BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum
Ketentuan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ ICAO), pada Annex 14 tentang “Aerodromes”, disebutkan bahwa setiap bandar udara wajib membuat dan memiliki Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat (Airport Emergency Plan). Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat dimaksud terutama berkaitan dengan kecelakaan pesawat udara yang terjadi di bandar udara dan di luar bandar udara dalam radius 8 km (5 nautical miles) dari pusat bandar udara. Selain itu, Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat juga mencakup kejadian yang tidak berkaitan dengan pesawat udara yang terjadi di bandara udara.
Adapun maksud utama pengadaan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxx adalah untuk meminimalkan korban jiwa maupun harta benda akibat kejadian kecelakaan pesawat udara yang terjadi di dalam dan atau luar Bandar Udara xxx
Kewajiban lain yang berkaitan dengan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxx, adalah mencakup kegitan-kegiatan:
(a). Persiapan sebelum terjadi keadaan darurat, (b). Pelaksanaan ketika terjadi keadaan darurat,
(c). Setelah selesai penanggulangan keadaan darurat.
Karena demikian luasnya ruang lingkup kegiatan, sangat spesifiknya pekerjaan dan besarnya tanggung jawab yang dibebankan kepada Bandar Udara xxx, maka dibutuhkan peran serta instansi/unit kerja yang profesiional, baik yang berada di dalam maupun dari luar Bandar Udara xxx.
Untuk memudahkan bagi semua pihak yang terkait langsung dalam pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat di bandar udara xxx, diperlukan adanya dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxx yang berisi petunjuk, batasan tugas, kewajiban, peran dan
prosedur bertindak yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas masing-masing unit/intansi yang sifatnya profesional. Pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing unit kerja diharapkan berlangsung secara nyata, benar dan terpadu, sehingga setiap unit kerja fungsional tidak menemui kendala.
Oleh sebab itu selain keberadaan Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxx, juga diperlukan adanya kesepakatan bersama untuk melakukan persiapan, memfasilitasi, menyediakan personil yang mampu, dan melakukan latihan-latihan baik secara bersama maupun parsial guna memperoleh kompetensi masing-masing dan koordinasi yang terpadu.
1.2. Tujuan Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
Dokumen Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat untuk:
(a). Digunakan oleh masing-masing unit kerja terkait agar lebih mudah memahami tugas dan tanggung jawab, sehingga pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat dapat berjalan dengan lancar dan berhasil;
(b). Sebagai sarana koordinasi terpadu antara bandar udara dengan instansi/ unit kerja terkait dalam pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat yang terjadi di dalam dan sekitar bandar udara xxx.
1.3. Terminologi
Kecelakaan Pesawat Udara (Aircraft Accident)
Kecelakaan Pesawat Udara adalah suatu kejadian yang tidak diduga/ tidak diketahui sebelumnya, yang berhubungan dengan pengoperasian sebuah pesawat udara tertentu, dan dapat membahayakan atau mengakibatkan kematian penumpang dan/ atau awak serta kerusakan pesawat udara itu sendiri.
Insiden Pesawat Udara (Aircraft Incident)
Insiden Pesawat Udara adalah suatu kejadian selain dari Kecelakaan Pesawat Udara (Aircraft Accident), yang tidak diketahui sebelumnya dan berkaitan dengan keselamatan pengoperasian terhadap pesawat udara. Contoh insiden yang dimaksud dalam dokumen ini adalah: Adanya tumpahan bahar bakar pesawat udara di apron, passenger loading bridge, daerah penyimpanan bahar bakar; kejadian menyangkut barang-barang berbahaya; gedung yang runtuh; tabrakan kendaraan/ pesawat di darat.
Pengoperasi pesawat udara (Aircraft Operator)
Pengoperasi pesawat udara adalah orang (perseorangan), atau organisasi (badan hukum) yang memikul tanggung jawab pengoperasian pesawat udara.
Perusahaan Angkutan Udara
Perusahaan Angkutan Udara adalah badan hukum/perusahaan yang bergerak dibidang penerbangan.
Koordinator Maskapai Penerbangan (AirlineCo-ordinator)
Koordinator Maskapai Penerbangan adalah orang sebagai perwakilan sah, yang bertindak dan bertanggung jawab atas nama perusahaan/ maskapai penerbangan dalam hubungan terjadinya keadaan darurat, yang meliputi pesawat udara, personil dan/ atau harta benda miliknya.
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat (Airport Emergency Plan).
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat adalah rencana yang berisi prosedur–prosedur koordinasi, tindakan penanggulangan keadaan darurat yang terjadi di bandar udara dan sekitarnya, yang dilakukan bandar udara dan instansi terkait.
Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Exercise)
Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara adalah latihan bersama yang dilakukan oleh semua unit kerja terkait dengan untuk
Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara. Latihan ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang keefektifan dari Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara.
Unit Pemberi Layanan Informasi Penerbangan (Airport Flight Information Services Unit)
Unit Pemberi Layanan Informasi Penerbangan adalah bagian unit Pemanduan Lalu Lintas Penerbangan yang memberikan pelayanan informasi berhubungan dengan pencarian dan pertolongan (search and rescue) pada bandar udara yang tidak di kendalikan serta memberikan pelayanan informasi panduan kepada pesawat udara dalam keadaan darurat.
Kepala Bandar Udara / Kacab Bandar Udara (Airport Manager)
Kepala Bandar Udara/ Kacab Bandar Udara adalah orang (perseorangan) yang mempunyai tugas/ jabatan kepala/ manajer/ kepala cabang dari suatu bandar udara.
Sisi Udara (Air Side)
Sisi Udara adalah bagian dari daerah pergerakan bandar udara daratan termasuk bangunan dan fasilitasnya yang berbatasan dengan daerah publik.
Unit Pemberi Layanan Lalu Lintas Penerbangan (Air Traffic Services Unit)
Unit Pemberi Layanan Lalu Lintas Udara adalah unit kerja yang memberi pelayanan informasi penerbangan, pelayanan kesiagaan, pelayanan saran lalu lintas penerbangan, pemanduan lalu lintas penerbangan.
Menara Pemanduan Lalu Lintas Penerbangan Bandar Udara (Aerodrome Control Tower )
Menara Pemanduan Lalu Lintas Penerbangan Bandar Udara adalah tempat (menara) yang disediakan bagi petugas pemandu lalu lintas penerbangan di bandar udara.
Daerah perawatan (Care Area)
Daerah perawatan adalah lokasi yang digunakan sebagai tempat memberikan perawatan medis pertama kali kepada korban kecelakaan.
Daerah Pengumpulan (Collection Area)
Daerah Pengumpulan adalah lokasi yang digunakan sebagai tempat dikumpulkannya para korban kecelakaan.
Pos Komando Bergerak (Mobile Command Post )
Pos Komando Bergerak adalah lokasi di lapangan yang digunakan sebagai tempat pusat komando, koordinasi, pengendalian dan komunikasi pada saat terjadi keadaan darurat.
Alarm Keadaan Darurat (Crash Alarm)
Alarem Keadaan Darurat (Crash Alarm) adalah Bell/ tanda yang digunakan sebagai alat untuk memberitahukan adanya kejadian/ keadaan darurat di Bandar udara.
Barang-Barang Berbahaya (Dangerous Goods)
Barang-barang berbahaya adalah benda atau zat (padat, cair dan gas) yang dapat membahayakan kesehatan, keselamatan jiwa dan harta benda serta keselamatan penerbangan. Barang-barang berbahaya tersebut dapat berupa: bahan peledak, gas pampat, zat cair dan zat padat yang mudah terbakar atau beracun, pengoksida, bahan-bahan beracun, bahan-bahan yang menimbulkan infeksi, bahan radioaktif atau yang menimbulkan korosi.
Tempat Penampungan Korban Tidak Cidera (Designated Passenger Holding Area)
Tempat Penampungan Korban Tidak Cidera adalah lokasi yang digunakan sebagai tempat untuk menampung para penumpang pesawat udara kecelakaan yang tidak terluka.
Pusat Operasi Keadaan Darurat (Emergency Operations Centre)
Pusat Operasi Keadaan Darurat adalah lokasi tertentu di bandar udara yang digunakan sebagai tempat/ pusat operasional koordinasi dalam penanggulangan keadaan darurat bandar udara.
Dokter forensik (Forensic Doctor)
Dokter forensik adalah dokter yang tugas utamanya melakukan/ menyelidiki penyebab kematian dimana terdapat alasan untuk menduga bahwa kematian terjadi tidak secara wajar/ alami. Data yang diperoleh adalah data yang terkait dengan fakta-fakta medis dengan pertanyaan-pertanyaan hukum.
Latihan Berskala Penuh (Full-Scale Emergency Exercise)
Latihan berskala Penuh adalah latihan yang dilakukan oleh semua unit kerja secara bersama yang bertujuan untuk menguji seluruh fasilitas, prosedur dan kompetensi personil terkait secara terpadu.
Peta Berkisi-Kisi (Grid Map)
Peta berkisi-kisi adalah peta bandar udara dan sekitarnya sampai radius 8 km dari pusat bandar udara yang digunakan untuk menunjukkan tempat/ lokasi kecelakaan, tempat penting di bandar udara
Keadaan Darurat di Udara (In-Flight Emergency)
Keadaan Darurat di Udara adalah keadaan darurat yang dialami pesawat udara yang sedang udara yang mungkin mengancam keselamatan penumpang atau pesawat udara pada penerbangannya.
Penyelidikan (Investigation)
Penyelidikan adalah proses penelitian secara seksama yang dilakukan oleh petugas tertentu untuk mendapatkan data penyebab terjadinya kecelakaan untuk mencegah kejadian yang sama dimasa dating. Penyelidikan yang dilakukan meliputi pengumpulan data, analisis data, penyajian informasi, penarikan kesimpulan berkenaan dengan penyebab kecelakaan dan pembuatan rekomendasi tentang keselamatan penerbangan.
Daerah Pemisahan korban (Triage Area)
Daerah Pemisahan korban adalah daerah yang digunakan sebagai tempat untuk memisahkan para korban untuk mendapatkan prioritas pertolongan/ perawatan lanjutan.
Daerah transportasi Medis (Medical Transportation Area)
Daerah Transportasi Medis adalah daerah yang digunakan sebagai tempat untuk kendaraan ambulan berkumpul/ menunggu sebelum mengangkut korban ke rumah sakit.
Rumah Sakit Bergerak (Mobile Emergency Hospital)
Rumah Sakit Bergerak adalah bagian dari kegiatan rumah sakit yang bertempat/ berada disekitar lokasi kejadian, dengan fasilitas medis lengkap yang dapat memberikan bantuan klinis dilakukan oleh dokter dan para tenaga medis, bagi korban yang mengalami luka parah di tempat kejadian kecelakaan sebelum diantarkan ke rumah sakit.
Daerah Pergerakan (Movement Area)
Daerah Pergerakan adalah bagian dari bandar udara yang digunakan untuk tinggal landas, pendaratan dan taxing pesawat udara, mencakup daerah manuver termasuk apron.
Kerjasama Penanggulangan Keadaan Darurat (Mutual Aid Emergency Agreement)
Kerjasama Penanggulangan Keadaan Darurat adalah suatu kesepakatan/ persetujuan untuk bekerja sama antara bandar udara dengan instansi di sekitar bandar udara, dalam rangka penanggulangan keadaan darurat.
Komandan Lapangan (On-Scene Commander)
Komandan Lapangan adalah seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin (Komandan) dalam pelaksanaan seluruh operasi penanggulangan keadaan darurat di bandar Udara.
Latihan parsial (Partial Exercise)
Latihan parsial adalah pelatihan keadaan darurat yang dilakukan oleh sebagian/ beberapa unit kerja yang terkait dengan penanggulangan keadaan darurat di bandar udara.
Titik Pertemuan (Redezvous Point)
Titik Pertemuan adalah suatu tempat bertemunya para bantuan (kendaraan), untuk kepentingan penanggulangan keadaan darurat di bandar udara. Pada titik pertemuan tersebut, para bantuan akan menerima pengarahan untuk menuju daerah tahapan (staging area).
Daerah tahapan (Staging Area)
Daerah tahapan adalah tempat yang letaknya strategis untuk lokasi berkumpulnya para bantuan (kendaraan/ peralatan dan personil), yang siap digunakan untuk/ dalam penanggulangan keadaan darurat di bandar udara.
Penstabilan (Stabilization)
Penstabilan adalah langkah-langkah medis/ non medis yang dilakukan untuk memulihkan faktor psikologis para korban kecelakaan untuk meningkatkan daya tahan menjadi lebih kuat dan mempermudah perawatan/ pemulihan lebih lanjut.
Latihan strategi (Desk/ Tabletop Exercise)
Latihan strategi adalah jenis latihan strategi penyergapan yang dilakukan dengan sarana meja bergambar bandar udara dan beberapa model pesawat dan mobil pemadam, yang digunakan untuk menguji kemampuan personil dalam mengambil keputusan sehubungan dengan kegiatan pertolongan dan pemadaman kebakaran yang mungkin dilakukan.
Pemberian Pita petunjuk (Tagging)
Pemberian Kartu/ Label/ Pita petunjuk adalah metode pemberian Kartu/ Label/ Pita petunjuk sebagai tanda/ identitas/ petunjuk yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan korban dengan prioritas urgensi perawatan yang diperlukan yaitu:
(a) Urgensi kebutuhan perawatan segera (prioritas I), (b) Urgensi kebutuhan perawatan biasa (prioritas II), (c) Urgensi kebutuhan perawatan kecil (prioritas III), atau
(d) Urgensi kebutuhan perawatan terakhir/ tidak (prioritas 0) bila korban sudah meninggal dunia.
Daerah pemisahan (Triage area)
Daerah pemisahan adalah suatu daerah yang digunakan sebagai lokasi dilakukannya pemisahan korban keadaan darurat sesuai dengan sifat dan tingkat cidera yang dialami untuk menentukan prioritas perawatan dan pengangkutan yang diperlukan.
Kartu/ Label/ Pita petunjuk (Tag)
Kartu/ Label/ Pita petunjuk adalah kartu/ Label/ Pita petunjuk yang digunakan sebagai tanda korban sesuai dengan sifat dan tingkat cidera yang dialami dan prioritas perawatan yang dibutuhkan.
Untuk memudahkan identifikasi maka warna tag dibedakan sbb: (a) Segera (prioritas I) berwarna merah dengan gambar kelinci; (b) Biasa (prioritas II) berwarna kuning dengan gambar kura-kura; (c) Kecil (prioritas III) berwarna hijau dengan gambar ambulan; dan
(d) Terakhir (prioritas 0) bagi yang meninggal berwarna hitam dengan gambar batu nisan.
BAB II LEGALITAS
Pembuatan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxx (xxx Airport Emergency Plan) ini, didasari oleh berbagai jenis peraturan perundangan baik yang bersifat nasional maupun internasional. Peraturan perundangan yang dimaksud adalah:
2.1 Dasar Hukum
2.1.1 Undang-undang No: 1 tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
2.1.2 Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan
Penerbangan;
2.1.3 Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;.
2.1.4 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 24 Tahun 2009 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety
Regulations Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome);
2.1.5 Keputusan Menteri Perhubungan No.KM 47/2002 tentang Sertifikasi Operasi
Bandar udara;
2.1.6 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No.SKEP/94/IV/ 98 tentang
Persyaratan Teknis dan Operasional Fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran;
2.2 Referensi
2.2.1. ICAO ANNEX 14 tentang Aerodromes.
2.2.2. ICAO Airport Services Manual Doc.9137 - AN/898 Part 1 Rescue and Fire Fighting.
2.2.3. ICAO Airport Services Manual Doc.9137 - AN/898 Part 7 Airport Emergency Planning.
BAB III
KLASIFIKASI KEADAAN DARURAT 3. 1. Penyebab Keadaan Darurat
Jenis-jenis penyebab terjadinya keadaan darurat bandar udara sangat banyak adanya, oleh karena itu perlu diadakan klasifikasi untuk memudahkan dalam operasionalnya. Secara garis besar perbedaan dilakukan dengan melihat ada tidaknya pesawat udara setelah itu terkait dengan lokasi kecelakaan/ kejadian. Jenis penyebab keadaan darurat dimaksud adalah:
3.1.1 Kecelakaan Pesawat Udara di Bandar Udara xxx (Kode 1)
Tanpa diduga/ diketahui sebelumnya telah terjadi kecelakaan/ kebakaran pesawat udara di Bandar Udara xxx
3.1.2 Kecelakaan Pesawat Udara di Luar Bandar Udara xxx (Kode 2)
Tanpa diduga/ diketahui sebelumnya telah terjadi kecelakaan/ kebakaran pesawat udara di luar Bandar udara dalam radius + 8 km (5 Nautical miles) dari pusat Bandar Udara xxx.
3.1.3 Kecelakaan Pesawat Udara di Perairan (kode 2)
Diketahui telah terjadi kecelakaan pesawat udara di daerah perairan (laut, danau, sungai dan rawa) di luar bandar udara xxx.
3.1.4 Insiden Pesawat Udara di Udara (kode 2)
Diketahui telah terjadi suatu insiden pesawat udara tertentu yang sedang terbang dan dikhawatirkan akan mempengaruhi keselamatan pesawat udara berikut penumpang dan awaknya.
3.1.5 Pesawat Udara Datang Mengalami Insiden Barang dan Bahan Berbahaya (Dangerous Goods) (kode2)
Diketahui adanya barang berbahaya pada pesawat udara yang sedang terbang, yang mungkin akan membahayakan pada saat dilakukan bongkar/muat barang.
3.1.6 Insiden Pesawat Udara di Udara (kode 2)
Diketahui telah terjadi suatu insiden pesawat udara tertentu yang sedang terbang dan dikhawatirkan akan mempengaruhi keselamatan pesawat udara berikut penumpang dan awaknya.
3.1.7 Pesawat Udara Datang Dalam Keadaan Darurat /Full Emergency (Kode3)
Diketahui adanya gangguan terhadap pesawat udara yang sedang udara di Bandar Udara xxx dan dimungkinkan/ akan menjadi ancaman bagi keselamatan para penumpang dan awak serta pesawat udara itu sendiri.
3.1.8 Pesawat Udara Datang yang mengalami Tindak Gangguan melawan Hukum (Kode 4)
Diketahui adanya gangguan terhadap pesawat udara yang sedang udara di Bandar Udara xxx namun tidak menjadi ancaman bagi keselamatan para penumpang dan awak serta pesawat udara itu sendiri.
3.1.9 Pesawat udara datang dalam Ancaman Bom. (Kode 5)
Diperoleh informasi bahwa pesawat udara datang dan di dalamnya terdapat/ diletakkan bom sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi keselamatan penumpang dan pesawat udara termasuk awaknya.
3.1.10 Ancaman Bom terhadap bangunan/ Gedung di bandara xxx (Kode 6)
Diperoleh informasi bahwa di dalam atau disekitar bangunan, fasilitas, peralatan tertentu di Bandar Udara xxx telah diletakkan bom.
3.1.11 Insiden pesawat udara di darat (kode 7)
Diketahui telah terjadi insiden pesawat udara di darat yang membuat kondisi bandar udara tidak dapat beroperasi secara normal dan mengancam operasi bandara udara.
Kejadian insiden di Bandar Udara meliputi:
a. Kerusakan kecil pada mesin, penutup mesin, baling-baling dan ujung sayap pesawat,
c. Ketidak mampuan pesawat udara untuk bergerak sendiri dikarenakan kerusakan ban, panas yang tinggi pada bagian rem,
d. Adanya tumpahan bahan bakar di sekeliling pesawat udara,
3.1.12 Bencana Alam/ Natural Disaster (Kode 7)
Apabila terjadi kondisi bandar udara tidak dapat beroperasi secara normal disebabkan antara lain banjir, gempa bumi, angin topan, badai sehingga mengancam keselamataan penerbangan.
3.1.13 Darurat Medis / Medical Emergency (Kode 7)
Apabila terjadi kondisi bandar udara tidak dapat beroperasi secara normal disebabkan antara lain gangguan medis yang mungkin mempengaruhi operasi bandar udara, penerbangan.
3.1.14 Kebakaran Fasilitas Bandar Udara (Gedung,Peralatan/ Structural Fire)
(Kode 8)
Diketahui telah terjadi kebakaran gedung/ fasilitas/ peralatan atau kendaraan tertentu di bandar udara yang mungkin mempengaruhi operasi bandar udara, penerbangan.
3.1.15 Cuaca Buruk (kode 10)
Diketahui akan dan atau sedang terjadi cuaca buruk (badai/ hujan lebat/ dll.) yang dapat mempengaruhi keselamatan operasi penerbangan, manusia, gedung, fasilitas dan peralatan yang ada di bandar udara XXXX.
3.1.16 Pesawat udara datang dalam cuaca buruk. (kode 10)
Diketahui sebuah pesawat udara akan mendarat di Bandar Udara xxxx, namun keadaan cuaca tidak baik sehingga dikawatirkan akan berakibat fatal pada saat melakukan pendaratan.
3.2. Tingkat Siaga/ Panggilan Siaga
Dari semua jenis penyebab keadaan darurat bandar udara tersebut perlu di kelompokkan/ klasifikasi. Klasifikasi dimaksud adalah:
3.2.1 Kelompok yang membutuhkan penanggulangan segera dinamakan (Siaga I) atau Aircraft Crash/ Kebakaran, penyebabnya adalah:
1) Butir 3.1.1; 2) Butir 3.1.2; 3) Butir 3.1.10 4) Butir 3.1.12
3.2.2 Kelompok yang membutuhkan penangulangan tidak segera karena alasan tertentu dinamakan (Siaga II) atau Full Emergency, penyebabnya adalah:
1) . Butir 3.1.3 2) Butir 3.1.8;
3.2.3 Kelompok yang membutuhkan penangulangan paling tidak segera karena alasan tertentu dinamakan (Siaga III) atau Local Stand by, penyebabnya adalah: 1). Butir 3.1.4; 2). Butir 3.1.5; 3). Butir 3.1.6. 4). Butir 3.1.7 5). Butir 3.1.9 6). Butir 3.1.11 7) Butir 3.1.13 8) Butir 3.1.14
3.3 Format Berita Keadaan Darurat
Dengan adanya tiga kelompok siaga maka berita keadaan darurat juga di formulasikan agar jelas singkat dan mudah dimengerti oleh semua pihak terkait.
3.3.1 Untuk panggilan: SIAGA I : FORMAT BERITA 1a (terkait pesawat udara) adalah:
Bandara : xxx
Kejadian : Aircraft Crash, 3x / ....(ref. 3.2.1)
Tipe pesawat, Maskapai penerb.: xxx
Runway in used : xxx
Person On Board : xxx orang Fuel on board : xxx liter Dangerous Goods : xxx /nihil
Untuk panggilan: SIAGA I : FORMAT BERITA 1b (tidak terkait pesawat udara) adalah:
Bandara : xxx
Kejadian : Kebakaran 3x / xxx (ref. 3.2.2).
Unit PKP-PK Langsung ke tempat kejadian Lokasi : xxx (Ref.grid map)/ Gedung xxx.
3.3.2. Untuk panggilan: SIAGA II : FORMAT BERITA 2 (terkait pesawat udara) adalah
Bandara : xxx
Kejadian : xxx (Ref.3.2.2)
Lokasi/ Posisi : Final/ Base leg/ Down wind/ ...(grid map) Tipe pesawat, Maskapai penerb.: xxx
Runway in used : xxx
POB : xxx orang
Estimate Time Arrival : xxx
3.3.3 Untuk panggilan: SIAGA III : FORMAT BERITA 3 (terkait pesawat udara) adalah:
Bandara : xxx
Kejadian : xxx (Ref.3.2.3)
Tipe pesawat, Maskapai penerb.: xxx
Lokasi : Final/ Base leg/ Down wind/ ...(grid map).
Runway in used : xxx
BAB IV
INSTANSI YANG TERKAIT
4.1. Umum
Sebagaimana telah dipaparkan pada bab pendahuluan (bab I) bahwa penanggulangan keadaan darurat tidak dapat dilaksanakan oleh bandar udara secara sendiri. Untuk itu sangat diperlukan bala bantuan dari berbagai pihak. Adapun nama-nama unit kerja/ instansi yang mungkin terkait langsung dalam penanggulangan keadaan darurat bandar udara adalah:
1 Pemandu LL Penerbangan (Aerodrome Control Tower/ ATC) 2 Unit PKP-PK (ARFS Unit) 3 Unit Pengamanan Bandar Udara (Airport Security) 4 Kantor Kesehatan Pelabuhan(Health Medical Center)
5 Pengelola Bandar Udara 6 Dinas Pemadam Kebakaran Pemda (City Fire Brigade) 7 Rumah Sakit (Hospital) 8 Perusahaan/ Maskapai Penerbangan (Aircraft Operator) 9 Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) 10 Unit Ground Handling (Ground Handling Agency) 11 Bea Cukai (Custom Office) (hanya Internasional Airport) 12 Imigrasi (Imigration Office) (hanya Internasional Airport) 13 Karantina (Quarantine Office) (hanya Internasional Airport) 14 Kantor Pos (Post Office) (hanya untuk Internasional Airport) 15 Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai/ (Coast Guard units) 16 Unit SAR (SAR Unit) bila ada 17 Kepolisian Police) 18 Tentara Nasional Indonesia:
19 PMI (Palang Merah Indonesia)
4.2. Pengelompokan Tim
Dalam kegiatan penanggulangan kedaaan darurat di Bandar Udara xxx perlu dibentuk tim yang diantaranya :
4.2.1. Kelompok pengendali (di pusat pengendali krisis), terdiri dari : Ketua Komite, Wakil Ketua Komite , Sekretaris, dan Anggota
Komite.
4.2.2.1. Unit pengatur lalu lintas udara,
4.2.2.2. Unit operasi pertolongan dan pemadaman, 4.2.2.3. Unit pelayanan kesehatan,
4.2.2.4. Unit pengamanan dan ketertiban. 4.2.3. Kelompok pendukung, terdiri dari : 4.2.3.1. Unsur komunikasi,
4.2.3.2. Unsur transportasi & logistik, 4.2.3.3. Unsur fasilitas yang diperlukan.
4.3. Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam setiap penanggulangan keadaan darurat maka kelompok-kelompok dalam tim memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
4.3.1. Kelompok Pengendali 4.3.1.1. Ketua Komite:
a. Bertindak sebagai pimpinan/komando sesuai dengan kewenangannya,
b. Mengkoordinir kegiatan di pusat kendali krisis,
c. Menentukan pemberlakuan dan pencabutan keadaan darurat,
d. Memberikan keterangan pers,
e. Melaporkan keadaan darurat dan hasil kegiatan yang telah dilakukan kepada pimpinannya lansung.
4.3.1.2. Anggota Komite:
a. Melaksanakan kegiatan sesuai bidang tugasnya,
b. Menginformasikan kepada ketua tentang perkembangan situasi di lapangan,
c. Berkoordinasi dengan kelompok pendukung dan pelaksana.
4.3.2. Kelompok Pelaksana
pesawat udara:
a. Di Bandar Udara xxx :
1) Kadin/Kadin/Koja PKP-PK sebagai pimpinan operasi dilokasi kejadian,
2) PKP-PK bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi penanggulangan kecelakaan dan kebakaran pesawat udara, sedangkan Dinas Pemadam Kebakaran Pemda sebagai tenaga bantuan.
b. Di luar Bandar Udara xxx:
1) Pemadam Kebakaran Pemda berperan aktif sebagai pimpinan operasi dilokasi kejadian
2) Dinas Pemadam Kebakaran Pemda ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi penanggulangan kecelakaan/kebakaran dan berkoordinasi dengan unit PKP-PK Bandar Udara xxx
sesuai kesepakatan bersama.
4.3.2.2. Unsur Pelayanan Medis
a. Di dalam dan di luar Bandar Udara xxx:
1) Kadis Dinas Pelayanan
Kesehatan/KKP atau pejabat yang ditunjuk sebagai koordinator Tim Medis,
2) Tim Medis bertanggung jawab terhadap pelayanan medis korban kecelakaan /kebakaran pesawat udara,
3) Melaporkan hasil identifikasi korban ke Pusat Pengendali Krisis.
4.3.2.3. Unsur Pengamanan dan Ketertiban
Pelaksanaan pengamanan dan ketertiban pada kecelakaan / kebakaran pesawat udara di :
a. Di Bandar Udara xxx :
Pengamanan ditunjuk sebagai koordinator pengamanan di lokasi kecelakaan,
2) Unit Pengamanan Bandar Udara xxx.bertanggung jawab terhadap:
a) Kelancaran lalu lintas kendaraan dari dan ke lokasi kecelakaan,
b) Ketertiban penempatan penumpang yang selamat,
c) Menertibkan orang - orang yang tidak berkepentingan,
1. Pengam
anan terhadap barang - barang penumpang,
2. Pengam
anan dari instansi terkait berkoordinasi dengan unit pengamanan bandar udara dalam memberikan tugas pengamanan,
b. Di sekitar Bandar Udara
xxx :
1) Polri ditunjuk sebagai koordinator pengamanan di lokasi kejadian.
2) Pengamanan Bandar Udara xxx bertanggung jawab untuk:
a) Keamanan dan
ketertiban di lokasi kecelakaan,
b) Menertibkan orang -
orang yang tidak berkepentingan,
c) Mengamankan barang
- barang penumpang korban kecelakaan / kebakaran pesawat udara,
d) Membantu evakuasi
korban dari lokasi kejadian,
perkembangan situasi kepada komando pengendali.
f) Pengamanan Bandar
Udara xxx berkoordinasi tentang situasi di lokasi kejadian.
4) Kelompok pendukung
Kegiatan kelompok pendukung ini dikoordinir oleh pimpinan/pejabat yang ditunjuk masing - masing unit fungsional, dengan tugas sebagai berikut:
a) Menyiapkan dukungan
komunikasi,
b) Menyiapkan transportasi
dan logistik,
c) Menyiapkan fasilitas
operasional yang diperlukan,
d) Berkoordinasi dengan
Kelompok Pengendali dan Pelaksana.
4.3 Identitas Petugas Komando di lapangan
Untuk memudahkan mengidentifikasi/ membedakan masing-masing unit/ intansi yang terkait langsung dilapangan terutama para komandan/ kepala yang memberi komando, harus menggunakan identitas ROMPI dan/ atau
TOPI tertentu sebagai berikut:
4.3.1. Komandan Pemadam Kebakaran, warna MERAH 4.3.2. Komandan Satuan Pengamanan, BIRU 4.3.3 Koordinator Kesehatan, PUTIH;
4.3.4 Kepala Bandar Udara; ORANGE:
4.3.5 Koordinator Pengangkutan, HIJAU;
4.4 JARINGAN TELEPON KEADAAN DARURAT BANDARA XXXX
Gambar 4-1 Jaringan Telpon – Kecelakaan Pesawat Udara di bandara
ATC No. ccc-ccccc KEAMANAN PENERBANGA N No. ccc-ccccc PKP-PK
No. ccc-ccccc No. ccc-cccccUNIT KES KABANDARANo. ccc-ccccc
PK KOTA No. ccc-ccccc POLISI No. ccc-ccccc MILITER No. ccc-ccccc RS KOTA
No. ccc-ccccc No. ccc-cccccAIRLINE PEMERINTAHNo. ccc-ccccc
BUS No. ccc-ccccc CUSTOM & No. ccc-ccccc KNKT No. ccc-ccccc PERTAMINA No. ccc-ccccc HANGAR No. ccc-ccccc POS No. ccc-ccccc POOL No. ccc-ccccc LURAH No. ccc-ccccc No. ccc-ccccc No. ccc-ccccc No. ccc-ccccc No. ccc-ccccc
BAB V
TINDAKAN INSTANSI TERKAIT
Untuk mewujudkan tugas dan tanggung jawab dari setiap unit kerja maka perlu disusun prosedur yang menyangkut tindakan dari setiap unit kerja secara lebih rinci sehingga tidak menimbulkan duplikasi, keraguan, dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Prosedur tindakan dimaksud adalah:
5.1. Bila Terjadi Kecelakaan Pesawat Udara di Bandar Udara
5.1.1. Tindakan Aerodrome Control Tower (Tower), setelah mengetahui
terjadinya kecelakaan pesawat udara di bandar udara adalah: 5.1.1.1 Membunyikan crash bell (menekan tombol crash alarm);
5.1.1.2 Menyampaikan berita kecelakaan melalui telepon langsung ke unit PKP-PK dengan susunan (Format : 1a);
5.1.1.3 Memberitahu kepada Kacab/ Kabandara bahwa telah terjadi kecelakaan pesud dengan susunan berita sesuai (Format 1a);
5.1.1.4 Mengatur semua pergerakan unit kerja terkait di daerah pergerakan (movement area);
5.1.1.5 Memperhatikan perkembangan api dan proses pemadaman, kondisi runway/ taxyway dengan berkoordinasi ke on-scene Commander; 5.1.1.6 Penutupan landas pacu (bila diperlukan);
5.1.1.7 Memberitahu AIS untuk menerbitkan NOTAM. 5.1.1.8 ….
Untuk Bandar udara yang pelayanan LLU nya tidak di kontrol (AFIS) tindakan yang dilakukan adalah :
Memberitahu : unit PKP-PK, unit Komunikasi penerbangan, Petugas Ad Bandara yang ada, Kepala Bandara, Pusat pemberitaan militer di bandara. Bila mungkin menghindarkan pesawat datang dengan memberi informasi adanya kecelakaan pesawat udara.
Memberitahu Tim Investigasi, Duty officer, Maintenance support, Unit Meteorologi untuk memperhatikan keadaan cuaca saat itu.
5.1.2 Tindakan Unit PKP-PK, setelah mendengar bunyi crash bell dan mendapat
berita bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat udara di bandar udara adalah:
5.1.2.1 Tindakan Petugas Watch room akan melakukan:
5.1.2.1.1 Membunyikan crash bell (bila tower tidak membunyikan) /untuk Kode1 5.1.2.1.2 Memberitahu :
a. Pimpinan Unit PKP-PK/ Komandan jaga tentang lokasi kecelakaan;
b. memberitahu Sub Fire station (jika lebih dari 1 fire station); c. Memberitahu pimpinan unit PKP-PK (bila sedang tidak dinas); d. Memberitahu pemadam pemda setempat (bila perlu)
5.1.2.1.3. Mengarahkan agar bala bantuan berkomunikasi dengan watch room untuk menuju lokasi kecelakaan;
5.1.2.1.4 Memonitor informasi dengan radio komunikasi ke lokasi kecelakaan.
5.1.2.2 Tindakan Kepala unit/ Komandan Jaga PKP-PK dengan Commando Car segera menuju ke lokasi kecelakaan adalah :
5.1.2.2.1 Memperhatikan situasi lokasi kecelakaan dan arah angin; 5.1.2.2.2 Menetapkan posisi collection area;
5.1.2.2.3 Mengarahkan posisi kendaraan PKp-PK;
5.1.2.2.4 Menunjukkankan jalur/ jalan penyelamatan dari pesawat ke collection area; 5.1.2.2.5 Minta bantuan tambahan foam dan air
5.1.2.2.6 Mengkoordinasikan kegiatan dengan komandan pemadam pemda ; 5.1.2.2.7 Menentukan daerah aman untuk triage area dan lokasi ambulance; 5.1.2.2.8 melanjutkan evakuasi hingga selesai;
5.1.2.2.9 Bila api padam total dan korban telah dievakuasi semua, melaporkan kepada komandan lapangan.
5.1.2.3. Tindakan Tim Kendaraan Rescue langsung menuju lokasi sambil memperhatikan informasi dari tower dan mengambil posisi yang mudah untuk pertolongan adalah :
5.1.2.3.1 Langsung memadamkan kebakaran terutama dilokasi jalan penyelamatan (bila ada kebakaran);
5.1.2.3.2 Melaksanakan evakuasi korban di luar pesawat udara bila ada; 5.1.2.3.3 Mengevakuasi korban dalam pesawat;
5.1.2.3.4 …..
5.1.2.4 Tindakan Tim Kendaraan Foam Tender/Combinet Agent langsung menuju lokasi sambil memperhatikan informasi dari tower dan mengambil posisi pemadaman kebakaran adalah:
5.1.2.4.1 Pemadaman api
5.1.2.4.2 Melindungi Badan pesawat dengan busa;
5.1.2.4.3 Melindungi Petugas penolong dan korban yang dievakuasi; 5.1.2.4.4 Memadamkan api kebakaran hingga tuntas;
5.1.2.4.5 Mengevakuasi korban; 5.1.2.4.6 ...
5.1.2.5 Tindakan Tim Kendaraan Nurse langsung menuju lokasi sambil memperhatikan informasi dari tower dan mengambil posisi untuk menambah air ke Foam Tender dengan melakukan:
5.1.2.5.1 Menggelar selang langsung ke Foam tender; 5.1.2.5.2 Mengisi tangki air Foam tender;
5.1.2.5.3 Mengambil air ke sumber air dan kembali ke lapangan; 5.1.2.5.4 ….
5.1.2.6 Tindakan Tim Kendaraan Ambulance PKP-PK langsung menuju lokasi sambil memperhatikan informasi dari tower dan mengambil posisi pada Colecting area serta melakukan:
5.1.2.6.1 Mengeluarkan tandu dari Ambulance;
5.1.2.6.2 Memberi pertolongan pertama kepada korban;
5.1.2.6.4 Memberi identitas korban dengan memasang Tag;
5.1.2.6.5 Bila diperlukan mengangkut korban menuju RS setempat; 5.1.2.6.6 ....
5.1.3 Tindakan Unit Keamanan Penerbangan (AVSEC), setelah mendapat berita
bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat di bandar udara adalah:
5.1.3.1 Tindakan Komandan Keamanan Penerbangan adalah:
5.1.3.1.1 Memerintahkan anggotanya menuju ke lokasi kecelakaan; 5.1.3.1.2 Menuju ke lokasi kecelakaan;
5.1.3.1.3 Memimpin pemasangan garis pengaman (security line);
5.1.3.1.4 Mengawasi masyarakat agar tidak mendekati tempat kecelakaan; 5.1.3.1.5 Mengatur arus lalu lintas bantuan ketempat kecelakaan ;
5.1.3.1.6 ...
5.1.3.2. Tindakan Para Anggota keamanan penerbangan yang bertugas di lokasi kecelakaan adalah :
5.1.3.2.1 Mengamankan jalan sepanjang jalur yang akan dilalui kendaraan PKP-PK dan lainnya;
5.1.3.2.2 Memasang garis pengaman (security line) di sekeliling lokasi kejadian; 5.1.3.2.3 Menjaga agar masyarakat tidak mendekati lokasi kecelakaan;
5.1.3.2.4 Menjaga barang-barang milik penumpang ; 5.1.3.2.5 ..….
5.1.3.3. Tindakan Para Anggota keamanan penerbangan yang bertugas di Rendezvous Point adalah:
5.1.3.3.1 Mencegah agar orang-orang yang tidak berkepentingan memasuki daerah bandara;
5.1.3.3.2 Mengarahkan bala bantuan yang datang agar menuju Staging area yang telah ditentukan;
5.1.3.3.3 Menjaga rendezvous point hingga ada pemberitahuan selesai; 5.1.3.3.4 ….
5.1.3.4. Tindakan Para Anggota keamanan penerbangan yang bertugas di Staging Area adalah:
5.1.3.4.1 Mencegah agar orang-orang yang tidak berkepentingan memasuki daerah kecelakaan;
5.1.3.4.2 Mengarahkan bala bantuan yang datang agar menunggu sampai dengan ada panggilan untuk menuju kelokasi kecelakaan ;
5.1.3.4.3 Menjaga staging area hingga ada pemberitahuan selesai; 5.1.3.4.4 ….
5.1.3.5 Tindakan Para Anggota keamanan penerbangan yang bertugas di pos keamanan penerbangan adalah:
5.1.3.5.1 Mencatat semua berita/ informasi yang masuk; 5.1.3.5.2 Memberitahu kepolisian setempat;
5.1.3.5.3 Berkoordinasi dengan Komandan di lapangan; 5.1.3.5.4 ….
5.1.3.6 Tindakan Para Anggota keamanan penerbangan yang bertugas di Tempat penampungan korban (collection area) adalah:
5.1.3.6.1 Mengatur jalur lalu lintas yang dilalui ambulance ke daerah triage untuk memindahkan korban.
5.1.3.6.2 Mengadakan komunikasi dua arah dengan pos komando; 5.1.3.6.3 ….
5.1.3.7 Tindakan Para Anggota keamanan penerbangan yang bertugas di Pos Jaga lainnya akan melakukan:
5.1.3.7.1 Tetap di pos masing-masing; 5.1.3.7.2 Berkoordinasi dengan komandan.
5.1.3.7.3 ...
5.1.4 Tindakan Kepala Bandar Udara/ Kacab Bandar Udara, setelah mendapat
berita bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat udara, adalah: 5.1.4.1 Mengaktifkan pusat pengendalian keadaaan darurat
5.1.4.2 Langsung menuju lokasi kecelakaan pesawat udara (lihat Grid Map) dan berada di pos Komando;
5.1.4.3 Mengamati kondisi kecelakaan dari pos komando dan memberi bantuan keputusan-keputusan bertindak kepada unit-unit yang memerlukan; 5.1.4.4 Mengontrol kegiatan melalui telepon khusus yang telah ditentukan; 5.1.4.5 Menerbitkan NOTAM;
5.1.4.6 Memberi keputusan untuk menutup bandar udara; 5.1.4.7 Memberikan press release;
5.1.4.8 Memerintahkan pelaksanaan pemindahan pesawat udara (setelah ada keputusan dari KNKT);
5.1.4.9 Menyatakan keadaan darurat telah berakhir.
5.1.4.10 Melaporkan kepada : Menteri Perhubungan, Dirjen Hubud, ;Dir Kampen, 5.1.4.11 ….
5.1.5 Tindakan Unit Kesehatan Bandar Udara/ KBU (Airport Medical Center); KKP, setelah mendapat berita bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat
udara, akan:
5.1.5.1 Langsung menuju lokasi colection area;
5.1.5.2 Memisahkan korban sesuai prioritas penanganan medis;
5.1.5.3 Memberi bantuan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kepada korban sesuai jenis luka yang dialami;
5.1.5.4 Memasang tag kepada setiap korban sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
5.1.5.5 ...
5.1.6 Tindakan Dinas Pemadam Kebakaran Pemda (City Fire Brigade), setelah
mendapat berita bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat udara di Bandara XXXX , adalah:
5.1.6.1 Langsung menuju Bandar Udara xxxx dan rendezvous point yang telah ditetapkan;
5.1.6.2 Menerima instruksi staging area yang digunakan;
5.1.6.3 Melakukan tugas sesuai prosedur yang telah ditentukan; 5.1.6.4 ...
5.1.7 Tindakan Rumah Sakit (Hospital ), setelah mendapat
5.1.7.1 Mengerahkan tim medis beserta peralatannya dan Ambulance ke lokasi kejadian kemudian menuju rendezvous point selanjutnya ke collection area;
5.1.7.2 Menyiapkan tempat tidur untuk menampung korban;
5.1.7.3 Berkoordinasi dengan unit Kesehatan selaku koordinator tim medis dalam penanganan korban di lokasi kejadian;
5.1.7.4 Mengangkut korban ke rumah sakit yang dirujuk setelah dilakukan penanganan awal dengan menggunakan ambulance yang sudah disiapkan;
5.1.7.5 Berkoordinasi antar rumah sakit untuk menangani korban yang dirujuk ke rumah sakit terkait;
5.1.7.6 Menginformasikan tentang perkembangan penanganan korban di rumah sakit masing-masing kepada koordinator tim medis;
5.1.7.7 ...
5.1.8 Tindakan Perusahaan Angkutan Udara, setelah mendapat berita bahwa
telah terjadi kecelakaan pesawat udara, akan : 5.1.8.1 Segera bergabung di Emergency Operation Centre; 5.1.8.2 Menyiapkan ruangan untuk keluarga korban/penumpang 5.1.8.3 Menyiapkan ruangan isolasi untuk awak pesawat udara;
5.1.8.4 Menyiapkan petugas untuk meringankan beban stres korban yang selamat;
5.1.8.5 Menyiapkan Pengangkutan dan Perbekalan;
5.1.8.6 Menyiapkan Peralatan Teknik (sesuai jenis pesawat udara);
5.1.8.7 Mengirimkan wakil untuk bergabung dengan Pos Komando (Command Post);
5.1.8.8 Menyampaikan daftar penumpang dan awak pesawat serta bergabung dengan petugas di Triage Area;
5.1.8.9 Mengamankan Bagasi dan Kargo; 5.1.8.10 Mengirimkan personil ke Holding Area;
5.1.8.11 Bertanggung jawab atas pemindahan kerangka/ reruntuhan pesawat; 5.1.8.12 ...
5.1.9 Tindakan Unit SAR (KKR/SKR), setelah mendapat berita bahwa telah
5.1.9.1 Menuju lokasi kecelakaan dengan peralatan rescue;
5.1.9.2 Berkoordinasi dengan pusat pengendalian keadaan darurat; 5.1.9.3 Membantu pelaksanaan pertolongan/ evakuasi;
5.1.9.4 ….
5.1.10 Tindakan Kantor Pelayanan Bea Cukai (Custom Office) (hanya untuk Internasional Airport), setelah mendapat berita bahwa telah
terjadi kecelakaan pesawat udara, adalah:
5.1.10.1 Segera bergabung ke Emergency Operation Centre; 5.1.10.2 Memeriksa barang bagasi penumpang sesuai prosedur; 5.1.10.3 Berkoordinasi dengan Komandan Lapangan;
5.1.10.4 ...
5.1.11 Tindakan Kantor Pelayanan Imigrasi (Imigration Office) (hanya untuk Internasional Airport), setelah mendapat berita bahwa telah terjadi
kecelakaan pesawat udara, adalh :
5.1.11.1 Segera bergabung ke Emergency Operation Centre; 5.1.11.2 Melaksanakan tugas sesuai prosedur;
5.1.11.3 Berkoordinasi dengan Komandan Lapangan; 5.1.11.4 ...
5.1.12 Tindakan Kantor Pelayanan Karantina (Quarantine Office) (hanya untuk Internasional Airport), setelah mendapat berita bahwa telah terjadi
kecelakaan pesawat udara, adalah :
5.1.12.1 Segera bergabung ke Emergency Operation Centre; 5.1.12.2 Melaksanakan tugas sesuai prosedur;
5.1.12.3 Berkoordinasi dengan Komandan Lapangan; 5.1.12.4 ....
5.1.13 Tindakn Kantor Pos (Post Office), setelah mendapat berita bahwa telah
terjadi kecelakaan pesawat udara, adalah :
5.1.13.1 Segera bergabung ke Emergency Operation Centre; 5.1.13.2 Melaksanakan tugas sesuai prosedur;
5.1.13.4 …..
5.1.14 Tindakan Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai / KPLP (Coast Guard units), setelah mendapat berita bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat
udara, adalah :
5.1.14.1 Segera bergabung ke Emergency Operation Centre; 5.1.14.2 Melaksanakan tugas sesuai prosedur;
5.1.14.3 Berkoordinasi dengan komandan lapangan; 5.1.14.4 ……..
5.1.15 Tindakan Polri, setelah mendapat berita bahwa telah terjadi
kecelakaan pesawat udara, adalah :
5.1.15.1 Segera bergabung ke Emergency Operation Centre; 5.1.15.2 Melaksanakan tugas sesuai prosedur;
5.1.15.3 Berkoordinasi dengan komandan lapangan; 5.1.15.4 ……
5.1.16 Tindakan Tentara Nasional Indonesia/ TNI: ADRI/ AURI/ ALRI (Army/Air Force/ Maritime) setempat , setelah mendapat berita bahwa telah
terjadi kecelakaan pesawat udara, akan :
5.1.16.1 Segera bergabung ke Emergency Operation Centre; 5.1.16.2 Melaksanakan tugas sesuai prosedur;
5.1.16.3 Berkoordinasi dengan komandan lapangan; 5.1.16.4 ……
5.1.17 Tindakan Unit Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Handling), setelah
mendapat berita bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat udara, adalah :
5.1.17.1 Segera bergabung ke Emergency Operation Centre; 5.1.17.2 Melaksanakan tugas sesuai prosedur;
5.1.17.3 Berkoordinasi dengan komandan lapangan; 5.1.17.4 …..
5.2.1. Siapapun yang mengetahui telah terjadi kebakaran di Bandar Udara xxx
segera :
5.2.1.1 Menghubungi dinas PKP-PK dan atau pengamanan bandar udara xxx, nomor telepon: ccccc, dengan isi laporan:
a. Kebakaran,
b. Lokasi kebakaran,
c. Identitas pelapor (nama, unit kerja, dll);
5.2.1.2 Padamkan sumber api dengan alat pemadam api ringan/ hidrant yang tersedia disekitar lokasi (bila dapat melakukannya);
5.2.1.3. Membunyikan fire alarm yang terdekat (bila ada); 5.2.1.4 …
5.2.2 Tindakan Unit PKP-PK, setelah mengetahui telah terjadi kebakaran fasilitas di
bandar udara, adalah :
5.2.2.1. Tindakan Petugas Watchroom adalah:
5.2.2.1.1 Menyiagakan seluruh anggota PKP-PK
5.2.2.1.2. Memberitahu Tower tentang adanya kebakaran; 5.2.2.1.3 Tetap berkoordinasi dengan Tower;
5.2.2.1.4 Menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran Pemda (bila diperlukan). 5.2.3.1.5 …..
5.2.3.2. Tindakan Kepala Unit/ Komandan Jaga adalah:
5.2.3.2.1. Langsung menuju lokasi kebakaran;
5.2.3.2.2 Berkoordinasi dengan petugas control tower; 5.2.3.2.3 Mengkoordinir evakuasi,
5.2.3.2.4 ……
5.2.3.3 Tim Kendaraan pemadam adalah:
5.2.3.3.1 Langsung menuju lokasi kebakaran;
5.2.3.3.2 Memadamkan kebakaran sesuai prosedur; 5.2.3.3.3 Menyelamatkan orang-orang yang terkurung api; 5.2.3.3.4 ……
5.2.3. Tindakan Petugas Kontrol Tower, setelah mendapatkan informasi dari
PKP-PK adalah :
5.2.3.1 Memberitahu Kabandara/ Kacab dengan berita format 1b; 5.2.3.2. Mengatur pergerakan di movement area;
5.2.4 Tindakan Petugas Pengamanan Bandar Udara dilokasi, setelah
mengetahui terjadi kebakaran fasilitas di bandar udara adalah: 5.2.4.1 Membuka pintu - pintu untuk jalan penyelamatan orang;
5.2.4.2 Melaporkan kepada Posko Pengamanan Bandar Udara;
5.2.4.3 Mencegah terjadinya kekacauan situasi di sekitar lokasi kebakaran; 5.2.4.4 Mengatur lalu lintas kendaraan agar petugas PKP-PK mudah
menjangkau lokasi kebakaran;
5.2.4.5 Menghubungi AMC (bila lokasi kebakaran dekat parking stand); 5.2.4.6 Memberitahukan Kepolisian setempat lokasi kejadian;
5.2.4.7 Memasang garis pengaman (security line). 5.2.4.8 …..
5.2.5 Tindakan Administrator Bandar Udara/ Kabandara/Kacab Bandar Udara,
setelah mengetahui telah terjadi kebakaran fasilitas di bandar udara, adalah :
5.2.5.1 Melaporkan kepada Menteri Perhubungan;
5.2.5.2 Melaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara; 5.2.5.3 Melaporkan kepada Direktur KAMPEN
5.2.5.4 Memberitahukan Pemerintah Daerah; 5.2.5.5. ……
5.2.6 Tindakan Petugas Kesehatan Bandar Udara, setelah mengetahui telah
terjadi kebakaran fasilitas di bandar udara, adalah :
5.2.6.1 Mengirim ambulance, dokter dan para medis menuju lokasi kejadian kebakaran;
5.2.7 Tindakan Unit AMC bandar udara, setelah mengetahui telah terjadi
kebakaran fasilitas di bandar udara, adalah :
5.2.7.1 Berkoordinasi dengan Perusahaan Angkutan Udara untuk pemindahan pesawat udara ke tempat yang dianggap aman;
5.2.7.2 Mengkoordinir pemindahan peralatan GSE; 5.2.7.3 …..
5.2.8 Tindakan POLRI, setelah mengetahui telah terjadi kebakaran fasilitas di
bandar udara, adalah :
5.2.8.1 Melaksanakan kegiatan sesuai prosedur dan fungsi Kepolisian; 5.2.8.2 Berkoordinasi dengan Keamanan bandara.
5.2.8.3 …..
5.2.9 Tindakan Petugas Humas Bandar Udara, setelah mengetahui telah terjadi
kebakaran fasilitas di bandar udara, adalah :
5.2.9.1 Memberi pengarahan kepada wartawan yang meliput kebakaran bangunan dibandar udara;
5.2.9.2 Memberi kartu pengenal untuk memasuki tempat pertemuan; 5.2.9.3 …….
5.3 Bila Pesawat Udara Dalam Keadaan darurat Penuh (Full Emergency). 5.3.1 Tindakan Petugas Kontrol Tower setelah mengetahui adanya pesawat
udara menuju bandar udara xxx, dan mengalami gangguan serius, akan:
5.3.1.1 Menghubungi unit PKP-PK untuk siaga II dengan berita sesuai dengan Format IIa;
5.3.1.3 Menyampaikan informasi ke Kabandara/ Kacab bandar udara; 5.3.1.4 …..
5.3.2 Tindakan Unit PKP-PK, adalah :
5.3.2.1 Komandan Jaga melakukan:
5.3.2.1.1 Segera menuju lokasi standby siaga II, setelah berkoordinasi dengan Tower;
5.3.2.1.2 Mengatur posisi siaga II bagi fasilitas PKP-PK; 5.3.2.1.3 Mendengarkan instruksi Tower;
5.3.2.1.4 ……
5.3.2.2 Tim PKP-PK adalah:
5.3.2.2.1 Mengikuti instruksi Komandan Jaga;
5.3.2.2.2 Mendengarkan berita lebih lanjut dari Tower;
5.3.2.2.3 Memperhatikan pesawat udara yang mengalami gangguan; 5.3.2.2.4 ….
5.3.3 Tindakan Petugas Keamanan Bandar Udara, setelah mengetahui
pesawat udara sedang dalam full emergency adalah:
5.3.3.1 Menyiapkan peralatan pengamanan (security line), Megaphone, Rambu-rambu lalu lintas;
5.3.3.2 Siaga di tempat yang telah ditentukan; 5.3.3.3 ….
5.3.4 Tindakan Administrator Bandar Udara/ Kepala bandar Udara/ Kacab Bandar Udara, setelah mengetahui pesawat udara sedang dalam full
emergency adalah:
5.3.4.1 Segera berkoordinasi dengan pimpinan petugas tower, pimpinan unit PKP-PK bandar udara, pimpinan keamanan bandar udara dan dinas pelayanan medis.
5.3.4.2 Membuat pernyataan/ mengumumkan bahwa keadaan darurat telah selesai jika situasi berkembang lebih baik atau pesawat telah mendarat dengan selamat.
5.3.4.3 Mengaktifkan EOC bila keadaan meningkat menjadi siaga 1 5.3.4.4 …..
5.3.5 Tindakan Perusahaan Angkutan Udara yang bersangkutan, setelah
mengetahui pesawat udara sedang dalam full emergency adalah: 5.3.5.1 Menyiapkan petugas teknik pesawat udara;
5.3.5.2 Menyiapkan peralatan ground handling yang diperlukan; 5.3.5.3 Menyiapkan Transportasi dan logistik;
5.3.5.4 Menyiapkan Tim Pengamanan bagasi dan Kargo;
5.3.5.5 Menyiapkan peralatan lain untuk pertolongan dan evakuasi. 5.3.5.6 ……..
5.3.6 Tindakan Pusat Kendali Komando Keadaan Darurat, setelah
mengetahui pesawat udara sedang dalam full emergency adalah:
5.3.6.1 Mengkoordinasikan dengan tim bila sewaktu-waktu terjadi perubahan dari siaga 2 menjadi siaga1.
5.3.6.2 Memantau dan mengantisipasi perkembangan lebih lanjut.
5.3.6.3 ……
5.4 Siaga di Tempat (Local Standby)
5.4.1 Tindakan Petugas Kontrol tower atau AFIS, setelah pilot pesawat udara
yang menuju bandar udara menyatakan mengalami gangguan, tetapi tidak mempengaruhi keselamatan dalam pendaratan adalah:
5.4.1.1 Menyampaikan berita kepada unit PKP-PK untuk siaga III; 5.4.1.2 Menyampaikan berita/ informasi sesuai Format III;
5.4.1.4 ……..
5.4.2 Tindakan Petugas PKP-PK, setelah mengetahui siaga ditempat
adalah:
5.4.2.1 Mengumumkan keadaan siaga III (local standby);
5.4.2.2 Pimpinan unit/ Koja PKP-PK menginstruksikan kendaraan pemadam siap ditempat;
5.4.2.3 Semua Komandan regu memonitor perkembangan kondisi pesawat udara melalui radio komunikasi;
5.4.2.4 Memberitahukan petugas Medis (KKP/KBU); 5.4.2.5 ……..
5.4.3 Tindakan Unit Keamanan Bandar Udara, : setelah mengetahui siaga
ditempat adalah:
5.4.3.1 Komandan meneruskan berita kepada anggotanya untuk siaga III; 5.4.3.2 Anggota berada di tempat / pos tugas masing – masing;
5.4.3.4 ……
5.4.4 Tindakan Administrator Bandar Udara/ Kepala Bandar Udara/ Kacab Bandar Udara, setelah mengetahui siaga ditempat adalah:
5.4.5.1 Memberitahu Perusahaan Angkutan Udara yang bersangkutan; 5.4.5.2 Memberitahu CIQ (yang melayani penerbangan internasional); 5.4.5.3 Memonitor perkembangan gangguan pesawat udara.
5.4.5.4 …….
5.4.5 Tindakan Petugas KKP/KBU, setelah mengetahui siaga ditempat adalah:
5.4.6.1 Menyiapkan Pelayanan Medis untuk siaga III ; 5.4.6.2 Menunggu berita lebih lanjut.
5.4.6.3 …….
5.4.6 Tindakan Perusahaan Angkutan Udara, setelah mengetahui siaga ditempat
adalah:
5.4.7.1 Menyiapkan peralatan ground handling yang diperlukan; 5.4.7.2 Menyiapkan tempat Pengamanan Barang dan Kargo; 5.4.7.3 Menunggu berita lebih lanjut.
5.4.7.4 …..
5.5 Tindakan Gangguan melawan Hukum
Penanggulangan tindak gangguan melawan hukum mengacu kepada ketentuan dalam Airport Security Program (ASP) masing masing bandara.
5.6 Ancaman Bom di darat (Gedung/Fasilitas Bandar Udara/Pesawat di
Bandar Udara)
Penanggulangan ancaman bom di darat mengacu kepada ketentuan dalam Airport Security Program (ASP) masing masing bandara.
Insden di bandar udara mungkin memerlukan sebagian atau keseluruhan tindakan untuk kode 1.
5.8 Bencana Alam di Bandar Udara, maka:
5.8.1 Tindakan Tower, setelah mengetahui adanya situasi bencana alam, adalah:
5.8.1.1 Menyampaikan berita/ informasi dengan format 3.
5.8.1.3 Menginformasikan kejadian bencana alam kepada perusahaan angkutan udara
5.8.1.4 ……..
5.8.2 Tindakan Ketua Emergency Operation Center, setelah mengetahui adanya
bencana alam, adalah:
5.8.2.1 Segera mengaktifkan emergency operation center;
5.8.2.2 Melakukan koordinasi dengan unit/ instansi terkait untuk mengambil tindakan pengamanan Bandar Udara;
5.8.2.3 Meminta BMKG untuk menginformaskan perkembangan cuaca/ prediksi pergerakan badai dan potensi bahaya yang kemungkinan akan muncul;
5.8.2.4 Melakukan koordinasi dengan unit terkait tentang kebutuhan sarana/ prasarana yang diperlukan;
5.8.2.5 Mengkoordinasikan agar perusahaan angkutan udara menutup pesawat udara yang di darat dan mengikat dengan pemberat agar tidak tertiup oleh angin badai;
5.8.2.6 ……
5.8.3 Tindakan Unit PKP-PK, setelah mengetahui adanya bencana alam di bandar
udara adalah :
5.8.3.1 Segera berkoordinasi dengan petugas control tower; 5.8.3.2 Siaga di tempat;
5.8.3.3 Mengkoordinir evakuasi (bila diperlukan).
5.8.3.4 ……
5.8.4 Tindakan Unit Keamanan Bandar Udara, setelah mengetahui adanya
5.8.4.1 Mengatur lalu lintas kendaraan agar petugas PKP-PK Bandar Udara mudah menjangkau lokasi bencana alam;
5.8.4.2 Mengamankan obyek vital.
5.8.4.3 Memberitahukan POLRI setempat (bila diperlukan).
5.8.4.4 …….
5.8.5 Tindakan Unit Kesehatan Bandar Udara, setelah mengetahui adanya
bencana alam di bandar udara adalah:
5.8.5.1 Mengirimkan ambulance, dokter dan para medis menuju lokasi tertentu (bila diperlukan);
5.8.5.2 Berkoordinasi dengan unit PKP-PK dan atau pusat pengendalain keadaan darurat.
5.8.5.3 ……
5.8.6 Tindakan Unit AMC Bandar Udara, setelah mengetahui adanya bencana
alam di bandar udara adalah:
5.8.6.1 Mengkoordinasikan pemindahan pesawat udara dengan perusahaan angkutan udara, (bila diperlukan);
5.8.6.2 Mengkoordinasikan pemindahan peralatan GSE.
5.8.6.3 …….
5.8.7 Tindakan Kantor SAR setempat, setelah mengetahui adanya bencana alam
di bandar udara adalah:
5.8.7.1 Melaksanakan kegiatan pertolongan sesuai prosedur yang ditentukan, (bila diperlukan).
5.8.7.2 Berkoordinasi dengan EOC.
5.8.7.3 ……
5.9 Cuaca Buruk di Bandar Udara
5.9.1 Tindakan Petugas ATC /AFIS, setelah menerima informasi dari petugas
BMKG setempat bahwa bandar udara akan/ sedang terjadi cuaca buruk adalah:
5.9.1.1 Meneruskan berita kepada pesawat udara yang menuju ke Bandar udara xxx;
5.9.1.2 Menginformasikan kepada petugas PKP-PK untuk Siaga III;
5.9.1.3. Berkoordinasi dengan BMKG setempat tentang perkembangan keadaan cuaca.
5.9.2 Unit PKP-PK, setelah menerima informasi dari petugas Tower bahwa bandar
udara akan/sedang terjadi cuaca buruk adalah: 5.9.2.1 Komandan unit/ jaga PKP-PK melakukan:
5.9.2.1.1 Mengintruksikan kepada seluruh personil PKP-PK untuk siaga III
5.9.2.1.2 Berkoordinasi dengan petugas tower, untuk perkembangan lebih lanjut. 5.9.2.1.3 ……..
5.10 Barang-Barng Berbahaya di Darat
Penanggulangan barang/ bahan berbahaya di darat mengacu kepada Dokumen ICAO ketentuan dalam penanggulangan kode 1.
5.11 Kecelakaan Pesawat Udara di Perairan di Luar bandar Udara
5.11.1 Tindakan Petugas ATC atau AFIS, setelah menerima berita kecelakaan
pesawat udara di perairan di luar bandara adalah: 5.11.1.1 Segera menginformasikan dengan format 1 kepada:
a. Unit PKP-PK untuk persiapan bantuan peralatan ke lokasi kecelakaan;
b. Administrator Bandar Udara/ Kepala Bandar Udara/ Kacab Bandar Udara;
c. Tim SAR untuk persiapan lebih lanjut;
d. Perusahaan Angkutan Udara yang bersangkutan.
5.11.2 Tindakan Unit PKP-PK, setelah menerima berita kecelakaan pesawat udara
di perairan di luar bandar udara adalah: 5.11.2.1 Berkoordinasi dengan :
a. Dinas Pemadam Kebakaran Pemda, b. Tim SAR (KKR/SKR) setempat, c. Dinas Kesehatan Pemda.
5.11.3 Tindakan Administrator Bandar Udara/Kepala Bandar Udara/Kacab bandar Udara, setelah menerima berita kecelakaan pesawat udara di
perairan di luar bandara adalah:
5.11.3.1 Mengaktifkan Emergency Operation Center; 5.11.3.2 Menghubungi Kantor SAR (KKR/SKR) setempat; 5.11.3.3 Menginformasikan kepada :
a. Menteri Perhubungan b. Dirjen Perhubungan Udara,
c. Direktur Keamanan Penerbangan, d. PEMDA
e. TNI f. POLRI ,
Lampiran 1 Data-Data Bandar Udara
NAMA BANDAR UDARA : xxxxx
ALAMAT BANDAR UDARA : xxxxx TELEPON BANDAR UDARA : xxxxx
FAX BANDAR UDARA : xxxxx
NAMA KABUPATEN/KOTA : xxxxx
NAMA PROPINSI : xxxxx
JAM OPERASI : 00.00 – 00.00 WIB/WITA/WIT (00.00 – 00.00 UTC)
KEMAMPUAN LANDASAN : Pesawa terbesar dan terberat PELAYANAN LALU LINTAS UDARA : ATC/ADC. 000.00 MHz KATEGORI BANDAR UDARA : Kategori xxx.
UNTUK PKP-PK
KOORDINAT : 00.00;00S;00.00.00E
ELEVASI : 00 M/00 FEET
xxxxx.
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Contoh: Kesepakatan Kerja Sama Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxxx
BANDAR UDARA XXXXX
KESEPAKATAN KERJA SAMA
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT BANDAR UDARA XXX Nama Instansi : xxxxx
Alamat Instansi : xxxxx
Mengacu pada Dokumen rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxxxx, yang diterbitkan pada tanggal xxxxx, beserta prosedur dan instruksi yang tertuang pada dokumen ini, kami menyepakati untuk bekerja sama dalam penanggulangan keadaan darurat bandara xxxx, sebagaimana tertera dalam prosedur dan akan melaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sesuai yang tertera dialamnya.
xxxxx,xxxxx Nama Instansi
ttd
(Nama perwakilan instansi)
Lampiran 5
Contoh: Bagan Organisasi Komite Keadaaan Darurat Bandar Udara xxxx
BAGAN ORGANISASI KOMITE
BANDAR UDARA XXXX
KETERANGAN BAGAN KOMITE
Jabatan Dlm Komite
Jabatan dlm
Instansi Instansi HP/Telp: Fax: Alamat Instansi Keterangan Ketua Kepala Kantor Adbandara/ bandara / cabang bandara xxxxx xxxxx xxxxx Merangkap anggota Wakil Ketua Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx Merangkap anggota Sekretaris xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx Merangkap anggota Anggota xxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx Anggota xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx Anggota xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
Catatan : Pengisian jabatan dalam bagan komite disesuaikan dengan kondisi bandara setempat
Lampiran 6
Contoh: Jaringan Komando
JARINGAN KOMANDO Ketua PKDxxxx Sekretaris PKDxxxx Wakil ketua PKDxxxx Anggota PKDxxxx
Lampiran 7
Contoh: TAG untuk Korban Kecelakaan Pesawat Udara.
TAG KORBAN KECELAKAAN PESAWAT UDARA
Halaman depan Halaman belakang Diterbitkan tanggal:
Edisi ke:
Revisi ke: Tanggal:
Di Paraf oleh: Kasubdit Pelayanan Darurat
Dibuat Oleh: Bandar Udara NO. 300001 A NO. 300001 A NO. 300001 A KOORDINATOR MEDIS KOMANDAN SECURITY KOMANDAN PKP-PK KOMANDAN DAMKAR KOMANDAN POLISI KOMANDAN AMBULANCE KOORDINATOR RS KOORDINATOR TRANSPORTASI PIMPINAN MASKAPAI PENERBANGAN
Lampiran 8.
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11 Sumber Daya Pendukung
I. Pelayanan Pertolongan dan Pemadaman
I.1. Pelayanan Pertolongan Kecelakaan dan Pemadam Kebakaran Bandar Udara I.1.1. Telepon/Fax:
I.1.2. Personil
1.1.1.1. Total Personil : xxx orang
a. Tingkat Basic : xxx orang
b. Tingkat Junior : xxx orang
c. Tingkat Senior : xxx orang
d. Tingkat Advance : xxx orang
1.1.1.2. Kendaraan Jenis
a. Foam Tender Tipe I Merk xxxxx : xxx buah
1) Kapasitas tangki air : xxx liter
2) Kapasitas tangki foam : xxx liter b. Foam Tender Tipe II Merk ... : xxx buah
1) Kapasitas tangki air : xxx liter 2) Kapasitas tangki foam : xxx liter c. Foam Tender Tipe III Merk ... : xxx buah 1) Kapasitas tangki air : xxx liter
2) Kapasitas tangki foam : xxx liter
d. RIV Combinet Agent Tipe II Merk xxx : xxx buah 1) Kapasitas tangki air : xxx liter 2) Kapasitas tangki foam : xxx liter
3) Kapasitas tangki kimia kering : xxx kg e. RIV Combinet Agent Tipe III Merk ... : xxxbuah
1) Kapasitas tangki air : xxx liter 2) Kapasitas tangki foam : xxx liter
3) Kapasitas tangki kimia kering : xxx kg
f. Rescue Tender Tipe IV Merk ... : xxx buah Kapasitas tangki kimia kering : xxx kg
g. Kendaraan Ambulance : xxx.buah
h. Comando Car : xxx buah
Radio
Handy Talky : xxx buah
RIG : xxx buah
Breathing Apparatus Set : xxx buah Baju tahan api : xxx buah Baju tahan panas : xxx buah Cadangan Air : xxx liter Cadangan bahan pemadam : xxx liter
1.2. Pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Prop xxx/Kot xxx
1.2.1. Telepon/Fax : xxx
1.2.2. Total Personil : xxx orang
1.2.3. Kendaraan : xxx
1.2.3.1. Kendaraan Jenis : xxx
1) Merk : xxx
2) Kapasitas Tangki Air : xxx liter
3) Kapasitas Foam : xxx liter
1.2.4. XXXXX
XXXXX
1.3. Pelayanan Pemadam Kebakaran Pangkalan TNI-AU/AL XXXX
1.3.1. Telepon/Fax : xxx
1.3.2. Total Personil : xxx orang
a. Kendaraan Jenis : xxx
1) Merk : xxx
2) Kapasitas Tangki Air : xxx liter 3) Kapasitas Tangki Foam : xxx liter
b. xxxxx
1.4. Search and Rescue 1.5. xxxxx
II. Search and Rescue
II.1. Telepon/Fax : xxx
II.2. Total Personil : xxx orang
II.3. Kendaraan : xxx
a. Kendaraan Jenis
1) Merk : xxx
2) Kapasitas Tangki Air : xxx liter
3) Kapasitas Tangki Foam : xxx liter b. XXXXX
II.4. Radio
a. Frekuenasi : xxx Mhz
b. Perahu karet : xxx buah
1) Kapasitas : xxx orang
c. Peralatan Selam d. XXXXX
II.5. XXXXX
III. Bantuan Sumber Daya Medis
III.1. Nama Rumah Sakit : xxxxx III.1.1. Jarak dari Bandar Udara : xxx km
III.1.2. Telepon/Fax : xxx
III.1.3. Jumlah Total Petugas Dokter : xxx orang III.1.4. Jumlah Total Petugas Perawat : xxx orang III.1.5. Jumlah Tempat Tidur : xxx buah III.2. Nama Rumah Sakit : xxxxx
III.2.1. Jarak dari Bandar Udara : xxx km
III.2.2. Telepon/Fax : xxx
III.2.3. Jumlah Total Petugas Dokter : xxx orang III.2.4. Jumlah Total Petugas Perawat : xxx orang III.2.5. Jumlah Tempat Tidur : xxx buah III.3. Xxxxx
IV. xxxxx
Lampiran 12 Alamat Dan Telepon Instans Yang Menandatangai Kesepakat
Nama Jabatan dlm Instansi
Instansi HP/Telp: Fax: Alamat Instansi Keterangan xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx