• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. diasumsikan sebagai faktor kritis dalam proses implementasi teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. diasumsikan sebagai faktor kritis dalam proses implementasi teknologi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

80 BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang diasumsikan sebagai faktor kritis dalam proses implementasi teknologi berpengaruh signifikan terhadap niat penerimaan teknologi SIMKeu. Kelima faktor tersebut adalah: 1) sikap, 2) kontrol teknologi persepsian, 3) kegunaan persepsian, 4) kemudahan penggunaan persepsian, dan 5) kompatibilitas. Faktor-faktor kritis tersebut merepresentasikan tiga konteks yang diwakilinya, yaitu individu, teknologi, dan implemantasi. Ketiga konteks tersebut adalah faktor-faktor kritis yang perlu diperhatikan, dimonitor, dan dievaluasi secara rutin oleh Universitas maupun para pimpinan pusat. Peningkatan pengelolaan terhadap ketiga konteks tersebut dapat meningkatkan tingkat penerimaan teknologi SIMKeu.

Semakin tinggi niat untuk menerima teknologi akan berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan teknologi yang tentu diharapkan tidak lagi hanya sekedar tuntutan kerja, melainkan menjadi bagian dari kebutuhan dalam mengelola keuangan. Dengan semakin meningkatnya niat penerimaan terhadap SIMKeu ini maka integrasi manajemen keuangan yang akuntabel, transparan dan selalu real time dapat semakin cepat terwujud. Mengingat hingga saat ini masih ada unit kerja yang belum menggunakan maupun sudah menggunakan tetapi belum mengikuti kaidah yang semestinya.

(2)

81

Sikap pengguna, persepsi penguasaan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan atas teknologi SIMKeu dan kompatibilitasnya adalah faktor-faktor kritis yang cukup signifikan berpengaruh langsung maupun tidak langsung pada niat pengguna menerima teknologi SIMKeu. Proses integrasi suatu sistem membutuhkan tidak hanya biaya yang tinggi tetapi juga komitmen dan konsistensi dari seluruh pihak yang terlibat terlebih Universitas sebagai penentu kebijakan. Implementasi teknologi SIMKeu sudah tidak hanya fokus pada bagaimana teknologi tersebut didesain sedemikian hingga agar mampu mengakomodir seluruh kegiatan manajemen keuangan. Proses implementasi juga ditentukan oleh aspek psikologis para pengguna, karena bagaimanapun teknologi hanyalah sebagai alat, sedangkan pengguna tetap yang berperan besar dalam kesuksesan implementasi. Komitmen, koordinasi, dan komunikasi menjadi kebutuhan yang harus selalu dimiliki untuk mencapai kesuksesan integrasi teknologi SIMKeu di UGM.

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan penelitian-penelitian dengan topik yang sama yang digunakan. Penelitian utama yang digunakan hanya fokus pada penelitian Chau dan Hu (2002). Sedangkan penelitian-penelitian sebelumnya tentang konfirmasi model penelitian Chau dan Hu (2002) pada proses implementasi teknologi sistem informasi manajemen keuangan di universitas atau lembaga negara belum maksimal ditemukan oleh peneliti. Instrumen penelitian yang digunakan masih sebagian besar mengadopsi

(3)

82

penelitian sebelumnya. Penambahan indikator sangat terbatas, dan hanya melakukan penyesuaian pada penggunaan istilah teknologi yang membedakan.

Jumlah sampel dalam penelitian ini juga menjadi salah satu keterbatasan. Jumlah reponden yang akhirnya mengumpulkan kuesionernya adalah 151 responden dari target 200 responden dan dari 240 kuesioner yang disebarkan. Sehingga meskipun untuk melakukan analisis menggunakan SEM jumlah sampel masih memadai, ukuran sampel seharusnya dimaksimalkan lagi.

Keterbatasan lain adalah tentang penggunaan metoda penelitian. Dalam penelitian ini meskipun peneliti mengikuti metoda pada penelitian Chau dan Hu (2002), tetapi dalam mengolah data menggunakan modifikasi dalam menentukan beberapa hasil analisisnya. Oleh karena itu, masih mungkin dan perlu dilakukan tinjauan kembali karena kemungkinan terjadi perbedaan intepretasi data. Meskipun model penelitian Chau dan Hu (2002) pada penelitian ini terbukti seluruh jalur atau hipotesis signifikan secara statistik maupun pengaruh.

5.3. Implikasi

Hasil penelitian ini diharap dapat memberikan kontribusi bagi kelancaran implementasi teknologi SIMKeu di unit-unit kerja di UGM di tengah kebijakan pusat yang terus berubah-ubah. Ketiga aspek yang dijadikan konteks dalam penelitian ini merupakan faktor kritis yang seharusnya menjadi perhatian Universitas maupun Fakultas/Program Studi. Tidak hanya aspek teknologi yang harus diperhatikan, namun aspek proses implementasi dan individu sebagai

(4)

83

pengguna harus dipandang sebagai satu sinergi sehingga penerimaan teknologi SIMKeu meningkat dan integrasi dapat segera diwujudkan.

Tujuan integrasi SIMKeu dapat terwujud salah satunya dengan mempertimbangkan perancangan teknologi yang tepat guna, yang sesuai dengan kebutuhan manajemen keuangan, dan yang terpenting adalah mudah digunakan. Untuk memenuhi kriteria tersebut maka universitas harus memastikan tercukupinya sumber daya-sumberdaya yang menjamin performa teknologi, salah satunya koneksi internet yang bagus sehingga dapat dioperasikan kapan saja dan dimana saja. Disamping masalah koneksi, bimbingan teknis dan forum untuk konsultasi bagi para pengguna teknologi SIMKeu perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Sehingga kebingungan-kebingungan atau masalah-masalah teknis pengoperasian teknologi dapat dengan cepat ditangani. Hotline di Direktorat Keuangan untuk bimbingan teknis atau pendampingan difungsikan dan dijamin reliabilitasnya.

Masa transisi merupakan bagian dari proses implementasi teknologi SIMKeu di unit-unit kerja di UGM. Teknologi yang diimplementasikan ini merupakan hasil desain yang telah disesuaikan dengan kebutuhan manajemen keuangan terkini. Salah satunya mengakomodir kebutuhan teknologi informasi manajemen keuangan di UGM yang sesuai dengan kebijakan BLU. Tingkat kerumitan manajemen keuangan saat ini dengan skema BLU menjadi tantangan tersendiri bagi UGM. Oleh karena itu kompatibilitas teknologi SIMKeu menjadi konsekuensi sarat mutlak bagi tingkat kegunaan teknologi dalam mengakomodir setiap kebutuhan atau aktivitas dalam manajemen keuangan di UGM. Peningkatan

(5)

84

kompatibilitas teknologi dapat meningkatkan kegunaan teknologi. Yang dapat dilakukan antara lain penyeragaman akun-akun kegiatan (COA) yang dapat mengakomodir sistem pencatatan dan pelaporan berdasarkan SAK maupun SAP, sesuai dengan skema BLU. UGM memiliki hak untuk menentukan standar biaya universitas yang kemudian menjadi input akun kegiatan dalam teknologi SIMKeu dengan pagu yang ditetapkan oleh Universitas. Dengan penyeragaman akun kegiatan atau disediakannya opsi-opsi kegiatan yang memang belum secara rinci tercantum dalam SBU akan memudahkan pengguna sekaligus meningkatkan kegunaan teknologi dalam melancarkan proses-proses keuangan. Masalah ini yang selama ini menjadi salah satu gangguan dalam pelaksanaan kegiatan. Kegiatan tidak dapat dilaksanakan hanya karena tidak ada pos kegiatan dalam SIMKeu. Hal ini juga berhubungan dengan tingkat serapan anggaran di unit-unit kerja karena dibatasinya pagu kegiatan yang diatur dalam SBU.

Implikasi penelitian dalam konteks individu sebagai pengguna teknologi SIMKeu adalah bahwa teknologi SIMKeu sejauh ini telah memberikan kegunaan. Nilai guna ini yang membantu penguatan sikap pengguna terhadap teknologi SIMKeu. Salah satunya adalah keuntungan yang diperoleh oleh para pengguna baik dari segi waktu, kepraktisan, maupun penyeragaman format keuangan antar unit kerja di UGM. Meskipun belum secara menyeluruh teknologi SIMKeu terintegrasi di unit-unit kerja, tata kelola keuangan di UGM sudah jauh lebih rapi. Namun, dengan masih sering ditemuinya masalah teknis maupun substansi pada SIMKeu menimbulkan gangguan dalam proses penguatan sikap. Oleh karena itu dalam proses implementasi SIMKeu harus memiliki tahapan yang jelas dan

(6)

85

terstruktur. Informasi juga harus dikemas secara menyeluruh dengan alur penyampaian yang jelas. Pertemuan-pertemuan yang sering diselenggarakan yang berhubungan dengan monitoring dan evaluasi manajemen keuangan tidak hanya mengundang para pemangku jabatan tertinggi (verifikator) tetapi akan lebih efektif jika melibatkan staf validator maupun operator. Upaya ini dapat dilakukan untuk efektivitas waktu dan penyampaian informasi, sehingga bahasa kebijakan langsung dapat diterjemahkan ke dalam bahasa teknis. Kemudahan pengoperasian teknologi juga telah memberikan persepsi yang kuat bagi para pengguna SIMKeu di unit-unit kerja bahwa teknologi tersebut didesain untuk dapat dengan mudah dikuasai dan dikendalikan oleh pengguna. Peran universitas dan pimpinan unit kerja dalam hal ini adalah memberikan komitmen penuh agar penguasaan dan kontrol teknologi tersebut terus meningkat. Penyediaan bimbingan teknis atau pelatihan operasi teknologi SIMKeu menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan. Tidak seluruh staf yang mempunyai jabatan pada pengguna SIMKeu adalah staf bagian keuangan. Kondisi ini yang dapat mempengaruhi tingkat penguasaan teknologi, sehingga pendampingan dan pelatihan dapat menjadi media yang tepat.

Yang tidak kalah penting adalah masalah pendelegasian tugas dan tanggung jawab pengguna SIMKeu harus menjadi perhatian baik Universitas maupun pimpinan unit kerja. Karena dari beberapa temuan di lapangan, tidak sedikit para pengguna SIMKeu tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan dalam aturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada masing-masing jabatannya.

(7)

86

Implikasi lain adalah hasil penelitian dapat memberikan referensi baru dalam bidang keilmuan. Meskipun hasil penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan sangat khusus cakupan kajiannya, tetapi diharapkan dapat menyuguhkan warna baru penelitian dengan topik yang sejenis atau spesifik tentang proses implementasi sistem informasi manajemen keuangan di perguruan tinggi. Teknologi SIMKeu ini bukanlah suatu pilihan yang dapat diterima atau ditolak oleh pengguna di unit-unit kerja di UGM, melainkan suatu kewajiban atau mandatori. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki karakter yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan landasan teori yang sama. Penelitian-penelitian sebelumnya digunakan untuk menganalisis penerimaan terhadap suatu teknologi, dalam penelitian ini teori tersebut digunakan untuk menilai tingkat penerimaan teknologi. Hasil penelitian terhadap tingkat penerimaan teknologi SIMKeu ini kemudian digunakan untuk menganalisis pengaruh masing-masing faktor-faktor kritis dalam proses implementasi teknologi terhadap niat pengguna dalam mengoperasikan teknologi SIMKeu di unit-unit kerja di UGM. Jika penelitian Chau dan Hu (2002) dilakukan untuk eksplorasi teori penerimaan teknologi dan pengujian model, maka hasil penelitian ini digunakan untuk mengkonfirmasi model penelitian Chau dan Hu (2002) dengan menggunakannya sebagai alat untuk melakukan analisis. Pendekatan yang berbeda terhadap penerimaan teknologi dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan di budaya kerja yang berbeda dan dilakukan di instansi pemerintah atau formal. Tuntutan kepatuhan terhadap kebijakan sangat tinggi, sehingga penelitian ini berupaya untuk membuat terobosan studi menganalisis tingkat penerimaan

(8)

87

teknologi yang merupakan sebuah mandatori bukan sebuah pilihan. Berbeda dengan penelitian Chau dan Hu dengan obyek penelitian tenaga medis yang notabene memiliki kebebasan dalam menerima ataupun menolak teknologi

telemedice. Model penelitian Chau dan Hu (2002) berhasil menjelaskan pengaruh

dari masing-masing faktor-faktor kritis terhadap niat penerimaan SIMKeu di unit-unit kerja di UGM menggunakan tiga konteks yaitu implementasi, teknologi dan individu.

Namun demikian penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan, baik keterbatasan dari sisi materi atau referensi dan pengintepretasian hasil analisis. Oleh karena itu penelitian selanjutnya masih sangat perlu dilakukan untuk mengukur kesesuaian model penelitian dan juga validitas kerangka pikir penelitian. Perlu dikembangkan penyesuaian-penyesuaian terhadap variabel penelitian dan penyusunan variabel-variabel baru dengan indikator yang memiliki kekuatan aplikatif atau generalisasi untuk kasus-kasus di tempat penelitian yang lain.

Referensi

Dokumen terkait

lebih terfokus untuk mewujudkan strategi perusahaan yang telah ditetapkan, sebab dengan adanya balanced scorecard maka seluruh sumberdaya perusahaan mulai dari pimpinan, unit

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis tingkat literasi keuangan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta tahun angkatan

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta inayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Selain pengobatan terhadap tingginya kadar glukosa darah, pengendalian berat badan, tekanan darah, profil lipid dalam darah serta pemberian antiplatelet dapat

Rata-rata dalam satu kalimat tidak lebih dari 25 kata, dibuktikan dengan rata-rata panjang kalimat 15,6 kata perkalimat pada sampel 100 kata. Banyak kalimat dalam paragraf

[r]

Selain itu, pihak investor juga harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi praktik perataan laba secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi

(2) Perangkat Desa yang meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana