• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik SSP berbasis PBL pada materi perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah terdapat pada integrasi tahapan pembelajaran berbasis masalah dan penyisipan dimensi new ecological paradigm dalam produk yang dihasilkan. Integrasi tahapan pembelajaran berbasis masalah yaitu terdiri dari fase 1 : meeting the problem (penemuan masalah), fase 2 : problem analysis and learning issue (analisis masalah dan isu yang berkembang), fase 3 : discovery and reporting (pencarian literatur atau sumber terkait sebagai bekal penyelesaian masalah/penyajian solusi), fase 4 : solution presentation and reflection (pemecahan masalah dan penyajian solusi), fase 5 : overview, integration and

evaluation (membangun konsep keilmuan melalui proses pemecahan masalah dan

evaluasi). Dimensi new ecological paradigm yang disisipkan yaitu dimensi limits to growth, anti anthropocentrism, balance of nature, anti-exemptionalism dan eco-crisis.

2. Pengembangan Subject Specific Pedagogy berbasis PBL yang meliputi RPP, modul, LKS dan instrument penilaian dengan model pengembangan 4D Thiagarajan telah melalui tahap validasi oleh ahli dan uji coba terbatas pada responden dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas X IPA SMA Negeri 2 Karanganyar pada materi perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah.

3. Penggunaan SSP berbasis PBL dalam proses pembelajaran dikelas dinyatakan efektif untuk menguatkan sikap peduli lingkungan siswa, yang ditunjukkan dengan kenaikan skor NEP awal sebesar 47,92 menjadi 55,98. Data awal 82,85% siswa berada dalam kategori cukup peduli lingkungan dan 17,14 % siswa dalam kategori tidak peduli lingkungan dapat naik dalam kategori peduli lingkungan

(2)

dengan persentase sebesar 19,99% dan 79,99 % siswa dalam kategori cukup peduli lingkungan. Terdapat perbedaan skor NEP sebelum dan sesudah diterapkannya SSP berbasis PBL dalam pembelajaran yang ditunjukkan dengan hasil uji statistika Wilcoxon sig.= 0,000 < α=0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. H1 menyebutkan bahwa terdapat perbedaan skor NEP untuk pengukuran sikap peduli lingkungan siswa sebelum dan sesudah diterapkan produk SSP berbasis PBL dalam pembelajaran di kelas X IPA SMA Negeri 2 Karanganyar.

B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan untuk :

a. Sumber acuan/referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis, yaitu tentang pengembangan SSP yang dapat membantu guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar sesuai dengan pembelajaran berbasis saintifik sebagaimana yang diamanatkan dalam kurikulum 2013.

b. Sumbangan pemikiran bagi guru untuk mengembangkan variasi model pembelajaran berbasis saintifik pada materi perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah.

c. Menambah wawasan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi afektif tertentu, khususnya penguatan sikap peduli lingkungan siswa melalui mata pelajaran biologi.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian berupa SSP berbasis PBL secara praktis dapat diterapkan dan digunakan pada proses pembelajaran biologi di kelas X IPA SMA Negeri 2 Karanganyar untuk menguatkan sikap peduli lingkungan siswa.

(3)

C. Saran 1. Bagi Peserta didik

a. Siswa hendaknya menumbuhkan kesadaran gemar membaca untuk menggali berbagai informasi dan untuk memperluas wawasan keilmuan.

b. Siswa hendaknya menumbuhkan kesadaran untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

c. Siswa hendaknya lebih kreatif dalam membuat rancangan penyajian solusi dengan mencari berbagai sumber referensi.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya mampu mengembangkan perangkat pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran saintifik sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.

3. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya memanfaatkan sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran. Pemanfaatan sarana dan prasarana dengan maksimal akan mendukung proses pembelajaran yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4. Bagi Peneliti lain

Peneliti berikutnya hendaknya mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran yang lebih lama untuk penerapan pengembangan produk SSP dalam penguatan sikap peduli lingkungan agar dapat memasuki tahap pembiasaan (habbit) bagi siswa, sehingga diharapka penguatan sikap peduli lingkungan akan lebih jelas terlihat. Mempertimbangkan adanya faktor eksternal lain yang mungkin dapat mempengaruhi sikap peduli siswa terhadap lingkungan seperti keadaan ekonomi, latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga/ tempat tinggal, budaya dan faktor eksternal lainnya.

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, M. H., Rachmadiarti, F., & Prastiwi, M. S. (2014, Agustus). Penguasaan Konsep Lingkungan dan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMA Adiwiyata Mandiri di Kabupaten Mojokerto. ejournal.unesa.ac.id, 3(3), 479-484.

Ajzen, I. (2001). The Theory of Planned Behaviour. Journal of Organizational

Behaviourand Human Decision Processes, 179-211.

Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arends, R. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azizahwati. (2015). Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY. Yogyakarta.

Azwar, S. (2002). Penyususnan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2012). Penyususnan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BSNP, (. S. (2006). Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

CalTPA, California Teaching Performance Assessment . (2014). The California Commision on Teacher Credentialing 1900 Capitol Avenue. Candidate Handbook. California.

Chosim, S., & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Depdiknas. (2008). Panduan Umum Pengembangan Silabus. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dunlap, R. E., Liere, K. D., Mertig, A. G., & Jones, R. E. (2000). Measuring Endorsement of the New Ecological Paradigm :A Revised NEP Scale. Journal of Social Issues, 56(3), 425-442.

Gage, N. L., & Berliner, D. (1983). Educational Psychology. Boston: Houghton Mifflin,USA.

Galus, B. S. (2010). Pendidikan Lingkungan Hidup:Untuk Sebuah Keberlanjutan

(5)

http://www.pendidikan-diy.go.id/dinas_v4/?view=v_artikel&%20id=4, diakses tanggal 31 Desember 2015.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Handriani, D. P. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dengan Model PBL untuk Meningkatkan Sikap Peduli Lingkungan dan Prestasi Belajar IPA Materi

Lingkungan Kelas VII H SMP N 1 Surakarta. Surakarta: UNS.

Hastuti, B. S. (2009, Nopember). Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan dalam Perspektif PNFI. Andragogia-Jurnal PNFI, 1(1), 45-56.

Herlanti, Y. (2006). Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: -. Holil, A., Handoyo, P., Mustika K S, M., Jatiningsih, O., Wasis, & Soeryanto. (2011).

Bunga Rampai Pendidikan Karakter:Strategi Mendidik Generasi Masa Depan. Surabaya: Unesa University Press.

Husna, S., Abdullah, & Nurmaliah. (2013, Desember). Penerapan Model PBL pada Konsep Perusakan dan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMA N 1 Sabang. Jurnal Edubio Tropika, 1(2), 61-120.

Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa-University Press.

Ibrahim, M., & Nur, M. (2005). Pengajaran Berbasis Masalah. Surabaya: University Press.

Indriyanti, N., & Susilowati, E. (2012). Pengembangan Modul. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Karyanto, P., Prayitno, B. A., Sajidan, & Suwarno. (2011). Penguatan Modal Manusia Dan Peningkatan Literasi Ekologi Melalui Pedagogi Spesifik Materi:Pengembangan Model Dalam Pembelajaran Ekologi Melalui Penelitian Ekofisiologi Tikus Sawah. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS (pp. 601-606). Surakarta: Pendidikan Biologi FKIP UNS. Khanafiah, S. (2013). Model Problem Based Instruction pada Perkuliahan Fisika

Lingkungan untuk Mengembangkan Sikap Kepedulian Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 35-42.

Kopnina, H. (2011). Applying The New Ecological Paradigm Scale in the Case of Environmental Education:Qualitative Analysis of The Ecological Worldview of Dutch Children. Journal of Peace Education and Social Justice, 5(3), 374-388.

(6)

Kuswartojo, T. (2002, September). Agenda 21, GEF dan Alih Teknologi. Jurnal Teknologi Lingkungan, 3(3), 174-179.

LPP, T. P.-P. (2007). Panduan Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: UNS.

McGuire, N. M. (2015, June). Environmental Education and Behavioral Change: An Identity-Based Environmental Education Model. International Journal of Environmental & Science Education, 10(5), 695-715.

Niron, M. D. (2009). Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dalam KTSP. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ogawa, M. (1995). Science Education in a Multiscience Perspective. Science Education, 79, 593-593.

Prasetyo, Z. K. (2004). Materi Pokok Kapita Selekta Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Prastowo, A. (2011). Panduan Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Pummawan, A. (2007). The Development of an E-Learning Modul of the Sandy Shoures Ecosystem for grade-8 Secondary Student. Education Journal of Thailand, 1(1), 101-101.

Rahmawati, I., & Suwanda, I. M. (2015). Upaya Pembentukan Perilaku Peduli Lingkungan Siswa Melalui Sekolah Adiwiyata di SMP N 28 Surabaya. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 1, pp. 71-88. Surabaya.

Ranedyo, L. D. (2012). Pengembangan RPP dan LKS IPA Terintegrasi Berbasis CTL Metode Laboratory Work untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Siswa. Yogyakarta: UNY.

Rohmah, N. M., Irawati, M. H., & Susilowati. (2014). Penerapan Pendekatan Salingtemas dengan Penggunaan Model PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Berprikir Kritis dan Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas

X MAN 2 Tulungagung. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan PBL itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sancayaniingsih, R. (2009). EfSD Panduan untuk Pengembangan Berkelanjutan. Bahan Presentasi.

(7)

Sancayaningsih, R. P. (2012). Education for Sustainable Development:Pendidikan Etika Lingkungan di Perguruan Tinggi. Prosiding Volume 1 Seminar Nasional Biologi,Lingkungan dan Pembelajarannya X Program Studi Pendidikan Biologi. Surakarta: FKIP UNS.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Santa. (2012). Saatnya Reorientasi Pendidikan Menuju EFSD Digalakan

oleh:Ir.Santa,M.P.,M.Sc (Widyaiswara PPPPTK Pertanian).

http://vedca.siap.web.id/2012/03/22/saatnya-reorientasi-pendidikan-menuju-efsd-digalakkan-oleh-ir-santa-mp-m-sc-widyaiswara-pppptk-pertanian/, diakses 31 Desember 2015.

Saputri, W. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi dengan Model PBL untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Sikap Peduli Lingkungan

Siswa di SMA N 1 Godean Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.

Sarlito, S. (2000). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.

Scott, W. (2015, February ). Public Understanding of Sustainable Development:Some Implications for Education. International Journal of Environmental & Science Education, 10(2), 235-246.

Soemarwoto, O. (2001). Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Soetarno. (1994). Pendidikan Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Universitas Terbuka. Subana, S. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujarwo. (2011). Model-model Pembelajaran Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta: Venus Gold Press.

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(8)

Sundayana, R. (2015). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Suparman. (1993). Desain Pembelajaran Instruksional. Jakarta: PAU-UT.

Suryantoro.(2011).Langkah-langkah Mengembangkan Bahan Ajar.

http://suryantara.wordpress.com/2011/10/12/cara-merancang-rencana-pelaksanaan-pembelajaran/.

Susilowati, Maryati, Dwi, & Raisa. (2013). Pengembangan Subject Spesific Pedagogy untuk Pembelajaran IPA Terintegrasi Menggunakan Model Project Based Learning, Problem Based Learning, Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking). Laporan Penelitian. Yogyakarta: UNY FMIPA.

Tan, O.-S. (2003). Problem-Based Learning Innovation:Using Problems to Power Learning in the 21st Century . Singapore: Cengage Learning.

Thiagarajan, Sivasailan, Stclovitch, & Earcld, D. (1977). Evaluation of Mediated Program for Training Teacher of Exceptional Children in Instructional. India: Indiana University.

Thiagarajan, Sivasailan, Stclovitch, & Earcld, D. (1977). Evaluation of Mediated Program for Training Teacher of Exceptional Children in Instructional. India: Indiana University.

Toharudin, U., Hendrawati, & Rustaman. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Pendidikan.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Vembriarto, S. (1975). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Wahana Komputer. (2010). Panduan Alikatif & Solusi (PAS) Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi Offset.

Waikato, R. C. (2013). Analysis of The NEP Result. -: www.waikatoregion.govt.nz. Wesnawa, I. G. (2004, Januari). Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan Melalui

Pembelajaran Geografi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negri Singaraja, 115-126.

(9)

Widjayanti, E. (2008). Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia

Berdasarkan KTSP Bagi Guru SMK. Yogyakarta: UNY.

Widyantini, T. (2013). Penyusunan LKS Sebagai Bahan Ajar. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Winkel, W. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Yulianti, T. (2014). Pengembangan Modul Berbasis PBL Materi Pencemaran Lingkungan untuk Membiasakan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMP N 1 Bulu Sukoharjo. Surakarta: UNS.

Referensi

Dokumen terkait

1998 RUMBIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI MANAJEMEN 249 WIWIK MUTMAINNAH SAMSUDDIN SAAD TINANGGEA, 17 SEPTEMBER 1998 POLEANG UNIVERSITAS HALU OLEO KESEHATAN MASYARAKAT

Gordon dan Milakovich (1995:6), mendefinisikan pentadbiran awam sebagai segala proses, organisasi, dan individu yang terlibat dalam perlaksanaan undang-undang dan peraturan

Tujuan penelitian bagi CV X adalah mengidentifikasikan komponen stand pameran yang dapat dibuat modular, mengetahui seberapa besar pengaruh modular desain terhadap

ƒ Perancangan struktur gedung ini akan menyelesaikan permasalahan- permasalahan sebagai berikut : Bagaimana analisa perhitungan untuk struktur bangunan Gedung Dinas

Dari beberapa ciri-ciri kepercayaan diri diatas, maka dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri adalah yakin kepada diri sendiri, tidak terdorong

Visi ini merupakan cara pandang kedepan, kearah mana Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Batam akan diarahkan dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat tetap eksis, antisipatif,

Mengimplementasikan perda kewenangan kampung memang bukan sesuatu yang mudah, banyak hambatan dan rintangan yang menjadi kosekuensi dari perda kewenangan kampung,

Penelitian ini juga meneliti adanya perbedaan kepekatan gas buang antara mesin diesel yang mengunakan Venturi scrubber EGR dengan mesin diesel standar tanpa