$
% &&'(()(&*
+ ,
-
1 % $
# 2 % &&'(()(&*
0 0
-0 0
+ 0
-,
--
# # " $
% " & '(()
3 2 " 3 %
- 3 3 3 3 #" " # " + ,
# -. $
/ 0 # 4 ! ! !5 4 5 " "
" # + #
$
/ 1 - 2 " 56 2 !5 2- 5 2 5 2 33 5 +
#$ % # "
$
/ 4 0 7 !5 ! " 1 " 6 $ # 86
! 6 ! 6 6 ! 86 6 3 1!886 ! $ 1
# # # 333
$
/ ! 4 5 6 / $
% $ 1 # , ! ! $ 7
! $
+
# + " +
$
# " "
#
# # $
/ " # #
#
9$ * + + " $ $" :$ $" #
! " "
" # # $
'$ $ $ ; " :$ " #
# #
$ <$ 0 # :
" " " $
=$ 1 - " : " : * " : % " : ; "
# # $
)$ # -
# $
B$ # 1 ! " "
$
C$ # # # "
# " "
# $
9($ $ &" 0 " $ ;;;" $ " & 5 #" 0;. ; " 5 " ! "
# + $
+ " # !
+ # $ "
# $
# #
# # + + + $
4
4
$< 1 $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ )
$= 1 $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ C $> ; : $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 99 $? $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 9= $) $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 9? $B 1 7 ; : $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 9? $C $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 9) $C$9 D60 E $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 9B $C$' D -F0 E $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 9B $9( $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 9C
$9($9 D. -F0 E $$$$$$$$$$$$$ 9C
4
1 1 0 $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ <) $9 ; 1 $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ <) $' ' ( % " '$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ <C $< ) & # 60 ;0 $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ =9 $<$9 D60 E $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ =9 $<$' $ D;0 E $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ =9 $= ## $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ =< $=$9 ; % & $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ =< $=$' ; ' $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ => $) # * & $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ => $B * $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ =B
1 1 , 1 $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ >9
4
4
+ $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ >?
5 =$B # $$$$$$$$$$$$$$$$$ >B
5 =$C #
4
4
$ $ & # , D; :E
+ # # #
+ $ ; : # #
+ # $
; : # D " " "
E $ ; :
# $
/ # + + ; :
# + + ; :$
# '" . & # " ## " + $
' + + $
## + # # $
+ '
$ + + + #
$
4 #
# $ ; :
D; :E ! ! #
! $ ; : # # !
# # $ ; :
D " " " 4 E $
; : # ! 4 $
6 # ; : # $
" " " " ! ; : !
! F 0 # $
!
$ ! !
!$ A
! " $ . !
! ! ; : ! $
Simulasi Komputer Kinerja Jaringan Ansynchronous Transfer Mode
(Computer Simulation of Ansynchronous Transfer Mode Network
Performance)
1.2 Latar Belakang
Jaringan Ansynchronous Transfer Mode (ATM) pertama kali
dikembangkan oleh peneliti dari AT&T Bell Laboratories dan France
Telecom’s Risearch Center pada awal tahun 1980 [1]. Peneliti tertarik
akan paketisasi informasi suara sedemikian sehingga satu switch bisa
digunakan untuk data dan suara. Para peneliti yakin bahwa suatu alat yang
mampu menangani paketisasi dan switching informasi suara dapat
memindahkan sedikitnya satu juta paket per detik dengan waktu
penundaan dalam mili detik.
Jaringan Ansynchronous Transfer Mode menjadi suatu
pertimbangan yang praktis untuk arsitektur jaringan. Pemakai akhir yang
besar dengan penundaan yang rendah, serta penerapan high-bandwidth
menjadi titik awal pengembangan teknologi jaringan baru yang dapat
memindahkan berbagai sumber data dengan cepat.
Jaringan Ansynchronous Transfer Mode adalah suatu teknologi
jaringan yang baru dalam industri jaringan. Jaringan Ansynchronous
Transfer Mode telah diterima secara umum sebagai suatu pilihan mode
perpindahan untuk Broadband Integrated Services Digital Networks
(BISDN). Jaringan Ansynchronous Transfer Mode tersedia untuk
menyediakan packet switching yang cepat dalam berbagai jenis dan
kecepatan yang bervariasi antara 64 kbps sampai 2 Gbps. Jaringan
Ansynchronous Transfer Mode mampu menangani berbagai macam
informasi (suara, data, gambar, teks dan video) dengan cara yang
terintegrasi. Jaringan Ansynchronous Transfer Mode menyediakan suatu
fleksibilitas bandwidth yang baik dan dapat digunakan secara efisien dari
komputer desktop ke Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN).
Untuk dapat mempermudah pemahaman kinerja jaringan ATM
diperlukan suatu media. Program simulasi merupakan sebuah media yang
dapat menggambarkan kinerja jaringan ATM. Dengan suatu program
simulasi pembaca dapat lebih mudah memahami kinerja jaringan ATM.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah :
1. Layanan yang dipakai meliputi data yang real-time dan non real-time.
2. Quality of Service (QoS) untuk data real-time adalah Constant Bit Rate
(CBR) dan untuk data non real-time adalah Available Bit Rate (ABR).
3. Program dapat menunjukkan data error dan network error.
4. Mekanisme traffic control menggunakan Algoritma Leaky Bucket dan
1.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Menghasilkan suatu program bantu untuk memudahkan pemahaman
tentang jaringan Ansynchronous Transfer Mode.
2. Menghasilkan program simulasi untuk mengetahui unjuk kerja
jaringan Ansynchronous Transfer Mode.
1.5 Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam melakukan penelitian ini
adalah :
1. Mempermudah kalangan akademisi dalam pemahaman jaringan
Ansynchronous Transfer Mode dalam bentuk visual.
2. Langkah awal untuk dapat mengembangkan kualitas penanganan error
dan kualitas layanan pada jaringan Ansynchronous Transfer Mode.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisi tentang judul, latar belakang, batasan masalah,
BAB II DASAR TEORI
Dasar teori akan menjelaskan tentang arsitektur protokol jaringan ATM
dan penjelasan umum mengenai bagian-bagian pada jaringan ATM. Juga
disertakan penjelasan tentang program visual basic yang digunakan dalam
perancangan program ini.
BAB III PERANCANGAN PROGRAM
Dalam bab ini dijelaskan tentang diagram blok program dan diagram alur
dari program simulasi.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan program dan hasil simulasi.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran untuk pengembangan
II.1 Sambungan Logis Jaringan ATM
Sambungan logis pada jaringan ATM dikenal sebagai Virtual Channel
Connections (VCC) [2]. Suatu VCC dianalogikan dengan koneksi data link pada
frame relay. Hal ini merupakan unit dasar pensaklaran dalam suatu jaringan ATM.
Pengguna dapat mengirimkan data dengan bit rate yang bervariasi dan dengan
aliran data yang full duplex. Data yang dikirim berupa sel dengan ukuran sel 53
byte.VCC juga digunakan untuk pertukaran user-network dan pertukaran
network-network.
Konsep virtual path dapat dilihat pada Gambar 2.1. Suatu virtual path
connection (VPC) adalah sekumpulan VCC yang mempunyai endpoints yang
sama. Semua sel yang mengalir pada semua VCC dalam VPC yang tunggal
diswitch sepanjang path yang sama.
Gambar 2.1 Konsep Virtual Path [2]
Konsep virtual path telah dikembangkan untuk menjawab suatu jaringan
berkecepatan tinggi. Bantuan teknik virtual path berisi biaya kendali dengan
pengelompokan sambungan berbagai alur yang umum sampai ke jaringan ke
dalam unit tunggal. Tindakan manajemen jaringan kemudian bisa diberlakukan
bagi sejumlah kecil kelompok sambungan sebagai ganti sejumlah besar
sambungan yang tunggal.
Beberapa keuntungan dari penggunaan virtual path :
1. Arsitektur jaringan yang sederhana: Fungsi angkut jaringan dapat
dipisahkan ke dalam semua hubungan dengan sambungan virtual channel
dan dihubungkan dengan suatu kelompok sambungan virtual path.
2. Meningkatkan kehandalan dan kemampuan jaringan.
3. Mengurangi pemrosesan dan mempersingkat waktu penyusunan
sambungan.
4. Meningkatkan layanan jaringan: virtual path sebetulnya digunakan pada
internal jaringan tetapi juga terlihat oleh pemakai akhir. Pemakai boleh
menggambarkan jaring-jaring tertutup atau kelompok pemakai yang
tertutup dari virtual channel.
Proses penentuan sambungan virtual path adalah dipasangkan dari proses
menentukan sambungan virtual channel:
1. Mekanisme kendali virtual path meliputi menghitung rute, penjatahan
kapasitas, dan penyimpanan informasi sambungan.
2. Untuk set-up virtual channel tunggal, kendali melibatkan pemeriksaan
pada sambungan virtual path sampai titik tujuan yang diperlukan dengan
kapasitas yang tersedia untuk mendukung virtual channel, dengan mutu
yang sesuai pada layanan, dan kemudian penyimpanan status informasi
II.2 Kegunaan Sambungan Virtual Channel
Endpoints dari suatu VCC adalah pemakai akhir, kesatuan jaringan, atau
suatu pemakai akhir dan suatu kesatuan jaringan. Dalam semua kasus, integritas
urutan sel dipelihara di dalam suatu VCC. Sel dikirimkan dengan perintah yang
sama saat dikirimkan. Contoh tiga penggunaan dari VCC:
1. Antara pemakai akhir: Dapat digunakan untuk membawa end-to-end data
pemakai. Dapat juga digunakan untuk membawa pemberian isyarat
kendali antara pemakai akhir. Suatu VPC antara pemakai akhir
menyediakan keseluruhan kapasitas.
2. Antara pemakai akhir dan suatu kesatuan jaringan: Digunakan untuk
mengendalikan pemberian isyarat user-to-network. Suatu user-to-network
VPC dapat digunakan untuk mengumpulkan pertukaran lalu lintas dari
pemakai akhir atau server jaringan.
3. Antara dua kesatuan jaringan: Digunakan untuk manajemen lalu lintas
jaringan dan fungsi routing. Suatu network-to-network VPC dapat
digunakan untuk menggambarkan suatu rute yang umum untuk pertukaran
dari informasi manajemen jaringan.
II.3 Karakteristik Virtual Path dan Virtual Channel
ITU-T I.150 merekomendasikan karakteristik dari sambungan virtual
1. Quality of Service (QoS): Seorang pemakai dari suatu VCC dilengkapi
dengan suatu QoS yang ditetapkan oleh parameter rasio kerugian sel yaitu
perbandingan dari sel yang hilang dengan sel yang dikirimkan.
2. Switched and semipermanent virtual channel connections: VCC yang yang
terbentuk melalui switch-switch jatringan ATM adalah jalur yang tidak
selalu tetap. Pembentukan jalur akan ditentukan oleh switch jaringan ATM
untuk mendapatkan jalur lalu-lintas data yang paling dekat. Hal ini
merupakan salah satu keunggulan jaringan ATM dalam membuat
konfigurasi jalur yang cepat.
3. Urutan integritas sel: Urutan dari sel yang dikirimkan di dalam suatu VCC.
4. Parameter negosiasi lalu-lintas dan pengawasan pemakaian: parameter
lalu-lintas dapat dirundingkan antara seorang pemakai dan jaringan untuk
masing-masing VCC. Masukan dari sel ke VCC dimonitor oleh jaringan
untuk memastikan bahwa parameter yang sudah disetujui tidak dilanggar.
Jenis parameter lalu lintas yang dapat dirundingkan meliputi rata-rata
tingkat tarip, tingkat tarip puncak, burstiness, dan jangka waktu puncak. Jaringan
boleh menggunakan sejumlah strategi untuk berhubungan dengan kemacetan dan
untuk mengatur keluaran dan VCC yang diminta. Jaringan bisa menolak
permintaan baru untuk VCC untuk mencegah kemacetan. Sel mungkin dibuang
jika parameter yang dipakai dilanggar atau jika kemacetan menjadi parah. Di
dalam suatu situasi yang ekstrim, sambungan yang ada bisa diakhiri.
Karakteristik yang didaftarkan adalah serupa untuk VCC, yaitu mutu dari
parameter lalu lintas dan monitoring pemakaian. Ada sejumlah pertimbangan
untuk duplikasi ini. Pertama, menyediakan beberapa fleksibilitas bagaimana
layanan jaringan mengatur persyaratan penempatan. Jaringan harus terkait dengan
keseluruhan persyaratan untuk suatu VPC, dan di dalam suatu VPC, boleh
merundingkan penetapan dari virtual path dengan karakteristik yang diberikan.
Kedua, maka dimungkinkan pemakai akhir untuk merundingkan agar disediakan
VCC baru. Karakteristik VPC memaksakan suatu kedisiplinan pilihan bahwa
pemakai akhir boleh membuat sambungan baru.
II.4 Kendali Pemberian Isyarat
VCC, I.150 menetapkan empat metoda untuk menyediakan suatu fasilitas
pelepasan. Satu atau sejumlah metoda ini akan digunakan di dalam jaringan
tertentu:
1. Semipermanent VCC bisa digunakan untuk pertukaran user-to-user. Dalam
hal ini, tidak ada pemberian isyarat kendali yang diperlukan.
2. Jika tidak ada pre-establishment saluran kendali pemberian isyarat,
kemudian satu VCC harus disediakan. Karena tujuan itu, suatu pertukaran
kendali pemberian isyarat harus berlangsung antara pemakai dan jaringan
pada beberapa saluran. Maka diperlukan suatu saluran yang permanen,
mungkin dari data yang bernilai rendah yang dapat digunakan untuk
men-setup VCC yang dapat digunakan untuk kendali panggilan. Saluran seperti
itu disebut sebagai suatu meta-signaling channel, sebab saluran digunakan
3. Meta-signaling channel dapat digunakan untuk men-setup VCC antara
pemakai dan jaringan untuk pemberian kendali isyarat panggilan.
User-to-network signaling virtual channel digunakan men-setup VCC untuk
membawa data pemakai.
4. Meta-signaling channel dapat juga digunakan untuk men-setup suatu
user-to-user signaling virtual channel. Saluran seperti itu harus disediakan di
dalam suatu VPC yang pre-established. Itu semua kemudian bisa
digunakan untuk mengijinkan dua pemakai akhir, tanpa intervensi
jaringan, menetapkan dan melepaskan user-to-user VCC untuk membawa
data pemakai.
Untuk VPC ada tiga metode yang digambarkan pada I.150:
1. Suatu VPC dapat dibentuk pada suatu semi-permanent berbasis pada
persetujuan yang utama. Dalam hal ini, tidak ada kendali pemberian
isyarat yang diperlukan.
2. VPC establishment/release bisa dikendalikan oleh pengguna. Dalam
hal ini, pelanggan menggunakan suatu VCC pemberian isyarat untuk
meminta VPC dari jaringan.
3. VPC establishment/release mungkin dikendalikan jaringan. Dalam hal
ini, jaringan menetapkan suatu VPC untuk kenyamanannya sendiri.
Alurnya mungkin adalah network-to-network, user-to-network, atau
II.5 Sel ATM
ATM menggunakan fixed-sizes sel terdiri dari suatu 5 byteheader dan 48
byte bidang informasi. Penggunaan dari sel yang kecil akan mengurangi antrian
penundaan untuk high-priority sel, sebab waktu tunggu lebih sedikit jika tiba di
belakang suatu lower-priority sel yang telah memperoleh akses sumber daya,
contohnya adalah pemancar. Hal itu memperlihatkan bahwa fixed-size sel itu
dapat diswitch lebih efisien. Hal ini adalah penting untuk data rate yang sangat
tinggi pada ATM. Dengan fixed-size sel, akan lebih mudah untuk menerapkan
mekanisme pensaklaran di dalam perangkat keras. Format sel ATM dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
(a) (b)
Gambar 2.2 Format Sel ATM [2]. (a) User network Interface (b) Network
Untuk membedakan sel-sel yang digunakan pada ATM layer dengan
sel-sel yang hanya digunakan pada physical layer serta untuk menentukan suatu
unassigned cell maka diterapkan nilai-nilai header yang telah ditentukan untuk
setiap jenis sel seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Jenis Cell VPI VCI PT CLP
Unassigned cell 00000000 00000000
00000000
- 0
Meta-signalling cell xxxxxxxx 1 0A0 B
General broadcast cell xxxxxxxx 10 0AA B
Point-to-point signalling cell xxxxxxxx 101 0AA B
Segment OAM flow F4 cell yyyyyyyyy 011 0A0 A
End-to-end OAM flow F4 cell yyyyyyyyy 00000000
00000100
0A0 A
Segment OAM flow F5 cell yyyyyyyyy zzzzzzzz
zzzzzzzz
100 A
End-to-end OAM flow F5 cell yyyyyyyyy zzzzzzzz
zzzzzzzz
101 A
Resource Management cell yyyyyyyyy zzzzzzzz
zzzzzzzz
110 A
User information cell yyyyyyyyy vvvvvvv
vvvvvvvv
0CU L
Tabel 2.1 Nilai-Nilai Pada Header Sel
A : bit yang disediakan untuk digunakan oleh ATM layer
B : bit yang diset ke “0 “ oleh originating entity, tetapi jaringan mungkin dapat
mengubah nilai tersebut
L : cell loss priority bit
U : ATM layer user to ATM layer user indication bit
X : semua nilai VPI, untuk VPI = 0 maka nilai VCI valid untuk signalling
dengan switching lokal
Y : semua nilai VPI yang mungkin
Z : semua nilai VCI kecuali 0
V : semua nilai VCI diatas 0015 H
Penjelasan untuk setiap jenis sel yang terdapat pada tabel 2.1 adalah sebagai
berikut:
• Assigned Cell (ATM layer), sel yang menyediakan suatu service ke satu
aplikasi dengan menggunakan ATM layer service.
• Unassigned Cell (ATM layer), merupakan ATM layer sel yang bukan
assign cell
• Meta signalling cell digunakan untuk negoisasi pada signalling VCI dan
signalling resources
• General broadcast signalling cell membawa informasi yang akan
dibroadcastkan ke seluruh terminal pada satu UNI
• Point-to- point signalling cell digunakan untuk signalling pada satu UNI
atau NNI yang memiliki konfigurasi point-point pada ATM layer
• Segment F4 flow dan end-to-end F4 flow dikodekan dengan VCI 0003H
dan VCI 0004H dalam virtual path untuk membawa informasi OAM
(Operations, Administration, and Maintenance)
• Segment F5 flow dan end-to-end F5 flow dikodekan dengan PTI 4H dan
II.6 Format Header
Gambar 2.2 (a) menunjukkan format header sel pada user-network
interface. Gambar 2.2 (b) menunjukkan format header sel pada interface
user-network. Karenanya, hal itu dapat digunakan untuk kendali dari aliran sel hanya di
antar muka lokal user-network. Bidang bisa digunakan untuk membantu
pelanggan dalam mengendalikan alir lalu lintas untuk kualitas yang berbeda dari
pelayanan. Setidak-tidaknya, mekanisme Generic Flow Control (GFC) digunakan
untuk mengurangi kondisi-kondisi beban yang terlalu berat dalam jangka pendek
di jaringan.
I.150 memberi daftar persyaratan untuk mekanisme Generic Flow Control
(GFC) bahwa semua terminal dapat mengerti akses kapasitas yang ditanggung.
Ini meliputi semua constant-bit-rate (CBR) terminal seperti halnya
variable-bit-rate (VBR) terminal yang mempunyai suatu unsur jaminan kapasitas (CBR dan
VBR).
Virtual path identifier (VPI) membentuk suatu bidang routing untuk
jaringan. Jumlah VPC internal yang diperluas bagi jaringan, meliputi
pendukungan pada langganan dan yang diperlukan untuk manajemen jaringan.
Virtual channel identifier (VCI) digunakan untuk routing ke dan dari pemakai
akhir.
Payload type (PT) menandai adanya jenis informasi di bidang informasi.
Nilai 0 di bit yang pertama menandai adanya informasi pemakai. Dalam hal ini,
bit yang kedua menandai adanya apakah kemacetan telah dialami. Bit yang ketiga,
digunakan untuk membeda-bedakan dua jenis ATM SDU yang dihubungkan
dengan suatu sambungan. Istilah SDU mengacu pada 48 bytepayload dari sel itu.
Nilai 1 di bit yang pertama dari bidang payload menunjukkan bahwa sel ini
membawa manajemen jaringan atau informasi pemeliharaan. Indikasi ini
mengijinkan penyisipan dari network-management sel ke suatu VCC pemakai
tanpa berdampak pada data pemakai, sehingga bidang PT dapat menyediakan
informasi kendali. Nilai-nilai bit PT dapat dijelaskan sebagai berikut:
000 : user data cell, congestion not experienced, SDU tipe 0
001 : user data cell, congestion not experienced, SDU tipe 1
010 : user data cell, congestion experienced, SDU tipe 0
011 : user data cell, congestion experienced, SDU tipe 1
100 : OAM segment associated cell
101 : OAM end-to-end associated cell
110: resource management cell
111 : Reserved for future function
Bit Cell Loss Priority (CLP) digunakan untuk menyediakan bimbingan
bagi jaringan dalam hal kemacetan. Nilai 0 menandai adanya suatu sel dari
prioritas yang secara relatif lebih tinggi, yang harus tidak dibuang kecuali jika
tidak ada alternatif lain yang tersedia. Nilai 1 menunjukkan bahwa sel ini
mungkin dapat dibuang. Pemakai mungkin mempekerjakan bidang ini sedemikian
sehingga sel yang ekstra (di luar tingkat tarip yang dirundingkan) mungkin
dimasukkan ke dalam jaringan. Dengan CLP=1, sel dapat terkirim ke tujuan jika
apapun yang melanggar dari suatu persetujuan mengenai parameter lalu lintas
antara pemakai dan jaringan.
II.7 Generic Flow Control
I.150 menetapkan penggunaan dari bidang GFC untuk mengendalikan lalu
lintas user network interface (UNI) dalam rangka mengurangi kondisi-kondisi
beban yang terlalu berat dalam jangka pendek. Mekanisme kendali aliran yang
nyata digambarkan di dalam I.361. Aliran kendali GFC menjadi bagian dari
kemampuan controlled cell transfer (CCT) yang diharapkan menemui persyaratan
dari non-ATM LAN yang tersambung ATM WAN [3].
Ketika peralatan di UNI diatur untuk mendukung mekanisme GFC, dua
satuan prosedur digunakan: transmisi tak terkendali dan transmisi yang terkendali.
Pada pokoknya, tiap-tiap sambungan dikenali untuk mengikuti kendali arus atau
tidak. Itu semua adalah untuk kendali aliran, mungkin ada satu kelompok
sambungan yang terkendali (kelompok A) adalah kelalaian, atau lalu lintas yang
terkendali mungkin digolongkan ke dalam dua kelompok dari kendali sambungan
(kelompok A dan kelompok B). Ini dikenal berturut-turut sebagai antrian-1 dan
antrian-2.
II.8 Kategori Layanan ATM
Suatu jaringan ATM dibuat untuk bisa memindahkan berbagai jenis lalu-
lintas yang berbeda secara serempak, mencakup arus yang real-time seperti suara
arus dari 53 byte sel yang berpindah melalui virtual channel. Cara yang ditempuh
oleh masing-masing arus data ditangani di dalam jaringan tergantung karakteristik
dari aliran lalu-lintas dan persyaratan dari aplikasi itu. Sebagai contoh, lalu lintas
video real-time harus dikirimkan di dalam variasi penundaan yang minimum.
Kategori layanan ATM yang digunakan oleh suatu sistem akhir untuk
mengidentifikasi jenis layanan yang telah digambarkan oleh ATM Forum:
1. Real-Time Service
a. Constant Bit Rate (CBR)
b. Real-Time Variable Bit Rate (RT-VBR)
2. Non-Real Time Service
a. Non Real-Time variable Bit Rate (NRT-VBR)
b. Available Bit Rate (ABR)
c. Unspecified Bit Rate (UBR)
II.9 Real-Time Service
Perbedaan yang paling utama antar aplikasi berhubungan dengan jumlah
penundaan dan variasi penundaan, dikenal sebagai kerlipan. Penerapan Real-Time
secara khas melibatkan suatu alir informasi persis sama benar dengan pemakai
yang dimaksudkan untuk reproduksi yang mengalir pada suatu sumber. Sebagai
contoh, seorang pemakai mengharapkan suatu arus dari audio atau informasi
video untuk disediakan secara berlanjut dengan lembut. Aplikasi yang melibatkan
interaksi antara orang-orang mempunyai batasan yang ketat pada penundaan.
mengganggu dan nyata. Maka, permintaan di jaringan ATM untuk menswitch dan
mengirimkan data yang realtime adalah tinggi.
II.9.1 Constant Bit Rate (CBR)
Layanan CBR adalah adalah layanan yang paling sederhana untuk
digambarkan. CBR digunakan oleh aplikasi yang memerlukan suatu data yang
ditetapkan secara terus-menerus yang tersedia sepanjang sambungan dan batas
atasnya relatif ketat pada penundaan. CBR biasanya digunakan untuk informasi
video dan audio yang tidak dimampatkan. Contoh aplikasi CBR meliputi:
Videoconferencing, Interaktif audio, Distribusi Audio/Video (televisi).
II.9.2 Real-Time Variable Bit Rate (RT-VBR)
RT-VBR dimaksudkan untuk aplikasi time-sensitive yaitu, yang menuntut
dengan ketat pembatasan penundaan dan variasi penundaan. Perbedaan yang
paling mendasar antara aplikasi dengan RT-VBR dan CBR adalah bahwa aplikasi
pemancaran RT-VBR pada sebuah rate yang bervariasi terhadap waktu. Sumber
RT-VBR dapat ditandai seperti bursty. Sebagai contoh, bahwa pendekatan yang
baku ke tekanan video menghasilkan urutan dari bingkai gambar dari
bermacam-macam ukuran. Sebab video yang real-time memerlukan suatu transmision rate
bingkai yang seragam, tingkat tarip data yang nyata bervariasi.
Layanan RT-VBR mengijinkan jaringan lebih fleksibel dibanding CBR.
kapasitas yang disajikan sama dan masih menyediakan layanan yang diperlukan
bagi masing-masing sambungan.
II.10 Non-Real Time Service
Jasa non-real-time dimaksudkan untuk aplikasi yang mempunyai
karakteristik bursty lalu lintas dan tidak mempunyai batasan yang ketat pada
penundaan dan variasi penundaan. Maka, jaringan mempunyai fleksibilitas yang
lebih besar di dalam menangani arus lalu lintas dan dapat membuat penggunaan
yang terdiri dari banyak bagian untuk meningkatkan efisiensi jaringan.
II.10.1 Non-Real Time Variable Bit Rate (nrt-VBR)
Karena beberapa aplikasi yang non-real-time, hal ini memungkinkan untuk
menandai arus lalu lintas sedemikian sehingga jaringan dapat menyediakan QoS
pada area kerugian dan penundaan. Aplikasi seperti itu dapat menggunakan
layanan NRT-VBR. Dengan layanan ini, sistem akhir menetapkan suatu tingkat
tarip sel puncak, rata-rata tingkat tarip sel, dan suatu ukuran dari bagaimana
bursty atau clumped sel dimungkinkan. Dengan informasi ini, jaringan dapat
mengalokasikan sumber daya untuk menyediakan penundaan secara relatif rendah
dan kerugian sel yang minimal.
Contoh layanan NRT-VBR meliputi reservasi perusahaan penerbangan,
II.10.2 Unspecified Bit Rate (UBR)
Jumlah kapasitas dari suatu jaringan ATM yang dipakai dalam membawa
CBR dan dua jenis lalu-lintas VBR selalu ditambah. Penambahan kapasitas
tersedia untuk satu atau kedua-duanya dengan pertimbangan:
1. Tidak semua dari total sumber daya telah merasa terikat dengan CBR
dan lalu-lintas VBR.
2. Bursty nature dari lalu-lintas VBR berarti bahwa, pada beberapa
waktu, kurang dari kapasitas yang dilakukan telah digunakan.
Semua kapasitas yang tak terpakai ini bisa tersedia untuk layanan UBR.
Layanan ini pantas untuk aplikasi yang dapat memaklumi keterlambatan dan
kerugian sel. Dengan UBR, sel disampaikan pada suatu first-in-first-out (FIFO)
yang menggunakan kapasitas yang dikonsumsi oleh jasa yang lain Contoh
aplikasi UBR meliputi: Text/Data/Image transfer, messaging, distribusi, retrieval,
dan remote terminal.
II.10.3 Available Bit Rate (ABR)
Untuk meningkatkan layanan yang disajikan bagi sumber bursty yang
akan menggunakan UBR, layanan ABR telah digambarkan. Suatu penggunaan
aplikasi ABR menetapkan peak cell rate (PCR) yang akan digunakan dan
minimum cell rate (MCR) yang diperlukan. Jaringan mengalokasikan sumber
daya sedemikian sehingga semua aplikasi ABR menerima sedikitnya sama dengan
kapasitas MCR. Kapasitas manapun yang tak terpakai kemudian dibagi secara adil
menggunakan umpan balik yang eksplisit ke sumber untuk meyakinkan bahwa
kapasitas secara wajar dialokasikan. Kapasitas manapun yang tidak digunakan
oleh ABR disediakan untuk lalu-lintas UBR.
Suatu contoh dari suatu aplikasi penggunaan ABR adalah interkoneksi
LAN. Dalam hal ini, sistem akhir yang dihubungkan dengan jaringan ATM adalah
router.
Gambar 2.3 memperlihatkan bagaimana suatu jaringan mengalokasikan
sumber daya selama suatu periode posisi mantap dari waktu (tidak ada
penambahan atau pengurangan virtual channel)
Gambar 2.3 Alokasi Sumber Daya Jaringan ATM [2]
II.11 Traffic Control
Algoritma virtual scheduling diinisialisasikan sebagai waktu kedatangan
sel. Waktu kedatangan sel akan selalu diperbarui untuk memperoleh waktu yang
ideal. Theoritical Arrival Time (TAT) adalah target waktu untuk sel yang datang
berikutnya. Jika sel yang datang ternyata lebih lambat dibandingkan TAT, maka
(R) = 4,5δ , adalah waktu ideal antar sel yang terkirim. δ adalah waktu untuk
memasukkan sel tunggal ke dalam lalu-lintas data.
Jika sel yang datang lebih cepat dari TAT , maka waktu kedatangan sel
akan ditambahkan L (limit). L adalah nilai maksimum dari T.
Prinsip dasar Algoritma Leaky Bucket digambarkan sebagai sebuah ember
yang bocor. Kapasitas ember adalah 4,5 δ + τ = 5δ . Waktu untuk memasukkan
sebuah sel adalah (53 x 8)/(data rate x 106 bps). Sebagai contoh, data rate suatu
data yang dikirim adalah 150 Mbps, maka δ = 2,8 x 10-6 detik dan kapasitas
ember = 14 x 10-6 detik atau lima sel. Pada saat kondisi bursty, dalam waktu 14 x
10-6 sel yang datang bisa lebih dari lima. Kelebihan sel ini akan membuat isi
dalam ember melimpah dan akan mengisi ember yang ke dua. Pada algoritma
leaky bucket, sel yang melewati bocoran ember pertama adalah sel dengan bit
CLP = 0 dan sel yang melewati ember yang ke dua adalah sel dengan bit CLP = 1.
Bit CLP = 1 mengindikasikan bahwa telah terjadi error pada header sel tetapi sel
masih dapat terkirim sampai tujuan. Limpahan sel dari ember yang ke dua atau sel
yang seharusnya datang lebih dari 24 x 10-6 detik adalah sel yang tidak sampai ke
tujuan.
Dari contoh pengiriman data dengan bit rate 150 Mbps, kondisi ideal
adalah tiap 2,8 x 10-6 detik akan masuk sebuah sel yang dikirimkan. Kondisi sel
yang bursty menyebabkan dalam waktu 2,8 x 10-6 detik sel yang dikirim bisa lebih
II.12 Arsitektur Protokol ATM
Standard yang dikeluarkan untuk ATM oleh ITU-T didasarkan pada
arsitektur protokol yang ditunjukkan pada Gambar 2.4, yang menggambarkan
arsitektur dasar untuk alat penghubung antara pemakai dan jaringan. Lapisan fisik
melibatkan spesifikasi dari suatu medium transmisi dan skema encoding sinyal.
Daftar pengiriman data yang ditetapkan di lapisan fisik adalah 155.52 Mbps
sampai 622.08 Mbps.
Gambar 2.4 Protokol ATM [2]
Dua lapisan dari arsitektur protokol berhubungan dengan fungsi ATM .
Ada lapisan ATM yang umum bagi semua jasa yang menyediakan kemampuan
perpindahan paket, dan suatu ATM adaptation layer (AAL) yang bergantung
pada layanan. Lapisan ATM menggambarkan transmisi data dalam fixed-size dan
kegunaan dari suatu sambungan yang logis. AAL untuk mendukung protokol
perpindahan informasi yang tidak berbasis ATM. AAL memetakan higher-layer
mengumpulkan informasi dari ATM sel untuk penyerahan ke lapisan yang lebih
tinggi.
Model acuan protokol terdiri dari tiga bagian:
1. User plane: Menyediakan perpindahan informasi pemakai, bersama
dengan kendali yang dihubungkan ( flow control, error control).
2. Control plane: Melaksanakan kendali panggilan dan fungsi kendali
sambungan.
3. Management plane: Meliputi bidang melaksanakan fungsi manajemen
yang dihubungkan dengan suatu sistem secara keseluruhan dan
menyediakan koordinasi antara semua bidang. Manajemen lapisan
melaksanakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan sumber daya
dan parameter yang berada dalam kesatuan protokol.
II.13 ATM Adaptation Layer (AAL)
Penggunaan dari ATM yaitu menciptakan kebutuhan akan suatu lapisan
adaptasi untuk mendukung protokol perpindahan informasi yang tidak didasarkan
pada ATM. Contohnya adalah PCM (pulse code modulation) suara. PCM suara
adalah suatu aplikasi yang menghasilkan suatu aliran bit dari suatu isyarat suara.
Untuk mempekerjakan aplikasi ini pada ATM, diperlukan untuk memasang bit
PCM menjadi sel untuk transmisi dan untuk membacanya pada resepsi
sedemikian untuk menghasilkan suatu yang lembut, arus yang tetap dari bit
II.13.1 AAL Service
Itu-T I.362 memberi contoh umum tentang jasa yang disajikan oleh AAL:
1. Penanganan dari kesalahan transmisi
2. Segmentation dan reassembly, memungkinkan blok yang lebih
besar data untuk dibawa di bidang informasi dari ATM
3. Penanganan dari hilangnya sel dan kondisi sel yang miss-inserted
4. Kendali aliran dan kendali pemilihan waktu
Untuk memperkecil banyaknya AAL protokol yang berbeda yang harus
ditetapkan untuk mendapatkan variasinya, ITU-T dijelaskan pada empat kelas dari
layanan dengan jangkauan luas dari persyaratan. Penggolongan telah didasarkan
pada apakah suatu hubungan pemilihan waktu harus dijaga antara sumber dan
tujuan, apakah aplikasi memerlukan suatu tingkat tarip bit yang tetap, dan apakah
perpindahan adalah sambungan yang diorientasikan atau tidak. Sistem klasifikasi
tidak lagi ditemukan di dalam dokumen ITU-T, tetapi konsep telah memandu
pengembangan dari protocol AAL. Pada pokoknya, lapisan AAL menyediakan
mekanisme untuk memetakan suatu aplikasi yang luas ke lapisan ATM dan
menyediakan protokol yang dibangun di atas kemampuan manajemen lalu-lintas
dari lapisan ATM. Maka, perancangan AAL protokol harus berhubungan dengan
Tabel 2.2 Kategori Layanan ATM [4]
CBR Rt-VBR Nrt-VBR ABR UBR
AAL 1 Circuit
emulation, ISDN, voice over ATM
AAL 2 VBR voice
and video
AAL 3/4 General data
service
AAL 5 LAN emulation Voice on
demand, LANE emulation Frame relay, ATM, LANE emulation LANE emulation
IP over ATM
Tabel 2.2 menyatakan bahwa jenis aplikasi AAL dan ATM bersama-sama
dapat saling mendukung. Adapun jenis aplikasinya adalah:
1. Circuit emulition: Mengacu pada pendukungan dari transmisi
struktur yang synchronous.
2. VBR suara dan video: Ini adalah aplikasi yang real-time
dipancarkan di dalam format yang dimampatkan. Satu efek dari
tekanan adalah bahwa suatu tingkat tarip bit variabel dapat
mendukung aplikasi itu, yang memerlukan suatu bit-stream
penyerahan yang berlanjut kepada tujuan.
3. Service data unit: Meliputi messaging dan jasa transaksi yang tidak
memerlukan pendukungan yang real-time.
4. IP pada ATM: Transmisi paket IP pada sel ATM.
5. Multi-Protocol encapsulation on ATM (MPOA): Pendukungan dari
berbagai protokol selain dari IP (IPX, Appletalk, DECNET) pada
6. LAN emulation: Pendukungan dari lalu-lintas LAN-to-LAN ke
jaringan ATM, dengan emulation dari LAN menyiarkan
kemampuan (transmisi dari stasiun yang menjangkau banyak
stasiun lain). LAN emulation bersedia mengijinkan suatu transisi
yang mudah dari suatu LAN kepada suatu ATM.
II.13.2 Protokol AAL
Lapisan AAL terorganisir pada dua sublayers: Convergence Sublayer
(CS) dan Segmentation and Reassembly Sublayer (SAR). CS menyediakan
aplikasi pendukung fungsi yang spesifik yang diperlukan untuk menggunakan
AAL. Masing-masing AAL mendukung pemakai ke AAL pada suatu layanan
pada service access point (SAP).
SAR bertanggung jawab atas informasi pengemasan yang diterima dari
CS ke dalam sel untuk transmisi dan membongkar informasi di akhir yang lain.
Pada lapisan ATM, masing-masing sel terdiri dari 5 byteheader dan suatu 48 byte
bidang informasi. SAR harus mengemasi SAR header mana saja dan bidang
informasi ditambah informasi CS ke dalam 48 byte.
Suatu higher-layer dari data adalah encapsulated unit data protokol yang
tunggal. Protocol data unit (PDU) terdiri dari higher-layer data dan mungkin
suatu header dan informasi yang berisi informasi protokol level CS. CS PDU
kemudian melewatkan hingga ke lapisan SAR dan terbagi-bagi ke dalam
sejumlah blok. Masing-masing dari blok ini adalah encapsulated pada 48-octet
tambahan terhadap blok dari data yang dilewati dari CS. Akhirnya,
masing-masing SAR PDU membentuk muatan payload dari ATM sel yang tunggal.
Pada awalnya, ITU-T menggambarkan satu tipe protokol untuk
masing-masing kelas layanan, yang disebut tipe 1 sampai tipe 5. Masing-masing-masing jenis
protokol terdiri dari dua protokol, satu di CS sub-layer dan satu di SAR sub-layer.
Tipe 3 dan 4 telah digabung dengan tipe 3/4, dan suatu jenis yang baru, yaitu tipe
5. Dalam semua kasus, suatu blok data dari lapisan yang lebih tinggi adalah
encapsulated ke dalam suatu PDU di CS sub-layer. Sub-layer ini dikenal sebagai
common part convergence sublayer (CPCS), masih terbuka kemungkinan
tambahan, fungsi yang khusus mungkin dilakukan level CS. CPCS PDU
kemudian melewatkan ke SAR sub-layer, di mana hal tersebut menghancurkan
blok payload. Masing-masing blok payload dapat berkait dengan suatu SAR
PDU, yang mempunyai total panjang 48 byte. Masing-masing 48 byte SAR PDU
berkait dengan ATM sel yang tunggal.
II.14 MENGENAL LINGKUNGAN VISUAL BASIC
Untuk lebih memahami tentang visual basic maka perlu mengenal dan
memahami tentang kegunaan masing-masing tampilan yang ada pada visual basic
Gambar 2.5 Tampilan visual basic [6]
Jendela Project Explorer
Untuk membuat aplikasi, VB melibatkan beberapa file yang berbeda
sehingga diberi istilah Project. Untuk mengetahui dan mengelola file-file
tersebut digunakan jendela Project Explorer. Dalam jendela tersebut akan
ditampilkan nama Project, nama-nama object form dan nama-nama module
(hanya menyimpan kode program saja) yang digunakan. Di belakang setiap
nama tersebut didalam tanda kurung adalah nama file penyimpanan, dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 project explorer yang belum menyimpan kode program (kiri)
Menu Bar
Menampilkan menu perintah untuk pengembangan aplikasi. Selain
perintah standar Windows seperti File, Window, Help, Edit dan view terdapat
juga menu khusus dalam pemrogramannya seperti halnya Project, Format,
Debug atau Run. Tampilan menu bar dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Tampilan menu bar pada visual basic [6]
Tool Bar
Menyediakan akses cepat (grafis) pada perintah-perintah yang populer.
Secara default (yang diterapkan oleh pembuat program) tool bar standar
akan ditampilkan, tool bar yang lain adalah Edit untuk editing, Form editor
untuk desain Form, Debug untuk melacak kesalahan. Untuk memilih tool
bar yang aktif (ditampilkan), digunakan View-Toolbars pada menu bar.
Tampilan tool bars dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8Tampilan Tool Bars pada visual basic [6]
Context Menu
ToolBox
Merupakan jendela tempat icon-icon yang tersedia untuk membuat
antar muka dengan drag-drop. Selain versi standart (default), disediakan
juga versi Enterprise, Active X, maupun kontrol-kontrol pihak lain.
Tampilan Toolbox dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Tampilan Toolbox pada visual basic [6]
Jendela Properties
Menampilkan daftar properti dan nilainya atau kontrol yang sedang
dipilih. Properti adalah karakteristik suatu objek, seperti ukuran, caption
(judul), warna. Perlu diperhatikan bahwa di bagian bawah jendela properties
ditampilkan informasi mengenai informasi yang dipilih. Tampilan jendela
Gambar 2.10 Tampilan jendela properties pada visual basic [6]
Jendela Form Layout
Jendela form layout memperlihatkan posisi relatif terhadap layar
komputer. Untuk mengubah posisinya, digunakan cara drag-drop objek yang
terlihat di jendela. Tampilan form layout dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Tampilan jendela form layout pada visual basic [6]
Object Browser
Dapat diaktfkan dengan menekan tombol F2. jendela object browser
akan menampilkan daftar object, fungsi, konstanta, atau prosedur yang dapat
digunakan untuk membuat aplikasi, disertai dengan informasi bagaimana
metode dan properti juga dijelaskan, kemudian dapat langsung ditulis ke
Code Editor dengan cara copy-paste.
Jendela Code Editor
Berfungsi sebagai program pengolahan kata untuk menuliskan
baris-baris kode pemrograman pada aplikasi yang sedang dibuat. Satu jendela
Code Editor yangterpisah akan dihasilkan untuk setiap form atau modul.
Jendela Form Designer
Berfungsi sebagai jendela untuk mendesain antar muka (interface) dari
aplikasi yang akan dibuat. Untuk itu diperlukan penempatan kontrol ke form
untuk menghasilkan bentuk yang dikehendaki dengan cara drag-drop.
Sering kali hanya dapat satu form meskipun program aplikasi mempunyai
form lebih dari satu.
Jendela Immediate, Locals, dan Watches
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk melacak kesalahan
(debugging) dari program aplikasi yang sedang dikerjakan. Sangat berguna
untuk menelusuri perubahan variabel ketika diproses oleh kode-kode
program mana yang masih salah.
Jika kode program hanya puluhan baris, maka penulusuran manual
tidak masalah, tetapi kalau kode program sudah ratusan atau ribuan dan
II.15 Konsep Pemrograman Visual Basic
Untuk menguasai pengembangan aplikasi harus memahami beberapa konsep
kunci yang mendasari bagaimana visual basic bekerja. Sebagai bahasa
pemrograman untuk mengembangkan aplikasi visual, perlu diketahui juga sistem
berbasis visual yaitu Microsoft Windows.
Bayangkan jendela (window) sebagai suatu daerah persegi dengan
batasan-batasanya, misalnya jendela explorer, jendela notepad atau lainnya. Dalam
jendela tersebut dapat dijumpai icon, menu bar, kotak teks, kotak perintah atau
sebagainya. Sistem kemudian akan memonitor setiap jendela untuk menandai
adanya aktfitas atau event.
Event terjadi melalui aksi interaktif dari pemakai (menekan tombol keyboard
atau klik mouse), aksi terkontrol yang ditetapkan pemrogram atau event karena
pengaruh dari proses aplikasi yang lain. Setiap aktifitas (event) menimbulkan
pesan (message)yang dikirim ke sistem operasi. Pada sistem operasi akan
memproses pesan tersebut dan mengirimkannya ke jendela-jendela aplikasi lain.
Setiap jendela kemudian akan mengambil suatu tindakan sesuai dengan isi pesan
tersebut (misalnya menggambar ulang jika sebelumnya tertutup oleh jendela lain
yang telah selesai beroperasi).
Dapat dibayangkan bahwa dengan berbagai kombinasi jendela, kejadian dan
pesan yang jumlahnya bisa puluhan atau lebih, tentunya komputer akan lebih
banyak mengeluarkan energi untuk memonitor dan mengaturnya (untuk itulah
visual basic dapat mengisolasi tahapan-tahapan tersebut dan menghindarkan kita
dalam menangani proses low-level tersebut. Banyak pesan ditangani langsung
oleh visual basic dan menyisakan event yang diperlukan untuk menjalankan
aplikasi secara mudah. Hal tersebut memungkinkan untuk membuat aplikasi yang
berdaya guna tanpa harus berhubungan dengan hal lain yang tidak diperlukan.
II.16 Tipe Data, variabel dan konstanta
Ada beberapa jenis variabel dan konstanta dalam visual basic, sesuai
dengan tipe data yang ada dalam visual basic. Tiap variabel memiliki kegunaan,
range nilai dan kebutuhan penyimpanan yang berbeda-beda.
Suatu data akan disimpan dalam suatu lokasi memori, visual basic
memungkinkan untuk memberi nama ke lokasi memori sehingga data yang ada di
lokasi memori itu dapat diakses. Lokasi memori yang diberi nama itu disebut
variabel. Dengan menggunakan nama variabel, data yang tersimpan di lokasi
memori tersbut dapat diperbaharui, diperbaiki, dan dimodifikasi.
Tipe integer adalah sebuah tipe yang mewakili angka-angka yang tidak
memiliki pecahan. Tipe ini membutuhkan 16 bit memori untuk menyimpannya.
Ada tipe long integer atau yang sering disebut sebagai tipe long saja. Untuk long
membutuhkan 32 bit memori.
String adalah urutan karakter, masing-masing diwakili oleh skema kode
ASCII. Urutan yang tidak memiliki / tidak mengandung karakter disebut sebagai
string kosong. Variabel data string tujuannya untuk meletakkan teks. Tipe data
ditentukan dan variabel yang lebar textnya belum ditentukan. Untuk tipe yang
pertama jumlah karakter yang dapat dilakukan terbatas pada lebar yang telah
ditentukan. Sedangkan tipe kedua akan selalu sesuai dengan penambahan karater
pada text tersebut.
Tipe data currency khusus dirancang unutk mewakili nilai moneter. Nilai
mata uang selalu memiliki presisi empat di belakan koma. Nilai yang lebih dari
empat digit di belakang koma akan dibulatkan menjadi empat angka dibelakang
koma.
Single dan double menyatakan floting point atau bilangan real yang mana
mewakili nilai-nilai pecahan.
II.17 Langkah-langkah Pembuatan Aplikasi
Ada empat tahap utama yang diperlukan untuk membuat aplikasi windows
dengan visual basic yaitu :
a. Membuat antar muka visual basic dengan object-object siap pakai buatan
Microsoft. Selain mempermudah pemrograman juga menjamin bahwa
aplikasi yang dibuat compatible dengan Windows.
b. Mengubah nilai property objek agar sesuai dengan aplikasi yang dibuat.
c. Menuliskan kode-kode untuk menghubungkan objek maupun kode
program berdasarkan kombinasi dari perintah visual basic yang tersedia.
d. Menyimpan file proses pembuatan aplikasi dalam directory sendiri, ini
penting karena visual basic banyak menggunakan file dengan
& '
&
&
& ) &
& ! " & *
#+, - . /
- 0
- 0# $ , $
#+,
-$
% #+, %
% %
% 2
2 %
2
- #
-- 3
!
" #
!"
* 5
&
!"
/
'
" #
# !
%
* # ! %
%
!67" .8.9
! 7" .83
! 7 .8(
: * # !
! - ; # # ! !
- ; # # ! !
$
$ %
- ( 5
# 2
;
- ( 2 # #
* %
#
/ < 4 /
=
#
/ < . /
$ %
$
- 1 # # ' "
#
' 4 #
+#+" +#+ '
+#+&
' +#+
5
- .4
- .4# $ # ' "
& ' ( % )! *
%
#
%
- ..
- .. #
+ " !
( * %
* 0
> '
&
* % &
(
&
'
-.
#
'
& =
&
- .
IV.1 Menu Utama
Pada menu utama disediakan lima buah menu untuk masuk ke dalam
simulasi routing, quality of service, traffic control, jaringan error, dan header
error. Untuk keluar dari program disediakan tombol keluar. Tampilan menu
utama dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama
Berikut ini adalah program salah satu contoh program untuk masuk ke
menu yang disediakan.
Private Sub Command1_Click() {masuk program routing} Unload Me
Routing.Show {menampilkan form routing} End Sub
IV.2 Routing
Simulasi Routing menyediakan tiga buah sumber dan yang masing-masing
sumber bisa mengirimkan data dan menerima data. Setelah mengisi tujuan pada
tujuan pilihan, user dapat melihat jalur yang terbentuk dengan menekan tombol
mengirim data. Jalur yang terbentuk tersebut adalah jalur virtual channel pada
jaringan ATM. Tampilan Routing dapat dilihat pada Gambar 4. 2.
Gambar 4.2 Tampilan Routing A
Untuk mengetahui label swaping dari switch jaringan ATM dapat dilihat
dengan melakukan beberapa pengujian program simulasi seperti pada Gambar 4.3,
Gambar 4.3 Tampilan Routing B
Gambar 4.5 Tampilan Routing D
Dari Gambar 4.3, Gambar 4.4, dan Gambar 4.5 diperlihatkan tampilan
program routing pada saat dijalankan dengan sumber dan tujuan tertentu.
Percobaan I : A mengirim data ke B, B mengirim data ke C, dan C mengirim
data ke A
Percobaan II : C mengirim data ke A dalam kondisi switch untuk mencapai jalur
terdekat mengalami error
Percobaan III : A mengirim data ke B dalam kondisi jalur utama dan jalur
alternative untuk membuat jalur ke B mengalami error
Dari ketiga percobaan yang dilakukan, program routing dapat memberikan
gambaran tentang pembentukan jalur virtual channel pada jaringan ATM.
Keunggulan jaringan ATM dalam membentuk jalur diperlihatkan oleh program
membentuk jalur dengan cepat dan melalui jarak yang paling pendek. Ketika
sambungan baru dibentuk dengan tujuan tertentu, jaringan ATM sudah bisa
memperhitungkan switch-switch mana yang akan dilewati. Apabila salah satu
switch pada jalur terdekat mengalami error atau penuh, switch dapat
memperlihatkan kemampuan untuk membuat jalur yang baru. Hal ini
diperlihatkan pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.4. Sumber C mengirim tujuan ke A
dengan jalur yang berbeda dikarenakan jalur terdekat salah satu switch mengalami
error ataupun karena permintaan sumber A tidak bisa dipenuhi oleh switch
tersebut.
IV.3 Quality of Service
Menu Quality of Service akan mensimulasikan bit rate data yang
digunakan dan transmisi data real time dan non real time layanan ABR dan CBR.
Tampilan bit rate data ABR dan CBR dapat dilihat pada Gambar 4.6. Tampilan
transmisi data real time dan non real time dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.7 Tampilan Kapasitas Transmisi Data per Satuan Waktu Pada Saat
Dijalankan
Simulasi kapasitas transmisi data ABR menyediakan lima pilihan kondisi
lalu-lintas jaringan dan sebuah tombol untuk menjalankan simulasi. Empat tombol
pilihan kondisi lalu-lintas jaringan tersebut meliputi kondisi longgar, normal, QoS
lain meningkat, indikasi kemacetan dan kondisi acak.
Pengaruh kondisi jaringan pada layanan ABR :
1. Pada ABR pada saat kondisi lalu lintas longgar, pengguna memiliki
jatah kapasitas pengiriman data dengan bit rate yang besar. Dari
program simulasi digambarkan dengan titik yang bergerak naik dengan
2. Kondisi permintaan QoS lain meningkat menyebabkan penurunan
jatah kapasitas layanan ABR. Dari program simulasi digambarkan
dengan titik yang bergerak turun dengan nilai pnurunana 4 Mbps.
3. Kondisi adanya indikasi kemacetan menyebabkan kapasitas layanan
ABR turun dengan tajam untuk menghindari kemacetan yang lebih
parah. Dari program simulasi digambarkan dengan titik yang bergerak
turun dengan tajam dengan nilai penurunan 8 Mbps.
4. Kondisi macet menyebabkan sambungan terputus untuk menghindari
kemacetan yang lebih parah. Dari program simulasi digambarkan
dengan titik yang hilang dan bit rate data = 0.
5. Kondisi acak adalah kondisi dimana user dapat mensimulasikan secara
otomatis bit rate data yang dipakai layanan ABR.
Simulasi kapasitas transmisi data CBR menyediakan dua pilihan kondisi
lalu-lintas jaringan yaitu QoS lain yang meningkat dan terjadinya indikasi
kemacetan. Untuk menjalankan program simulasi disediakan sebuah tombol
simulasi. Apapun kondisinya, bit rate pada layanan CBR akan selalu tetap.
Program simulasi bit rate ABR dan CBR dapat dilihat pada Lampiran.
Untuk menjalankan simulasi transmisi data real time (CBR) disediakan
sebuah tombol yang akan menampilkan data yang dikirim dan data yang diterima.
Hal yang sama juga pada simulasi transmisi data non real time (ABR). Tampilan
transmisi data real time dan non real time dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Dari simulasi program real time dan non real time dapat diperlihatkan
time. Pada data real time data yang dikirim tidak ada tunda waktu (tunda waktu
yang sangat kecil tidak bisa dilihat). Pada data non real time terdapat tunda waktu
pada pengiriman data.
Gambar 4.8 Tampilan Transmisi Data Real Time dan NonReal Time
Data untuk layanan real time menggunakan data video dan untuk non real
time menggunakan data text. Tampilan transmisi data real time dan non real time
pada saat dijalankan dapat dilihat pada Gambar 4.9. Program untuk transfer data
dapat dilihat pada Lampiran.
Gambar 4.9. Tampilan Transmisi Data Real Time dan Non Real Time Pada Saat
IV.4 Traffic Control
Traffic Control akan mensimulasikan kinerja algoritma leaky bucket dan
algoritma virtual scheduling. Tampilan Traffic Control dapat dilihat pada Gambar
4.10. Tampilan Traffic Control saat program dijalankan dapat dilihat pada
Gambar 4.11.
Gambar 4.10 Tampilan Traffic Control
Traffic Control untuk Algoritma Leaky Bucket menyediakan dua pilihan
kondisi sel pada saat dikirimkan. Pilihan kondisi tersebut adalah kondisi bursty
dan kondisi baik. Untuk melihat cara kerja Algoritma Leaky Bucket disediakan
tombol simulasi.
Kondisi baik adalah kondisi yang ideal pada lalu-lintas data. Sel yang
masuk akan selalu sama dengan sel yang keluar dari bucket (ember) sehingga
tidak menyebabkan sel akan melimpah.
Kondisi bursty adalah kondisi arus sel yang tidak menentu. Dari algoritma
leaky bucket digambarkan dengan sel yang datang secara serempak. Jika kondisi
ini berlangsung terus menerus akan menyebabkan ember tidak bisa menampung
sehingga akan meluap. Luapan dari ember akan ditampung oleh ember
berikutnya. Kinerja dari kedua ember mempunya prinsip yang sama tetapi
mempunyai perbedaan pada bit CLP sel. Bocoran dari ember pertama adalah sel
yang terkirim dengan baik, bit CLP = 0 Bocoran dari ember yang kedua berasal
dari limpahan sel dari ember yang pertama adalah sel terkirim dengan header
error, memiliki bit CLP = 1. Limpahan ember yang kedua tidak dapat ditangani
oleh jaringan merupakan gambaran sel yang gagal terkirim
Traffic Control untuk Algoritma Virtual Scheduling menyediakan dua
pilihan kecepatan sel pada saat dikirimkan yaitu kondisi cepat dan lambat. Kedua
kondisi tersebut dapat secara bersamaan dijalankan sehingga dapat diketahui
perbandingan kecepatan antar sel.
Setiap sel yang dikirim memiliki kecepatan ideal tertentu. Pada arus data
Kondisi ini bisa ditangani dengan Algoritma Virtual Scheduling. Kecepatan sel
akan diatur dengan kecepatan yang ideal.
Dari program simulasi algoritma leaky bucket dan algoritma virtual
scheduling dapat digambarkan bagaimana aliran sel dikendalikan untuk dapat
mengirimkan data dengan benar.
Program Simulasi Traffic Control dapat dilihat pada Lampiran.
IV.5 Error Jaringan
Untuk dapat melihat error jaringan disediakan satu buah switch jaringan
ATM, dan empat sumber pengirim data. Kemampuan maksimal switch adalah 4
GBps dan sumber dapat mengirimkan data maksimal 1 GBps. Pada sambungan
masing sumber ke switch jaringan ATM disediakan pilhan kondisi transmisi data.
Kondisi ini yang dapat menyebabkan peningkatan kapasitas data sehingga bisa
menyebabkan sambungan terputus. Sambungan dapat terputus karena switch tidak
mampu menangani data yang dikirim. Tampilan error jaringan dapat dilihat pada
gambar 4.12.
Gambar 4.13 Tampilan Error Jaringan Pada Saat Dijalankan
Tampilan untuk program simulasi error jarngan pada saat dijalankan dapat
dilihat pada Gambar 4.13. Pada gambar warna merah, kuning, hijau, dan biru
menunjukkan kapasitas data terkirim yang sebenarnya dari masing-masing
sumber. Gambar warna hitam menunjukkan peningkatan bit rate data karena
gangguan transmisi. Error jaringan dapat terjadi ketika kapasitas data terkirim
melebihi batas kemampuan switch.
IV.6 Header Error
Simulasi header error dapat dilihat pada Gambar 4.14. Pada gambar
disediakan tiga pilihan error generator, bagian pendeteksi error dan bagian
koreksi error. Contoh program simulasi header error pada saat dijalankan dapat
Gambar 4.14 Tampilan Header Error
Gambar 4.15 Tampilan Header Error Pada Saat Program Dijalankan
Pilihan error generator terdiri dari single bit error, multi bit error, dan
kondisi header sel akan ditentukan oleh pilihan error generator yang dipilih.
Kemudian sel akan diteruskan ke bagian koreksi error untuk menentukan apakah
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan secara umum tentang simulasi komputer kinerja jaringan
Asynchronous Transfer Mode adalah :
1. Program simulasi Routing dapat memperlihatkan kemampuan jaringan
untuk mencari jalur terdekat dan jalur lain yang bisa digunakan pada
saat jalur terdekat tidak bisa dipenuhi dengan memperlihatkan jalur
VCC yang terbentuk.
2. Program simulasi Quality of Service ABR dan CBR dapat
menjelasakan perbedaan antara ABR dan CBR dalam hal data rate
yang diberikan dan proses pengiriman data.
3. Program simulasi Traffic Control untuk leaky bucket dan virtual
scheduling dapat berjalan dengan baik dan memberi gambaran yang
jelas mengenai unjuk kerjanya.
4. Program simulasi Error Jaringan dapat berjalan dengan baik dan dapat
menjelaskan dengan baik penyebab error jaringan dan
penggambarannya.
5. Program simulasi Header Error dapat memperlihatkan akibat dari sel
yang baik dan yang mengalami error.
V.2 Saran
Dari program simulasi yang telah dibuat dan diselesaikan, masih banyak
terdapat kekurangan. Untuk dapat memberi penjelasan yang lebih baik penulis
menyarankan menyarankan :
1. Untuk simulasi Routing bisa dilakukan lebih mendalam lagi dan
dengan jumlah switch yang lebih banyak..
2. Untuk simulasi header error bisa lebih mendalam membahas tentang
penggunaan CRC 16 bit dan CRC 32 bit.
3. Dalam membuat simulasi komputer kinerja jaringan ATM bisa
memakai program selain Visual Basic untuk mendapatkan hasil yang
lebih menarik dan pembahasan tentang jaringan ATM yang lebih
[2] Stalling, W. “High-Speed Networks and Internets.” Performance and Quality
of Service, 2002.
[3] Luinen, S., Budikris, Z.; and Cantoni, A. “The Controlled Cell Transfer
Capability.” Computer Communication Review, Januari 1997.
[4] McDysan, D., and Spohn, D. ATM: Theory and Application. New York:
McGraw-Hill, 1999.
[5] Wang, Z., and Crowcroft, J. “SEAL Detects Cell Misordering.” IEEE
Network, Juli 1992.
[6] Alam, M. A. J., Microsoft Visual Basic Versi 6.0, Mei 2000, Elex Media
Computindo
[7] www.elektroindonesia.com
MENU UTAMA
1. Private Sub Command1_Click() {masuk ke simulasi routing}
2. Unload Me
3. Routing.Show
4. End Sub
5. Private Sub Command2_Click() {masuk ke simulasi QoS}
6. Unload Me
7. QoS.Show
8. End Sub
9. Private Sub Command3_Click() {masuk ke simulasi traffic control}
10. Unload Me
11. Traffic.Show
12. End Sub
13. Private Sub Command4_Click() {masuk ke simulasi error jaringan}
14. Unload Me
15. Jaringan.Show
16. End Sub
17. Private Sub Command5_Click() {masuk ke simulasi header error}
18. Unload Me
19. Hec.Show
20. End Sub
21. Private Sub Command6_Click() {keluar dari program}
22. Unload Me
23. End Sub
ROUTING
24. Private Sub Command1_Click()
25. Unload Me
26. MenuUtama.Show
27. End Sub
28. Private Sub Command2_Click()
29. If Combo1 = "PILIH TUJUAN" Then
30. MsgBox "TUJUAN BELUM DIPILIH", vbCritical, "Tujuan"
31. Exit Sub
32. End If
33. If Check1.Value = 1 And Check2.Value = 1 And Check3.Value = 1 Then
34. MsgBox "JARINGAN PENUH", vbCritical, "Tujuan"
35. Exit Sub
36. End If
37. If Check1.Value = 0 And Combo1.Text = "C" Then
38. Line21.Visible = True
39. Line27.Visible = True
40. Line37.Visible = True
41. Line55.Visible = True
42. Line73.Visible = True
44. End If
45. If Check1.Value = 1 And Check3.Value = 1 And Combo1.Text = "C" Then
46. Line21.Visible = True
47. Line27.Visible = True
48. Line34.Visible = True
49. Line49.Visible = True
50. Line68.Visible = True
51. Line71.Visible = True
52. Line79.Visible = True
53. Exit Sub
54. End If
55. If Check1.Value = 1 And Combo1.Text = "C" Then
56. Line21.Visible = True
57. Line25.Visible = True
58. Line32.Visible = True
59. Line44.Visible = True
60. Line60.Visible = True
61. Line75.Visible = True
62. Line79.Visible = True
63. End If
64. If Check3.Value = 0 And Combo1.Text = "B" Then
65. Line21.Visible = True
66. Line25.Visible = True
67. Line32.Visible = True
68. Line44.Visible = True
69. Line46.Visible = True
70. End If
71. If Check1.Value = 1 And Check3.Value = 1 And Combo1.Text = "B" Then
72. Line21.Visible = True
73. Line27.Visible = True
74. Line34.Visible = True
75. Line49.Visible = True
76. Line68.Visible = True
77. Line71.Visible = True
78. Line73.Visible = True
79. Line59.Visible = True
80. Line46.Visible = True
81. Exit Sub
82. End If
83. If Check3.Value = 1 And Combo1.Text = "B" Then
84. Line21.Visible = True
85. Line27.Visible = True
86. Line37.Visible = True
87. Line55.Visible = True
88. Line59.Visible = True
90. End If
91. End Sub
92. Private Sub Command5_Click()
93. If Combo2 = "PILIH TUJUAN" Then
94. MsgBox "TUJUAN BELUM DIPILIH", vbCritical, "Tujuan"
95. Exit Sub
96. End If
97. If Check1.Value = 1 And Check2.Value = 1 And Combo2.Text = "A" And Check3.Value = 1 Then
98. MsgBox "JARINGAN PENUH", vbCritical, "Tujuan"
99. Exit Sub
100. End If
101. If Check3.Value = 0 And Combo2.Text = "A" The