LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT.INHUTANI II UNIT MANAJEMEN HUTAN ALAM SEI TUBU
KECAMATAN MALINAU HULU SELATAN KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA
Oleh :
KRISTINA MARIA NIM. 130500021
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA 2016
tugas-tugas selama peraktek kerja lapang (PKL) di PT.Inhutani II sehingga tersusunlah laporan ini.
Keberhasilan dan kesuksesan dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak. oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. selama
melaksanakan kegiatan PKL di PT. Inhutani II.
2. Bapak Ir. Hasanudin,MP, Ir. M. Masrudy, MP dan Ibu Agustina Murniyati, S.Hut, MP masing-masing selaku Direktur, Ketua Jurusan Manajemen Hutan dan Ketua Program Studi Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
3. Ibu Erna Rositah, S.Hut, MP selaku Dosen Pembimbing PKL yang telah mengarahkan penulis dari persiapan sampai penyusunan laporan PKL. 4. Bapak Ir. Suparjo, MP dan Ir. Rudy Nurhayadi,MPmasing-masing selaku
Penguji I dan Penguji II.
5. Seluruh staf Dosen dan Teknisi Pengelolaan Hutan yang telah banyak memberikan masukan baik itu di dalam proses belajar mengajar maupun di luar jam perkuliahan.
6. Bapak YP.Kurniawan,S.Hut selaku General Manager PT.Inhutani II.
7. Bapak Wahyudi, S.Hut selaku Manager Unit Manajemen Hutan Alam Sei Tubu.
8. Bapak Murtoyo dan Bapak Armin Pane selaku pembimbing dilapangan dan dikantor PT.Inhutani II yang selalu membantu dan memberikan arahan dalam setiap kegiatan yang akan kami kerjakankan dilapangan.
9. Staf karyawan dan karyawati PT.Inhutani II yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dalam melaksanakan kegiatan PKL ini.
10. Rekan mahasiswa dan mahasiswi yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dengan penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Samarinda, Mei 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... ...iv
DAFTAR GAMBAR ... v
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Hasil yang Diharapkan ... 3
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 4
A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 4
B. Keadaan Areal ... 5
C. Sistem TPTI ... 7
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ... 9
A. Waktu dan Tempat... 9
B. Hasil Kegiatan ... 9
1. Pelaksanaan Penebangan ... 10
2. Penyaradan ... 11
3. Pengukuran ... 13
3. Pengadaan Media Semai ... 16
4. Pengadaan Bibit ... 18
5. Penanaman ... 20
6. Perakitan dan Pemasangan IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25
A. Kesimpulan ... 25
B. Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 27
Kampus Sei Keledang, Mei 2016
DAFTAR TABEL
No. Tubuh Utama Halaman
1. Penutupan lahan areal IUPHHK PT. Inhutani II Unit Sei Tubu 5
2. Kelas kelerengan lapangan topografi di areal IUPHHK
PT. Inhutani II Unit Sei Tubu. 6
3. Tahapan kegiatan sistem silvikultur TPTI . 9
Pengusahaan hutan merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber
daya alam yang mempunyai arti penting bagi pembangunan perekonomian,
khususnya perekonomian di Indonesia. Pada masa-masa pelita sebelumnya,
sektor kehutanan yang memberikan konstribusi paling besar terhadap devisa
negara. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak sekali penurunan pendapatan dari
sektor kehutanan yang disebabkan oleh semakin menyempitnya kawasan hutan
alam yang berimplikasi terhadap menurunya produksi hail hutan, kususnya
produksi kayu. Sebaliknya, permintaan akan hasil produksi hutan alam semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
Kabupaten Malinau, merupakan salah satu wilayah di Propinsi
Kalimantan Utara yang masih memiliki potensi sumber daya hutan. Seperti
halnya daerah-daerah lain, luas kawasan hutan di wilayah ini, khususnya hutan
produksi alam semakin berkurang sejalan dengan perkembanhgan wilayah dan
pemanfaatan bidang usaha lai n seperti perkebunan yang telah mengkonversi
Kawasan Budi daya Kehutanan (KBK) Kawasan Budi daya Non Kehutanan
(KBNK). disamping itu, kegiatan pengusahaan hutan yang telah berjalan pada
masa lalu pada umumnya selalu mengurangi luas kawasan hutan alam produktif
karena kurang bijaksanaan dalam kegitan pengusahaan hutannya.
Dengan masih adanya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Malinau perlu
adanya upaya-upaya pengelolaan kawasan hutan untuk mendapatkan hasil yang
?
lingkungan. Dengan kata lain, pengelolaan sumber daya hutan yang ada
sekarang ini perlu dilakukan dengan lebih hati-hati sehingga sumber daya hutan
yang ada merupakan sumber daya yang lestari yang dapat dimanfaatkan secara
terus-menerus. Baik manfaat produksi kayu maupun manfaat lingkungan lainnya
sebagai fungsi hidrologis dan yang lebih penting lagi bermanfaat sebagai salah
satu sumber daya yang dapat mareka kelola secara arif dan berkelanjutan.
Disamping pemanfaatan hutan produksi alam yang masih produktif,
kegiataan pengusahaan hutan ini juga diarahkan untuk dapat merehabilisasi
areal hutan yang tidak produktif dengan penanaman jenis tanaman unggulan
setempat ataupun jenis-jenis tanaman cepat tumbuh sehingga di harapkan luas
kawasan hutan produksi dapat dipertahankan.
Atas dasar hal tersebut, PT.INHUTANI II yang merupakan salah satu
perusahaan penanaman modal dalam negeri berkenan untuk turut andil
mengelola kawasan hutan yang berada di wilayah Kabupaten Malinau,
Kalimantan Utara.
B. Tujuan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan agar Mahasiswa/i:
1. Memahami kinerja langsung di lapangan dengan melibatkan diri untuk
pemahaman lebih lanjut dalam proses pengelolaan hutan
2. Melakukan pengawasan dan penganalisaan mutu dari pekerjaan tersebut
dan beradaptasi dalam lingkungan masyarakat.
3. Mengevaluasi kegiataan pengelolaan hutan dan membandingkan dengan
C. Hasil yang Diharapkan
1. Mahasiswa/i dapat mempelajari dan memahami semua tahapan proses
pengelolaan hutan.
2. Mahasiswa/i mampu menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung di
dunia kerja.
3. Mahasiswa/i dapat membuka wawasan/pemikiran dan memiliki pengalaman
praktek kerja di luar kampus baik di lingkungan perusaahan maupun terjun
langsung di tengah masyrakat. Menghasilkan tenaga kerja ahli madya yang
trampil dan dapat memadukan antara kegitan praktek dan teori di bangku
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Inhutani II adalah perusahaan milik BUMN yang sedang beroperasi di
Kabupaten Malinau, Propinsi Kalimantan Utara, di Unit Manajemen Sei Tubu
yang mulai beroperasi dari tahun 1994 dengan usaha utamanya adalah
pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam dengan Ijin Usaha Pemanfaatan
Hasi lHutan Kayu (IUPHHK). Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hasil hutan
tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : 1/1/IUPHHK -HA/PMDN/2015, tanggal 13Februari 2015
Kepada PT.InhutaniI II Unit Sei Tubu dengan luas areal hutan produksi ± 91.510
Ha. di Kabupaten Malinau , Propinsi Kalimantan Utara. Secara geografis terletak
pada 115o o o o
LU.
Berdasarkan peta lokasi PT.INHUTANI II Unit Manajemen Sei Tubu,
batas areal tersebut adalah sebagai berikut :
Sebelah utara : Hutan Lindung Hulu Sungai Bahau
Sebelah timur : Hutan Lindung Long Ketrok
Sebelah selatan : Hutan Lindung Gunung Laung
PT. Inhutani II dengan kantor pusat beralamatkan di Jl. Tebet Timur
Raya No. 7 Jakarta Selatan Telp. (021) 8352468, 8290572. Kantor perwakilan Jl.
Markisa No. 7 Samarinda Telp. (0541) 201005, 201005 dan lokasi base camp
terletak di Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau,
Kalimantan Utara. PT.Inhutani II mempunyai luas keseluruhan areal di
Inhutani II berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) luas arealnya
terbagi atas hutan produksi tetap dengan luas 39.6 23 Ha dan hutan produksi
yang dapat di konversi menjadi kawasan penggunaan lain mempunyai luas areal
7.917 Ha. Desa-desa atau pemukiman penduduk yang ada di dalam dan
disekitar areal kerja IUPHHK PT. INHUTANI IIantara lain Desa Halanga, Mirau,
Laban Nyarit, dan desa Meteut , yang keseluruhannya termasuk di wilayah
Kecamatan Malinau Hulu Selatan.
B. Keadaan Lapangan 1. Keadaan hutan
Sebagian besar daerah berbukit, dengan sekitar 40 persen memiliki
kemiringan di atas 25 persen.Karena curah hujan tinggi, potensi erosi cukup
besar (Basuki dan Sheil, 2005).
Luas Areal IUPHHK : 91.510 Ha yang merupakan Hutan Alam tanah
kering berdasarkan peta hasil penafsiran citra landsat dengan jenis
mosaiccitra landsat 7 ETM + band 542path/row/tanggal 117/58/liputan
tanggal 16 Juli 2014 Skala 1 : 100.000 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1.Penutupanlahan areal IUPHHK PT. Inhutani II Unit SeiTubu. Kondisi Penutupan Lahan :
No. Penutupan Lahan Kawasan Hutan (Ha) Jumlah (Ha) Persen (%) HPT HP
1 Hutan Primer (Virgin Forest) 59.028 - 59.028 64.50 2 Hutan Sekunder (Log Over
Area)
20.239 - 20.239
22.12
3 Non Hutan (Non Hutan) 1.516 - 1.516 1.66
4 Tertutup awan 10.727 - 10.727 11.72
Jumlah 91.510 - 91.510 100.00
2. Keadaan topografi areal kerja IUPHHK PT.Inhutani II
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan interprestasi petak kelas lereng hasil penafsiran potret udara, secara umum bentuk wilayah IUPHHK-HAUnit Sei Tubu bervariasi dari datar sampai berbukit.
?
Tabel 2. Kelas kelerengan lapangan topografi di areal IUPHHK PT. Inhutani II Unit Sei Tubu.
No Kelas Kelerengan Luas
Ha % 1 A (0 - 8%) Datar 23.433 23.65 2 B (9 - 15%) Landai 8.927 9.01 3 C (16 25%) Agak Curam 35.207 35.53 4 D (26 - 40%) Curam 24.391 24.62 5 E (> 40%) Sangat Curam 7.132 7.20 Jumlah 99.100 100
3. Sosial ekonomi masyarakat
Di dalam dan di sekitar IUPHHK -HA PT. INHUTANI II ditemukan
beraneka ragam budaya yang merupakan warisan budaya yang bernilai
tinggi untuk dilestarikan. sekitar 21.000 orang dari bermacam etnik dan sub
kelompok bahasa, yang dikenal sebagai suku dayak , bermukim di dalam dan
disekitar kawasan ini. Komunitas dayak meliputi, seperti suku Lundayeh dan
Punan.
Masyarakat di dalam kawasan ini masih sangat bergantung pada
pemanfaatan hutan sebagai sumber penghidupan, seperti kayu, tumbuhan
obat, dan binatang buruan. Mereka juga menjual tumbuhan dan binatang
hasil hutan, karena hanya ada sedikit peluang untuk mendapatkan uang
tunai. Pada dasarnya masyarakat mengelola sumber daya alam secara
tradisional dengan mendasarkan pada variasi jenis. Sebagai contoh banyak
varietas padi di tanam, beberapa jenis kayu digunaka nuntuk bahan
bangunan, banyak jenis tumbuhan digunakan untuk obat, dan berbagai jenis
satwa buruan. Tingginya keragaman jenis yang dimanfaatkan, akan
memperkecil kemungkinan jenis-jenis tadi mengalami tekanan. Pengelolaan
tradisional tersebut pada dasarnya sangat sejalan dengan konservasi hutan
dan hidupan liar. Sayangnya, peraturan tradisional atau adat sering tidak
lsumberdaya dari kawasan. perubahan yang cepat dari mata pencaharian
tradisional ke ekonomi modern membuat orang tergoda untuk mengabaikan
adat.
C. Sistem TPTI
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) adalah salah satu sistem silvikultur
yang diterapkan pada hutan alam tidak seumur di Indonesia. Sebagai salah satu
subsistem pengelolaan hutan, sistem silvikultur merupakan sarana utama untuk
mewujudkan hutan alam dengan struktur dan komposisi yang di kehendaki.
Pelak saan suatu sistem silvikultur yang sesuai dengan lingkungan setempat
telah menjadi tuntunan demi terwujudnya pengelolaan hutan berkelanjutan.
(Anonim, 1993).
Sejarah sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia secara resmi ditandai
dengan diumumkan surat keputusan No. 35/kpts/PP/I/1972 tentang pedoman
tebang pilih indonesia, Tebang Habis dengan Permudaan Alam (THPA), dan
pedoman-pedoman pengawasannya. Selama masa pelaksanaanya dijumpai
beberapa kesulitan, sehingga pada tahun 1989 diterbitkan SK Menteri
kehutanaan nomor 485/kpts/ - 11/1989 tentang sistem silvikultur pengelolaan
hutan produksi. SK ini kemudian ditindak lanjuti dengan SK TPTI yang berada
dalam SK Dirjen pengusahaan hutan nomor 564/kpts/IV.BPHH/89 tanggal 30
November 1989. (Anonim, 1993). 1. Tujuan dan sasaran
Tujuan TPTI adalah terbentuknya struktur dan komposisi jenis tegakan
hutan alam tak seumur yang optimal dan lestari sesuai dengan sifat-sifat
biologi dan keadan tempat tumbuh aslinya. Ini ditandai dengan wujud tegakan
?
komersil dengan mutu dan produktifitas tinggi, didampingi oleh sejumlah jenis
lain sehingga memenuhi tingkat keanekaragaman hayati yang di inginkan.
Sasaran sistem TPTI adalah tegakan hutan alam produksi tidak seumur
dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Unit kegiatan elemen TPTI
persatuan waktu/tahun adalah Petak Areal Kerja (PAK).
2. Tahap kegiatan sistem TPTI
BerdasarkanPeraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan
Nomor : P.9/VI-BPHA/2009 tanggal : 21 Agustus 2009 tentang Pedoman
pelaksanaan Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) tidak lagi
diatur tentang tata waktu pelaksanaannya dan pemegang utan Alam diberikan
wewenang untuk menyusun Standar OperatingProcedur (SOP) untuk kegiatan
ITSP dan kegiatan tahapan TPTI lainnya. (Anonim,2009).
Tabel 3. Tahapan Kegiatan Sistem Silvikultur TPTI PT.Inhutani II UMHA SeiTubu Wilayah Malinau, Kabupaten Malinau Kalimantan Utara.
No. Tahapan Kegiatan TPTI Waktu
1. Penataan Areal Kerja (PAK) Et-1
2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) Et-1
3. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Et-1
4. Pemanenan Et
5. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan Et+1 s/d Et+2
6. Pembebasan Pohon Binaan Et+2
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda Program Studi Pengelolaan Hutan ini dilaksanakan selama 2 bulan
sejak tanggal 02 maret 2016 sampai dengan 02 mei 2016. tempat pelaksanaan
PKL adalah PT.Inhutani II Unit Manajemen Sei Tubu, Kecamatan Malinau Hulu
Selatan, Kabupaten Malinau, Klimantan Utara.
B. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan praktek kerja lapang di PT. Inhutani II Unit Manajemen Sei
Tubu Kecamatan Malinau Hulu Selatan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara
selama 2 Bulan dapat dirincikan sebagaimana dapat dilihat Pada Tabel 4.
Tabel 4.Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapangdi PT. Inhutani II.
No. Jenis Kegiatan Tgl
pelaksanaan Lama (Hari) Jumlah Tenaga kerja (orang) Hasil yang dicapai Rata-Rata Prestasi Kerja Keterangan 1. Penebangan: 1. Pelaksanaan Penebangan. 2.Penyaradan. 3. Pembagian batang/ pengukuran. 2016 2016 16 April 2016 1 1 1 3 2 7 10 batang 10 batang 10 Batang 3,33333 Batang/Hari/ Orang 5 Batang/Hari/ Orang 1,4 2857 Batang/H/ Orang Observasi Observasi Observasi 2. PengadaanBibit/ persemaian: 1.Pengadaan Media semai. 2. Pengadaan bibit. 08-11 maret 2016 17 maret 2016 4 1 7 7 3046 Polybag 224 Bibit 108,7 Polybag/H/Ora ng 32bibit/H/Oran g Praktek Praktek 3. Penanaman 17-19 april 2016 3 7 700 33,33333bibit/ H/Orang Praktek 4. Perakitan dan
??
Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang di PT. Inhutani II mengenai kegiatan
TPTI adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Penebangan a. Tujuan
Maksud kegiatan penebangan adalah melaksanakan pemanfaatan kayu
secara optimal dari blok tebangan yang telah disahkan atas pohon-pohon
yang berdiameter lebih besar dari batas diameter yang telah ditetapkan
dan meminimalkan kerusakan terhadap tegakan tinggal.Tujuan kegiatan
penebangan adalah untuk mendapatkan hasil keuntungan perusahaan,
berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi
persyaratan.
b. Dasar Teori
Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam
tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter
batas yang ditetapkan. Kegiatan penebangan pohon meliputi pekerjaan
penentuan arah rebah, pelaksanaan penebangan, pembagian batang,
penyaradan, pengupasan, dan pengangkutan kayu bulat dari tempat
pengumpulan(TPn) ke tempat penimbunan kayu (TPk). (Anonim, 1993)
c. Alat dan Bahan a)Alat 1)Chain saw 2)Parang b) Bahan 1)Oli 2)Bensin
d. Prosedur kerja
a) Membersihkan Membersihkan sekitar pohon yang akan ditebang
b) Menentukan arah dan takik rebah dengan memperhatikan arah
rebahpohon yang tepat dan takik rebah serendah mungkin sehingga
tunggak pohon hampir rata dengan tanah.
c) Setiap pohon yang telah ditebang dicatat dalam buku ukur sesuai
ketentuan dalam Tata Usaha Kayu ( TUK ) / hasil hutan.
e. Hasil yang di capai
Penebangan yang dilakukan di dalam blok RKT dengan tenaga kerja
yang terdiri dari 2 orang 1 orang operator chain saw, 1 orang helper yang
dimana Dalam melakukan kegitan penebangan dalam satu hari dapat di
tebang kurang lebih 10 batang.
f. Pembahasan
Kegiatan penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu yang
diameternya sudah siap untuk ditebang dalam penebangan harus
diperhatikan dulu seperti pemebersihan disekitar pohon dan menetukan
takik rebahnya. Dan saat penebangan harus diperhatikan kesiapan dari
chain saw dan septi pekerja demi kesalamatan da n kelancaran dalam
melaksanakan kegiatan penebangan.
2. Penyaradan a. Tujuan
Penyaradan bertujuan untuk memindahkan kayu yang telah ditebang dari
??
b. Dasar Teori
Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat
tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan
angkutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan jarak
pendek.(Anonim, 2011)
c. Alat dan Bahan
1) Trator
2) Tali Sleng
d. Prosedur Kerja
1) Penyadaran kayu bulat hasil penebangan dilaksanakan dengan
memakai traktor.
2) Penyaradan kayu bulat hasil penebangan dilaksanakan setelah
bagiantajuk pohon dipotong.
3) Penyaradan kayu bulat dilaksanakan melalui jalan sarad yang telah
direncanakan dan dibuat terlebih dahulu.
4) Kayu yang akan disarad, terlebih dahulu diikat dengan sleng.
5) Mengikat bagian pangkal kayu yang disarad dengan menggunakan
sleng.
e. Hasil yang Dicapai.
Dari kegiatan ini, pekerja dapat menyarad kayu sebanyak kurang lebih 10
kayu perhari sesuai dengan jumlah hasil yang didapat ti penebang.
Jumlah tenaga kerja sebanyak 2 orang terdiri dari operator traktor dan
f. Pembahasan
Pada kegiatan penyaradan, proses pembuatan jalan sarad terlalu banyak
merusak pohon.Sebaiknya jalan sarad dibuat dengan meminimalisir
kerusakan vegetasi sekitarnya.
3. Pengukuran
a. Maksud dan tujuan
Maksud pengukuran dilakukan adalah untuk menentukan ukuran
panjang, diameter, melihat cacat kayu, dan untuk menetapkan isi
(volume).
Tujuan pengukuran dilakukan adalah untuk mengetahui volume produksi
setiap batang kayu sesuai dengan volume sebelumnya dan dari
pengukuran penyimpangan-penyimpangan yang mungkin akan terjadi
dan dapat di antisipasi
b. Dasar Teori
Pengukuran adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan cara
sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek
tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. (Sridadi,
2007).Pengukuran diameter adalah pengukuran panjang garis antara dua titik pada garis lingkaran yang melalui titik pusat. Bentuk batang pohon
jarang yang bulat oleh karena itu pengukuran diameter ditentukan dari
hasil rata-rata pengukuran sumbu panjang dan sumbu pendek.(Endang
dkk, 1990). c. Alat danBahan
1. Meteran
?? 3. Cat 4. Kertas Label 5. Kuas 6. Alat tulis d. Prosedur Kerja
a) Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur Diameter Pangkal
(DP) dan Diameter Ujung (DU).
b) Metode pengukuran diameter dilakukan dengan cara sebagai berikut
Diameter pangkal terpanjang dan diameter pangkal terpendek
ditabahkan lalu di bagi dua. Kemudian diameter ujung terpanjang
ditambahkan dengan diameter ujung terpendek laludibagi
dua..kemudian hasil dari diameter pangkal dan diameter ujung
ditambahkan dan dibagi dua maka dapatlah hasil diameter dari
batang atau Log tersebut.
Rumus pengukuran diameter batang/log :
DP
DU =
D=
Ket :
DP = Diameter Pangkal
d1 = Diameter Terpanjang pada Pangkal
d2 = Diameter Terpendek pada Pangkal
DU = Diameter Ujung
d4 = Diameter Terpendek pada Ujung d3 d4 d1 DU d2 DP Gambar 1.MetodePengukuranDiameterBatang/Log
c) Selanjutnya untuk mencari volume kayu maka hasil rata-rata dari
diameter pangkal dan diameter ujung dikali 0,7854 atau ¼ dan
dikali panjang log dan di bagi 10.000 dengan rumus sebagai berikut
(Rumus Brereton) : Vol log (m3)= 0,25 × D2 × p 10.000 Ket: ¼ = 0,25 = 3,14
D = diameter pangkal dan diameter ujung
P = panjang
10.000 = Konversi dari satuan cm menjadi m pada pengukuran diameter.
e. Hasil yang Dicapai
Dari informasi yang telah diperoleh dan dilihat dilapangan dalam kegiatan
pengukuran yang telah dilakukan maka dalam satu hari batang yang
diukur bisa mencapai ± 10 batang per hari atau 1,4 batang per hari orang 1 DU
??
kerja sesuai dengan jatah tebang yang didapatkan oleh tim penebang
dalam waktu sehari.
f. Pembahasan
Dalam kegiatan pengukuran dilpangan dilakukan dua kali pengukuran
dimana dilakukan pengukuran diameter pangkal dan diameter ujung lalu
di rata-ratakan dan dibagi dua.tujuan untuk melakukan pengukuran
adalah untuk menentukan ukuran panjang, diameter dan melihat cacat
kayu.Kemudian dari hasil pengukuran dimasukan kedalam buku ukur,
dimana dari hasil pengukuran diameter tersebut akan diperoleh berapa
volume kayu dalam satu batang
4. Pengadaan Media Semai a. Tujuan
Membuat suatu media yang dapat digunakan sebagai wadah dalam
persemaian bibit / benih.
b. Dasar teori
Media semai adalah media atau bahan yang digunakan sebagai tempat
tumbuh dan berkembangnya akar tanaman.Media tanam dapat berupa
tanah maupun non tanah (Bebeja, 2012).Media tanah contohnya tanah
bekas dorongan yang berada di sekitar areal persemaian, dan yang non
tanah contohnya seperti akar pakis yang sudah digiling dan sekam padi
yang dibakar.
c. Alat dan bahan
1. Tanah gembur yang berasal dari areal sekitar perusahaan
2. Sekam padi
4. Sekop
5. Polybag
6. Bak tempat pengayakan
7. Ayakan
8. Gerobak
d. Prosedur kerja
1) Menyiapkan ayakan tanah berukuran 1x1 meter
2) Menyiapkan polybag berukuran 5x15 cm
3) Mengambil media (tanah) di sekitar persemaian mengunakan
gerobak arco
4) Mengayak tanah yang telah diambil dengan tujuan untuk
mendapatkan
5) tanah yang halus dan bersih dari akar yang telah mati.
6) Mencampur tanah dengan sekam padi yang perbandingannya
7) harus disesuaikan agar saat menanam bibit dan bibit tidak mati
karena
8) Kepanasan.
9) Mengisi tanah kedalam polybag.
10) Dalam mengisi tanah ke dalam polybag diusahakan tanah tidak
terlalu padat agar air mudah meresap
11) Mengangkut polybag yang sudah di isi mengunakan grobak arco
menuju bedengan.
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai oleh mahasiswa dari kegiatan ini adalah mahasiswa
??
adalah tanah dorongan yang berasal dari sekitar persemaian yang telah
diayak dengan tujuan untuk menghaluskan.
Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, yang meliputi pengambilan media
semai, pengayakan dan pengisiaan polybag dilakukan setiap hari.untuk
pengayakan dan pengisian polybag dalam satu hari mampu mendapat
kurang lebih 761 polybag per hari. Satu bak bedengan berisi 1.320
polybag berukuran 5cmx15cm, sehingga dalam 4 hari dapat dihasilkan
3.046 polybag media semai.
f. Pembahasan
Pada pembuatan media semai tanah yang diambil adalah tanah disekitar
persemaian atau tanah bekas dorongan.Tanah harus diayak untuk
menghaluskan tanah dan menghilangkan kerikil-kerikil serta akar-akar
tanaman yang dapat mengganggu media semai, setelah kegiatan
pengayakan media tanah dicampurkan dengan sekam padi setelah itu
media dimasukan ke dalam polybag yang nantinya diangkut menuju
bedengan menggunakan gerobak arco.
5. Pengadan Bibit a. Tujuan
1) Menjamin pengadaan bibit di persemaian yang berkualitas danjumlah
yang memadai, untuk memenuhi kegiatan rehabilitasi
hutan(penanaman dan pengayaan tanaman) dengan tata waktu yang
tepat.
2) Menjamin aktivitas pengadaan bibit, yang dapat mengendalikan
b. Dasar teori
Untuk keperluan pembibitan pemilihan benih (biji) sungkai (Peronema
canescens). Famili, Verbenaceae. dilakukan dengan cara mengambil
buah-buah yang sudah tua yang ditandai warna coklat tua. Akan tetapi
mengingat perbanyakan secara biji (generatif) lebih kecil presentase
tumbuhnya, maka untuk pengadaan benih lebih mudah dilaksanakan
dengan cara perbanyakan vegetatif penanaman digunakan stek batang,
yang diambil dari terubusan-terubusan yang berumur lebih kurang dua
tahun pada tunggul bekas tebangan. Tunggul yang dipilih sebagai induk
dari terubusan calon stek adalah tunggul yang berasal dari tegakan
terpilih/tegakan plus (Dephut, 2006). c. Alat dan bahan
1) Ember
2) Air
3) Rootone F
d. Prosedur kerja
1) Menyiapkan media semai yang terdiri dari tanah yang telah di
campurkan
dengan sekam padi.
2) Memotong Ranting Sungkai Kurang Lebih 20 Cm
panjangnyamenggunakan gergaji potong.
3) Masukan cairan rootone f ke dalam ember dan aduk campur air.
4) Menyelupkan pangkal sungkai yg sudah dipotong ke dalam cairan
rootonef yang berada di dalam ember.
??
e. Hasil yang dicapai
Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari dimana kegiatan meliputi dari
pemotongan bibit dan langsung di lakukan penanaman pada media semai
yang sudah di siapkan pada polybag namun sebelum melakukan
penanaman pangkal bibit sungkai harus dicelupkan pada larutan rootone f
yang sudah disiapkan pada wadah ember.Dalam satu hari bibit sungkai
mampu ditanam sebanyak 224 bibit di dalam polybag.
f. Pembahasan
Kegiatan pengadaan bibit ini dilakukan dalam waktu sehari dimana
kegiatan pengambilan bibit scara vegetatif atau penanaman dengan cara
stek batang dimana ranting-ranting sungkai dipotong berukuran 20cm
kemudian dicelupkan kedalam larutan rootone f yang sudah di campurkan
dengan air. Dalam kegiatan penanaman ini bibit sungkai tidak diberi
perlakuan khusus dikarenakan efisiensi waktu yaang harus dan target
penanaman atau pengadaan bibit harus cepat terpenuhi.
6. Penanaman
a. Maksud dan tujuan
Pengayaan adalah kegiatan penanaman pada areal bekas tebangan
yang kurang permudaan jenis pohon niagawi (jenis pohon yang
menghasilkan kayu perdagangan atau bernilai jual tinggi).dengan tujuan
untuk memperbaiki komposisi jenis, penyebaran pohon dan nilai tegakan.
Sedangkan rehabilitasi adalah kegiatan penanaman di bidang-bidang
tanah kosong didalam kawasan hutan agar setiap bidang hutan memiliki
produktivitas dan nilai maksimum. Penananman rehabilitasi dilakukan di
b. Dasar teori
Rehabilitasi atau pengayaan adalah suatu proses kegiatan penanaman
untuk mengembalikan kondisi hutan agar mendek ati kondisi sebelum
dilakukan pemanenan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk
menjamin keberlanjutan fungsi produksi dan rotasi berikutnya.
Menurut Anonim (2012), pengayaan adalah kegiatan penanaman pada
lahan yang sudah mempunyai vegetasi untuk memperbaiki komposisi
jenis yang telah ada untuk rotasi tebang berikutnya.
c. Alat dan bahan
1) Parang
2) Cat dan Kuas
3) Ajir
4) Bibit kapur
5) Sandak
d. Prosedur kerja
1) Mengambil Ajir sebanyak bibit yang akan ditanam.
2) Mengangkut bibit dari persemaian menuju mobil.
3) Mengukur jarak tanam di jalan sarad 5x5 meter dan TPN 3x3 meter
yang di tandai dengan ajir dan pada ujung ajir di beri cat warna
merah.
4) Membuat lobang tanam dengan menggunakan sandak.
5) Melakukan kegiatan penanaman.
e. Hasil yang di capai
Kegiatan penanaman ini berlangsung selama 3 hari dilakukan di Tpn dan
??
dari 6 orang mahasiswa dan 1 orang kariyawan Inhutani II.Dalam kegitan
penanaman ini dalam sehari mampu menanam 233 bibit kapur. Total
penanaman selama 3 hari sebanyak 700 bibit kapur (dryobalonops. Spp).
f. Pembahasan
Kegiatan penanaman ini dilakukan selama 3 hari dimana hari pertama
mencari ajir yang sesuai dengan jumlah bibit yang akan ditanam dan
pada hari kedua memulai kegiatan penanaman meliputi pengangkutan
bibit mengunakan mobil menuju lokasi penanaman dalam kegiatan
penanaman masing-masing memiliki tugas diantaranya pencarian ajir dan
pemasangan ajir, pengecetan ajir, pengangkutan bibit, pembuatan lobang
tanam dan yang terakhir penanaman bibit. dalm kegiatan penanaman ini
mampu menanam bibit kapur sebanyak 700 bibit di Tpn dengan jarak 3
meter x 3 meter dan jalan sarad 5 meter x 5 meter.
7. Perakitan dan Barcode a. Tujuian
Maksud kegiatan perakitan dan pemasangan barcode adalah sebum
pembuatan rakit barcode harus di pasang terlebih dahulu agar tidak
susah saat melakukan/pembuatan rakit. Setelah kayu cukup banyak
terkumpul dilogpond. Dalam pembuatan rakit, faktor kelancaran
angkutan perakitan kayu dari tempat tebang kelogpond sangat
menentukan, karena apabila persediaan kayu dilogpond kurang akan
b. Dasar Teori
Perakitan dan pemasangan barcode adalah dibuat/disusun oleh satu regu
yang paling sedikit terdiri dari 5 orang, dan 4 orang mengikuti
pemasangan barcode sebagian mengumpulkan dan menata kayu yang
lain mengikatnya. Kayu yang tercecer dikumpul dengan menggunakan
tongkat atau dibantu oleh longboard dorong yang kekuatannya 8-10 PK.
(Arifin.Z dan Suparto, 1976). c. Alat dan Bahan
a) Alat
1) Waloder
2) Angkel
3) Longboard
4) Paku U
5) Palu dan linggis
b) Bahan 1) Tali 2) Tally shet 3) Oly 4) Bensin d. Prosedur Kerja
a) Kayu log yang sudah dilogpond dirakit dengan cara diselingi
b) Kayu yang timbul 2 batang dan kayu yang tenggelam 1 batang agar
kayu yang tenggelam menjadi layang-layang dirakit dengan benar
dan lebih kuat sehingga pada saat dirakit longboard tidak putus dan
??
c) Catat kayu log yang akan ditarik agar data tersebut tidak tercecer
atau adakayu log yang tidak terdaftar nantinya
d) Setiap kayu log yang ditarik dari TPK antara kelogpond simandurut
disertaidengan dokumen SKSHH
e. Hasil yang di capai
Kegiata perakitan dan pemasangan barcode ini berlangsung selama 1
hari di lakukan dilogpon simandurut dengan anggota 5 orang perakitan
dan 4 orang pemasangan barcode yang terdiri dari 2 orang mahasiswa
dan 2 orang karyawan Inhutani II. Dalam kegitan perakitan dan
pemasangan barcode ini dala sehari mampu memasang 30 batang.
f. Pembahasan
Dalam kegitan ini mahasiswa langsung menuju kelogpond untuk
mengikuti kegiatan prakitan dan pemasangan barcode.Sebelum
melakukan perakitan dan pemasangan barcode mahasiswa membagi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di
PT.Inhutani IIUnitManajemenSeiTubu Kabupaten Malinau Kalimantan Utara
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dasar teori tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan di lapangan mengingat
efisiensi kerja yang selalu dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan.
2. Kegiatan penebangan dilakukan dalam sehari mampu mendapatkan kurang
lebih 10 batang. dalam penebangan harus dibersihkan sekitar pohon yang
akanditebang dan menentukan takik rebahnya.
3. Kegiatan penyaradan dilakukan dari blok tebangan menuju Tpn kemudian
dilakukan pemotongan pangkal batang, pengukuran,pemasangan paku S
dan pengupasan.
4. Pengukuran dilakukan adalah pengukuran diameter pangkal dan diameter
ujung. pengukuran juga bertujuan untuk menentukan ukuran panjang,
diameter, cacat kayu dan untuk menetapkan isi (volume).
5. Persiapan media semai, berupa kegiatan pengisis tanahkedalam polybag
untuk dijadikan media sapih. dengan tujuan agar tanaman tumbuh dengan
baik.
6. Pengadaan bibit,dilakukndengan stek ranting sungkai yang berasal dari
hutan Sei Tubu, yaitu dengan cara memotong ranting menggunakan gergaji
lalu ditanam pada media semai
7. Pada kegiatan penanaman jenis yang ditanam ada bibit kapur jarak tanam
??
B. Saran
Semua kegiatan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik dan
hanya perlu sedikit perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan PKL seperti :
1. Sebaiknya demi kelancaran dan keaktifan mahasiswa dalam kegitan PKL
terutama dalam mengikuti tahapan kegiatan TPTI di perusahaan yang akan
ditempati diusahakan kegiatan PKL diadakan disaat kegiatan di
Perusahaan semuanya sedang berjalan.
1. Saat melakukan kegiatan PKL diperusahaan diusahakan rencana kegiatan
yangakan di ikuti harus dipersiapkan terlebih dahulu dari kampus dan di
persentasikan diperusahaan agar pihak perusaahaan dengan mudah
mempersiapkan jadwal kegiatan di Lapangan atau di unit manajemen yang
kegiatannya sedang berjalan.
2. Sebaiknya mahasiswa-mahasiswi yang mengikuti PKL diusahakan jangan
ditempatkan diperusahaan yang berada dikampung halamannya tujuanya
agar mahasiswa dan mahasiswi tersebut berkonsentrasi penuh terhadap
Anonim. 2015. Buku Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam Periode Tahun 2015 s/d 2025 PT.Inhutani II Unit Manajemen Sei Tubu Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara.
Dephut. 2016. Pengadaan bibit sungkai (Peronema canescens) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24852/4/Chapter%20II.pdf di unduh pada tanggal 11 mei 2016.
Endang dkk. 1990. Manajemen Hutan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Universitas Padjadjaran. Bandung.
Sridadi. 2007. Pengertian Pengukuran. Fakultas Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.Wikipidia wiliamdalton.biogspot.com