• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (y-on-y) tumbuh sekitar 4,78 persen. Sedangkan secara kumulatif hingga triwulan III-2014 (c-to-c), perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 5,01 persen. Besaran PDRB atas Dasar Harga Berlaku pada triwulan III-2014 mencapai Rp 24,64 triliun atau setara Rp. 10,2 triliun jika dihitung atas dasar harga konstan 2000.

 Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (qtoq) adalah sektor pertanian 14,33 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 6,14 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi 5,61 persen. Sementara untuk pertumbuhan tahunan (y-on-y) adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8,46 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,22 persen, serta sektor jasa-jasa 8,06 persen.

 Struktur perekonomian pada triwulan ini masih didominasi oleh sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor perdagangan, hotel & restoran, dengan kontribusi masing-masing sebesar 22,21 persen, 19,25 persen, dan 17,03 persen.

 Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

 Momentum Ramadhan dan Idul Fitri meningkatkan nilai konsumsi rumah tangga, sementara konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sehubungan dengan realisasi anggaran, terutama realisasi gaji ke-13.

 Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara.

No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014

PERTUMBUHANEKONOMIKALIMANTANSELATANTRIWULANIII-2014

1.

Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha

Memasuki triwulan III-2014 perekonomian global masih diselimuti perlambatan. Negara-negara mitra dagang Indonesia seperti Tiongkok dan India belum mengalami perbaikan ekonomi secara siginifkan. Akibatnya geliat ekonomi di kancah regional, termasuk di Kalimantan Selatan sedikit banyak juga terpengaruh, mengingat sebagian besar perekonomiannya ditentukan oleh sektor yang bergantung pada permintaan pasar dunia. Secara nominal, PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) Kalimantan Selatan pada triwulan III mencapai 24,64 triliun rupiah, atau jika dihitung atas dasar harga konstan (ADHK) 2000 sebesar 10,2 triliun rupiah.

Tiga sektor terbesar yang membentuk wajah perekonomian Kalimantan Selatan masih ditempati oleh sektor pertanian dengan besaran PDRB ADHB mencapai 5,47 triliun. Kemudian sektor pertambangan dan penggalian 4,74

(2)

triliun serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 4,20 triliun rupiah. Boleh dikatakan bahwa perekonomian Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor primer. Terangkatnya sektor perdagangan, hotel dan restoran pada dasarnya lebih didorong oleh pergerakan kedua sektor primer tersebut. Permasalahan muncul tatkala komoditas unggulan yang menjadi trigger ekonomi daerah berada dalam kondisi yang kurang baik, sehingga sisi permintaan domestik kemudian akan menjadi satu-satunya tumpuan.

Tabel 1.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

Triw I-2014 Triw II-2014 Triw III-2014 Triw I-2014 Triw II-2014 Triw III-2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

2,862,117.23 4,697,213.27 5,472,842.45 1,420,196.41 2,322,103.49 2,654,788.35 2 Pertambangan dan Penggalian 4,701,803.23 4,722,059.96 4,743,622.97 1,882,472.28 1,892,094.72 1,903,056.67 3 Industri Pengolahan 1,941,352.25 2,008,108.77 2,078,557.92 929,703.99 943,309.63 958,393.37 4 Listrik Gas dan Air Bersih 125,524.12 130,910.90 136,175.81 48,269.75 49,614.67 50,727.12 5 Konstruksi 1,305,937.33 1,392,437.80 1,473,842.85 541,179.85 568,759.83 592,147.41 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,597,528.75 3,868,008.27 4,196,057.09 1,524,403.88 1,604,538.58 1,703,042.92 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,945,576.86 2,013,822.94 2,173,660.78 837,071.38 850,521.59 898,199.53 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1,227,426.91 1,252,015.20 1,305,474.06 419,651.00 425,519.45 438,676.92 9 Jasa-Jasa 2,649,382.50 2,832,624.46 3,057,601.93 907,633.70 948,316.50 999,869.17 PDRB Dengan Migas 20,356,649.19 22,917,201.56 24,637,835.87 8,510,582.23 9,604,778.46 10,198,901.46 PDRB Tanpa Migas 20,180,022.32 22,739,136.82 24,458,399.03 8,408,765.91 9,502,774.07 10,096,719.11

2.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2014

Pada triwulan III 2014, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 6,19 persen, mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi tertinggi diraih oleh sektor pertanian yaitu 14,33 persen. Kendati tidak sebesar triwulan II, panen padi dan palawija masih terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Selatan. Bulan Agustus 2014 kebetulan merupakan masa panen raya beras lokal. Pada subsektor perkebunan, tanaman kelapa sawit juga mulai menghasilkan, meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Kinerja subsektor perikanan sedikit terdongkrak berkaitan dengan naiknya permintaan untuk memenuhi kebutuhan di bulan puasa dan menjelang lebaran.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sekira 6,14 persen, lebih cepat dibandingkan triwulan II. Fenomena ramadhan dan lebaran mendorong transaksi perdagangan bergerak cepat. Konsumsi makanan dan pakaian meningkat drastis, terutama snack dan berbagai kebutuhan pokok. Pasar swalayan dan mall pun mendulang keuntungan maksimal, di mana jumlah pengunjung melonjak saat ramadhan dan menjelang lebaran. Okupansi hotel juga membaik sebagai respon atas banyaknya orang berlibur, meskipun pertambahannya cenderung moderat. Di saat yang sama, agenda buka puasa bersama cukup marak, sehingga tidak mengherankan apabila pergerakan subsektor restoran relatif cepat.

(3)

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor (persen)

Sektor Triw I s/d Triw III 2014 terhadap

Triw I s/d Triw III 2013

Triw III-2014 terhadap Triw III-2013 Triw III-2014 terhadap Triw II-2014

c-to-c y-o-y q-to-q

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 2.74 2.16 14.33 2. Pertambangan dan Penggalian 0.76 1.43 0.58 3. Industri Pengolahan 4.73 4.91 1.60 4. Listrik dan Air Bersih 6.09 6.28 2.24 5. Konstruksi 7.51 7.60 4.11 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.75 8.22 6.14 7. Angkutan dan Komunikasi 7.06 6.51 5.61 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 8.35 8.46 3.09 9. Jasa-jasa 8.46 8.06 5.44

PDRB dengan Migas 5.01 4.78 6.19

Triwulan III ibarat masa indah bagi sektor angkutan dan komunikasi. Angkutan darat, laut dan udara mengalami peningkatan karena arus mudik lebaran dan distribusi barang menjelang lebaran. Pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi pada triwulan III mencapai 5,61 persen, di mana subsektor angkutan darat serta angkutan udara mengemas pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar 7,31 persen.

Adanya peningkatan belanja pemerintah (pegawai, barang dan jasa dan transfer sosial) dan beberapa honor yang berkaitan dengan kegiatan mendorong meningkatnya NTB pemerintahan. Pencairan gaji ke 13 termasuk kenaikan gaji semakin mempercepat perputaran aktivitas subsektor pemerintahan. Kinerja sektor hiburan dan rekreasi juga membaik berkaitan dengan adanya libur lebaran. Fenomena-fenomena tersebut termanifestasi dalam pertumbuhan sektor jasa yang mencapai 5,44 persen, lebih cepat dibandingkan triwulan II.

Sementara itu permintaan batubara dari pasar dunia masih belum sepenuhnya membaik. Di sisi lain kompetitor produsen batubara sudah mulai terlihat, di antaranya dari Amerika Serikat dan Australia, yang otomatis menyebabkan pasokan kian melimpah. Namun demikian, perusahaan pertambangan masih terus berupaya untuk bertahan dengan cara meningkatkan produksi sehingga margin terjaga di tengah keterpurukan harga. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yang sebesar 0,58 persen (q-to-q) pada gilirannya menjadi sebuah capaian optimal.

Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan tumbuh 3,09 persen, lebih cepat dibanding triwulan II-2014. Kontributor utama pertumbuhan sektor ini masih diemban oleh subsektor perbankan, yang mencatatkan pertumbuhan tak kurang dari 3 persen. Secara umum kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi menunjukkan perbaikan cukup berarti. Mengacu data dari Bank Indonesia Banjarmasin, jumlah pinjaman yang diberikan kepada masyarakat pada triwulan III meningkat sekitar 2,32 persen, di mana kenaikan terbesar terjadi pada pinjaman untuk modal kerja yang mencapai 2,7 persen. Besaran LDR (rasio kredit terhadap simpanan) pun bertambah sekira 1,77 persen.

(4)

Struktur Ekonomi Kalsel Tr iwulan II I-2014 LGA, 0.55 Bangunan, 5.98 Industri, 8.44 Pertambangan, 19.25 Perdagangan, 17.03 Keuangan, 5.3 Jasa-jasa, 12.41 Angkutan, 8.82 Pertanian 22.21

Struktur Ekonomi Kalsel Triwulan III-2014 LGA, 0.55 Bangunan, 5.98 Industri, 8.44 Pertambangan, 19.25 Perdagangan, 17.03 Keuangan, 5.3 Jasa-jasa, 12.41 Angkutan, 8.82 Pertanian 22.21

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (yoy), perekonomian Kalimantan Selatan meningkat sebesar 4,78 persen. Tiga sektor dengan pertumbuhan terbesar adalah sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 8,46 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,22 persen serta sektor jasa-jasa 8,06 persen.

3.

Struktur PDRB Triwulan III-2014

Nuansa agraris masih mewarnai rona perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III ini, di mana sekitar 22,21 persen PDRB-nya dibangun oleh sektor pertanian. Sementara sektor pertambangan dan penggalian menyumbang sekitar 19,25 persen. Dengan kata lain, 41,47 persen nilai tambah di Kalimantan Selatan tercipta dari sektor yang bergantung pada kekayaan alam (sektor primer). Kontributor terbesar berikutnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan pangsa sekira 17,03 persen.

Tabel 3

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen)

Sektor Tahun 2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III

(1) (2) (3) (4)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 14.06 20.50 22.21 2. Pertambangan dan Penggalian 23.10 20.60 19.25 3.Industri Pengolahan 9.54 8.76 8.44 4.Listrik dan Air Bersih 0.62 0.57 0.55

5.Konstruksi 6.42 6.08 5.98

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17.67 16.88 17.03 7. Angkutan dan Komunikasi 9.56 8.79 8.82 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 6.03 5.46 5.30 9. Jasa-jasa 13.01 12.36 12.41

PDRB dg Migas 100.00 100.00 100.00

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sektor yang mengalami peningkatan kontribusi adalah sektor pertanian dari 20,50 persen menjadi 22,21 persen atau naik 1,72 poin. Bulan Agustus hingga September merupakan puncak panen bagi tanaman bahan makanan, terutama padi jenis lokal. Begitu pula dengan komoditas perkebunan seperti kelapa sawit yang juga memasuki musim buah. Sementara itu, kendati secara kuantitas meningkat, namun produksi batubara belum cukup mengangkat peran sektor pertambangan dan penggalian. Efek psikologis pelemahan ekonomi global, yang berimbas pada kurangnya permintaan, sekali lagi masih menjadi alasan utama mengapa pangsa sektor pertambangan dan penggalian kembali berada pada zona penurunan.

(5)

4. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan III 2014

Triwulan III 2014 yang diwarnai dengan momen Ramadhan dan Idul Fitri memberikan dorongan terhadap komponen konsumsi domestik sehingga mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya. Namun dari komponen eksternal, ternyata perdagangan luar negeri Kalimantan Selatan mengalami penurunan nominal. Nilai-nilai nominal tiap komponen PDRB Penggunaan disajikan pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4

PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Komponen Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triw II-2014 Triw III-2014 Triw II-2014 Triw III-2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11.455.458,96 12.116.510,90 4.369.551,86 4.517.040,40 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 122.697,97 130.388,14 44.800,95 46.584,03 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.775.788,55 4.216.747,97 1.297.751,19 1.424.930,81 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5.390.654,20 5.934.617,56 1.870.131,55 2.023.482,34 5. Perubahan Inventori 1.034.355,35 1.163.953,85 750.423,19 928.597,1 6. Ekspor 12.219.545,38 12.208.181,16 5.294.790,75 5.294.435,84 7. Dikurangi Impor 11.081.298,86 11.132.563,71 4.022.671,03 4.036.169,05

PDRB dg Migas 22.917.201,56 24.637.835,87 9.604.778,46 10.198.901,46

Dari sisi demand, hampir semua komponen penggunaan mengalami peningkatan nilai nominal kecuali komponen ekspor. Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 didorong oleh permintaan domestik yaitu konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit, konsumsi pemerintah dan PMTB. Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2014 ini mencapai 12 trilyun rupiah lebih atau mengalami pertumbuhan sekitar 3,38% dibanding triwulan sebelumnya (q to q). Kenaikan konsumsi rumah tangga akibat dari momen bulan Ramadhan meningkatkan konsumsi makanan terutama makanan jadi, sementara momen lebaran meningkatkan konsumsi pakaian jadi dan barang tahan lama (konsumsi nonmakanan). Imbas pembayaran gaji ke-13 PNS pada triwulan III ini juga meningkatkan daya beli untuk konsumsi rumah tangga. Komponen konsumsi pemerintah juga mengalami kenaikan akibat penyerapan anggaran yang terus meningkat. Konsumsi pemerintah pada triwulan ini mencapai 4 trliyun rupiah atau mengalami kenaikan sekitar 9,8 persen dibanding triwulan sebelumnya. Relatif tingginya pertumbuhan pada triwulan ketiga ini juga disumbang oleh pembayaran gaji ke-13 yang direalisasikan pada triwulan ketiga ini.

Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan positif seiring dengan meningkatnya output dari sektor konstruksi meskipun tidak setinggi peningkatan pada triwulan II. Selain itu, berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan ketiga ini mencapai 1.698,8 milyar rupiah atau naik drastis dari triwulan II sekitar 242% (realisasi PMDN triwulan II hanya sekitar 495,4 miliar rupiah). Meskipun PMDN mengalami peningkatan drastis,

(6)

namun Penanaman Modal Asing (PMA) justru mengalami penurunan sekitar 54% dibanding triwulan sebelumnya, dimana pada triwulan ini nilai PMA hanya mencapai 77,5 US $.

Apabila dilihat dari faktor global, ekspor pada triwulan ketiga ini mengalami penurunan. Pada triwulan ini nilai ekspor mengalami kontraksi lagi sekitar 0,01 % dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan terjadi pada kinerja ekspor luar negeri terutama komoditas batubara. Meskipun demikian, ekspor antar daerah masih mengalami pertumbuhan positif sehubungan dengan panen padi di beberapa kabupaten sentra produksi padi di wilayah Kalimantan Selatan. Nilai ekspor Kalimantan Selatan pada triwulan III ini mencapai 12 trilyun rupiah lebih yang terdiri dari ekspor luar negeri dan antar daerah.

Pada triwulan ini, impor masih mengalami pertumbuhan yang positif meskipun relatif kecil. Hal ini terjadi karena nilai impor luar negeri yang tumbuh negatif, namun masih tertutupi oleh impor antar daerah. Impor domestik juga mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga sebagai imbas dari momentum bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Pada triwulan III 2014 ini, nilai impor Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 0,34 persen (q to q).

Tabel 5

Laju Pertumbuhan Komponen PDRB Penggunaan (Persen) Komponen Penggunaan Triw III-2014 terhadap Triw II-2014 Triw III-2014 terhadap Triw III-2013

Triw I s/d Triw III 2013 terhadap Triw I s/d Triw III 2012 q-to-q y-o-y c-to-c

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,38 7,40 7,02 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 3,98 11,85 10,72 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,80 9,17 8,25 4. Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) 8,20 12,11 10,09 5. Ekspor -0,01 -1,18 -3,72 6. Dikurangi Impor 0,34 3,19 4,20

PDRB dengan Migas 6,19 4,78 5,01

Peranan komponen pendorong perekonomian regional dari sisi demand dapat dilihat dari struktur PDRB menurut penggunaan. Sampai pada triwulan ini komponen konsumsi rumah tangga mendominasi struktur PDRB penggunaan lebih dari 49 persen. Apabila dilihat per komponen, komponen ekspor dan impor masing-masing mengambil porsi 49,55% dan 45,18%. Namun komponen impor disini adalah sebagai pengurang sehingga apabila dilihat secara netto (selisih ekspor dan impor), net ekspor berperan hanya 4,37%. Selanjutnya komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 24,09% dan konsumsi pemerintah sebesar 17,11%.

(7)

Tabel 6

Struktur PDRB Menurut Penggunaan (persen)

Sektor Tahun 2014

Triwulan II Triwulan III

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 49,99 49,18 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,54 0,53 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 16,48 17,11 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 23,52 24,09 5. Perubahan Inventori 4,51 4,72

6. Ekspor 53,32 49,55

7. Dikurangi Impor 48,35 45,18

Referensi

Dokumen terkait

banyak berdiri bangunan kolonial baik dalam kategori kawasan utama yang paling prioritas maupun kawasan lain baik kota maupun pedesaan yang dapat menjadi bahan pertimbangan

Sedangkan al-T{abari> dalam tafsirnya mengemukakan bahwa, berkaitan dengan qira>’ah ganda pada lafadz ‚la>mastum‛ beliau memilih sikap untuk mentarjih

Karena menurut mereka hal ini akan membuat semangat dalam belajar di kelas dan mudah untuk mereka mengerti pelajaran karena bila diskusi mereka bisa bertanya

Kata Kunci : Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kelentukan Pergelangan Tangan dan Hasil Back Attack. Smes dalam bola voli merupakan serangan mematikan,

Beberapa faktor pengaruh yang diduga mempunyai hubungan terhadap tingkat kekumuhan permukiman pada penelitian ini yaitu pendapatan rumah tangga, tahun sukses pendidikan kepala

Kombinasi umur bibit dan beberapa varietas kubis bunga memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap komponen pertumbuhan (tinggi tanaman 5 MST dan jumlah daun

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak mint dari daun mint (Mentha arvensis Linn) segar dilakukan dengan metode distilasi uap selama 1 jam,

Dalam penyusunan Renja tahun 2017 ini berpedoman pada program dan kegiatan yang tertuang pada Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pelayanan Perizinan dan Kantor