) dengan outlier t=804

p

,

( , , )

g

memiliki kurtosis positif, yang biasa disebut dengan

leptoturtic

(28)

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN

ARFIMA

Model

AIC

MSE

ARIMA ([1,2,5,12],0,0)

9259,903

537,5336

ARIMA ([1,2,5,12],0,0)

9259,903

537,5336

ARFIMA (1,d, 1) dengan outlier

t

=804

9125,61531

271,304

t

=804

model regresi untuk pemodelan polusi udara

(29)

KESIMPULAN

1.

Metode yang paling baik untuk mengatasi missing observations

pada data penelitian ini adalah metode

MEAN

jika dibandingkan

dengan metode MINIMUM dan MAKSIMUM.

2.

Berdasarkan perhitungan MSE model regresi dengan error,

kombinasi model regresi dan ARFIMA memberikan nilai MSE yang

jauh lebih kecil dibandingkan model dengan kombinasi regresi dan

ARIMA, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dengan

ARFIMA merupakan metode terbaik untuk memodelkan polusi

udara di Kota Surabaya

udara di Kota Surabaya

3. Model terbaik yang diperoleh adalah model ARFIMA(1,d, 1)

dengan outlier t=804

(30)

SARAN

Saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian

Saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian

selanjutnya adalah dengan menambah variabel

prediktor untuk mendapatkan pemodelan yang lebih

(31)

DAFTAR PUSTAKA

™ Dahlhaus, R., 1995. Efficient location and regression estimation for long range dependent regression

models. Ann.Statist. 23, 1029–1047.

™ Doornik, J. A. dan Ooms, M. (2001) Computational Aspects of Maximum Likelihood Estimation of

Autoregressive Fractionaly Integrated Moving Average models. Nuffield College, University of Oxford, Oxford OXI 1NF, UK and Departemen of Econometrics, Free University of Amsterdam 1081 HV Amsterdam,

T N d l d

Te Nederlands.

™ Granger, C. W. J. (1980), An Introduction to Long-Memory Time Series Models and Fractional Differencing.

Journal of Time Series Analysis, 1, 15-39

™ Hall, P., Lahiri, S.N. dan Polzehl, J., 1995. On bandwidth choice in nonparametric regression with both short

and longrange dependency errors. Ann. Statist. 23, 1921–1936.

™ Hanea, R., 2005. Data assimilation Concept and the Kalman Filter Approach for an Atmospheric Application.

Bahan RWS, TU Delft.

™ Hauser, M. A. (1998). Maximum Likelihood Estimators for ARMA and ARFIMA Models : A Monte Carlo Study.

University of Econometrics and Business Administraton, Department of Statistics, Vienna. ™

™ Iglesias, P., Jorquera, H., dan Palma, W. (2005). Data Analysis Using Regression Model with Missing

Observations and Long-memory: An Application Study. Journal of Computational Statistics and Data g y pp y p

Analysis 50, 2028–2043. ™

™ Irhamah. (2001). Perbandingan Metode – metode Pendygaan Parameter Model ARFIMA. Tesis Magister

(tidak dipublikasikan). Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. ™

™ John H R 1971 Spectrum Estimation With Missing Observations Air Force Office of Scientific Research

™ John, H.R., 1971. Spectrum Estimation With Missing Observations. Air Force Office of Scientific Research,

Office of Aerospace Research, United Related Fields 95, 538-553. ™

™ Koul, H.L. dan Mukherjee, K., 1993. Asymptotics of R-, MD- and LAD estimators in linear regression with

long range dependent errors. Probab. Theory Related Fields 95, 538–553. ™

(32)

DAFTAR PUSTAKA

™ Lardic S. dan Mignon V. (2003). The Exact Maximum Likelihood Estimation of ARFIMA Processed and Model

Selection Criteria: A Monte Carlo Study. MODEM- CNRS, University of Paris X. ™

™ Palma, W. dan Chan, N.H., 1997. Estimation and forecasting of long-memory processes with missing values.

J. Forecasting 16, 395–410. ™

™ Palma, W. dan Del Pino, G., 1999. Statistical analysis of incomplete long-range dependent data. Biometrika

86, 165–172. ™

™ Robinson, P.M. dan Hidalgo, F.J., 1997. Time series regression with long-range dependence. Ann. Statist.

25, 77–104. 25, 77 104. ™

™ Sowell, F., 1992. Maximum likelihood estimation of stationary univariate fractionally integrated models. J.

Econometrics 53, 165–188 ™

™ Wei, W.W.S. (1990), Time Series Analysis.Canada: Addison Wisley Pubblishing Company.

™ Widarjono, A., 2007. Ekonometrika. Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonisia. Yogyakarta.

™

™ Yajima, Y., 1988. On estimation of a regression model with long-memory stationary errors. Ann. Statist. 16,

791–807. ™

™ Yajima,Y. dan Nishino, H., 1999. Estimation of the autocorrelation function of a stationary time series with

™ Yajima,Y. dan Nishino, H., 1999. Estimation of the autocorrelation function of a stationary time series with

Gambar

Tabel Nilai Statistik Uji Chi-Square Residual Model ARIMA  ([1,2,5,12],0,0)

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor terkait aspek biaya merupakan hal yang penting pada pengembangan perencanaan transportasi sepeda motor yang masih susah untuk diprediksi secara presisi

a) Pengembangan karier ASN yang dilaksanakan di Kabupaten Nias Utara belum dapat dilaksanakan dengan baik yang ditandai dengan kepedulian pemerintah terhadap

Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi, Segera setelah lahir terjadi edema,  bentuk distensi untuk beberapa hari, struktur

Sistem yang dibuat berupa aplikasi computer based test (CBT) seleksi tes penerimaan peserta didik baru MTs NU TBS Kudus yang dibuat untuk 3 orang user

mengandung minyak atsiri yang tersusun atas senyawa sulfida bersifat antibakteri yang dapat mematikan bakteri mulut termasuk Streptococcus mutans penyebab karies

Dari informasi yang telah diberikan oleh informan selaku masyarakat desa yang merasakan proses kegiataan tersebut, diketahui bahwa semaksimal mungkin usaha pemerintah dalam

Dalam peninjauan kembali mata kuliah, maka mata kuliah pada kurikulum BKI lama dapat digunakan jika relevan dengan kompetensi yang ditetapkan.. Dalam menyusun mata kuliah dan