• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI SUKAMARA

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008

T E N T A N G

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUKAMARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 47 Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara, perlu ditetapkan rincian tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Kabupaten Sukamara tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Pulau Pisau , Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4433);

(2)

2

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 06 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Sukamara (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 Nomor 06);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 Nomor 8).

(3)

3 M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUKAMARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Sukamara 2. Kabupaten adalah Kabupaten Sukamara.

3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.

4. Pemerintah Daerah adalah Bupati Sukamara beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan di Daerah.

5. Bupati adalah Bupati Sukamara

6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Sukamara 7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Sukamara.

8. Dinas adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Sukamara.

10. Sekretaris adalah Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara yang selanjutnya disebut Sekretaris.

11. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas yang selanjutnya di sebut UPTD, adalah unsur pelaksanaan Teknis Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara.

BAB II PENETAPAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Bupati ini ditetapkan Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 3

Susunan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara, terdiri dari:

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat; terdiri dari :

a. Sub Bagian Bina Program dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan;

(4)

4

3. Bidang;

a. Bidang Perikanan Budidaya, terdiri dari :

1) Seksi Sarana Prasarana Perikanan Budidaya; 2) Seksi Produksi dan Usaha Budidaya;

3) Seksi Perbenihan, Kesehatan Ikan dan Lingkungan; b. Bidang Perikanan Tangkap, terdiri dari :

1) Seksi Sarana Prasarana Perikanan Tangkap; 2) Seksi Usaha Perikanan Tangkap;

3) Seksi Sumber Daya Ikan;

c. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, terdiri dari : 1) Seksi Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan; 2) Seksi Pemasaran Hasil Perikanan;

3) Seksi Usaha dan Investasi;

d. Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, terdiri dari :

1) Seksi Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

2) Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

3) Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Pesisir. 4. Kelompok Jabatan Fungsional;

5. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Pasal 4

Bagan Susunan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

BAB IV

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN KEWENANGAN Bagian Kesatu

Dinas Kelautan Dan Perikanan Pasal 5

Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang Kelautan dan Perikanan.

Pasal 6

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Dinas Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan teknis dibidang kelautan dan perikanan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan perundang-undangan yang berlaku;

2. pengelolaan sarana prasarana perikanan;

3. pembinaan dan pengembangan usaha perikanan;

4. pengembangan, pelestarian dan perlindungan perikanan; 5. pembinaan produksi dan pengembangan teknologi;

6. fasilitasi pengembangan usaha dan pemasaran perikanan;

7. pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kelautan dan perikanan.

(5)

5 Pasal 7

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Dinas Kelautan dan Perikanan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:

1. pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan Kabupaten;

2. pelaksanaan dan koordinasi kebijakan dalam rangka pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan dan penegakan hukum di wilayah laut;

3. pelaksanaan kebijakan pengelolaan terpadu dan pemanfaatan sumberdaya laut antar kecamatan;

4. pelaksanaan kebijakan perizinan terpadu pengelolaan dan pemanfaatan wilayah laut, pemberdayaan masyarakat pesisir antar kecamatan;

5. pelaksanaan dan penyerasian riset kelautan, dan pengawasan pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelam;

6. penetapan kebijakan dan pengaturan dan pelaksanaan koordinasi eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut, perairan danau, sungai, rawa dan wilayah perairan lainnya di wilayah kecamatan;

7. kebijakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia di bidang kelautan dan perikanan;

8. penetapan dan pelaksanaan kebijakan reklamasi pantai dan mitigasi bencana alam di wilayah pesisir dan laut;

9. pelaksanaan dan koordinasi pemetaan potensi sumberdaya kelautan, penyerasian dan pengharmonisasian pengelolaan wilayah dan sumberdaya laut;

10. koordinasi pencegahan pencemaran dan kerusakan sumberdaya ikan dan lingkungannya, mitigasi kerusakan lingkungan pesisir dan laut wilayah kecamatan;

11. menetapkan kebijakan rehabilitasi dan peningkatan sumberdaya ikan dan lingkungannya antar kecamatan;

12. pelaksanaan dan koordinasi penetapan jenis ikan yang dilarang diperdagangkan dan jenis ikan yang dilindungi ;

13. koordinasi pengelolaan jasa kelautan dan kemaritiman, konservasi plasma nutfah spesifik lokasi, eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan perairan danau, sungai, rawa dan wilayah perairan lainnya di wilayah kewenangan kabupaten;

14. koordinasi penyusunan zonasi dan tata ruang perairan, dan koordinasi pengelolaan kawasan konservasi perairan dan rehabilitasi perairan wilayah kewenangan kabupaten;

15. perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian tata ruang laut, koordinasi pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungan wilayah kabupaten;

16. rehabilitasi pesisir, pulau-pulau kecil dan laut di wilayah kewenangan kabupaten;

17. bimbingan dan koordinasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan di wilayah kewenangan kabupaten; 18. pengelolaan dan pemanfaatan perikanan, koordinasi dan pelaksanaan

estimasi stock ikan di wilayah perairan kewenangan kabupaten;

19. fasilitasi kerjasama pengelolaan dan pemanfaatan perikanan antar kecamatan;

20. penetapan kebijakan pelaksanaan pungutan perikanan, usaha perikanan tangkap wilayah kewenangan kabupaten dan pemberdayaan nelayan kecil;

21. kebijakan sistem permodalan, promosi dan investasi di bidang perikanan tangkap kewenangan kabupaten;

22. koordinasi kebijakan penetapan lokasi pembangunan serta pengelolaan pelabuhan perikanan kewenangan kabupaten dan pembangunan pelabuhan perikanan pada wilayah perbatasan dengan daerah lain;

(6)

6

23. pelaksanaan kebijakan produk perbenihan perikanan dan pembangunan dan pengolahan balai benih ikan air tawar, air payau dan laut serta mutu benih/induk ikan;

24. pelaksanaan kebijakan pengadaan, penggunaan dan peredaran serta pengawasan obat ikan, bahan kimia, bahan biologi dan pakan ikan, akreditasi lembaga sertifikasi perbenihan ikan, rekomendasi eksport, import induk dan benih ikan;

25. pelaksanaan kebijakan alat pengangkut, unit penyimpanan hasil produksi budidaya ikan unit pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya serta pelaksanaan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya;

26. pengawasan pemanfaatan dan perlindungan plasma nutfah perikanan, perbenihan, pembudidayaan ikan dan sistem pengendalian hama dan penyakit ikan; dan

27. pembinaan, pemantauan dan pengawasan lembaga sertifikasi perbenihan ikan.

Bagian Kedua Kepala Dinas

Pasal 8

Kepala Dinas bertugas memimpin, membina, mengoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program kerja, tata kerja dan mengembangkan semua kegiatan perikanan dan kelautan serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan.

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. pembinaan produksi dan pengembangan teknologi;

3. pembinaan dan pemberdayaan kelembagaan dan petani nelayan; 4. pelaksanaan pengawasan dan perlindungan sumberdaya hayati; 5. pengembangan prasarana perikanan; dan

6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di bidang kelautan dan perikanan.

Bagian Ketiga Sekretariat

Pasal 10

Sekretaris mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif serta perlengkapan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas dan rumah tangga, organisasi dan tatalaksana, analisis jabatan, dokumentasi peraturan perundang-undangan serta menghimpun bahan pelaporan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Pasal 11

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Sekretaris, menyelenggarakan fungsi:

(7)

7

1. pelaksanaan penyusunan perencanaan dan program dibidang kelautan dan perikanan;

2. pelaksanaan pengelolaan administrasi dan manajemen kepegawaian; 3. pelaksanaan administrasi dan pengelolaan keuangan;

4. pelaksanaan pengelolaan urusan umum, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, laporan akuntabilitas kinerja dinas;

5. penyusunan pelaporan dinas;

6. pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan; 7. penyelenggaraan kehumasan dan protokol; dan

8. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 12

Sekretaris, membawahkan:

1. Sub Bagian Bina Program dan Pelaporan; 2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian;

Paragraf 1

Sub Bagian Bina Program dan Pelaporan Pasal 13

Kepala Sub Bagian Bina Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan dan menghimpun data dari bidang sebagai bahan penyusunan program dan anggaran dinas, serta menghimpun bahan penyusunan pelaporan.

Pasal 14

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepala Sub Bagian Bina Program dan Pelaporan, menyelenggarakan fungsi:

1. penyelenggaraan urusan penyusunan program di bidang kelautan dan perikanan;

2. penyiapan bahan perumusan/rencana program di bidang kelautan dan perikanan;

3. penyiapan bahan dalam rangka menyusun rencana program dan anggaran;

4. menghimpun bahan laporan dinas; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Sub Bagian Keuangan Pasal 15

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi keuangan, membimbing, membina dan mengawasi bendaharawan.

Pasal 16

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Kepala Sub Bagian Keuangan, menyelenggarakan fungsi:

(8)

8

1. penyusunan rencana anggaran; 2. pelaksanaan administrasi keuangan;

3. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan bendaharawan; 4. pelaksanaan pengawasan terhadap bendaharawan; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian Pasal 17

Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, kehumasan dan menghimpun peraturan perundang-undangan, perlengkapan, penyimpanan dan pemeliharaan barang, administrasi kepegawaian serta penyiapan bahan pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan.

Pasal 18

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

1. penyelenggaraan urusan ketatausahaan, surat menyurat dan kearsipan;

2. penyelenggaraan urusan rumah tangga;

3. penyelenggaraan urusan keprotokolan dan perlengkapan; 4. penyelenggaraan urusan protokol dan hubungan masyarakat;

5. penyusunan rencana kebutuhan prasarana dan sarana kantor, perlengkapan dan peralatan kantor;

6. penyelenggaraan urusan perlengkapan rumah tangga Dinas Kelautan dan Perikanan;

7. pengurusan, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pendistribusian barang;

8. pengurusan pengadministrasian, pemeliharaan dan usul penghapusan barang;

9. penyusunan laporan dan akuntansi aset dan barang; 10. penyusunan formasi pegawai;

11. penyusunan daftar urutan kepangkatan pegawai; 12. pelaksanaan administrasi Kepegawaian;

13. pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan; 14. pelaksanaan kesejahteraan pegawai; dan

15. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Keempat Bidang Perikanan Budidaya

Pasal 19

Kepala Bidang Perikanan Budidaya mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan, pengembangan, pembinaan sarana dan prasarana perikanan budidaya, produksi dan usaha budidaya, perbenihan serta melakukan pengendalian kesehatan ikan dan Lingkungan.

Pasal 20

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Kepala Bidang Perikanan Budidaya menyelenggarakan fungsi:

(9)

9

2. penyiapan bahan penelitian/pengujian dan pengembangan teknologi penangkapan ikan dan teknologi anjuran di bidang budidaya ikan;

3. penyiapan bahan perumusan, pembinaan, pengembangan dan pengendalian kelayakan teknis teknologi budidaya ikan;

4. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi budidaya ikan; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 21

Kepala Bidang Perikanan Budidaya, membawahkan: 1. Seksi Sarana Prasarana Perikanan Budidaya; 2. Seksi Produksi dan Usaha Budidaya;

2. Seksi Perbenihan, Kesehatan Ikan dan Lingkungan;

Paragraf 1

Seksi Sarana Prasarana Perikanan Budidaya Pasal 22

Kepala Seksi Sarana Prasarana Perikanan Budidaya mempunyai tugas menyelenggarakan inventarisasi, identifikasi, dan penyusunan rancangan pembangunan dan pengembangan, menyiapkan rancangan dan skala prioritas pembangunan pengembangan rehabilitasi sarana dan prasarana budidaya serta kelengkapannya serta perumusan petunjuk teknis pola tatalaksana pengelolaannya.

Pasal 23

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Kepala Seksi Sarana Prasarana Perikanan Budidaya menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi dan analisis data prasarana dan sarana budidaya;

2. penyiapan bahan pembinaan teknis pemanfaatan, pengembangan pola rehabilitasi dan pemeliharaan serta pengguna jasa prasarana dan sarana budidaya;

3. penyiapan bahan perumusan petunjuk teknis pola tatalaksana pengelolaan sarana dan prasarana budidaya;

4. penyiapan bahan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pengembangan prasarana dan sarana budidaya; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Produksi dan Usaha Budidaya Pasal 24

Kepala Seksi Produksi dan Usaha Budidaya mempunyai tugas inventarisasi, identifikasi, perencanaan dan pengembangan budidaya ikan, penelitian dan pengembangan teknologi budidaya, penerapan teknologi anjuran dibidang budidaya, penelitian dan pengembangan teknologi spesifik daerah, melakukan pembinaan, bimbingan dan pengembangan usaha budidaya berbasis pemberdayaan kelompok, melakukan pelayanan dan pengawasan perizinan usaha budidaya, prosedur dan tata cara permohonan izin usaha serta pemantauan pelaksanaan izin usaha budidaya, serta perumusan petunjuk teknis pola tatalaksana pengelolaannya, serta pembinaan pembudidaya/kelompok pembudidaya ikan.

(10)

10 Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Kepala Seksi Produksi dan Usaha Budidaya menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi dan analisis data produksi dan usaha produksi;

2. penginventarisasian, identifikasi, perencanaan pembinaan dan pengembangan serta pengendalian budidaya ikan di laut dan perairan umum;

3. penginventarisasian, identifikasi, pembinaan dan pengembangan serta pengendalian budidaya ikan laut, payau dan air tawar;

4. penginventarisasian, identifikasi dan bimbingan teknis budidaya;

5. penyiapan bahan perumusan bimbingan dan pelayanan sarana teknologi berproduksi;

6. pelaksanaan bimbingan dan pengembangan kelembagaan petani/ pembudidaya ikan sekaligus melaksanakan penyuluh;

7. pelaksanaan evaluasi, pemantauan dan pelaporan kegiatan;

8. penyiapan bahan penelitian/pengujian dan pengembangan teknologi budidaya spesifik daerah dan teknologi anjuran di bidang budidaya ikan; 9. penyiapan bahan perumusan pembinaan, pengembangan dan

pengendalian kelayakan teknis teknologi budidaya ikan; dan

10. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Seksi Perbenihan, Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pasal 26

Kepala Seksi Perbenihan, Kesehatan Ikan dan Lingkungan mempunyai tugas menyelenggarakan inventarisasi, identifikasi, dan perencanaan dan pengembangan teknologi perbenihan kesehatan ikan dan lingkungan, serta perumusan petunjuk teknis pola tatalaksana pengelolaannya.

Pasal 27

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Kepala Seksi Perbenihan, Kesehatan Ikan dan Lingkungan, menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi dan analisis data perbenihan ikan; 2. penyiapan bahan penelitian/pengujian dan pengembangan teknologi

perbenihan ikan dan teknologi anjuran di bidang perbenihan ikan;

3. penyiapan bahan perumusan pembinaan dan pengembangan kelayakan teknis teknologi perbenihan ikan;

4. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perbenihan ikan;

5. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi dan analisis kondisi sumberdaya ikan dan lingkungan perairan umum, sungai, waduk, rawa dan genangan air lainnya;

6. penyiapan bahan pembinaan teknis pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit ikan;

7. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengendalian hama dan penyakit ikan;

8. penyiapan bahan pembinaan teknis pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan laut dan air tawar; dan

9. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(11)

11 Bagian Kelima

Bidang Perikanan Tangkap Pasal 28

Kepala Bidang Perikanan Tangkap mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan, pembinaan prasarana dan sarana penangkapan, teknis tata operasional pelabuhan perikanan, teknis kapal dan alat tangkap perikanan, pemberian rekomendasi perizinan usaha penangkapan, melakukan pembinaan dan bimbingan teknis usaha penangkapan, melakukan pembinaan tata pemanfaatan Perikanan Perairan Pedalaman, Perairan Payau dan Perairan Laut serta pemanfaatan data dan potensi kelautan dan perikanan.

Pasal 29

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Kepala Bidang Perikanan Tangkap, menyelenggarakan fungsi:

1. penginventarisasian, identifikasi, perencanaan pembinaan dan pengembangan serta pengendalian penangkapan ikan di laut dan perairan umum;

2. mengoordinasikan kegiatan analisis dan perencanaan kebutuhan prasarana penangkapan dan sarana kelengkapannya agar sesuai dengan kebutuhan di lapangan;

3. mengoordinasikan kegiatan penyusunan pedoman sebagai bahan pembinaan teknis penetapan lokasi pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan penetapan skala prioritas pembangunan fasilitas pokok fungsi dan tambahan;

4. mengoordinasikan kegiatan pembinaan nelayan untuk kelayakan dan pengembangan lebih lanjut;

5. melaksanakan pengawasan perijinan usaha perikanan tangkap melalui monitoring dan pemantauan serta laporan agar dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

6. mengevaluasi hasil yang telah dicapai oleh Bidang Perikanan Tangkap untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan perencanaan selanjutnya; dan

7. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 30

Kepala Bidang Perikanan Tangkap, membawahkan: 1. Seksi Sarana Prasarana Perikanan Tangkap; 2. Seksi Usaha Perikanan Tangkap;

3. Seksi Sumberdaya Ikan.

Paragraf 1

Seksi Sarana Prasarana Perikanan Tangkap Pasal 31

Kepala Seksi Sarana Prasarana Perikanan Tangkap mempunyai tugas inventarisasi, identifikasi melaksanakan bimbingan dan pengawasan, menyiapkan rancangan dan skala prioritas pembangunan, pengembangan dan rehabilitasi prasarana penangkapan ikan dan sarana kelengkapannya termasuk kapal penangkap ikan, alat tangkap, serta pembinaan nelayan.

(12)

12 Pasal 32

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Kepala Seksi Sarana Prasarana Perikanan Tangkap menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi dan analisis data prasarana dan

sarana penangkapan ikan;

2. penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis dalam penetapan lokasi pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan, penetapan skala prioritas pembangunan fasilitas pokok, fungsional dan tambahan serta pengembangan rehabilitasi dan pemeliharaan pelabuhan perikanan; 3. penyiapan bahan pemantauan, pengendalian dan evaluasi

pengembangan/ pemanfaatan prasarana dan sarana penangkapan ikan; dan

4. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Usaha Perikanan Tangkap Pasal 33

Kepala Seksi Usaha Perikanan Tangkap mempunyai tugas menyelenggarakan inventarisasi, identifikasi penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pengendalian penangkapan ikan di perairan laut dan perairan umum, penelitian, pengembangan teknologi penangkapan spesifik daerah, pengujian dan penerapan teknologi anjuran dibidang penangkapan ikan, melakukan pengawasan perijinan usaha perikanan serta pemantauan pelaksanaan ijin usaha perikanan.

Pasal 34

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Kepala Seksi Usaha Perikanan Tangkap, menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, identifikasi dan analisis data penangkapan ikan di laut dan perairan umum;

2. penyiapan bahan penelitian/pengujian dan pengembangan teknologi penangkapan ikan dan teknologi anjuran di bidang penangkapan ikan dan perairan umum;

3. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penangkapan ikan di laut dan perairan umum;

4. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3 Seksi Sumberdaya Ikan

Pasal 35

Kepala Seksi Sumberdaya Ikan mempunyai tugas pembinaan, bimbingan dan pemanfaatan perikanan perairan pedalaman, perairan payau dan perairan payau serta melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data statistik perikanan tangkap serta data dan potensi Kelautan dan perikanan.

Pasal 36

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Kepala Seksi Sumberdaya Ikan menyelenggarakan fungsi:

1. penyelenggaraan bimbingan, pembinaan dan tata pemanfaatan di bidang perikanan perairan tawar;

(13)

13

2. penyelenggaraan bimbingan, pembinaan dan tata pemanfaatan di bidang perikanan perairan payau;

3. penyelenggaraan pendataan data dan potensi kelautan dan perikanan; dan

4. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Keenam

Bidang Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Pasal 37

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas menyelenggarakan bimbingan, pembinaan dan pengembangan mutu dan pengolahan hasil perikanan, pemasaran serta usaha dan investasi.

Pasal 38

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan bimbingan dan pengawasan teknologi penanganan, pengawasan mutu dan pengolahan hasil perikanan;

2. pengoordinasian pemasaran hasil perikanan;

3. penyiapan bahan pengembangan sarana dan prasarana pemasaran hasil perikanan;

4. pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan, bimbingan permodalan dan kerjasama usaha perikanan;

5. penyiapan bahan dan rencana pengembangan usaha dibidang perikanan; dan

6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 39

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, membawahkan: 1. Seksi Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan;

2. Seksi Pemasaran Hasil Perikanan; 3. Seksi Usaha dan Investasi.

Paragraf 1

Seksi Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan Pasal 40

Kepala Seksi Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknologi penanganan dan pengolahan hasil perikanan, pembinaan dan pengawasan mutu meliputi produk, tenaga, sarana, prosedur dan metode pengujian serta Unit Pengolahan Hasil Perikanan.

Pasal 41

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Kepala Seksi Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan, menyelenggarakan fungsi: 1. penyiapan bahan penyusunan standar mutu dan pengolahan hasil

perikanan;

2. penyiapan bahan pembinaan teknologi penanganan dan pengolahan hasil perikanan;

(14)

14

3. penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan mutu dan pengolahan hasil;

4. penyiapan bahan untuk penyusunan metode pengujian serta unit pengolahan hasil perikanan; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Pemasaran Hasil Perikanan Pasal 42

Kepala Seksi Pemasaran Hasil Perikanan mempunyai tugas melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pengembangan pemasaran hasil perikanan meliputi sarana dan prasarana pemasaran, pemantauan dan analisis pasar, data dan statistik pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta promosi potensi dan produksi hasil perikanan.

Pasal 43

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Kepala Seksi Pemasaran Hasil Perikanan, menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan bahan pembinaan, bimbingan dan pengembangan pemasaran hasil perikanan;

2. pelaksanaan analisa pasar hasil perikanan;

3. pelaksanaan pemantauan harga pasar baik dalam negeri maupun luar negeri;

4. pelaksanaan penyelenggaraan promosi hasil perikanan di daerah dan tingkat Nasional;

5. pelaksanaan pengembangan data statistik pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; dan

6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Seksi Usaha dan Investasi Pasal 44

Kepala Seksi Usaha dan Investasi mempunyai tugas melakukan analisa usaha bidang perikanan, bimbingan permodalan dan investasi serta kerjasama usaha perikanan.

Pasal 45

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Kepala Seksi Usaha dan Investasi, menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sistem usaha perikanan; 2. menyiapkan bahan pembinaan dan bimbingan permodalan kepada

pelaku usaha di bidang perikanan;

3. menyiapkan bahan koordinasi pemberdayaan KKMB; 4. menyiapkan bahan kemitraan usaha di bidang perikanan;

5. menyiapkan bahan koordinasi Temu Usaha Bidang Perikanan; dan 6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan

(15)

15 Bagian Ketujuh

Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan Pasal 46

Kepala Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan, pelestarian ekosistem perairan beserta plasma nutfah dan sumberdaya ikan, dan penataan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan (SDKP).

Pasal 47

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Kepala Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, menyelenggarakan fungsi:

1. pembinaan, penyelenggaraan dan penerapan hukum dalam rangka pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan;

2. pembinaan, penyelenggaraan dan penerapan operasional pelestarian ekosistem sumberdaya kelautan dan perikanan;

3. pembinaan, penyelenggaraan, penyerasian dan penerapan operasional tata pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan; dan

4. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 48

Kepala Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, membawahkan:

1. Seksi Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

2. Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

3. Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Pesisir;

Paragraf 1

Seksi Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Pasal 49

Kepala Seksi Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan, memantau dan mengevaluasi dan memberi bimbingan pelaksanaan pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan serta menyelesaikan kasus pelanggaran hukum dibidang sumberdaya kelautan dan perikanan.

Pasal 50

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Kepala Seksi Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, menyelenggarakan fungsi:

1. pembinaan dan penyelenggaraan hukum bidang sumberdaya kelautan dan perikanan;

2. penyiapan konsep perangkat peraturan serta perumusan konsep operasional tehnis pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan;

(16)

16

3. pelaksanaan bimbingan operasional tehnis pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan serta upaya penegakan hukum di bidang kelautan dan sumberdaya kelautan dan perikanan;

4. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penegakan hukum di bidang kelautan dan sumberdaya kelautan dan perikanan; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Pasal 51

Kepala Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi dan analisis ekosistem kritis bagi sumberdaya ikan endemik dan melaksanakan perlindungan, konservasi serta rehabilitasi sumber daya ikan kritis dan langka melalui pengembangan suaka sumberdaya kelautan dan perikanan.

Pasal 52

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Kepala Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, dan analisis habitat sumberdaya ikan endemik, kritis dan langka;

2. bimbingan pelaksanaan teknis konservasi rehabilitasi dan perlindungan sumber daya kelautan dan perikanan;

3. penyusunan konsep pemulihan ekosistem kritis bagi habitat sumberdaya ikan endemik;

4. penyusunan pola penataan wilayah suaka serta pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan suaka; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Pesisir Pasal 53

Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Pesisir mempunyai tugas melakukan penataan, pengendalian serta penyerasian pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan.

Pasal 54

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Pesisir, menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi dan analisis penyebaran plasma nutfah di perairan Sukamara;

2. memberikan bimbingan pelaksanaan teknis analisis Sumberdaya kelautan dan perikanan di perairan Sukamara;

3. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan;

(17)

17

4. memberikan bimbingan teknis pemantauan kelautan dan evaluasi, situasi sumberdaya kelautan dan perikanan;

5. perumusan tata pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan; dan; 6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas.

BAB V

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 55

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kelautan dan Perikanan sesuai bidang keahlian dan kebutuhan.

Pasal 56

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Pasal 57

(1) UPTD mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional Dinas Kelautan dan Perikanan.

(2) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

BAB VII TATA KERJA

Pasal 58

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi serta pemegang Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi secara vertikal serta horizontal baik dalam lingkungan Dinas maupun instansi lain sesuai dengan tugas pokok masing-masing; (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, memenuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya;

(18)

18 BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 59

Uraian tugas pejabat dan pelaksana dilingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Dinas dengan atas persetujuan Bupati.

Pasal 60

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukamara.

Ditetapkan di Sukamara

pada tanggal 22 Desember 2008

BUPATI SUKAMARA, Ttd

AHMAD DIRMAN

Diundangkan di Sukamara pada tanggal 22 Desember 2008

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA, Ttd

Drs. Ec. IMANUDDIN

Pembina Utama Muda NIP. 530 007 015

(19)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 18 TAHUN 2008 TANGGAL : 22 DESEMBER 2008

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEPALA BIDANG PERIKANAN TANGKAP SUB BAGIAN BINA PROGRAM DAN PELAPORAN BUPATI SUKAMARA Ttd NAWAWI MAHMUDA SEKRETARIAT SEKSI SARANA PRASARANA PERIKANAN TANGKAP SEKSI USAHA PERIKANAN

TANGKAP

SEKSI SUMBERDAYA IKAN

SUB BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN UMUM, PERLENGKAPAN DAN

KEPEGAWAIAN

BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI MUTU DAN PENGGUNAAN HASIL

PERIKANAN SEKSI PEMASARAN HASIL

PERIKANAN

SEKSI USAHA DAN INVESTASI BIDANG PENGOLAHAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN SEKSI PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

SEKSI KONSERVASI DAN REHABILITASI SUMBERDAYA

KELAUTAN DAN PERIKANAN

SEKSI PENGOLAHAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN

PESISIR UPT BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA SEKSI SARANA PRASARANA PERIKANAN BUDIDAYA SEKSI PRODUKSI DAN USAHA

BUDIDAYA

SEKSI PEMBENIHAN KESEHATAN IKAN DAN

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Lintang S.L (2016) tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar Rumah Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di

Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan pendidikan kesehatan tentang pentingnya dukungan keluarga pada penderita TB untuk meningkatkan kepatuhan terhadap

Pengembangan pariwisata merupakan program jangka panjang dan tidak lepas dari upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup serta budaya masyarakat setempat.Kurang

Konsekuensi logis dalam pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut adalah bahwa setiap pemerintah kota / kabupaten

Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2017 u/ Santunan Kematian an.ENDIN Bin HANA & An.HOBIAH Kedua Orang tua dari SUNARDI d.a Kp.Cipada RT.02/01 Ds.Sukamanah Kec.Agrabinta Kab.Cjr

Melihat kondisi ini, syarat kesuksesan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis ritel modern adalah dengan meningkatkan kekuatan yang ada pada suatu

Telah dilakukan penelitian kombinasi ekstrak air rimpang kunyit, daun kemuning, herba tapak liman dan daun jambu biji untuk mengetahui efek antidiare dengan dosis

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan disclosure yang disebabkan oleh peralihan standar (dari standar lokal Jerman ke standar internasional, dalam hal ini IAS dan