Jalan Jajan Santai (ProTV)
Koper dan Ransel (TransTV)
Mister Tukul Jalan Jalan
(Trans7)
Menceritakan suatu
wilayah baik dari sisi
keindahan maupun
sejarah
Manusia sebagai
pembawa acara/host
Durasi acara 30 menit
Menceritakan suatu yang
mistis di suatu wilayah di
Indonesia
BAB 3
STRATEGI KOMUNIKASI
3.1 Analisis Masalah
3.1.1 Penilaian Masyarakat Terhadap Simpang Lima
Simpang Lima merupakan alun – alun Kota Semarang yang terletak di pusat kota, selain itu
merupakan area central business distrct. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,
kebanyakan masyarakat Semarang mengenal Simpang Lima hanya sekedar sebagai alun – alun dan
pusat keramaian, sedangkan masyarakat tidak mengetahui cerita sejarah dibalik alun – alun Simpang
Lima.
Di kawasan Simpang Lima terjadi banyak kegiatan diantaranya sebagai tempat berolahraga,
sebagai tempat nongkrong. Pada saat – saat tertentu lapangan Simpang Lima digunakan untuk beberapa
event besar seperti upacara 17 Agustus, konser, dan lain - lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, kawasan Simpang Lima merupakan
suatu kawasan strategis yang dimilki oleh Kota Semarang. Kawasan ini juga merupakan tempat pusat
kegiatan perekonomian bagi kota Semarang. Jika diamati dari cerita sejarah yang ada, perpindahan alun – alun yang mulanya berada di daerah Kanjengan menuju ke arah Simpang Lima, itu membentuk suatu pola.
Pada saat itu Ir. Soekarno mengusulkan agar Kota Semarang mencari sebuah tempat baru untuk
alun – alun. Karena pada saat itu fungsi dari daerah Kanjengan menjadi berubah. Dengan adanya Pasar
Johar sebagai pengganti Pasar Pendamaran, hal itu menyebabkan alun – alun di daerah tersebut menjadi
Gambar 3.1 Tempat penting Kota Semarang
Sumber : http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.982914&lon=110.406804&z=15&m=b&search=semarang
Daerah Kanjengan (sekarang Psr. Johar)
Kawasasan Simpang Lima Tugumuda
15
semakin sempit. Selain itu pusat pemerintahan juga berubah fungsi menjadi tempat penampungan drum – drum aspal dan tidak terawat.
Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, ada beberapa faktor yang membuat Simpang
Lima menjadi alun – alun Kota Semarang, diantaranya :
Merupakan tempat yang strategis selain daerah Kanjengan dan Tugumuda. Pada saat itu
kawasan Tugumuda tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai alun – alun karena
Tugumuda merupakan perkantoran orang – orang Belanda.
Satu – satunya kawasan yang merupakan lahan kosong, kanan kiri masih sawah. Pada
gambar 3.2 merupakan jalan Pahlawan dimana jalan ini merupakan kawasan Simpang Lima.
Dalam perkembangannya, Simpang Lima mengalami perubahan yang cukup besar. Dari awal
pembangunan Simpang Lima pada tahun 1960 hingga sekarang. Alun – alun Simpang Lima pada masa
kini sudah menjadi pusat perekonomian bagi kota Semarang, serta menjadi landmark kota Semarang.
3.1.2 Program Televisi Wisata bagi Masyarakat
Di era globalisasi ini teknologi merupakan sebuah alat komunikasi yang sangat penting. Televisi
merupakan salah satu media massa yang memiliki peranan penting bagi masyarakat. Selain itu televisi
juga merupakan media massa yang paling efektif dan efesien karena televisi menggunakan perpaduan
antara visual dan audio.
Jika dianalisis hampir sebagaian masyarakat Indonesia suka menonton televisi. Selain itu dengan
adanya televisi masyarakat dapat mengetahui informasi yang tidak dapat mereka jangkau.
Responden yang diambil sebagai sample adalah remaja dengan usia 17-25 tahun yang suka
berpergian dengan menggunakan ala backpacker. Pada usia 17-25 tahun merupakan usia dimana target
suka untuk berpergian kesuatu tempat yang baru, selain itu berpergian dengan ala backpacker
merupakan pendekatan yang sangat dekat dengan target utama.
Berdasarkan hasil riset dengan mewawancara ke beberapa responden, banyak responden dengan
usia 17-25 suka berpergian dengan menggunakan metode backpacker, karena beberapa alasan,
diantaranya mereka dapat merasakan pengalaman yang mengesankan, waktu yang tak terbatas, seru dan
menantang. Responden mendapat informasi mengenai tempat – tempat wisata yang bagus dari media
sosial dan televisi. Maka dari itu responden juga merasa bahwa mereka membutuhkan program televisi
yang berisi tentang wisata Indonesia yang belum bisa dijangkau sebagai informasi. Karena program
televisi yang paling efesien dan efektif. Rata – rata kebanyakan respoden membutuhkan program televisi
yang tayang pada pagi atau siang hari ketika dihari weekend, sedangkan sore atau malam pada hari
kerja. Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada 100 responden diperoleh data sebagai berikut:
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki – laki 52 52%
2 Perempuan 48 48%
Jumlah 100 100%
Gambar 3.2 Jalan Oie Tiong Ham sekarang jalan pahlawan
Sumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html
Gambar 3.3 Dari Simpang Lima ke Jl Pahlawan 1972
Sumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html
Gambar 3.4 Perkembangan Simpang Lima dari tahun 70 hingga sekarang Sumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html
Dari data diatas, responden yang ingin dituju adalah remaja dengan usia 17-25 tahun dengan
pekerjaan yang dimiliki adalah pelajar / mahasiswa.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden membutuhkan program
televisi untuk hiburan/ refreshing. Selain itu isi dari program televisi juga merupakan faktor minat
menonton televisi.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden, yakni remaja masih memiliki minat untuk
menonton televisi, dapat dibuktikan dengan bahwa remaja dalam sehari menonton televisi berkisar 1 – 2
jam.
Dari data yang didapat dari hasil survei menunjukan bahwa kebanyakan remaja masa kini lebih
suka menonton program tv dengan genre edukasi dan program tv wisata. Dengan adanya hasil dari
survei, maka perancangan program televisi ini dapat memenuhi kebutuhan responden. Program televisi
ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya, terdapat nilai sejarah yang berguna untuk menambah
pengetahuan, terdapat rekomendasi wisata alun – alun, cerita sejarah yang diangkat adalah berkaitan
dari masa lalu dan masa kini.
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1 Pelajar / Mahasiswa 86 86%
2 Karyawan 11 11%
3 Lain – lain ( Freelance,Wiraswasta) 3 3%
Jumlah 100 100%
No Penghasilan dalam 1 bulan Jumlah Presentase
1 Belum berpenghasilan 53 53%
2 Rp 1jt 14 14%
3 Rp 1jt – Rp 2jt 21 21%
4 >Rp 2jt 12 12%
Jumlah 100 100%
No Faktor faktor Jumlah Presentase
1 Genre program televisi 9 9%
2 Butuh hiburan / refreshing 55 55%
3 Isi Program televisi 32 32%
4 Lain lain 4 4%
Jumlah 100 100%
No Lamanya Jumlah Presentase
1 1 jam 23 23%
2 1 – 2 jam 50 50%
3 >dari 3 jam 27 27%
Jumlah 100 100%
No Program televisi yang sering ditonton Jumlah Presentase
1 Sinetron 3 3%
Tabel 3.2 Usia responden Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.3 Pekerjaan responden Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.4 Penghasilan dalam satu bulan Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.6 Lamanya responden menonton sebuah program televisi Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.7 Program televisi yang sering ditonton oleh responden Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
17
No Channel Jumlah Presentase
1 Pro TV - -
2 Kompas TV 11 11%
3 Trans TV 35 35%
4 Trans 7 28 28%
5 SCTV 4 4%
6 MNC 2 2%
7 Lain lain
(RCTI, U channel, TV One,
Metro TV, Tvku, CNN)
20 20%
Jumlah 100 100%
Dari tabel 3.8 kebanyakan responden lebih suka menonton pada chanel TransTV yang mana merupakan
chanel televisi nasional, sedangkan dari hasil survei remaja menonton televisi pada tv lokal yang
diminati adalah Kompas TV.
Dengan adanya data rating televisi Indonesia Trans TV merupakan stasiun televisi Indonesia yang
paling baik pada tahun 2013.
Dari hasil survei langsung ke responden didapat hasil bahwa responden merasa bahwa program televisi
wisata penting untuk ditayangkan karena dengan adanya program televisi wisata responden
mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang baru, selain itu responden juga mendapat refrensi tempat – tempat yang bagus dan indah di Indonesia
Stasiun TV Rating pada tahun 2012 Rating pada tahun 2013
Trans TV 2 1
MNC TV 3 2
ANTV 4 3
Trans 7 1 4
SCTV 8 5
TV One 5 6
RCTI 6 7
Global TV 9 8
Indosiar 7 9
Metro TV 10 10
No Berpergian dengan backpacker Jumlah Presentase
1 Suka 67 67%
2 Tidak Suka 33 33%
Jumlah 100 100%
No Program TV Wisata Jumlah Presentase
1 Penting 99 99%
2 Tidak penting 1 1%
Jumlah 100 100%
No Hari Jumlah Presentase
1 Jumat 11 11%
2 Sabtu 46 46%
3 Minggu 36 36%
4 Lain - lain 7 7%
Jumlah 100 100%
Tabel 3.8 Channel TV yang sering ditonton oleh responden Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.11 Penting tidaknya program televisi wisata Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.12 Hari yang cocok untuk penayangan Program TV wisata Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.10 Responden yang suka berpergian dengan backpacker Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.9 Rating Televisi Indonesia pada 2012 - 2013
Dari hasil survei, secara keseluruhan didapat data bahwa responden yakni remaja masih suka
menonton televisi, hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang menyatakan bahwa dalam sehari remaja
dapat menonton televisi selama 1 – 2 jam atau bahkan lebih dari 2 jam. Responden lebih menyukai
menonton program televisi dengan bergenre edukasi dan program wisata. Berdasarkan dari data survei
didapat juga bahwa responden membutuhkan sebuah program televisi wisata yang tidak hanya
menyajikan sebuah keindahan saja, tetapi juga menyajikan pengetahuan serta wawasan yang dapat
menambah pengetahuan responden. Jam dan hari penayangan sebuah program televisi wisata yang tepat
bagi responden adalah hari Sabtu pada pukul 10.00. hal ini dikarenakan sabtu merupakan hari weekend
dimana hampir 90% merupakan hari bebas dari pekerjaan.
3.2 Khalayak Sasaran
Cakupan khalayak yang akan dituju adalah seluruh masyarakat Indonesia. Alun – alun merupakan
salah satu warisan budaya Indonesia. Maka dari itu masyarakat Indonesia perlu mengetahui alun – alun
di tiap daerah di Indonesia.
3.2.1 Geografis
Regional : 32 Provinsi di Indonesia Kepadatan : Padat
Iklim : Tropis
3.2.2 Demografis
Usia : 17 – 25 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki dan perempuan Pendapatan per bulan : Menegah ke bawah ( SES B-C )
Pekerjaan : Pelajar dan Mahasiswa yang gemar backpacker
Konsep backpacker yang diangkat lebih dikaitkan dengan mencari suatu pengetahuan baru dari
masa lalu yang dihubungkan ke masa sekarang.
Target sekunder yang dituju adalah semua masyarakat Indonesia. Dimana masyarakat Indonesia
perlu mengetahui mendapat pengetahuan tentang alun – alun sebagai warisan budaya.
3.2.3 Psikologis
Kebanyakan masyarakat Indonesia suka berpergian keliling dengan berbagai macam tujuan
diantaranya, untuk liburan, untuk kepentingan pekerjaan, pendidikan dan lain sebagainya. Ada beberapa
faktor yang akan membuat masyarakat mengunjungi alun – alun kota suatu daerah. Sebagai contoh
untuk berolahraga atau hanya sekedar untuk nongkrong.
3.2.4 Perilaku
Hampir sebagaian besar target primer berusia 17-25, dimana pada saat berada pada umur tersebut,
kebanyakan dari mereka memiliki rasa penasaran dan jiwa petualang untuk berpergian.
No Jam Jumlah Presentase
1 Pk 10.00 31 31%
2 Pk 13.00 11 11%
3 Pk 15.00 29 29%
4 Pk 18.00 29 29%
Jumlah 100 100%
Gambar 3.5 Target utama, pelajar dan mahasiswa Sumber http://www.gemari.or.id/artikel/2168.shtml
Gambar 3.7 Target yang mempunyai jiwa berpetualang Sumber http://www.travelerbali.com/?act=katb&idk=9&cur=19
Gambar 3.6 Kebiasaan psikologis target
Sumber http://bridgetamoris.blogspot.com/2013/06/menikmati-malam-di-simpang-lima-semarang.html Tabel 3.13 Jam penayang program TV wisata
19 3.3 Strategi Komunikasi
3.3.1 Creative Brief
Creative brief yang digunakan sebagai pedoman adalah creative brief dari LOWE
Why are we advertising?
Untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa alun – alun merupakan sebuah warisan budaya.
Selain itu ingin mempersuasi masyarakat bahwa alun – alun mempunyai peranan penting bagi
suatu kota.
Who are we talking to?
Joel Iwan (21 tahun) merupakan seorang mahasiswa semester elektro Universitas Maranatha
Bandung. Ia merupakan seorang yang cerdas dan pandai. Kakak dari 2 bersaudara ini sangat
suka berpergian untuk liburan. Ia biasanya berpergian dengan ala backpacker. Selain itu ia
biasa mendapat refrensi tempat wisata dari teman dan media sosial.
Nana (21 tahun) seorang mahasiswa semester akhir. Ia merupakan seorang yang sangat ceria. Ia
suka berpergian untuk berlibur. Biasanya dia berlibur dengan ala backpacker karena hal itu
menyenangkan baginya. Nana biasanya mendapat informasi tempat wisata dari televisi dan
media sosial.
What do we want them to think / do?
Alun – alun merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki latar belakang sejarah yang
berpengaruh terhadap suatu kota. Alun – alun juga merupakan tempat yang penting dan
memiliki nilai fungsi.
What is the tone and manner of the manner of the advertising?
Mengubah persepsi dari masyarakat bahwa Simpang Lima bukan hanya sekedar alun – alun
dan pusat keramaian, melainkan merupakan warisan budaya yang memiliki nilai sejarah yang
penting bagi Kota Semarang. Hal ini dikaitkan dengan masa lalu dan masa kini.
What the executional consideration are there?
Adanya perancangan program televisi dengan genre feature yang berisi tentang perkembangan
alun – alun Indonesia dikaitkan dengan masa lalu dan masa kini. Kriteria program televisi
bersifat santai, friendly serta happy.
3.3.2 Pendekatan Media sebagai Pemecahan Masalah
Tone and manner dari program televisi adalah fun, friendly, dan santai.
Perancangan yang akan dilakukan adalah :
Program Televisi
Target yang dituju adalah seluruh ibukota provinsi Indonesia. Dengan pembatasan masalah,
membahas tentang alun – alun di Indonesia.
Ekonomi
32 Provinsi Tanjung Selor, Manado, Palu, Makassar, Kendari, Mamuju, Gorontalo, Ambon, Jayapura, ManokwariBerdasarkan bagan diatas, ada 52 episode yang akan direncanakan, 33 alun - alun di Indonesia dan 19 Landmark di Indonesia berikut adalah lokasi yang akan menjadi objek dalam program televisi:
Provinsi / Kota Alun – alun / Landmark
Banda Aceh
Merupakan daerah istimewa
Alun – alun Blang Padang
Landmark Masjid Raya Baiturrahman Aceh Pantai Ulee Lheeue
Medan Alun – alun Lapangan Merdeka Medan
Tugu Guru Patimus
Padang Alun – alun Padang
Landmark Kota Bukittinggi : Jam Gadang
Bengkulu Alun – alun Argamakmur
Lampung Alun – alun Bandarlampung
Batam Alun – alun Engkuputri
Jakarta
Merupakan ibukota Indonesia dan daerah
istimewa
Merupakan kota yang perpindahan alun
alunnya kreatif
Merupakan rencana kota metropolitan Pertama di Indonesia
Palangkaraya Alun – alun Palangkaraya (Bunderan Besar)
Banjarmasin Alun – alun Zalecha
Kediri Landmark Simpang Lima Gumul
Gorontalo Lapangan Taruna
Ambon Lapangan Merdeka Ambon
Jayapura Taman Imbi
Malang Alun – alun Bundar
Alun – alun Tugu
Palembang Alun – alun Palembang
Landmark Kota Palembang : Jembatan Ampera
Samarinda Alun – alun Samarinda
Pangkal Pinang Alun – alun Taman Merdeka (ATM)
21
Dalam proses pemilihan judul program televisi “Jejak Ransel Alun - Alun” terdapat beberapa pertimbangan, diantaranya didalam kata jejak terdapat makna tersembunyi, yang lebih menekankan
kepada nilai sejarah yang ada. Jejak juga identik dengan masa lalu dan sekarang. Sedangkan ransel
menggambarkan target, suka backpacker. Alun - Alun mengartikan bahwa yang akan dibahas adalah
alun alun di Indonesia. Dalam program “Jejak Ransel Alun - Alun” dengan durasi waktu 30 menit
terdapat beberapa segmen yaitu :
a. Segmen 1 ( Opening )
Landscape Kota Semarang Lapangan Simpang Lima Host membuka acara
Memperkenalkan Kawasan Simpang Lima masa kini b. Segmen 2
Simpang Lima masa lalu Kembali ke masa sekarang
Ulasan tentang cerita sejarah Simpang Lima dari sejarahwan Sedikit ulasan tentang alun alun
c. Segmen 3
Kuliner disekitar Simpang Lima Menikmati alun alun Simpang Lima Penutup
Pemilihan urutan kuliner secara singkat ini dengan beberapa faktor, diantaranya karena kuliner
merupakan hal yang paling dekat dan murah dengan target utama. Selain itu kuliner juga merupakan hal
yang memiliki hubungan erat dengan backpacker dan kuliner merupakan kebutuhan biologis dari
manusia.
3.3.3 Strategi Media 3.3.3.1 Obejktif Media
Untuk membangun kesadaran umum bagi masyarakat Indonesia bahwa Simpang Lima bukan hanya sekedar alun – alun dan pusat keramaian saja melainkan merupakan warisan
budaya Indonesia yang cukup penting untuk dijaga serta memiliki nilai sejarah yang
penting bagi perkembangan Kota Semarang.
Media yang digunakan adalah media yang sehari – hari dekat dengan khalayak sasaran
primer.
3.3.3.2 Pendekatan Media
1. Media Utama : Program Televisi
2. Media Pendukung : above the line, talkshow
Pada media above the line akan difokuskan pada : Stasiun televisi : TransTV
3.3.3.3Tahapan Pendekatan Promosi
Tahapan pendekatan promosi menggunakan AISAS:
1. Tahapan Building awareness Program TV “Jejak Ransel” pada awal hingga pertengahan bulan
Desember 2014
a. Pada tahapan ini akan dilaksanakan awareness melalui promosi dengan memanfaatkan
media audio visual dan media cetak yang akan dirancang cukup bombastis untuk
mengangkat citra dari Simpang Lima yang akan dimulai dari pelajar dan mahasiswa.
Pada tahap ini juga akan diadakan launchingprogram televisi “Jejak Ransel”.
• Iklan TV, berupa trailer akan tayang di stasiun TV nasional, Trans TV selama satu minggu.
• Iklan Web, yang akan tayang pada web Trans TV selama program berlangsung.
• Surat kabar ¼ halaman Koran berwarna posisi pada kiri bawah. Dipasang di koran Nasional, yang akan tampil satu kali seminggu selama sebulan.
Setelah adanya pengenalan melalui iklan, maka program televisi Jejak Ransel mulai
ditayangkan setiap hari Sabtu pukul10.00
2. Penyelenggaraan acara roadshow to school & campus akan dimulai pada bulan Mei 2015 –
Oktober 2015. Pada acara ini akan mengadakan talkshow mengenai alun – alun Indonesia.
Acara yang akan diadakan akan diiklankan menggunakan media cetak dan media sosial
• Brosur akan dimasukkan ke di Koran regional di tiap daerah. Muncul selama 3 kali seminggu sebelum hari H.
• Media sosial : facebook, twiter • Poster
Jejak Ransel dan launching program televisi “Jejak Ransel”
Waktu :
Awal hingga pertengahan bulan Desember 2014
Interest
Pada tahap interest, program televisi Jejak Ransel mulai
ditayangkan dan diharapkan target akan tertarik.
Waktu :
Pertengahan bulan Januari 2015 – April 2015
Search
Jejak Ransel mengadakan roadshow to school and campus
(adanya talkshow mengenai alun alun Indonesia) dengan
tujuan untuk mengenalkan alun alun Indonesia sebagai
warisan budaya serta untuk mempromosikan program Jejak
Ransel.
Waktu :
Mei 2015 – Oktober 2015
Action
Setelah mereka menonton program “Jejak Ransel” dan mengikuti talkhsow mereka akan menjaga alun alun sebagai
warisan budaya Indonesa, selain itu merekan mendapat
pengetahuan umum tentang alun – alun sebagai budaya
Indonesia
Waktu :
Setelah tahapan awareness – interst dan search
Share
Target akan men-sharekan kepada orang lain.
Tabel 3.15 Tabel AISAS dan Timeline
23 3.3.3.4.2 Production
Crew
No Jobdes Orang Honor Total
1 Produser 1 Rp 10.000.000-, Rp 10.000.000-,
2 Director 1 Rp 8.000.000-, Rp 8.000.000-,
3 Wardrobe 1 Rp 3.000.000-, Rp 3.000.000-,
4 Cameramen 3 Rp 3.000.000-, Rp 9.000.000-,
5 Talent 2 Rp 5.000.000-, Rp 10.000.000-,
6 Video Editor 1 Rp 5.000.000-, Rp 5.000.000-,
7 Sound Editor 2 Rp 3.000.000-, Rp 6.000.000-,
Total Rp 51.000.000-,
Material Peralatan
No Material Qty Harga Satuan Total
1 Kamera video S-VHS 2 Rp 2.500.000-, Rp 5.000.000-,
2 Mikrophone clip-on
wireless
2 Rp 500.000-, Rp 1.000.000-,
3 Tripod Kamera 2 Rp 1.000.000-, Rp 2.000.000-,
Total Rp 8.000.000-,
Lain - lain
No Lain – Lain Orang Harga Total
1 Makan 10 Rp 150.000-, Rp 1.500.000-,
2 Akomodasi 10 Rp 3.000.000-, Rp 30.000.000-,
3 Transportasi 10 Rp 2.000.000-, Rp 20.000.000-,
4 Narasumber 2 Rp 1.000.000-, Rp 2.000.000-,
Total Rp 53.500.000-,
3.3.3.4.3 Post Production
Total
Dalam 1x produksi 1 episode : Rp 128.000.000-, 52 ep x Rp 128.000.000-, : Rp 665.600.000-,
No Aktivitas Total
1 Biaya Listrik (editing) Rp 2.000.000-,
2 Biaya air dan snack Rp 3.000.000-,
Total Rp 5.000.000-,
No Tahapan Total
1 Pra Produksi Rp 10.500.000-,
2 Produksi Rp 115.500.000-,
3 Pasca Produksi Rp 5.000.000-,
Total Rp 131.000.000-,
Tabel 3.17 Tabel Anggaran Produksi - Crew
Tabel 3.18 Tabel Anggaran Produksi – Sewa Peralatan
Tabel 3.19 Tabel Anggaran Produksi – Lain - lain
Tabel 3.20 Tabel Anggaran Pasca Produksi