• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 STRATEGI KOMUNIKASI - PERANCANGAN VISUAL PROGRAM TELEVISI CERITA ALUN – ALUN DI INDONESIA: Studi Kasus Kawasan Simpang Lima Sebagai Pusat Kegiatan Perekonomian Di Kota Semarang - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 3 STRATEGI KOMUNIKASI - PERANCANGAN VISUAL PROGRAM TELEVISI CERITA ALUN – ALUN DI INDONESIA: Studi Kasus Kawasan Simpang Lima Sebagai Pusat Kegiatan Perekonomian Di Kota Semarang - Unika Repository"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jalan Jajan Santai (ProTV)

Koper dan Ransel (TransTV)

Mister Tukul Jalan Jalan

(Trans7)

Menceritakan suatu

wilayah baik dari sisi

keindahan maupun

sejarah

 

Manusia sebagai

pembawa acara/host   

Durasi acara 30 menit   

Menceritakan suatu yang

mistis di suatu wilayah di

Indonesia

BAB 3

STRATEGI KOMUNIKASI

3.1 Analisis Masalah

3.1.1 Penilaian Masyarakat Terhadap Simpang Lima

Simpang Lima merupakan alun – alun Kota Semarang yang terletak di pusat kota, selain itu

merupakan area central business distrct. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,

kebanyakan masyarakat Semarang mengenal Simpang Lima hanya sekedar sebagai alun – alun dan

pusat keramaian, sedangkan masyarakat tidak mengetahui cerita sejarah dibalik alun – alun Simpang

Lima.

Di kawasan Simpang Lima terjadi banyak kegiatan diantaranya sebagai tempat berolahraga,

sebagai tempat nongkrong. Pada saat – saat tertentu lapangan Simpang Lima digunakan untuk beberapa

event besar seperti upacara 17 Agustus, konser, dan lain - lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, kawasan Simpang Lima merupakan

suatu kawasan strategis yang dimilki oleh Kota Semarang. Kawasan ini juga merupakan tempat pusat

kegiatan perekonomian bagi kota Semarang. Jika diamati dari cerita sejarah yang ada, perpindahan alun – alun yang mulanya berada di daerah Kanjengan menuju ke arah Simpang Lima, itu membentuk suatu pola.

Pada saat itu Ir. Soekarno mengusulkan agar Kota Semarang mencari sebuah tempat baru untuk

alun – alun. Karena pada saat itu fungsi dari daerah Kanjengan menjadi berubah. Dengan adanya Pasar

Johar sebagai pengganti Pasar Pendamaran, hal itu menyebabkan alun – alun di daerah tersebut menjadi

Gambar 3.1 Tempat penting Kota Semarang

Sumber : http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.982914&lon=110.406804&z=15&m=b&search=semarang

Daerah Kanjengan (sekarang Psr. Johar)

Kawasasan Simpang Lima Tugumuda

(2)

15

semakin sempit. Selain itu pusat pemerintahan juga berubah fungsi menjadi tempat penampungan drum – drum aspal dan tidak terawat.

Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, ada beberapa faktor yang membuat Simpang

Lima menjadi alun – alun Kota Semarang, diantaranya :

 Merupakan tempat yang strategis selain daerah Kanjengan dan Tugumuda. Pada saat itu

kawasan Tugumuda tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai alun – alun karena

Tugumuda merupakan perkantoran orang – orang Belanda.

 Satu – satunya kawasan yang merupakan lahan kosong, kanan kiri masih sawah. Pada

gambar 3.2 merupakan jalan Pahlawan dimana jalan ini merupakan kawasan Simpang Lima.

Dalam perkembangannya, Simpang Lima mengalami perubahan yang cukup besar. Dari awal

pembangunan Simpang Lima pada tahun 1960 hingga sekarang. Alun – alun Simpang Lima pada masa

kini sudah menjadi pusat perekonomian bagi kota Semarang, serta menjadi landmark kota Semarang.

3.1.2 Program Televisi Wisata bagi Masyarakat

Di era globalisasi ini teknologi merupakan sebuah alat komunikasi yang sangat penting. Televisi

merupakan salah satu media massa yang memiliki peranan penting bagi masyarakat. Selain itu televisi

juga merupakan media massa yang paling efektif dan efesien karena televisi menggunakan perpaduan

antara visual dan audio.

Jika dianalisis hampir sebagaian masyarakat Indonesia suka menonton televisi. Selain itu dengan

adanya televisi masyarakat dapat mengetahui informasi yang tidak dapat mereka jangkau.

Responden yang diambil sebagai sample adalah remaja dengan usia 17-25 tahun yang suka

berpergian dengan menggunakan ala backpacker. Pada usia 17-25 tahun merupakan usia dimana target

suka untuk berpergian kesuatu tempat yang baru, selain itu berpergian dengan ala backpacker

merupakan pendekatan yang sangat dekat dengan target utama.

Berdasarkan hasil riset dengan mewawancara ke beberapa responden, banyak responden dengan

usia 17-25 suka berpergian dengan menggunakan metode backpacker, karena beberapa alasan,

diantaranya mereka dapat merasakan pengalaman yang mengesankan, waktu yang tak terbatas, seru dan

menantang. Responden mendapat informasi mengenai tempat – tempat wisata yang bagus dari media

sosial dan televisi. Maka dari itu responden juga merasa bahwa mereka membutuhkan program televisi

yang berisi tentang wisata Indonesia yang belum bisa dijangkau sebagai informasi. Karena program

televisi yang paling efesien dan efektif. Rata – rata kebanyakan respoden membutuhkan program televisi

yang tayang pada pagi atau siang hari ketika dihari weekend, sedangkan sore atau malam pada hari

kerja. Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada 100 responden diperoleh data sebagai berikut:

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1 Laki – laki 52 52%

2 Perempuan 48 48%

Jumlah 100 100%

Gambar 3.2 Jalan Oie Tiong Ham sekarang jalan pahlawan

Sumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html

Gambar 3.3 Dari Simpang Lima ke Jl Pahlawan 1972

Sumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html

Gambar 3.4 Perkembangan Simpang Lima dari tahun 70 hingga sekarang Sumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html

(3)

Dari data diatas, responden yang ingin dituju adalah remaja dengan usia 17-25 tahun dengan

pekerjaan yang dimiliki adalah pelajar / mahasiswa.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden membutuhkan program

televisi untuk hiburan/ refreshing. Selain itu isi dari program televisi juga merupakan faktor minat

menonton televisi.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden, yakni remaja masih memiliki minat untuk

menonton televisi, dapat dibuktikan dengan bahwa remaja dalam sehari menonton televisi berkisar 1 – 2

jam.

Dari data yang didapat dari hasil survei menunjukan bahwa kebanyakan remaja masa kini lebih

suka menonton program tv dengan genre edukasi dan program tv wisata. Dengan adanya hasil dari

survei, maka perancangan program televisi ini dapat memenuhi kebutuhan responden. Program televisi

ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya, terdapat nilai sejarah yang berguna untuk menambah

pengetahuan, terdapat rekomendasi wisata alun – alun, cerita sejarah yang diangkat adalah berkaitan

dari masa lalu dan masa kini.

No Pekerjaan Jumlah Presentase

1 Pelajar / Mahasiswa 86 86%

2 Karyawan 11 11%

3 Lain – lain ( Freelance,Wiraswasta) 3 3%

Jumlah 100 100%

No Penghasilan dalam 1 bulan Jumlah Presentase

1 Belum berpenghasilan 53 53%

2 Rp 1jt 14 14%

3 Rp 1jt – Rp 2jt 21 21%

4 >Rp 2jt 12 12%

Jumlah 100 100%

No Faktor faktor Jumlah Presentase

1 Genre program televisi 9 9%

2 Butuh hiburan / refreshing 55 55%

3 Isi Program televisi 32 32%

4 Lain lain 4 4%

Jumlah 100 100%

No Lamanya Jumlah Presentase

1 1 jam 23 23%

2 1 – 2 jam 50 50%

3 >dari 3 jam 27 27%

Jumlah 100 100%

No Program televisi yang sering ditonton Jumlah Presentase

1 Sinetron 3 3%

Tabel 3.2 Usia responden Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

Tabel 3.3 Pekerjaan responden Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

Tabel 3.4 Penghasilan dalam satu bulan Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

Tabel 3.6 Lamanya responden menonton sebuah program televisi Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

Tabel 3.7 Program televisi yang sering ditonton oleh responden Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

(4)

17

No Channel Jumlah Presentase

1 Pro TV - -

2 Kompas TV 11 11%

3 Trans TV 35 35%

4 Trans 7 28 28%

5 SCTV 4 4%

6 MNC 2 2%

7 Lain lain

(RCTI, U channel, TV One,

Metro TV, Tvku, CNN)

20 20%

Jumlah 100 100%

Dari tabel 3.8 kebanyakan responden lebih suka menonton pada chanel TransTV yang mana merupakan

chanel televisi nasional, sedangkan dari hasil survei remaja menonton televisi pada tv lokal yang

diminati adalah Kompas TV.

Dengan adanya data rating televisi Indonesia Trans TV merupakan stasiun televisi Indonesia yang

paling baik pada tahun 2013.

Dari hasil survei langsung ke responden didapat hasil bahwa responden merasa bahwa program televisi

wisata penting untuk ditayangkan karena dengan adanya program televisi wisata responden

mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang baru, selain itu responden juga mendapat refrensi tempat – tempat yang bagus dan indah di Indonesia

Stasiun TV Rating pada tahun 2012 Rating pada tahun 2013

Trans TV 2 1

MNC TV 3 2

ANTV 4 3

Trans 7 1 4

SCTV 8 5

TV One 5 6

RCTI 6 7

Global TV 9 8

Indosiar 7 9

Metro TV 10 10

No Berpergian dengan backpacker Jumlah Presentase

1 Suka 67 67%

2 Tidak Suka 33 33%

Jumlah 100 100%

No Program TV Wisata Jumlah Presentase

1 Penting 99 99%

2 Tidak penting 1 1%

Jumlah 100 100%

No Hari Jumlah Presentase

1 Jumat 11 11%

2 Sabtu 46 46%

3 Minggu 36 36%

4 Lain - lain 7 7%

Jumlah 100 100%

Tabel 3.8 Channel TV yang sering ditonton oleh responden Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

Tabel 3.11 Penting tidaknya program televisi wisata Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

Tabel 3.12 Hari yang cocok untuk penayangan Program TV wisata Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

Tabel 3.10 Responden yang suka berpergian dengan backpacker Sumber Perhitungan frekuensi, 2014

Tabel 3.9 Rating Televisi Indonesia pada 2012 - 2013

(5)

Dari hasil survei, secara keseluruhan didapat data bahwa responden yakni remaja masih suka

menonton televisi, hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang menyatakan bahwa dalam sehari remaja

dapat menonton televisi selama 1 – 2 jam atau bahkan lebih dari 2 jam. Responden lebih menyukai

menonton program televisi dengan bergenre edukasi dan program wisata. Berdasarkan dari data survei

didapat juga bahwa responden membutuhkan sebuah program televisi wisata yang tidak hanya

menyajikan sebuah keindahan saja, tetapi juga menyajikan pengetahuan serta wawasan yang dapat

menambah pengetahuan responden. Jam dan hari penayangan sebuah program televisi wisata yang tepat

bagi responden adalah hari Sabtu pada pukul 10.00. hal ini dikarenakan sabtu merupakan hari weekend

dimana hampir 90% merupakan hari bebas dari pekerjaan.

3.2 Khalayak Sasaran

Cakupan khalayak yang akan dituju adalah seluruh masyarakat Indonesia. Alun – alun merupakan

salah satu warisan budaya Indonesia. Maka dari itu masyarakat Indonesia perlu mengetahui alun – alun

di tiap daerah di Indonesia.

3.2.1 Geografis

 Regional : 32 Provinsi di Indonesia  Kepadatan : Padat

 Iklim : Tropis

3.2.2 Demografis

 Usia : 17 – 25 tahun

 Jenis kelamin : Laki – laki dan perempuan  Pendapatan per bulan : Menegah ke bawah ( SES B-C )

 Pekerjaan : Pelajar dan Mahasiswa yang gemar backpacker

Konsep backpacker yang diangkat lebih dikaitkan dengan mencari suatu pengetahuan baru dari

masa lalu yang dihubungkan ke masa sekarang.

Target sekunder yang dituju adalah semua masyarakat Indonesia. Dimana masyarakat Indonesia

perlu mengetahui mendapat pengetahuan tentang alun – alun sebagai warisan budaya.

3.2.3 Psikologis

Kebanyakan masyarakat Indonesia suka berpergian keliling dengan berbagai macam tujuan

diantaranya, untuk liburan, untuk kepentingan pekerjaan, pendidikan dan lain sebagainya. Ada beberapa

faktor yang akan membuat masyarakat mengunjungi alun – alun kota suatu daerah. Sebagai contoh

untuk berolahraga atau hanya sekedar untuk nongkrong.

3.2.4 Perilaku

Hampir sebagaian besar target primer berusia 17-25, dimana pada saat berada pada umur tersebut,

kebanyakan dari mereka memiliki rasa penasaran dan jiwa petualang untuk berpergian.

No Jam Jumlah Presentase

1 Pk 10.00 31 31%

2 Pk 13.00 11 11%

3 Pk 15.00 29 29%

4 Pk 18.00 29 29%

Jumlah 100 100%

Gambar 3.5 Target utama, pelajar dan mahasiswa Sumber http://www.gemari.or.id/artikel/2168.shtml

Gambar 3.7 Target yang mempunyai jiwa berpetualang Sumber http://www.travelerbali.com/?act=katb&idk=9&cur=19

Gambar 3.6 Kebiasaan psikologis target

Sumber http://bridgetamoris.blogspot.com/2013/06/menikmati-malam-di-simpang-lima-semarang.html Tabel 3.13 Jam penayang program TV wisata

(6)

19 3.3 Strategi Komunikasi

3.3.1 Creative Brief

Creative brief yang digunakan sebagai pedoman adalah creative brief dari LOWE

Why are we advertising?

Untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa alun – alun merupakan sebuah warisan budaya.

Selain itu ingin mempersuasi masyarakat bahwa alun – alun mempunyai peranan penting bagi

suatu kota.

Who are we talking to?

Joel Iwan (21 tahun) merupakan seorang mahasiswa semester elektro Universitas Maranatha

Bandung. Ia merupakan seorang yang cerdas dan pandai. Kakak dari 2 bersaudara ini sangat

suka berpergian untuk liburan. Ia biasanya berpergian dengan ala backpacker. Selain itu ia

biasa mendapat refrensi tempat wisata dari teman dan media sosial.

Nana (21 tahun) seorang mahasiswa semester akhir. Ia merupakan seorang yang sangat ceria. Ia

suka berpergian untuk berlibur. Biasanya dia berlibur dengan ala backpacker karena hal itu

menyenangkan baginya. Nana biasanya mendapat informasi tempat wisata dari televisi dan

media sosial.

What do we want them to think / do?

Alun – alun merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki latar belakang sejarah yang

berpengaruh terhadap suatu kota. Alun – alun juga merupakan tempat yang penting dan

memiliki nilai fungsi.

What is the tone and manner of the manner of the advertising?

Mengubah persepsi dari masyarakat bahwa Simpang Lima bukan hanya sekedar alun – alun

dan pusat keramaian, melainkan merupakan warisan budaya yang memiliki nilai sejarah yang

penting bagi Kota Semarang. Hal ini dikaitkan dengan masa lalu dan masa kini.

What the executional consideration are there?

Adanya perancangan program televisi dengan genre feature yang berisi tentang perkembangan

alun – alun Indonesia dikaitkan dengan masa lalu dan masa kini. Kriteria program televisi

bersifat santai, friendly serta happy.

3.3.2 Pendekatan Media sebagai Pemecahan Masalah

Tone and manner dari program televisi adalah fun, friendly, dan santai.

Perancangan yang akan dilakukan adalah :

Program Televisi

Target yang dituju adalah seluruh ibukota provinsi Indonesia. Dengan pembatasan masalah,

membahas tentang alun – alun di Indonesia.

Ekonomi

32 Provinsi Tanjung Selor, Manado, Palu, Makassar, Kendari, Mamuju, Gorontalo, Ambon, Jayapura, Manokwari

(7)

Berdasarkan bagan diatas, ada 52 episode yang akan direncanakan, 33 alun - alun di Indonesia dan 19 Landmark di Indonesia berikut adalah lokasi yang akan menjadi objek dalam program televisi:

Provinsi / Kota Alun – alun / Landmark

Banda Aceh

Merupakan daerah istimewa

Alun – alun Blang Padang

Landmark Masjid Raya Baiturrahman Aceh Pantai Ulee Lheeue

 Medan Alun – alun Lapangan Merdeka Medan

Tugu Guru Patimus

 Padang Alun – alun Padang

Landmark Kota Bukittinggi : Jam Gadang

 Bengkulu Alun – alun Argamakmur

 Lampung Alun – alun Bandarlampung

 Batam Alun – alun Engkuputri

Jakarta

Merupakan ibukota Indonesia dan daerah

istimewa

Merupakan kota yang perpindahan alun

alunnya kreatif

Merupakan rencana kota metropolitan Pertama di Indonesia

 Palangkaraya Alun – alun Palangkaraya (Bunderan Besar)

 Banjarmasin Alun – alun Zalecha

 Kediri Landmark Simpang Lima Gumul

 Gorontalo Lapangan Taruna

 Ambon Lapangan Merdeka Ambon

 Jayapura Taman Imbi

 Malang Alun – alun Bundar

Alun – alun Tugu

 Palembang Alun – alun Palembang

Landmark Kota Palembang : Jembatan Ampera

 Samarinda Alun – alun Samarinda

 Pangkal Pinang Alun – alun Taman Merdeka (ATM)

(8)

21

Dalam proses pemilihan judul program televisi “Jejak Ransel Alun - Alun” terdapat beberapa pertimbangan, diantaranya didalam kata jejak terdapat makna tersembunyi, yang lebih menekankan

kepada nilai sejarah yang ada. Jejak juga identik dengan masa lalu dan sekarang. Sedangkan ransel

menggambarkan target, suka backpacker. Alun - Alun mengartikan bahwa yang akan dibahas adalah

alun alun di Indonesia. Dalam program “Jejak Ransel Alun - Alun” dengan durasi waktu 30 menit

terdapat beberapa segmen yaitu :

a. Segmen 1 ( Opening )

 Landscape Kota Semarang  Lapangan Simpang Lima  Host membuka acara

 Memperkenalkan Kawasan Simpang Lima masa kini b. Segmen 2

 Simpang Lima masa lalu  Kembali ke masa sekarang

 Ulasan tentang cerita sejarah Simpang Lima dari sejarahwan  Sedikit ulasan tentang alun alun

c. Segmen 3

 Kuliner disekitar Simpang Lima  Menikmati alun alun Simpang Lima  Penutup

Pemilihan urutan kuliner secara singkat ini dengan beberapa faktor, diantaranya karena kuliner

merupakan hal yang paling dekat dan murah dengan target utama. Selain itu kuliner juga merupakan hal

yang memiliki hubungan erat dengan backpacker dan kuliner merupakan kebutuhan biologis dari

manusia.

3.3.3 Strategi Media 3.3.3.1 Obejktif Media

 Untuk membangun kesadaran umum bagi masyarakat Indonesia bahwa Simpang Lima bukan hanya sekedar alun – alun dan pusat keramaian saja melainkan merupakan warisan

budaya Indonesia yang cukup penting untuk dijaga serta memiliki nilai sejarah yang

penting bagi perkembangan Kota Semarang.

 Media yang digunakan adalah media yang sehari – hari dekat dengan khalayak sasaran

primer.

3.3.3.2 Pendekatan Media

1. Media Utama : Program Televisi

2. Media Pendukung : above the line, talkshow

Pada media above the line akan difokuskan pada :  Stasiun televisi : TransTV

(9)

3.3.3.3Tahapan Pendekatan Promosi

Tahapan pendekatan promosi menggunakan AISAS:

1. Tahapan Building awareness Program TV “Jejak Ransel” pada awal hingga pertengahan bulan

Desember 2014

a. Pada tahapan ini akan dilaksanakan awareness melalui promosi dengan memanfaatkan

media audio visual dan media cetak yang akan dirancang cukup bombastis untuk

mengangkat citra dari Simpang Lima yang akan dimulai dari pelajar dan mahasiswa.

Pada tahap ini juga akan diadakan launchingprogram televisi “Jejak Ransel”.

Iklan TV, berupa trailer akan tayang di stasiun TV nasional, Trans TV selama satu minggu.

Iklan Web, yang akan tayang pada web Trans TV selama program berlangsung.

Surat kabar ¼ halaman Koran berwarna posisi pada kiri bawah. Dipasang di koran Nasional, yang akan tampil satu kali seminggu selama sebulan.

Setelah adanya pengenalan melalui iklan, maka program televisi Jejak Ransel mulai

ditayangkan setiap hari Sabtu pukul10.00

2. Penyelenggaraan acara roadshow to school & campus akan dimulai pada bulan Mei 2015 –

Oktober 2015. Pada acara ini akan mengadakan talkshow mengenai alun – alun Indonesia.

Acara yang akan diadakan akan diiklankan menggunakan media cetak dan media sosial

Brosur akan dimasukkan ke di Koran regional di tiap daerah. Muncul selama 3 kali seminggu sebelum hari H.

Media sosial : facebook, twiterPoster

Jejak Ransel dan launching program televisi “Jejak Ransel”

Waktu :

Awal hingga pertengahan bulan Desember 2014

Interest

Pada tahap interest, program televisi Jejak Ransel mulai

ditayangkan dan diharapkan target akan tertarik.

Waktu :

Pertengahan bulan Januari 2015 – April 2015

Search

Jejak Ransel mengadakan roadshow to school and campus

(adanya talkshow mengenai alun alun Indonesia) dengan

tujuan untuk mengenalkan alun alun Indonesia sebagai

warisan budaya serta untuk mempromosikan program Jejak

Ransel.

Waktu :

Mei 2015 – Oktober 2015

Action

Setelah mereka menonton program “Jejak Ransel” dan mengikuti talkhsow mereka akan menjaga alun alun sebagai

warisan budaya Indonesa, selain itu merekan mendapat

pengetahuan umum tentang alun – alun sebagai budaya

Indonesia

Waktu :

Setelah tahapan awareness – interst dan search

Share

Target akan men-sharekan kepada orang lain.

Tabel 3.15 Tabel AISAS dan Timeline

(10)

23 3.3.3.4.2 Production

Crew

No Jobdes Orang Honor Total

1 Produser 1 Rp 10.000.000-, Rp 10.000.000-,

2 Director 1 Rp 8.000.000-, Rp 8.000.000-,

3 Wardrobe 1 Rp 3.000.000-, Rp 3.000.000-,

4 Cameramen 3 Rp 3.000.000-, Rp 9.000.000-,

5 Talent 2 Rp 5.000.000-, Rp 10.000.000-,

6 Video Editor 1 Rp 5.000.000-, Rp 5.000.000-,

7 Sound Editor 2 Rp 3.000.000-, Rp 6.000.000-,

Total Rp 51.000.000-,

Material Peralatan

No Material Qty Harga Satuan Total

1 Kamera video S-VHS 2 Rp 2.500.000-, Rp 5.000.000-,

2 Mikrophone clip-on

wireless

2 Rp 500.000-, Rp 1.000.000-,

3 Tripod Kamera 2 Rp 1.000.000-, Rp 2.000.000-,

Total Rp 8.000.000-,

Lain - lain

No Lain – Lain Orang Harga Total

1 Makan 10 Rp 150.000-, Rp 1.500.000-,

2 Akomodasi 10 Rp 3.000.000-, Rp 30.000.000-,

3 Transportasi 10 Rp 2.000.000-, Rp 20.000.000-,

4 Narasumber 2 Rp 1.000.000-, Rp 2.000.000-,

Total Rp 53.500.000-,

3.3.3.4.3 Post Production

Total

Dalam 1x produksi 1 episode : Rp 128.000.000-, 52 ep x Rp 128.000.000-, : Rp 665.600.000-,

No Aktivitas Total

1 Biaya Listrik (editing) Rp 2.000.000-,

2 Biaya air dan snack Rp 3.000.000-,

Total Rp 5.000.000-,

No Tahapan Total

1 Pra Produksi Rp 10.500.000-,

2 Produksi Rp 115.500.000-,

3 Pasca Produksi Rp 5.000.000-,

Total Rp 131.000.000-,

Tabel 3.17 Tabel Anggaran Produksi - Crew

Tabel 3.18 Tabel Anggaran Produksi – Sewa Peralatan

Tabel 3.19 Tabel Anggaran Produksi – Lain - lain

Tabel 3.20 Tabel Anggaran Pasca Produksi

Gambar

Tabel 2.2 Komparasi Acara Televisi Koper dan Ransel, Mister Tukul Jalan Jalan Jalan Jajan
Gambar 3.4 Perkembangan Simpang Lima dari tahun 70 hingga sekarang
Tabel 3.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi minat remaja untuk menonton TV Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.9 Rating Televisi Indonesia pada 2012 - 2013 Sumber http://www.topix.com/forum/world/malaysia/T804V9R3KBQS5PI41
+6

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini di Indonesia telah ada sekitar 20 perusahaan Asuransi Umum yang memiliki unit syariah (takaful window) dan 2 perusahaan Asuransi Umum yang telah menjadi

- klik "Pilih foto dari komputer anda", lalu ambil file foto yang sudah kita siapkan tadi, maka tampilannya menjadi seperti ini:.. (Picasa mengurutkan tampilan

Rumusan masalah dalam penelitian ini ada tiga, yaitu apakah terdapat perbedaan Emotion-Focused Coping dan Problem-Focused Coping pada wanita karir yang menonton drama

[r]

Secara ringkas dissertasi ini akan mengkaji perbandingan struktur organisasi pengurusan penyelenggaraan, reka bentuk dan pemilihan bahan serta faktor penyebab kepada

Perubahan tersebut terlihat jelas pada jenis cepat karena pada kecepatan tinggi, titnbul gaya angkat dan timbulnya pemecahan gelombang pada haluan kapal dan diikuti

Pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek atau subyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument

Sekä lämpösumma että korkeus olivat merkitse- viä selittäjiä puolukan peittävyysmallissa (Malli 1).. Vaikka nämä muuttujat korreloivat voimakkaas- ti keskenään, ne