• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN TRANSNATIONAL CRIME DI PULAU-PULAU TERLUAR PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS PRANYOTO /HK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN TRANSNATIONAL CRIME DI PULAU-PULAU TERLUAR PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS PRANYOTO /HK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN

TRANSNATIONAL CRIME DI PULAU-PULAU TERLUAR

PROPINSI SUMATERA UTARA

TESIS

OLEH

PRANYOTO

067005058/HK

[

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERAN POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN

TRANSNATIONAL CRIME DI PULAU-PULAU TERLUAR

PROPINSI SUMATERA UTARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum

Dalam Program Studi Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

PRANYOTO

067005058/HK

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PERAN POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN TRANSNATIONAL CRIME DI PULAU-PULAU TERLUAR PROPINSI SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Pranyoto

Nomor Pokok : 067005058 Program Studi : Ilmu Hukum

Menyetujui : Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH)

K e t u a

(Dr. Marlina, SH, M.Hum) (Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum)

A n g g o t a A n g g o t a

Ketua Program Studi, Dekan Fakultas Hukum,

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) (Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum)

(4)

Telah Diuji Pada Tanggal 31 Juli 2012

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH Anggota : 1. Dr. Marlina, SH, M.Hum

2. Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum 3. Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum 4. Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM

(5)

ABSTRAK

Arti pentingnya penanggulangan kejahatan transnational crime yang dilakukan oleh Polri dengan pertimbangan didasarkan pada lingkungan strategis pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan Negara-negara lain sangat rawan terjadinya transnational crime. Polri telah mengkategorikan kejahatan transnasional, yakni terorrism, illicit drugs trafficking, trafficking in persons, sea piracy and armed

robbery at sea, arms smuggling and international economic crime; kejahatan

terhadap kekayaan negara seperti illegal logging, illegal fishing, illegal mining, penyelundupan, dan penyelundupan.

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian tesis ini yakni pengaturan kejahatan transnational crime menurut hukum positif Indonesia, penanggulangan kejahatan transnational crime di pulau-pulau terluar, hambatan Polri dan solusi dalam penanggulangan kejahatan transnational crime di pulau-pulau terluar. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dan yuridis empiris.

Hasil penelitian tesis ini adalah: Pertama, pengaturan kejahatan transnational

crime di atur pada beberapa peraturan perundang-undangan yang diklasifikasi

berdasarkan tindak pidana transnational crime yang terjadi di pulau-pulau terluar. Di samping itu terdapat beberapa konvensi Internasional antara lain National Central

Bureau (NCB)-Interpol yang mengatur tentang transnational crime. Kedua, Peran

Polri dalam penanggulangan kejahatan transnational crime di pulau-pulau terluar dengan penal policy dan non penal policy. Penanggulangan dengan menggunakan jalur penal yang lebih menitik-beratkan pada sifat represif berupa penindakan, pemberantasan, penumpasan kejahatan transnational crime yang terjadi di pulau-pulau terluar oleh aparat kepolisian khususnya Direktorat Polisi Perairan Polda Sumatera Utara. Pendekatan non penal policy melalui tindakan preemtif dan preventif dilakukan melalui mengintensifkan patroli perairan, intensifikasi peran serta masyarakat dan melaksanakan koordinasi antar lintas sektoral dalam penanggulangan kejahatan transnational crime. Ketiga, hambatan Polri dalam penanggulangan

transnational crime diklasifikasi terkait hambatan pada tatanan substansi hukum,

struktur hukum dan budaya hukum antara lain terkait masalah kewenangan penyidikan, yuridiksi penyidikan, penanganan tersangka dan barang bukti. Penegakan hukum di laut banyak melibatkan berbagai unsur atau instansi lain karena luasnya wilayah laut yuridiksi nasional serta pembagian/pengaturan zona wilayah laut yang berbeda-beda harus dilakukan secara terintegrasi agar tidak munculnya ego sektoral dalam penanganan kejahatan transnational crime di pulau-pulau terluar.

(6)

ABSTRACT

The importance of transnational crime mitigation done by Polri (the Indonesian Police) is based on the consideration that the strategic environment of the outer islands bordering the other countries is proned to the incident of transnational crime. The Indonesian Police has categorized transnational crime into terrorism, illicit drug trafficking, trafficking in persons, sea piracy and armed robbery at sea, arms smuggling and international economic crime as well as the crime against state property such as illegal logging, illegal fishing, illegal mining, and smuggling.

The research question to be answered in this study were how transnational crime is regulated according to the positive law of Indonesian, how the transnational crime occurred in the outer islands is mitigated, and the constraints faced and the solution taken by the Indonesian Police to mitigate the transnational crime occurred in the outer islands.

The result of this study showed that : first, transnational crime is was regulated in several legislations classified based on the criminal act of transnational crime occurred in the outer islands. In addition to it, there are several international conventions such as the national Central Bureau (NCB)- Interpol regulating transnational crime; second the role of Polri in mitigating the transnational crime occurred in the outer islands with penal policy and non-penal policy. The mitigation done by using penal policy was more focused on the repressive nature in the forms of prosecuting, eradicating, and suppressing the transnational crime occurred in the outer islands by the police officers especially those from the Directorate of Coast Guard, Sumatera Utara Regional Police. The non-penal policy approach through preemptive and preventive actions was conducted through intensive water patrol, intensive community participation, and implementing an inter-sectoral coordination in transnational crime mitigation ; and third, the constraints faced by Polri in mitigation transnational crime was classified as related to the orders of legal substance, legal structure, and legal culture which, among other things, were related to the problems of the authority and jurisdiction of investigation, handling of suspect, and evidence. Law enforcement at sea involved a lot of elements or other agencies due to the extent of sea area of national jurisdiction, and the different sea area zoning division/regulation which need to be integratedly done to avoid the emergence of sectoral-ego in handling transnational crime occurred in the outer islands.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan ridho-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat penulis selesaikan dengan baik,

walaupun penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan dikarenakan beberapa faktor teknis yang sangat terbatas. Adapun

topik penelitian menyangkut tentang ”Peran Polri Dalam Penanggulangan Kejahatan

Transnational Crime Di Pulau-Pulau Terluar Propinsi Sumatera Utara”.

Penyelesaian tesis ini tidak akan rampung tanpa bantuan, saran mau pun petunjuk

yang diberikan kepada penulis oleh pembimbing maupun penguji baik pada saat

pengajuan judul sampai penyusunan tesis ini. Tesis ini merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Studi Magister Ilmu Hukum,

Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara. Dengan segala keterbatasan, penulis

berharap kiranya penelitian ini dapat bermanfaat

Dalam penyelesaian tesis ini, mulai saat pengajuan judul sampai penyusunan

tesis tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh

karena itu dalam kesempatan ini dan dengan kerendahan dan ketulusan hati,

diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu., DTMH., MSc selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara, (CTM), SpA(K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

(8)

2. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara atas yang arahan dan bimbingan selama mahasiswa pada Program

Studi Magister Ilmu Hukum.

3. Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku pembimbing, atas

segala arahan dan dorongan yang diberikan selama menuntut ilmu di Program

Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum dan Dr. Marlina, SH, M.Hum selaku Komisi

pembimbing yang selalu memberi motivasi, koreksi serta masukan yang sangat

berarti bagi penulis selama penulis menyelesaikan tesis.

5. Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum dan Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM

atas segala saran dan perbaikan yang menjadi semangat buat penulis agar dapat

memperbaiki tesis ini kearah yang jauh lebih baik.

6. Seluruh Guru Besar dan para staf pengajar yang telah memberikan ilmu dan

arahan selama penulis menimba ilmu

Ucapan terima kasih penulis untuk orang tua dan mertua tercinta, khusus

untuk isteri dan anak-anak tercinta yang telah banyak berkorban dan bersabar

dengan selalu memberikan semangat kepada penulis untuk tetap giat belajar dan

menyelesaikan studi ini. Kepada seluruh saudara, sahabat dan kerabat yang telah

mendukung dan memotivasi, penulis ucapkan terima banyak terima kasih atas

(9)

Penulis juga berharap bahwa tesis ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, namun penulis menyadari bahwa

tulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis memohon saran dan

masukan kepada kalangan-kalangan peneliti selanjutnya agar penelitian ini menjadi

sempurna dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang

peran Polri dalam penanggulangan kejahatan transnational crime di pulau-pulau

terluar.

Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan Tesis ini dengan sebaik -baiknya

namun sebagai manusia penulis menyadari adanya kekurangan dan

ketidaksempurnaan tesis ini. Oleh karena itu penulis mengharap adanya kritik dan

saran yang produktif dari semua pihak.

Medan, Agustus 2012

Penulis

(10)

RIWAYAT HIDUP

RIWAYAT HIDUP

Nama : Pranyoto

Tempat/Tgl. Lahir : Tanjung Karang/ 19April 1968

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Status : Menikah

Agama : Islam

PENDIDIKAN FORMAL

1. Sekolah Dasar Negeri 81 Karang Tengah Cilacap, Lulus Tahun 1981

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri Sampang Cilacap, Lulus Tahun 1984

3. Sekolah Menengah Atas Maus Cilacap, Lulus Tahun 1987

4. Akademi Kepolisian (AKPOL), Jakarta, Lulus Tahun 1991

5. Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTiK), Jakarta, Lulus Tahun 2002

6. Sespimpol, Jakarta, Lulus Tahun 2005

7. Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Permasalahan ... 10 C. Tujuan Penelitian ... 10 D. Manfaat Penelitian... 11 E. Keaslian Penulisan ... 12

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 12

1. Kerangka Teori ... 12 2. Kerangka Konsepsi ... 21 G. Metode Penelitian ... 24 1. Jenis Penelitian ... 24 2. Sumber Data ... 24 3. Pengumpulan Data ... 25 4. Analisis Data ... 26

BAB II : PENGATURAN TINDAK PIDANA KEJAHATAN TRANSNATIONAL CRIME MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA ... 27

A. Ketentuan Internasional yang terkait Transnational Crime ... 27

1. United Nation Convention Against Transnational Organized Crime di Palermo Nopember 2000 (Palermo Convention) ... 28

2. Basic Arrangements on Trade and Economic Relations, yang ditanda tangani pada tanggal 24 Agustus 1970 ... 32

3. Nationanal Central Burea (NCB)- Interpol ... 36

B. Peraturan Perundang-undang Indonesia tentang Transnational Crime ... 39

1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang ... 41

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan . 46 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan... 48 4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika . 50

(12)

5. Undang-Undang No 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ... 52

6. Penyelundupan Senjata Api di dalam Undang-Undang Darurat No. 12 tahun 1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak ... 54

7. Perompakan ... 54

8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Terorisme menjadi UU 55 BAB III : PENANGGULANGAN KEJAHATAN TRANSNATIONAL CRIME DI PULAU-PULAU TERLUAR YANG DILAKUKAN OLEH POLRI ... 57

A. Penal Policy ... 57

B. Non Penal Policy... 69

BAB IV : HAMBATAN DAN SOLUSI POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN TRANSNATIONAL CRIME DI PULAU-PULAU TERLUAR... 75

A. Hambatan terkait Substansi Hukum ... 75

B. Hambatan terkait Struktur dan Budaya Hukum ... 83

C. Solusi dalam penanggulangan kejahatan transnational crime di pulau-pulau terluar ... 95

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

A. Kesimpulan ... 102

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN

Berdasarkan pengolahan data yang sudah dilakukan oleh penulis, maka ada sisi menguntungkan dan merugikan bagi perusahaan, dimana untuk perusahaan yang mempunyai laba fiskal <

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan financial leverage dengan Return On Equity (ROE) serta untuk mengetahui hubungan financial leverage dengan Earning Per

 Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa..  Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan berdasarkan panduan yang terdapat pada

Some of them did not apply the appropriate strategies as Alderson and Wall (1992), and Brown (2002) suggested, [1] Studying and reviewing the lessons thoroughly, [2] doing

Vizsgálatok sokasága mutatja ki, hogy Magyarországon hatalmas arányúak az isko

Parameter penurunan mutu yang digunakan pada pendugaan umur simpan bubuk jahe merah adalah perubahan kadar air dan perubahan warna yang dapat diketahui dari