• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial usaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial usaha"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Paper

diajukan guna memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial

Dosen Pengampu : Drs. Syech Hariyono, M.Si

Disusun oleh :

Amellia Dwi Ambarwati NIM. 140910301010

Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)

Daftar Isi

Halaman Depan...1

Daftar Isi...2

Bab 1 Pendahuluan...3

1.1 Latar Belakang...3

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan dan Manfaat Paper...5

BAB 2 PEMBAHASAN...6

2.1 HSO (Human Service Organization)...6

a. Pengertian...6

b. Tujuan HSO...7

2.2 Sistem Kesejahteraan Negara...8

1. Model Universal atau The Scandinavian Welfare States...9

2. Model Korporasi atau Work Merit Welfare States...10

3. Model Residual...10

4. Model Minimal...10

2.3 Perkembangan Ekonomi Global Terhadap Negara Kesejahteraan...11

(3)

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

W.A Fridlander mendefenisikan: “Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan serta untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan-kemampuannya secara penuh untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat”. Dikutip dari sumber id.wikipedia.org, pengertian dari ilmu kesejahteraan sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran, serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ilmu kesejahteraan sosial merupakan turunan dari ilmu psikologi dan sosiologi.

(4)

peran yang ada di dalam masyarakat. menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif dengan relasi-relasi yang ada didalamnya untuk bisa memberikan keterikatan di antara para pemegang peran tersebut.

Masalah yang biasanya dihadapi oleh para pekerja sosial adalah seputar masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat saat ini. Penyandang masalah sosial biasanya disebut dengan PMKS atau kepanjangan dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Yang dimaksud dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial maupun perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan. Disini peran pekerja sosial sangat beragam sekali dalam memecahkan masalah ini. Menurut Edi Suharto, peran dari pekerja sosial dimulai dari sebagai seorang fasilitatr, broker, mediator, dan pembela. Dalam konteks saat ini, tidak semua peran peksos untuk menanggulangi permasalahan sosial yang ada namun juga pemerintah harus aktif bergerak. Bergerak dalam hal pemberian pelayanan kesehatan ataupun pendidikan secara gratis tanpa ada pungutan biaya lagi bagi masyarakatnya yang tidak mampu. Sebagai penengah konflik dalam masyarakat. Dan masih banyak pelayanan lainnya yang diberikan secara gratis terhadap masyarakatnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Dalam kaitannya dengan apa yang menjadi motivasi dari suatu orang pelayan masyarakat mengadakan usaha kesejahteraan masyarakat, Schneiderman (1967) dikutip oleh Mendoza (1981) menyatakan tiga tujuan dari suatu HSO tersebut dalam menyediakan Usaha Kesejahteraan Sosial. Apa pengertian dari HSO dan tujuan dari HSO tersebut?

(5)

perkembangan dan tuntutan peradaban. Meski berisiko menyederhanakan keragaman, sedikitnya ada 4 model kesejahteraan Negara yang hingga kini masih beroperasi (Suharto 2005, 2006); (Spicker 1995, Step Shens 1997); (Spring-Ander Son 1997). Jelaskan beserta contohnya!

3. Menjelaskan bagaimana perkembangan ekonomi global memiliki implikasi terhadap kesejahteraan Negara saat ini.

1.3 Tujuan dan Manfaat Paper

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial dan sebagai pengganti Ujian Tengah Semester semester ganjil 2015 / 2016.

2. Untuk mengetahui apa pengertian dari HSO dan tujuan dari HSO tersebut. 3. Mahasiswa menjelaskan dan memberikan contoh sistem kesejahteraan Negara

da nada 4 model kesejahteraan Negara yang hingga kini masih beroperasi. 4. Mahasiswa menjelaskaskan perkembangan ekonomi global yang memiliki

(6)

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 HSO (Human Service Organization)

a. Pengertian

Pengertian menurut Edi Suharto, HSO adalah proses dan strategi dalam mengelola lembaga/organisasi pelayanan sosial yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan (human values) dan kepuasan penerima pelayanan (client’s satisfaction). Ataupun dapat diartikan sebagai suatu pendekatan pekerjaan sosial dengan organisasi pelayanan kemanusiaan (social work with human service organisation). Menurut Marriane Woodside, HSO sebagai sekumpulan individu yang tergabung dalam suatu organisasi yang fungsi utamanya adalah untuk melindungi, memelihara atau meningkatkan kesejahteraan pribadi individu-individu dengan cara menentukan atau menetapkan, merubah atau membentuk ciri-ciri pribadi mereka..

Identifikasi dan untus-unsur dari definisi tersebut, kemudian rumuskan menjadi definisi yang lebih komprehensif

- HSO adalah organisasi pelayanan,

- Pemberian kepuasan pelayanan kepada individu dan kelompok - Memiliki struktur dan aturan

- Memiliki program kerja,

- Sekumpulan orang yang tergabung dalam satu lembaga

- Pemberian pelayanan pertolongan kepada individu dan kelompok - Mengadvokasi setiap permasalahan individu.

- Memiliki regulasi kerja yang jelas

(7)

b. Tujuan HSO

Perhatian pemerintah dan masyarakat secara umum terhadap perlunya standar kehidupan yang lebih baik, telah mendorong terbentuknya berbagai usaha kesejahteraan sosial. Usaha kesejahteraan sosial (social welfare state) itu sendiri, pada dasarnya program ataupun kegiatan yang didesain secara kongkrit untuk menjawab segala kebutuhan masyarakat ataupun meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat ditunjukkan pada individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam komunitas ataupun komunity secara keseluruhan (baik komunikasi local, regional, maupun nasional).

Dalam kaitan dengan apa yang menjadi motivasi dari suatu organisasi pelayanan masyarakat mengadakan usaha kesejahteraan sosial (UKS), Schneiderman (1967) dikutip dikutip oleh Mendoza (1981, 3-4) menyatakan tiga tujuan dari suatu HSO menyediakan UKS. Tiga tujuan tersebut yaitu:

1. Tujuan kemanusiaan dan keadilan sosial (Humanitarian and Social Justice Good)

Tujuan ini bersumber dari gagasan ideal demokratis tentang keadilan sosial, dalam hal ini berasal dari keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk mengembangkan potensi diri yang mereka miliki. Meskipun kadangkala potensi tersebut ‘tertutup’ oleh adanya hambatan fisik, sosial, ekonomi, kejiwaan ataupun berbagai faktor lainnya.

2. Tujuan yang erkaitan dengan pengendalian sosial (Social Control Goal)

(8)

kerusakan pada property yang dimiliki perusahaan ataupun melakukan pemblokiran jalan ke arah lahan perusahaan tersebut.

3. Tujuan yang terkait dengan pembangunan ekonomi (Economics Development Goal)

Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada program-program yang dirancang untuk meningkatkan produksi barang dan jasa, serta berbagai sumber daya yang dapat menunjang serta memberikan pada pembangunan ekonomi. Beberapa contoh usaha kesejahteraan sosial yang searah dengan tujuan pembangunan ekonomi adalah:

1. Beberapa tipe usaha kesejahteraan sosial yang secara langsung memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktivitas individu, kelompok taupun masyarakat.

2. Usaha kesejahteraan sosial yang berupaya untuk mencegah atau meminimalisirkan hambatan (beban) akibat adanya ‘tanggungan’ dari para pekerja dewasa. ‘Tanggungan’ (dependent) disini bisa saja anggota keluarga yang berusia lanjut, anak-anak kecil, anggota keluarga yang mengalami kecacatan dan sebagainya. Usaha kesejahteraan sosial yang dikembangkan dalam kaitan dengan hal ini bisa saja berupa tempat penitipan anak; panti wewdrah (lanjut usia), pusat rehabilitasi, dan sebagainya.

(9)

2.2 Sistem Kesejahteraan Negara

Negara kesejahteraan menunjuk pada sebuah model idealpembangunan yang difokuskan pada peningkatan kesejahteraan melalui pemberian peran yang lebih penting kepada negara dalam memberikan pelayanan sosial secara universal dan komprehensif kepada warganya. Spicker (1995:82), misalnya, menyatakan bahwa negara kesejahteraan “...stands for a developed ideal in which welfare is provided comprehensively by the state to the best possible standards.”

Di Inggris, konsep welfare state difahami sebagai alternatif terhadap the Poor Law yang kerap menimbulkan stigma, karena hanya ditujukan untuk memberi bantuan bagi orang-orang miskin (Suharto, 1997; Spicker, 2002). Berbeda dengan sistem dalam the Poor Law, negara kesejahteraan difokuskan pada penyelenggaraan sistem perlindungan sosial yang melembaga bagi setiap orang sebagai cerminan dari adanya hak kewarganegaraan (right of citizenship), di satu pihak, dan kewajiban negara (state obligation), di pihak lain. Negara kesejahteraan ditujukan untuk menyediakan pelayanan-pelayanan sosial bagi seluruh penduduk – orang tua dan anak-anak, pria dan wanita, kaya dan miskin, sebaik dan sedapat mungkin. Ia berupaya untuk mengintegrasikan sistem sumber dan menyelenggarakan jaringan pelayanan yang dapat memelihara dan meningkatkan kesejahteraan (well-being) warga negara secara adil dan berkelanjutan. Negara kesejahteraan sangat erat kaitannya dengan kebijakan sosial (social policy) yang di banyak negara mencakup strategi dan upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan warganya, terutama melalui perlindungan sosial (social protection) yang mencakup jaminan sosial (baik berbentuk bantuan sosial dan asuransi sosial), maupun jaring pengaman sosial (social safety nets).

Ada 4 model Negara kesejahteraan yang masih ada hingga saat ini, yaitu: 1. Model Universal atau The Scandinavian Welfare States

(10)

Finlandia, dimana pendidikan seluruhnya merata diberikan oleh pemerintah Finlandia terhadap anak-anak di seluruh negaranya, tidak ada yang terkecuali. Sehingga sering kali Negara Finlandia mendapat julukan atau lekat dengan Negara dengan Pendidikan yang sangat bagus.

2. Model Korporasi atau Work Merit Welfare States

Dimana mirip denga model universal namun kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal dari tiga pihak, yakni pemerintah, dunia usaha, dan pekerja (buruh). Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh Negara diberikan terutama kepada mereka yang bekerja atau mampu memberikan kontribusi melalui skema asuransi sosial. Model yang dianut oleh Jerman dan Austria ini sering disebut sebagai model Bismarck, karena idenya pertama kali dikembangkan oleh Otto von Bismarck. Contohnya yaitu seperti di Negara Jerman, Negara Jerman terkenal dengan produk elektroniknya tidak sedikit pula warganya yang bekerja sebagai tenaga ahli dari perusahaan produk-produk tersebut. Sebagai tanda balas jasa sebagai pengganti tenaga yang diberikan oleh oraang-orang yang bekerja tersebut maka pemerintah Jerman memberikan asuransi terhadapa para pekerja tersebut.

3. Model Residual

(11)

4. Model Minimal

Ini ditandai oleh pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial yang sangat kecil. Program kesejahteraan dan jaminan sosial diberikan secara sporadis, parsial dan minimal dan umumnya hanya diberikan kepada pegawai negeri, anggota militer dan pegawai swasta yang mampu membayar premi. Model ini umumnya diterapkan di negara-negara Latin, seperti Spanyol, Italia, Chile, dan Brazil, dan negara-negara Asia, seperti Korea Selatan, Filipina, Srilanka, dan Indonesia. Ini contohnya seperti Negara Indonesia sendiri, kebanyakan program pelayanan sosial lebih banyak dilakukan untuk para Pegawai Negeri Sipil saja sedangan pegawai swasta maupun buruh hanya dipandang sebelah mata saja. Ini juga yang dapat memeberikan kecemburuan sosial sehinggal salah satu sistem yang ada tidak akan berfungsi semestinya.

Selain itu, didasarkan pada pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial terdapat empat bentuk negara kesejahteraan, yakni:

1. Negara sejahtera, yakni negara yang memiliki pembangunan ekonomi tinggi dan pembangunan sosial yang tinggi pula. Negara yang menerapkan prinsip ini adalah negara-negara Skandinavia dan Eropa Barat yang menerapkan model kesejahteraan universal dan korporasi. 2. Negara baik hati, yakni negara yang memiliki pembangunan ekonomi

relatif rendah, namun mereka tetap melakukan investasi sosial.

3. Negara pelit, yakni negara yang memiliki pembangunan ekonomi tinggi, namun pembangunan sosialnya rendah. Contoh negara yangtermasuk kategori ini adalah Jepang dan Amerika Serikat.

4. Negara lemah, yakni negara yang pembangunan ekonomi dan pembangunan sosialnya rendah. Indonesia, Kamboja, Laos, dan Vietnam termasuk dalam kategori ini.

2.3 Perkembangan Ekonomi Global Terhadap Negara Kesejahteraan

(12)

kepada lokalitas, organisasi-organisasi independen, masyarakat madani, badan-badan supra-nasional (seperti NAFTA atau Uni Eropa), dan perusahaan-perusahaan multinasional. Mishra (2000) dalam bukunya Globalization and Welfare State menyatakan bahwa globalisasi telah membatasi kapasitas negara-bangsa dalam melakukan perlindungan sosial Lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) menjual kebijakan ekonomi dan sosial kepada negara-negara berkembang dan negara-negara Eropa Timur agar memperkecil pengeluaran pemerintah, memberikan pelayanan sosial yang selektif dan terbatas, serta menyerahkan jaminan sosial kepada pihak swasta.

Konsep liberal/neo-liberal ini sebenarnya bisa dikaitkan dengan tidak hanya pada aspek ekonomi tapi juga aspek sosial budaya dan lainnya. Melihat perdebatan yang ada di berbagai media dewasa ini, nampak bahwa liberal/neo-liberal lebih diarahkan pada masalah ekonomi yang kemudian dipertentangkannya dengan ekonomi kerakyatan.

(13)
(14)

Daftar Pustaka

Suharto, Edi (2006b), “Teori Feminis dan Social Work”, makalah yang disampaikan pada Workshop on Feminist Theory and Social Work, Pusat Studi Wanita, Universitas Islam Negeri (UIN), Sunan Kalijaga, Yogyakarta 13 April 2006.

Sumber internet:

http://dr-sihnanto.blogspot.co.id/2013/04/definisi-kesejahteraan-sosial-dan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_kesejahteraan_sosial

http://ilhamsupiana.blogspot.co.id/2014/07/manajemen-hso.html#.VhRdAl4Qp_k http://www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/ReinventingDepsos.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial, Metode-Metode Pekerjaan Sosial, Sistem Sosial Indonesia, Metode Penelitian Sosial, Lembaga-Lembaga Pembangunan, Teori Sosiologi

Menurut Walter Friedlander dalam Muhidin, Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk

Sistem pendukung keputusan bantuan kelompok usaha bersama (KUBE) Pada Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bengkulu merupakan aplikasi yang dapat membantu dalam mengambil

Sedangkan menurut para ahli, Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial yang dirancang untuk

Hambatan yang dihadapi oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri „Aisyiyah Tuntang dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Keluarga Sakinah yaitu terkait dengan Sumer

Sistem pendukung keputusan bantuan kelompok usaha bersama (KUBE) Pada Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bengkulu merupakan aplikasi yang dapat membantu dalam

tersendiri dal.am masalah pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial sesuai dengan tugas dan fungsinya serta tata-kerja Fekerja Sosial Masyarakat (PSM),

Berdasarkan kenyataan tersebut Kementerian Sosial mengkondisikan melalui Program Asistensi Sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial dalam bentuk Pemberian bantuan sosial