BAB V
SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Bab lima ini adalah bagian akhir laporan penelitian yang akan membahas tentang (1) simpulan dan diskusi hasil penelitian, (2) keterbatasan penelitian dari perspektif metodologi, data dan analisis, (3) implikasi penelitian terhadap dunia praktis dan teoritis, dan (4) saran-saran penelitian yang ditawarkan yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian berikutnya.
V.1. SIMPULAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji model dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh faktor-faktor penentu Manfaat Persepsian (Perceived
Benefits), Kredibilitas Persepsian (Perceived Credibility), Keinovatifan
Organisasional (Organizational Innovativeness), Sumber Daya Keuangan (Financial Resource), Sumber Daya Teknologi (Technological Resource), Peraturan Pemerintah (Government Regulation), Kebijakan Mitra Bisnis (Business
Partner Policy), Kepadatan Kompetisi (Competition Intensity) terhadap
Penggunaan E-banking (E-Banking Usage) pada perusahaan-perusahan Indonesia. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Kontrak Sosial, Teori Difusi Inovasi, Teori Intervensi Institusional dan Teori Institusional. Sampel yang diperoleh sebanyak 71 perusahaan yang berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis hipotesis yang disajikan
pada bab IV digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Hipotesis 1 menyatakan bahwa variabel bebas Manfaat Persepsian (Perceived Benefits) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat Penggunaan E-Banking (E-Banking Usage), dan hasil statistik menunjukkan bahwa hipotesis 1 yang diusulkan didukung. Hipotesis 2 menyatakan bahwa variabel bebas Kredibilitas Persepsian (Perceived Credibility) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat Penggunaan E-Banking (E-Banking Usage), dan hasil statistik menunjukkan bahwa hipotesis 2 yang diusulkan tidak didukung. Hipotesis 3 menyatakan bahwa variabel bebas Keinovatifan Organisasional (Organizational Innovativeness) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat Penggunaan E-Banking (E-Banking Usage) dan hasil statistik menunjukkan bahwa hipotesis 3 tidak didukung.
Hipotesis 4 yang diajukan adalah bahwa Sumber Daya Keuangan (Financial Resource) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat Penggunaan E-Banking (E-Banking Usage) dan ternyata hasil perhitungan statistik tidak menunjukkan dukungan terhadap hipotesis 4. Hipotesis 5 menyatakan bahwa variabel bebas Sumber Daya Teknologi (Technological
Resource) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat Penggunaan E-Banking (E-E-Banking Usage) dan hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa
hipotesis 5 didukung. Hipotesis 6 menyatakan bahwa variabel bebas Peraturan Pemerintah (Government Regulation) memiliki pengaruh positif terhadap variabel
terikat Penggunaan E-Banking (E-Banking Usage) dan berdasarkan statistik menunjukkan bahwa hipotesis 6 tidak didukung.
Hipotesis 7 menyatakan bahwa variabel bebas Kebijakan Mitra Bisnis (Business Partner Policy) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat Penggunaan E-Banking (Usage E-Banking) dan secara statistik menunjukkan bahwa hipotesis 7 tidak didukung. Hipotesis 8 menyatakan bahwa variabel bebas Kepadatan Kompetisi (Competition Intensity) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat Penggunaan E-Banking (E-Banking Usage) dan statistik menunjukkan bahwa hipotesis 8 tidak didukung. Dari delapan variabel bebas yang digunakan, variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi variabel terikat Penggunaan E-Banking adalah variabel Sumber Daya Teknologi (ST) dan variabel bebas yang paling lemah mempengaruhi adalah variabel Sumber Daya Keuangan (SK).
V.2. KETERBATASAN PENELITIAN
Berdasarkan seluruh proses penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat banyak keterbatasan pada penelitian ini. Keterbatasan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah kondisi-kondisi yang menjadi kekurangan atau kelemahan dari penelitian ini baik secara metodologi maupun analisis. Adapun keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, butir-butir pertanyaan yang masih memiliki masalah dalam hal pemahaman persepsian, yang disebabkan oleh pengalihbahasaan yang mengandalkan kemampuan alihbahasa peneliti, sehingga memberikan persepsi
yang berbeda, baik yang dipersepsikan oleh peneliti maupun oleh responden. Kedua, butir-butir pertanyaan yang masih belum tepat digunakan, dikarenakan butir pertanyaan tersebut adalah hasil modifikasi dari butir-butir pertanyaan pada unit analisis individu, sedangkan penelitian ini dilakukan pada unit analisis organisasi.
Ketiga, keterbatasan dalam hal jumlah responden pada penelitian ini masih relatif sedikit yaitu 71 perusahaan, sehingga data yang diperoleh masih belum menggambarkan kondisi sampel yang luas, dibandingkan dengan jumlah populasinya di Indonesia. Keempat, keterbatasan dalam hal lokasi atau wilayah penelitian yaitu dilakukan hanya pada satu propinsi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta. Keterbatasan ini juga belum mampu menggambarkan kondisi yang lebih luas.
Kelima, keterbatasan dalam hal bidang industri responden atau perusahaan yaitu perusahaan-perusahaan yang menjadi responden pada penelitian ini masih dikelompokkan ke dalam lima kategori secara umum. Dalam beberapa kondisi, peneliti harus membuat suatu klasifikasi yang jelas untuk setiap bidang industri. Keenam, pejabat individu yang mengisi kuesioner di setiap perusahaan tidak sesuai dengan yang ditentukan atau yang diharapkan, posisi pejabat yang mengisi kuesioner tidak seragam. Kondisi ini membuat persepsi yang berbeda terhadap pertanyaan kuesioner dan jawaban kuesioner.
V.3. IMPLIKASI PENELITIAN
Penelitian ini memberikan dua implikasi, yaitu implikasi praktis dan implikasi teoritis. Pertama, implikasi praktis, bagi pemerintah sebagai pihak yang membuat aturan dan kebijakan, saran hasil penelitian ini adalah agar kegiatan ekonomi berjalan dengan lancar dan transaksi keuangan dapat mendukung kegiatan ekonomi dengan baik, maka perlu membenahi sistem teknologi perbankan. Pemerintah memiliki peran penting dalam pembuatan aturan dan kebijakan tersebut dan mendorong lembaga perbankan untuk meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi perbankan. Selain itu, pemerintah juga harus mendorong para pelaku bisnis khususnya perusahaan untuk menggunakan jasa
e-banking di dalam kegiatan bisnis untuk mencapai manfaat ekonomi yang lebih
tinggi.
Bagi lembaga perbankan, hasil penelitian ini memberikan saran agar lembaga perbankan lebih mampu meningkatkan kinerja sistem dan teknologi
e-banking, guna memperlancar kegiatan bisnis pengguna jasa e-banking dan
meningkatkan jumlah pengguna e-banking. Sistem dan teknologi e-banking yang baik mencerminkan kredibilitas e-banking dan lembaga perbankan, secara tidak langsung juga mendorong perusahaan untuk menggunakan jasa e-banking, yang pada akhirnya akan memberi manfaat ekonomi yang lebih tinggi bagi lembaga perbankan. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini menjadi referensi dalam rangka untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena dari bukti yang diperoleh, ternyata
e-banking memberi manfaat bagi perusahaan dan perusahaan harus meningkatkan
menggunakan jasa e-banking guna memperoleh manfaat ekonomi yang lebih tinggi bagi perusahaan-perusahaan pengguna jasa e-banking.
Kedua, implikasi teoritis, penelitian ini memberikan bukti empiris untuk menambah literatur penelitian-penelitian bisnis di Indonesia secara khusus tentang teknologi e-banking yang diteliti pada unit analisis organisasi dari perspektif perusahaan-perusahaan pengguna jasa perbankan. Penelitian ini menggunakan Teori Kontrak Sosial untuk menjelaskan fenomena Penggunaan E-banking. Teori Kontrak Sosial menyarankan bahwa kontrak sosial harus didasarkan pada kebermanfaatan yang dihasilkan dari sikap percaya (trust). Hasil penelitian ini berhasil memberi bukti bahwa Penggunaan E-banking oleh perusahaan-perusahaan Indonesia dapat dijelaskan dengan Teori Kontrak Sosial.
Teori Difusi Inovasi (Rogers, 1995) menyarankan keinovatifan organisasi, sumber daya keuangan dan sumber daya teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi penerimaan produk dan jasa yang baru untuk diadopsi oleh perusahaan-perusahaan. Teori ini digunakan untuk menjelaskan fenomena Penggunaan E-banking dari sisi teknologi e-banking. Hasil penelitian ini memberi bukti bahwa Penggunaan E-banking oleh perusahaan-perusahaan Indonesia dapat dijelaskan menggunakan Teori Difusi Inovasi.
Teori Intervensi Institusional (King et al., 1994) menyarankan bahwa perusahaan-perusahaan bisnis dalam bertindak dan berperilaku, dipengaruhi oleh lembaga-lembaga lain seperti pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, perusahaan pesaing dan lain sebagainya. Teori ini menjelaskan fenomena Penggunaan E-banking dari sisi kelembagaan. Penelitian mampu
menjelaskan bahwa Penggunaan E-banking oleh perusahaan-perusahaan Indonesia dapat dijelaskan oleh Teori Intervensi Institusional, tetapi tidak berhasil dibuktikan (King et al., 1994).
Teori Institusional (DiMaggio dan Powell, 1983) menyarankan bahwa terdapat tiga jenis kelembagaan yaitu coercive isomorphism, mimetic isomorphism dan normative isomorphism. Teori ini menjelaskan fenomena Penggunaan
E-banking dari sisi lingkungan, lebih tepatnya adalah kepadatan kompetisi.
Penelitian mampu menjelaskan bahwa Penggunaan E-banking oleh perusahaan-perusahaan Indonesia dapat dijelaskan menggunakan Teori Institusional, tetapi tidak berhasil membuktikan secara empiris.
V.4. SARAN PENELITIAN
Saran yang dapat memberikan gagasan untuk penelitian berikutnya adalah yang berasal dari keterbatasan-keterbatasan yang diuraikan sebagai berikut. Pertama, penelitian-penelitian yang selanjutnya yang menggunakan pertanyaan yang berasal dari bahasa asing sebaiknya dialihbahasakan oleh orang-orang yang kompeten dalam bidang alihbahasa. Kedua, penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan pertanyaan yang lebih sesuai untuk unit analisis organisasi dan bila tidak menemukan yang sesuai untuk organisasi, sebaiknya memilih yang paling tepat digunakan kepada organisasi.
Ketiga, penelitian lanjutan dapat dilakukan sesuai dengan konteks penelitian ini, tetapi dengan menggunakan metodologi kualitatif dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara. Keempat, penelitian lanjutan hendaknya
mewajibkan kuesioner diisi oleh pejabat pada posisi yang sama untuk setiap perusahaan, agar tujuan penelitian yang ditetapkan dan hasil penelitian yang diharapkan dapat tercapai sehingga dapat memberi kontribusi terhadap wacana ilmiah yang baru. Kelima, jumlah responden atau perusahaan yang lebih banyak untuk penelitian berikutnya sangat potensial dilakukan.
Keenam, jenis industri menjadi keterbatasan penelitian ini, menggunakan satu jenis industri untuk penelitian selanjutnya menjadi sangat potensial. Ketujuh, penelitian ini hanya dilakukan di satu lokasi propinsi, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan meliputi seluruh wilayah Indonesia. Kedelapan, berdasarkan penelitian ini, masih mungkin dilakukan penelitian lembaga pemerintah yang berkaitan terhadap penggunaan teknologi lainnya. Kesembilan, penelitian-penelitian pada unit analisis organisasi di Indonesia masih sedikit, dengan menggunakan konteks berbeda dari penelitian ini sangat potensial untuk melakukan penelitian lainnya. Kesepuluhan, pembahasan mengenai variabel-variabel yang digunakan diharapkan dapat dijelaskan atau dihipotesiskan secara lebih rinci, seperti apakah taraf suatu variabel yang lebih rendah atau lebih tinggi akan mempengaruhi secara positif atau negatif terhadap variabel terikat.