• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Dalam Bisnis islam dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Etika Dalam Bisnis islam dalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Etika Dalam Bisnis

Relevansi etika dan bisnis

Sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, bahwa dari sudut pandang ekonomis, bisnis adalah kegiatan yang dilakukan dengan maksud memperoleh keuntungan. Keuntungan pada umumnya diekspresikan dalam bentuk uang. Harus diakui kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal bagi shareholders. Bisnis bukanlah karya amal. Dipandang dari sudut ekonomis bisnis yang baik adalah bisnis yang banyak mendatangkan keuntungan. Faktor itu membuat perusahaan mengambil jalan pintas dengan menghalalkan segala cara agar bisa meraih keuntungan. Tidaklah mengherankan apabila pandangan lama menyatakan bahwa bisnis itu immoral

(tidak bermoral). Dari sudut pandang ini bisnis dianggap sebagai aktivitas yang tidak bermoral. Pandangan bahwa bisnis immoral kemudian mengalami perubahan sehingga menjadi lebih lunak, yaitu bahwa bisnis itu amoral. artinya moral dan bisnis merupakan dua dunia yang sangat berbeda, dan keduanya tidak dapat dicampuradukkan.

(2)

Apakah benar bahwa keberhasilan bisnis hanya didasarkan semata-mata pada sikap menghalalkan segala cara, tipu-mrnipu, memotong bisnis orang lain, dan semacamnya? Tanpa mengabaikan kenyataan adanya praktek bisnis yang tidak etis dalam kehidupan sehari-hari, perlu ditambahkan sudut pandang yang lain, yaitu Moral. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang banyak mendatangkan keuntungan, tetapi juga bisnis yang baik secara moral. Tokoh etika Amerika Serikat, Richard T. De George (Ali dan Fauzi, 1998:21) Mengemukaan keberadaan etika dalam bisnis sebagai berikut.

1. Bisnis tidak bisa disamakan dengan permainan judi. Dalam bisnis memang dituntut keberanian mengambil spekulasi dan resiko, namun yang dipertaruhkan bukan hanya uang, melainkan juga dimensi kemanusiaan, seperti martabat atau nama baik pengusaha dengan keluarganya, nasib semua pegawai dengan keluarganya, termasuk nasib orang-orang lain pada umumnya, dan bahkan seluruh hidup pengusaha.

2. Bisnis adalah bagian yang sangat penting dari masyarakat dan menyangkut kepentingan semua orang. Oleh karena itu, prakek bisnis mensyaratkan etika disamping hokum positif sebagai standar acuan dalam mengambil keputusan dan kegiatan bisnis. Dengan demikian, kegiatan bisnis dapat dinilai dari sudut moral seperti halnya kegiatan manusia lainya.

3. Dari sudut pandang bisnis itu sendiri, praktek bisnis yang berhasil adalah yang memperhatikan norma-norma moral masyarakat, sehingga ia memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas produk atu jasa yang dijualnya.

(3)

5. Etika bukanlah ilmu pengetahuan empiris. Tindakan yang dilakukan oleh lebih banyak orang tidak otomatis berarti yang lebih baik. Sekalipun korupsi dan kolusi merajalela di mana-mana, hal itu tidak dengan sendirinya dibenarkan secara etis.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa etika sesungguhnya sangat relevan diterapkan dalam bisnis. Kendati bisnis adalah sebuah pertaruhan, pertaruhan dalam bisnis menyangkut nilai-nilai yang sangat hakiki seperti kehidupan manusia dan nasib banyak orang yang terkait. Bahkan pertaruhan itu tidak hanya berdimensi jangka pendek melinkan juga perlu memperhitungkan segala akibat dan resikonya untuk jangka panjang.

Pengertian etika bisnis

Etika bisnis merupakan etika terapan yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat, kemudian meluas ke Negara-negara Eropa. Tidaklah mengherankan apabila kebanyakan telaah dan buku mengenai bisnis dan manajemen berasal dari Negara itu.

Menurut Weiss dalam Keraf (1993:66), etika bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks.

Menurut Laura Nash (1990), etika bisnis sebagai studi mengenai bagaimana norma moral personal diaplikasikan dalam aktivitas dan tujuan perusahaan.

Etika bisnis menyangkut tiga bidang dasar pembuatan keputusan manjerial, yaitu:

(4)

2. Pilihan-pilihan tentang masalah ekonomi dan social diluar ranah hukum; dan

3. Pilihan-pilihan tentang prioritas kepentingan orang tertentu di atas kepentingan perusahaan.

Sebagai filsafah terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu etika bisnis dapat dilihat sebgai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Sekalipun tidak ada satu definisi terbaik untuk etika bisnis, namun terdapat consensus bahwa etika bisnis adalah studi yang mensyaratkan penalaran dan penilaian, baik yang didasarakan atas prinsip-prinsip maupun kepercayaan dalam mengambil keputusan guna menyeimbangkan kepentingan ekonomi diri sendiri terhadap tuntutan social dan kesejahteraan.

Sasaran dan ruang lingkup etika bisnis

Terdapat tiga sasaran dan ruang lingkup pokok etika bisnis (keraf, 1998:69), yaitu:

1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain etika bisnis pertama-tama bertujuan menghimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Termasuk didalamnya himbauan itu didasarkan juga pada hakikat dan tujuan bisnis, yaitu untuk meraih keuntungan.

(5)

etika bisnis berfungsi menggugah masyarakat agar menuntut para pelaku bisnis agar berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut. Etika bisnis mengajak masyarakat untuk bersatu dan secara bersama melawan kecenderungan arogan bisnis ketika bisnis tidak lagi peduli pada hak dan kepentingan piha tertentu, atau hak dan kepentingan masyarakat luas.

3. Etika bisnis juga membahas mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro sehingga disebut etika ekonomi. Dalam lingkup makro, etika bisnis berbicara mengenai monopoli, oligopoly, monopsoni, kolusi dan praktek-praktek semacamnya yang akan sangat mempengaruhi sehat dan baiknya praktek bisnis dalam sebuah Negara.

Tingkatan etika bisnis

Etika bisnis tidak hanya menyangkut persoalan-persoalan individual dalam bisnis, tetapi juga menyangkut kepentingan semua pihak yang berkepetingan (individu dan organisasi), baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan. Berkaitan dengan hal ini terdapat liam tungkatan etika bisnis yaitu;

1. Individual

Pada tingkatan ini tanggung jawab suatu tindakan etis berada pada individu pelaku. Misalnya seseorang berbohong tentang rekening pengeluaran, menerima suap, pelecehan seks, membocorkan rahasia perusahaan, dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah etis pada tingkat ini, perlu ditelusuri motif dan standar etika pelaku.

2. Organisasional

(6)

kesalahan orang lain demi kepentingan seluruh organisasi. Untuk mengatasi masalah etis pada tingkat ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengkaji prosedur kerja, kebijakan, dank ode etik perusahaan.

3. Asosiasi

Seorang anggota asosiasi profesi, seperti, akuntan, konsultan, dokter, pengacara, notaries, harus berpedoman pada kode etik profesinya sebelum memberikan saran pada klien.

4. Masyarakat

Pada tingkat masyarakat, hukum, peraturan, norma, kebiasaan dan tradisi sangat menentukan perubuatan-perbuatan yang dapat diterima secara sah. Setiap Negara memiliki pedoman yang berbeda, sehingga suatu ketentuan tidak berlaku untuk semua Negara.

5. Internasional

Masalah etika bisnis pada tingkat internasional lebih rumit karena nilai-nilai budaya, politik, agama ikut berperan. Tuntutan masyarakat internasional agar etika bisnis dilaksanakan semakin kuat terutama menyangkut mutu agar konsumen terjamin kepuasannya. Tuntutan ini melahirkan dibentuknya Internationa Organization for Standardization (ISO).

Prinsip-prinsip etika bisnis

Sudah dapat dipastikan bahwa bisnis mempunyai etika. Prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis tidak terlepas dari nilai-nilai kehidupan manusia. Dengan kata lain prinsip-prinsip etika bisnis sangat dipengaruhi oleh system nilai masyarakat setempat. Sebagai etika terapan, prinsip etika yang berlaku pada bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika yang berlaku umum.

Menurut Keraf (1998:73) prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis adalah:

(7)

Otonomi dalam hal ini adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan berdsarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

2. Prinsip kejujuran

Prinsip ini paling problematic, karena sekilas tampak aneh bila kejujuran menjadi prinsip sebuah bisnis yang dikenal dengan tipu-menipu demi meraup untung. Kejujuran terkait dengan kepercayaan. Kejujuran relevan dalam bisnis terkait dengan hal-hal berikut:

- Pemenuhan syarat-syarat kontrak atau perjanjian . kejujuran sangat penting dalam menjaga kelangsungan hubungan bisnis dengan para relasi.

- Penawaran barang dan jasa yang meliputi mutu dan harga yang sebanding. Kesesuaian mutu dan harga sebagaimana yang diiklankan akan menciptakan kepercayaan dan kepuasan konsumen.

- Hubungan kerja internal. Perusahaan mampu bertahan apabila hubungan kerja antar individu yang ada didalam nya dilakukan dengan berlandaskan pada kejujuran.

3. Prinsip keadilan

Prinsip ini menuntun agar setiap orang diperlakukan secara adil sesuai dengan criteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Keadilan menuntut agar setiap orang/pihak dalam bisnis diperlakukan secara adil dan tidak boleh dirugikan hak dan kepentingannya.

4. Prinsip saling menguntungkan

(8)

Prinsip ini dihayati sebgai tuntutan moral dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar dalam menjalankan bisnisnya senantiasa menjaga nama baik dirinya dan perusahaannya.

Referensi

Dokumen terkait

hanya pasrah. Padahal saat itu beliau baru saja menjalani operasi kanker rahim. Penyakit-penyakit tersebut tidak lantas membuat beliau menyerah, tetapi justru beliau semakin

Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa meningkatkan akhlak siswa tidak terlepas dari pengajaran akhlak itu sendiri dengan metode yang disesuaikan dengan kondisi

Jual Vimax LOT:1087 Original || Vimax Capsule Canada || Toko Vimax Herbal || Agen Vimax Pills || Vimax Asli/Palsu || Obat Pembesar Penis Terbaik Dan PERMANEN || Harga Vimax

Dasar teoritis manajemen publik baru perlu dipertimbangkan lebih detail, terutama seperti teori di belakang model administrasi tradisional yang dikritik dalam bab

Mengacu dari temuan penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Sebagian besar karyawan staff non operasional PT Jasa Marga (Persero) Tbk

I : Kalau menurut Isil budaya Minang tu, emang yo bana-bana Islamnyo mang kuek gitu, kayak urang lain tau kalau urang Minang, pasti urang Islam, kalau adaik Minang kan, adaik

Sasarannya dari kegiatan ini adalah diperolehnya 1 paket alat deteksi gas (gas Metana dan gas karbonmonoksida) yang terintegrasi dengan sistem kabel dan telemetri dalam

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gayas atau larva hama Oryctes rhinoceros , cendawan Isolat Lokal Lombok Metarrhizium anisopliae dalam bentuk