• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP IBU HAMIL DENGAN HYPERTIROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASKEP IBU HAMIL DENGAN HYPERTIROID"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ASKEP IBU HAMIL DENGAN HYPERTIROID A. Pengertian

Hipertiroid pada kehamilan ( morbus basodowi ) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolisme basal 15-20 %, kadang kala diserta

pembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalami gangguan haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan. Kejadian penyakit ini diperkirakan 1:1000 dan dalam kehamilan umunya disebabkan oleh adenoma tunggal. Pasien dengan penyakit primer ini mungkin mengidap batu ginjal, penyakit tulang atau tanpa gejala.

1. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit

Kehamilan dapat membuat strua tambah besar dan keluhan penderita tambah berat.

2. Pengaruh penyakit terhadap kehamilan dan persalinan a. Kehamilan sering berakhir ( abortus habitualis )

b. Partus prematurus

c. Kala II hendaknya diperpendek dengan akstraksi vakum / forsial, karena bahaya kemungkinan timbulnya dekompensasi kordis.

B. Etiologi Hipertiroid :

1. Pembesaran kelenjar tiroid 2. Hiperfungsi kelenjar tiroid

3. Peningkatan metabolisme basal 15-20 %.

C. Patofisiologi

Hypotyroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tyroid infeksi kronis, atrofi kelenjar tyroid yg bersifat idiopatik, jika produksi hormon tidak adekuat maka kelenjar tyroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresi sebagai respon terhadap rangsangan hormon TSH, penurunan sekresi akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi semua sistem tubuh seperti penurunan produksi asam lambung, penurunan metabolisme usus, penurunan detak jantung, gangguan sistem neurologi dan penurunan produksi panas.

D. Tanda dan Gejala - Eksoftalmus

- Tremor - Takikardia

- Pembesaran kelenjar tiroid - Hiperkinesis

- Kenaikan BMR sampai 25 % - Aneroksia

(2)

- Kesulitan dalam menelan - Mual dan muntah

- Konstipasi - Hiptonik obat

E. Penatalaksanaan

- Pemberian obat-obat profiltuarasil dan metiazol dosis rendah - Operasi tiroidektomi, lakukan pada trimester III

F. Komplikasi dan Pengangan

Kematian meningkat dan dapat mencapai 50 %. Pembedahan adalah terapi yang dianjurkan, tetapi mungkin timbul hipokalsemia pasca bedah. Kalau perlu dilakukan pemeriksaan kalsium berkala dan bila nyata harus dilakukan koreksi dengan

kalsium glokonat 2-3 x 20 ml cairan 10 %, bila keluhan menjadi ringan, diet makanan kalsium 4 gelas susu / hari dapat dianjurkan. Dalam kenyataan tetani neonatal sering membantu dalam memerlukan hiperparatiriodisme ibu, yang kemudian dioperasi untuk mengangkat adenomanya.

ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian

Pemeriksaan Fisik : a. Kulit

- Panas, lembab, banyak keringat, halus, licin, mengkilat, kemerahan. - Erythema, pigmentasi, mixedema local.

- Kuku → terjadi onycholosi → terlepas, rusak.

- Ujung kuku/jari → terjadi Aerophacy, yaitu perubahan ujung jari → tabuh clubbing finger disebut Plumer Nail.

- Kalau ada peningkatan suhu → lebih dari 37,80C → indikasi Krisis Tyroid. b. Mata (Opthalmoptik)

- Retraksi kelopak mata atas → mata membelalak / tanda Dalrymple.

- Proptosis (eksoptalmus), karena jaringan orbita dan otot-otot mata diinfiltrasi oleh limposit.

- Iritasi Conjunction dan Hemosis. - Laktrimasi

- Ortalmoplegia

- Tanda Jefrey : kulit tidak dapat mengkerut pada waktu kepala sedikit menunduk dan mata melihat objek yang digerakkan ke atas.

- Tanda Rosenbach : tremor pada kelopak mata pada waktu mata menutup. - Tanda stelwag : mata jarang berkedip.

- Tanda Dalrymple : retraksi kelopak mata bagian atas sehingga memberi kesan mata membelalak.

(3)

c. Cardio vaskuler.

- Peningkatan tekanan darah - Tekanan nadi meningkat - Takhikardia

- Aritmia

- Berdebar-debar - Gagal jantung

d. Respirasi.

- Perubahan pola nafas, Dyspnea

- Pernafasan dalam, Respirasi rate meningkat e. Gastrointestinal

- Poliphagia

- Diare → bising usus hyperaktif, Berat badan turun f. Otot.

- Kekuatan menurun - Kurus

- Atrofi - Tremor - Cepat lelah

- Hyperaktif refeks tendom g. Sistem persyarafan. - Iritabiltas → gelisah

- Tidak dapat berkonsentrasi - Pelupa

- Mudah pindah perhatian - Insomnia

- Gemetar

h. Status mental dan emosional.

- Emosi labil → lekas marah, menangis tanpa sebab - Iritabilitas

- Perubahan penampilan i. Status ginjal.

- Polyuri (banyak dan sering kencing).

- Polidipsi (rasa haus berlebihan → banyak minum) j. Status reproduksi

- Pada wanita :

Hypomenorrhoe, Amenorrhoe

Karena kelenjar tyroid mempengaruhi LH - Laki-laki :

Kehilangan libido, Penurunan potensi

k. Leher

(4)

Pemeriksaan Diagnostik

1. Serum T3 dan T4 meningkat (Normal : T3 :8 – 16 g. T4 4-11 g ) 2. TSH serum menurun

3. Tyroid → radio aktif iodine up take (RAIU) meningkat (Normal: 10-35 %) 4. BMR meningkar

5. PBI meningkat (Normal :4 g – 8 g, hypertiroid > 8 g, hypertiroid < g)

2. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan diare, mual, nyeri abdomen dan atau peningkatan BMR ditandai dengan BB turun,

diaporesis.

2. Hipetermia yang berhubungan dengan status hipermetabolik ditandai dengan panas.

3. Intoleran aktivitas yang berhubunagan dengan ketiddakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan karena peningkatan kecepatan metabolisme dan intoleransi terhadap panas ditandai dengan kelemahan

4. Perubahan proses fikir yang berhubungan dengan peningkatan rangsangan sistem saraf simpatis oleh tingginya kadar hormon tiroid ditandao dengan labil, peka rangsang, gugup.

3. Intervensi Dx I

Tujuan : nutrisi adekuat. Hasil yang diharapkan :

- Berat badan meningkat sampai batas yang normal bagi pasien - makan diet yang dianjurkan tanpa menunjukkan ketidaknyamanan. - asukan dan haluaran seimbang.

Intervensi :

- Pantau masukan diet tinggi kalori, tinggi protein, tinggi karbohidrat, tinggi vitanin B.

- Tawarkan makanan dalam jumlah kecil tapi sering dan tambahan diantara waktu makan.

- Konsulkan pasien untuk makanan yang disukai.

- Hindari stimulan : kopi, teh, cola, atau makanan yang lain yang mengandung kafein atau teobromin yang meningkatkan perasaan kenyang dan paristaltik. - Hindari makanan dengan jumlah yang banyak serat atau makanan yang banyak mengandung bumbu.

- Berikan dorongan untuk memperbanyak minum 2 sampai 3 liter setiap hari ; hindari jus yang mungkin dapat menyebabkan diare.

- Berikan lingkungan dengan pengunjung yang cocok bila pasien yang menginginkannya.

(5)

- Pantau masukan dan haluaran setiap 8 jam.

- Kaji efektifitas pengobatan untuk mengatasi mual dan nyeri abdomen.

Dx II

Tujuan : suhu normal 36,50C – 37,50C. Hasil yang diharapkan :

- Pasien sadar dan responsif

- Tanda-tanda vital dan haluaran urine normal. Intervensi ;

- Berikan kompres hangat sesuai kebutuhan.

- Gunakan pakaian dan linen tempat tidur yang tipis. - Pertahankan lingkungan yang sejuk.

- Kaji efektifitas selimut hipetermia bila dilakukan : Lakukan tindakan untuk mencegah kerusakan kulit.

- Berikan asetamenofen sesuai pesanan ( aspirin merupakan kontra indikasi ) - Tingkatkan masukan cairan sampai 2500 ml / hari.

- Pantau tanda vital, tingkat kesadaran, halyaran urine setiap 2 sampai 4. - Kolaborasikan dengan dokter dalam menggunakan tindakan pendinginan tambahan bila keadaannya membutuhkan.

Dx III

Tujuan : Aktifitas dapat dilakukan sesuai toleransi. Hasil yang diharapkan / evaluasi :

- Menyelesaikan aktifitas yang direncanakan tanpa bukti-bukti intoleran. - Meminta bantuan hanya ketika membutuhkan.

Intervensi :

- Kaji tanda vital dasar dan tingkat aktivitas sebelumnya.

- Batasi akatifitas sampai tingkat toleransi pasien dengan melakukan pangkajian respon ( mis : kaji tanda vital selama melakukan aktifitas dan bandingkan dengan tanda vital dasar ).

- Biarkan pasien membuat priorotas dalam perawatan di dalam keterbatasanya. - Berikan jarak waktu antara prosedur untuk memungkinkan waktu istitrahat yang cukup.

- Berikan peralatan yang dibutuhkan, kebutuhan lain untuk mencegah penggunaan energi yang berlebihan oleh pasien sebelum aktivitas.

- Hentikan aktifitas pada awal timbulnya gejala intoleran : dispnea, takipnea, takikardia, keletihan.

- Bantu pasien saat melakukan aktifitas yang tidak mampu dilakukan karena kelemahan atau tremor.

- Rencanakan aktifitas setiap hari dan pola istirahat yang dapat memudahkan meningkatan toleransi untuk perawatan diri.

(6)

Tujuan : tidak terjadi perubahan proses pikir. Hasil yang diharapkan :

- Pasien berorientasi.

- Berespon sesuai terhadap situasi dan orang. - Menggunakan teknik reduksi stress

Intervensi :

- Kaji tingkat kesadaran, orientasi, afek dan persepsi setiap 4 jam sampai 8 jam : laporkan adanya perubahan negatif.

- Diskusikan perasaan dan respon terhadap situasi dan orang : berikan penekanan bahwa hal tersebut tepat adanya.

- Berikan lingkungan yang stabil, tenang, tanpa stress, dan tidak merangsang. - Rencanakan perawatan bersama pasien; berikan penjelasan yang jelas dan singkat.

- Antisipasi kebutuhan akan pencegahan reaksi hiperaktif - Informasikan pasien bahwa aktifitasnya mungkin dibatasi.

- Ajarkan teknik menurunkan stress dan kaji penggunaannya oleh pasien.

- Berikan aktifitas yang menghibur dan benda-benda yang menurunkan rangsangan ; hindari hal-hal yang membutuhkan manipulasi motorik halus.

- Orientasikan kembali pasien pada lingkungan sesuai dengan yang dibutuhkan dan berikan petunjuk yang mengorientasikan ( misalnya : jam, kalender,

gambar-gambar yang dikenal pasien dan sebagainya ).

- Panyau terhadap reaksi buruk terhadap pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

 Mc.Closky J dan Bulaceck G.2000. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby.Philadelphia.

 Nanda.2000.Nursing Diagnosis : Prinsip dan Classification.Philadelphia USA.  Ferry.Potter,1999,Buku ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, EGC : Jakarta.  Doengoes, Marlyn E,2002.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Tapi aku terlalu sibuk untuk berkencan dengan siapa pun secara serius, dan kebanyakan wanita tidak ada yang tahan dengan pacar yang lebih sering keliling dunia daripada di

Hasil penelitian ini sangat berbeda dengan temuan Fahmi &amp; Subamia (2007) yang menyatakan bahwa pemberian pakan buatan dikombinasi dengan maggot segar umur 7 hari sebanyak 40%

Diet tinggi lemak menunjukkan kecenderungan meningkatkan kadar IL-6 tikus putih jantan setelah diinduksi Staphylococcus aureus dan tidak signifikan secara

Tujuan penelitian ini adalah :1) Untuk mengetahui kendala-kendala yang menghambat dalam pembuatan Akta Jual Beli tanah oleh PPAT dan upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh konsentrasi pelarut aseton terhadap karakteristik pigmen karotenoid pada buah campolay yang

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian, sehingga dapat menjadi masukan bagi toko Batik Kisnala untuk

Data sarana dan prasarana Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak terdiri dari laporan posisi barang milik negara di neraca posisi per tanggal 31 Desember 2014 tahun

dicapai dari suatu usaha yang telah dikerjakan, 3 menurut Zainal Arifin dalam bukunya, bahwa kata Prestatie bahasa belanda yang berarti “