• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENENTU KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI DUSUN COKROBEDOG DESA SIDOARUM SLEMAN Yana Luthfiyati1 , Inayati Ceria2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR PENENTU KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI DUSUN COKROBEDOG DESA SIDOARUM SLEMAN Yana Luthfiyati1 , Inayati Ceria2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

26

FAKTOR PENENTU KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI

DUSUN COKROBEDOG DESA SIDOARUM SLEMAN

Yana Luthfiyati

1

, Inayati Ceria

2

1. Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO, [email protected]

2. Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO, [email protected]

ABSTRAK

Pendahuluan : Lansia secara fisiologis akan mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) . Penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut dan masalah degenerative akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Pemerintah merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia agar tetap sehat dan produktif. Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia adalah dengan kegiatan Posyandu Lansia. Lansia yang aktif berkunjung ke Posyandu Lansia maka kesehatannya akan terpantau secara baik dibandingkan yang tidak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penentu kepatuhan lansia dalam kunjungan ke posyandu lansia di dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman.

Metode : Penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan bulan September 2017 di Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman. Jumlah sampel sebanyak 53 lansia, teknik pengambilan sampel accidental sampling. Analisis data bivariat dengan Chi-Square dan analisis multivariat dengan regresi logistik.

Pembahasan: Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia (OR : 0,792 p : 1,000) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara peran kader dengan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman (OR : 0,816 p: 1,000). Analisis multivariat tidak dilakukan karena seleksi multivariat tidak memenuhi syarat.

Kesimpulan : Tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga dan peran kader dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman.

(2)

27

DETERMINANTS OF ELDERLY TO VISIT ELDERLY OF INTEGRATED

HEALTH CARE SERVICE IN COKROBEDOG

SUB-VILLAGE, SIDOARUM VILLAGE OF SLEMAN

Yana Luthfiyati

1

, Inayati Ceria

2

1. Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO, [email protected]

2. Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO, [email protected]

ABSTRACT

Introduction: The elderly physiologically will decline due to degenerative processes (ageing).

The disease is not contagious many appear on old age and degenerative problems will reduce the durability of the body so that the vulnerable exposed to infectious disease infection. The Government formulates policies and programs geared to groups of elderly residents to stay healthy and productive. One of the programs of the Government in improving the health and quality of life of the elderly is Integrated Health Care Service activities with the elderly. The active elderly visiting Elderly of Integrated Health Care Service then his health will be tracked properly. The purpose of this research was aimed to know the determinants of compliance in elderly visits to Elderly Integrated Health Care Service in Cokrobedog Sub-village, Sidoarum Village, Godean, Sleman.

Methods: This research design was cross sectional. The research was carried out in September

2017 at Elderly of Integrated Health Care Service Cokrobedog Sub-village, Sidoarum Village, Godean, Sleman. The number of samples as much as 53 elderly, accidental sampling techniques. Bivariat analysis with Chi-Square and multivariate analysis with logistic regression.

Discussion: The results showed no relationship between family support with visits elderly (OR:

0.792 p: 1.000) and no relationship between the role of community health volunteer or cadres with a visit to the Elderly of Integrated Health Care Service in Cokrobedog Sub-village, Sidoarum village of Sleman (OR: 0.816 p: 1.000). Multivariate analysis was not performed due to the multivariate selection were not eligible.

Conclusion: There was no relationship between family support and the role of community

health volunteer or cadres with a visit to the Elderly of Integrated Health Care Service in Cokrobedog Sub-village, Sidoarum Village, Godean, Sleman.

Keywords: determinants, visits, elderly, Integrated Health Care Service

PENDAHULUAN

Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk berpengaruh pada peningkatan Usaha Harapan Hidup (UHH) di Indonesia. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada Tahun 1980 UHH adalah 55,7 tahun, angka ini meningkat pada tahun 1990 menjadi 59,5

(3)

28

laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi

peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%) (Kemenkes RI, 2013).

Pada Lansia dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga ren-tan terkena infeksi penyakit menular. Meningkatnya populasi lansia ini mengakibatkan pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat yaitu dengan tetap sehat dan produktif. Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia adalah dengan kegiatan Posyandu Lansia.

Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat yang ditujukan pada masyarakat setempat, khususnya balita, wanita usia subur, maupun lansia. Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia metiputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman salah satu kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan di posyandu lansia antara lain pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status inental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai

untuk meningkatkan kebugaran (Wahono, 2010).

Lansia yang aktif berkunjung ke Posyandu Lansia maka kesehatannya akan terpantau secara baik sedangkan yang tidak rutin datang ke Posyandu Lansia kesehatannya tidak dapat terpantau secara optimal. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2012, jika dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi, persentase penduduk lansia di atas 10% sekaligus paling tinggi ada di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%).

Hasil penelitian Wahono (2010) berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Gantungan Makamhaji Surakarta menyatakan bahwa hanya 48,1% responden yang aktif berkunjung ke Posyandu Lansia. Dari faktor dukungan sosial, sikap, dan peran kader yang mempengaruhi kunjungan ke posyandu lansia adalah faktor dukungan sosial. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah variabel bebasnya. Selain itu penulis tertarik untuk meneliti tentang posyandu lansia kembali karena pemanfaatan posyandu lansia yang semakin menurun. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Lansia Cokrobedog, jumlah lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman adalah 70 orang. Lansia yang aktif kunjungan posyandu sebanyak 90%. Hal ini menunjukkan angka kunjungan posyandu yang cukup baik. Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang faktor penentu kunjungan lansia ke posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

(4)

29

sectional yaitu penelitian yang dilakukan

dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subyek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Machfoedz, 2010). Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman pada Bulan September 2017.

Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang mengikuti posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman sejumlah 60 orang dan hanya 53 orang yang digunakan sebagai sampel berdasarkan hasil perhitungan. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Berdasarkan sampel yang sudah ditetapkan, maka dapat ditentukan kriteria inklusi dan ekslusi. Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diambil menggunakan kuesioner pada lansia yang hadir saat keiatan Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang karakteristik responden,variabel bebas dan variabel terikat yang diperoleh melalui kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah lansia dan jumlah kunjungan ke posyandu selama 11 bulan terakhir. Analisis data meliputi analisis univariat, dan bivariat menggunakan chi square.

HASIL

1. Karakteristik Responden

Tabel 1

Karakteristik Responden di Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum

Godean Sleman

Sebagian besar responden di Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Sidoarum Sleman sebesar (50,9%) berada pada rentang usia lanjut atau 60 tahun sampai 74 tahun

Karakteristik Frekuensi (f)

Persentase (%)

Umur

Usia pertengahan 20 37.7

Lanjut usia 27 50.9

Lanjut usia tua 6 11.3

Jenis Kelamin

Laki-laki 3 5.7

Perempuan 50 94.3

Pendidikan

Tidak sekolah 20 37.7

Tamat SD 22 41.5

Tamat SMP 4 7.5

Tamat SMA 6 11.3

PT 1 1.9

Pekerjaan

Bekerja 11 20.8

Tidak bekerja 42 79.2

Status Tinggal Dengan suami/istri dan anak

27 50.9

dengan suami/istri 13 24.5

dengan anak 13 24.5

(5)

30

2. Peran Kader

Tabel 3

Peran Kader di Posyandu Lansia

Peran Kader Frekuensi (f) Persentase(%)

Baik 49 92.5

Sedang 4 7.5

Total 53 100.0

3. Frekuensi Kunjungan ke Posyandu Lansia

Tabel 4

Frekuensi Kunjungan Responden Ke Posyandu Lansia

Frekuensi

Kunjungan Frekuensi (f) Persentase (%)

Aktif 44 83.0

Tidak aktif 9 17.0

Total 53 100.0

4. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia

Tabel .5

Tabel Silang Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu

Lansia

5. Hubungan antara Peran Kader dengan Kunjungan Lansia

Tabel 5.6 Tabel Silang Hubungan antara Peran Kader dengan Kunjungan Lansia Ke

Posyandu Lansia

PEMBAHASAN

Hasil dari tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Sidoarum Sleman sebesar (50,9%) berada pada rentang usia lanjut atau 60 tahun sampai 74 tahun, dimana pada usia ini lansia masih dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan orang lain namun pada usia tersebut juga sangat membutuhkan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan karena penurusan fungsi tubuh (Hardywinoto, 2005).

Mayoritas responden (94,3%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardywinoto (2005) yang mengatakan bahwa angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Sebagian besar responden, sebanyak 41,5% memiliki pendidikan tamat SD. Mayoritas responden (79, 2%) tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagian besar lansia bergantung pada keluarga. Sebagian besar (50,9%) tinggal bersama pasangan(suami/istri) dan anak serta tidak ada yang tinggal sendiri.

(6)

31

yang baik akan membuat lansia mau untuk

berkunjung secara rutin ke Posyandu Lansia. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Wahono (2010) yang menyatakan bahwa peran kader sebagian besar berada pada katagori kurang sebesar 57,4%.

Hasil frekuensi kunjungan lansia pada tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebesar 83% aktif untuk berkunjung ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Lansia yang aktif berkunjung ke Posyandu Lansia akan meningkat derajat kesehatan dan mutu kehidupannya sehingga mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan (Depkes, 2006). Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Wahono (2010) yang menyatakan bahwa sebagian besar lansia berada pada kategori tidak aktif mengikuti Posyandu Lansia sebayak 51,9%. Penelitian ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian Handayani dan Wahyuni (2012) yang menyatakan bahwa sebanyak 71% lansia tidak patuh berkunjung ke Posyandu Lansia.

Hasil tabulasi silang pada tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang aktif dalam melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman sebagian besar (82,6%) mendapatkan dukungan dari keluarga, tetapi dari 7 orang yang tidak didukung oleh keluarganya sebanyak 6 orang (85,7%) yang aktif melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia. Hasil uji chi-square, didapatkan nilai p = 1,000, maka hipotesis nol diterima sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman.

Dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang, namun ada hal lain yang mempengaruhi Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Walaupun keluarga tidak memberikan dukungan tetapi jika lansia sudah memiliki tekad untuk datang ke Posyandu Lansia maka lansian akan

tetap melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia .Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Wahyuni (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.

Hasil tabulasi silang pada tabel 6 menunjukkan responden yang menilai peran kader di Posyandu Lansia pada kategori baik sebesar 81,6% aktif dalam melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia, namun lansia yang menilai peran kader sedang sebanyak 100% aktif dalam melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p = 1,000, maka hipotesis nol diterima sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara peran kader dengan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Wahono (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan atara peran kader dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa Gantungan Makamhaji Sukoharjo.

KESIMPULAN

(7)

32

keluarga dan peran kader dengan kunjungan

lansia ke posyandu lansia di dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman.

SARAN

1. Bagi Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman. Karena masih ada lansia yang belum aktif mengikuti posyandu, Kepala Dusun dan warga agar selalu memotifasi lansia datang ke posyandu dan keluarga lansia untuk memberikan dukungan lebih demi terpantaunya kesehatan lansia.

2. Bagi Kader Posyandu lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman. Kader harus selalu meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan wawasan pengetahuan yang berhubungan dengan lansia agar pada saat tidak ada petugas kesehatan dari puskesmas yang datang ada materi yang bisa disampaikan kepada lansia. 3. Bagi Puskesmas Godean

Dengan jumlah lansia yang cukup banyak, Puskesmas agar lebih rutin melakukan kunjungan ke posyandu untuk memberikan pemantauan kesehatan lansia dan memberikan informasi melalui penyuluhan rutin pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes RI. 2006. Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta: Direktorat kesehatan keluarga

Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC

Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. http://Puskesmas oke.blogspot.com.

Efendi, F., 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Handayani, D. dan Wahyuni, 2012. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Lansia dalam

Mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Gaster Vol 9 No 1 Februari 2012.

Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi: Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta : Gramedia Puataka Utama. Kemenkes RI, 2013. Buletin Lansia. Jakrata: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Miller, C. A. 2012. Nursing for Wellness in Older Adults. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik.

Edisi 2 Penerbit buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Ruwaida, A. 2006. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dan Dukungan Keluarga dengan Kesiapan Menghadapi Masa Menopause. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, vol. 8, No.2, Nopember 2006

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan, Rohima Press, Yogyakarta

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, Yogyakarta : Graha Ilmu

Sukarni, M. 2002. Kesehatan Keluarga Dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius Sunyoto, D & Setiawan, A. 2013. Statistik

Kesehatan, Yogyakarta : Nuha Medika

Sopiyudin, D. 2009. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika

Gambar

Tabel 3  Peran Kader di Posyandu Lansia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu yaitu dukungan keluarga yang baik, sikap yang baik, pengetahuan baik, lansia yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang mengikuti kegiatan posyandu lansia di Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali adalah responden yang berpendidikan dasar (53,2%),

posyandu lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas Medan johor.. Untuk mengetahui Spiritualitas Lansia yang mempengaruhi

Penelitian ini dapat dilihat dari indikator faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia, yaitu pengetahuan lansia, jarak rumah dengan

Senam lansia yang memberikan pengaruh terhadap tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Teratai Dusun Ngrenak Kidul 10 Sidomoyo Godean Sleman ini, dapat

Ada hubungan antara persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan yang rendah di Posyandu Lansia Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon

Berdasarkan tabel 4.9 tentang tabulasi silang hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan Posyandu dengan frekuensi kunjungan ibu balita di Posyandu XI

Penelitian ini dapat dilihat dari indikator faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia, yaitu pengetahuan lansia, jarak rumah dengan