Fakultas Ilmu Komputer
2987
Implementasi
Simple Service Discovery Protocol
(SSDP) untuk Pencarian
Layanan pada
Wi-Fi Direct
Berbasis Android
Redila Permata Anindita1, Eko Sakti Pramukantoro2, Kasyful Amron3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email : 1redilaanindita108@gmail.com, 2ekosakti@ub.ac.id, 3kasyful@ub.ac.id
Abstrak
Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan dari teknologi nirkabel telah meningkat dan telah mengubah cara perangkat elektronik berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satu teknologi nirkabel yang ada saat ini adalah Wi-Fi Direct yang merupakan pengembangan Wi-Fi Alliance dengan memanfaatkan infrastruktur Peer-to-Peer. Tujuan dari teknologi Wi-Fi Direct tersebut untuk meningkatkan komunikasi antar perangkat secara langsung dengan Wi-Fi. Dalam komunikasi Wi-Fi Direct dibutuhkan protokol pencarian layanan untuk meningkatkan kemampuan penyebaran layanan. Pada penelitian ini bertujuan untuk menerapkan proses pencarian layanan pada satu group Wi-Fi Direct dengan algoritma Simple Service Discovery Protocol (SSDP) dan menguji kinerja dari proses awal pencarian peer hingga proses pencarian layanan dengan SSDP. Pengujian kinerja yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui delay dari beberapa proses yang dilakukan yaitu, pada proses pencarian peer, pembentukan
group, dan pencarian layanan dengan SSDP. Hasil dari implementasi SSDP pada sebuah groupWi-Fi Direct dapat disimpulkan bahwa Group Owner mencari layanan kepada client-client yang ada kemudian
client-client tersebut memberitahukan layanannya, dan berdasarkan dari pengujian tersebut didapatkan hasil proses pencarian peer delay tercepat sebesar 10.328 detik dan delay terlama sebesar 19.914 detik, untuk proses pembentukan group tercatat delay tercepat sebesar 0.305 detik dan delay terlama sebesar 0.633 detik, untuk proses pencarian layanan dengan SSDP tercatat delay tercepat sebesar 0.035 detik dan delay terlama sebesar 0.065 detik.
Kata kunci: Wi-Fi Direct, Simple Service Discovery Protocol (SSDP), Android
Abstract
Over the past years, the use of wireless technologies has been increased and has changed how the electronic devices interact and communicate. Wi-Fi Direct is one of wireless technologies exist. Wi-Fi is the development of Wi-Fi Alliance by utilizing Peer-to-Peer infrastructure. The purpose of Wi-Fi Direct technology is to improve device-to-device communication directly with Wi-Fi. On a Wi-Fi Direct network, a service discovery algorithm is needed to help them share their services. This study aims to implement the service discovery algortihm on one group of Wi-Fi Direct with the Simple Service Discovery Protocol (SSDP) algorithm and test performance of the system. Performance testing experiments of this study to determine the delay of some process that is done, in the process of peer discovery, forming group, and service discovery with SSDP. The result of impementation SSDP algorithm on one group of Wi-Fi Direct can be concluded that a Group Owner can share the service to its clients and based on the performance testing obtained result for the fastest delay of peer discover process is 10,328 seconds and the longest delay of peer discovery is 19.914 seconds, for delay of the group formation process the fastest delay of 0.305 seconds and the longest delay of 0.633 seconds, for service discovery process with SSDP delayed fastest in 0.035 seconds and the longest delay in 0.065 seconds.
Keywords: Wi-Fi Direct, Simple Service Discovery Protocol (SSDP), Android
1. PENDAHULUAN
Kebutuhan pada jaringan nirkabel saat ini
perangkat-perangkat smartphone tersebut akan saling terhubung satu sama lain untuk berkomunikasi atau melakukan pertukaran data. Smartphone
yang bersifat sebagai perangkat bergerak membutuhkan jaringan nirkabel yang stabil, handal, dan jangkauan yang cukup luas untuk mendukung mobilitas penggunanya. Semua smartphone kini sudah dilengkapi oleh beberapa media untuk menunjang konektivitas secara nirkabel seperti Wi-Fi, Bluetooth, dan NFC.
Salah satu media jaringan nirkabel yang sudah banyak sekali digunakan oleh banyak orang sebagai media untuk mengakses internet adalah Wi-Fi. Wi-Fi menawarkan kemudahan konektivitas banyak perangkat untuk pertukaran data atau mengakses internet dengan melalui sebuah Access Point (AP). AP bertindak sebagai penghubung antar perangkat yang terhubung pada Wi-Fi tersebut namun perangkat-perangkat tersebut tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Saat ini beberapa kasus perangkat yang tersebar dengan cakupan yang cukup luas butuh terhubung satu sama lain dan membentuk komunikasi beberapa perangkat dalam suatu
group. Berdasarkan kasus itu maka dibutuhkan sebuah teknologi yang memungkinkan membuat perangkat dapat terhubung satu sama lain dan membentuk komunikasi multihop pada suatu
group. Sehingga Wi-Fi Alliance
mengembangkan teknologi Wi-Fi dengan mengadaptasi proses kerja Peer-to-Peer agar satu perangkat dengan perangkat lainnya dapat saling terhubung tanpa bergantung pada AP.
Berbeda dengan teknologi Wi-Fi
sebelumnya, teknologi Wi-Fi Direct mengambil pendekatan yang berbeda untuk meningkatkan komunikasi perangkat ke perangkat (Device to Device Communication). Teknologi ini memanfaatkan modus ad-hoc, dibangun berdasarkan mode infrastruktur IEEE 802.11
dan memungkinkan perangkat untuk
bernegosiasi sehingga akan ada yang mengambil alih fungsi seperti AP. Wi-Fi Direct
dikembangkan untuk mode infrastruktur Wi-Fi
dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, mengingat berbagai macam perangkat sudah dilengkapi dengan kemampuan Wi-Fi, dan fakta bahwa hal itu dapat sepenuhnya diimplementasikan dalam perangkat lunak melalui radio Wi-Fi tradisional, teknologi ini diharapkan memiliki dampak yang signifikan.
Wi-Fi Direct telah didukung WPATM yang
merupakan teknologi keamanan Wi-Fi terbaru dan didukung dengan kecepatan transfer up to 250 Mbps (Wi-Fi Alliance,2012).
Perangkat yang terhubung pada Wi-Fi Direct disebut sebagai P2P Device, dan beberapa P2P Device yang saling terhubung disebut sebagai P2P Group, pada suatu P2P Group
memiliki P2P Group Owner (P2P GO). P2P Devices baru yang akan membentuk suatu P2P
Group, pertama-tama saling melakukan pencarian antar P2P device lainnya dan kemudian akan membentuk P2P Group dan menentukan perangkat mana yang akan menjadi P2P GO. Dalam melakukan pencarian, pertama P2P device melakukan scan dengan menggunakan Wi-Fi scan tradisional kemudian dilanjutkan dengan proses group formation. Fitur yang menonjol dari Wi-Fi Direct adalah kemampuan untuk mendukung pencarian layanan pada link layer (Camps-mur, D., Garcia-Saavedra, A., Serrano, P., 2012). Dengan adanya pencarian layanan ini dapat digunakan P2P
Device untuk saling berbagi layanan pada suatu
group Wi-Fi Direct. Untuk pencarian layanan ini dapat ditingkatkan dengan protokol pencarian layanan yang tingkatannya lebih tinggi, seperti Bounjour dan UPnP (Wi-Fi Alliance, 2014).
Pada penelitian Jimmy Tieu dan Sihan Ye
dengan judul “Wi-Fi Direct Services” ini telah
dilakukan penerapan Wi-Fi Direct Service
(WFDS) Framework yang merupakan
standarisasi penggunaan layanan yang dikembangkan oleh Wi-Fi Alliance untuk mengatasi permasalahan berbagi layanan antar tipe perangkat yang berbeda.
Pada penelitian ini, untuk protokol pencarian layanan yang diterapkan pada Wi-Fi Direct yaitu UPnP. UPnP merupakan protokol jaringan yang memperbolehkan perangkat-perangkat yang saling terhubung untuk melakukan pencarian keberadaan perangkat lainnya pada suatu jaringan. UPnP mempunyai protokol pencarian layanan yang diketahui sebagai Simple Service Discovery Protocol
(SSDP). Dalam proses pencarian oleh SSDP dilakukan pengiriman pesan secara multicast dan dapat dibalas secara unicast oleh device lain yang menerima pesan tersebut. Pada pesan yang dikirimkan tersebut terdapat informasi-informasi terkait oleh device yang akan bergabung pada sebuah multicast group. Informasi-informasi tersebut antara lain seperti jenis perangkat, UUID (Universally Unique Identifier), dan informasi detail lainnya.
dapat melakukan broadcast tentang layanan apa yang tersedia pada group tersebut.
2. DASAR TEORI
2.1 Simple Service Discovery Protocol (SSDP)
Setiap arsitektur jaringan akan membutuhkan suatu service discovery protocol. Service discovery protocol merupakan protokol jaringan yang bertugas untuk memberikan ijin perangkat yang terhubung untuk mendeteksi perangkat lain (Al-Mejibli, I., Colley, M., 2010). Salah satu service discovery protocol adalah simple service dicovery protocol (SSDP). SSDP merupakan protokol pencarian yang ada pada arsitektur Universal Plug and Play (UPnP). SSDP bertujuan untuk pencarian perangkat pada suatu jaringan secara mudah, cepat, dinamis, dan tanpa pengetahuan sebelumnya. SSDP didesain untuk jaringan peer-to-peer kecil, seperti jaringan pada rumah atau perkantoran kecil. SSDP menggunakan HTTP melalui unicast dan
multicast UDP packets untuk mendefinisikan dua fungsi yaitu mencari layanan pada suatu jaringan dan memberitahukan tersedianya layanan pada suatu jaringan tersebut.
2.2 Wi-Fi Direct
Wi-Fi Direct merupakan pengembangan dari teknologi Wi-Fi Alliance yang dapat menghubungkan perangkat-perangkat tanpa membutuhkan sebuah wireless Access Point (AP). Dengan Wi-Fi Direct, perangkat-perangkat tersebut saling terhubung dengan adanya konektivitas peer-to-peer (P2P) untuk pertukuran data secara langsung (Wikipedia, Wifi Direct, 2016). Pada sebuah Wi-Fi Alliance terdapat sebuah AP yang bertujuan untuk membuat dan mengatur aktivitas client yang saling terhubung, sedangkan pada Wi-Fi Direct
tidak membutuhkan AP untuk saling terhubung. Hal ini akan menimbulkan peran ganda bagi client karena client dapat berperan sebagai AP maupun sebagai client itu sendiri. Sehingga pada
Wi-Fi Direct sebuah perangkat dapat menjadi sebuah client maupun sebuah access point yang disebut sebagai soft-AP (Camps-mur, D., Garcia-Saavedra, A., Serrano, P., 2012). Wi-Fi Direct dibangun berdasarkan infrastruktur IEEE 802.11 dan memungkinkan untuk terjadi proses negosiasi antar perangkat mobile untuk menentukan alih fungsi sebagai AP. Beberapa manfaat yang dimiliki oleh Wi-Fi Direct antara
lain Mobility & Portability, Immediate Utility,
Ease to Use, dan Simple Secure Connections.
Wi-Fi Direct membangun konektivitas antar perangkat secara P2P Group, yang berfungsi sama dengan infrastruktur jaringan pada Wi-Fi Alliance. Untuk mengadaptasi peran AP pada P2P Group dideskripsikan sebagai P2P
Group Owner (P2P GO), sedangkan untuk perangkat yang berperan sebagai client
dideskripsikan sebagai P2P clients. Layaknya AP pada umumnya, P2P GO mengumumkan dirinya melalui beacon, dan juga berperan untuk menjalankan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) server untuk memberikan alamat IP kepada P2P client.
Dalam pembentukan group pada sebuah jaringan lokal Wi-Fi Direct, hal pertama yang dilakukan sebuah peers adalah Device Discovery. Device Discovery tersebut dimaksudkan untuk melakukan pencarian peer lainnya yang juga sedang aktif terhubung dengan
Wi-Fi Direct. Pada Device Discovery ada dua fase dalam pelaksanaannya yaitu Pindai (Scan) dan Cari (Find). Selama proses Scan yang dilakukan masing-masing perangkat yaitu mengumpulkan informasi tentang device lainnya yang terdukung oleh wireless channel dengan spesifikasi standard IEEE 802.11. Pada tahap
Scan mempunyai batasan durasi dan selalu diikuti oleh tahap Find. Tahap Find itu sendiri adalah tahap dimana sebuah perangkat melakukan pencarian dengan cara mengirimkan pesan Probe Request untuk menemukan perangkat lain secara bersamaan juga akan medengarkan permintaan tersebut pada saluran yang sama. Ketika sebuah perangkat lainnya menerima Probe Request, maka perangkat tersebut akan mengirimkan balasan berupa
Probe Response termasuk informasi berupa identitas perangkat tersebut (Conti M., etc., 2013).
Setelah proses Device Discovery dilakukan selanjutnya yang akan dilakukan sebuah perangkat yang sudah menemukan perangkat lainnya adalah melakukan Group Formation
yaitu melakukan negosiasi peran antara perangkat satu dengan perangkat lainnya apakah menjadi Group Owner (GO) atau hanya menjadi client. Terdapat tiga jenis prosedur pada P2P Group Formation, yaitu standard, autonomous, dan persistent. Standard adalah sebuah proses
Group Formation dimana GO Negotiation
dilakukan secara three-way handshake.
dirinya sebagai GO lalu mengumumkan keberadaannya kepada yang lain melalui pesan
beacon. Pada prosedur Persistent, ketika P2P
Device dalam pembentukan group
mendeklarasikan group tersebut sebagai
persistent, maka perangkat-perangkat yang tergabung akan mengingat detail pada jaringan tersebut dan peran masing-masing perangkat pada P2P Group tersebut. Sehingga apabila lain waktu perangkat-perangkat tersebut ingin membangun koneksi lagi, salah satu dari mereka akan mengirimkan permintaan untuk bergabung untuk segera membangun kembali persistent group dengan peran masing-masing sebelumnya.
2.3 Wi-Fi Direct pada Android
Wi-Fi Direct atau Wi-Fi peer-to-peer (P2P) pada Android telah disediakan API tersendiri untuk memudahkan akses penggunaan dari Wi-Fi Direct tersebut. Dengan menggunakan API ini, suatu perangkat dapat melakukan pencarian dan terhubung ke perangkat lain ketika tiap-tiap perangkat tersebut tersedia fasilitas Wi-Fi P2P, kemudian perangkat-perangkat tersebut dapat saling berkomunikasi. Wi-Fi P2P API terdiri dari 3 bagian utama yaitu terdapat method yang dapat membantu untuk melakukan pencarian, permintaan, dan terhubung ke peer-peer yang telah didefinisikan pada klas WifiP2pManager. Kedua terdapat listener yang dapat membantu untuk memberikan notifikasi sukses atau gagal dari WifiP2pManager method yang dipanggil. Ketiga terdapat intents yang dapat memberikan notifikasi secara spesifik dari event-event yang terdeteksi dari Wi-Fi P2P framework.
3. PERANCANGAN
Pada penelitian ini akan dibentuk sebuah
group Wi-Fi Direct dimana terdiri dari tiga perangkat smartphone berbasis Android. Tiga perangkat tersebut akan saling terhubung dengan
Wi-Fi Direct, 1 perangkat bertindak sebagai
Group Owner (GO) dan 2 perangkat lainnya bertindak sebagai client, seperti yang digambarkan pada Gambar 1.
Gambar 1.Arsitektur Wi-Fi Direct
Gambar 1 menunjukan arsitektur sebuah
group Wi-Fi Direct yang akan dibuat dimana
client A dan client B terhubung dengan GO. GO akan selalu mendapatkan IP final static yaitu 192.168.49.1. Client-client yang terhubung tersebut hanya memiliki MAC Adress. Informasi
MAC Address dari client-client tersebut akan diketahui dan disimpan pada routing table milik GO.
Selanjutnya setelah sebuah group Wi-Fi Direct terbentuk, dilakukan pencarian layanan oleh GO kepada client-client yang ada dengan menggunakan protocol pencarian layanan yaitu
Simple Service Discovery Protocol (SSDP). Pada tahap pencarian dengan SSDP ini, pertama-tama akan dimulai dengan proses pencarian dan dilanjutkan dengan pemberian deskripsi layanan dari perangkat. Mekanisme pencarian pada SSDP itu sendiri adalah melakukan pencarian layanan ke perangkat lain dengan cara mengirimkan pesan pencarian secara multicast. Pesan pencarian tersebut berisi informasi tentang perangkat lain atau informasi tentang layanan itu sendiri. Setelah pesan tersebut dikirim dan diterima oleh perangkat-perangkat lainnya, dan saling mengetahui informasi tentang perangkat tersebut atau tentang layanannya satu sama lain, kemudian semua perangkat dapat menjalankan layanan yang sama.
Pada penelitian ini diterapkan proses SSDP pada arsitektur Wi-Fi Direct yang sudah terbentuk dengan satu group. Arsitektur Wi-Fi Direct berbentuk centralized, apabila client satu dengan client lainnya ingin berkomunikasi harus melalui GO. Sehingga yang bertindak untuk melakukan pencarian layanan adalah GO. Untuk menggambarkan proses SSDP tersebut yang diterapkan pada Wi-Fi Direct digambarkan dengan arsitektur pada Gambar 2.
A
GO
Gambar 2.Arsitektur Pencarian Layanan dengan SSDP
Gambar 2adalah gambar yang menunjukan proses SSDP yang akan dilakukan pada penelitian ini sesuai dengan arsitektur Wi-F Direct yaitu terdapat Group Owner (GO) dan
client-client. GO akan mengirimkan pesan M-Search secara multicast ke semua client yang tergabung pada multicast group dengan alamat 239.255.255.250. Client A dan Client B akan memberitahukan keberadaannya secara multicast dengan isi pesan Notify yang berisi tentang status keberadaannya apakah alive atau
bye bye.
Setelah proses pencarian layanan tersebut berhasil dilakukan maka akan dilanjutkan untuk proses deskripsi layanan. GO akan meminta deskripsi perangkat dari perangkat yang sudah ditemukan sebelumnya, dalam hal ini adalah
Client A dan Client B, dengan HTTP GET dan kemudian akan dibalas dengan perangkat tersebut dengan HTTP RESP seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.
Gambar 3. Arsitektur untuk Pengiriman dan Penerimaan Deskripsi Perangkat
Gambar 4. Flowchart Sistem
ditentukan peran sebagai group owner atau
client. Setelah ketiga perangkat tersebut mendapat perannya masing-masing, maka perangkat yang bertindak sebagai group owner
akan melakukan pencarian layanan dengan SSDP, dan untuk perangkat yang bertindak sebagai client akan menerima permintaan layanan dari group owner. Setelah proses pencarian layanan selesai maka ketiga perangkat tersebut dapat menjalankan layanan berbagi pesan.
4. IMPLEMENTASI
Implementasi dijalankan sesuai dengan perancangan yang telah dibuat sebelumnya.. Implementasi dilakukan dengan mempersiapkan kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang sudah dipersiapkan. Tahap-tahap yang dilakukan pada proses implementasi ini terdiri dari proses pencarian peer,proses pembentukan
group, proses pencarian layanan, proses pengiriman dan penerimaan pesan dan menangkap proses komunikasi dengan aplikasi
Wireshark.
4.1 Proses Pencarian Peer
Proses pertama yang dilakukan pada aplikasi ini adalah satu perangkat akan mencari perangkat lainnya yang aktif pada Wi-Fi Direct. Apabila satu perangkat dengan perangkat lainnya telah saling menemukan keberadaannya maka dilakukan proses GO Negotiation, yaitu proses untuk menentukan peran sebagai Group Owner (GO) maupun sebagai client.
Gambar 5.Proses Pencarian Peer
Gambar 5 menunjukan proses pencarian
peer sedang berjalan setelah tombol discovery
ditekan dan ditampilkan notifikasi discovery started.
Gambar 6.Menampilkan Perangkat-Perangkat yang Ditemukan
Setelah perangkat tersebut melakukan pencarian peer kemudian ditampilkan perangkat-perangkat lain yang ditemui. Gambar 6 menunjukan terdapat dua perangkat yang ditemukan dengan nama GT-I9500 dan Redila yang berstatus available.
4.2 Proses Pembentukan Group Wi-Fi Direct
Pada proses ini dilakukan pembentukan
group apabila setelah dilakukannya proses pencarian peer. Satu peer dengan peer lain yang sudah saling mengetahui keberadannya maka akan dilanjutkan proses pembentukan group. Pembentukan group pada aplikasi ini secara langsung dijalankan setelah proses pencarian
peer tanpa dengan menjalankan fungsi tombol
Create Group. Tetapi apabila setelah proses pencarian peer tidak terjadi pembentukan group
maka salah satu peer dapat menjalankan fungsi tombol Create Group untuk melanjutkan proses pembentukan group.
Gambar 7. Perangkat SM-T111 Berperan Sebagai GO
Owner (GO) dan dua perangkat lainnya berperan sebagai client.
4.3 Proses Layanan Pengiriman dan Penerimaan Pesan
Proses selanjutnya setelah proses pencarian peer dan pembentukan group sudah dilakukan yaitu proses layanan pengiriman pesan. Setelah terbentuknya group kemudian Group Owner
(GO) dan client-client dapat saling melakukan pertukaran pesan ditunjukan pada Gambar 8.
Gambar 8. GO dan Client-client Saling Bertukar Pesan
4.4 Proses Pencarian Layanan dengan SSDP
Pada aplikasi ini untuk dapat menjalankan layanan pengiriman dan penerimaan pesan terlebih dahulu diawali proses pencarian layanan dengan SSDP.
Pseudocode 1. Proses Pencarian Layanan SSDP
Pada Pseudocode 1 merupakan pseudocode untuk proses pengiriman pesan pencarian layanan dengan tahap awal yaitu melakukan inisialisasi socket multicast. Langkah selanjutnya adalah inisialisasi paket datagram
untuk mengarahkan pesan pencarian layanan SSDP dikirim ke alamat broadcast dan dengan port yang ditentukan. Kemudian paket pesan pencarian layanan tersebut dikirimkan melalui multicast socket.
Pseudocode 2. Proses Penerimaan Pesan Pencarian Layanan SSDP
Pada Pseudocode 2 merupakan pseudocode untuk proses penerimaan pesan pencarian layanan SSDP dengan tahap awal melakukan inisialisasi multicast socket. Langkah selanjutnya adalah inisialisasi paket datagram untuk menerima paket yang dikirimkan. Kemudian dilanjutkan pada proses menerima paket pesan pencarian layanan.
5. PENGUJIAN
Setelah berhasil melakukan implementasi perlu dilakukan pengujian untuk melihat kehandalan kinerja dari Wi-Fi Direct
berdasarkan waktu delay dan melakukan penangkapan paket data dengan Wireshark. Pengujian dilakukan dengan pencatatan waktu dari beberapa proses yaitu proses pencarian peer, proses pembentukan group, dan proses pencarian layanan dengan SSDP. Masing-masing proses tersebut dilakukan 20 kali percobaan untuk mendapatkan catatan waktu. Kemudian data tersebut diolah dan disajikan pada grafik CDF (Cumulative Density Function).
• Pengujian delay
Gambar 9. Grafik CDF untuk Delay Pencarian Peer
CDF menunjukan adanya pelebaran grafik yang signifikan sehingga hal ini menandakan bahwa ada sedikit ketidakstabilan yang terjadi pada aktual frekuensi 0.05 hingga 1. Karena delay terendah berada pada 10.328 detik dan delay tertinggi berada pada 19.914 detik, keduanya memiliki rentan delay sebesar 9.586 detik. Dengan rentan delay sebesar 9.586 detik ini yang menyebabkan adanya pelebaran grafik.
Gambar 10. Grafik CDF untuk Delay Pembentukan Group
Pada Gambar 10 dapat dilihat dari grafik CDF menunjukan adanya pelebaran grafik cukup signifikan sehingga hal ini menandakan bahwa adanya rentan waktu yang cukup lama. Untuk delay terendah berada pada 0.305 detik dan delay tertinggi berada pada 0.633 detik, keduanya memiliki rentan waktu 0.328 detik.
Gambar 11. Grafik CDF untuk Delay Pencarian Layanan dengan SSDP
Pada Gambar 11 dapat dilihat dari grafik CDF menunjukan adanya pelebaran grafik cukup signifikan sehingga hal ini menandakan tidak adanya pelebaran grafik yang signifikan sehingga hal ini menandakan bahwa proses ini mendekati tingkat kestabilan yang cukup baik. Karena keseluruhan rentan waktu dari f(x) = 0.05 hingga f(x) = 1 yaitu sebesar 0.030 detik. Dengan delay terendah memiliki nilai sebesar 0.035 detik dan delay tertinggi memiliki nilai sebesar 0.065 detik.
• Pemantauan Paket Data
Saat menjalankan aplikasi ini, dilakukan penangkapan paket data untuk mengetahui alur
komunikasi dari aktivitas Wi-Fi Direct dan SSDP dengan aplikasi Wireshark. Satu perangkat laptop bertugas sebagai monitor
dalam proses penangkapan paket data yang ditunjukan pada Gambar 12. Satu laptop tersebut harus bergabung lebih dahulu dengan Group Owner (GO) yang ada sebelum perangkat lain bergabung pada group tersebut. Sehingga nanti akan terlihat aktifitas dari perangkat-perangkat lain dalam proses untuk bergabung pada group
tersebut.
Gambar 12. Tampilan Aktifitas Group Owner pada Wireshark
Aktifitas pertama yang tertangkap pada
Wireshark yaitu GO mencari perangkat lain yang juga aktif pada Wi-Fi Direct. Seperti pada
Gambar 12 dapat dilihat MAC Address dari GO
adalah 86:38:38:2d:6b:71 melakukan broadcast
untuk mencari perangkat lain yang ingin bergabung pada group tersebut.
Gambar 13. Tampilan Aktifitas Bergabung dengan Group Owner
Pada Gambar 13 perangkat lainnya dengan
MAC Address d2:22:be:4e:f4:83 akan
bergabung akan mengirimkan probe request
kepada GO dan kemudian dibalas oleh GO dengan probe response.
Gambar 14. Tampilan Aktifitas Pengiriman M-Search oleh Group Owner
Kemudian client-client yang ada akan mengirimkan pesan Notify secara multicast
untuk memberitahukan aktifitasnya apakah perangkat tersebut aktif atau tidak. Pada Gambar 15 pesan Notify yang dikirimkan oleh d2:22:be:4e:f4:83 masih berstatus ssdp:byebye menandakan bahwa perangkat tersebut belum dapat menerima layanan yang ditawarkan oleh GO.
Gambar 15. Tampilan Aktifitas Client mengirim Notify byebye
Apabila perangkat tersebut aktif dan siap menerima layanan yang ditawarkan oleh GO maka perangkat tersebut mengirimkan Notify
ssdp:alive seperti pada Gambar 16.
Gambar 16. Tampilan Aktifitas client mengirim Notify alive
Pada pesan Notify yang dikirimkan oleh
client-client terdapat keterangan Location yang berisi URL dari deskripsi perangkat dari client-client tersebut. URL yang ada pada pesan Notify
pada Gambar 17
http://192.168.49.200:8387/storage/emulated/0/ data/data/com.samsung.android.app.FileShareS erver/files ini merupakan URL yang berisi tentang deskripsi perangkat dari client dengan alamat IP 192.168.49.200. Kemudian GO meminta deskripsi perangkat dari client-client
tersebut dengan permintaan HTTP GET terhadap URL yang tertera dan dibalas oleh
client-client dengan HTTP Response.
Gambar 17. HTTP GET yang Dikirimkan oleh Group Owner
Setelah GO meminta dekripsi perangkat dari client tersebut dengan HTTP GET, maka
Gambar 18. HTTP Response yang Dikirimkan oleh Client
6. PENUTUP
Simple Service Discovery Protocol (SSDP) dapat diterapkan pada teknologi Wi-Fi Direct
untuk bekerja sebagai pencarian layanan. Pertama-tama dengan membentuk suatu group pada Wi-Fi Direct, kemudian SSDP dijalankan untuk proses pencarian layanan pada group dari
Wi-Fi Direct tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian kinerja sistem yang telah dilakukan Pada delay pencarian peer, tercatat delay tercepat sebesar 10.328 detik dan
delay terlama sebesar 19.914 detik. Keduanya memiliki rentang waktu yang cukup besar sebesar 9.586 detik, sehingga terlihat dari grafik CDF untuk proses pencarian peer ini mengalami pelebaran grafik.
Pada delay pembentukan group, tercatat
delay tercepat sebesar 0.305 detik dan delay
terlama sebesar 0.633 detik. Keduanya memiliki rentang waktu yang tidak terlalu jauh sebesar 0.328 detik, terlihat dari grafik CDF untuk proses pembentukan group ini mengalami pelebaran grafik yang tidak terlalu signifikan.
Pada delay pencarian layanan dengan SSDP,tercatat delay tercepat sebesar 0.035 detik dan delay terlama sebesar 0.065 detik. Keduanya memiliki rentang waktu yang tidak terlalu jauh sebesar 0.030 detik, terlihat dari grafik CDF untuk proses pencarian layanan dengan SSDPini mengalami pelebaran grafik yang tidak terlalu signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Wi-Fi Direct. (2016, January 27). In Wikipedia,
The Free Encyclopedia. Retrieved 02:48,
February 12, 2016, from
https://en.wikipedia.org/w/index.php?title= Wi-Fi_Direct&oldid=701984930
Al-Meijibli, I., Colley, M., 2010. Evaluating
UPnP Service Discovery Protocols by using NS2 Simulator. University of Essex, UK.
Santana, J., Petrova, M., Mähöen, P., 2006,
UPnP Service Discovery For
Heterogeneuous Networks. RWTH Aachen University, Germany.
UPnP Forum, 2008, UPnPTM Device
Architecture, Open Connectivity
Foundation.
WiFi Alliance, 2012. Discover WiFI : WiFi Direct. [Online] Available at : <http://www.wi-fi.org/discover-wi-fi/wi-fi-direct> [Diakses 7 Februari 2015]
Akyildiz, F. I. & Xudong, W., 2005. A Survey on Wireless Mesh Networks. IEEE Radio Communications.
Camps-Mur, Daniel., etc., 2012. Device to Device Communications with WiFi Direct : overview and experimenation
Conti M., etc., 2013. Experimenting Opportunistic Network with WiFi Direct. Institute of Informatics and Telematics (IIT). Italia