• Tidak ada hasil yang ditemukan

masalah sosial ISBD MASALAH SOSIAL (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "masalah sosial ISBD MASALAH SOSIAL (2) "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.

Masalah sosial akan terjadi apabila keberfungsian sosial seorang individu menjadi tidak efektif untuk memenuhi tuntutan lingkungan dan karena bermacam kebutuhan individu tidak dapat dipenuhi. Masalah sosial akan menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan konflik-konflik, baik yang terbuka dan eksternal sifatnya, maupun yang tersembunyi dalam batin sendiri.

Pada zaman modern sekarang ini bertemulah banyak kebudayaan sebagai hasil dari makin akrabnya komunikasi daerah, nasional, dan internasional. Amalgamis atau keluluhan bermacam-macam budaya itu dapat berlangsung lancar dan lembut, akan tetapi tidak jarang berproses melalui konflik personal dan sosial yang hebat. Banyak pribadi yang mengalami gangguan jiwani, dan muncul konflik budaya yang ditandai dengan keresahan sosial serta ketidakrukunan kelompok-kelompok sosial. Sebagai akibat lanjut timbul ketidaksinambungan, disharmonis, ketegangan, kecemasan, ketakutan, kerusuhan sosial, dan perilaku yang melanggar norma-norma hukum formal.

(2)

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial budaya? 2. Mengapa masalah sosial budaya dapat terjadi?

3. Apa dampak yang ditimbulkan dari masalah sosial budaya?

4. Bagaimana cara mencegah agar masalah sosial budaya tidak terjadi? 5. Bagaimana cara mengatasi masalah sosial budaya?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masalah sosial budaya. 2. Untuk menjelaskan mengapa masalah sosial budaya dapat terjadi.

3. Untuk menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari masalah sosial budaya. 4. Untuk memahami cara mencegah agar masalah sosial budaya tidak

terjadi.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bullying dan tawuran antar pelajar

Bullying dan tawuran antar pelajar merupakan masalah sosial yang sering dilakukan oleh pelajar. Dan masalah ini termasuk kedalam bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency) dan menjadi salah satu masalah sosial yang menjadi sorotan sosial khususnya di Indonesia. Maraknya kasus bullying dan tawuran antar pelajar akan menjadi salah satu rusaknya nilai moral bangsa indonesia. Karena bangsa indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki budaya luhur yang arif.

A. pengertian bullying dan tawuran antar pelajar

Penindasan atau bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu. Tindakan penindasan sendiri terdiri atasa empat jenis, yaitu secara fisik, verbal, dan elektronik. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, baik disekolah, tempat kerja, rumah tangga dan lingkungan.

Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sedangka pelajar merupakan seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran antar pelajar adalah perkelahian atau tindakkan kekerasan yang dilakukan oleh sekolompok pelajar.

B. Faktor penyebab terjadinya bullying dan tawuran dikalangan pelajar

(4)

dikalangan pelajar disebabkan adanya masalah yang tidak diselesaikan secara baik, dan menimbulkan pertikaian. Misalnya bullying, kebanyakan dari kasus yang terjadi, bullying disebabkan atas emosional atau kemarahan yang mengakibatkan pada terjadinya penganiayaan terhadap korban..

2.2 Narkoba

A. Pengertian narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya lainnya. Selain narkoba istilah lain yang diperkenalkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, psikotropika, dan Zat adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU No. 35 tahun 2009). Psikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Sedangkan zat adiktif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin.

Narkoba sebenarnya memiliki banyak manfaat jika digunakan dengan kadar yang telah ditentukan. Misalnya dunia kedokteran, banyak menggunakan zat adiktif dalam pengobatan atau pencegahan penyakit. Namun dalam kadar yang benar. Narkoba akan berdampak negatif apabila digunakan untuk kepentingan,kepentingan lain. Misalnya untuk berpesta seks, hura-hura, peningkatan keberanian dan lain sebagainya.

B. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba 1. Faktor internal

 Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya seperti ngebut, berkelahi, bergaul dengan wanita dan lain –lain  Untuk menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua atau

(5)

 Untuk mempermudah penyaluran dan seks.

 Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-pengalaman emosional.

 Untuk mencari dan menemukan arti dari hidup.  Untuk mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan.

 Untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi dan kepepatan hidup.  Hanya iseng-iseng atau didorong rasa ingin tahu.

2. faktor eksternal

 Mengikuti kemauan kawan-kawan dalam rangka pembinaan solidaritas.  Lingkungan tempat tinggal.

 Kurangnya perhatian dari orang tua.  Broken home dan quasi broken home.  Pergaulan bebas.

C. Dampak Penyalahgunaan Narkoba . Perubahan Fisik :

 Pada saat menggunakan narkoba: jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ),

apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif.

 Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan

nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.

 Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap

terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.

 Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap

kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan. Perubahan sikap dan perilaku :

 Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering

membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.

 Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di

kelas atau tempat kerja.

(6)

 Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar

bertemu dengan anggota keluarga yang lain.

 Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh

anggota keluarga yang lain.

 Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak

jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.

(7)

2.3 Korupsi

A. Pengertian Korupsi

Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala: salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.

Korupsi bisa dimasukkan ke dalam kategori perbuatan kejahatan. Maka praktek-praktek yang dapat dimasukkan dalam perbuatan korup antara lain ialah: Penggelapan, penyogokan, penyuapan, kecerobohan administrasi dengan intensi mencuri kekayaan negara, pemerasan, penggunaan kekuatan hukum dan/atau kekuatan atau bersenjata untuk imbalan dan upah materill,barter kekuasaan politik dengan sejumlah uang,penekanan kontrak-kontrak oleh kawan “sepermainan” untuk mendapatkan komisi besar bagi diri sendiri dan kelompok dalam, penjualan “pengampunan” pada oknum-oknum yang melakukan tindak pidana agar tidak dituntut oleh yang berwajib dengan imbalan uang suap, eksploitasi dan pemerasan formal oleh pegawai dan pejabat resmi, dan lain-lain.

B. Penyebab terjadinya korupsi

(8)

perbuatannya itu di samping menggerogoti uang, juga bermotif dan dapat berakibat lain seperti pada umumnya yang sering terjadi dewasa ini.

Kini korupsi sangat kejam dan munafik, karena seringnya penyuapan diiringi dengan maksud menjatuhkan si pejabat yang menerima suap. Dilain pihak, si penerima suap sudah sangat berani meminta sesuatu dengan berbagai macam cara (cara halus dan kasar) dengan alasan balas jasa, seolah-olah ia sendiri tidak mendapat nafkah dari Negara. Bahkan, dibandingkan dengan korupsi yang terjadi di masa lampau yang oleh beberapa sarjana, antara lain Prof. W.F. Werheim dikatakan bahwa karena pengaruh pendatang feodal (kebiasaan penduduk memberikan upeti-upeti kepada raja) dan yang tetap tidak kita setujui, koruptor dewasa ini lebih kejam lagi sifatnya. Banyak di antaranya yang hanya hidup berfoya-foya, sementara rakyat di sekelilingnya masih hidup melarat.

Dampak korupsi

 Dampak Terhadap Ekonomi

1) Lambatnya Pertumbuhan ekonomi dan Investasi 2) Turunya Produktifitas

3) Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa

4) Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak 5) Meningkatnya Hutang Negara.

(9)

Penyebab dari runtuhnya otoritas pemerintahan yakni; Matinya Etika Sosial Politik

para wakil rakyat sudah tidak dapat dipercaya sebagai pelindung rakyat, karna mereka hanya memikirkan anak buah mereka jika salah satu dari mereka melakukan tindak korupsi dengan kekuatan politiknya mereka akan melakukan berbagai cara untuk menyelamatkannya.

Tidak Berlakunya Peraturan dan Perundng Undangan

peraturan perundang undangan tidak lagi berlaku karna, kebanyakan para pejabat tinggi, pemegang kekuasaan atau hakim sering kali dijumpai bahwa mereka mudah sekali terbawa oleh hawa nafsu mereka. dan juga sering kali semua permasalahan selalu diselesaikan dengan korupsi.

4. Dampak Terhadap Polittik dan Demokrasi

 munculnya kepemimpinan yang korup

 Hilangnya kepercayaam publik pada demokrasi

 Menguatnya system politik yang dikuasai oleh pemilik modal  Hancurnya kedaulatan rakyat.

5. Dampak Terhadap Penegak Hukum

korupsi terhadap penegak hukum dapat melemahkan suatu pemerintahan. bahwasanya setiap pejabat atau pemegang kekusaan memiliki peran penting dalam membangun suatu negara, apabila pejabat sudah melalaikan kewajibannya maka yang akan terjadi yakni,

 Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik

(10)

Dampak terhadap pertahanan dan keamanan mengakibatkan

 Lemahnya alusistra (senjata) dan SDM  Lemahnya garis batas negara.

 Menguatnya kekerasan dalam masyarakat 7. Dampak Terhadap Lingkungan

Dampak korupsi terhadap lingkungan dapat menyebabkan

 Menurunya kualitas lingkungan  Menurunnya kualitas hidup

2.4 Pencemaran lingkungan

(11)

2.5 Pencurian

Dalam hokum kriminal pencurin adalah pengambilan property milik orang lain secara tidak sah tanpa seizin pemilik. Kata ini juga digunakan sebagai sebutan informal untuk sejumlah kejahatan terhadap property orang lain, sepe,rti perampokan rumah, penggelapan, perampokan, pencurian toko, penipuan dan kadang pertukaran kriminal.

Seseorang yang melakukan tindakan atau yang berkarir dalam pencurin disebut pencuri, dan tindakannya disebut mencuri. Pencurian terdiri dari unsur-unsur objektif (perbuatan mengambil, objeknya suatu benda, dan unsur-unsur keadaan yang menyertai/melekat pada benda, yaitu benda tersebut sebagian atau seluruhnya milik orang lain) dan unsur-unsur subjektif (adanya maksud, yang ditujukan untuk memiliki dan dengan melawan hukum).

Pencurian menurut pasal 362 KUHP bahwa yang di maksud dengan pencurian adalah barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah

Faktor penyebab pencurian

(12)

hukuman penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak Sembilan ratus rupiah. Terdapat dalam UU KUHP pasal 362. dan pencurian dengan pemberatan diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun, terdapat dalam UU KUHP pasal 363 . Kemudian menyusul pencurian dengan kekerasan diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun terdapat dalam UU KUHP pasal 365. termasuk penodongan dan perampokan, dan disusul oleh kejahatan-kejahatan kesusilaan.

Dampak mencuri dapat dibagi menjadi dua yaitu ; 1. Bagi pelakunya

a. Mengalami kegelisahan batin, pelaku pencurian akan selalu dikejar-kejar rasa bersalah dan takut jika perbuatannya terbongkar.

b. Mendapat hukuman, apabila tertangkap, seorang pencuri akan mendapatkan hukuman sesuai undang-undang yang berlaku.

c. Mencemarkan nama baik, seeorang yang telah terbukti mencuri, nama baiknya akan tercemar imata masyarakat.

d. Merusak keimanan, seseorang yang mencuri berarti telah merusak imannya. Jika ia mati sebelum bertobat maka ia akan mendapat azab yang pedih.

2. Bagi korban & masyarakat

a. Menimbulkan kerugian dan kekecewaan, peristiwa pencurian akan sangat merugikan dan menimbulkan kekecewaan bagi korbannya.

b. Menimbulkan ketakutan, peristiwa pencurian menimbulkan rasa takut bagi korban dan masyarakat karena mereka merasa harta benanya terancam.

c. Munculnya hukum rimba, perbuatan pencurian merupakan perbuatan yang mengabaikan nilai-niai hukum. Apabila terus berlanjut akan memunculkan hukum rimba dimana yang kuat akan memangsa yang lemah.

2.6 Kriminalisasi

(13)

kejahatan atau penjahat oleh karena hanya karena adanya sebuah pemaksaan atas perundang-undangan melalui anggapan mengenai penafsiran terhadap perlakuan sebagai kriminalisasi formal dalam peraturan perundang-undangan.

Faktor-faktor penyebab terjadinya kriminalisasi antara lain adalah: 1. Adanya ideology politik yang berbeda.

2. Adanya persaingan dalam suatu kelompok. 3. Adanya pertentangan dalam suatu kelompok. 4. Terjadi kelabilan dalam hal mentalitas

5. Adanya kesenjangan sosial

6. Semakin banyaknya angka pengangguran

7. Pendapatan yang sedikit dan pengeluaran yang banyak 8. Tingkat kepadatan penduduk yang banyak

9. Tingkat komposisi penduduk dalam jumlah yang banyak 10. Kurangnya penegakan hukum dari aparat

11. Lowongan pekerjaan yang semakin sedikit

12. Bentrokan antara kelompok satu dengan yang lain 13. Adanya dendam dan perbedaan pendapat.

Dampak atau akibat yang ditimbulkan dari adanya kriminalitas antara lain adalah: 1. Memberikan kerugian kepada negara

2. Memberikan kerugian kepada masyarakat

3. Memberikan kerugian dan ketidaknyamanan terhadap pihak lain. 4. Merugikan materil dan non materil baik di lingkungan sekitar maupun

dilingkungan umum

5. Memberikan kerugian dan dampak kerusakan pada fasilitas umum 6. Terganggunya kenyamanan masyarakat

7. Terganggunya tingkat stabilitas yang ada di masyarakat 8. Berkurangnya rasa keamanan dan ketertiban di masyarakat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(14)

tidak efektif untuk memenuhi tuntutan lingkungan dan karena bermacam kebutuhan individu tidak dapat dipenuhi. Masalah sosial diantaranya adalah bullying dan tawuran antar pelajar, narkoba, korupsi, pencemaran lingkungan, pencurian dan kriminalisasi.

 Penyebab terjadinya masalah sosial terbagi menjadi dua yaitu faktor dari dalam pelaku dan faktor dari luar pelaku yang melakukan permasalahan sosial.

 Masalah sosial berdampak negatif bagi sosial yang mempunyai masalah sosial itu sendiri. Baik itu dampak bagi pelaku yang melakukan masalah sosial, korban, masyarakat, dan lingkungannya.

 Pencegahan masalah sosial dapat dilakukan dengan meminimalisirkan

adanya kesalahan atau masalah-masalah sosial itu sendiri. Tertutama dari segi hukum dan pendidikan. Karena dengan adanya hukum dan pendidikan yang baik, sehingga masyarakat akan lebih takut dan sadar bahwa masalah-masalah sosial itu akan sangat merugikan diri pribadi, keluarga, lingkungan dan bangsa.

 Masalah sosial ini dapat diatasi dengan melakukan kerjasama dari berbagai

pihak baik dari pemerintah, masyarakat, pendidikan, maupun dari instansi-instansi yang berwewenang atau bertanggung jawab atas masalah sosial.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa telah mengerti dan memahami masalah sosial, sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan masyarakat dan mengurangi tingkat permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Upaya melihat aspek reintegrasi migran kembali terhadap kehidupan keluarga dan komunitas dilakukan dengan menganalisis beberapa aspek, antara lain (i) berbagai perubahan yang

Solusi penanggulangan penyakit masyarakat di Kota Tangerang Selatan, antara lain, dapat dilakukan dengan tampilnya semua elite politik Kota Tangerang Selatan, mulai dari

Keadaan ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari- hari yang terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain

Kelengkapan materiil yang dimaksud ialah apabila berkas perkara sudah memenuhi persyaratan untuk dapat dilimpahkan ke pengadilan, antara lain seperti adanya alat

Komplikasi sepsis neonatorum antara lain ialah meningitis, neonatus dengan meningitis dapat menyebabkan terjadinya hidrosefalus dan/atau leukomalasia periventrikular,

Dengan demkian, dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa interaksi sosial ialah hubungan antara individu satu dengan individu ynag lain, yang mana

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: (a) Memberikan soal pre-test pada kelas penelitian untuk mengetahui kondisi awal peserta didik; (b)

Memberikan tanggapan dan saran : Tanggapan yang bisa diberikan antara lain : - Perbuatan yang dilakukan oleh Santoso dan Bayu itu tidak baik, karena bisa merusak tanaman - Perbuatan