• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBENTUKAN KELUARGA DITINJAU DARI ASPEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBENTUKAN KELUARGA DITINJAU DARI ASPEK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengantar

Keluarga merupakan komponen terkecil diidalam masyarakat yang didalamnya terdapat organisir, didalamnya terdapat individu-individu sebagai komponen. Suami-istri ataupun dilengkapi dengan anak. Pembentukkan keluarga bukan semata-mata hanya menyatukan dua keluarga yangn berbeda saja, berbeda wiilayah tempat tinggal, kkebudayaan nilai dan norma. Melainkan juga menyatukan dua perspektif yang berbeda secara kebetulan atau tidak nantinya mencerminkan kelanggengan dalam keluarga juga mempengaruhi keharmonisan keluarga tersebut.

Tinjaun motif berkeluarga juga amat sangat penting dikaji, kesiapan membangun keluarga secara mental atau psikis sehingga tidak hanya pekawiinan bersifat sementara karena tidak dapat meredam permasalahan yang pasti muncul. Kesiapan fisiologis juga perlu untuk mendukung keharmonisan keluarga.

Perkembangan individu dari masa kanak-kanak, kemudian remaja, lalu dewasa turut mempengaruhi sebuah keluarga, ketidak cocokan dalam berkeluarga acapkali terjadi dan menjadi penyebab utama perceraian, padahal ini bisa diatasi dengan mempersiapakn kehidupan berkeluarga yang cermat dengan cara persiapan matang meliputi persiapan diri, memilih teman hidup, persiapan hidup pernikahan.1

2. Rumusan Masalah

A. Pengertian keluarga

B. Pembentukan Keluarga dari Aspek Fisiologis C. Pembentukan Keluarga dari Aspek Psikologis

(2)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan konsep yang bersifat multidimensi. Menurut Koerner dan Fitz patrick. definisi tentang keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudu tpandang, yaitu sebagai berikut:

1. Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidak hadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya.

2. Definisi fungsional. Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.

3. Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga, berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.

Keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan.2

Burgess dan Locke mendefinisikan keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh perkawinan, darah, atau adopsi, mendirikan satu rumah tangga, berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran social yang diakui, sebagai suami dan istri, ibu dan bapak, putra dan putri, saudara

(3)

laki-laki dan saudara peremouan, dan menciptakan kebiasaan atau kebudaaan bersama.3

B. Pembentukan Keluarga dari Aspek Fisiologis

Perkembangan fisiologis biasanya dibarengi dengan kematangan seksualyang sesungguhnya, yang berhubungan dengan kematangan kalenjer endoktrin, kalenjer ini bermuara pada pembuluh darah dengan melalui pertukaran zat yang ada diantarajaringan kalenjer-kalenjer dengan pembulh rambut didalam kalenjer tadi. Zat-zat tersebutlah yang disebut hormon yang kemudian menyebabkan rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini membuat tidak tenang (bergejolak). Suatu rasa yang belum pernah dialami dimasa anak-anak.4

Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan baru dan harapan-harapan social baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami atau isteri dan peran dalam dunia kerja.5

Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang, tetapi lazimnya merujuk pada manusia. Dewasa adalah orang yang bukan lag ianak-anak dan telah menjadi pria atau wanita seutuhnya. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diberlakukan sebagai anak kecil jika berada dibawah umur dewasa secara hukum.

Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang, seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan meng haruskan dirinya untuk berkecimpung dalam masyarakat bersama orang-orang dewasa lainnya. Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah masa yang paling lama rentang kehidupan.

3Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonius Family, (Jakarta: YayasanPustakaObor Indonesia, 2013), 2.

4 Abu ahmadi, Munawar sholeh. Psikologi perkembangan, (Jakarata ; PT Rineka Cipta 2005), hal 121

(4)

Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.

Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada polahi dup yang baru. Kisaran umur antara 21 sampai 40 tahun.6

Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu, karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri. Ciri-ciri masa dewasa yaitu:

A. Masa Pengaturan

Pada masa ini seseorang akan mencoba-coba sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok, dan member kepuasan permanen. Ketika ia telah menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.

B. Masa Usia Produktif

Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini meupakan masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi atau mengasilkan anak. Pada masaini, organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan keturunan.

C. Masa Bermasalah

Masa dewasa ini dikatakan masa yang sulit dan bermasalah. Karena seseorang harus menyesuaikan dengan peranbarunya (perkawinan vs. pekerjaan).

D. Masa Ketegangan Emosional

(5)

Ketika seseorang berusia 20 an, kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang.

E. Masa Keterangan Sosial

Masa dewasa ini adalah masa dimana seseorang mengalami krisis sosial, ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial.

F. Masa Komitmen

Pada masa ini individu mulai sadar akan pentingnya komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen baru.

G. Masa Ketergantungan

Pada awal masa dewasa ini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantugan pada orang tua atau organisasi atau instansi yang mengikatnya.

H. Masa Perubahan Nilai

Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada dewasa dini berubah, karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.

I. Masa Penyeusaian Diri dengan Hidup Baru

Ketika seseorang telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggung jawab karena pada masa ini ia sudah mempunyau peran ganda yaitu peran sebagai orang tua dan pekerja.

J. Masa Kreatif

Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun, kreativitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.7

C. Pembentukan Keluarga dari Aspek Psikologis

Aspek ini tidak bisa ditinggalkan hampir dari semua prilaku manusia pada umumnya, termasuk pembentukan keluarga. dimulai dari perkembangan tahap anak menuju dewasa yang diikuti dengan perkembangan fisiologis menambah kematangan dalam definisi dewasa itu sendiri. sebagaimana tahap-tahap perkebangan menurut jung, masa awal remaja energi libido8 akan banyak diarahkan kepada aktifitas-aktifitas seksual, kemudian dimasa remaja

7Yudrik Jahya, Psikologi Perkembangan, 247-249.

(6)

hingga dewasa, energi libido ini diarahkan menjadi kefokusan dalam karier, menikah, membesarkan anak dan mencari jalan untuk dapat berinteraksi dengan komunitas. secara umum kebutuhan tersebut juga dapat dikembangkan sebagai:

Pertama, kebutuhan otonomi, yang dikonseptualisasikan sebagai pengalaman merasakan adanya pilihan, dukungan, dan kemauan berkaitan dengan memulai, memelihara, dan mengakhiri keterlibatan perilaku. Kedua, kebutuhan kompetensi yang didefinisikan sebagai keinginan yang melekat pada individu untuk merasa efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan, mencerminkan kebutuhan untuk melatih kemampuan, dan mencari tantangan yang optimal. Ketiga, kebutuhan keterkaitan (need for relatedness), yang didefinisikan sebagai kecenderungan yang melekat pada individu untuk merasa terhubung dengan orang lain, yaitu untuk menjadi anggota kelompok, untuk dicintai, dipeduli, dan diperhatikan. Mengacu pada kehangatan dan perhatian yang diterima dari interaksi dengan orang lain, sehingga menghasilkan rasa memiliki, melibatkan kebutuhan untuk terkoneksi secara aman dengan orang lain dalam lingkungannya dan mengalami perasaan layak untuk disayangi dan di hargai.9

Oswald kroh mengemukaan bahwa perkembangan jiwa anak berjalan secara evolutif. Biasanya pada masa teretntu mengalami kegoncangan (aktifitas revolusi) sebanyak dua kali, kegoncangan ini disebut oleh kroh sebagai Trotz Periode. Yakni pertama pada masa usia 3 / 4 tahun, kedua pada usia 12 tahun untuk putrid dan 13 tahun untuk putra.

Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Dari umur kelahiran sampai periode Trotz I (0 tahun – 3 / 4 tahun) disebut masa anak-anak awal.

2. Dari periode Trotz I sampai periode Trotz II (3 / 4 tahun – 12/13 tahun) disebut masa keserasian bersekolah.

(7)

3. Dari periode Trotz II sampai akhir masa remaja (12/13 tahun – 21 tahun) disebut masa kematangan.10

Memperhatikan tubuh secara belebihan dari sebelumnya merupakan aspek psikologis yang nyata, membangun citranya sendiri mengenai tubuh mereka tampaknya, memandangi cermin dan memperhatikan perubahan tubuh secara berlama-lama. Remaja putri umumnya lebih banyak tidak terima dengan citra negatif pada dirinya dari pada remaja putra dalam sama pubertas.11 Lalu kemudian diikuti dengan terjadinya menstruasi pertama dan daur menstruasi.

kematangan fisik dan seksuil tidak lah menjamin kesiapan untuk membangun rumah tangga dengan pernikahan, faktanya muda-mudi yang melangsungkan pernikahan karena hasil dari pertanggungjawaban atas buah cinta monyet yang hanya dilandasi kematangan fisik berujung pada pengakhiran hubungan dengan cepat melalui perceraian.12

Masa remaja sangat rawan, rawan disini berhubungan erat denagn kondisi emosional yang bergejolak, rasa ingin tau yang besar tentang seksualitas dan penemuan jati diri yang begitu semarak. Pada fase remaja inilah keinginan dan dorongan seksual muncul secara alami. Menurut Gordon dan Gilgum, Dalam kehidupan seksual remaja yang cenderung menunjukkan tingkah laku seksual yang tidak bertanggungjawab. Ini dapat disebabkan karena remaja tidak terfokus kepada sekolah dan pekerjaan karena tidak mendapat akses atau dukungan akan hal tersebut. Pengetahuan tentang sek yang rendah akibat tidak adanya atau kurangnya dukungan bersekolah juga beresiko besar untuk melakukan tingkah laku seksual tidak bertanggungjawab. Tindakan mereka yang demikian dan tanpa adanya dukungan social menyebabkan terjadinya kehamilan, munculnya penyakit menular, dan stres psikologis (scott-jones & White, 1990)

Menurut Miller dan Simon, Remaja yang tidak berencana melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi seperti universitas memiliki kecenderungan

10 Abu ahmadi, Munawar sholeh. Psikologi perkembangan, 76

11 John w. santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, Jakarta, erlangga 2003, hal 93

(8)

untuk tidak menunda hubungan seks daripada mereka yang berencana melanjutkan pendidikannya.13

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh perkawinan, darah, atau adopsi, mendirikan satu rumah tangga, berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran social yang diakui, sebagai suami dan istri, ibu dan bapak, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara peremouan, dan menciptakan kebiasaan atau kebudayaan bersama.

Secara fisiologis, dapat ditandai perubahan-perubahan bentuk tubuh, perkembangan hormon, sikap dan prilaku. Secara psikologis perubahan perilaku yang lebih mengedepankan pencarian identitas diri, menonjolkan diri dan mencari pengakuan orang lain.

Perubahan bentuk tubuh biasanya bersamaan dengan kematangan berfikir, kematangan seksual yang kemudian berujung kepada kecenderungan untuk mengetahui lebih jauh tentang seksual dengan semua media yang

(9)

didapatkannya ataupun berusaha melakukan seks itu sendiri. Pengetahuan dan pendidikan seks yang rendah akan berakibat pada tibulnya permasalahan seperti remaja hamil, penyakit menular ataupun penyimpangan seksual seperti homoseksual atau biseksual.

DAFTAR PUSTAKA

ahmadi, Abu. Munawar sholeh. Psikologi perkembangan, PT Rineka Cipta. Jakarata. 2005.

Jahja, Rudrik. Psikologi Perkembangan. Kencana. Jakarta. 2015. Lestari, Sri. Psikologi Keluarga. Kencana. Jakarta. 2012.

Santrock, John w. Adolescence Perkembangan Remaja, Jakarta, erlangga 2003.

Simanjuntak, Antonius, Bungaran. Harmonius Family.Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta. 2013.

Singgih D. Gunarsa. (1987). Psikologi untuk muda-mudi. Jakarta, BPK Gunung Mulia. Diakses dari http://books.google.com/books.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan judul “Perbedaan Naratif Film Soekarno Versi Bioskop dan Versi Televisi” ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan unsur naratif yang terjadi pada film

Para peneliti ini menerangkan bahwa orang sering kali menemukan diri mereka dalam situasi dimana mereka membuat pernyataan yang kurang jujur guna menghindar dari melukai

 Penalaran moral dalam tahap empat; kebutuhan masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi. Bila seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga

kreditur dan nasabah peminjam selaku debitur akan membuat kesepakatan- kesepakatan baru dalam restrukturisasi kredit bermasalah dalam hal ketentuan dan tata cara

Adapun maksud utama pengadaan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxx adalah untuk meminimalkan korban jiwa maupun harta benda akibat kejadian

Pekan ini, lembaga pemeringkat Standard & Poors (S&P) menurunkan peringkat kredit PT Bumi Resources, lini bisnis utama Grup Bakrie di sektor

Elemen musik yang mempengaruhi suasana hati konsumen tersebut adalah beat dalam musik yang sesuai dengan tema, tempo pada musik yang dapat menciptakan suasana yang

Didalam laporan ada no, id dari nasabah, nama nasabah, keterangan dari data nasabah yang diinput oleh adamin, keputusan nasabah tersebut layak atau tidak