• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjelasan ISO 9001:2015 Klausul 4, Konteks Organisasi. Klausul 4.1 Memahami konteks organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penjelasan ISO 9001:2015 Klausul 4, Konteks Organisasi. Klausul 4.1 Memahami konteks organisasi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

/* */

Penjelasan ISO­9001:2015 Klausul 4, Konteks Organisasi

Category: ISO­9001 dan TS­16949 Published: Friday, 27 March 2015 04:12

Klausul 4.1 Memahami konteks organisasi

Intisari persyaratan Organisasi harus memahami konteks organisasi, baik konteks internal maupun internal. Penjelasan dan Penerapan

Konteks  adalah  kondisi  dan  situasi  organisasi,  baik  internal  mapun  yang  melingkupi organisasi.  Budaya  kerja,  kinerja  saat  ini  adalah  konteks  internal  sedang  kondisi  pasar, produk hukum, harapan pelanggan adalah konteks eksternal. 

Mengapa  ISO­9001:  2015  mensyaratkan  hal  ini?  Karena  ISO­9001  menginginkan  agar sistem  manajemen  mutu  yang  tercipta  benar­benar  sesuai  bagi  organisasi, mempertimbangkan  semua  situasi  dan  kondisi  yang  melekat  saat  ini  dan  yang  melingkupi organisasi. 

Dalam banyak kasus penerapan ISO­9001, sering sekali organisasi hanya berorientasi apa yang  disyaratkan  oleh  ISO­9001,  apa  yang  diinginkan  oleh  auditor  agar  organisasi memperoleh sertifikat ISO­9001 dan bagaimana memproyeksikan hal tersebut dalam sistem manajemen  mutu  mereka.  Penerapan  ISO­9001  menjadi  semacam  urusan  administratif kelengkapan  dokumen.  Maka  tanggung  jawab  penerapanpun  dilimpahkan  pada  tingkat manajemen yang lebih rendah, tidak melibatkan tingkat manajemen yang lebih tinggi yang mengetahui issue­issue penting yang dihadapi organisasi. 

Dengan  persyaratan  tentang  konteks  organisasi,  organisasi  tidak  lagi  bisa  menganggap remeh  penerapan  ISO­9001.  Manajemen  tingkat  tinggi  wajib  dilibatkan.  Sebab  merekalah yang memahami konteks dan memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan. 

Ini adalah tahapan awal untuk menerapkan sistem manajemen mutu: pahami konteks yang mungkin  dapat  mempengaruhi  kemampuan  organisasi  dalam  mencapai  tujuan  sistem manajemen mutu. Contoh­contoh:

Akan  ada  regulasi  yang  melarang  penggunaan  material  X  yang  digunakan  organisasi.  Apakah  ini  akan mempengaruhi kinerja mutu? Sangat mungkin. Penggantian material sangat mungkin merubah komposisi dan sifat produk akhir dengan tingkat kesesuaian persyaratan yang berbeda. Maka ini adalah salah satu

(2)

konteks.  Maka  organisasi  harus  mempertimbangkan  hal  tersebut  dalam  pengembangan  sistem manajemen  mutu.  Misalnya,  menetapkan  sasaran  pengurangan  penggunaan  material  X  dan  membuat sasaran mutu produk akhir yang menggunakan material Y, yang tentu berbeda dengan produk akhir yang menggunakan produk X. Salah satu ciri dari budaya di suatu organisasi adalah adanya birokrasi yang berbelit, dimana komunikasi antar bagian selalu harus melintasi pucuk pimpinan di setiap bagian dan harus secara tertulis. Apakah ini konteks yang mempengaruhi kinerja sistem mutu? Pasti. Maka organisasi harus mempertimbangkan hal ini dalam pengembangan sistem manajemen mutu. Misalnya dengan memperkenalkan team lintas fungsi dan  melakukan  upaya  memecah  departmental  silo,  tentu  tanpa  menghilangkan  kewenangan  dan  fungsi departmental.

Untuk  organisasi  yang  telah  menerapkan  ISO­9001:2008,  sekarang  saatnya  memikirkan apakah kebijakan, sasaran dan berbagai aturan yang dibuat dalam sistem manajemen mutu sudah benar­benar memperhatikan konteks organisasi yang ada. Juga, saatnya untuk lebih mengintegrasikan  sistem  manajemen  mutu  dengan  issue­issue  penting  dan  strategis organisasi.

Klausul 4.2, Memahami kebutuhan dan harapan pihak­pihak terkait.

Intisari persyaratan Organisasi harus memahami siapa pihak­pihak terkait dan apa persyaratan mereka Penjelasan dan penerapan Pada edisi terdahulu, ISO­9001 lebih menekankan agar organisasi memahami persyaratan pelanggan. Pada edisi 2015 ini dikembangkan menjadi persyaratan pihak terkait.

Siapa  pihak  terkait?  Pihak  terkait  adalah  pihak­pihak  yang  berkepentingan  dengan  kinerja sistem manajemen mutu organisasi. Bisa end user, organisasi lain, dealer dan sebagainya. Penyebutan  pihak  terkait  mengganti  pelanggan  membuat  penggunaan  istilah  yang  lebih luwes dalam beberapa jenis organisasi. Misalnya dalam organisasi pendidikian, penyebutan siswa  sebagai  pelanggan  adalah  penyebutan  yang  terdengar  aneh  di  telinga.  Tapi  bahwa siswa  adalah  pihak  terkait  yang  berkepentingan  dengan  kinerja  sistem  manajemen  mutu sekolah, ini lebih enak didengar. 

Pertama  adalah  mengetahui  dengan  jelas  siapa  pihak  terkait,  kedua  memahami  apa persyaratan dari pihak­pihak tersebut.

Misalnya,  untuk  organisasi  manufaktur,  pihak  terkait  mungkin  adalah  organisasi  lain  yang menerima produk mereka. organisasi lain itulah yang berkepentingan dengan kinerja sistem mutu mereka. 

Lalu apa persyaratan mereka? apa spesifikasi yang diinginkan?

Misalnya lagi, untuk organisasi sekolah, siapa pihak berkepentingan? Adalah siswa, orang tua siswa, masyarakat, sekolah tingkat lanjut atau juga industri yang menyerap tenaga kerja

(3)

dari  sekolah  tersebut,  dan  juga  pemerintah  yang  memberi  subsidi.  Semua  pihak  tersebut berkepentingan  dengan  kinerja  sistem  manajemen  mutu  sekolah.  Apa  saja  persyaratan mereka,  apa  yang  mereka  inginkan,  harus  dipahami  dengan  baik  oleh  organisasi pendidikan.

Klausul 4.3, Lingkup

Intisari persyaratan organisasi harus menentukan lingkup sistem manajemen mutu. Penjelasan dan penerapan Lingkup dapat berarti cakupan produk dan layanan yang dicakup dalam sistem manajemen mutu dan klausul­klausul ISO­9001:2015 yang tidak dapat diaplikasikan. Apa yang harus dilakukan?

Dalam  edisi  terdahulu,  lingkup  harus  ditulis  dalam  manual  mutu.  ISO­9001:2015  tidak mensyaratkan organisasi untuk menyusun manual mutu. Meskipun begitu, tetap diperlukan sebuah dokumen yang memberikan semacam gambaran umum tentang sistem manajemen mutu organisasi. Disinilah lingkup paling tepat disispkan.

Juga  dalam  edisi  terdahulu,  persyaratan  ISO­9001  yang  dapat  dikecualikan  atau  tidak diaplikasikan  terbatas  pada  persyaratan  yang  menjadi  bagian  suatu  klausul.  Dalam  edisi 2015, ISO­9001 tidak membuat aturan klausul mana yang bisa dikecualikan. Ini bisa berarti klausul  mana  dalam  ISO­9001  bisa  dikecualikan,  tetapi  harus  sesuai  dengan,  sekali  lagi, konteks  organisasi,  dan  persyaratan  pihak  terkait.  Misalnya,  bila  pelanggan  suatu  industri manufaktur  memberikan  spesifikasi  ukuran  barang  yang  dibuat,  maka  implikasinya  adalah organisasi harus mempunyai cara untuk melakukan pengukuran apakah spesifikasi barang sudah  sesuai  atau  tidak  sesuai.  Dengan  demikian,  persyaratan  terkati  sumber  daya pengukuran tidak dapat dikecualikan.

Klausul 4.4, Sistem manajemen mutu dan proses­prosesnya. Intisari persyartan (1):

Organisasi  harus  menetapka,  menerapkan,  memelihara  dan  memperbaiki  secara berkelanjutan  proses­proses  untuk  operasi  sistem  manajemen  mutu  serta  interaksi  antar proses tersebut.

Penjelasan dan penerapan

Menetapkan  proses  berarti  memetakan  dan  mengetahui  dengan  jelas  proses­proses  apa saja  yang  diperlukan  organisasi  yang  diperlukan  untuk  membuat  produk  atau  memberikan pelayanan,  dari  mulai  muculnya  kebutuhan  sampai  produk  atau  layanan  diberikan,  dan proses­proses pendukung yang dibutuhkan. 

(4)

output,  produk  dan  layanan,  yang  didalmanya  bisa  melibatkan  orang  ataupun  mesin. Dengan mengatur proses berarti mengatur sumber output atau produk.  Apa yang harus dilakukan dalam menetapkan proses? Pertama, lihat proses produksi atau pelayanan dan proses yang yang berinteraksi langsung dengan produk dan pelanggan. Misalnya:  Di industri manufaktur: proses produksi, proses penerimaan order, proses pengiriman, proses  penyimpanan,  proses  penerimaan  material,  proses  inspeksi,  proses perancangan produksi, proses perancangan produk dan sebagainya.

Di  lembaga  pendidikan:  proses  belajar  mengajar,  proses  penerimaan  siswa,  proses perencanaan kurikulum, proses penjadwalan kegiatan belajar mengajar, proses ujian, proses praktikum dan sebagainya.

Kedua, lihat proses pendukung yang dibutuhkan. Misalnya: 

Proses  pemeliharaan  mesin,  proses  pemeliharaan  alat  ukur,  proses  pengembangan sumber daya manusia, proses pengadaan material

Ketiga, lihat proses yang diperlukan untuk mengelola sistem manajemen Misalnya: Proses audit internal, proses tindakan koreksi

Intinya adalah: semua proses atau aktifitas yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak  langsung  dalam  menciptakan  produk  atau  memberikan  pelayanan  dan  dalam menjamin mutu serta mengelola sistem manajemen mutu itu sendiri.

Inti persyaratan (2):

Organisasi  harus  menentukan,  untuk  setiap  proses,  input  output,  kriteria  input  output, metoda kerja, indikator kinerja, resiko dan peluang serta tindakan yang diperlukan.

Penjelasan dan penerapan

Menentukan  output,  input  untuk  setiap  proses  berarti  mempelajari  apa  yang  dihasilkan proses dan apa yang dimasukkan ke dalam proses. Baik input maupun output bisa berupa barang ataupun informasi.

Menentukan kriteria input output berarti menentukan persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh  input  dan  output.  Pada  proses  produksi,  material  harus  bagaimana?  produk  yang dihasilkan  harus  bagaimana?    Pada  proses  pengiriman,    barang  yang  dikirim  harus bagaimana?  berlabel?    quantity  sesuai  ?  barang  yang  terkirim  harus  bagaimana?  tidak rusak?

(5)

aktifitas  spesifik  dalam  suatu  proses.  Ini  berarti  mengatur  bagaima  seorang  pekerja melakukan suatu aktifitas.

Indikator  kinerja  adalah  suatu  deskripsi  yang  dapat  menggambarkan  apakah  suatu  proses berjalan  dengan  baik  atau  tidak.  Persyaratan  harus  adanya  indikator  kinerja  untuk  setiap proses adalah persyaratan baru yang tidak ada ­ atau tidak secara ekspisit ada ­ dalam edisi ISO­9001 sebelumnya. Contoh idikator kinerja proses produksi: tingkat reject produk, cycle time  dll.  Contoh  kinerja  proses  penerimaan  siswa  baru:  akurasi  input  nama  calon  siswa, cycle time pelayanan dan sebagainya. 

Untuk  proses  yang  sama,  indikator  kinerja  bisa  saja  berbeda  antar  organisasi  meski  ada indikator kinerja yang bersifat umum. Ini tergantung dari, sekali lagi, konteks organisasi.  Persyaratan baru lain dalam ISO­9001:2015 terkait proses adalah adanya keharusan untuk mempelajari  resiko,  peluang  dan  menentukan  tindakan  yang  diperlukan  terkait  dengan peluang dan resiko. Ini membuat organisasi harus lebih seksama dalam mengatur proses. Bila  pengaturan  proses  dituangkan  dalam  prosedur,  berarti  tidak  lagi  ada  istilah  tulis  yang Anda  lakukan,  Lakukan  yang  Anda  tulis.  Setiap  proses  bukan  cuma  perlu  didokumentasi tetapi  yang  lebih  penting  adalah  dianalisa  apa  kemungkinan  masalah  atau  kegagalan proses,  seberapa  besar  kemungkinannnya,  berapa  besar  kerugian  bila  potensi  masalah tersebut  terjadi.  Misalnya,  dalam  mengatur  proses  pengiriman  barang,  apa  resikonya? keterlambatan  karena  macet?  berapa  besar  kemungkinannya?  berapa  besar  kerugian organisasi dan pelanggan bila terjadi? Bagaimana mengantisipasinya?

Lihat Risk Based Thinking dalam ISO­9001:2015

Persyaratan tentang penentuan kriteria, resiko dan peluang, lalu penetapan indikator kinerja akan  membuat  setiap  pengaturan  proses  lebih  bermanfaat  bagi  kemajuan  organisasi.  Bila pengaturan  itu  dituangkan  dalam  prosedur,  maka  prosedur  yang  nantinya  dimiliki  adalah prosedur yang menjadi alat perbaikan, bukan sekedar dokumentasi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Salatiga berdasarkan persyaratan klausul-klausul sistem manajemen

5 Dari hasil penelitian dengan observasi dokumen terungkap bahwa, 8 (delapan) klausul sebagai persyaratan dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 sudah dipenuhi Puskesmas

Persiapan audit Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2015 dengan memenuhi klausul-klausul yang telah ditetapkan yang sudah dilakukan oleh instalasi rekam medis di

Prioritas Penerapan Klausul ISO 9001:2015 Berdasarkan hasil Analitycal Hierarchy Process (AHP) terhadap perbandingan prinsip penerapan manajemen mutu terpadu

XYZ untuk melakukan audit internal dalam selang waktu terencana untuk meninjau kesesuaian SMM dan SML terhadap persyaratan yang ditetapkan perusahaan serta standar ISO

Tinjauan mutu ini dilakukan untuk melihat peningkatan kesesuaian sistem manajemen mutu C&B setelah dilakukan perancangan dengan persyaratan yang ada dalam dokumen ISO

ISO 9001:2008, Klausul 4.2.1, memperjelas bahwa dokumensatasi sistem manajemen mutu tidak hanya berupa catatan atau rekaman mutu yang diperlukan oleh standar ISO

Dengan adanya perubahan persyaratan ISO 9001 : 1994 menjadi ISO 9001 : 2000 memberi manfaat bagi perusahaan mendapatkan pengakuan yang baik dimata Internasional sehingga dapat