• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN POKOK PUSKESMAS KEDAWUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN POKOK PUSKESMAS KEDAWUN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN POKOK

PUSKESMAS KEDAWUNG I

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menerapkan PPK –BLUD

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN PUSKESMAS KEDAWUNG I

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatNya dapat menyelesaikan Laporan Keuangan Pokok Puskesmas Kedawung I, Laporan Keuangan Pokok ini disusun sebagai salah satu syarat guna penerapan PPK-BLUD di Puskesmas Kedawung I, kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Keuangan Pokok ini masih banyak kekurangan, untuk itu dengan senang hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga Laporan Keuangan Pokok Puskesmas Kedawung I ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sragen, 1 Desember 2014

(3)

DAFTAR ISI

SAMBUTAN... BAB I PENDAHULUAN... 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan... 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan... 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan ... BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA SKPD...

2.1. Ekonomi Makro... 2.2. Kebijakan keuangan... 2.3. Pencapaian Target Kinerja SKPD……… BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NERACA KEUANGAN PUSKESMAS KEDAWUNG I...

(4)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan Puskesmas Kedawung I ini disusun untuk

menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai Akuntabilitas dan sebagai dasar dalam membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan :

1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan Puskesmas Kedawung I periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran, serta memberikan informasi realisasi pendapatan fungsional Puskesmas

Kedawung I.

2) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang – undangan.

3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi

Puskesmas Kedawung I yang digunakan dalam kegiatan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

4) Menyediakan informasi mengenai upaya Puskesmas Kedawung I dalam mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kas.

5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka

pendek maupun jangka panjang, termasuk yang bersal dari pungutan pajak dan pinjaman.

6) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Puskesmas Kedawung I mengenai kenaikan atau penurunan Neraca, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan Puskesmas Kedawung I ini menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset dan kewajiban.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

(5)

2. Peraturan Bupati Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah

3. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Puskesmas

1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA SKPD

2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan keuangan

2.3. Pencapaian Target Kinerja SKPD

BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NERACA KEUANGAN PUSKESMAS KEDAWUNG I

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan

3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan BAB V PENJELASAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN

5.1. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan

5.1.1. Pendapatan 5.1.2. Belanja 5.1.3. Aset 5.1.4. Kewajiban

5.2. Pengungkapan atas pos-pos Aset dan Kewajiban yang timbul sebubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual

(6)

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1. Ekonomi Makro

Berdasar jalur lintas daerah, kondisi wilayah Kecamatan Kedawung merupakan wilayah perbatasan kabupaten Sragen dengan kabupaten Karanganyar selain itu Kecamatan Kedawung terdapat 2 puskesmas yaitu puskesmas Kedawung I dan Puskesmas Kedawung II. Khususnya wilayah Puskesmas Kedawung I terdiri dari 5 desa, mempunyai 5 PKD dan 2

Puskesmas Pembantu. Secara umum kondisi kependudukan di Puskesmas Kedawung I menurut hasil registrasi kependudukan pada akhir tahun 2013 terdapat 26.287 jiwa terdiri laki-laki 12.885 jiwa dan perempuan 13.402 jiwa Keluarga miskin berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008 BPS di Puskesmas Kedawung I sekitar 9.515 atau 26,77% dari populasi dikategorikan miskin atau layak mendapat tunjangan sosial seperti pendidikan, kesehatan dan program pengentasan kemiskinan lainnya. Dengan kondisi ekonomi yang terus membaik ini, tidak diikuti penurunan inflasi, sehingga dimungkinkan adanya kenaikan harga-harga dasar, serta adanya kebutuhan masyarakat secara nasional semisal kebutuhan

pendidikan, sandang, pangan dan perumahan yang semakin meningkat, maka dimungkinkan alokasi konsumsi kesehatan penduduk menurun, dan harga-harga yang semakin naik akan menyebabkan meningkatnya unit cost layanan kesehatan.

Dengan meningkatnya unit cost layanan kesehatan dimungkinkan akan mengalami kenaikan mengikuti kondisi ekonomi yang ada, akan tetapi Puskesmas Kedawung I dalam menentukan unit cost layanan kesehatan tetap mengacu pada peraturan daerah nomor 1 tahun 2012 tentang retribusi pelayanan kesehatan puskesmas.

2.2. Kebijakan keuangan

Pelayanan Kesehatan pada prinsipnya meliputi pelayanan klinik dan pelayanan kesehatan masyarakat, dengan segmen yang berbeda, dimana pelayanan klinik adalah pelayanan pada individi yang bersifat

(7)

kepada masyarakat yang bersifat publik. Pelayanan privat/individu pada dasarnya adalah pelayanan kesehatan yang pembiayaanya menjadi tanggung jawab masyarakat sendiri, sedangkan tanggung jawab pemerintah adalah terhadap pelayanan publik dan jaminan kesehatan untuk orang miskin dan hal ini sejalan dengan asas pemberdayaan masyarakat. Kebijakan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, memberi kesempatan sektor kesehatan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan pemerataan. Kebijakan ini juga mempengaruhi pergeseran sistem pembiayaan di puskesmas ke arah mandiri. Asumsi yang mendasari yaitu adanya konsep otonomi puskesmas atau pemberian wewenang pada puskesmas untuk mengelola sendiri sumber-sumber pendapatan guna membiayai kegiatan puskesmas. Pasca desentralisasi pemerintah daerah tidak mengharuskan semua pendapatan puskesmas disetor ke kas negara. Pendapatan besar belum tentu alokasi untuk lembaga kesehatan juga besar. Berkaitan dengan biaya penyelenggaraan kesehatan, terdapat konsekuensi logis dengan diberlakukannya otonomi yaitu pengelolaan anggaran didaerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sepenuhnya, pemerintah pusat hanya memberikan alokasi dana dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU). Komposisi dan jumlah DAU yang diterima daerah, mau tidak mau harus diterima daerah untuk diatur, diolah dan dikelola sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah.

Penyelenggaraan kesehatan yang selama ini selalu mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dalam bentuk subsidi bantuan dalam bentuk sarana dan prasarana kesehatan, baik pada Puskesmas maupun RSUD, dengan berlakunya otonomi tentu saja tidak akan ada lagi. Subsidi ini untuk selanjutnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, dengan mempergunakan DAU yang diterimanya.

Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mengevaluasi dasar dan jumlah subsidi yang diberikan bagi puskesmas dan apabila subsidi

(8)

pendekatan unit cost. Pengertian unit cost sendiri adalah penghitungan tarif yang didasarkan pada biaya-biaya senyatanya yang dikeluarkan dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat. Perhitungan tarif

retribusi puskesmas yang didasarkan pada unit cost ini menggunakan nilai indeks dan harga dasar hasil perhitungan unit cost pada jenis-jenis

pelayanan kesehatan yang diberikan dengan disesuaikan pada harga rupiah yang berlaku. Selain itu, puskesmas itu sendiri harus dituntut “kreatif” untuk menggali potensi yang ada.

2.3. Pencapaian Target Kinaerja SKPD

Indikator pencapaian kinerja harus sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten Sragen yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan Daerah, meliputi jenis pelayanan beserta indikatorkinerja dan target tahun 2014 terdiri dari : 1. Pelayanan Kesehatan Dasar

a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% pada tahun 2014

b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% pada tahun 2014

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90% pada tahun 2014

d. Cakupan pelayanan nifas 90% pada tahun 2014

e. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% pada tahun 2014

f. Cakupan kunjungan bayi 90% pada tahun 2014

g. Cakupan desa / kelurahan Universak Child Immunization (UCI) 100% pada tahun 2014

h. Cakupan pelayanan anak balita 90% pada tahun 2014

i. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin 100% pada tahun 2014

j. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada tahun 2014

k. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% pada tahun 2014

l. Cakupan peserta KB aktif 70% pada tahun 2014

(9)

3) P2 Kesh : Penemuan Penderita baru 100% : RFT 100%

: Pend Cacat th II <5%

4) HIV/AIDS : Jumlah Kasus 100%

: ARV 100% n. Cakupan Desa Siaga Aktif 100% pada tahun 2014 o. Pelayanan Kesehatan Rujukan

1) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pada tahun 2014

2) Cakupan pelayanan gawat darurat tingkat 1 yang harus diberikan sarana kesehatan rumah sakit (RS) di kabupaten /kota 100% pada tahun 2014

3) Cakupan Pelayanan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)tertangani < 24 Jam 100% pada tahun 2014

Tabel Pencapaian Target Kinerja SKPD

N

1 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 95% 68,14% √

2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% 22,03% √

3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan memiliki kompetensi kebidanan 90% 72,47% √

4 Cakupan pelayanan nifas 90% 72,47% √

5 Cakupan neonatus dengan komplikasi ditangani 80% 117,50% √

6 Cakupan kunjungan bayi 90% 70,05% √

7 Cakupan desa UCI 100% 83,20% √

8 Cakupan pelayanan anak balita 90% 65,50% √

9 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 0.00% √

10 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6-24 bulan dari keluarga miskin 100% 0.00% √

a. Bumil KEK PMT 100% 0.00% √

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 100.% √

12 Cakupan peserta KB aktif 70% 85,70% √

13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit √

(10)

: - Pend cacat th II < 5% 0,00% √

d. HIV - AIDS : - Jumlah Kasus 100% 0,00% √

: - ARV 100% 0,00% √

14 Cakupan Desa Siaga Aktif 100% 100,% √

15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakatmiskin 100% 100%

16

Cakupan pelayanan gawat darurat tingkat 1 yang harus diberikan sarana kesehatan RS di Kabupaten / kota

100% 100% √

17 Cakupan pelayanan dan penanggulangan kejadian luar

(11)

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAN

NERACA KEUANGAN PUSKESMAS KEDAWUNG I

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan 3.1.1. Pendapatan

Pendapatan Puskesmas Kedawung I yang diperoleh dari Jasa layanan, subsidi dari APBD, APBN, dan Dana Kapitasi JKN. Serta pendapatan Rawat Inap non Kapitasi. Pendapatan dari Jasa pelayanan sampai dengan bulan Oktober 2014 sebesar Rp

1.138.831,- terdiri dari pendapatan pelayanan pasien umum sebesar Rp. 113.662.500,-, dari dana klem kapitasi BPJS/JKN bulan januari – April 2014 sebesar Rp 255.420.000,-, dan pendapatan Rawat Inap non Kapitasi sebesar Rp 89.900.000,-. Pendapatan jasa pelayanan tersebut kemudian disetor ke kas daerah, Untuk operasional

puskesmas mendapatkan subsidi dari APBD sebesar Rp

227.763.331,- Pendapatan puskesmas dari APBN sebesar Rp

71.000.000,- yang digunakan untuk menmpercepat pencapaian program MDGs serta pendapatan dari dana kapitasi JKN bulan Mei sampai dengan Oktober 2014 sebesar Rp 391.814.000,-

3.1.2. Belanja

Belanja Puskesmas Kedawung I Tahun Anggaran 2014 ditetapkan sebesar Rp.1.360.324.950,- terealisasi sampai dengan bulan Oktober 2014 adalah Rp.747.078.831,- atau baru 54,91%.

Dikarenakan dana kapitasi JKN belum bisa digunakan untuk belanja dikarenakan menunggu Juknis.

Belanja/Operasional Puskesmas Kedawung I terdiri dari : 1. Belanja Pegawai

Anggaran Belanja pegawai anggaran tahun 2014 sebesar Rp.

508.101.600,- terdiri dari Belanja jasa Pelayanan sebesar Rp

488.301.600,- dan belanja Pekerja Harian sebesar Rp

(12)

2. Belanja Barang dan Jasa

Belanja Barang dan Jasa anggaran tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp 365.722.550,- terealisasi sampai dengan 2014 sebesar Rp 132.360.931,- atau 36,19%

3. Belanja Modal

Anggaran Belanja modal anggaran tahun 2014 Puskesmas Kedawung I sampai dengan bulan Oktober 2014 tidak melakukan belanja modal

4. Beban APBD

Pendapatan Puskesmas Yang bersumber dari jasa pelayanan sebesar Rp 486.982.500,- terealisasi sampai dengan bulan Oktober 2014 sebesar Rp 458.982.500,- atau 94,34%

dibebankan diperoleh dari retribusi puskesmas yang harus disetorkan ke Kas Daerah

3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja dapat dikelompokkan ada 2 faktor yaitu faktor internal, dan faktor eksternal. 3.2.1. Faktor Internal

Kendala faktor internal dalam pencapaian target kinerja keuangan adalah :

 Dalam menjaga mutu pelayanan dan menjaga kepercayaan pelanggan

 Ketersediaan sumberdaya langsung pelayanan pasien, seperti belum adanya dokter spesialis anestesi, berakibat penurunan jumlah kunjungan bedah dan tindakan bedah, yang secara langsung berakibat pada tidak tercapainya target kunjungan bedah dan berdampak pada penurunan pendapatan fungsional.  Kurangnya komitmen diantara pelaku pelayanan terhadap

institusi, yang ditandai dengan sering terjadinya konflik internal yang tidak perlu secara langsung menurunkan kinerja team dan menghambat akses dan ketersediaan sarana-prasarana

pelayanan, mengurangi tingkat hunian dan kunjungan pasien.  Kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan terhadap proses

pengadaan barang dan jasa serta penetapan dasar hukum untuk bertindak yang terlambat menyebabkan beberapa kegiatan tidak terlaksana karena sempitnya waktu, sementara kalau

(13)

3.2.2. Faktor Eksternal

Kendala dari faktor eksternal dalam pencapaian target kinerja keuangan berasal dari antara lain :

 Pihak kedua yaitu pasien dan keluarganya dalam

(14)

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

1) Penyusnan laporan keuangan entitas pelaporan sebagaimana dimaksud diatas dilaksanakan oleh Satuian Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

2) Entitas Akuntansi adalah unti pemerintahan pengguna anggaran / pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan

4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

a. Pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan menggunakan basis kas.

b. Pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana menggunakan basis akrual

4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan a. Pengurukan pos-pos dalam laporan keuangan Pemerintah daerah

menggunakan perolehan historis

b. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut

c. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominal

d. Inventasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan e. Piutang dicatat sebesar nilai nominal

f. Persediaan dicatat sebesar :

1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian

2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri 3) Nilai wajar apabila diperoleh cara lainnya seperti donasi

g. Inventasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas inventasi tersebut.

h. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

(15)

j. Aset tetap yang diperoleh Tahun Anggaran 2002 dan seterusnya dinilai sebsar harga perolehan, dan apabila tidak diketahui harga perolehan maka dinilai berdasarkan harga pengganti atau harga pasar.

k. Terhadap aset tepa yang tidak diketahui harga perolehan, harga pasar, harga penggantu menurut Keputusan Gubernur tentang standarisasi dinilai sebesar Rp 1,00 (Satu rupiah) untuk menyatakan bahwa aset tersebut tercatat dalam daftar aset tetap.

l. Biaya perolehan suatu aset tetap berdiri dari harga belinya atau

kontruksinya, termasuk setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal ( initial delivery) biaya simpan dan bongkar muat (handling cost) biaya

pemasangan (instalation cost), biaya prosefsional seperti arsitek dan insinyur dan biaya konstruksi dalam membawa aset terebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

m. Tanah dicatat sebesar biaya perolehan

n. Peralatan dan mesin dicatat sebesar biaya perolehan o. Gedung dan bangunan dicatat sebesar biaya perolehan p. Jalan, irigasi dan jaringan dicatat sebesar biaya perolehan q. Aset tetap lainnya dicatat sebesar biaya perolehan

r. Nilai konstruksi dalam pekerjaan dicatat sebesar tingkat penyelesaian pekerjaan

s. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak kontruksi meliputi :

1) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan

2) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan

3) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak kontruksi. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

t. Biaya studi, penelitian dan pengembangan yang dikapitasisasi kedalam aset dicatat sebesar harga perolehan

u. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. v. Kewajiban dicatat berdasar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang

(16)

mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

w. Ekuitas dicatat sebesar nominal selisih antara aset dan kewajiban pemerintah

x. Pendapatan dicatat sebesar nominal penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

y. Belanja dicatat sebesar nominal pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah

(17)

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBD 5.1.1. Pendapatan

Pendapatan Puskesmas Kedawung I yang diperoleh dari Jasa layanan, subsidi dari APBD, APBN, dan Dana Kapitasi JKN. Serta pendapatan Rawat Inap non Kapitasi. Pendapatan dari Jasa pelayanan sampai dengan bulan Oktober 2014 sebesar Rp

1.138.831,- terdiri dari pendapatan pelayanan pasien umum sebesar Rp. 113.662.500,-, dari dana klem kapitasi BPJS/JKN bulan januari – April 2014 sebesar Rp 255.420.000,-, dan pendapatan Rawat Inap non Kapitasi sebesar Rp 89.900.000,-. Pendapatan jasa pelayanan tersebut kemudian disetor ke kas daerah, Untuk operasional

puskesmas mendapatkan subsidi dari APBD sebesar Rp

227.763.331,- Pendapatan puskesmas dari APBN sebesar Rp

71.000.000,- yang digunakan untuk menmpercepat pencapaian program MDGs serta pendapatan dari dana kapitasi JKN bulan Mei sampai dengan Oktober 2014 sebesar Rp 391.814.000,-

5.1.2. Belanja

Belanja Puskesmas Kedawung I Tahun Anggaran 2014 ditetapkan sebesar Rp. 1.360.324.950,- terealisasi sampai dengan bulan Oktober 2014 adalah Rp.747.078.831,- atau baru 54,91%.

Dikarenakan dana kapitasi JKN belum bisa digunakan untuk belanja dikarenakan menunggu Juknis.

Belanja/Operasional Puskesmas Kedawung I terdiri dari : 1. Belanja Pegawai

2. Anggaran Belanja pegawai anggaran tahun 2014 sebesar Rp.

508.101.600,- terdiri dari Belanja jasa Pelayanan sebesar Rp

488.301.600,- dan belanja Pekerja Harian sebesar Rp

19.800.000,- realisasi sampai dengan bulan Oktober sebesar adalah Rp 155.735.400,- atau baru 30,65%. Ini disebabkan karena belanja jasa pelayanan dari dana kapitasi belum dilakukan sehubungan masih menunggu Juknis.

(18)

Belanja Barang dan Jasa anggaran tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp 365.722.550,- terealisasi sampai dengan 2014 sebesar Rp 132.360.931,- atau 36,19%

5. Belanja Modal

Anggaran Belanja modal anggaran tahun 2014 Puskesmas Kedawung I sampai dengan bulan Oktober 2014 tidak melakukan belanja modal

6. Beban APBD

Pendapatan Puskesmas Yang bersumber dari jasa pelayanan sebesar Rp 486.982.500,- terealisasi sampai dengan bulan Oktober 2014 sebesar Rp 458.982.500,- atau 94,34% ini merupakan retribusi puskesmas yang harus disetor ke Kas Daerah.

Uraian tahun 2014Anggaran

Realisasi s/d Oktober

2014

Lebih / (Kurang) dari Anggaran

Rp. %

Belanja :

1. Pegawai

2. Barang dan jasa

3. Belanja Modal

508.101.600

Jumlah 842.860.200 288.096.331 585.727.819 69,49

Rincian belanja operasional (belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal) sebagai berikut :

1) Belanja Operasional

1.1. Belanja Pegawai (belanja tidak langsung dan langsung) Rincian belanja pegawai sebagai berikut :

No Uraian dalam DPAAnggaran

Realisasi

1.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG

1.1.2. Honorarium PNS 488.301.600 139.235.40 0

349.066.20 0

67

1.1.3. Honorarium Non

(19)

1.1.4. Uang Lembur 0 0 0 0 1.1.5. Belanja kursus,

pelatihan sosialisasi dan bimbingan teknis PNS

0 0 0 0

1.2. Rincian belanja barang dan jasa dari dana subsidi APBD sebagai berikut.

Total anggaran untuk pengadaan barang dan jasa dari anggaran subsidi APBD sebesar Rp.277.822.150,- realisasi sampai dengan bulan Oktober 2014 sebesar Rp.227.736.331 atau 81,97% dengan rincian :

Uraian Anggaran

dlm DPA Realisasi

Lebih kurang dari

DPA Belanja Barang dan

Jasa

Belanja Telepon 2.500.000 2.578.873 Lebih

Belanja Listrik 8.500.000 11.414.904 Lebih

Bahan&Alat Kebersihan 6.385.000 5.416.200 Kurang

Alat Tulis Kantor 7.000.000 6.089.800 Kurang

Cetak 4.000.000 4.000.000 Sesuai

Penggandaan 2.000.000 1.776.000 Kurang

Perbaikan Gedung 7.500.000 7.430.250 Kurang

Jasa Servise kendaraan 500.000 322.000 Kurang

Suku Cadang Kendr 3.500.000 3.214.500 Kurang

Oli 1.000.000 738.000 Kurang

BBM 8.910.000 7.424.590 Kurang

Manmin pasien 26.935.000 26.935.000 Kurang

Jasa Pelayanan 139.235.400 139.235.400 Kurang

1.3. Rincian belanja barang dan jasa dari dana subsidi APBN / Dana BOK 2014 sebesar Rp 71.000.000,- realisasi sampai dengan bulan Oktober 2014 sebesar Rp 60.360.000.,- Rincian Pengeluaran terlampir

1.4. Rincian belanja dana kapitasi JKN sampai dengan bulan oktober belum melakukan belanja dikarenakan masih menunggu juknis

(20)

a. Kas / setara kas Rp 391.814.000,- Jumlah tersebut merupakan saldo Kas per 31 Oktober 2014 yang terdiri dari saldo bank sebesar Rp. 391.814.000,- dan kas di bendahara sebesar

Rp.0,-b. Piutang

Rp.0,-Jumlah tersbeut merupakan salso piutang per Oktober 2014 dengan rincian sebagai berikut :

1) Piutang Pelayanan Askes : Rp.0

2) Piutang pelayanan Gaskin : Rp.0

3) Piutang pelayanan Jamkesos : Rp.0

4) Piutang Pelayanan Jamkesmas : Rp.0

Jumlah : Rp. 0

c. Persediaan

Jumlah tersebut merupakan saldo persediaan per Oktober 2014 dengan rincian sebagai berikut :

1) Persediaan ATK : Rp.0

2) Persediaan Bahan Pembersih : Rp.0

3) Persediaan Cetak : Rp.0

4) Persediaan bahan Makan pasien : Rp. 0

5) Persediaan bahan makan Pegawai : Rp.0

6) Persediaan Obat bahan medis habis pakai : Rp.0

Jumlah : Rp.0

Nilai persediaan tersebut dihitung berdasarkan pemeriksaan fisik barang digudang per 31 Oktober 2014.

5.2.2. ASET TETAP

Jumlah tersebut merupakan saldo tetap per 31 Oktober 2014 dengan rincian sebagai berikut :

1) Tanah Rp.23.800.000

2) Alat angkutan darat motor Rp.

3) Alat-alat Bengkel dan Alat ukur Rp.0

4) Alat-alat pertanian dan Peternakan Rp.0

5) Alat-alat kantor dan Rumah Tangga Rp.

6) Alat-alat studio dan kantor Rp.

7) Alat-alat Kedokteran Rp.

8) Alat-Alat Laboratorium Rp.

9) Bangunan Rp.

10)Bangunan Air / Irigasi dan Jaringan Rp.

11)Aset tetap lainnya Rp.0

(21)

5.2.3. ASET LAINNYA

Jumlah tersebut merupakan saldo aset lainnya per 31 Oktober 2014 dengan rincian sebagai berikut :

1) Buku dan Perpustakaan Rp.0

Jumlah Rp.0

Rincian lebih lanjut dari aset tetap tersebut adalah sebagai berikut :

a) Tanah :Rp.

Puskesmas Kedawung I terdiri dari :

Puskesmas Induk yang berada di wilayah desa Bendungan dengan luas tanah 1.939,48 m2, didukung pula dengan 2 puskesmas Pembantu yang berada di wilayah desa Mojokerto dan Wonorejo dengan luas tanah 350 m2. Adapun status

kepemilikan tanah adalah kas desa sehingga puskesmas hanya mempunyai hak pakai dan hak kelola.

b) Alat-alat Angkutan : Rp.

Jumlah tersebut merupakan nilai perolehan per 31 Oktober 2014 kendaraan bermotor yang dimiliki dengan rincian sebagai

berikut :

(22)

A. Alat Laborat

No Jenis Alat-alat Merk

Tahun Pembuatan

/ Thn Pengadaan

Jumlah Barang

Nilai Perolehan

Rp.

B. Alat Kantor dan Rumah Tangga

No Jenis Alat-alat

Merk / type / bahan

Tahun Pembuatan /

Pengadaan

Jumlah Barang

(23)

C. Alat Kedokteran

No Jenis Alat-alat

Merk / type / bahan

Tahun Pembuatan /

Pengadaan

Jumlah Barang

(24)
(25)

D. Alat Studio dan Komunikasi

E. Gedung dan Bangunan

Jumlah tersebut merupakan nilai Gedung dan Bangunan per 30 Juni 2010 dengan rincian sebagai berikut :

No Nama Lokasi

Tahun Pembuatan /

Pengadaan

Jumlah Perolehan Nilai

Sedangkan rincian lebih lanjut dari aset tetap lainnya tersebut adalah sebagai berikut :

A. Buku dan Perpustakaan

No Judul buku Penerbit

Tahun

1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK : Rp.

(26)

1. EKUITAS DANA LANCAR : Rp. 0

a. Cadangan Piutang : Rp. 0

b. Cadangan persediaan : Rp. 0

Jumlah : Rp. 0

2. EKUITAS DANA INVESTASI : Rp. 0

(27)

BAB VI PENUTUP

Dalam penyusunan catatan atas Laporan Keuangan (CALK) pada

Puskesmas Kedawung I sampai dengan bulan Oktober tahun 2014 ini merupakan laporan lanjutan sekaligus sebagai laporan revisi atas laporan kuangan akhir tahun 2014. Sehingga kami menyadari sepenuhnya bahwa Catatan atas laporan keuangan yang telah kami sajikan ini masih belum sempurna dalam arti belum seperti yang diharapkan. Dalam penyusunan Catatan atas laporan keuangan tahun anggaran 2014 berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 juga memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 serta Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, walaupun belum sepenuhnya mengikuti sistem dan Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah sebagaimana diatur didalamnya.

Sehubungan dengan kondisi tersebut kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak dengan maksud untuk penyempurnaan dalam penyusunan catatan Atas laporan keuangan Puskesmas Kedawung I sehingga dinas kesehatan

Kabupaten Sragen dan Pemerintah Daerah mempunyai data dasar laporan keuangan serta penjelasannya.

Kami mengharapkan pada semua pihak yang paham, serta tahu penyusunan laporan keuangan memberikan masukan saran dan perbaikan sehingga untuk periode yang akan datang, kami dapat menyusun laporan keuangan yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan bimbingan dan meridhoi upaya yang telah kami lakukan.

Kepala Puskesmas Kedawung I

(28)
(29)

NERACA

PUSKESMAS KEDAWUNG I KABUPATEN SRAGEN

PER 30 JUNI 2010

URAIAN JUMLAH

ASET

ASET LANCAR 1 Kas

2 Piutang 3 Persediaan

Jumlah Aset Lancar ASET TETAP

1 Tanah

2 Peralatan dan Mesin Alat Laborat

Alat Kantor dan Rumah Tangga Alat Kedokteran

Kendaraan

Alat Studio dan Komunikasi 3 Gedung dan Bangunan 4 Jalan, Jaringan dan Instalasi 5 Aset tetap lainnya

Jumlah Aset Tetap Aset Lainnya

(30)

PUSKESMAS KEDAWUNG I

LAPORAN KEUANGAN REALISASI ANGGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 30 JUNI 2010

Gambar

Tabel Pencapaian Target Kinerja SKPD

Referensi

Dokumen terkait

adalah tanah dorongan yang berasal dari sekitar persemaian yang telah. diayak dengan tujuan untuk menghaluskan. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, yang meliputi

Salah satu contoh perilaku yang bermanfaat yakni bersedia membagi perasaan kepada orang lain, bersedia memberikan bantuan kepada orang lain, bersedia membagi barang

Meskipun begi- tu, jika Anda mengatur data yang akan Anda gunakan untuk beberapa waktu, akan lebih efisien jika membuat raster baru yang telah tergabung dan terproyeksi?. Hal

Sementara responden yang menganggap bahwa peran pemerintah dalam menjamin warga negara untuk mendapatkan pekerjaan telah berjalan dengan tidak baik sebanyak 35,67%

Kriteria pengunjung yang cakap sebagaimana yang penulis maksud adalah kriteria pengunjung berdasarkan umur yang cakap hukum untuk melakukan registrasi atas nama

Seperti Patung Malaikat yang terdapat pada area Jaba tengah, pada Pura biasa mengunakan patung-patung seperti Arca Kala dengan menggunkan pakaian adat Bali dan

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus Desa Sungai Batang sebagai salah satu desa yang berada di dalam batas wilayah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang HTI.. Hasil

Nilai odd rasio antara kelompok bayi yang mendapat terapi pijat minyak kelapa dan kontrol adalah 1,500 dengan IK 95% 0,94 – 2,38 sehingga dapat disimpulkan bahwa bayi yang