• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

29

ANALISIS DAN BAHASAN

Informan 1: MH san (46 tahun)

MH san berdomisili di perfektur Niigata, tidak mempunyai pengalaman studi di luar negeri, lulusan sekolah kejurusan, berprofesi sebagai seorang teknisi komputer, berpe nghasilan rata – rata di atas 250.000 yen per bulan, dan telah menikah selama 10 tahun dengan istrinya yang merupakan orang Indonesia..

Informan 2: SK san (44 tahun)

SK san berdomisili di Tokyo, tidak mempunyai pengalaman studi di luar negeri, seorang lulusan pasca-sarjana, berprofesi sebagai marketing planner di PT KAO, berpenghasilan rata – rata di atas 250.000 yen per bulan, dan telah menikah selama 12 tahun dengan istrinya yang merupakan orang Indonesia.

Informan 3: YT san (27 tahun)

YT san berdomisili di Osaka, mempunyai pengalaman studi luar negeri di Indonesia, seorang lulusan sarjana, berprofesi sebagai HRD, berpenghasilan rata – rata di atas 250.000 yen per bulan, dan telah menikah selama 1 tahun dengan istrinya yang merupakan orang Indonesia.

4.1 Analisis Latar Belakang Terjadinya Pernikahan Internasional Pertanyaan 1:

どこで奥さんと初めて会いましたか。 Terjemahan:

Di mana Anda pertama kali bertemu dengan istri Anda?

Jawaban: MH san

(2)

Terjemahan:

Di Jepang. Dikenalkan oleh teman saat di toko roti.

SK san

インドネシアです。Danau Tobaを旅行したときに、途中にバスで会いました。

Terjemahan:

Di Indonesia. Bertemu di dalam bus saat sedang perjalanan wisata ke Danau Toba.

YT san

留学しているときにインドネシアの大学で出会いました。

Terjemahan:

Bertemu di universitas tempat saya sedang melakukan studi luar negeri di Indonesia.

Analisis:

Disebabkan adanya pengaruh dari modernisasi, para pemuda kini semakin mencari jangkauan yang lebih luas bukan hanya untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan, tetapi juga dalam mencari calon pasangan hidup mereka. Oleh karena hal ini, kesempatan yang tercipta untuk keluar negeri dan menjalin kontak dengan manusia dari negara lain menjadi semakin banyak. Hal ini pula yang menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi terjadinya pernikahan internasional. Pernyataan ini dibuktikan dengan jawaban ketiga informan, yang dua di antara mereka mengenal pasangan mereka ketika sedang berada di luar negeri. SK san bertemu dengan istrinya ketika dulu sedang berwisata ke Danau Toba, sedangkan YT san bertemu dengan istrinya di universitas tempat informan sedang melakukan program studi luar negeri di Indonesia. Kemudian ada MH san yang bertemu dengan istrinya di Jepang, dikenalkan oleh teman informan saat istrinya tersebut sedang bekerja sebagai pekerja asing di Jepang sebagai pegawai toko roti. Situasi yang dialami ketiga informan tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Bystydzienski (2011:1) dan Romano (2008:8) mengenai adanya modernisasi dan kemajuan teknologi yang berkembang seiring jaman, yang menyebabkan pergerakan manusia di seluruh dunia menjadi lebih luas dan memungkinkan untuk menjalin kontak dengan manusia lain di belahan dunia lainnya. Pasangan berumah tangga yang terdiri dari berbagai etnis, ras, agama, atau latar belakang kewarganegaraan

(3)

yang berbeda pun jumlahnya menjadi semakin meningkat sebagai konsekuensi dari arus modernisasi yang terjadi tersebut.

Akibat dari pengaruh modernisasi yang dikatakan Valon (2013), kini para pemuda menjadi mencari dalam jangkauan yang lebih luas untuk mendapatkan bukan hanya pendidikan dan pekerjaan, tetapi juga untuk mencari pasangan hidup. Hal ini terutama sesuai dengan keadaan yang dialami istri MH san yang mencari pekerjaan sampai ke luar negeri, yaitu ke Jepang. Sementara itu, situasi dari SK san yang bertemu dengan istrinya ketika sedang berwisata di luar negeri ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Weiermair (2006:195) yang menyebutkan pariwisata merupakan bagian dari ekspresi akan hiburan di era modern ini sebagai salah satu untuk menunjukan kemapanan dari seorang pria, yang waktu itu informan lakukan dan kemudian tanpa sengaja bertemu dengan calon istrinya ketika itu. Kemudian, situasi YT san yang pada awalnya bertemu dengan istrinya di kampus yang sama ketika sedang melakukan studi luar negeri, menegaskan kembali pernyataan Mare yang dikutip oleh Shirahase dalam buku Ishida (2010:66), yakni individu yang menempuh pendidikan di universitas cenderung untuk menemukan pasangannya di dalam kampus, sebagai pengaruh dari modernisasi yang menyebabkan masyarakat kini mulai memilih pasangan yang mempunyai kesamaan tingkat pendidikan dengan dirinya.

Pertanyaan 2:

奥さんの一番の魅力は何ですか。 Terjemahan:

Hal apa yang menjadikan Anda tertarik pada istri Anda?

Jawaban: MH san

「全て」です。友達になっていた後で、親切であたたくて友達に面倒をよく みる奥さんが好きになった。

Terjemahan:

Semua hal dalam pribadi istri saya. Setelah berteman, saya tertarik pada sifatnya yang ramah, hangat, dan perhatian pada teman - temannya.

(4)

SK san

会 っ た と き 、 と て も 優 し く て 、 頭 が い い 、energic, active. Saya jadi ikut semangat sehari – hari.

Terjemahan:

Sewaktu pertama bertemu, istri saya orang yang sangat baik, pintar, enerjik, dan aktif. Hal ini membuat saya jadi ikut bersemangat dalam keseharian saya.

YT san

リラックスさせてくれること。何でもしゃべることができるから。

Terjemahan:

Istri saya membuat saya merasa nyaman saat sedang bersama dengannya. Saya dapat mengobrol bebas apa saja dengannya dan itu membuat saya nyaman.

Analisis:

Semua jawaban para informan di atas yang mengungkapkan satu persatu alasan pribadi mereka tertarik pada sang istri ini menunjukan adanya pengaruh modernisasi terhadap pemilihan pasangan hidup yang dikatakan oleh Tokuhiro (2005:96-97), akibatnya para pemuda kini dapat lebih bebas menentukan siapa calon pasangan hidupnya sendiri, dan mereka kini mencari pasangan yang lebih cocok dalam hal saling mencintai dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang mereka inginkan dari pasangan tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Oliker (2006:2).

Pertanyaan 4:

日本の女性よりインドネシアの女性の良い点は何だと思いますか。その良い

点が奥さんにもありますか。

Terjemahan:

Menurut Anda, apakah sisi positif dari seorang wanita Indonesia jika dibandingkan dengan wanita Jepang? Apakah hal ini dimiliki juga oleh istri Anda?

Jawaban: MH san

(5)

家庭的 かていてき

。女性らしい。やさしい。 はい。

Terjemahan:

Berorientasi pada keluarga, feminim, baik. Ya, ada.

SK san

家族が大事です。日本人女性はあまり、ちょっとindividualです。Ya, ada.

Terjemahan:

Wanita Indonesia lebih menganggap penting keluarga. Kalau wanita Jepang cenderung lebih individualistis. Ya.

YT san

自分の意見をはっきり言ってくれる。はい、あります。 Terjemahan:

Mereka dapat mengemukakan pendapatnya secara terbuka. Ya, terdapat juga pada istri saya.

Pertanyaan 5:

奥さんが働いていますか。 Terjemahan:

Apakah istri Anda saat ini bekerja?

Jawaban: MH san

はい。パン屋。 Terjemahan: Ya, di toko roti.

SK san

いいえ。Tidak kerja, tapi aktif ikut – ikut kegiatan organisasi dan ikut jika ada acara di kedutaan.

(6)

時々、 通 訳 つうやく

やインドネシア語の先生をしています。

Terjemahan:

Kadang – kadang, menjadi penerjemah atau guru bahasa Indonesia.

Pertanyaan 6:

結婚している女性が働くことについて賛成ですか反対ですか。理由は何です か。

Terjemahan:

Apakah Anda setuju terhadap istri yang bekerja setelah menikah? Apa alasan Anda?

Jawaban: MH san

反対はしませんが、必要が無ければ働かなくても良いと思います。

Terjemahan:

Meskipun saya tidak menentang, jika tidak diperlukan, saya pikir sebaiknya tidak perlu bekerja.

SK san

大丈夫だと思います。Asal tetap bisa jaga seimbang dengan yang di rumah.

Terjemahan:

Saya pikir tidak apa – apa jika bekerja setelah menikah. Asalkan bisa menjaga agar tetap seimbang dengan urusan rumah tangga.

YT san

賛成です。奥さんがまた働きたかったら、いいと思います。家で何でもない より働いたほうがいいです。

Terjemahan:

Saya setuju. Jika istri tetap mau bekerja setelah menikah, saya pikir tidak apa – apa. Dibandingkan dengan tidak mengerjakan apapun di rumah, lebih baik mempunyai pekerjaan.

(7)

Pertanyaan 7:

奥さんと結婚した理由は何ですか。

Terjemahan:

Apa yang menjadi alasan Anda untuk menikahi istri Anda? Jawaban: MH san 結婚前に 3 年くらい付き合っていて、この人ならと思った。面倒をよくみる こといがい、奥さんがイスラム教を紹介したから、今、生活がもっとわかる ようになりました。 Terjemahan:

Sebelum menikah, selama berpacaran 3 tahun lamanya, saya berpikir bahwa inilah pasangan yang tepat bagi saya. Selain perhatian, dia pula yang mengenalkan saya pada ajaran agama Islam, sehingga saya ada tujuan untuk membuat hidup ini lebih berarti.

Analisis:

Pertama – tama, pada analisis berikut ini, penulis meneliti lebih jauh lebih dulu mengenai alasan para informan untuk akhirnya mengambil keputusan untuk menikahi istrinya dan pendapat mereka mengenai istri mereka yang tetap mempunyai aktifitas di luar selain mengurus rumah tangga, kemudian baru meneliti apa yang dipengaruhi oleh adanya modernisasi. MH san menjawab mengenai salah satu alasannya untuk menikahi istrinya adalah karena istri MH san ini beragama Islam, maka untuk dapat menikahinya MH san harus ikut memeluk agama Islam yang sama seperti istrinya tersebut. Akan tetapi, MH san tidak merasa terbebani, malahan merasa bersyukur telah mengenal dan berusaha menunaikan ajaran – ajaran Islam tersebut, karena kini dia menjadi memiliki tujuan lain dalam hidup, yaitu untuk membuat hidupnya lebih berarti. Pada umumnya, mayoritas masyarakat Jepang memeluk kepercayaan Shinto atau agama Buddha dan tidak terlalu mementingkan hal mengenai agama. Jika melihat MH san yang menerima ajaran Islam dan mau ikut memeluk agama Islam sama seperti istrinya, hal ini menunjukkan bahwa MH san terbuka pada perubahan dan pada sesuatu yang dianggapnya memberikan nilai positif. Sebanding pada apa yang diungkapkan oleh Inglehart dan Welzel (2005:3, 34)

(8)

bahwa modernisasi membuat manusia menjalani hidup mereka atas pilihan mereka sendiri dan membawa perubahan cara pandang pada beberapa hal, di mana salah satunya adalah pada pandangan mengenai agama. Pilihan MH san untuk memeluk agama Islam juga sebanding dengan teori Inglehart dan Welzel yang menyatakan pada akhirnya manusia akan memiliki alternatif norma dan gaya hidup mana yang akan dipilih, lama atau baru. Dalam hal ini MH san memilih gaya hidup yang baru (agama Islam) dan menggantikan yang lama (Shinto).

Pada jawaban informan mengenai kelebihan wanita Indonesia jika dibandingkan dengan wanita Jepang, informan menjawab bahwa wanita Indonesia lebih berorientasi pada keluarga, feminim, dan baik. Dan ketika ditanyakan lebih lanjut apakah istrinya juga mempunyai kelebihan tersebut, informan menyetujuinya. Ini berarti latar belakang MH san menikahi istrinya sesuai dengan teori Suzuki (2007), yang salah satunya menyebutkan pria Jepang tertarik menikahi wanita yang hangat (atataku) dan berorientasi pada keluarga. Keadaan infoman yang tetap menganggap penting sisi tradisional dari sang istri sebagai salah satu alasan untuk menikah, sesuai dengan teori Kumagai (2014:22) yang mengungkapkan, meskipun pengaruh modernisasi kini sangat kuat dan menyebabkan para pemuda menjadi lebih memilih pernikahan berdasarkan cinta, namun mereka masih tetap memegang beberapa nilai tradisional yang mereka anggap penting untuk pernikahan. Hal ini menunjukan bukti modernisasi berjalan berdampingan dengan budaya tradisional dalam pernikahan.

Hal lain yang juga kemudian patut diperhatikan adalah keadaan MH san yang tidak keberatan istrinya tetap bekerja sebagai pegawai di sebuah toko roti, meskipun mereka telah menikah dan mempunyai anak. Dalam bukunya, Lowy (2007:8) mengungkapkan masyarakat dan pemerintah Jepang masih memandang peranan terbaik bagi seorang wanita adalah untuk menjadi istri yang baik dan ibu yang bijaksana, yang lebih banyak ada di rumah mengurusi rumah tangga. Keputusan MH san untuk menerima situasi istrinya yang tetap bekerja, meskipun informan menyatakan jika tidak diperlukan lebih baik tidak perlu bekerja, menjelaskan bahwa informan telah mengalami perubahan cara pandang terhadap nilai kehidupan dan pandangan akan peran jender, menjadi lebih toleran dan menerima keadaan tersebut. Sesuai dengan pengaruh modernisasi yang diungkapkan oleh Inglehart dan Welzel (2005:3, 34), yaitu menyebabkan para individu untuk kini memiliki cara pandang baru terhadap dunia, misalnya dalam hal peranan jender dan motivasi dalam bekerja.

(9)

SK san

LDR だから燃えるん感じがあって。Excited. 手紙を持ってきて、あ!来た!

Mungkin kalau waktu itu tidak LDR, tidak akan jadi menikah kaya sekarang. Lalu, karena dia bisa baik dengan Ibu saya di Jepang. Mau belajar masak masakan Jepang, kalau ada apa yang tidak mengerti langsung tanya. Mau belajar adaptasi.

Terjemahan:

Karena pacaran jarak jauh, jadinya ada perasaaan yang menggebu-gebu. Saat datang surat dari dia, ah, datang juga! Seperti itu perasaannya, excited. Mungkin kalau waktu itu tidak berpacaran jarak jauh, kami tidak akan sampai menikah seperti sekarang. Lalu, karena dia bisa baik dengan Ibu saya di Jepang. Mau belajar masak masakan Jepang, kalau ada apa yang tidak mengerti langsung tanya. Mau belajar untuk beradaptasi.

Analisis:

SK san menerangkan bahwa salah satu alasannya untuk menikahi istrinya adalah karena istrinya ini mempunyai kelebihan sebagai seorang wanita Indonesia jika dibandingkan dengan wanita Jepang, yang informan anggap penting. Informan menjawab bahwa wanita Indonesia lebih menganggap penting keluarga, berbeda dengan wanita Jepang yang kini cenderung telah lebih individualistis. Meskipun istri informan saat ini aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, tapi istri informan tersebut masih dapat menyeimbangkan antara kehidupan organisasi dan rumah tangganya, sehingga SK san tidak keberatan. Hal ini dituliskan oleh teori Parawansa dalam buku Robinson (2014:69) yang menyebutkan bahwa memang sudah menjadi prinsip dasar dari wanita Indonesia untuk menjadi seorang wanita yang mampu mengatur keluarga dan rumah tangganya agar tetap berjalan seimbang. Pandangan SK san yang juga tidak keberatan istrinya tetap aktif dalam organisasi, asalkan tetap dapat menjaga tetap seimbang dengan urusan rumah tangga, meskipun telah menikah merupakan salah satu perubahan cara pandang terhadap peran tradisional seorang

(10)

istri, yang Lowy (2007:8) jelaskan dalam batasan sebagai “istri yang baik, ibu yang bijaksana” yang sebagian besar hanya mengurusi hal rumah tangga. Hal ini sesuai dengan peran modernisasi yang dijelaskan oleh Inglehart dan Welzel (2005:4) yang mengemukakan perubahan keseimbangan antara modernisasi dan budaya memberikan pengaruh besar pada perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan mengubah cara pandang yang baru terhadap dunia.

YT san

奥さんになら自分のすべてを見せることが出来るから。奥さんの家族も好き だからです。楽しくてにぎやかな家族がすきだからです。

Terjemahan:

Karena pada saat saya bersama dengan istri saya tersebut, saya dapat memperlihatkan siapa diri saya yang sebenarnya. Saya juga suka dengan keluarga istri saya. Karena saya anak tunggal, saya suka dengan keluarga istri saya yang ramai dan menyenangkan.

Analisis:

YT san menyebutkan, bahwa karena pada saat dia bersama istrinyalah YT san dapat memperlihatkan siapa dirinya yang sesungguhnya dan karena dia juga menyukai keluarga istrinya yang ramai dan menyenangkan, yang menjadi alasan utama dia menikahi istrinya. Hal ini sesuai dalam jurnal Suzuki (2007) yang menyatakan pria Jepang masih menyukai wanita yang memiliki hubungan yang dekat dengan keluarganya, yang kini sudah jarang terlihat di keluarga Jepang modern. Lalu menegaskan kembali teori Tokuhiro (2005:97), mengenai modernisasi yang juga berpengaruh pada tujuan para pemuda untuk menikah kini yang lebih mencari pernikahan yang berlandaskan kebahagiaan dan hubungan yang saling mencintai satu sama lain, dan Oliker (2006:2) yang mengatakan modernisasi membuat individu mencari pasangan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari individu tersebut.

Namun, salah satu alasan YT san yang menjadikan sifat tradisional istrinya yang masih akrab dengan keluarganya sebagai salah satu pula alasan untuk menikah dengan istrinya itu, juga sesuai dengan pernyataan Kumagai (2014:22) yang menyebutkan meskipun telah dipengaruhi modernisasi yang mengakibatkan pemuda lebih memilih pernikahan berdasarkan cinta, tetapi mereka juga masih memegang

(11)

teguh nilai – nilai tradisional yang dianggap penting dalam pernikahan, sehingga menyebabkan proses modernisasi dan tradisional ini saling berjalan berdampingan dalam pernikahan.

Sama seperti SK san, istri dari YT san juga terlibat kegiatan aktif di luar rumah, lebih jauh lagi yaitu dia terkadang mempunyai pekerjaan sebagai guru Bahasa Indonesia dan penerjemah. YT san juga menganggap hal ini tidak menjadi masalah, karena melihat istrinya memang memiliki keinginan untuk masih bekerja setelah menikah. Lagipula informan berpikir, daripada hanya diam saja di rumah dan bosan, lebih baik jika istrinya mempunyai pekerjaan agar mempunyai aktifitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Inglehart dan Welzel (2005:3) mengenai dampak modernisasi pada penekanan nilai ekspresi diri yang menyebar dalam bidang kehidupan, yang salah satunya adalah motivasi dalam bekerja, dan nilai – nilai kehidupan. Dalam hal ini, pandangan YT san yang menerima istrinya bekerja setelah menikah dan motivasi di belakang alasan istrinya bekerja.

Pertanyaan 8:

周りに国際結婚している人がいますか。

Terjemahan:

Apakah ada orang di sekitar Anda yang melakukan Kokusai Kekkon?

Jawaban: MH san

以前はわかりません。今は沢山います。

Terjemahan:

Sebelumnya tidak tahu, tetapi sekarang banyak. SK san

います。会社でいっぱいです。Istri saya juga ada perkumpulan teman – teman

yang sama –sama menikah dengan suami orang Jepang. Terjemahan:

Ya, ada. Di kantor ada banyak. Istri saya juga ada perkumpulan teman – teman yang sama –sama menikah dengan suami orang Jepang.

(12)

YT san

います。友達・家族(お姉さん) Terjemahan:

Ya, ada. Teman saya, lalu kakak perempuan saya melakukannya. Pertanyaan 9:

現在、日本で多くの男性が国際結婚をしていることを知っていますか。ある 調査によると2009年に約3万5千の国際結婚がありました。8割は日本 人男性と外国人の女性の国際結婚でした。理由は何だと思いますか。

Terjemahan:

Apakah Anda mengetahui bahwa dewasa kini, di Jepang semakin banyak pria yang melakukan pernikahan internasional? Menurut sebuah penelitian pada tahun 2009, ada sekitar 30.000 pernikahan internasional yang terdaftar di Jepang. Sebanyak kurang lebih delapan puluh persen dari pernikahan tersebut, di antaranya adalah pernikahan antara pria Jepang dengan wanita asing. Menurut Anda apakah hal yang menyebabkan fenomena tersebut?

Jawaban: MH san

女性の晩婚化、地方や農業地域での嫁不足が理由だと思います。

Terjemahan:

Penundaan pernikahan yang dilakukan oleh perempuan, lalu kekurangan menantu perempuan di daerah dan area pertanianlah yang saya pikir menjadi alasannya.

Analisis:

Terhadap pertanyaan penyebab peningkatan internasional oleh para pria Jepang tersebut, MH san menjawab bahwa penundaan pernikahan yang dilakukan oleh perempuan Jepanglah yang menjadi alasannya, disertai adanya kekurangan menantu perempuan di daerah dan area pertanian yang turut ambil andil dalam menyebabkan terjadinya peningkatan pernikahan internasional. Jawaban MH san tersebut mendukung teori yang diungkapkan oleh Tokuhiro (2005:2) yang menyebutkan bahwa sebagai konsekuensi adanya pengaruh modernisasi dalam gaya hidup individu sekarang ini, sikap dan ekspektasi mereka kepada intitusi pernikahan, kewajiban personal, dan ambisi pun ikut berubah, sehingga mengakibatkan jumlah penundaan

(13)

pernikahan yang dilakukan oleh wanita meningkat secara tajam. Nakamatsu yang dikutip oleh Piper (2004:181) membahas mengenai semakin berkurangnya minat para perempuan Jepang untuk masuk ke dalam rumah tangga para pelaku bidang pertanian menyebabkan peningkatan pernikahan internasional yang terjadi, terutama bertujuan untuk menyuplai para pengantin wanita ke dalam rumah tangga para pelaku bidang pertanian tersebut.

Nakamatsu menjelaskan bahwa dimulai pada sekitar akhir tahun 1980, para wanita Jepang sudah semakin berpikiran maju dan mulai mengejar ketertinggalan mereka dengan kaum pria di untuk mengejar karir dan lebih menikmati gaya hidup yang bebas. Tetapi, sementara hal ini baik dalam hal kesetaraan jender, hal ini berefek samping pada keputusan para wanita Jepang untuk semakin menunda keputusan untuk menikah. Hal ini pula yang menyebabkan para wanita untuk lebih bertolak untuk pindah hidup di daerah perkotaan dan menimbulkan kekurangan jumlah menantu perempuan untuk membantu para pria pelaku bidang pertanian mengelola lahannya.

Begitu meresahkannya persoalan tersebut sampai pemerintah lokal ikut andil untuk menarik pengantin wanita dari luar negeri, terutama dari negeri Asia yang perekonomiannya lebih rendah, seperti Filipina dan Vietnam untuk dibawa menjadi pengantin wanita untuk para pria di daerah pertanian tersebut. Pernikahan internasional yang terjadi antara para petani dan ‘pengantin wanita Asia’ ini sangat banyak sehingga menjadi satu-satunya alasan pada saat itu yang menyebabkan semakin banyak wanita Asia yang menikah dengan pria lokal Jepang seperti yang diungkapkan Nakamatsu dalam buku Piper (2004: 181).

Pandangan MH san yang mengungkapkan alasan penundaan pernikahan yang dilakukan oleh wanita Jepang kini tersebut sebenarnya didasarkan pada perubahan pola pikir wanita Jepang yang berubah, diakibatkan oleh masuknya modernisasi yang menerpa Jepang di kala itu. Hal ini mencerminkan salah satu dari dampak modernisasi yang telah dikemukakan oleh Inglehart dan Welzel (2005:3, yaitu adanya pembentukan ulang norma – norma sosial dan peranan jender di dalam masyarakat. Para wanita ini kemudian berusaha keras untuk memperjuangkan peran mereka dalam masyarakat dan meningkatkan status mereka. Mereka jadi ingin lebih menikmati kebebasan hidup mereka dan menunda pernikahan, yang mereka anggap akan membatasi kebebasan berdikari mereka (Lowy, (2008:22).

(14)

SK san

Opportunityが多いからね。Karena banyak orang Jepang, laki – laki Jepang yang

banyak pergi ke, 例えばインドネシアとかアメリカとか。Kerja. 主張もあるし。

Saat itu, kalau masih single, kalau ada kesempatan bertemu dengan wanita lain, bisa

mengarah ke 国際結婚。Lalu、国の力が違うと。ほかのアジア国より日本の国

の 力 が も っ と 高 い か ら ね 。Jadi, kalau laki – laki Jepang, walaupun ya, perempuannya, yang orang Indonesianya itu tidak kaya, tapi tidak apa, 関係がない ですね。

Terjemahan:

Karena banyak kesempatan. Karena banyak orang Jepang, laki – laki Jepang yang banyak pergi ke, misalnya Indonesia atau Amerika untuk bekerja atau pergi dinas. Saat itu, kalau masih single, kalau ada kesempatan bertemu dengan wanita lain, bisa mengarah pada pernikahan internasional. Lalu, tentang kekuatan setiap negara itu berbeda – beda. Dibandingkan dengan negara Asia lain, kekuatan negara Jepang lebih tinggi. Jadi, kalau laki – laki Jepang, walaupun ya, perempuannya, yang orang Indonesianya itu tidak kaya, tapi tidak apa, tidak ada pengaruhnya.

Analisis:

SK san menjawab bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab meningkatnya pernikahan internasional di kalangan pria Jepang adalah karena semakin terbukanya kesempatan untuk melakukan hal tersebut. Banyak pria Jepang yang pergi ke luar negeri, seperti ke Indonesia atau Amerika karena urusan pekerjaan. Jika pada saat mereka melakukan kunjungan ke luar negeri tersebut mereka masih berstatus single, besar kemungkinan bagi mereka untuk kemudian bertemu, menjalin hubungan, dan menikah dengan wanita di tempat mereka ditugaskan tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Romano (2008: viii) dan Bystydzienski (2011:1), bahwa karena ada kemajuan dalam komunikasi dan travel, berpacaran kini menjadi semakin mudah meskipun terpisah oleh jarak yang jauh. Orang – orang kini lebih leluasa bepergian, berwisata ke luar negeri, dan dapat bertemu calon pasangannya di sana.

Selain itu, SK san juga menerangkan bahwa ada kekuatan berbeda yang dimiliki setiap negara. Dalam ini, Jepang merupakan negara dengan kekuatan negara terbesar bila dibandingkan dengan negara – negara Asia lainnya. Jadi, jika perempuan dari Indonesia-nya tidak kaya secara finansial, hal itu tidak menjadi masalah karena pria

(15)

Jepang memiliki penghasilan yang lebih. Hal ini secara tidak langsung menegaskan kembali teori ‘jakusha no wa’ yang diungkapkan oleh Yamashita dalam buku Graburn (2008: 109) yang menjelaskan bahwa pria yang lemah selalu mencari wanita di luar negara mereka – wanita yang lebih lemah. Di lain hal, teori ‘jakusha no wa’ ini semakin menekankan adanya peranan modernisasi yang mengakibatkan terjadinya hal tersebut. Tanpa adanya pengaruh dari modernisasi, para wanita Jepang tidak akan terbuka pada kemungkinan mereka untuk hidup secara berdikari, dan mempunyai pilihan untuk memilih pria ideal di luar negara mereka. Begitu pun dengan pihak pria Jepang yang tidak akan menemukan wanita di luar negera mereka jika tidak ada kontak internasional yang terjadi. Pergeseran pola pandang, perilaku, dan adanya kemampuan untuk memilih norma dan gaya hidup baru ini sesuai dengan akibat dari adanya pengaruh modernisasi yang diungkapkan oleh Inglehart dan Welzel (2005:4, 34).

YT san

今国際結婚している人が多いから普通になると思います。昔にまだ多い国際 結婚があります。

Terjemahan:

Saya pikir hal ini terjadi karena sekarang ini banyak orang yang melakukan pernikahan internasional, sehingga hal tersebut menjadi hal yang biasa. Dahulu, belum banyak orang yang melakukan hal ini.

Analisis:

YT san menjawab, salah satu faktor penunjang terjadinya peningkatan jumlah pernikahan internasional di kalangan pria Jepang saat ini disebabkan oleh sudah banyaknya orang – orang lain yang juga melakukan pernikahan internasional tersebut. Pada jaman dahulu, jumlah pernikahan internasional belum sebanyak sekarang. Masyarakat pun belum terbiasa dengan fenomena ini dan masih menganggapnya ganjil. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, adanya pergeseran nilai budaya, pola pandang, dan lainnya akibat adanya modernisasi seperti yang dituliskan dalam buku Inglehart dan Welzel (2005:3), jumlah pernikahan internasional di Jepang semakin naik, terutama di kalangan para pria. Yamamoto (2005) dalam jurnalnya mengambil data dari Kementerian Kesehatan, Buruh, dan Kesejahteraan Jepang yang menunjukkan bahwa hanya ada 5546 kasus Kokusai Kekkon, tetapi kasus ini

(16)

meningkat lebih dari enam kali lipat pada tahun 2009, yang mencatat ada sebanyak 34393 Kokusai Kekkon yang dilakukan di Jepang. Hal tersebut juga dibuktikan dari ketiga jawaban informan, yang semuanya mengatakan bahwa ada orang – orang di sekitar mereka yang juga melakukan Kokusai Kekkon. Beberapa di antaranya adalah teman satu kantor, teman pergaulan, dan dari pihak keluarga. Hal ini kemudian membuat terjadinya pernikahan internasional ini menjadi hal yang biasa dalam masyarakat Jepang dan mendorong orang lain yang juga ingin melakukan pernikahan semacam ini menjadi lebih bebas dan tidak tertekan, tidak seperti dulu ketika jumlah pernikahan semacam ini masih jarang. Masyarakat Jepang pun menjadi semakin menerima keberadaan pernikahan internasional tersebut. Sikap keterbukaan masyarakat Jepang ini mencerminkan teori Smits yang dikutip Monaghan (2012) dalam jurnalnya yang menyebutkan bahwa seiring dengan berjalannya modernisasi, ada tren yang muncul di dalam masyarakat yang lebih memiliki keterbukaan sosial yang lebih besar sehingga menuju pada lebih terbukanya ruang untuk terjadinya pernikahan yang lebih tidak asortatif.

4.2 Analisis Aspek Kehidupan Yang Penting Dalam Kokusai Kekkon Pertanyaan 1:

結婚したときに奥さんが外国人であることが問題になりましたか。

Terjemahan:

Apakah faktor istri Anda yang berasal dari luar negeri menjadi masalah ketika Anda menikah dengannya?

Jawaban: MH san

なりませんでした。普通の問題があるけどとくになりません。

Terjemahan:

Tidak. Permasalahan biasa ada, tetapi itu merupakan hal yang tidak terlalu menjadi masalah.

SK san

最 初 は な り ま し た が も う 大 丈 夫 で し た 。Dengan ibu saya, ibu saya awalnya tidak suka saya menikah dengan perempuan asing. Ibu saya ada 心配begitu. Tapi lama – lama, setelah melihat istri saya ternyata baik dan mau belajar, sekarang sudah

(17)

baik hubungannya. Jadi, tidak jadi masalah lagi. 。それから、昔妻、日本語がで き ま せ ん で し た 。 考 え 方 が 違 う し 。Kadang, apa yang mau disampaikan jadi tidak tersampaikan.習慣も宗教の見方もちがう。

Terjemahan:

Pertama – tama menjadi masalah, tetapi sudah tidak lagi. Ibu saya pada awalnya tidak suka saya menikah dengan perempuan asing. Tapi lama – lama, setelah melihat istri saya ternyata baik dan mau belajar, sekarang sudah baik hubungannya. Jadi, tidak jadi masalah lagi. Kemudian, dulu istri saya tidak bisa bahasa Jepang, dan itu menjadi kendala.. Selain itu, ada banyak perbedaan mengenai cara berpikir, pandangan mengenai agama yang dimiliki masing – masing, dan kebiasaan cara hidup sehari – hari.

YT san

とくになりません。けど、妻がベジタリアンだから時々料理はちょっとね。 Terjemahan:

Tidak terlalu bermasalah. Tetapi kadang kurang terlalu cocok dengan istri yang menjalankan praktek vegetarian, masakan jadi agak kurang cocok.

Pertanyaan 2:

その問題の解決について、どんな解決方法を使いますか。

Terjemahan:

Cara apa yang kemudian Anda pakai untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut? Jawaban: SK san 違うことがあればまあもう当たり前だろう。一緒に相談するだけです。言語 の問題は妻が一生懸命に日本語を勉強しているし私もインドネシア語も勉強 しているから、今あまり問題にならない。 Terjemahan:

Perbedaan itu hal yang biasa terjadi, kan di pernikahan internasional. Jadi ya, saya tidak terlalu memperbesar hal tersebut jika terjadi. Bila ada permasalahan pun, biasanya kami akan mendiskusikannya bersama. Untuk masalah bahasa, karena istri saya belajar mengenai bahasa Jepang dan saya sebaliknya, belajar bahasa Indonesia, jadi sekarang masalah bahasa sudah tidak menjadi masalah lagi.

(18)

大きい問題じゃないから大丈夫です。妻のベジタリアンをわかって、妻にも もっと肉を料理するほうがいいと言った。

Terjemahan:

Karena bukan masalah hal besar, jadi tidak terlalu bagaimana. Saya menhargai istri saya yang vegetarian dan saya mengatakan padanya akan lebih baik jika dia memasak lebih banyak daging.

Analisis:

Baik pihak MH san dan YT san menyatakan bahwa tidak ada masalah yang terlalu berarti selama pernikahannya dengan istrinya yang orang Indonesia berlangsung. MH san mengatakan, meskipun tidak ada yg terlalu berarti, tetap ada masalah biasa yang pada umumnya terjadi pada pasangan suami istri, sedangkan YT san meskipun tidak ada masalah, tetapi terkadang merasa kurang cocok pada praktek vegetarian yang dijalankan oleh istri informan. Berbeda dengan kedua informan lainnya, SK san menjawab bahwa dalam menikahi istrinya yang orang Indonesia, pada awalnya menjadi masalah. Hal ini disebabkan ibu SK san yang pada awalnya tidak setuju melihat informan menikah dengan perempuan asing. Lalu, seiring berjalannya pernikahan, terdapat berbagai perbedaan mengenai cara berpikir, mengenai pandangan terhadap agama yang dimiliki masing – masing, dan kebiasaan cara hidup sehari – hari, yang tidak jarang menimbulkan masalah di antara mereka. Situasi ketiga informan dan terutama pada SK san sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Clement (2010:140) bahwa di jaman modern ini, keluarga mengalami banyak perubahan dan modifikasi yang besar, sehingga tidak jarang hal tersebut menimbulkan masalah. Pada suatu keluarga modern, permasalahan yang kerap muncul misalnya adalah penyesuaian berkelanjutan dalam hidup berdampingan di antara suami dan istri.

Namun, adanya modernisasi menurut Chow (2002:3-8) juga turut mempengaruhi sikap masyarakat untuk lebih menghormati kebebasan individu, mempunyai rasa empati, dan lebih terbuka pada opini yang ada. Clement (2010:142) juga mengatakan hubungan suami istri yang kini telah condong ke arah saling bekerja sama sebagai adanya pengaruh dari modernisasi, menyebabkan stabilitas keluarga hanya dapat tercapai bila dijaga dengan saling berperilaku baik, bersimpati, dan saling bekerja sama. Hal ini muncul pada cara yang diungkapkan SK san yang

(19)

berempati dan bersikap baik terhadap istrinya dalam menghadapi masalah yang muncul karena perbedaan, yaitu informan memang sudah sejak awal menyadari bahwa nantinya akan terjadi perbedaan dan menganggapnya hal yang biasa jika terjadi dan tidak begitu dibesar – besarkan. Kemudian pada cara yang digunakan oleh YT san, informan mengatakan bahwa sebenarnya masalah yang ada bukan merupakan masalah yang besar, dan informan berempati dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan menghargai keputusan istrinya yang seorang vegetarian, namun dengan tetap menyuarakan pendapat dan sarannya juga terhadap sang istri.

Sikap kedua informan ini dalam menyelesaikan masalah mencerminkan juga pengaruh lain dari adanya modernisasi, yaitu dalam hal keduanya lebih dapat memahami perbedaan yang ada dan menyelesaikan masalah dengan cara – cara yang lebih toleran dan obyektif. Sikap dan perilaku yang lebih terbuka dan toleran ini sesuai dengan pernyataan Inglehart dan Welzel (2005:4, 34) mengenai dampak yang ada pada diri manusia setelah terkena pengaruh modernisasi.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan semakin banyaknya penyedia layanan kesehatan yang memanfaatkan RME ini, yang harus diperhatikan bukan hanya masalah migrasi data dari konvensional menjadi

Ilyas Masudin, S.T., MlogSCM., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Industri sekaligus Pembimbing I, dan juga mentor dalam berbagai hal bagi penulis, yang telah mendorong,

Pantas Hasibuan, MKed(Paru), Sp P(K) sebagai Sekretaris Departemen Pulmonolgi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK USU/ SMF Paru RSUP H Adam Malik Medan dan pembimbing penelitian

Secara umum, protein yang terdapat dalam daging ayam terdiri atas tiga bagian yaitu : protein yang terdapat di dalam miofibril, merupakan gabungan dari aktin dan miosin,

+ 'pakah petugas membilas alat 3 alat tersebut dengan air mengalir9 ( 'pakah petugas mengeringkan alat 3 alat dengan handuk kering9  'pakah petugas melepas sarung tangan dan

(2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara stres kerja terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan data dan research gap yang diperoleh, maka tujuan penelitian

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan jumlah Unit Penyertaan yang dibeli dan dimiliki serta