• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TOPOGRAFI TERHADAP KETERSEDIAAN DAN KEKUATAN BAMBU PETUNG (DENDROCOLAMUS SP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TOPOGRAFI TERHADAP KETERSEDIAAN DAN KEKUATAN BAMBU PETUNG (DENDROCOLAMUS SP)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TOPOGRAFI TERHADAP KETERSEDIAAN DAN KEKUATAN

BAMBU PETUNG

(DENDROCOLAMUS SP)

Astuti Madar1, Zaidir2 dan Eka Juliafad3 1

Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh, Payakumbuh-26227 astuti_masdar@yahoo.com

2Program Studi Teknik Sipil Univ. Andalas Limau Manis, Padang-25000. zaidir@ft.unand.ac.id

3

Program Studi Teknik Sipil Universitas Negeri Padang, Air Tawar Padang Julchacha_yahoo.com

ABSTRAK

Bambu merupakan material konstruksi ramah lingkungan (friendly environment) pengganti kayu yang dapat menghindari dampak buruk pada keseimbangan alam dan lingkungan. Penelitian bambu sebagai material konstruksi semakin berkembang sehingga keyakinan masyarakat akan potensi bambu semakin meningkat. Kedepannya hal ini akan meningkatkan industri konstruksi bambu baik untuk keperluan arsitektur maupun struktural. Peningkatan kebutuhan material bambu ini tentunya harus diikuti dengan ketersediaannya terutama apabila digunakan dalam volume yang relatif besar. Bambu Petung merupakan bambu yang banyak digunakan sebagai material konstruksi. Kekuatan bambu sebagai material konstruksi dipengaruhi oleh sifat fisika dan mekanika. Sifat fisika dan mekanika merupakan informasi penting dalam rangka memberi petunjuk tentang cara pengerjaan maupun sifat bahan yang dihasilkan. Bambu Petung dapat tumbuh diberbagai kondisi topografi mulai dataran rendah hingga ketinggian 1500m. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh topografi terhadap kekuatan dan ketersediaan Bambu Petung sehingga dapat dijadikan referensi dalam penggunaan dan upaya budi daya. Bambu diambil dari 10 daerah dengan topografi dataran, bergelombang dan berbukit di daerah Sumatera Barat. Pengujian dilakukan mengikuti standar standar ISO N22157 2004. Sifat fisika yang diuji adalah kadar air dan kerapatan. Sifat mekanika yang diuji adalah kuat tekan // serat, kuat tarik // serat dan kuat geser. Hasil pengujian sifat fisika bambu menunjukkan nilai kadar air rata-rata untuk topografi dataran, bergelombang dan berbukit masing-masing sebesar 13,90 %, 16,81% dan 12,84 %. Nilai kerapatan rata-rata sebesar 0,68 g/cm3, 0,69 g/cm3 dan 0,76 g/cm3. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi topografi lingkungan tempat tumbuh bambu berpengaruh terhadap kekuatan dan ketersediaan Bambu Petung. Oleh karena itu kondisi topografi tempat tumbuh bambu merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan bambu sebagai material konstruksi.

Kata kunci : Bambu Petung (Dendrocalamus sp), ketersediaan, sifat fisika, sifat mekanika, material konstruksi

1.

PENDAHULUAN

Bambu merupakan bahan bangunan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan pemakaiannya pada kontruksi bangunan, disamping material kontruksi lainnya (Janssen, J.J.A. 1991: 1998). Dilihat dari segi ekonomi bambu sangat menguntungkan karena harganya yang murah dan banyak terdapat di Indonesia sedangkan dari segi kon-struksi bambu mempunyai kekuatan yang cukup baik (Masdar, 2006). Permasalahan keawetan bambu dapat diatasi dengan berbagai macam cara mulai dari yang tradisional sampai cara yang lebih modern. Tanpa pengawetan ditempat terbuka bambu hanya dapat digunakan 1-3 tahun, ditempat tertutup dapat digunakan 4-7 tahun. Apabila dengan pengawetan kontruksi bambu dapat bertahan lebih lama lagi yaitu lebih dari 15 tahun (Liese, 1980 dalam Morisco 2005). Bambu sebagai bahan bangunan telah digunakan oleh masyarakat Sumatera Barat sejak ratusan tahun lalu. Bangunan-bangunan di daerah Sumatera Barat banyak menggunakan bahan yang berasal dari material bambu terutama menggunakan bahan Bambu Petung (Dendrocolamus sp). Penggunaan bambu sebagai bahan bangunan dikarenakan bambu menpunyai kelebihan yaitu masa konstruksi sangat singkat, biaya konstruksi murah dan tidak memerlukan peralatan yang modern serta bahan bambu banyak terdapat hampir disemua daerah di Sumatera Barat dengan topografi yang bervariasi. Keunggulan lain dari bambu ini yaitu bambu merupakan bahan bangunan yang dapat diperbarui sehingga tidak merusak lingkungan, ringan dan mempunyai kelenturan yang cukup tinggi sehingga bambu sangat baik digunakan untuk bangunan tahan gempa.

(2)

Bambu Petung

Tempat tumbuh Bambu Petung (Dendrocalamus sp) adalah mulai dataran rendah hingga ketinggian 1500m. Pertumbuhan terbaik bambu Petung adalah pada ketinggian antara 400-500m di atas permukaan laut. Bambu Petung dapat tumbuh disemua jenis tanah terutama di tanah yang mempunyai drainase baik. Bambu Petung (Dendrocalamus sp) diberbagai daerah di Indonesia dikenal dengan nama tiying petung, buluh petung, pring petung, awi petung, buluh swanggi, jajang betung, au petung, bulo lotung dan lain sebagainya (Morisco, 1999). Di daerah Sumatera Barat istilah Bambu Petung ini lebih dikenal dengan nama Bambu Betung atau Batuang. Warna kulit batang umumnya warna hijau kekuning-kuningan dan coklat tua. Tinggi batang batang dapat mencapai panjang antara 20 sampai 30 meter. Jarak buku 10-20 cm di bagian bawah dan 30-50 cm di bagian atas. Batang berbulu tebal dengan diameter batang antara 6 sampai 15 centimeter dan tebal dindingnya antara 10 sampai 36 milimeter. Berdasarkan propertisnya Bambu Petung sangat cocok sekali dijadikan komponen struktur balok ataupun kolom. Berdasarkan ketebalan dinding bambu, Bambu Petung juga dapat dijadikan struktur balok laminasi.

Pada daerah dataran tinggi tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik. Purnomobasuki, H (2001) melakukan penelitian dengan mengamati hutan bambu di daerah Sukapura yang merupakan daerah pebukitan dengan lereng-lereng yang curam (berkisar 45-82o) dengan kondisi tanah bewarna coklat kehitaman, lembab, berlempung cocok untuk pertumbuhan bambu. Kondisi seperti ini juga terdapat di daerah Sumatera Barat. Bambu banyak tumbuh di daerah lereng atau tebing-tebing yang curam.

Sifat Fisika dan Mekanika Bambu

Sifat fisika bambu adalah perilaku fisik bambu sebagai tanggapan terhadap perubahan kondisi udara di sekitar tempat tumbuh bambu. Bambu sangat sensitif terhadap perubahan kadar air udara atau kelembaban. Beberapa sifat fisika bambu adalah wettability, kadar air, berat jenis, penyusutan dan pengembangan. Wettability menunjukkan kemampuan cairan untuk menempel pada permukaan benda padat. Kadar air dan berat jenis merupakan sifat fisika bambu yang dapat mempengaruhi sifat mekanika bambu. Pada batang bambu yang baru dipotong kadar air berkisar antara 50-99% dan pada bambu kering sekitar 12-18%. Berat jenis bambu berkisar antara 600-900 kg/cm3.. Masdar (2009) melakukan pengujian sifat fisika Bambu Petung (Dendrocalamus sp) dengan kadar air berkisar antara 12,11 % sampai 13,39 % , kadar air rata-rata 12,63 %. Kerapatan Bambu Petung berkisar antara 0,619 gr/cm3 sampai 0,704 gr/cm3 dengan kerapatan rata-rata 0,653.

Sifat mekanik bambu adalah perilaku bambu terhadap beban luar yang mengenainya (Prayitno, T. A., 1991). Beberapa sifat sifat mekanika bambu seperti kuat tarik sejajar serat(tensile strenght), kuat tekan sejajar dan tegak lurus serat (compressive strength), kuat lentur (bending strenght), kuat geser (shearing strength) serta modulus elastisitas (modulus of elasticity). Sifat mekanika dari suatu bahan sangat penting diketahui agar kita mengetahui kelemahan dan keunggulannya sehingga dalam pemakaian bahan dapat diusahakan lebih optimum. Dengan memahami sifat mekanika bambu dapat mencegah pemakaian bahan yang over estimate sehingga lebih ekonomis dan dapat mencegah pemakaian bahan yang under estimate sehingga lebih aman. Bambu Petung mempunyai kuat tarik sejajar serat dan kuat lentur yang jauh lebih tinggi dari kuat gesernya seperti yang terlihat pada Tabel 1. Berikut ini.

Tabel 1 Hasil pengujian sifat mekanik Bambu Petung** (Masdar, 2006) Sifat Mekanika Tekan // (Fc) Tekan ┴ (Fc┴) Tarik // (Ft) Geser // (Fv) Lentur (MOR) Elastisitas (MOE) No. Benda Uji

(MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa)

1. 50,11 45,11 421,44 8,06 110,79 15.099,41

2. 41,80 46,74 409,51 6,98 98,38 11.394,59

3. 58,96 61,33 375,58 7,83 177,23 14.744,99

Rata-Rata 50,29 51,06 402,18 7,62 128,80 13.746,33

**Pada kadar air rata-rata 12,63%

Hal ini menunjukkan bahwa bambu mempunyai kelebihan pada kekuatan tariknya tapi meskipun demikian dalam penggunaan Bambu Petung sebagai material konstruksi perlu dipertimbangkan kekuatan gesernya yang rendah agar didapatkan hasil yang memuaskan (Masdar, 2006).

Potensi Bambu di Sumatera Barat

(3)

juta hektar luas hutan tersebut kondisinya telah menurun sehingga dapat mengancam habitat satwa liar di dalamnya. Kebutuhan kayu untuk pembangunan di Sumatera Barat mencapai 750.000 meter kubik per tahun. Dengan kebutuhan setinggi itu sulit bagi pengusaha penggergajian kayu untuk mendapatkan kayunya secara legal sehingga memicu terjadinya penebagan hutan secara liar. Pemamfaatan bambu sebagai bahan pengganti kayu perlu ditingkatkan karena pemamfaat bambu sebagai bahan konstruksi pengganti kayu merupakan salah satu cara yang dapat mengatasi masalah penebangan hutan secara liar. Budi daya bambu tidak memerlukan investasi besar karena proses penanaman bambu cukup sekali saja. Budi daya bambu bisa dilakukan oleh siapa saja karena peralatan yang dibutuhkan untuk budi daya tersebut cukup sederhana dan tidak memerlukan bekal pengetahuan yang tinggi. Potensi tanaman bambu ini di Sumatera Barat sangat besar sekali. Bambu di mamfaatkan di segala aspek kehidupan, baik pangan, seni, budaya dan konstruksi bangunan. Selama ini masyarakat Sumatera Barat memanfaatkan bumbu sebagai alat musik seperti saluang/seruling, bahan makanan seperti rebung, wadah makanan seperti lemang dan dadih, perabot dan kerajinan, mainan seperti meriam bambu, luka gilo(bambu gila), bahan pembuatan kincir, bahan bangunan (rumah gadang) serta sebagai pipa air bersih/pincuran. Di daerah Sumatera Barat dan secara umum di daerah di luar pulau Jawa budi daya tanaman bambu masih kurang sekali. Hal tersebut dapat di lihat dari data hasil kerja sama Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Pertanian pada Gambar 1. berikut ini.

1

2

3

4

5

Gambar 1. Budi daya Bambu di Indonesia

Pemanfaatkan bambu oleh masyarakat Sumatera Barat perlu ditingkatkan, khususnya bambu sebagai bahan bangunan. Selain itu bambu merupakan bahan bangunan yang mudah di dapat, tahan gempa dan cocok untuk kondisi daerah Sumatera Barat.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian telah dilakukan dengan mengadakan survey pada 10 (sepuluh) daerah yang mewakili 3 (tiga) satuan ruang morfologi pada topografi wilayah Sumatera Barat seperti terlihat pada Tabel 2. berikut ini.

Tabel 2. Lokasi Penelitian

Dataran Bergelombang Perbukitan

Kota Padang Kabupaten Tanah Datar Kota Bukittinggi

Kabupaten Padang Pariaman

Kota Padang Panjang Kabupaten 50 Kota Kabupaten Agam Kabupaten Agam (Matur) Kabupaten sawah Lunto

Sijunjung

Kota Payakumbuh

Material yang didapat dari hasil survey di bawa ke Laboratorium Pengujian Material di Fakultas Teknik Universitas andalas untuk diadakan pengujian lebih lanjut. Benda uji sifat fisika dan mekanika seperti (kadar air, berat jenis, kuat geser, kuat tarik dan kuat tekan) berdasarkan standar ISO N22157 2004. Untuk mengetahui kondisi dan sifat benda uji sifat fisika dan mekanika pengujian spesimen dilakukan memakai alat universal testing machine (UTM). Adapun ukuran spesimen untuk keperluan pengujian dengan bentuk spesimen seperti terlihat pada Gambar 2. Berikut ini. 1. Sulawesi Selatan 2. Jawa Timur 3. Jawa Tengah 4. Jawa barat

5.

Luar Jawa

(4)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Suhu rata-rata di Pantai Barat Propinsi Sumatera Barat berkisar antara 21°C - 38°C, pada daerah perbukitan berkisar antara 15°C – 34°C, sedangkan pada daerah daratan disebelah timur Bukit Barisan mempunyai suhu antara 19°C -34°C. Meskipun umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April-Agustus dan musim hujan jatuh pada bulan Maret dan Desember namun di Pantai Barat masih sering terjadi hujan pada bulan-bulan dimusim kemarau.

1)Topografi Dataran (L1)

Bambu Petung yang tumbuh di sepanjang pantai di pusat kota sulit ditemui. Lokasi tempat tumbuh bambu ditemukan pada daerah dengan jarak kira-kira 3 km dari pantai. Bambu tumbuh di dekat sungai dan daerah dengan ketinggian lebih kurang 2 m dari permukaan laut seperti yang terlihat pada daerah di Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam berikut ini.

Gambar 3. Lokasi Tempat Tumbuh Bambu di daerah Dataran

Pada daerah topografi dataran ketersediaan bambu petung tidak sebayak pada daerah topografi bergelombang. Hal ini disebabkan daerah dataran biasanya berpenduduk lebih padat sehingga kebutuhan akan bambu juga lebih banyak. Pada Gambar 3. terlihat rumpun bambu tidak begitu rapat karena pohon Bambu Petung sudah banyak ditebang untuk berbagai keperluan termasuk untuk material konstruksi.

2)Topografi Bergelombang (L2)

Lokasi tempat tumbuh bambu biasa pada daerah sepanjang tebing, di sepanjang pinggian sungai, dipinggir hutan atau di ladang-ladang penduduk. Bambu Petung banyak tumbuh di daerah dengan kemiringan kira-kira 60o seperti yang terlihat pada Gambar 4. berikut ini.

1,5 mm 120 mm 65 mm 260 mm 20 mm D=L D 20 mm

(a) Uji Tarik (b)Uji Tekan dan Geser

(5)

Gambar 4. Lokasi Tempat Tumbuh Bambu di daerah Bergelombang

Ketersediaan bambu petung pada daerah topografi bergelombang sangat berlimpah. Hal ini disebabkan daerah topografi bergelombang biasanya berpenduduk jarang dan sebagian besar merupakan hutan dan ladang-ladang penduduk. Selain itu bambu lebih cenderung tumbuh pada tanah dengan kondisi miring > 60o. Akan tetapi pemamfaatan bambu pada daerah dengan kemiringan ini perlu mempertimbangan kondisi tanah karena pada daerah ini bambu juga berfungsi mempertahankan tanah dari keruntuhan atau longsor.

3)Topografi Berbukit (L3)

Lokasi tempat tumbuh bambu terdapat diberbagai tempat baik di pinggir sungai dan pebukitan. Lokasi tempat tumbuh bambu di pebukitan dengan kecuraman lebih dari 60o. Lokasi tempat tumbuh bambu yang sesuai dengan kondisi morfologi perbukitan banyak terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota karena di Kabupaten Lima Puluh Kota banyak sekali terdapat bukit, seperti yang terlihat pada Gambar 5. berikut ini.

Gambar 5. Lokasi Tempat Tumbuh Bambu di daerah Berbukit

Ketersediaan bambu petung pada daerah topografi berbukit tidak begitu tidak sebanyak pada daerah bergelombang. Hal ini disebabkan daerah topografi berbukit kondisi tanah tidak sesubur di daerah dengan topografi bergelombang karena kondisi tanah yang kering dan berbatu.

Ketersediaan Bambu Petung

Ketersediaan Bambu Petung di Sumatera Barat cukup menjamin penggunaannya sebagai material konstruksi. Di daerah dengan topografi bergelombang ketersediaan bambu ini berlimpah dan tumbuh hampir disetiap tempat terutama di pinggir-pinggir hutan. Ketersediaan Bambu Petung dengan umur yang memenuhi syarat penggunaannya

(6)

sebagai material konstruksipun mencukupi. Pada daerah dengan topografi dataran ketersediaan Bambu Petung terbatas karena biasanya pada daerah dataran merupakan perkotaan dan ketersediaan lahan untuk tanaman ini kurang mengingat kepadatan dan perkembangan kota yang menuntut pengembagan lahan. Hal ini berdampak pada ketersediaan Bambu Petung terutama Bambu Petung yang memenuhi syarat konstruksi.

Budi daya tanaman Bambu Petung perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan bambu sebagai material konstruksi atau kegunaan lainnya. Budi daya Bambu Petung mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Sebagai contoh harga Bambu Petung di Yogyakarta sekitar Rp. 50.000,00 sampai dengan Rp. 70.000,00 per batang. 1 hektar (HA) lahan dapat ditanam 250 rumpun bambu. Sebuah rumpun bambu dapat produktif setelah 5-6 tahun. Setelah itu diperkirakan 1 rumpun bambu dapat menghasilkan 8 batang bambu. Jadi total penghasilan 1 hektar lahan bambu untuk harga bambu Rp. 50.000,00 adalah Rp. 100.000.000,00. Nilai ini jauh lebih besar dari pada jumlah yang dihasilkan jika ditanami padi dengan luas lahan yang sama. Harga bambu petung di daerah Sumatera Barat saat ini (tahun 2009-2010) masih berkisar antara Rp. 15.000,00 sampai dengan Rp. 25.000,00. Harga ini berpeluang meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan material konstruksi untuk pembangunan dan perbaikan bangunan pasca gempa.

Sifat Fisik dan Mekanik

Benda uji Bambu Petung diambil dari bagian pangkal batang dengan umur tanaman kira-kira 3 tahun. Perbandingan selengkapnya hasil pengujian sifat fisika dan mekanika Bambu Petung yang berasal 3 tofografi yang berbeda yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Dan Tabel 4. Berikut ini.

Tabel 3. Sifat fisika Bambu Petung pada umur 3 tahun berdasarkan topografi Topografi

Sifat Fisika

Dataran Bergelombang Berbukit

Kadar air (%) 13,9 16,81 12,84

Kerapatan (gr/cm3) 0,68 0,69 0,76

Tabel 4. Sifat Mekanika Bambu Petung pada umur 3 tahun berdasarkan topografi Topografi

Sifat Mekanika

Dataran Bergelombang Berbukit

Kuat Tekan // serat (MPa) 107,9 119,38 126,3

Kuat Tarik // serat (MPa) 190,21 233,49 246,52

Kuat Geser (MPa) 8,9 10,1 11,16

Kondisi topografi tempat tumbuh mempunyai pengaruh terhadap sifat fisika yaitu kadar air dan berat jenis bambu. Hal ini terbukti dari perbedaan yang mempunyai beda nyata antara masing-masing kondisi topongafi tempat tumbuh. Sedangkan pada sifat mekanika bambu yaitu kuat tekan kondisi topografi berpengaruh (berbeda) tetapi perbedaannya tidak siknifikan. Pengaruh kondisi topografi lingkungan tempat tumbuh bambu terhadap sifat mekanik lain yaitu tarik sejajar serat sangat beda nyata sedangkan kuat geser mempunyai beda nyata.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Bambu Petung banyak terdapat pada daerah dengan topografi bergelombang dan dengan kemiringan > 60o tetapi pemamfaatan bambu perlu mempertimbangan kondisi tanah karena pada daerah ini bambu juga berfungsi mempertahankan tanah dari keruntuhan atau longsor.

2. Budi daya bambu tanaman Bambu Petung perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan bambu sebagai material konstruksi atau kegunaan lainnya.

3. Budi daya Bambu Petung mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

4. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi topografi lingkungan tempat tumbuh bambu berpengaruh terhadap sifat fisik dan mekanik bambu petung (Dendrocolamus sp).

Saran

1. Perlunya budi daya bambu karena bambu merupakan material yang sangat berpotensi dibidang konstruksi, lingkungan dan ekonomi.

(7)

penggunaan bambu sebagai bahan konstruksi.

REFERENSI

ISO 22157:2004-1(E), Bamboo – Determination of Physical and Mechanical Properties – Part 1: Requirements ISO 22157:2004-2(E), Bamboo – Determination of Physical and Mechanical Properties – Part 2: Laboratory

Manual

Janssen, J.J.A. 1991. Mechanical Properties of Bamboo, Kluwer Academic Publisher, Netherland

Janssen, J.J.A. 1988. Fundamentals of the design of Bamboo Struktures, Kluwer Academic Publisher, Netherland. Masdar. A, 2006. Pengaruh Posisi Sambungan Terhadap Keruntuhan Lentur Balok Bambu Laminasi Horizontal.

International Confrence ICCI, UTM, Malaysia, 21-24 Juni 2006

Masdar. A. 2009. Pengaruh Tempat Tumbuh Bambu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Bambu Petung. Proceeding Seminar Nasional Rekayasa Bambu Sebagai Bahan bangunan Ramah Lingkungan.Yogyakarta, 16 – 17 Maret 2009.

Morisco, 1999, Rekayasa Bambu, Nafiri Offset, Yogyakarta

Morisco. 2005. Rangkuman Penelitian Bambu di Pusat Studi Ilmu Teknik UGM (1994-2004), Prosiding Perkembangan Bambu Indonesia, Yogyakarta.

Prayitno, T. A., 1991, Rekayasa Kayu dan Bambu, Program Studi Teknik Sipil Program Pascasajana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Purnomobasuki., H. 2001. Studi Silvikultur Hutan Bambu di Sukapura Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Surabaya: Jurnal Penelitian Medika Eksakta.Vol. 2 No. 3.

Rujukan

Astuti Masdar. 2006. Pengaruh Posisi Sambungan Terhadap Keruntuhan Lentur Balok Bambu Laminasi Horizontal. International Confrence ICCI, UTM, Malaysia

Astuti Masdar. 2004. Pengaruh Tempat Tumbuh Bambu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Bambu Petung. Proceeding Seminar Nasional Rekayasa Bambu Sebagai Bahan bangunan Ramah Lingkungan. Yogyakarta, 16 – 17 Maret 2009.

Janssen, J.J.A. 1991. Mechanical Properties of Bamboo, Kluwer Academic Publisher, Netherland

Janssen, J.J.A. 1988. Fundamentals of the design of Bamboo Struktures, Kluwer Academic Publisher, Netherland. Morisco. 2005. Rangkuman Penelitian Bambu di Pusat Studi Ilmu Teknik UGM (1994-2004), Prosiding

Perkembangan Bambu Indonesia, Yogyakarta.

Purnomobasuki., H. 2001. Studi Silvikultur Hutan Bambu di Sukapura Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Surabaya: Jurnal Penelitian Medika Eksakta.Vol. 2 No. 3.

(8)

Gambar

Tabel  1  Hasil pengujian sifat mekanik Bambu Petung **  (Masdar, 2006)  Sifat Mekanika  Tekan //  (F c )  Tekan  ┴ (F c┴ )  Tarik // (Ft)  Geser // (Fv)  Lentur  (MOR)  Elastisitas (MOE) No
Gambar 1. Budi daya Bambu di Indonesia
Gambar 2  Spesimen Bambu untuk uji tarik, tekan dan geser
Gambar 4. Lokasi Tempat Tumbuh Bambu  di daerah Bergelombang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Terpaan Tayangan

S obzirom na to da uˇcenici koji pohadaju izbornu nastavu ili izvannastavnu aktivnost Infor- matiku ve´c u niˇzim razredima mogu raditi s raznim uredivaˇcima teksta poput MS Worda te

membimbing siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil dan membawanya dalam diskusi secara on line. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan

Hal tersebut menujukkan bahwa Good Corporate Governance GCG berpengaruh secara tidak langsung dengan memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan negatif terhadap nilai

Daging rajungan sebagaimana produk perikanan lainnya, pada perlakuan pemanasan dapat mengalami penurunan skor warna, diduga karena reaksi maillard ( browning ) antara

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan dan penelitian bahwa pengelasan pada baja tahan karat 316L masih didominasi mengalami temperatur secara

Setelah itu guru memberikan kesimpulan dengan menggunakan Mind mapping yang sudah dimulai dari pertemuan pertama dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

MALVIN A/K JULIN MOHD HAFFIZ MANSOR MOHD SUFRI AZMI MOHD HAFIZUDIN RIPIN MOHD JIRONI RIDZUAN MOHD FIRDAUS ZAINAL MOHD ZABIDI MAT ZIN JAMIL RAZALIE..