• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inilah Penanganan Efek Samping Imunisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Inilah Penanganan Efek Samping Imunisasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

← Inilah Penanganan Efek Samping Imunisasi dan KIPI Kenali Tanda dan Gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) →

Kenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Kenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

dan Penanganannya

dan Penanganannya

Posted on Mei 16, 2012

Kenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan

Kenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan

Penanganannya

Penanganannya

Reaksi yang timbul pada anak setelah

imunisasi dapat berasal dari unsur kuman dari vaksin maupun zat-zat tambahan yang dapat berupa reaksi “simpang” vaksin. Reaksi-reaksi tersebut dapat sebagai akibat dari efek farmakologi, efek samping, interaksi obat, intoleransi, reaksi idiosinkrasi dan reaksi alergi. Reaksi alergi adalah reaksi yang timbul akibat kepekaan seorang anak yang berhubungan dengan faktor genetik (keturunan).

Ada pula reaksi yang bukan karena vaksinnya sendiri, yaitu akibat dari kesalahan tehnik pembuatan, pengadaan dan distribusi vaksin,

kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata-mata kejadian yang timbul secara kebetulan. Menurut hasil telaah Pokja KIPI Depkes RI, justru penyebab timbulnya KIPI sebagian besar karena kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi dan faktor kebetulan. Ini sesuai pula dengan yang dilaporkan oleh Vaccine Safety Comitee (VSC), Institute of Medicine AS.

Kejadian ikutan setelah imunisasi yang telah dikenal oleh sebagian besar anggota

masyarakat yaitu efek panas setelah imunisasi PDT dan Campak. Sebetulnya, masih ada efek lain daripada itu seperti sakit pada tempat suntikan, warna kemerahan di sekitar bekas tempat suntikan, anak yang menangis terus menerus setelah mendapat imunisasi DPT.

Search

Kategori Kategori

Pilih Kategori

Artikel Favorit Artikel Favorit

Menentukan Penyebab Nyeri Perut Berdasarkan Lokasi dan Sifat Nyeri

Daftar Lengkap Harga Vaksin Imunisasi Anak

Pedoman Jadwal dan Cara Pemberian Makan Pada Bayi Kondisi ibu dan Janin Dalam Kehamilan Trimester Ke Tiga atau Minggu ke 29 - 40

Daftar Lengkap Susu Formula di Indonesia: Harga dan Cara Pemilihannya

Fungsi dan Analisa Berbagai Pemeriksaan Laboratorium Karakteristik Feses dan Gangguan Fungsi Saluran Cerna Ondansetron, Obat Anti Mual Sangat Kuat

15 Penyebab Muntah dan 15 Obat Muntah

Rekomendasi Jumlah Takaran Makan dan Minum Bayi Usia 0 -12 bulan

1001 Kata Mutiara Untuk Anak Indonesia

Cara Pemilihan Susu Terbaik Bagi Anak, Bukan Yang Terkenal Termahal Disukai

Antibiotika Yang Aman dan

CHILDREN GROWUP CLINIC

CHILDREN GROWUP CLINIC

Beranda Peduli Anak Children Ball Therapy Children Motoric Therapy Medicine Massage Therapy Swimming Spa Baby Parenting

Khusus Profesional Asthma Allergy Clinic Foot Clinic Oral Motor-Speech Clinic Picky Eaters Clinic Sleep Clinic

(2)

Cuma karena kejadiannya agak jarang sering luput dari perhatian orangtua balita.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau adverse events following immunization adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak vaccine-strain pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak, dan polio paralitik serta infeksi virus polio vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi polio).

Pada umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin dapat merupakan reaksi simpang (adverse events), atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat efek langsung vaksin. Reaksi simpang vaksin antara lain dapat berupa efek farmakologi, efek samping (side-effects), interaksi obat, intoleransi, reaksi idoisinkrasi, dan reaksi alergi yang umumnya secara klinis sulit dibedakan. Efek farmakologi, efek samping, serta reaksi idiosinkrasi umumnya terjadi karena potensi vaksin sendiri, sedangkan reaksi alergi merupakan kepekaan seseorang terhadap unsur vaksin dengan latar belakang genetik. Reaksi alergi dapat terjadi terhadap protein telur (vaksin campak, gondong, influenza, dan demam kuning), antibiotik, bahan preservatif (neomisin, merkuri), atau unsur lain yang terkandung dalam vaksin.

KIPI yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi anafilaksis. Angka kejadian reaksi anafilaktoid diperkirakan 2 dalam 100.000 dosis DPT, tetapi yang benar-benar reaksi anafilaksis hanya 1-3 kasus diantara 1 juta dosis. Anak yang lebih besar dan orang dewasa lebih banyak mengalami sinkope, segera atau lambat. Episode hipotonik/hiporesponsif juga tidak jarang terjadi, secara umum dapat terjadi 4-24 jam setelah imunisasi.

KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi, yang diduga ada hubungannya dengan pemberian imunisasi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), KIPI dibagi menjadi 3 (tiga)kategori, yaitu:

Related programme

Related programme atau hal – hal berkaitan dengan kegiatan imunisasi, misalnya timbul bengkak bahkan abses pada bekas suntikan vaksin. Biasanya karena jarum tidak steril. Contoh lain adalah kelenjar limfe misalnya di daerah ketiak, atau lipat paha membengkak dan terasa sedikit nyeri. Ini akibat aktivitas sistem kekebalan tubuh yang menerima vaksin tersebut.

Reaction related to properties of vaccine

Reaction related to properties of vaccine atau reaksi terhadap sifat – sifat yang dimiliki oleh vaksin yang bersangkutan. Misalnya saja reaksi terhadap bahan campuran vaksin. Reaksi ini biasanya berupa pembengkakan, kemerahan, demam (misalnya terhadap vaksin campak, biasanya akan normal kembali dalam satu hari). Coincidental atau koinsidensi.

Coincidental atau koinsidensi. Koinsidensi adalah dua kejadian secara bersama tanpa adanya hubungan satu sama lain. Ketika anak menerima imunisasi, sebenarnya dia sudah dalam keadaan masa perjalanan penyakit yang sama atau penyakit lain (masa tunas) yang tidak ada hubungannya dengan vaksin yang bersangkutan. Misalnya saja, anak sedang dalam perjalanan mau sakit batuk pilek atau diare bahkan seringkali penyakit akut yang lebih serius disertai demam.

Kejadian yang bukan disebabkan efek langsung vaksin dapat terjadi karena kesalahan teknik pembuatan, pengadaan dan distribusi serta penyimpanan vaksin, kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata-mata kejadian yang timbul secara kebetulan. Sesuai telaah laporan KIPI oleh Vaccine Safety Committee, Institute of Medicine (IOM) USA menyatakan bahwa sebagian besar KIPI terjadi karena kebetulan saja. Kejadian yang memang akibat imunisasi tersering adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan (pragmatic errors). Tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi.

Ada 5 (lima) kelompok faktor etologi yang dapat menyebabkan KIPI menurut Ada 5 (lima) kelompok faktor etologi yang dapat menyebabkan KIPI menurut klasifikasi lapangan WHO Western Pacific (1999), yaitu:

klasifikasi lapangan WHO Western Pacific (1999), yaitu:

Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors)

Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors) Sebagian kasus KIPI

Antibiotika Yang Aman dan Berbahaya bagi Ibu Hamil atau Menyusui

10 Permasalahan Kesehatan Bayi Yang Sering Dianggap Normal

Tehnik dan Cara Pijat Bayi Yang Baik dan Benar

9 Jenis Imunisasi Yang Diberikan Saat Bayi Sebelum 1 Tahun Penanganan Terkini Tuberkulosis atau TB (TBC) Pada Anak Beranda

Tanda Bahaya Bayi Jatuh Dari Tempat Tidur dan

Penanganannya

Perkembangan Motorik, Bahasa dan Stimulasi Anak Usia 1-2 Tahun

Artikel Terkini Artikel Terkini

Waspadai Obat Herbal Mungkin Beresiko Berbahaya Pada Anak 10 Kondisi Kehamilan Penyebab Gangguan Janin

Inilah 4 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan Kapan Pemeriksaan Kehamilan Harus Ke Dokter Spesialis Kandungan ?

Jenis dan Tahapan Pemeriksaan Kehamilan Penanganan Terkini Influenza A virus H7N9

Tindakan Berlebihan Saat Demam pada Anak Inilah Obat Herbal Terbaik Untuk Anak

Merokok Saat Kehamilan Akibatkan Gangguan Perhatian dan Agresif Pada Anak 25 Tips Dahsyat Untuk Membangun Rasa Percaya Diri Anak

Menari Perbaiki Gangguan Mental Depresi dan Rendah Diri Pentingnya Second Opinion Ke Dokter Lainnya

Waspadai 10 Penyakit Paling Berbahaya Pada Anak Perbuatan Kriminal Dimasa Depan, Bisa Diidentifikasi Sejak Dini

Norovirus Ancaman Baru Bagi Manusia Modern

(3)

Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors)

Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors) Sebagian kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin.

Kesalahan pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi: Kesalahan pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi:

(1) Dosis antigen (terlalu banyak) Lokasi dan cara menyuntik (2) Sterilisasi semprit dan jarum suntik (3) Jarum bekas pakai (4) Tindakan aseptik dan antiseptic (5) Kontaminasi vaksin dan perlatan suntik (6) Penyimpanan vaksin (7) Pemakaian sisa vaksin (8) Jenis dan jumlah pelarut vaksin (9) Tidak memperhatikan petunjuk produsen (10) Kecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama. (11) Reaksi suntikan

Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope.

Beberapa contoh KIPI setelah imunisasi DPT adalah anak menangis terus tak bisa dibujuk sekitar 3 jam pasca-imunisasi, reaksi syok (anafilaksis), dan kesadaran menurun. KIPI setelah pemberian imunisasi Campak berupa sakit atau radang sendi yang mendadak atau kronis. Kejadian-kejadian tersebut memang terbukti kuat sebagai akibat imunisasi. Demikian pula reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh vaksin lainnya. Cuma kejadiannya sangat jarang kalau sebagai akibat dari vaksinnya.

Adanya kerusakan syaraf, perdarahan, infeksi pada jaringan otak setelah mendapat imunisasi DPT, kejadian-kejadian tersebut terbukti tidak ada hubungan dengan pemberian imunisasi. Demikian pula gangguan saraf setelah imunisasi Campak, tidak ada hubungan dengan imunisasinya. Telah pula dibahas oleh pejabat yang terkait dalam pelaksanaan PIN, bahwa sampai saat ini vaksin polio yang sudah dipakai sampai miliaran dosis, terbukti tidak menimbulkan efek samping.

Induksi vaksin (reaksi vaksin)

Induksi vaksin (reaksi vaksin) Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi anafilaksis sistemik dengan resiko kematian. Reaksi simpang ini sudah teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk pemakaian tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra, indikasi khusus, perhatian khusus, atauberbagai tindakan dan perhatian spesifik lainnya termasuk kemungkinan interaksi obat atau vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi. Faktor kebetulan (koinsiden)

Faktor kebetulan (koinsiden) Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah diimunisasi. Indicator faktor kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi. Penyebab tidak diketahui

Penyebab tidak diketahui Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan kedalam salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan kedalam kelompok ini sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya denagn kelengkapan informasi tersebut akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI.

Gejala Klinis KIPI

Gejala Klinis KIPI

Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat KIPI terjadi makin cepat gejalanya.

Reaksi KIPI

Reaksi KIPI Gejala KIPIGejala KIPI

Lokal

Lokal Abses pada tempat suntikan

Childhood Celiac Disease and Changes in Infant Feeding Update Journal: Pediatrics March 2013, Volume 131 2013 Rekomendasi dan Jadwal Imunisasi Pada Anak dan Dewasa 2013

Childhood and Adolescent Immunization Schedule 2013

Update Information Update Information

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Follow Me

Artikel Terekomendasi Artikel Terekomendasi

100 Artikel Favorit 0 100 Penyakit Anak 0 Kumpulan Artikel Dr Widodo 0 Kumpulan Artikel Imunisasi 0

Klinik Khusus Klinik Khusus

Klinik Alergi Anak Klinik Autism Indonesia Klinik Khusus Gangguan Bicara Klinik Khusus Kesulitan Makan Dan Gangguan Pertumbuhan Berat Badan

(4)

Limfadenitis

Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis, BCG-itis

Lain-lain Reaksi alergi: urtikaria, dermatitis, edema

Menangis menjerit yang terus menerus (3jam)

Sindrom syok septik

Gejala Klinis KIPI sesuai jenis Imunisasi

Gejala Klinis KIPI sesuai jenis Imunisasi

Tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa efek samping, maka apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). Berapa lama observasi sebenarnya sulit ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus dilakukan observasi selama 15 menit.untuk menghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu timbulnya gejala klinis.

Jenis Vaksin

Jenis Vaksin Gejala Klinis KIPIGejala Klinis KIPI Saat timbulSaat timbul KIPI KIPI

Toksoid Tetanus Toksoid Tetanus (DPT, DT, TT)

(DPT, DT, TT) Syok anafilaksisNeuritisbrakhialKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian

cell (DPwT) SyokanafilaksisEnsefalopatiKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian akut termasuk kecacatan dan kematian termasuk kecacatan dan kematian

7-30 hari6

(OPV) Polio paralisisPolio paralisis padaresipien imunokompromaisKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian

30 hari6 bulan

Hepatitis B

Hepatitis B Syok anafilaksisKomplikasi akut 4 jamtidak

Link Internasional

Ikatan Dokter Anak Indonesia Ikatan Dokter Indonesia

Twitter Terbaru Twitter Terbaru

@SBYudhoyono, Selamat menjlnkan UN SMP. Anak Indonesia jngn terpengaruh gonjang ganjing UN. Jujur, berdoa & berusahalah. Benarkan Pak Beye? 2 days ago

Ikuti Ikuti Ikuti

Ikuti @wido juda rwa nto@wido juda rwa nto@wido juda rwa nto@wido juda rwa nto

Follow My Twitter Follow My Twitter

A randomized, double-blind trial of the effect of treatment with montelukast on bronchial hyperresponsiveness and... fb.me/2HaWSQNUT 21 hours ago

Clinical asthma phenotypes and therapeutic responses fb.me/1vTFg4TsL21 hours ago

(5)

termasuk kecacatan dan kematian tercatat BCG

BCG BCG-itis 4-6 minggu

Mengingat tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa efek samping, maka apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). Berapa lama observasi sebenarnya sulit

ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus dilakukan observasi selama 15 menit.untuk menghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu timbulnya gejala klinis.

Kelompok Resiko yang harus diwaspadai saat imunisasi Kelompok Resiko yang harus diwaspadai saat imunisasi

Reaksi simpang Imunisasi.

Reaksi simpang Imunisasi. Anak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu.

Bayi berat lahir rendah

Bayi berat lahir rendah. Pada dasarnya jadwal imunisasi bayi kurang bulan sama dengan bayi cukup bulan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah: Titer imunitas pasif melalui transmisi maternal lebih rendah dar pada bayi cukup bulan Apabila berat badan bayi sangat kecil (<1000 gram) imunisasi ditunda dan diberikan setelah bayi mencapai berat 2000 gram atau berumur 2 bulan

imunisasi hepatitis B diberikan pada umur 2 bulan atau lebih kecuali bila ibu mengandung HbsAg Apabila bayi masih dirawat setelah umur 2 bulan, maka vaksin polio yang diberikan adalah suntikan IPV bila vaksin tersedia, sehingga tidak menyebabkan penyebaaran virus polio melaui tinja

Pasien imunokompromais.

Pasien imunokompromais. Keadaan imunokompromais dapat terjadi sebagai akibat penyakit dasar atau sebagai akibat pengobatan imunosupresan (kemoterapi,

kortikosteroid jangka panjang). Jenis vaksin hidup merupakan indikasi kontra untuk pasien imunokompromais dapat diberikan IVP bila vaksin tersedia. Imunisasi tetap diberikan pada pengobatan kortikosteroid dosis kecil dan pemberian dalam waktu pendek. Tetapi imunisasi harus ditunda pada anak dengan pengobatan kortikosteroid sistemik dosis 2 mg/kg berat badan/hari atau prednison 20 mg/ kg berat badan/hari selama 14 hari. Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan pengobatan kortikosteroid dihentikan atau 3 bulan setelah pemberian kemoterapi selesai. Pada resipien yang mendapatkan human immunoglobulin Imunisasi virus hidup diberikan setelah 3 bulan pengobatan utnuk menghindarkan hambatan pembentukan respons imun.

Indikasi Kontra dan Perhatian Khusus Untuk Imunisasi

Indikasi Kontra dan Perhatian Khusus Untuk Imunisasi Pada umumnya tidak terdapat indikasi kontra imunisasi untuk individu sehat kecuali untuk kelompok resiko. Pada setiap sediaan vaksin selalu terdapat petunjuk dari produsen yang mencantumkan indikasi kontra serta perhatian khusus terhadap vaksin. Petunjuk ini harus dibaca oleh setiap pelaksana vaksinasi.

PENANGANAN MASALAH Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) PENANGANAN MASALAH Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Abses pada tempat suntikan.

Abses pada tempat suntikan. Bengkak tidak perlu diobati dikompres dengan air hangat atau larutan fisiologis NaCl bila timbul nanah, tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke dokter

Limfadenitis.

Limfadenitis. Limfadenitis BCG adalah timbulnya pembesaran kelenjar disekitar tempat suntikan BCG seperti diketiak atau di lipatan paha. Limfadenitis BCG merupakan efek samping yang sering dijumpai padavaksinasi BCG meskipun jarang menimbulkan masalah yang serius. Kejadiannya berkisar 1-2 per1000 vaksinasi. Penanganan limfadenitis BCG masih diperdebatkan. Di lapangan tidak jarang kelainan ini diberi obat antituberkulosis (Isoniasid, INH) meskipun hasilnya tidak memuaskan. Bahkan ada yang melakukan oprasi pengambilan kelenjar yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pada tipe lirnfadenitis non-supuratif, tindakan eksisi tidak dianjurkan, sedangkan pada tipe non-supuratif,eksisi dapat dianjurkan. Tindakan eksisi dilakukan apabila dengan aspirasi tidak menunjukkan hasilyang baik, sudah terjadi bentuk sinus, atau kelenjarnya multipel. Selain itu tindakan eksisi lebihdiindikasikan pada kosmetik yaitu rnencegah pecahnya kelenjar secara tidak beraturan. Pemberianobat antituberkulosis setelah eksisi tidak memberikan hasil yang lebih baik. Kalau eksisi dianjurkan,maka tindakan insisi pada limfadenitis BCG tidak dianjurkan.

Follow Me Follow Me

Grow Up Clinic Jakarta Grow Up Clinic Jakarta

Suka

739 orang menyukai Grow Up Clinic Jakarta

(6)

BCG-itis.

BCG-itis. BCG, luka tidak perlu diobati cukup dibersihkan atau dikompres dengan air hangat atau larutan fisiologis NaCl bila timbul nanah, tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke dokter.

DPT, bila panas atau rewel diberikan obat penurun panas dan berikan kompres dingin. Campak, bila timbul panas atau rewel berikan obat panas

Shock anafilaksis.

Shock anafilaksis. Shock anafilaksis adalah suatu syndroma klinis yang ditandai dengan adanya hipotensi, tacycardia, kulit yang dingin, pucat basah, hiperventilasi, perubahan status mental, penurunan produksi urine yang diakibatkan oleh reaksi anafilaksis. Penanganan Shock anafilaksis.

Penanganan Shock anafilaksis. 1. Baringkan penderita dalam posisi shock yakni tidur terlentang dengan tungkai lebih tinggi dari kepala pada alas yang keras 2. Bebaskan jalan nafas 3. Tentukan penyebab dan lokasi masuknya bahan alergen 4. Bila masuk melalui ekstremitas pasang torniquette 5. Berikan Adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 ml sub cutane 6. Monitor pernafasan dan hemodinamika 7. Berikan suplemen oksigen 8. Untuk kasus yang sedang berikan Adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 ml intra muskuler 9. Bila berat berikan Adrenalin 1 : 100- sebanyak 2,5 – 5 ml intra vena 10.Bila vena colaps berikan Adrenalin sub lingual atau trans tracheal 11.Berikan Aminophillin 5 – 6 mg/ kg BB Iv bolus diikuti 0,4 – 0,9 mg/kg BB/ menit per drip ini untuk bronchospasme yang persisten 12.Berikan cairan infus dengan berpedoman pada kadar hematokrit 13.Monitor hemodinamika dan pernafasan 14.Bila tidak membaik rujuk ke intitusi yang lebih tinggi Reaksi alergi: urtikaria, dermatitis, edema

Reaksi alergi: urtikaria, dermatitis, edema dalam keadaan tertentu dapat diberikan antihistamin, sebaiknya tidak diberikan kortikosteroid. Gejala ini dalam beberapa saat akan membaik, bila terdapat faktor utama yang lain bisa berkepanjangan tetapi dalam ekadaan ini imuniasasi hanya dalam keadaan kebetulan (co-accident).

Artralgia

Artralgia Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik sejenis paracetamol atau NSID lainnya

Demam tinggi >38,5°C.

Demam tinggi >38,5°C. Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik Episode hipotensif-hiporesponsif

Episode hipotensif-hiporesponsif Osteomielitis

Osteomielitis Osteomielitis adalah proses inflamasi atau peradangan tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik sejenis paracetamol atau NSID lainnya. Harus segera dibawa ke dokter ortopedi

Menangis menjerit yang terus menerus (3jam). Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik

Neuritis brakhial.

Neuritis brakhial. Dapat diberi vitamin neurotropik Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik

Artikel Imunisasi terkait lainnya Artikel Imunisasi terkait lainnya

Rekomendasi Jadwal Imunisasi Anak Terbaru Tahun 2012

Inilah Penyebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Kenali Tanda dan Gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Kenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan Penanganannya

Inilah Penanganan Efek Samping Imunisasi dan KIPI

“Vaksin Polio Haram ?”, Inilah Rekomendasi MUI

Inilah 20 Mitos Tidak Benar Yang

Disebarkan Kampanye Hitam Anti Imunisasi Kontroversi Imunisasi di Kalangan Umat Islam Dampak Pengabaian Imunisasi, Difteri Mengancam Permasalahan Pemberian Imunisasi Polio

(7)

Update Photo-Poster: Imunisasi Hak Anak Yang Tidak Bisa Ditunda Hepatitis B dan Imunisasi Hepatitis B Pada Anak dan Remaja Vaksin Polio Tetes Aman, Tetapi Lebih Aman Polio Injeksi

Vaksin Pentavalent, Vaksin Terbaru Biofarma Mencegah 5 Penyakit RotaTeq dan Rotarix Vaksin Terbaru Mencegah Infeksi Diare Rotavirus

Prevenar dan Synflorix, Vaksin Pnemokokus Mencegah Invasive Pneumococcal Disease (IPD)

Benarkah Kontroversi Autism dan Imunisasi Thimerosal ? Cara Menyikapi Kontroversi Autism dan Imunisasi

Kumpulan Artikel Lengkap Kesehatan Anak dr Widodo Judarwanto SpA Update Photo-Poster: Imunisasi Hak Anak Yang Tidak Bisa Ditunda Jadwal Terbaru dan Terlengkap : Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI 2011 ARTIKEL IMUNISASI LAINNYA

supported by supported by

CHIL DREN GRoW U P CL INIC

CHIL DREN GRoW U P CL INIC

Yudhasmara Foundation

Inspirasi

Orangtua Cerdas, Tumbuhkan Anak Semakin Sehat, Kuat dan Pintar

CHILDREN GRoW UP CLINIC I

CHILDREN GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102

CHILDREN GRoW UP CLINIC II

CHILDREN GRoW UP CLINIC II MENTENGMENTENG SQUARE

SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, phone (021) 44466103 – 97730777

email : judarwanto@gmail.com narulita_md@yahoo.com

http://childrengrowup.wordpress.com http://childrengrowup.wordpress.com

WORKING TOGETHER FOR STRONGER, SMARTER AND HEALTHIER CHILDREN BY EDUCATION, CLINICAL INTERVENTION, RESEARCH AND

NETWORKING INFORMATION . Advancing of the future pediatric and future parenting to optimalized physical, mental and social health and well being for fetal, newborn, infant, children, adolescents and young adult

LAYANAN KLINIK KHUSUS

LAYANAN KLINIK KHUSUS “CHILDREN GRoW UP CLINIC”“CHILDREN GRoW UP CLINIC”

Children Allergy Clinic Online

Picky Eaters Clinic (Klinik Kesulitan makan Pada Anak) dan GROW UP CLINIC (Klinik Khusus Gangguan Pertumbuhan Berat badan Anak)

Children Foot Clinic

Children Rehabilitation Clinic Children Speech Clinic

Pain Management Clinic Jakarta

Medicine Baby Gym & Children Massage NICU – Premature Follow up Clinic

PROFESIONAL MEDIS “CHILDREN GRoW UP CLINIC” PROFESIONAL MEDIS “CHILDREN GRoW UP CLINIC”

Dr Narulita Dewi SpKFR,

Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation Dr Widodo Judarwanto SpA,

Dr Widodo Judarwanto SpA, Pediatrician Fisioterapis

Clinical – Editor in Chief : Clinical – Editor in Chief :

(8)

Like this: Like this:

← Inilah Penanganan Efek Samping Imunisasi dan KIPI Kenali Tanda dan Gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) → email : judarwanto@gmail.com

curriculum vitae

For Daily Newsletter join with this Twitter https://twitter.com/WidoJudarwanto

Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health

condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider

Copyright © 2012, CHILDREN GRoW UP CLINIC Information Education Copyright © 2012, CHILDREN GRoW UP CLINIC Information Education Network. All rights reserved

Network. All rights reserved

Memuat...

Catatan ini telah ditulis dalam Imunisasi, Permasalahan Kesehatan Tersering dan di-tag dengan Kenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan Penanganannya. Penunjuk permalink.

CHILDREN GROWUP CLINIC CHILDREN GROWUP CLINIC

Tin ggalkan Balasan

Tin ggalkan Balasan

Enter your comment here... Enter your comment here...

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tanggapan positif terhadap drama seri terbaru kami dan pemrograman yang kuat memasuki kuartal ketiga, kami optimis bahwa Perseroan akan mampu mewujudkan ini

Memperhatikan ketentuan dan uraian diatas, agar keberadaan SKPD efektif dan efisien sesuai kondisi serta kebutuhan dalam rangka mendukung tercapainya visi dan misi Kepala Daerah

disebabkan oleh keterlibatan senyawa aktif di jamu yang menargetkan beberapa protein dalam tubuh manusia.Jaringan yang menghubungkan senyawa aktif dan protein target, serta penyakit

Anda bisa menggunakan transistor output TIP2955-TIP3055 (model resin) atau MJ2955-2N3055 (model jengkol) menghasilkan daya 75 watt yang cukup powerful untuk hi-fi amplifier di

Dari hasil pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa pemberian berbagai konsentrasi BAP (benzyl amino purin) mempengaruhi persentase tumbuh eksplan buah naga karena

Darainase juga bisa disebut urat dari kota, karena fungsi utama drainase adalah mengalirkan air pada suatu daerah agar tidak terjadi genangan atau banjir.. Pada

Laju pertumbuhan vegetatif yang lebih tinggi pada setek yang berasal dari pohon induk dengan dosis pemupukan penuh mengindikasikan terpenuhinya kebutuhan hara

Daerah yang merupakan inovasi birokrasi ini menjadi rujukan banyak pihak, terutama berkaitan dengan penataan birokrasi sebagai kekuatan inti pelayanan dan pemberdayaan