• Tidak ada hasil yang ditemukan

Warta Teresa_20100606_06Juni'10_embed.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Warta Teresa_20100606_06Juni'10_embed.pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

No. 333/Thn. VI/06 Juni 2010

Th. C/ I I – Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Th. C/ I I – Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Tema Minggu I ni: Tema Minggu I ni:

Warta Mingguan – Umat Paroki I bu Teresa Warta Mingguan – Umat Paroki I bu Teresa

Penasihat: Romo Y. Natalis, Pr. Redaksi: Andreas E. S., Arifin, Bambang S. W., Caecilia, Fridus RM, Martinus, Steven F., Nancy; Email Redaksi: wartaku_teresa@yahoo.com Penasihat: Romo Y. Natalis, Pr. Redaksi: Andreas E. S., Arifin, Bambang S. W., Caecilia, Fridus RM, Martinus, Steven F., Nancy; Email Redaksi: wartaku_teresa@yahoo.com

Hari Raya Tubuh & Darah Kristus:

Kegembiraam bagi Semua Orang

(Luk 9:11b-17)

Hari Raya Tubuh & Darah Kristus:

Kegembiraam bagi Semua Orang

(Luk 9:11b-17)

Inside This Issue:

Liputan Utama……… 2

I man Katolik……… 3

Renungan……….……… 4

Kegiatan Paroki.……… 6

Mengenal Orang Kudus…… 7

Refleksi Pribadi…….………… 8

Warta Paroki……… 9

Jadwal Pelayanan………10

Kalender Liturgi………10

(2)

Untuk Kalangan Sendiri

Camp Pembina

Camp Pembina

Bina

Bina

Iman

Iman

LIPUTAN UTAMA

Anak sebagai pribadi yang berharga dan unik adalah fokus reksa pastoral Gereja Katolik I ndonesia. Anak-anak kita sebagai pewaris dan penerus iman katolik sehingga harus benar-benar dipersiapkan sedari kecil, karena merekalah yang nantinya akan menjadi tulang punggung Gereja di masa depan. Berhubungan dengan hal itu presidium Bina I man Anak PI TC tanggal 23 Mei 2010 lalu mengadakan "Camp Pembina Bina I man". “Bertumbuh, berkembang dan berbuah” itulah tema yang diusung dalam kegiatan ini. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengakrabkan para pembina bina iman lingkungan, untuk saling share pengalaman dan juga ada pembekalan untuk para pembina ini, dan mengajak para pembina untuk menggali ide-ide kreatif dalam menjalankan tugasnya sebagai pembina Bina I man. Pukul 07.30 pagi para peserta sudah mulai berdatangan untuk registrasi dan sekitar pukul 08.00 acara dimulai dengan mengenalkan lagu baru yang bisa dipakai untuk diajarkan kepada anak-anak bina iman nantinya. Setelah pemanasan dengan bernyanyi dan bergoyang, acara dibuka dengan doa pembukaan lalu dilanjutkan dengan penjelasan dari panitia mengenai kegiatan pagi itu. Acaranya ini, tergolong unik, karena para peserta tidak hanya duduk dan mendengarkan saja, tetapi diajak untuk kegiatan outdoor yaitu dengan memberikan tugas-tugas yang mirip-mrip dengan kegiatan mencari harta karun.

(3)

oleh panitia, dan tiap kelompok diberi bekal, termasuk uang untuk dipakai dalam menjalankan tugas-tugasnya. Pemakaian modal(uang) ini nanti juga akan dimasukkan dalam penilaian. Setelah diskusi strategi team dilakukan, maka para peserta di antar ke Gerbang Meadow Green untuk menjalankan aksinya. Dari pengamatan kami menunjukkan, para peserta yang mayoritas adalah ibu-ibu ini sangat bersemangat, ini tercermin dari serunya diskusi mereka sepanjang perjalanan dari Rumah Putih ke Gerbang Meadow Green. Panitia menetapkan waktu sekitar 2 ½ jam bagi tiap team untuk menjalankan tugas-tugasnya, seperti membeli tanaman, membeli koran, membeli kerak telor, mencari alamat dan lain-lain.

Kami juga sempat berbincang-bincang dengan I bu Netty dari Presidium Bina I man PI TC, sebenarnya mereka mengharapkan kehadiran pembina dari tiap lingkungan. Dari 48 peserta yang sudah mendaftar untuk mengikuti kegiatan ini, tercatat 38 orang yang hadir. Dari 38 orang ini merupakan perwakilan dari 20 lingkungan, sehingga ada 17 lingkungan yang tidak mengikuti kegiatan ini. “Sebenarnya kami tidak kurang-kurang memberitahukan ke lingkungan baik melalui pengumuman gereja, pengumuman di warta teresa, di sms lebih dari sekali bahkan juga kami menelpon juga”, demikian pernyataan ibu Netty ketika kami tanya tingkat kehadiran dari tiap lingkungan. Meskipun ada 17 lingkungan yang tidak hadir, namun kami bersyukur karena ada lebih dari separuh dari total lingkungan yang mengirimkan wakil-waklinya.

Setelah kurang lebih 2 jam, berlalu para peserta mulai berdatangan kembali ke Rumah Putih, dengan membawa berbagai hal yang ditugaskan kepada kelompok. Setelah masing-masing kelompok melaporkan pekerjaannya, acara dilanjutkan dengan makan siang, sementara para juri dari presidium Bina I man melakukan penilaian hasil dari tiap kelompok. Sebelum diumumkan hasil penilaian Bu Rossie, memberikan sepatah dua patah kata, yang intinya bahwa kita sebagai pembina bina iman, tugas kita tidaklah terlalu berat. Tidak seperti pelayanan I bu Teresa yang harus berhubungan dengan orang-orang yang sakit dan lingkungan yang kumuh. Kita hanya mengajar anak-anak kita sendiri. Dan jangan pernah mentargetkan berapa tahun lagi harus berhenti menjadi pembina iman.

Tidak lupa juga, acara review dari tiap-tiap kelompok mengenai apa yang telah mereka lakukan, apa yang kurang dan bagaimana seharusnya dilakukan, serta kesan-kesan dari tiap anggota kelompok yang rata-rata menyatakan “senang” karena bertemu dan mempunyai teman baru sesama pembina Bina I man dari lingkungan lain sehingga bisa saling tukar-menukar pengalaman. Mereka sangat setuju acara ini suatu saat akan dilakukan lagi. Akhirnya acara dilanjutkan dengan pengumuman hasil penilaian para juri, mengenai tim paling kreatif, tim paling irit, tim paling bersemangat dan pada akhirnya semua peserta mendapatkan hadiah berupa alat-alat yang bisa membantu untuk kegiatan Bina I man di lingkungan.

IMAN KATOLIK

Menjadi

Menjadi

Pribadi

Pribadi

Ekaristis

Ekaristis

:

:

Dipilih

Dipilih

,

,

Diberkati

Diberkati

,

,

Dipecah

Dipecah

-

-

pecah

pecah

,

,

dan

dan

Dibagikan

Dibagikan

Gereja mengajarkan kepada kita bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan seluruh umat Kristiani. Harapannya tentu bahwa setiap kali kita mengikuti Perayaan Ekaristi, hidup kita pun semakin Ekaristis. I tu berarti bahwa dalam seluruh hidupnya umat beriman diharapkan mampu memaknai hidup dan menyadari dirinya sebagai pribadi yang dipilih Allah, diberkati, dipecah-pecah dan dibagikan – seperti Tubuh Kristus yang kita selalu sadari kehadirannya setiap mengikuti Perayaan Ekaristi.

(4)

Untuk Kalangan Sendiri

Hari Raya

Hari Raya

Tubuh

Tubuh

Dan

Dan

Darah

Darah

Kristus

Kristus

Acara ‘Makan Patita’ pasti tidak lepas dari hati dan kehidupan masyarakat Ambon. ‘Makan Patita’ adalah ‘makan bersama’ untuk mengukuhkan kehidupan semua pihak yang terpaut dalam keluarga besar. Acara ‘makan bersama’ beralaskan dedaunan itu juga memulihkan kembali semua pihak yang bertikai, dan sekaligus membaharui tekad dan niat hati segenap warga yang berbeda-beda untuk memulai suatu kehidupan baru yakni kesatuan dan persaudaraan menembus segala tembok perbedaan, merajut kembali kehidupan yang mempersatukan semua pihak. Makan Patita demikian menjadi perayaan yang sarat makna karena menghidupakan sejarah kehidupan warga, memulihkan kehidupan lama penuh pertikaian, dan memotivasi hidup baru yang damai dan penuh kekeluargaan.

Minggu ini, tanggal 6 Juni, Gereja merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan liturgis ini disatu pihak memuncaki seluruh pesan liturgis masa Paska, dan sekaligus mendasari permulaan hidup nyata dengan warna-warni pergumulan hidup dalam bimbingan liturgi masa biasa. Pesan liturgis masa Paska tentang kebangkitan Tuhan adalah kebangkitan dan permulaan hidup kita sebagai orang yang telah dimenangkan oleh karena dipilih adalah orang yang dikasihi Allah, maka hidupnya pun diberkati oleh Allah. Maka, setelah kita diberkati, kita pun harus siap “dipecah atau dicuil-cuil” – yang tentu saja juga rasanya akan mengalami kesakitan. Dan tentukemudian kita juga harus bersedia dibagikan bagi yang lain, sebab siapa saja yang mau bermakna bagi sesama harus siap dan rela untuk dipecah dam dibagikan. I tulah makna hidup Ekaristis, dimana kita yang telah dipilih menerima anugerah Tubuh dan Darah Kristus juga diutus menghadirkan kasih-Nya dalam hidup keseharian kita.

Dari kisah tentang Yesus yang memberi makan lima ribu orang (Mat 14: 13-21; bdk. Luk 9:11-17) ditampilkan bagaimana umat beriman yang telah menemukan cinta Allah dalam hidup doanya akhirnya juga diajak untuk mewujudkan kasih Allah dengan buah pelayanan berbagi kasih pada sesama. Berbagi tidak hanya jika kita sudah memiliki kelebihan, melainkan dari keterbatasan kita - “hanya ada lima roti dan dua ikan” (ayt. 17). Bahkan dalam teks lain ditampilkan bagaimana seorang anak kecil justru lewat kepolosan, kesederhanaan, dan keterbatasannya memberi contoh untuk berbagi dengan memberi lima roti jelai dan dua ikan kepada Yesus supaya dapat digandakan bagi kebutuhan makan lima ribu orang (Yoh 6: 1-13).

Semangat untuk mampu bercompassion dan berbagi pun sesungguhnya senantiasa kita hayati dalam mengikuti Perayaan Ekaristi yang adalah sumber dan puncak iman kita. Dimana dalam Perayaan Ekaristi kita mengenangkan Yesus yang memberikan cinta yang sehabis-habisnya dengan menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya bagi keselamatan banyak orang. Dan akhirnya, setelah Perayaan Ekaristi pun kita diutus untuk membagikan cinta Allah itu kepada keluarga dan sesama yang kita jumpai setiap hari. Dengan bersumber pada semangat Ekaristi itu pula marilah kita berusaha untuk senantiasa mampu berbagi dan memberikan diri, mulai dari memberi perHATI an pada keluarga, pelayanan hidup menggereja, dan juga masyarakat yang lemah di sekitar kita.

( ynk)

(5)

sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Hidup lama penuh dosa yang membawa kematian telah ditebus oleh ketaatan Kristus sampai wafat di atas kayu salib. Ketaatan ini membuahkan kebangkitan – yakni pemuliaan Diri sebagai Putra Tunggal Bapa mengatasi segalanya. Kristus dimuliakan di atas segalanya dan dimahkotai di Surga, ketika I a diangkat ke surga dalam kemuliaanNya disaksikan oleh para muridNya. Status kemuridan atau semangat menjadi murid Kristus diangkat dalam relasi baru dengan Bapa di surga dalam dan melalui serta bersama dengan Kristus. Maka kita menjadi putra-putri Bapa di surga karena telah diangkat masuk dalam relasi Kristus dengan Bapa-Nya. Kita menanggalkan kemanusiaan kita yang lama, dan mengenakan hidup baru dari Kriatus. Maka seperti Paulus, kitapun akan berucap, “bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristuslah yang hidup dalam aku”(Gal.2.: 20. Semangat hidup ini dimahkotai dalam peristiwa Pantekosta, kita Roh Kudus turun atas para rasul. Kita menerima Roh Kristus sendiri yang menjiwai dan memimpin seluruh perjalanan hidup kita di dunia ini, mengangkat kita menjadi saksiNya, bahkan bersaksi untuk kita mulai di dunia ini menuju kepenuhan hidup bersama Kristus di surga abadi. Kita menjadi ciptaan Bapa yang baru, karena telah ditebus oleh darah Kristus, dan sekarang dipimpin oleh Roh Kristus mengarungi samudera hidup menuju perjamuan abadi di surga. Hari Raya Tubuh dan darah Kristus menempatkan Sakramen Ekaristi sebagai muara seluruh kehidupan Gereja – awal dan akhir. Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan Gereja (LG, 11). Ekaristi menjadi kenangan akan Kristus, Ekaristi menjadi perayaan Kristus bersama Gereja-Nya di dunia ini, Ekaristi menjadi simbol kehidupan kekal di surga. Dinamika seluruh kehidupan kita sebagai murid Kristus terpatri dalam perayaan mulia Ekaristi suci. Disini kita mengambil bagian dalam kehidupan Kristus, yang telah lahir untuk kita, bersengsara untuk kita, wafat untuk kita, dan bangkit mulia untuk kita, supaya kita memperoleh hidup baru kepada Bapa di surga. Disini, dalam perayaan Ekaristi suci, kita membawa seluruh kehidupan kita pribadi, keluarga, masyarakat kita, bahkan kehidupan dunia pada umumnya untuk disucikan dan didamaikan kembali dengan Bapa kita di surga.

Hidup kita, pribadi, keluarga, Gereja, mestinya menjadi Ekaristi yang hidup bagi masyarakat dan dunia di sekeliling kita. Orang katolik menjadi ‘pribadi ekaristis’, membawa damai dan cinta kasih – ganti kebencian, mau mengampuni meski dihina, merukunkan yang berselisih, membawa penenguhan dan kepastian bagi yang kebimbangan, meluruskan yang tersesat, memberi harapan dan kegembiraan bagi yang cemas dan sedih hatinya, menjadi suluh dan pelita yang tetap bernyala di tengah kegelapan.

Spiritualitas hidup yang ‘ekaristis’ mendekatkan kita dengan Tuhan dan sesama seperti dicontohkan para orang kudus dan pelindung kita. Maka pada tempatnyalah peringatan Pesta Nama Paroki I bu Teresa Cikarang dengan segala rangkaian kegiatan liturgis pun non-liturgis, sekaligus menyongsong 100 tahun I bu Teresa, kiranya akan membantu kita semakin mencontohi teladan dan semangat hidup dari I bu Teresa - menjadi “Ekaristi yang Hidup” bagi segenap orang yang terlantar, tersingkirkan, dianggap sampah dan yang sekarat di jalan dan di lorong-lorong kehidupan ramai masyarakatnya. I bu Teresa kiranya menjadi orang kudus dari jaman kita, yang menimba kekudusan dari doa: hening dan rosario di depan Sakramen Maha Kudus, Sakramen-Sakramen yang diberikan oleh Kristus dan dipercayakan kepada Gereja Katolik, terutama Sakramen Ekaristi. Bunda Teresa memang menjalankan Firman Tuhan, terutama adalah " Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku." (Mat 25:35-36).

(6)

Untuk Kalangan Sendiri

Silahturahmi

Silahturahmi

Dewan

Dewan

Paroki

Paroki

2010

2010

-

-

2015

2015

dengan

dengan

Lk

Lk

.

.

Sisilia

Sisilia

KEGIATAN PAROKI

Lingkungan Sisilia yang dibawakan oleh pak Oktarianto, ketua lingkungan Sisilia. Dengan 33 kepala keluarga (kk) yang ada, yang tersebar mulai dari daerah cikarang utara, cikarang kota dan membentang sampai perumahan Grama Puri. Pemekaran lingkungan telah dilakukan, membentuk 2 sub lingkungan baru, yaitu lingkungan Thomas dan Dominikus. Posisi tempat tinggal umat lingkungan Sisilia umumnya berjauhan dengan ragam profesi yang meliputi karyawan dan wirausaha. Misa lingkungan, Bina I man dan Doa Rosario kerap dilakukan dan berlangsung dengan semangat. Meski demikian ada juga kekurangan yang dimiliki lingkungan, misalnya ada beberapa seksi yang belum ada personil tetapnya, seperti seksi Santo Yusuf yang bergerak untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan umat yang meninggal dunia. Dengan arahan dan sumbangan pengetahuan dari para DP yang hadir maka malam itu ibu Angel bersedia menjadi pengurus seksi Santo Yusuf dari lingkungan Sisilia. Selanjutnya secara bergantian dari tim Bina I man, Santo Yusuf dan Pewartaan DP memberikan sharing tentang cara mengorganisasi masing-masing seksi yang ada di lingkungan. Romo Nat mengatakan dengan jumlah umat yang banyak maka tanggung jawab pengorganisasian umat pun kian besar. Pengorganisasian adalah mengenai pengaturan orang-orang, pembagian tugas dan tanggung jawab. Agar tugas dan tanggung jawab tsb jelas mekanisme pelaksanaannya, perlu disusun struktur organisasi. Pengorganisasian yang baik adalah bila tiap orang mengetahui peranan dan kontribusinya dalam mencapai tujuan bersama. Bagaimana cara memotivasi umat untuk mau berbagi dan terlibat dalam kegiatan lingkungan merupakan hal yang penting di setiap lingkungan. Kerjasama antar sel harus diperhatikan, data umat yang ada harus dapat digunakan, mau dibawa kemana lingkungan ini harus disesuaikan dengan karakteristik yang dimilikinya sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan umat di lingkungan.

Sebenarnya masih banyak hal yang akan dibicarakan dalam silahturahmi malam itu tapi sekali lagi karena keterbatasan waktu akhirnya acara diakhiri sebelum jam 23.00 dengan melakukan doa penutup yang dipimpin oleh ibu Elizabeth. Setelah itu hidangan santap malam sepiring bihun goreng dengan lauk pauknya yang lezat beredar ke seluruh umat yang hadir.

< fin>

Salah satu realisasi program kerja Dewan Paroki 2010-2015 Paroki I bu Teresa Cikarang (PI TC) adalah dengan mengadakan silahturahmi dan kunjungan kerja ke lingkungan-lingkungan yang ada di PI TC, hal ini sesuai dengan semangat dari visi dan misi PI TC yang tercermin dari semangat untuk turun kebawah (Turba) mengunjungi umat-umatnya. Banyak hal yang dapat dilakukan disana disamping untuk mengevaluasi serta memberi masukan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan lingkungan. Semuanya itu berkenaan dengan pengorganisasian lingkungan yang ditunjang dengan tertib organisasi dan pengaturan media rekam data setiap umat yang ada di lingkungan.

(7)

Beata

Beata

Teresa

Teresa

dari

dari

Calcutta

Calcutta

MENGENAL

ORANG KUDUS

BUNDA TERESA DARI CALCUTA

“Menurut darah, saya seorang Albania. Menurut kewarganegaraan, saya seorang I ndia. Menurut iman, saya seorang biarawati Katolik. Menurut panggilan, saya milik dunia. Sementara hati saya, sepenuhnya saya milik Hati Yesus.”

Agnes Gonxha Bojaxhiu dilahirkan pada tanggal 26 Agustus 1910 di Skopje, sebagai yang bungsu dari tiga bersaudara putra-putri Bapak Nikola dan I bu Drane Bojaxhiu. Pada usia delapan belas tahun, bulan September 1928, Agnes masuk Biara Suster-suster Loreto di I rlandia. I a memilih nama Suster Maria Teresa sebagai kenangan akan St. Theresia Lisieux. Pada bulan Desember, Sr Teresa berangkat ke I ndia dan tiba di Calcutta pada tanggal 6 Januari 1929. Setelah mengucapkan Kaul Pertamanya pada bulan Mei 1931, Sr Teresa ditugaskan untuk mengajar di sekolah putri St Maria, Calcutta. Pada tanggal 24 Mei 1937, Sr. Teresa mengucapkan Kaul Kekalnya, dan menjadi “pengantin Yesus” untuk “selama-lamanya”. Sejak saat itu ia dipanggil I bu Teresa. I a tetap mengajar di sekolah St Maria dan pada tahun 1944 diangkat sebagai kepala sekolah.

Pada tanggal 10 September 1946, dalam perjalanan kereta api dari Calcutta ke Darjeeling untuk menjalani retret tahunannya, I bu Teresa menerima “inspirasi”, “panggilan dalam panggilan”-nya. Pada hari itu, dengan suatu cara yang tidak pernah dapat dijelaskannya, dahaga Yesus akan cinta dan akan jiwa-jiwa memenuhi hatinya. “Mari, jadilah cahaya bagi-Ku.” Sejak itu, I bu Teresa dipenuhi hasrat “untuk memuaskan dahaga Yesus yang tersalib akan cinta dan akan jiwa-jiwa” dengan “berkarya demi keselamatan dan kekudusan orang-orang termiskin dari yang miskin”. Pada tanggal 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya I bu Teresa tampil mengenakan sari putih dengan pinggiran garis-garis warna biru. I a keluar melewati gerbang Biara Loreto yang amat dicintainya untuk memasuki dunia orang-orang miskin.

Pada tanggal 21 Desember untuk pertama kalinya I bu Teresa keluar-masuk perkampungan kumuh I ndia. I a mengunjungi keluarga-keluarga, membasuh borok dan luka beberapa anak, merawat seorang bapak tua yang tergeletak sakit di pinggir jalan dan merawat seorang wanita sekarat yang hampir mati karena kelaparan dan TBC. Setiap hari I bu Teresa memulai hari barunya dengan persatuan dengan Yesus dalam Ekaristi, lalu kemudian pergi dengan rosario di tangan, untuk mencari dan melayani Dia dalam “mereka yang terbuang, yang teracuhkan, yang tak dikasihi”. Setelah beberapa bulan, ia ditemani oleh, seorang demi seorang, para pengikutnya yang pertama.

Pada tanggal 7 Oktober 1950, kongregasi Misionaris Cinta Kasih memperoleh pengakuan dari Gereja Katolik dengan persetujuan Paus Pius XI I . Awal tahun 1960-an, I bu Teresa mulai mengutus para susternya ke bagian-bagian lain I ndia. Dekrit Pujian yang dianugerahkan kepada Kongregasi oleh Paus Paulus VI pada bulan Februari 1965 mendorong I bu Teresa untuk membuka rumah penampungan di Venezuela. Langkah tersebut diikuti dengan langkah serupa di Roma, Tanzania dan pada akhirnya di setiap benua. Pada tahun 1980 hingga 1990, I bu Teresa membuka rumah-rumah penampungan di hampir di seluruh negara-negara komunis, termasuk Uni Soviet, Albania dan Kuba. Namun demikian, meskipun telah berdaya-upaya, ia tidak pernah dapat membuka satu pun di Cina.

(8)

Untuk Kalangan Sendiri

R

Retret Pembebasan Membuat ku

etret Pembebasan Membuat ku

mampu mengalami

mampu mengalami “

Pentakosta”

Pentakosta

yang sesungguhnya

yang sesungguhnya

REFLEKSI PRIBADI

pun teman-teman ku. I tulah gambaran papa ku. Ancer panggilan kesayangannya untuk ku yg berarti “ Anak Ceria”, karena katanya aku anaknya yang paling jarang kelihatan sedih dan selalu membuatnya tertawa saat dia merasa lelah dengan rutinitas kehidupan.Papa ku adalah sosok pria yang paling sempurna di mata ku. Dari banyak teman pria yang kukenal, begitu pun sosok “ AYAH “ yang kudengar dari mereka, ternyata papa ku sunggu sangat berbeda. Betapa beruntungnya aku memiliki “Ayah” seperti papa ku.

Tidak pernah terpikirkan sedikit pun oleh ku dan keluarga bahwa papa ku bukanlah milik kami selamanya. Ada pemiliknya yang utama, DI A yang telah memanggil pulang papa ku saat dia tertidur di sore hari karena serangan jantung yang dialaminya. Ah, Tuhan betapa sedihnya hati kami serasa hancur seluruh bumi. Aku merasa Tuhan tidak adil karena memanggil pulang papa ku dalam waktu yang sangat cepat. Kami tidak siap kehilangan papa yang tercinta untuk selamanya. Mengapa papa ku..mengapa bukan yang lain saja...padahal sehari sebelum kepergiannya, aku dan papa ku masih berbagi cerita hingga tanpa terasa sudah pukul 01.30 wib dini hari. Entah mengapa malam itu papa ku sepertinya enggan untuk menyudahi pembicaraan kami hingga aku katakan : Papi ( panggilan kami untuk Ayah) ...sudah dulu ya, ini sudah pagi, papi harus tidur dan istirahat, dia pun menurut...ternyata itu adalah pembicaraan kami yang terakhir.. Ah Tuhan...dihari yang sama tapi jam yang berbeda Dia memanggil pulang papi ku tercinta untuk selamanya.

Sejak saat itu ada bagian hidup ku yang kosong dan dingin, sekali pun aku telah memiliki suami dan anak yang sangat mengasihi ku tapi ruang itu tetap saja kosong, bahkan sering juga aku membanding-bandingkan suami ku dengan papi, terutama dalam hal pekerjaan dan perjuangan hidup.Entah karena apa aku merasa tidak ada yang pantas untuk mengisi ruang kosong itu dan aku terbelenggu kesedihan yang mendalam akan kematian papa ku. Belenggu itu semakin hari semakin kuat mengikat ku, sampai tanpa kusadari , aku menghalangi Tuhan untuk melakukan yang terbaik bagi ku dan menolak kehadirannya untuk mengisi kekosongan itu.

DI A bukan TUHAN kalau DI A tidak mampu mengobati setiap luka dan membebaskan setiap belenggu. Lewat Retret Pembebasan 21 -23 May 2010 yang lalu, DI A menuntun ku untuk merasakan KASI HNYA YANG MEMBEBASKAN. Aku meraskan sesuatu yang baru. Dalam hening DI A hadir, ada damai dan sukacita disana. Dia berbicara banyak dan lembut serta menyadarkan ku.Aku tidak sendirian ada DI A yang selalu siap untuk ku dalam segala keadaan. Aku dipulihkannya. DI A ALLAH ku, satu2nya pribadi yang mampu menggantikan papa ku. Ya..DI A berhasil mengisi ruang kosong itu hanya dengan satu cara “ Dalam hening DI A berkata : Aku Bapa mu yang sangat mengasihi mu. “ saat itu aku merasa aku dibebaskan dari belenggu hidup ku karena DI A membuat ku mengerti arti BEBAS yang sesungguhnya dan lebih memahami arti Cinta Kasih yang seutuhnya. Terima kasih Tuhan, kematian papa ku bukan karena Allah bertindak tidak adil pada ku, dan kematiannya bukan hanya untuk ku tangisi dan kusesali karena itu tidak membuat apapun lebih berarti, tapi dengan kepargian papaku ALLAH mau supaya aku dapat lebih mengalami CI NTA KASI HNYA yang sejati.

Sekarang aku telah mampu berkata “ Selamat Jalan Papi, jadilah pendoa bagi kami anak-anak mu “ I nilah saat pertama kalinya aku mengalami” Jum’at Agung”dan “PASKAH”( karena aku percaya suatu saat nanti akan bertemu papi di rumah BAPA Surgawi ) juga “ Kenaikan Tuhan Yesus “

( membiarkan DI A mengendalikan hidup ku seluruhnya ) serta “PENTAKOSTA”yang sesungguhnya ( aku dibebaskan dari belenggu ketakutan akan kematian dan kehilangan orang yang aku cintai ).

Aku telah dibebaskanNya, dan biarkan DI A juga membebaskan kita semua yang percaya kepadaNya dan yang memanggilNya “BAPA” entah apapun belenggu kita.

( Refleksi pribadi : Anna Gracia ) .

Betapa aku bersyukur pada Mu Tuhan, yang telah memberikan seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, yang mengajarkan aku menemukan Engkau kembali dalam keheningan ( Doa Lectio Devina ) yang penuh kedamaian, sehingga aku sungguh mampu mendengar suara Mu dan terbebas dari belenggu masa lalu ku.

Penuh kasih, pekerja keras, selalu perduli akan kebutuhan dirumah terutama untuk biaya sekolah, tidak pernah mengeluh meski letih jelas tergambar diwajahnya, selalu tersenyum, membawa hadiah kecil bagi ku dan adik2 sepulang bekerja.

(9)

PDKK ( Persekutuan

PDKK ( Persekutuan DoaDoaKarismatikKarismatik

Katolik

Katolik) )

PDKK ELZA ( Elisabeth Zakaria)

Tgl. 09 Juni 2010, pk. 19.30, di Ruko Roxy B. 52, Lippo Cikarang. Tema: “Pencobaan di Padang Gurun”. Pembicara: Robby Jonosew ojo. Pujian: Perduki.

PDKK St. Maria

Tgl. 16 Juni 2010, pk. 19.30, di Ruko Roxy Thamrin Blok. F No. 12, Lippo Cikarang. Pembicara: Bp. Paul Budianto Yosgiarso, dari Paroki Sunter.

Orang

OrangMudaMudaKatolikKatolik( OMK)( OMK)

• Setiap Minggu ke-4, 19:00 di Rumah Putih

Balai

BalaiLatihanLatihanKerjaKerja( BLK)( BLK)

Jadw al Kursus:

•Setiap hari Sabtu, pk. 06:00 di Trinitas

Legio

LegioMariaMaria

Setiap Selasa, 10:00 – 12:00 di Rumah Putih

1

1

Dew an

Dew anParokiParoki

• Mengundang para anggota dewan pleno paroki untuk hadir pada Rapat Pleno Minggu tgl 13 Juni 2010, pukul 10.00 sampai dengan 13.00, bertempat di Rumah Putih Jl. Pinus Hijau 3 No.24 Meadow Green Lippo Cikarang. Undangan dapat diambil di kotak komunikasi masing-masing. Lingkungan, bidang, seksi.

2

2 SekretariatSekretariatParokiParoki

• Jadwal Kursus Persiapan Perkawinan tanggal 10 & 11 JuLi 2010. di Paroki St. Arnoldus Bekasi. Pendaftaran di Sekretariat Paroki paling lambat tanggal 04 Juli.

3

3 Tim PersekutuanTim Persekutuan

• Akan diadakan Retret untuk Remaja pada tgl 09 s/ d 11 Juli 2010, bagi Remaja yang berminat silahkan mendaftar pada Panitia di depan Loby Trinitas setelah misa atau di sekretariat paroki, tempat terbatas.

4

4 Tim Tim Pew artaanPew artaan

• Mengundang para Baptisan yang dibaptis tgl 03 April 2010, untuk mengikuti pertemuan Mistagogi pada hari Minggu tgl 13 Juni 2010, pukul 09.30 Wib, bertempat di Lantai 2 Gedung Trinitas.

• Jadwal baptisan bayi tgl 20 Juni, pembinaan orangtua dan wali baptis tgl 13 Juni, pukul 09.00, bertempat di Ruang misa. Formulir dan persyaratan lainnya dapat diserahkan ke sekretariat paroki paling lambat 9 Juni.

• Akan diadakan pembinaan bagi Pembina Bina I man Anak untuk pelatihan sbb:

– Pelatihan dasar bagi Pembina muda.

– Pelatihan bagi Pembina untuk kelompok Samuel usia 0 s/ d 5 tahun.

– Pelatihan bagi Pembina untuk kelompok Maria usia SMP 1 s/ d 3. Pada hari Minggu, tgl 13 Juni 2010, pukul 08:00 s/ d 14:00 Wib, bertempat di Sekolah Don Bosco Taman Sentosa. Mohon lingkungan untuk mengirimkan wakilnya peserta tidak terbatas.

4

4 …samb. Tim Pew artaan

• Akan diadakan retret bagi siswa-siswi sekolah negeri dan swasta non katolik pada tgl 31 Juni ‘10 s/ d 2 Juli ‘10, bagi siswa-siswi sekolah negeri dan swasta non katolik silahkan mendaftar pada Panitia di depan Lobby Trinitas setelah misa atau di sekretariat paroki, tempat terbatas.

I nfo

I nfo KomsosKomsos::

• Bagi yang ingin mendapatkan soft copy dari WT PI TC, bisa mendaftar ke :

wartaku_teresa@yahoo.com atau langsung bergabung di wartateresa@yahoogroups.com

W

(10)

Untuk Kalangan Sendiri

JADWAL PELAYANAN & KALENDER LITURGI JADWAL PELAYANAN & KALENDER LITURGI

Hari Tgl. Pk. Koor

Sabtu 05-Jun-10 17: 30 Elizabeth Minggu 06-Jun-10 07: 30 Maria Minggu 06-Jun-10 16: 00 Hendrikus Sabtu 12-Jun-10 17: 30 Thomas Minggu 13-Jun-10 07: 30 Antonius Minggu 13-Jun-10 16: 00 Calistus

Petugas Balai Kesehatan Masyarakat & Dokt er Jaga ( Juni 2010)

Tanggal Lingkungan Dokter Jaga Apoteker Peraw at / Bidan

13-Jun-2010 Ratu Rosari Dr. Budi Meta Kurniasih, Sansan Emerita, Sisil

20-Jun-2010 Basilius Agung Dr. Riani I ndo, Wulan Bernadeth, Shellyana Dewi

27-Jun-2010 Vincentius Dr. Andreas Yovita, Lina, Fransiska Rika Amalia, C. Novi I ndri Eggy, Christian, Leo, Evan Kristianto, Hendrikus, Nando, Goldy,

Albert, Ryandi

Jadw al Perayaan Ekaristi & Petugas Liturgi Hari Minggu Biasa XI

Lektor / Lektris Afi, Jendro Yono, Dyah Anes, I ta

Komentator Putri Nana Syca

Antonius Dorman Hutabarat, Herman Benyamin Kanga, Alexander Husein

Putra Altar Ronald, Gregi, Adi, Philip, Daniel B.

Tata Tertib &

Koor St. Thomas St. Antonius St. Calistus

Organis - Bp. Eko Yulianto I bu Vivi

Hari Raya/ Pesta - Bacaan Liturgi Tanggal

HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS

Yeh. 34: 11-16; Mzm. 23: 1-3a,3b-4,5,6; Rm. 5: 5b-11; Luk. 15: 3-7 11 Juni 2010

Hari Biasa

1Raj. 18: 41-46; Mzm. 65: 10abcd,l0e-11,12-13; Mat. 5: 20-26 10 Juni 2010

(11)

MUTIARA IMAN

Belajar

Belajar

Pada

Pada

Murai

Murai

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga (Matius 6: 26).

Burung-burung yang beterbangan secara liar memang tidak menabur dan menuai. Namun, pemeliharaan Tuhan terus mereka alami, sebab mereka bekerja keras sepanjang hari. Sebuah penelitian terhadap aktivitas kehidupan burung menemukan fakta bahwa burung murai, sebagai contoh, setiap hari bangun dini hari pukul 2.30 dan mencari makan hingga larut pukul 21.30. Jadi, setiap hari mereka bekerja selama 19 jam. Tak cuma itu. Burung murai bolak-balik ke sarangnya hingga sekitar 200 kali sehari, demi memberi makan anak-anaknya.

Berapa lama kita bekerja dalam sehari? Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Kita tidak dapat berpangku tangan dan berdoa meminta Tuhan menurunkan berkat-Nya dari langit secara ajaib. Ada bagian yang harus kita kerjakan dan Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.

Semangat dan keuletan burung murai justru menjadi teladan indah bagi kita. Diam berpangku tangan dan tidak melakukan apa-apa hanya mendatangkan kesia-siaan. Namun, ketika kita berusaha, maka berkat Allah akan mengikuti kita. Yang penting adalah, sekeras apa pun kita berusaha memenuhi kebutuhan, kita mesti selalu mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenarannya (ayat 33); mendahulukan nilai-nilai kekudusan dan kebenaran yang Allah tetapkan, melandasi setiap karya dan kerja dengan kasih, dan sebagainya. Sebab justru di situlah kunci berkat itu berada. Ketika Dia menjadi yang utama, maka pemeliharaan-Nya akan ditambahkan dengan murah hati kepada kita. Sebab ketika kita ada di jalan-Nya, apa pun yang kita usahakan pasti akan Dia berkati.

TUHAN YANG MEMBERKATI ADALAH TUHAN YANG TERUS BEKERJA MAKA KI TA YANG RI NDU DI BERKATI JUGA HARUS GI AT BEKERJA.

Forw ard From: Mr. Hepi

Suatu kali, di Taiwan ada seorang konglomerat dan pengusaha kaya. Hebatnya, kekayaan itu menurut banyak pihak diperoleh benar-benar dari nol. Karena itu, apa yang dilakukannya mampu menginspirasi banyak orang. Suatu ketika, karena penasaran, ada seorang pemuda ingin belajar menimba pengalaman dari sang pengusaha. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya sang pemuda berhasil menemui si pengusaha sukses. “Terimakasih Bapak mau menerima saya. Terus terang saya sangat ingin menimba pengalaman dari Bapak sehingga bisa sukses seperti Bapak,” ujar pemuda itu.

Mendengar permintaan itu, sang pengusaha tersenyum sejenak. Kemudian, ia pun meminta anak muda tadi menengadahkan tangannya. Si pemuda pun terheran-heran. Namun, lantas si pengusahapun

menjelaskan maksudnya.

“Biar aku lihat garis tanganmu. Dan, simaklah baik-baik apa pendapatku tentangmu sebelum aku memberikan pelajaran seperti yang kamu minta,” jawab pengusaha tersebut. Setelah menengadahkan kedua tangannya, si pengusaha pun berkata, “Lihatlah telapak tanganmu ini. Di sini ada beberapa garis utama yang menentukan nasib. Di sana ada garis kehidupan. Kemudian, di sini ada garis rezeki dan ada pula garis jodoh. Sekarang, menggenggamlah. Di mana semua garis tadi?” “Di dalam telapak tangan yang saya genggam.” Jawab si pemuda yang penasaran.

“Nah, apa artinya itu? Hal itu mengandung arti, bahwa apapun takdir dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri. Kamu lihat bukan? Bahwa semua garis tadi ada di tanganmu. Dan, begitulah rahasia suksesku selama ini. Aku berjuang dan berusaha dengan berbagai cara untuk menentukan nasibku sendiri,” terang si pengusaha. “Tetapi coba lihat pula genggamanmu. Bukankah masih ada garis yang tidak ikut tergenggam? Sisa garis itulah yang berada di luar kendalimu. Karena di sanalah letak kekuatan Sang Maha Pencipta yang kita tidak akan mampu lakukan dan itulah bagianNya Tuhan. Genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan sungguh, dan bawalah kepada Tuhan bagian yang tidak mampu engkau lakukan! By : Simon Rivian

(12)

Untuk Kalangan Sendiri

Paroki Ibu Teresa Cikarang

2010

Referensi

Dokumen terkait

“ On utilise la même logique même si ça n’est pas démocratique ” yang berarti “kami menggunakan logika meski tidak secara demokratis”. Maksud dari larik tersebut

Perilaku safety riding yang kurang baik pada mahasiswa kesehatan masyarakat antara lain tidak mempunyai SIM C saat mengendarai sepeda motor, awal usia mengendarai

Daerah anterior lobus parietalis ditandai oleh sulkus sentralis, yang juga menunjukkan batas posterior lobus frontalis.Pada bagian medialnya, lobus parietalis

Menjawab tuntutan dan tantangan komunikasi global lewat Internet, Undang-Undang yang diharapkan (ius konstituendum) adalah perangkat hukum yang akomodatif terhadap

Yang dapat dilakukan orangtua adalah dengan membekali anak agar ia dapat menjadi pribadi yang kompetitif, sehat mental, yang dapat beradaptasi di era globalisasi

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

ACE2 adalah reseptor fungsional untuk SARS-CoV-2, dan distribusinya dalam sistem saraf menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat menyebabkan manifestasi neurologis melalui jalur

suatu langkah preamplifier analog yang diikuti oleh langkah output analog (tergantung jenis