KONTEKS DAN PROSES MANAJEMEN PROYEK
Siklus Hidup Produk
Pengembangan sebuah produk pada dasarnya mengikuti tahapan yang disebut Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle). Perencanaan sebuah produk yang akan dibuat merupakan fase awal yang dilakukan sebelum produk baru dibuat. Berdasarkan hasil perencanaan ini, fase berikutnya adalah membuat analisa berkaitan dengan pengembangan produk baru. Kelemahan dan kekurangan dari produk yang sekarang dan studi kelayakan pembuatan produk baru merupakan fokus dari fase analisis. Apabila hasil analisis merekomendasikan kelayakan dikembangkannya produk baru, maka fase kegiatan berikutnya adalah membuat desain produk baru tersebut dari berbagai aspek. Dengan hasil desain ini, maka produk baru pada akhirnya dibuat. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam fase implementasi. Setelah produk jadi, fase evaluasi harus dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah produk baru tersebut sesuai dengan perencanaan sebelumnya ataukah tidak. Hasil evaluasi ini akan memungkinkan dilakukannya pengembangan-pengembangan produk yang baru lagi.
Apabila diperhatikan, siklus hidup produk ini sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Systems Development Life Cycle – SDLC), dengan fase-fase kegiatan :
Perencanaan (Planning)
Analisis (Analysis)
Perancangan (Design)
Implementasi (Implementation)
Dukungan (Support)
Siklus Hidup Proyek
Pengembangan sebuah proyek sebenarnya juga tidak terlepas dari siklus hidup produk. Sebab dalam lingkup yang lebih khusus, suatu proyek pada dasarnya dapat juga dilakukan dalam rangka pengembangan sebuah produk. Jadi dalam hal ini, suatu proyek juga akan memiliki siklus hidup, yang selanjutnya disebut Siklus Hidup Proyek (Project Life Cycle).
Siklus Hidup Proyek merupakan kumpulan dari fase-fase kegiatan dalam pelaksanaan proyek. Fase-fase kegiatan dalam pengembangan sebuah proyek ini sangat bervariasi dan tergantung pada karakteristik dari proyek itu sendiri atau organisasi yang mengembangkan proyek tersebut. Namun secara umum, fase-fase ini kegiatan dalam siklus hidup proyek terdiri atas :
Penyusunan Konsep (Concept)
Pada fase ini, manajemen merumuskan perencanaan proyek, persiapan tentang estimasi biaya proyek dan menyusun aktivitas kegiatan dalam proyek.
Pengembangan (Development)
Kegiatan dalam fase ini bertujuan uuntuk menyusun perencanaan proyek (project plan), estimasi anggaran biaya dan menyusun aktivitas kegiatan dalam proyek secara lebih rinci.
Pelaksanaan (Implementation)
Fase ini merupakan fase dimana aktivitas kegiatan yang sudah direncakan dalam proyek dilaksanakan. Dalam fase ini juga dibuat estimasi biaya yang sebenarnya. Selain itu, laporan-laporan kinerja dari pelaksanaan berbagai aktivitas dalam proyek juga disusun dalam fase ini.
Penyerahan Proyek (Close-out)
Fase ini merupakan akhir penyelesaian dari seluruh aktivitas dalam proyek. Dalam fase ini juga akan dipelajari berbagai aktivitas kegiatan yang sudah dilaksanakan, sebelum hasil proyek diserahterimakan kembali kepada stakeholder atau kustomer dan selanjutnya dibubarkan.
Concept
Concept DevelopmentDevelopment ImplementationImplementation Close-outClose-out
Manajement plan Preliminary cost estimate 3 level WBS Project plan Budgetary cost estimate 6+ level WBS Last work package Delivery cost estimate Performance report Completed work Lessons learned Customer acceptance Sample deliverables for each phase
Project Feasibility
Project Acquisition
Berkaitan dengan siklus hidup produk dan siklus hidup proyek dapat disimpulkan bahwa :
Siklus hidup proyek dapat diterapkan untuk semua proyek, baik pada proyek pengembangan produk maupun bukan.
Model siklus hidup produk sangat berbeda-beda tergantung pada sifat/karakteristik produk yang akan dikembangkan.
Manajemen Proyek pada dasarnya digunakan pada semua fase siklus hidup produk.
Memahami Kepentingan Stakeholder dan Struktur Organisasi Proyek
Sebuah proyek akan mencapai keberhasilan melalui tiap fase proyek yang kemudian dilanjutkan pada fase berikutnya. Pertimbangan manajemen muncul dalam setiap fase untuk mengevaluasi kemajuan proyek dan kemudian disesuaikan dengan sasaran organisasi.
Stakeholder proyek adalah orang-orang yang tergabung atau berkepentingan dalam aktivitas proyek. Manajer proyek harus menyisihkan waktunya untuk mengidentifikasi, memahami dan mengelola hubungan dengan stakeholder proyek. Dalam hal ini senior eksekutif merupakan stakeholder yang sangat penting. Untuk membantu memahami kebutuhan dan harapan stakeholder, manajer proyek dapat menggunakan 4 kerangka pemahaman organisasi, yaitu :
Kerangka Struktural ; Pemahaman pada peran dan tanggungjawab, koordinasi dan kontrol.
Kerangka Sumber Daya Manusia ; Pemahaman pada hubungan yang harmonis antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan sumber daya manusia.
Kerangka Politis ; Pemahaman bahwa organisasi merupakan koalisi / gabungan dari orang-orang atau kelompok-kelompok. Konflik dan kekuasaan merupakan issue utama dalam kerangka ini.
Kerangka Simbolik ; Pemahaman pada simbol dan arti berkaitan dengan suatu event. Kultur (budaya) merupakan hal yang sangat penting dalam kerangka ini.
Sebagian besar organisasi memfokuskan pada kerangka struktural. Terdapat 3 macam bentuk struktur organisasi yaitu :
Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi yang berfokus pada garis tanggungjawab, koordinasi dan kontrol secara bertingkat menurut fungsi-fungsi manajemen.
VP Engineering VP Engineering CEO CEO VP Manufacturing VP Manufacturing VP ITVP IT VP HRVP HR Staff
Staff StaffStaff StaffStaff StaffStaff
Fungsional
Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi yang memandang fungsi-fungsi manajemen sebagai sebuah proyek, dimana konsep manajemen proyek berlaku pada setiap area fungsi organisasi. Dan setiap proyek berada di bawah tanggungjawab langsung seorang pimpinan (Chief Executive Officer).
Project A Manager
Project A Manager
CEO
CEO
Project B Manager
Project B Manager
Staff
Staff
Staff
Staff
Proyek
Project C Manager
Project C Manager
Staff
Struktur Organisasi Matriks
Struktur organisasi ini merupakan gabungan dari struktur organisasi fungsional dan struktur organisasi proyek. Para manajer proyek berada di bawah tanggungjawab seorang manajer program. Keterlibatan staf dalam suatu proyek tidak secara langsung di bawah tanggungjawab manajer proyek tetapi di bawah manajer bagian masing-masing.
Program Manager Program Manager CEO CEO VP Engineering VP Engineering VP ITVP IT VP HRVP HR Staff
Staff StaffStaff StaffStaff StaffStaff
Matriks
Project Manager B Project Manager B Project Manager A Project Manager A Project Manager C Project Manager C 5 Engineering 5 Engineering 2 Engineering 2 Engineering 1 Engineering 1 Engineering 3 Manufacturing 3 Manufacturing 1 Manufacturing 1 Manufacturing 0 manufacturing 0 manufacturing 3.5 IT 3.5 IT 10 IT 10 IT 4 IT 4 IT 0.5 HR 0.5 HR 1 HR 1 HR 0.1 HR 0.1 HR VP Manufacturing VP Manufacturing Staff StaffKunci Keberhasilan Proyek
Menurut laporan Standish Group’s tahun 2001, item berikut akan sangat membantu keberhasilan proyek :
Dukungan eksekutif
Keterlibatan user
Pengalaman manajer proyek
Sasaran bisnis yang jelas
Scope yang minimal (bidang proyek tidak terlalu luas)
Infrastruktur
Kebutuhan dasar perusahaan
Metodologi formal
Perkiraan yang baik (akurat)
Kebutuhan akan Komitmen Top Manajemen
Beberapa studi menyebutkan bahwa komitmen top manajemen merupakan salah satu faktor kunci yang akan menentukan keberhasilan proyek. Top manajemen dapat membantu manajer proyek dalam menjamin dipenuhinya kebutuhan sumberdaya, menggalang kerjasama dari berbagai bagian dan belajar bagaimana menjadi pemimpin yang baik.
Kebutuhan akan Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi terhadap proyek sangat penting dan menentukan keberhasilan proyek. Sebab jika organisasi mempunyai pandangan yang negatif dengan proyek, maka akan berakibat pelaksanaan proyek menjadi tidak terfokus dan motivasi pelaksana juga rendah. Organisasi yang memiliki CIO (Chief Information Officer) sangat membantu kelancaran pelaksanaan proyek.
Kebutuhan akan Standar Organisasional
Organisasi yang sudah memiliki standar dan petunjuk (guidelines) kegiatan dalam organisasi akan sangat membantu manajer proyek dalam mencapai efektifitas pekerjaan. Sebab berbagai aktifitas pekerjaan akan dapat dilakukan secara sistematis dan menurut prosedur kegiatan yang berlaku. Namun dalam kenyataannya, belum banyak organisasi yang menerapkan standar dan prosedur ini, kecuali organisasi-organisasi atau perusahaan-perusahaan yang sudah besar dan mapan. Standar organisasi ini dapat bersifat universal (berlaku untuk setiap organisasi)) maupun lokal (hanya berlaku di dalam organisasi). Sertifikasi-sertifikasi manajemen, seperti SII, SNI, ISO dll, saat ini sudah banyak dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi baik tingkat nasional maupun internasional.
Pekerjaan Fungsional Manajemen Proyek
Pada dasarnya banyak sekali cakupan pekerjaan-pekerjaan fungsional manajemen proyek. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tentunya akan menyesuaikan karakteristik proyek dan sasaran dari proyek itu sendiri. Northwest Center for Engineering Technologies memberikan gambaran tentang garis besar pekerjaan fungsional manajemen proyek, meliputi :
Mendefinisikan scope/lingkup proyek
Identifikasi stakeholder, pembuat keputusan dan prosedur eskalasi (peningkatan)
Mengembangkan detil daftar tugas (Work Breakdown Structures – WBS)
Estimasi kebutuhan waktu
Mengembangkan flow chart manajemen proyek
Identifikasi kebutuhan sumber daya dan anggaran biaya
Evaluasi kebutuhan/persyaratan proyek
Identifikasi dan evaluasi resiko
Identifikasi ketergantungan antar aktivitas
Identifikasi dan menelusuri kegiatan kritis
Berpartisipasi dalam menggambarkan fase proyek/mengkaji fase proyek
Menjamin ketersediaan kebutuhan sumber daya
Mengelola proses kontrol perubahan
Membuat laporan kemajuan (status) proyek
Keahlian yang Disarankan Bagi Manajer Proyek
Keahlian Berkomunikasi : Kemampuan listening dan melakukan pendekatan (lobi).
Keahlian Berorganisasi : Kemampuan membuat perencanaan (planning), merumuskan sasaran (goal setting) dan melakukan analisis (analyzing).
Keahlian Bekerja Tim : Memiliki empati/ketegasan, motivasi, semangat yang tinggi.
Keahlian Memimpin : Energik, mempunyai visi, bersikap positif dan memiliki kemampuan pendelegasian.
Keahlian Menghadapi Masalah : Fleksibel, kreatif, sabar dan tekun.
Ciri-ciri Manajer Proyek
Manajer Proyek Yang Efektif Manajer Proyek Yang Tidak Efektif
Memberikan contoh-contoh yang baik dalam kepemimpinan
Berpijak pada visi
Bekerja dengan keyakinan dan kepastian
Mampu secara teknis
Mampu berkomunikasi dengan baik
Mampu menjadi motivator yang baik
Koordinasi dengan manajemen tingkat atas hanya bila dibutuhkan
Selalu memberikan dukungan kepada anggota tim
Berani dan penuh dengan ide-ide baru
Memberikan contoh-contoh yang jelek dalam kepemimpinan
Kurang mampu secara teknis
Tidak percaya diri
Tidak komunikatif
Tidak mampu menjadi motivator
Gugus Proses Manajemen Proyek
Gugus proses manajemen proyek adalah kumpulan kegiatan yang merupakan penjabaran dari siklus hidup proyek (project life cycle), meliputi :
Proses inisialisasi (initiating)
Proses perencanaan (planning)
Proses pelaksanaan (executing)
Proses pengawasan (controlling)
Proses penyelesaian/penyerahan (closing)