• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCERDASAN HAK ASASI PEREMPUAN INDONESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENCERDASAN HAK ASASI PEREMPUAN INDONESI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENCERDASAN HAK ASASI PEREMPUAN INDONESIA UNTUK

KEMAJUAN DAN MENCAPAI KESETARAAN GENDER MELALUI

CEDAW

Zaeda Zulfa

zaedazulfa@students.unnes.ac.id

DATA BUKU

Judul Buku : CEDAW: Menegakkan Hak Asasi Perempuan Penulis : Achie Sudiarti Luhulima

Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tahun Terbit : 2014

Kota Penerbit : Jakarta Bahasa Buku : Indonesia Jumlah Halaman : xviii + 364 hlm ISBN Buku : 978-979-461-868-4

DISKUSI/PEMBAHASAN REVIEW

CEDAW (Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination

(2)

dan, untuk mencapai tujuan itu, melakukan:

a) Mencantumkan prinsip kesetaraan laki-laki dan

perempuan di dalam konstitusi nasional atau perundang-undangan lainnya yang tepat, jika

belum dicantumkan, dan untuk memastikan melalui hukum dan cara-cara lainnya yang tepat, realisasi praktis prinsip ini

b) Mengambil langkah-langkah legislatif dan lainnya yang tepat, termasuk sanksi jiia diperlukan, yang melarang segala segala tindak diskriminasi terhadap perempuan.

c) Menetapkan perlindungan hukum bagi hak-hak perempuan atas dasar kesetaraan dengan laki-laki dan menjamin melalui peradilan nasional yang kompeten dan lembaga publik lainnya perlindungan efektif bagi perempuan dari segala tindak diskriminasi

d) Tidak melakukan tindakan atau praktek diskriminasi terhadap perempuan dan memastikan bahwa pejabat dan lembaga publik bertindak sesuai dengan kewajiban ini

e) Melakukan segala langkah-tindak yang diperlukan untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan oleh siapapun, organisasi atau perusahaaan apaapun

f) Melakukan segala langkah-tindak yang diperlukan, termasuk pembuatan perundang-undngan, untuk mengubah atau menghapus undang-undang, peraturan-peraturan, kebiasaan dan praktek yang ada yang diskriminatif terhadap perempuan

g) Mencabut semua ketentuan pidana nasional yang diskriminatif terhadap perempuan

Buku CEDAW Menegakkan Hak Asasi Perempuan pada Bab II menjelaskan dengan rinci mengenai pasal-pasal yang berhubungan dengan hak asasi perempuan. Ada juga proses sejarah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang disahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 10 Desember 1948 sebagai instrumen Hak Asasi Manusia Internasional untuk memajukan hak dan kebebasan manusia. Indonesia memiliki perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia yaitu terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan juga pada Pasal 28A – 28J, Ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi CEDAW, dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia terkhusus pada bagian 9 Pasal 45 – 41 yang mengatur mengenai hak wanita.

(3)

Konferensi Dunia yang dijelaskan dalam Bab II ini memperlihatkan keadaan kritis yang terjadi di Beijing dan ada juga memberikan langkah-langah strategis dalam menyikapi keadaan krisisnya kesadaran perempuan untuk memperjuangkan hak asasinya. Berbagai tujuan dan strategi dilakukan negara-negara di dunia untuk melindungi hak asasi perempuan. Undang-Undang yang ditetapkan pemerintah menunjukkan bahwa peran perempuan di berbagai bidang seperti di rumah, kantor, atau tempat umum perlu untuk dilindungi dan dijamin keselamatannya dari bahaya luar, kesamaan gender juga menjadi bagian dari hak asasinya untuk menerima upah yang tidak dibeda-bedakan berdasarkan jenis kelamin.

Banyak penjelasan pasal-pasal mengenai kebijakan pembangunan nasional mengenai peran perempuan, perlindungan perempuan, kesetaraan gender, dan mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Pemerintah di sini juga menerapkan standar Hak Asasi perempuan dengan meningkatan pemahaman kesetaraan antara laki-laki dam perempuan dan meningkatkan kualitas para penegak hukum dalam melindungi hak-hak perempuan melalui sosialisasi kepada masyarakat-masyarakat, merencanakan dan memberikan anggaran khusus untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan perlindungan, pencerdasan kepada perempuan-perempuan Indonesia, memberikan pelatihan dan juga melakukan pengkajian terhadap Undang-Undang yang masih berlawanan dengan ketidakadilan kesetaraan gender.

Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskrimasi Terhadap Perempuan (Konvensi CEDAW) merupakan konvensi yang mengatur khusus terhaadap kaum perempuan, konvensi ini adalah upaya Internasional untuk melindungi dan memperkenalkan hak-hak perempuan di seluruh dunia dan anak-anak serta remaja perempuan. Perjanjian yang dilaksanakan oleh negara-negara di dunia dalam menyelesaikan permasalahan dengan cara perundingan kemudian mengajukan arbitrase yang diajukan oleh pemohon salah satu negara-negara yang melakukan perjanjian. Akan tetapi, negara-negara Indonesia tidak bersedia untuk mengikatkan diri dalam perjanjian tersebut, dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 Pasal 1. Indonesia telah meratifkasi banyak konvensi dengan tujuan untuk mrnghapus segala diskriminasi terhadap perempuan karena tidak sesuai dengan landasan negara Indonesia.

(4)

Asas-asas konvensi CEDAW dan prinsip-prinsip CEDAW telah ditulis dengan rapi dan baik. Prinsip CEDAW di sini dipaparkan secara rinci. Beberapa prinsip yang ditulis dalam buku CEDAW ini adalah prinsip persamaan substansif yang dirinci mengenai kesetaraan dan keadilan, ada juga prinsip non diskriminasi yang dimuat dalam Pasal 1 Konvensi CEDAW. Pasal ini memaparkan defnisi, tujuan dan mengapa bentuk diskriminasi ini harus dilarang serta ada peraturan yang mengaturnya sendiri, juga menjelaskan perbuatan apa yang dapat digolongkan ke dalam perbuatan diskriminasi. Prinsip memberikan pemahaman mengapa perlu adanya pengetahuan mengenai diskriminasi dan kita dapat mengetahui hukuman apa yang akan diberikan kepada pelaku diskriminasi. Beberapa bentuk Deklarasi juga ditulis dalam Bab III, deklarasi yang menyatakan hak-hak perempuan, menyuarakan untuk menghapus segala tindak kekerasan terhadap perempuan. Pada Bab III lebih memberikan pengetahuan peraturan pasal-pasal dengan penjelasan mengenai hak asasi manusia khususnya hak perempuan. Kekurangan di Bab III ini tidak dijelaskan lebih spesifk mengenai konvensi CEDAW, Deklarasi-Deklarasi dan lainnya, pembahasannya lebih mengarah ke pasal-pasal yang sudah diratifkasi oleh negara Indonesia yang kemudian dijadikan sebagai hukum nasional. Pasal-pasal yang ada lebih mengarah kepada tugas komite-komite konvensi CEDAW.

Pada Bab selanjunya membahas tentang rekomendasi umum komite CEDAW. Rekomendasi umum komite CEDAW mengurus hal-hal yang harus mendapat perhatian khusus untuk memperoleh hasil kajian dan mendapat pertimbangan laporan serta informasi dari negara-negara lain. Ada kekuatan hukum yang mengikat (legally binding) dalam ketentuan-keentuan rekomendasi umum komite CEDAW. Bab ini lebih menjelaskan ke pemahaman makna dari rekomendasi umum CEDAW. Beberapa pernyataan yang dimuat dalam terbitan Kelompok Kerja Convension Watch dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia dijelaskan secara lengkap. Dalam rekomendasi umum nomor 9 membahas tentang data statistik terhadap keadaan perempuan. Rekomendasi ini mengupayakan untuk memberikan jaminan melalui pengumpulan data statistik sensus dan melakukan survei untuk memudahkan dalam mencari informasi mengenai keadaan perempuan. Banyak remondasi yang dipaparkan dalam buku ini mulai dari rekomendasi umum nomor 16 hingga rekomendasi umum nomor 28 disertai dengan beberapa pasal dan butir.

(5)

Observasi penutup komite penghapusan diskriminasi terhadap perempuan (komite CEDAW) mempertimbangkan laporan awal Indonesia dengan memberikan paparan mengenai gerakan perempuan Indonesia dengan prinsip kesetaraan yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar guna menjamin pengembangan dan pemajuan perempuan. Masalah dan kendala yang dihadapi dalam peningkatan peranan perempuan yaitu masih tingginya buta aksara oleh perempuan yang ada di desa, masih terbatasnya kemampuan untuk memberikan bimbingan dan minimnya pengetahuan perihal kesehatan, gizi, pemeliharaan anak, dan sanitasi. Para perempuan juga memiliki kemampuan yang masih dibatasi dalam bekerja. Sejak di undangkannya Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perkawinan, perempuan semakin memiliki kedudukan yang kuat.

Bab yang menjelaskan observasi penutup memiliki berbagai pertanyaan seperti apakah GBHN yang berkaitan dengan bab peranan wanita ada bab yang ditujukan bagi laki-laki dan juga pertanyaan mengenai “Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia apabila ada seorang warga negaranya ada yang anatonistik. Berbagai macam pertanyaan internasional ditujukan kepada Indonesia dipaparkan pada bab ini. Dilain pertanyaan yang dikemukakan juga ada jawaban-jawaban yang ditulis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan. Penjelasan yang dipaparkan di buku ini mengulas tentang banyak hal komentar-komentar komite, saran dan rekomendasi yang diberikan juga terdapat kritikan-kritikan.

Pembahasan bab berikutnya mengenai protokol opsional terhadap konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan (optional protocol to the convention on the elimination of all forms of discrimination againts women). Protokol opsional berlaku pada 22 Desember 2000 dan Indonesia ikut serta menandatanginya pada tahun 2000 di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Pertimbangan untuk diadakannya protokol kyoto yaitu dengan memperbaiki dan menambah mekanisme yang sudah ada untuk penegakan Hak Asasi Manusia perempuan, mendorong negara-negara untuk menjalankan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan substansif konvensi CEDAW, menciptakan kesadaran yang lebih besar dari masyarakat tentang standar hak asasi manusia yang berkaitan dengan diskriminasi terhadap perempuan. Pembahasan protokol opsional memiliki beberapa elemen-elemen penting yang terdiri dari Mukadimah dari 21 pasal telah dijelaskan. Prosedur-prosedur komunikasi menjelaskan tiap pasal-pasal mulai dari pasal-pasal 1 hingga pasal-pasal 10 dan diikuti oleh kewajiban negara pihak-pelindung pelopor untuk memastikan bahwa orang-orang dalam yurisdiksi negara itu tidak akan dikenakan perlakuan yang tidak baik atau mendapat intimidasi sebagai akibat dari komunikasi yang disampaikan kepada komite. Bab ini lebih rinci membrikan penjelasan bagian-bagian protokol opsional dibanding dengan bab lainnya. Ada juga aturan prosedur komite, amandemen, pembatalan ikatan pada protokol kyoto opsional dan pemberitahuan oleh Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa serta di jelaskan kekuatan otentik yang tedapat pada pasal 21 yang menyatakan bahwa protokol ini, yang naskahnya dibuat dalam bahasa Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol mempunyai kekuatan otentik yang sama dan wajib disimpan pada Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa.

(6)

perbaikan terhadaap kondisi kemanusiaan di dunia, baik dalam bidang pembangunan, pengurangan kemiskinan, menciptakan perdamaian dan keamanan, perlindungan lingkungan dan hak asasi manusia dan demokrasi. Memprkenalkan kestaraan dan keadilan gender antara laki-laki dan perempuan dan melakukan pemberdayaan perempuan sebagai langkah-tindak yang efektif untuk memerangi kemiskinan, kelaparan dan penyakit untuk memicu pembangunan yang benar-benar berkelanjutan. Bab ini memperlihatkan delapan komitmen kunci yang ditetapkan Deklaraasi Milenium menjadi Tujuan Pembangunan Milenium. Tujuan ini merupakan target dan indikator untuk mendorong tindakan yang efektif untuk mencapai pembangunan dan menghapus kemiskinan yang menjadi sasaran deklarasi.

Pada bab ini mengarah ke keterkaitan pencapaian tujuan MDG dengan CEDAW dan landasan beijing. Landasan aksi beijing merupakan perjuangan untuk mencapai kesetaraan dalam akses pendidikan dan menghapus diskriminasi terhadap anak-anak dan perempuan dalam pendidikan , pengembangan keterampilan dan pelatihan serta mengalokasikan sumber daya yang cukup unuk memantau implementasi reformasi pendidikan. Ada begitu banyak landasan aksi Beijing yang ditulis dalam buku ini.

Buku ini memberikan banyak pencerahan mengenai hak perempuan yang harus dipromosikan dan diterapkan. Buku ini memberikan pengarahan akan pentingnya hak asasi manusia dan bagaimana proses sejarah terbentuknya konvensi-konvensi perlindungan terhadap hak asasi di dunia. Konvensi CEDAW sangat berpengaruh dalam perkembangan disiplin ilmu hukum.

Tulisan ini juga bisa digunakan sebagai bahan ajar dan sosialisasi akan kestaraan dan gender. Perincian pasal-pasal yang ada di buku dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman para pembaca. Apabila akan melakukan kajian, buku ini juga dapat digunakan mengenai kajian Tujuan Pembangunan Milenium untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab utama kelompok sandang mengalami inflasi tertinggi selama tahun 2011 adalah pada sub ke lompok barang pribadi dan sandang lainnya yang mengalami inflasi

Sedangkan menurut Ikerionwu (dalam European Journal of Humanities and Social Sciences, 2011: 115) referred to them as objects or devices, which help the teacher to make a

Aliran ini sambil mengalir melakukan pengikisan tanah dan bebatuan yang dilaluinya (Ilyas, 1990 dalam Setijanto, 2005). Sungai merupakan bentuk ekosistem perairan mengalir

Dalam rangka program seleksi proposal program pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :1.

Menurut Lipiyoadi (2002:120), Promosi merupakan salah satu variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa,

[r]

Kesimpulan yang dapat diambil adalah keuntungan pemeliharaan ayam potong meng- gunakan kandang tertutup atau Closed house adalah kapasitas kandang sebanyak 17,24

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa dalam pembelajaran matematika melalui Pembelajaran Berbasis