• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL BUSINESS PLAN BUDIDAYA JAMUR JA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL BUSINESS PLAN BUDIDAYA JAMUR JA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL BUSINESS PLAN BUDIDAYA JAMUR

“JAMUR MAKMUR”

BAB I

GAMBARAN UMUM USAHA

1. Latar Belakang Perusahaan

Jamur tiram putih dan jamur merang merupakan jenis jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, kedua jamur tersebut juga memiliki nilai gizi yang tinggi, seperti protein, karbohidrat dan berbagai vitamin. Bahkan menurut penelitian kandungan gizinya lebih tinggi dibandingkan dengan daging ayam. Sehingga, tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.

Pengembangan usaha budidaya jamur ini juga memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

a. Budidaya jamur memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur yang telah jelas serta permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram.

b. Jamur merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti jerami, serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.

c. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur.

d. Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia bisnis.

(2)

Pemilihan nama “JAMUR MAKMUR” sendiri dimaksudkan agar dengan adanya budidaya jamur ini dapat menghasilkan kemakmuran bagi diri pribadi maupun bagi masyarakat sekitar. Selain itu, kata “MAKMUR” juga sangat identik dengan Kabupaten Sukoharjo. Sehingga ke depannya apabila budidaya jamur ini bisa mencapai pasar nasional maupun regional akan menjadi identitas tersendiri bagi Kabupaten Sukoharjo.

2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi

Menjadi industri budidaya jamur yang memenuhi kebutuhan jamur tiram dan jamur merang dalam negeri, khususnya daerah Sukoharjo dan sekitarnya serta Indonesia pada umumnya.

b. Misi

1) Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur berkualitas baik. 2) Memperkenalkan jamur tiram dan jamur merang secara luas kepada masyarakat

melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan pelayanan konsumen.

3) Membuka pelatihan budidaya jamur tiram dan jamur merang kepada masyarakat secara luas.

4) Mensosialisasikan manfaat jamur tiram dan jamur merang bagi kesehatan masyarakat sekitar Sukoharjo pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

3. Tujuan

Tujuan usaha budidaya jamur, sebagai berikut:

a. Dapat melakukan usaha pemeliharaan jamur tiram dengan baik dan memberikan

manfaat bagi masyarakat sekitar;

b. Dengan adanya budidaya jamur ini diharapkan akan menyerap tenaga kerja

sehingga dapat mengurangi pengangguran.

c. Dapat memasarkan hasil budidaya jamur dengan baik;

d. Dengan usaha ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi yang lainnya.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

1. Aspek Pemasaran

Perencanaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci utama kesuksesan sebuah usaha. Begitu pula dalam menjalankan peluang bisnis budidaya jamur tiram. Sebagus apapun kualitas hasil panen yang didapatkan, bila tanpa dukungan strategi pemasaran jamur yang tepat maka bisa dipastikan tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan produk tersebut.

a. Mengukur permintaan dan penawaran

Pembudidaya jamur di Sukoharjo masih sedikit dengan hasil produksi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Sukoharjo. Selama ini untuk pemenuhan tersebut disuplai dari Jakarta dan Bandung. Hampir semua petani jamur memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:

1) Pasar jamur saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten sehingga diperlukan produksi jamur tiram dan jamur merang dalam skala besar. 2) Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan

kesehatan.

3) Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.

b. Segmentasi dan target pasar

(4)

konsumen rumah tangga kebutuhan akan jamur masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa retail di beberapa kota besar. Begitu pula pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi, tapi suppliers jamur tiram masih minim dan masih sangat dibutuhkan. Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor kepuasan penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.

Pada tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada rumah tangga maupun pasar tradisional. Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan melalui:

1) Agen, baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai wilayah di Sukoharjo maupun luar Sukoharjo;

2) Pasar tradisional di Sukoharjo dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan pasar tradisional di Sukoharjo seperti pasar Bekonang, Tawangsari, Gatak dll atas produk jamur ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar tersebut.

3) Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.

c. Sikap, Perilaku, dan Kepuasan Konsumen

Ada beberapa strategi pemasaran jamur yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan konsumen, diantaranya:

1) Ciptakan kepuasan pelanggan dengan menawarkan beragam inovasi produk kuliner serba jamur.

Ciptakanlah menu-menu nikmat yang semuanya diolah dari jamur, seperti menu makanan sehat sate jamur, nugget jamur, burger jamur, keripik jamur, bakso jamur, yoghurt jamur, serta beberapa menu kreatif lainnya yang bisa memuaskan para konsumen.

2) Tawarkan pelayanan khusus yang bisa menarik minat konsumen.

Selain menawarkan aneka macam olahan jamur, dapat juga dengan membuka paket wisata agribisnis jamur sebagai daya tarik tersendiri bagi para konsumen. 3) Berikan layanan khusus delivery order bagi konsumen dalam kota.

(5)

Untuk membangun loyalitas konsumen, maka diperlukan strategi jemput bola sebelum akhirnya mendapatkan kepercayaan penuh dari para konsumen. Strategi ini terbilang cukup efektif untuk meningkatkan loyalitas para konsumen, sehingga penjualan produk jamur pun ikut meningkat setiap harinya.

d. Bauran Pemasaran 1) Produk

Pada peluang usaha ini produk yang akan dijual kepada konsumen, antara lain: jamur segar dan produk turunannya.

2) Harga

“JAMUR MAKMUR” memberikan penawaran yang menarik bagi para konsumen, tentu dengan harga yang relatif murah dan kualitas yang bagus, di bawah ini merupakan harga yang akan ditawarkan:

Jamur Tiram Segar (per kg) : Rp 8.000 - Rp 9.500 3) Promosi

Pemasaran produk difokuskan pada kebutuhan rumah tangga maupun pasar tradisional. Selain itu, produk juga akan dipasarkan melalui distributor yang datang ke tempat (kubung) untuk membeli jamur tiram.

4) Penempatan

Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya penempatan produk adalah: Tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Adapun tempat produksi jamur tiram dan berbisnisnya kami lakukan di Desa Godog, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

2. Aspek Sumber Daya Manusia

Usaha budidaya jamur “JAMUR MAKMUR” yang berlokasi di Desa Godog, Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo mayoritas anggotanya berlatar belakang profesi sebagai petani dan hanya sebagian kecil yang pernah membudidayakan jamur. Tentunya masih banyak membutuhkan bimbingan baik itu teknis budidaya maupun adminstrasinya.

Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin selama tahap industri rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya adalah sebagai berikut:

(6)

Bertugas mengelola usaha secara umum. Sebagai seorang manager pemasaran, bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah.

b. Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi Manajer operasional dan manajer produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik.

c. Satu orang Manajer Keuangan

Manajer Keuangan bertugas melakukan analisis keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian keuntungan pada anggota kelompok. Bersama dengan manajer lainnya juga berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap.

Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah, lokasi usaha akan di fokuskan pada satu titik tempat usaha, susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan sesuai dengan kompetensinya yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.

6

(7)

3. Aspek Produksi a. Lokasi Produksi

Lokasi usaha terletak di Desa Godog, Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo.

b. Kapasitas Produksi

Diperkirakan dalam tahap awal dari kumbung 4x6 m dengan tingkat produksi sekitar 400 kg jamur segar per siklus (40 hari).

c. Proses Produksi

1) Pembuatan Kumbung

Gambar Kumbung

Pertimbangan teknik pembuatan kumbung berdasarkan biaya dan kepraktisan (kemudahan perawatan dan pembuatan). Teknik pembuatan memberikan kemudahan dalam kontrol perawatan suhu dan kelembaban dalam kumbung, serta cahaya yang masuk ke dalam kumbung. Ukuran pembuatan kumbung berpengaruh pada banyaknya media yang dibutuhkan dan lamanya pasterisasi, pariasi pemakaian dedak dan kapur dalam pengomposan media menentukan ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur.

Ukuran dan bentuk kumbung, sebagai berikut:

(8)

 Setiap rak dalam kumbung diberi reng sebagai penyanggah media tanam dengan jarak antar reng 2-3 cm;

 Jendela dua buah yaitu di depan dan di belakang berukuran tinggi 60 cm dan lebar 50 cm, posisi jendela berada 30 cm di atas rak paling atas;

 Kumbung bagian dalam ini menggunakan plastik sebagai dinding, usahakan pemasangannnya dilakukan dengan rapi, kencang dan tidak ada bagian yang sobek;

 Jarak bangunan luar dengan bangunan dalam 45 cm, dengan bentuk atap segi tiga, dan bilik atau gedeg sebagai penutup bangunan luar.

Bahan membuat kumbung, di antaranya: bambu (250 batang), paku (paku usuk 10 Kg dan paku reng 3 Kg), tali tambang (5 Kg), plastik (25 Kg), Gedeg (20 lembar), genteng (1.500 buah).

2) Pembuatan Media

Media adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan, proses ini dikenal dengan istilah fermentasi yaitu peristiwa penguraian bahan-bahan komplek menjadi bahan yang lebih sederhana oleh mikroorganisme. Kompos yang baik mampu menyediakan sumber makanan yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur merang sampai siap dipanen, sehingga pengomposan haruslah dilakukan dengan sebaik mungkin.

Langkah-langkah dalam pembuatan kompos jerami, sebagai berikut:

 Bahan yang digunakan sebanyak 1200 kg/400 ikat jerami kering, 25 kg kapur, dan 150 kg dedek. Kebutuhan satu kumbung dalam satu tahun dengan sepuluh kali produksi adalah 12.000 kg/4.000 ikat jerami kering. Langkah pertama adalah merendam jerami dalam bak perendaman.

 Jerami diangkat menggunakan garu lalu dibentuk bundelan, sebelumnya permukaan tanah dasar komposan ditaburi dengan kapur secukupnya, setelah itu baru jerami ditata selebar 300 cm serta panjang 400-500 cm.

 Pada setiap lapisan bundelan setebal kira-kira 30- 40 cm jerami diinjak dan ditaburi kapur secukupnya begitu seterusnya hingga tumpukan media setinggi 160-170 cm.

 Bagian samping tumpukan jerami harus terlihat lurus agar suhu di dalam komposan bisa merata.

(9)

 Tumpukan jerami ditutup dengan plastik rapat-rapat kemudian ditutup dengan lembaran yang tidak dapat tembus cahaya, sehingga air dalam komposan tidak menguap dan kondisi komposan tidak kering.

 Pada hari lima kompos dibalik dan dicampur dengan dedek sebanyak 200 kg. Jika kompos terlihat kering lakukan penyiraman menggunakan embrat secukupnya.

 Jerami diuraikan dan dicampur dengan dedek, setiap jerami yang jatuh langsung ditaburi dedek dan harus diusahakan agar setiap lembar jerami dapat tercampur dedek secara merata.

 Kompos disusun kembali tanpa dipadatkan, lebar susunan komposan jangan lebih dari 200 cm dan tinggi 150 cm agar suhu yang dihasilkan tidak terlalu tinggi dan proses permentasi dapat berjalan sempurna, tumpukan komposan ditutup kembali dengan plastik.

 Fermentasikan kembali selama 3 hari. Kompos jerami siap sebagai media lapisan bawah.

3) Pemasangan Kompos

 Sebelum kompos dimasukan dan diletakan di atas rak, kumbung harus dibersihkan lebih dahulu.

 Komposan jerami disusun sambil diurai dan tidak dipadatkan agar sirkulasi atau pertukaran udara dapat berjalan dengan baik dengan tinggi guludan 25-40 cm.

 Kompos ditebarkan di atas jerami sedikit demi sedikit sampai merata sampai media jerami tertutup.

4) Pasterisasi/ Steam

Pasterisasi adalah proses sterilisasi dengan uap air untuk pembersihan media dan kumbung dari kontaminasi mikroorganisme pengganggu lainnya pada suhu 70° C minimal 4 jam. Dilakukan sehari setelah media dimasukkan ke dalam kumbung.

5) Pembibitan/ Spawning

(10)

harus dibuka satu jam sebelum penanaman, tujuannya untuk mengeluarkan gas amoniak yang terbentuk selama pasterisasi.

 Penanaman bibit dilakukan sehari setelah pasterisasi, dimana suhu didalam kumbung sudah mencapai kisaran 35-36° C.

 Bibit diuraikan di dalam kumbung atau tempat steril lainnya, dengan syarat pada saat dibawa bibit tidak terkena sinar matahari langsung, tempat bibit dalam ember yang bersih.

 Tebarkan bibit secara merata merata ke atas media tanam, dimulai dari rak yang paling atas kemudian disusul rak dibawahnya.

 Selipkan bibit pada kolong rak bagian pinggir (cukup dua lubang tanam tiap ruas) untuk memaksimalkan media tanam yang tersedia.

 Lakukan pemeriksaan ulang pada semua media tanam, untuk memastikan bahwa media yang sudah tertanam bibit secara keseluruhan.

 Tutup rapat semua pintu dan jendela kumbung dan dikuatkan dengan paku serta pertahankan suhu berkisar antara 32-35o C pada masa pertumbuhan

miselium, biarkan kumbung dalam keadaan tertutup selama 3-4 hari.

6) Perawatan

a) Penyiraman pertama

Pada usia 4 hari setelah tanam, biasanya mesilium jamur merang di dalam kumbung sudah kelihatan berwarna putih seperti sarang laba-laba. Dan pada saat ini perlu dilakukan penyiraman pertama untuk memutus pertumbuhan miselium dan mempercepat pertumbuhan primordia jamur. b) Penyiraman kedua

Pada hari ke 8-10 setelah tanam, mulai muncul perintisan bakal buah jamur. Pada saat inilah masa kritis pertumbuhan jamur, saat pengontrolan suhu pada malam hari pertumbuhan jamur yang baik dapat terlihat dari banyaknya kabut putih di dalam kumbung. Masa-masa kritis ini apabila kita salah dalam melakukan perawatan maka dapat mengurangi hasil penen bahkan gagal panen.

Pengawasan suhu terutama dilakukan pada tengah hari dan malam hari, karena pada saat-saat tersebut terjadi kenaikkan suhu yang drastis. Suhu yang dipertahankan pada masa pertumbuhan jamur merang adalah 33-35o C dengan kelembaban 90-94% dan introduksikan sinar matahari dengan

cara membuka sedikit dinding luar kumbung untuk merangsang pertumbuhan primordia.

Untuk penyiraman berikutnya dilakukan berdasarkan kondisi media dalam kumbung, dengan pengontrolan suhu dan kelembaban setiap hari

(11)

maka apabila kondisi media dalam keadaan kering dapat pula segera terkontrol dan segera melakukan penyiraman. Pada saat musim panas atau musim kemarau penyiaraman bisa dilakukan setiap 2 atau 3 hari sekali, pada bagian dasar atau lantai kumbung juga dapat dilakukan penyiraman untuk menjaga kelembaban kumbung.

Kelebihan kelembaban bisa dilihat dengan kasat mata, dimana pada rak pertama dan kedua dari atas bagian samping/ yang berdekatan dengan plastik terlihat adanya tetesan air yang berwarna kecoklatan. Atau bisa dilihat dari daun jendela bagian dalam yang basah.

7) Panen

Sepuluh sampai dua belas hari setelah penanaman bibit, biasanya tubuh buah jamur sudah siap dipanen. Pada masa ini buah jamur dalam stadia kancing (Button Stage). Apabila telah lewat dari 15 hari dari masa penanaman bibit jamur merang belum tumbuh, maka sudah dapat dipastikan kegagal panen akan kita alami. Masa panen jamur merang biasanya berkisar antara 10-15 hari, tapi ada juga yang mencapai 20 hari masa panen, tergantung dari perawatan dan pemeliharaan.

Pemetikan buah jamur merang harus menggunakan tangan, dan tenaga kerja pemanen harus dalam keadaan bersih. Pada saat pemetikan usahakan jangan sampai menggangu buah jamur yang masih sangat muda karena dapat mengganggu pertumbuhan bahkan dapat menggagalkan perkembangan selanjutnya. Ciri-ciri jamur yang sudah siap panen adalah berwarna putih, besarnya maksimal sebesar telor ayam dan minimal sebesar telor puyuh, permukaannya sedikit menonjol.

Pemilihan jamur yang BS dan yang super dilakukan setelah pemetikan. Untuk dapat memisahkannya kita harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri mana jamur yang super dan mana yang BS.

Ciri-ciri jamur super, sebagai berikut:

 Jamur masih berbentuk bulat atau bulat telor dan masih utuh dan tidak pecah;

 Berwarna putih, ada pula yang bagian atasnya sedikit berwarna hitam ini biasanya terjadi bila proses pemanenan telah lama lebih dari 7 hari;

 Pada bagian atas jamur masih tebal.

Sedangkan ciri-ciri jamur BS, sebagai berikut:

 Bentuk jamur sudah menonjol, bahkan mekar;

(12)

 Buah jamur rusak saat proses pemanenan.

8) Penanganan Pasca Panen

Daya tahan jamur sangat singkat, bisa bertahan maksimal dua hari setelah panen. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pennganan pasca panen yang baik supaya jamur tidak rusak apalagi untuk pengiriman dengan jarak yang jauh dan membutuhkan waktu yang lama.

Ada dua cara pengemasan buah jamur merang yang biasa dilakukan petani, pertama dikemas dalam bentuk segar dan yang kedua dikemas dalam bentuk kering.

a) Pengemasan dalam bentuk segar

 Bersihkan jamur merang dari sisa-sisa kapas dan jerami pada saat setelah panen.

 Letakkan di lantai yang bersih dan jangan terkena sinar matahari langsung, usahakan dalam ruangan yang sirkulasi udaranya lancar.

 Ratakan semua jamur dengan tangan dan jangan sampai ada jamur yang tertumpuk satu sama lainnya. Angin-anginkan hingga kering, apabila untuk perjalanan jauh gunakan kipas angin untuk mengeringkan jamur merang selama 10-15 menit.

 Setelah kering, masukkan ke dalam keranjang plastik dan padatkan. Biasanya untuk satu keranjang plastik supermarket dapat memuat 10 Kg jamur merang.

 Tutup dengan menggunakan daun pisang yang masih basah, lalu diikat dengan menggunakan tali plastik.

 Setelah kemasan terbentuk dengan rapi, rendam kemasan jamur merang ke dalam air bersih selama 10-15 menit. Angkat dan tiriskan selama 5-10 menit. Jamur siap dibawa atau dipasarkan.

 Untuk perjalanan jauh apabila jamur dalam kemasan sudah mengeluarkan uap panas, dapat melakukan penyiraman kembali dengan menggunakan air bersih jangan direndam kembali karena dapat merusak jamur.

b) Pengemasan delam bentuk kering

Walaupun tidak sebaik jamur segar, baik rasa maupun bentuknya, jamur juga dapat dikemas dalam bentuk kering tanpa menggunakan bahan pengawet.

Sebelum dikeringkan jamur stadia kancing dibelah secara memanjang, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Pengeringan

(13)

juga dapat dilakukan dengan udara panas atau menggunakan oven pada suhu 40o C yang kemudian dinaikkan perlahan-lahan sampai suhu 45oC

dalam waktu 8 jam. Selama proses pengeringan hinga selesai jamur merang akan kehilangan berat 10% dari berat basahnya.

4. Aspek Keuangan

a. Analisa Usaha Budidaya Jamur

Analisa Untuk 1 Buah Rumah Produksi (Kumbung) 1 Tahun 10 Kali Produksi (2 Tahun 20 Kali Produksi)

No Uraian Banyak Satuan Harga Jumlah

A. Modal Investasi

1 Kumbung 1 buah 5.500.000 5.500.000

2 Boiler 1 buah 1.000.000 1.000.000

3 Blower gas 1 buah 350.000 350.000

4 Tabung LPG 12 kg 1 buah 500.000 500.000

5 Bak Rendam (Beton) 1 buah 1.500.000 1.500.000

6 Stok jerami 1 tahun 4000 ikat 2.500 10.000.000

Total Modal Investasi 18.850.000

B. Biaya Modal Kerja 1 Biaya Bahan Baku

1.1 Jerami 400 ikat 2.500 1.000.000

1.2 Kapas 200 kg 700 1.400.000

1.3 Dedak 200 kg 2.500 500.000

1.4 Kapur 5 karung 20.000 100.000

1.5 LPG 12 kg 7.000 84.000

1.6 Bibit 70 log 5.000 350.000

2 Tenaga kerja

2.1 Kompos 2 hok 45.000 90.000

2.2 Pembalikan 2 hok 45.000 90.000

2.3 Memasukan media 4 hok 45.000 180.000

2.4 Seteam 1 hok 45.000 45.000

2.5 Pembibitan 1 hok 45.000 45.000

2.6 Pembongkaran media 2 hok 45.000 90.000

(14)

Total biaya modal kerja / biaya tidak tetap 4.774.000 C Biaya tetap

Penyusutan kumbung 1 siklus 275.000 275.000

Penyusutan boiler 1 siklus 50.000 50.000

Penyusutan blower 1 siklus 17.500 17.500

Total biaya tetap 342.500

D Total biaya Produksi (B + C) 5.116.500

E Hasil panen 400 kg 20.000 8.000.000

F Keuntungan (E - D) 2.883.500

G Modal Investasi + Biaya tidak tetap 23.966.500

Modal Investasi kumbung digunakan selama 2 tahun, dapat dilakukan 20 siklus produksi untuk Boiler, blower dan tabung LPG diperkirakan 5 tahun atau 50 siklus produksi.

BEP Harga Pokok Produksi Jamur : Total Biaya Produksi/ Produksi Jamur : 12. 791, 25

BEP Volume Produksi Jamur : Total Biaya Produksi/ Harga Jamur : 255,82

(15)

BAB III REKOMENDASI

Berdasarkan uraian di atas, sebelum menjalankan bisnis budidaya jamur, sebaiknya kondisi pasar diperhatikan sehingga dapat ditentukan strategi yang akan digunakan dalam memasarkan produk jamur. Oleh karena itu, maka dapat digunakan beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tentukan target pasar yang ingin dibidik

Hal ini penting sebelum memasarkan jamur ke masyarakat luas. Dapat dilakukan dengan membidik para pengepul maupun tengkulak untuk memasarkan jamur tiram segar dalam jumlah yang cukup banyak, membidik konsumen rumah tangga dengan memasarkannya melalui pasar tradisional maupun supermarket, atau bisa juga membidik konsumen industri seperti restoran, rumah makan ataupun hotel-hotel yang membutuhkan persediaan jamur tiram segar.

b. Pertahankan kualitas jamur yang ditawarkan

Karena memasarkan jamur tiram dalam keadaan segar, maka sebisa mungkin jaga kualitas jamur agar tetap prima sampai ke tangan konsumen. Untuk itu sebaiknya jamur dipanen sekitar 3–4 jam sebelum dikemas, selanjutnya jamur dibersihkan dan lakukan sortasi untuk memisahkan produk jamur yang berkualitas bagus dan jamur tiram yang kurang bagus.

c. Lengkapi dengan label dan kemasan yang menarik

(16)

konsumen dan membangun brand yang kuat, penggunaan kemasan yang aman juga penting untuk menjaga kesegaran jamur tiram. Dapat menggunakan kemasan berupa sterofoam yang ditutup dengan plastik kedap udara, atau menggunakan plastik kemasan yang cukup tebal lalu direkatkan dengan bantuan mesin sealer. Agar lebih menarik, jangan lupa menempelkan label atau merek pada setiap kemasan jamur tiram yang dipasarkan.

d. Awasi stok atau persediaan jamur

Penting bagi pelaku usaha untuk menjaga kestabilan persediaan jamur yang akan dipasarkan. Oleh sebab itu lakukan penjadwalan dalam membudidayakan jamur tiram, agar proses panen jamur bisa dilakukan secara bergantian untuk mencukupi permintaan pasar. Disamping melakukan penjadwalan, dapat juga bekerjasama dengan petani jamur lainnya untuk memenuhi permintaan yang semakin hari terus meningkat.

e. Tawarkan jamur segar dalam berbagai ukuran

Untuk membidik pangsa pasar yang lebih luas, dapat dengan menawarkan kemasan jamur segar dalam berbagai ukuran. Misalnya saja mengemas dalam ukuran 200 gram, 250 gram, atau 500 gram untuk membidik konsumen rumah tangga, serta mengemas dalam ukuran 3 kg atau 5 kg untuk membidik para pelaku bisnis kuliner maupun industri lainnya yang membutuhkan jamur segar.

Gambar

Gambar Kumbung

Referensi

Dokumen terkait