• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT.INHUTANI II UNIT MANAJEMEN HUTAN ALAM SEI TUBU

KECAMATAN MALINAU HULU SELATAN KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA

Oleh :

KRISTINA MARIA NIM. 130500021

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2016

(2)

tugas-tugas selama peraktek kerja lapang (PKL) di PT.Inhutani II sehingga tersusunlah laporan ini.

Keberhasilan dan kesuksesan dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak. oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. selama

melaksanakan kegiatan PKL di PT. Inhutani II.

2. Bapak Ir. Hasanudin,MP, Ir. M. Masrudy, MP dan Ibu Agustina Murniyati, S.Hut, MP masing-masing selaku Direktur, Ketua Jurusan Manajemen Hutan dan Ketua Program Studi Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Ibu Erna Rositah, S.Hut, MP selaku Dosen Pembimbing PKL yang telah mengarahkan penulis dari persiapan sampai penyusunan laporan PKL. 4. Bapak Ir. Suparjo, MP dan Ir. Rudy Nurhayadi,MPmasing-masing selaku

Penguji I dan Penguji II.

5. Seluruh staf Dosen dan Teknisi Pengelolaan Hutan yang telah banyak memberikan masukan baik itu di dalam proses belajar mengajar maupun di luar jam perkuliahan.

6. Bapak YP.Kurniawan,S.Hut selaku General Manager PT.Inhutani II.

7. Bapak Wahyudi, S.Hut selaku Manager Unit Manajemen Hutan Alam Sei Tubu.

8. Bapak Murtoyo dan Bapak Armin Pane selaku pembimbing dilapangan dan dikantor PT.Inhutani II yang selalu membantu dan memberikan arahan dalam setiap kegiatan yang akan kami kerjakankan dilapangan.

9. Staf karyawan dan karyawati PT.Inhutani II yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dalam melaksanakan kegiatan PKL ini.

10. Rekan mahasiswa dan mahasiswi yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dengan penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Samarinda, Mei 2016

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... ...iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil yang Diharapkan ... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 4

A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 4

B. Keadaan Areal ... 5

C. Sistem TPTI ... 7

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ... 9

A. Waktu dan Tempat... 9

B. Hasil Kegiatan ... 9

1. Pelaksanaan Penebangan ... 10

2. Penyaradan ... 11

3. Pengukuran ... 13

3. Pengadaan Media Semai ... 16

4. Pengadaan Bibit ... 18

5. Penanaman ... 20

6. Perakitan dan Pemasangan IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

A. Kesimpulan ... 25

B. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(4)

Kampus Sei Keledang, Mei 2016

(5)

DAFTAR TABEL

No. Tubuh Utama Halaman

1. Penutupan lahan areal IUPHHK PT. Inhutani II Unit Sei Tubu 5

2. Kelas kelerengan lapangan topografi di areal IUPHHK

PT. Inhutani II Unit Sei Tubu. 6

3. Tahapan kegiatan sistem silvikultur TPTI . 9

(6)

Pengusahaan hutan merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber

daya alam yang mempunyai arti penting bagi pembangunan perekonomian,

khususnya perekonomian di Indonesia. Pada masa-masa pelita sebelumnya,

sektor kehutanan yang memberikan konstribusi paling besar terhadap devisa

negara. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak sekali penurunan pendapatan dari

sektor kehutanan yang disebabkan oleh semakin menyempitnya kawasan hutan

alam yang berimplikasi terhadap menurunya produksi hail hutan, kususnya

produksi kayu. Sebaliknya, permintaan akan hasil produksi hutan alam semakin

meningkat dari tahun ke tahun.

Kabupaten Malinau, merupakan salah satu wilayah di Propinsi

Kalimantan Utara yang masih memiliki potensi sumber daya hutan. Seperti

halnya daerah-daerah lain, luas kawasan hutan di wilayah ini, khususnya hutan

produksi alam semakin berkurang sejalan dengan perkembanhgan wilayah dan

pemanfaatan bidang usaha lai n seperti perkebunan yang telah mengkonversi

Kawasan Budi daya Kehutanan (KBK) Kawasan Budi daya Non Kehutanan

(KBNK). disamping itu, kegiatan pengusahaan hutan yang telah berjalan pada

masa lalu pada umumnya selalu mengurangi luas kawasan hutan alam produktif

karena kurang bijaksanaan dalam kegitan pengusahaan hutannya.

Dengan masih adanya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Malinau perlu

adanya upaya-upaya pengelolaan kawasan hutan untuk mendapatkan hasil yang

(7)

?

lingkungan. Dengan kata lain, pengelolaan sumber daya hutan yang ada

sekarang ini perlu dilakukan dengan lebih hati-hati sehingga sumber daya hutan

yang ada merupakan sumber daya yang lestari yang dapat dimanfaatkan secara

terus-menerus. Baik manfaat produksi kayu maupun manfaat lingkungan lainnya

sebagai fungsi hidrologis dan yang lebih penting lagi bermanfaat sebagai salah

satu sumber daya yang dapat mareka kelola secara arif dan berkelanjutan.

Disamping pemanfaatan hutan produksi alam yang masih produktif,

kegiataan pengusahaan hutan ini juga diarahkan untuk dapat merehabilisasi

areal hutan yang tidak produktif dengan penanaman jenis tanaman unggulan

setempat ataupun jenis-jenis tanaman cepat tumbuh sehingga di harapkan luas

kawasan hutan produksi dapat dipertahankan.

Atas dasar hal tersebut, PT.INHUTANI II yang merupakan salah satu

perusahaan penanaman modal dalam negeri berkenan untuk turut andil

mengelola kawasan hutan yang berada di wilayah Kabupaten Malinau,

Kalimantan Utara.

B. Tujuan

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan agar Mahasiswa/i:

1. Memahami kinerja langsung di lapangan dengan melibatkan diri untuk

pemahaman lebih lanjut dalam proses pengelolaan hutan

2. Melakukan pengawasan dan penganalisaan mutu dari pekerjaan tersebut

dan beradaptasi dalam lingkungan masyarakat.

3. Mengevaluasi kegiataan pengelolaan hutan dan membandingkan dengan

(8)

C. Hasil yang Diharapkan

1. Mahasiswa/i dapat mempelajari dan memahami semua tahapan proses

pengelolaan hutan.

2. Mahasiswa/i mampu menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung di

dunia kerja.

3. Mahasiswa/i dapat membuka wawasan/pemikiran dan memiliki pengalaman

praktek kerja di luar kampus baik di lingkungan perusaahan maupun terjun

langsung di tengah masyrakat. Menghasilkan tenaga kerja ahli madya yang

trampil dan dapat memadukan antara kegitan praktek dan teori di bangku

(9)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Inhutani II adalah perusahaan milik BUMN yang sedang beroperasi di

Kabupaten Malinau, Propinsi Kalimantan Utara, di Unit Manajemen Sei Tubu

yang mulai beroperasi dari tahun 1994 dengan usaha utamanya adalah

pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam dengan Ijin Usaha Pemanfaatan

Hasi lHutan Kayu (IUPHHK). Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hasil hutan

tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor : 1/1/IUPHHK -HA/PMDN/2015, tanggal 13Februari 2015

Kepada PT.InhutaniI II Unit Sei Tubu dengan luas areal hutan produksi ± 91.510

Ha. di Kabupaten Malinau , Propinsi Kalimantan Utara. Secara geografis terletak

pada 115o o o o

LU.

Berdasarkan peta lokasi PT.INHUTANI II Unit Manajemen Sei Tubu,

batas areal tersebut adalah sebagai berikut :

Sebelah utara : Hutan Lindung Hulu Sungai Bahau

Sebelah timur : Hutan Lindung Long Ketrok

Sebelah selatan : Hutan Lindung Gunung Laung

PT. Inhutani II dengan kantor pusat beralamatkan di Jl. Tebet Timur

Raya No. 7 Jakarta Selatan Telp. (021) 8352468, 8290572. Kantor perwakilan Jl.

Markisa No. 7 Samarinda Telp. (0541) 201005, 201005 dan lokasi base camp

terletak di Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau,

Kalimantan Utara. PT.Inhutani II mempunyai luas keseluruhan areal di

(10)

Inhutani II berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) luas arealnya

terbagi atas hutan produksi tetap dengan luas 39.6 23 Ha dan hutan produksi

yang dapat di konversi menjadi kawasan penggunaan lain mempunyai luas areal

7.917 Ha. Desa-desa atau pemukiman penduduk yang ada di dalam dan

disekitar areal kerja IUPHHK PT. INHUTANI IIantara lain Desa Halanga, Mirau,

Laban Nyarit, dan desa Meteut , yang keseluruhannya termasuk di wilayah

Kecamatan Malinau Hulu Selatan.

B. Keadaan Lapangan 1. Keadaan hutan

Sebagian besar daerah berbukit, dengan sekitar 40 persen memiliki

kemiringan di atas 25 persen.Karena curah hujan tinggi, potensi erosi cukup

besar (Basuki dan Sheil, 2005).

Luas Areal IUPHHK : 91.510 Ha yang merupakan Hutan Alam tanah

kering berdasarkan peta hasil penafsiran citra landsat dengan jenis

mosaiccitra landsat 7 ETM + band 542path/row/tanggal 117/58/liputan

tanggal 16 Juli 2014 Skala 1 : 100.000 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1.Penutupanlahan areal IUPHHK PT. Inhutani II Unit SeiTubu. Kondisi Penutupan Lahan :

No. Penutupan Lahan Kawasan Hutan (Ha) Jumlah (Ha) Persen (%) HPT HP

1 Hutan Primer (Virgin Forest) 59.028 - 59.028 64.50 2 Hutan Sekunder (Log Over

Area)

20.239 - 20.239

22.12

3 Non Hutan (Non Hutan) 1.516 - 1.516 1.66

4 Tertutup awan 10.727 - 10.727 11.72

Jumlah 91.510 - 91.510 100.00

2. Keadaan topografi areal kerja IUPHHK PT.Inhutani II

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan interprestasi petak kelas lereng hasil penafsiran potret udara, secara umum bentuk wilayah IUPHHK-HAUnit Sei Tubu bervariasi dari datar sampai berbukit.

(11)

?

Tabel 2. Kelas kelerengan lapangan topografi di areal IUPHHK PT. Inhutani II Unit Sei Tubu.

No Kelas Kelerengan Luas

Ha % 1 A (0 - 8%) Datar 23.433 23.65 2 B (9 - 15%) Landai 8.927 9.01 3 C (16 25%) Agak Curam 35.207 35.53 4 D (26 - 40%) Curam 24.391 24.62 5 E (> 40%) Sangat Curam 7.132 7.20 Jumlah 99.100 100

3. Sosial ekonomi masyarakat

Di dalam dan di sekitar IUPHHK -HA PT. INHUTANI II ditemukan

beraneka ragam budaya yang merupakan warisan budaya yang bernilai

tinggi untuk dilestarikan. sekitar 21.000 orang dari bermacam etnik dan sub

kelompok bahasa, yang dikenal sebagai suku dayak , bermukim di dalam dan

disekitar kawasan ini. Komunitas dayak meliputi, seperti suku Lundayeh dan

Punan.

Masyarakat di dalam kawasan ini masih sangat bergantung pada

pemanfaatan hutan sebagai sumber penghidupan, seperti kayu, tumbuhan

obat, dan binatang buruan. Mereka juga menjual tumbuhan dan binatang

hasil hutan, karena hanya ada sedikit peluang untuk mendapatkan uang

tunai. Pada dasarnya masyarakat mengelola sumber daya alam secara

tradisional dengan mendasarkan pada variasi jenis. Sebagai contoh banyak

varietas padi di tanam, beberapa jenis kayu digunaka nuntuk bahan

bangunan, banyak jenis tumbuhan digunakan untuk obat, dan berbagai jenis

satwa buruan. Tingginya keragaman jenis yang dimanfaatkan, akan

memperkecil kemungkinan jenis-jenis tadi mengalami tekanan. Pengelolaan

tradisional tersebut pada dasarnya sangat sejalan dengan konservasi hutan

dan hidupan liar. Sayangnya, peraturan tradisional atau adat sering tidak

(12)

lsumberdaya dari kawasan. perubahan yang cepat dari mata pencaharian

tradisional ke ekonomi modern membuat orang tergoda untuk mengabaikan

adat.

C. Sistem TPTI

Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) adalah salah satu sistem silvikultur

yang diterapkan pada hutan alam tidak seumur di Indonesia. Sebagai salah satu

subsistem pengelolaan hutan, sistem silvikultur merupakan sarana utama untuk

mewujudkan hutan alam dengan struktur dan komposisi yang di kehendaki.

Pelak saan suatu sistem silvikultur yang sesuai dengan lingkungan setempat

telah menjadi tuntunan demi terwujudnya pengelolaan hutan berkelanjutan.

(Anonim, 1993).

Sejarah sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia secara resmi ditandai

dengan diumumkan surat keputusan No. 35/kpts/PP/I/1972 tentang pedoman

tebang pilih indonesia, Tebang Habis dengan Permudaan Alam (THPA), dan

pedoman-pedoman pengawasannya. Selama masa pelaksanaanya dijumpai

beberapa kesulitan, sehingga pada tahun 1989 diterbitkan SK Menteri

kehutanaan nomor 485/kpts/ - 11/1989 tentang sistem silvikultur pengelolaan

hutan produksi. SK ini kemudian ditindak lanjuti dengan SK TPTI yang berada

dalam SK Dirjen pengusahaan hutan nomor 564/kpts/IV.BPHH/89 tanggal 30

November 1989. (Anonim, 1993). 1. Tujuan dan sasaran

Tujuan TPTI adalah terbentuknya struktur dan komposisi jenis tegakan

hutan alam tak seumur yang optimal dan lestari sesuai dengan sifat-sifat

biologi dan keadan tempat tumbuh aslinya. Ini ditandai dengan wujud tegakan

(13)

?

komersil dengan mutu dan produktifitas tinggi, didampingi oleh sejumlah jenis

lain sehingga memenuhi tingkat keanekaragaman hayati yang di inginkan.

Sasaran sistem TPTI adalah tegakan hutan alam produksi tidak seumur

dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Unit kegiatan elemen TPTI

persatuan waktu/tahun adalah Petak Areal Kerja (PAK).

2. Tahap kegiatan sistem TPTI

BerdasarkanPeraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan

Nomor : P.9/VI-BPHA/2009 tanggal : 21 Agustus 2009 tentang Pedoman

pelaksanaan Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) tidak lagi

diatur tentang tata waktu pelaksanaannya dan pemegang utan Alam diberikan

wewenang untuk menyusun Standar OperatingProcedur (SOP) untuk kegiatan

ITSP dan kegiatan tahapan TPTI lainnya. (Anonim,2009).

Tabel 3. Tahapan Kegiatan Sistem Silvikultur TPTI PT.Inhutani II UMHA SeiTubu Wilayah Malinau, Kabupaten Malinau Kalimantan Utara.

No. Tahapan Kegiatan TPTI Waktu

1. Penataan Areal Kerja (PAK) Et-1

2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) Et-1

3. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Et-1

4. Pemanenan Et

5. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan Et+1 s/d Et+2

6. Pembebasan Pohon Binaan Et+2

(14)

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda Program Studi Pengelolaan Hutan ini dilaksanakan selama 2 bulan

sejak tanggal 02 maret 2016 sampai dengan 02 mei 2016. tempat pelaksanaan

PKL adalah PT.Inhutani II Unit Manajemen Sei Tubu, Kecamatan Malinau Hulu

Selatan, Kabupaten Malinau, Klimantan Utara.

B. Hasil Kegiatan

Hasil kegiatan praktek kerja lapang di PT. Inhutani II Unit Manajemen Sei

Tubu Kecamatan Malinau Hulu Selatan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara

selama 2 Bulan dapat dirincikan sebagaimana dapat dilihat Pada Tabel 4.

Tabel 4.Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapangdi PT. Inhutani II.

No. Jenis Kegiatan Tgl

pelaksanaan Lama (Hari) Jumlah Tenaga kerja (orang) Hasil yang dicapai Rata-Rata Prestasi Kerja Keterangan 1. Penebangan: 1. Pelaksanaan Penebangan. 2.Penyaradan. 3. Pembagian batang/ pengukuran. 2016 2016 16 April 2016 1 1 1 3 2 7 10 batang 10 batang 10 Batang 3,33333 Batang/Hari/ Orang 5 Batang/Hari/ Orang 1,4 2857 Batang/H/ Orang Observasi Observasi Observasi 2. PengadaanBibit/ persemaian: 1.Pengadaan Media semai. 2. Pengadaan bibit. 08-11 maret 2016 17 maret 2016 4 1 7 7 3046 Polybag 224 Bibit 108,7 Polybag/H/Ora ng 32bibit/H/Oran g Praktek Praktek 3. Penanaman 17-19 april 2016 3 7 700 33,33333bibit/ H/Orang Praktek 4. Perakitan dan

(15)

??

Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang di PT. Inhutani II mengenai kegiatan

TPTI adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Penebangan a. Tujuan

Maksud kegiatan penebangan adalah melaksanakan pemanfaatan kayu

secara optimal dari blok tebangan yang telah disahkan atas pohon-pohon

yang berdiameter lebih besar dari batas diameter yang telah ditetapkan

dan meminimalkan kerusakan terhadap tegakan tinggal.Tujuan kegiatan

penebangan adalah untuk mendapatkan hasil keuntungan perusahaan,

berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi

persyaratan.

b. Dasar Teori

Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam

tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter

batas yang ditetapkan. Kegiatan penebangan pohon meliputi pekerjaan

penentuan arah rebah, pelaksanaan penebangan, pembagian batang,

penyaradan, pengupasan, dan pengangkutan kayu bulat dari tempat

pengumpulan(TPn) ke tempat penimbunan kayu (TPk). (Anonim, 1993)

c. Alat dan Bahan a)Alat 1)Chain saw 2)Parang b) Bahan 1)Oli 2)Bensin

(16)

d. Prosedur kerja

a) Membersihkan Membersihkan sekitar pohon yang akan ditebang

b) Menentukan arah dan takik rebah dengan memperhatikan arah

rebahpohon yang tepat dan takik rebah serendah mungkin sehingga

tunggak pohon hampir rata dengan tanah.

c) Setiap pohon yang telah ditebang dicatat dalam buku ukur sesuai

ketentuan dalam Tata Usaha Kayu ( TUK ) / hasil hutan.

e. Hasil yang di capai

Penebangan yang dilakukan di dalam blok RKT dengan tenaga kerja

yang terdiri dari 2 orang 1 orang operator chain saw, 1 orang helper yang

dimana Dalam melakukan kegitan penebangan dalam satu hari dapat di

tebang kurang lebih 10 batang.

f. Pembahasan

Kegiatan penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu yang

diameternya sudah siap untuk ditebang dalam penebangan harus

diperhatikan dulu seperti pemebersihan disekitar pohon dan menetukan

takik rebahnya. Dan saat penebangan harus diperhatikan kesiapan dari

chain saw dan septi pekerja demi kesalamatan da n kelancaran dalam

melaksanakan kegiatan penebangan.

2. Penyaradan a. Tujuan

Penyaradan bertujuan untuk memindahkan kayu yang telah ditebang dari

(17)

??

b. Dasar Teori

Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat

tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan

angkutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan jarak

pendek.(Anonim, 2011)

c. Alat dan Bahan

1) Trator

2) Tali Sleng

d. Prosedur Kerja

1) Penyadaran kayu bulat hasil penebangan dilaksanakan dengan

memakai traktor.

2) Penyaradan kayu bulat hasil penebangan dilaksanakan setelah

bagiantajuk pohon dipotong.

3) Penyaradan kayu bulat dilaksanakan melalui jalan sarad yang telah

direncanakan dan dibuat terlebih dahulu.

4) Kayu yang akan disarad, terlebih dahulu diikat dengan sleng.

5) Mengikat bagian pangkal kayu yang disarad dengan menggunakan

sleng.

e. Hasil yang Dicapai.

Dari kegiatan ini, pekerja dapat menyarad kayu sebanyak kurang lebih 10

kayu perhari sesuai dengan jumlah hasil yang didapat ti penebang.

Jumlah tenaga kerja sebanyak 2 orang terdiri dari operator traktor dan

(18)

f. Pembahasan

Pada kegiatan penyaradan, proses pembuatan jalan sarad terlalu banyak

merusak pohon.Sebaiknya jalan sarad dibuat dengan meminimalisir

kerusakan vegetasi sekitarnya.

3. Pengukuran

a. Maksud dan tujuan

Maksud pengukuran dilakukan adalah untuk menentukan ukuran

panjang, diameter, melihat cacat kayu, dan untuk menetapkan isi

(volume).

Tujuan pengukuran dilakukan adalah untuk mengetahui volume produksi

setiap batang kayu sesuai dengan volume sebelumnya dan dari

pengukuran penyimpangan-penyimpangan yang mungkin akan terjadi

dan dapat di antisipasi

b. Dasar Teori

Pengukuran adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan cara

sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek

tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. (Sridadi,

2007).Pengukuran diameter adalah pengukuran panjang garis antara dua titik pada garis lingkaran yang melalui titik pusat. Bentuk batang pohon

jarang yang bulat oleh karena itu pengukuran diameter ditentukan dari

hasil rata-rata pengukuran sumbu panjang dan sumbu pendek.(Endang

dkk, 1990). c. Alat danBahan

1. Meteran

(19)

?? 3. Cat 4. Kertas Label 5. Kuas 6. Alat tulis d. Prosedur Kerja

a) Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur Diameter Pangkal

(DP) dan Diameter Ujung (DU).

b) Metode pengukuran diameter dilakukan dengan cara sebagai berikut

Diameter pangkal terpanjang dan diameter pangkal terpendek

ditabahkan lalu di bagi dua. Kemudian diameter ujung terpanjang

ditambahkan dengan diameter ujung terpendek laludibagi

dua..kemudian hasil dari diameter pangkal dan diameter ujung

ditambahkan dan dibagi dua maka dapatlah hasil diameter dari

batang atau Log tersebut.

Rumus pengukuran diameter batang/log :

DP

DU =

D=

Ket :

DP = Diameter Pangkal

d1 = Diameter Terpanjang pada Pangkal

d2 = Diameter Terpendek pada Pangkal

DU = Diameter Ujung

(20)

d4 = Diameter Terpendek pada Ujung d3 d4 d1 DU d2 DP Gambar 1.MetodePengukuranDiameterBatang/Log

c) Selanjutnya untuk mencari volume kayu maka hasil rata-rata dari

diameter pangkal dan diameter ujung dikali 0,7854 atau ¼ dan

dikali panjang log dan di bagi 10.000 dengan rumus sebagai berikut

(Rumus Brereton) : Vol log (m3)= 0,25 × D2 × p 10.000 Ket: ¼ = 0,25 = 3,14

D = diameter pangkal dan diameter ujung

P = panjang

10.000 = Konversi dari satuan cm menjadi m pada pengukuran diameter.

e. Hasil yang Dicapai

Dari informasi yang telah diperoleh dan dilihat dilapangan dalam kegiatan

pengukuran yang telah dilakukan maka dalam satu hari batang yang

diukur bisa mencapai ± 10 batang per hari atau 1,4 batang per hari orang 1 DU

(21)

??

kerja sesuai dengan jatah tebang yang didapatkan oleh tim penebang

dalam waktu sehari.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan pengukuran dilpangan dilakukan dua kali pengukuran

dimana dilakukan pengukuran diameter pangkal dan diameter ujung lalu

di rata-ratakan dan dibagi dua.tujuan untuk melakukan pengukuran

adalah untuk menentukan ukuran panjang, diameter dan melihat cacat

kayu.Kemudian dari hasil pengukuran dimasukan kedalam buku ukur,

dimana dari hasil pengukuran diameter tersebut akan diperoleh berapa

volume kayu dalam satu batang

4. Pengadaan Media Semai a. Tujuan

Membuat suatu media yang dapat digunakan sebagai wadah dalam

persemaian bibit / benih.

b. Dasar teori

Media semai adalah media atau bahan yang digunakan sebagai tempat

tumbuh dan berkembangnya akar tanaman.Media tanam dapat berupa

tanah maupun non tanah (Bebeja, 2012).Media tanah contohnya tanah

bekas dorongan yang berada di sekitar areal persemaian, dan yang non

tanah contohnya seperti akar pakis yang sudah digiling dan sekam padi

yang dibakar.

c. Alat dan bahan

1. Tanah gembur yang berasal dari areal sekitar perusahaan

2. Sekam padi

(22)

4. Sekop

5. Polybag

6. Bak tempat pengayakan

7. Ayakan

8. Gerobak

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan ayakan tanah berukuran 1x1 meter

2) Menyiapkan polybag berukuran 5x15 cm

3) Mengambil media (tanah) di sekitar persemaian mengunakan

gerobak arco

4) Mengayak tanah yang telah diambil dengan tujuan untuk

mendapatkan

5) tanah yang halus dan bersih dari akar yang telah mati.

6) Mencampur tanah dengan sekam padi yang perbandingannya

7) harus disesuaikan agar saat menanam bibit dan bibit tidak mati

karena

8) Kepanasan.

9) Mengisi tanah kedalam polybag.

10) Dalam mengisi tanah ke dalam polybag diusahakan tanah tidak

terlalu padat agar air mudah meresap

11) Mengangkut polybag yang sudah di isi mengunakan grobak arco

menuju bedengan.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai oleh mahasiswa dari kegiatan ini adalah mahasiswa

(23)

??

adalah tanah dorongan yang berasal dari sekitar persemaian yang telah

diayak dengan tujuan untuk menghaluskan.

Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, yang meliputi pengambilan media

semai, pengayakan dan pengisiaan polybag dilakukan setiap hari.untuk

pengayakan dan pengisian polybag dalam satu hari mampu mendapat

kurang lebih 761 polybag per hari. Satu bak bedengan berisi 1.320

polybag berukuran 5cmx15cm, sehingga dalam 4 hari dapat dihasilkan

3.046 polybag media semai.

f. Pembahasan

Pada pembuatan media semai tanah yang diambil adalah tanah disekitar

persemaian atau tanah bekas dorongan.Tanah harus diayak untuk

menghaluskan tanah dan menghilangkan kerikil-kerikil serta akar-akar

tanaman yang dapat mengganggu media semai, setelah kegiatan

pengayakan media tanah dicampurkan dengan sekam padi setelah itu

media dimasukan ke dalam polybag yang nantinya diangkut menuju

bedengan menggunakan gerobak arco.

5. Pengadan Bibit a. Tujuan

1) Menjamin pengadaan bibit di persemaian yang berkualitas danjumlah

yang memadai, untuk memenuhi kegiatan rehabilitasi

hutan(penanaman dan pengayaan tanaman) dengan tata waktu yang

tepat.

2) Menjamin aktivitas pengadaan bibit, yang dapat mengendalikan

(24)

b. Dasar teori

Untuk keperluan pembibitan pemilihan benih (biji) sungkai (Peronema

canescens). Famili, Verbenaceae. dilakukan dengan cara mengambil

buah-buah yang sudah tua yang ditandai warna coklat tua. Akan tetapi

mengingat perbanyakan secara biji (generatif) lebih kecil presentase

tumbuhnya, maka untuk pengadaan benih lebih mudah dilaksanakan

dengan cara perbanyakan vegetatif penanaman digunakan stek batang,

yang diambil dari terubusan-terubusan yang berumur lebih kurang dua

tahun pada tunggul bekas tebangan. Tunggul yang dipilih sebagai induk

dari terubusan calon stek adalah tunggul yang berasal dari tegakan

terpilih/tegakan plus (Dephut, 2006). c. Alat dan bahan

1) Ember

2) Air

3) Rootone F

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan media semai yang terdiri dari tanah yang telah di

campurkan

dengan sekam padi.

2) Memotong Ranting Sungkai Kurang Lebih 20 Cm

panjangnyamenggunakan gergaji potong.

3) Masukan cairan rootone f ke dalam ember dan aduk campur air.

4) Menyelupkan pangkal sungkai yg sudah dipotong ke dalam cairan

rootonef yang berada di dalam ember.

(25)

??

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari dimana kegiatan meliputi dari

pemotongan bibit dan langsung di lakukan penanaman pada media semai

yang sudah di siapkan pada polybag namun sebelum melakukan

penanaman pangkal bibit sungkai harus dicelupkan pada larutan rootone f

yang sudah disiapkan pada wadah ember.Dalam satu hari bibit sungkai

mampu ditanam sebanyak 224 bibit di dalam polybag.

f. Pembahasan

Kegiatan pengadaan bibit ini dilakukan dalam waktu sehari dimana

kegiatan pengambilan bibit scara vegetatif atau penanaman dengan cara

stek batang dimana ranting-ranting sungkai dipotong berukuran 20cm

kemudian dicelupkan kedalam larutan rootone f yang sudah di campurkan

dengan air. Dalam kegiatan penanaman ini bibit sungkai tidak diberi

perlakuan khusus dikarenakan efisiensi waktu yaang harus dan target

penanaman atau pengadaan bibit harus cepat terpenuhi.

6. Penanaman

a. Maksud dan tujuan

Pengayaan adalah kegiatan penanaman pada areal bekas tebangan

yang kurang permudaan jenis pohon niagawi (jenis pohon yang

menghasilkan kayu perdagangan atau bernilai jual tinggi).dengan tujuan

untuk memperbaiki komposisi jenis, penyebaran pohon dan nilai tegakan.

Sedangkan rehabilitasi adalah kegiatan penanaman di bidang-bidang

tanah kosong didalam kawasan hutan agar setiap bidang hutan memiliki

produktivitas dan nilai maksimum. Penananman rehabilitasi dilakukan di

(26)

b. Dasar teori

Rehabilitasi atau pengayaan adalah suatu proses kegiatan penanaman

untuk mengembalikan kondisi hutan agar mendek ati kondisi sebelum

dilakukan pemanenan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk

menjamin keberlanjutan fungsi produksi dan rotasi berikutnya.

Menurut Anonim (2012), pengayaan adalah kegiatan penanaman pada

lahan yang sudah mempunyai vegetasi untuk memperbaiki komposisi

jenis yang telah ada untuk rotasi tebang berikutnya.

c. Alat dan bahan

1) Parang

2) Cat dan Kuas

3) Ajir

4) Bibit kapur

5) Sandak

d. Prosedur kerja

1) Mengambil Ajir sebanyak bibit yang akan ditanam.

2) Mengangkut bibit dari persemaian menuju mobil.

3) Mengukur jarak tanam di jalan sarad 5x5 meter dan TPN 3x3 meter

yang di tandai dengan ajir dan pada ujung ajir di beri cat warna

merah.

4) Membuat lobang tanam dengan menggunakan sandak.

5) Melakukan kegiatan penanaman.

e. Hasil yang di capai

Kegiatan penanaman ini berlangsung selama 3 hari dilakukan di Tpn dan

(27)

??

dari 6 orang mahasiswa dan 1 orang kariyawan Inhutani II.Dalam kegitan

penanaman ini dalam sehari mampu menanam 233 bibit kapur. Total

penanaman selama 3 hari sebanyak 700 bibit kapur (dryobalonops. Spp).

f. Pembahasan

Kegiatan penanaman ini dilakukan selama 3 hari dimana hari pertama

mencari ajir yang sesuai dengan jumlah bibit yang akan ditanam dan

pada hari kedua memulai kegiatan penanaman meliputi pengangkutan

bibit mengunakan mobil menuju lokasi penanaman dalam kegiatan

penanaman masing-masing memiliki tugas diantaranya pencarian ajir dan

pemasangan ajir, pengecetan ajir, pengangkutan bibit, pembuatan lobang

tanam dan yang terakhir penanaman bibit. dalm kegiatan penanaman ini

mampu menanam bibit kapur sebanyak 700 bibit di Tpn dengan jarak 3

meter x 3 meter dan jalan sarad 5 meter x 5 meter.

7. Perakitan dan Barcode a. Tujuian

Maksud kegiatan perakitan dan pemasangan barcode adalah sebum

pembuatan rakit barcode harus di pasang terlebih dahulu agar tidak

susah saat melakukan/pembuatan rakit. Setelah kayu cukup banyak

terkumpul dilogpond. Dalam pembuatan rakit, faktor kelancaran

angkutan perakitan kayu dari tempat tebang kelogpond sangat

menentukan, karena apabila persediaan kayu dilogpond kurang akan

(28)

b. Dasar Teori

Perakitan dan pemasangan barcode adalah dibuat/disusun oleh satu regu

yang paling sedikit terdiri dari 5 orang, dan 4 orang mengikuti

pemasangan barcode sebagian mengumpulkan dan menata kayu yang

lain mengikatnya. Kayu yang tercecer dikumpul dengan menggunakan

tongkat atau dibantu oleh longboard dorong yang kekuatannya 8-10 PK.

(Arifin.Z dan Suparto, 1976). c. Alat dan Bahan

a) Alat

1) Waloder

2) Angkel

3) Longboard

4) Paku U

5) Palu dan linggis

b) Bahan 1) Tali 2) Tally shet 3) Oly 4) Bensin d. Prosedur Kerja

a) Kayu log yang sudah dilogpond dirakit dengan cara diselingi

b) Kayu yang timbul 2 batang dan kayu yang tenggelam 1 batang agar

kayu yang tenggelam menjadi layang-layang dirakit dengan benar

dan lebih kuat sehingga pada saat dirakit longboard tidak putus dan

(29)

??

c) Catat kayu log yang akan ditarik agar data tersebut tidak tercecer

atau adakayu log yang tidak terdaftar nantinya

d) Setiap kayu log yang ditarik dari TPK antara kelogpond simandurut

disertaidengan dokumen SKSHH

e. Hasil yang di capai

Kegiata perakitan dan pemasangan barcode ini berlangsung selama 1

hari di lakukan dilogpon simandurut dengan anggota 5 orang perakitan

dan 4 orang pemasangan barcode yang terdiri dari 2 orang mahasiswa

dan 2 orang karyawan Inhutani II. Dalam kegitan perakitan dan

pemasangan barcode ini dala sehari mampu memasang 30 batang.

f. Pembahasan

Dalam kegitan ini mahasiswa langsung menuju kelogpond untuk

mengikuti kegiatan prakitan dan pemasangan barcode.Sebelum

melakukan perakitan dan pemasangan barcode mahasiswa membagi

(30)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil praktek kerja lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di

PT.Inhutani IIUnitManajemenSeiTubu Kabupaten Malinau Kalimantan Utara

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dasar teori tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan di lapangan mengingat

efisiensi kerja yang selalu dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Kegiatan penebangan dilakukan dalam sehari mampu mendapatkan kurang

lebih 10 batang. dalam penebangan harus dibersihkan sekitar pohon yang

akanditebang dan menentukan takik rebahnya.

3. Kegiatan penyaradan dilakukan dari blok tebangan menuju Tpn kemudian

dilakukan pemotongan pangkal batang, pengukuran,pemasangan paku S

dan pengupasan.

4. Pengukuran dilakukan adalah pengukuran diameter pangkal dan diameter

ujung. pengukuran juga bertujuan untuk menentukan ukuran panjang,

diameter, cacat kayu dan untuk menetapkan isi (volume).

5. Persiapan media semai, berupa kegiatan pengisis tanahkedalam polybag

untuk dijadikan media sapih. dengan tujuan agar tanaman tumbuh dengan

baik.

6. Pengadaan bibit,dilakukndengan stek ranting sungkai yang berasal dari

hutan Sei Tubu, yaitu dengan cara memotong ranting menggunakan gergaji

lalu ditanam pada media semai

7. Pada kegiatan penanaman jenis yang ditanam ada bibit kapur jarak tanam

(31)

??

B. Saran

Semua kegiatan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik dan

hanya perlu sedikit perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan PKL seperti :

1. Sebaiknya demi kelancaran dan keaktifan mahasiswa dalam kegitan PKL

terutama dalam mengikuti tahapan kegiatan TPTI di perusahaan yang akan

ditempati diusahakan kegiatan PKL diadakan disaat kegiatan di

Perusahaan semuanya sedang berjalan.

1. Saat melakukan kegiatan PKL diperusahaan diusahakan rencana kegiatan

yangakan di ikuti harus dipersiapkan terlebih dahulu dari kampus dan di

persentasikan diperusahaan agar pihak perusaahaan dengan mudah

mempersiapkan jadwal kegiatan di Lapangan atau di unit manajemen yang

kegiatannya sedang berjalan.

2. Sebaiknya mahasiswa-mahasiswi yang mengikuti PKL diusahakan jangan

ditempatkan diperusahaan yang berada dikampung halamannya tujuanya

agar mahasiswa dan mahasiswi tersebut berkonsentrasi penuh terhadap

(32)

Anonim. 2015. Buku Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam Periode Tahun 2015 s/d 2025 PT.Inhutani II Unit Manajemen Sei Tubu Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara.

Dephut. 2016. Pengadaan bibit sungkai (Peronema canescens) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24852/4/Chapter%20II.pdf di unduh pada tanggal 11 mei 2016.

Endang dkk. 1990. Manajemen Hutan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Universitas Padjadjaran. Bandung.

Sridadi. 2007. Pengertian Pengukuran. Fakultas Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.Wikipidia wiliamdalton.biogspot.com

(33)
(34)

Gambar

Tabel 2. Kelas kelerengan lapangan topografi di areal IUPHHK PT. Inhutani II  Unit Sei Tubu
Tabel 3. Tahapan Kegiatan Sistem Silvikultur TPTI PT.Inhutani II                  UMHA SeiTubu Wilayah Malinau, Kabupaten Malinau                  Kalimantan Utara
Tabel   4.Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapangdi PT. Inhutani II.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum tujuan pendidikan moral dalam keluarga adalah mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas yang luhur dan

Nyeri dapat terlokalisasi pada satu daerah kecil atau menjadi lebih umum sakit di punggung bawah.Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dengan waktu, meningkat dengan gerakan,

Dapat memberikan informasi kepada perusahaan Shopee atau pengusaha khususnya pada penjualanan online seberapa besar pengaruh Brand Awareness (kesadaran merek)

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

Pada sistem tersebut cara pengolahan data menjadi informasi yang sangat tergantung pada tujuan dari keputusan yang akan dihasilkan. (1) Informasi adalah data yang

Strategi tersebut terbukti di Pondok pesantren Darul Lughah Wal Karomah dengan meningkatnya prestasi santri, baik itu prestasi internal maupun eksternal yang didapat dari

Manusia disetiap kehidupannya selalu menginginkan adanya perubahan. Dalam hal ini perubahan ke arah yang lebih baik peningkatan kualitas kehidupan manusia selalu diwarnai

Hal ini mengindikasikan bahwa masih sebahagian besar para dosen di UMN Al Wasliyah belum mengikuti pelatihan.Para dosen diharapkan dapat aktif untuk mengembangkan kompetensi