• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUISISI DALAM ILMU PERPUSTAKAN DAN INFO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKUISISI DALAM ILMU PERPUSTAKAN DAN INFO"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Akuisisi merupakan bagian penting dalam pengembangan koleksi di perpustakaan, tanpa adanya akuisisi maka proses pengembangan koleksi tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Karena semua kegiatan tahapan awal sebelum koleksi di publikasikan perlu diadakan akuisisi, yaitu proses pengadaan buku dari awal beli, buku hibah yang diolah secara rinci hingga buku siap dilayankan.

Menurut penelitian ini sebelum tahun 1993, 5 persen dari anggaran akusisi disisihkan untuk pengembangan perpustakaan di universitas, namun anggaran tersebut menjadi naik 10 persen pada tahun 1993 (Fi don dan Okoli,2002)1. Akan

tetapi, saat perjanjian yang ditandatangani antara Uni Staf Akademik dan pemerintah federal Nigeria pada tahun 1992, disepakati bahwa 10 persen dari total anggaran tersebut digunakan untuk membangun perpustakaan. Untuk itu, maka disepakatilah oleh Universitas Komisis Nasional pada 18 Januari 1993 memberikan tunjangan bahwa 10 persen harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk anggran perpustakaan, misalnya 10 persen dari total hibah setiap universitas, 60 persen harus digunakan untuk pembelian buku dan jurnal. Sementara itu 40 persen harus digunakan untuk tenanga horoner dan pembelian bahan yang dibutuhkan perpustakaan. Maka dari penelitian inilah pemerintah menunjukkan perhatian yang lebih dan komitmen untuk memajukan perpustakaan.

(2)

Pengembangan koleksi secara lebih rinci menegaskan bahwa pentingnya signifikasi dari akuisisi buku di perpustakaan, pustakawan dituntut untuk menjadi manger yang berkompeten dan memiliki skill yang baik. Oleh karena itu, akuisisi buku menjadi hal yang sangat penting bagi perkembangan perpustakaan. Namun hal ini tidak mudah bagi pustakawan, ada beberapa tantangan dan masalah saat pustakawan melakukan akuisisi.

Salah satu tantangan adalah perdagangan buku telah di bajak oleh oknum yang tidak bertanggng jawab, mereka diam-diam telah mengumpulkan daftar saham dari berbagai toko buku dengan mengubah harga aslinya kemudian menjualnya ke perpustakaan. Tantangan lainnya adalah pemotongan yang dibuat dari pembayaran bruto untuk memesan vendor. Beberapa perpustakaan telah memakan waktu antara 0.5 sampai 10 persen pajak dari dana vendor, sebagai berikut : kontrak dan administrasi biaya, pajak pertambahan nilai, pajak pemerintahan dan sebagainya. Susunan ini dianggap tidak adil oleh vendor buku, mereka beralasan bahwa jika perpustakaan telah membeli buku-buku langsung dari took buku melalui pembayaran tunai, maka pajak tidak akan muncul.

Jadi berdasarkan beberapa tantangan-tantangan diatas, maka penelitian ini bermaksud untuk menyelidiki dan memeriksa praktik akuisis di pepustakaan Nigeria. Maka dari itulah jurnal ini penting dikaji secara lebih mendalam.

2. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan memeriksa akuisisi di perpustakaan Negeria

3. Metode

(3)

sumber dan jenis pemotongan pajak yang terbuat dari pembayaran vendor buku. Salinan kuesioner dikirimkan ke semua perpustakaan Universitas di Negeria.

4. Temuan Data

Hasil penelitian disajikan dan dianalisis dalam tabel I-III dalam kaitanya dengan kuesioner.

1. Prosedur akuisisi. Analisis yang ditunjukkan pada tabel I menunjukan bahwa 18 dari perpustakaan memperoleh buku melalui pembelian pemesanan. Mereka juga mengungkapkan bahwa 12 (67 persen) dari perpustakaan membeli buku secara tunai, sementara 6 (44 persen) dari perpustakaan menggunakan agen untuk membeli buku. (dalam lampiran)

2. Sumber akuisisi

Spectrum books menempati tingkat pertama yaitu 15 (83 persen) dalam mendapatkan buku-buku. Heineman menempati tingkat kedua 13 (22 persen). Longman 12 (67 persen), macmilan 12 (67 persen). Berdasarkan tebel tersebut menunjukkan bahwa Bounty menduduki 2 (11 persen). Biato book 2 (11 persen), odueote bookshop 2-11 persen) dan edisi baru buku 2 (11 persen) yang dinilai sangat rendah.

3. Pajak biaya pembayaran vendor

Tabel III menunjukkan bahwa semua perpustakaan mengambil keputusan dalam pemotongan biaya dari vendor. Tabel III menunjukkan bahwa 44 persen perpustakaan mengambil presentase sebagai PPN dari pembayaran vendor, sedangkan 33 persen sebagai pajak hokum. Sedangkan 17 persen mengambil biaya kontrak sementara 28 persen mengurangi biaya administrasi.

5. Pembahasan

(4)

dari perpustakaan memperoleh buku dengan pembayaran tunai, karena mereka menyadari bahwa pembayaran secara tunai sangat memudahkan daripada pemesanan.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perpustakaan membuat salah satu bentuk yang lain dari pembayaran kepada vendor buku, yaitu implikasi dari buku-buku pendidikan bebas dari biaya PPN. Namun hal ini berdampak dapat menurunkan moral dan mengagalkan vendor buku dari universitas tersebut.

6. Kesimpulan

Akusisi buku untuk perpusakaan menjadi salah satu cara paling penting yang diandalkan untuk mengembangakan koleksi perpustakaan, hal ini bertujuan agar koleksi yang digunakan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Perpustakaan menyadari bahwa untuk melakukan akusisi butuh sumber daya yang tidak sedikit, oleh karena itu perpustakaan diminta untuk merencanakan anggaran yang terperinci, dengan tujuan jika suatu hari buku yang akan di datang kan akan lebih mudah di beli atau dipesan dan dibayarkan secara tunai. Akusisi bagian penting dalam pengembangan perpustakaan. Perpustakaan Negeria menjalin kerjasama dengan penerbit salah satunya Logman, agen buku jobbers dan perpustakaan berurusan dengan penerbit buku dengan memegang komitmen dan kepercayaan.

1. Analisis kelebihan

Terdapat beberapa kelebihan yang dapatdianalisis dari penelitian ini, yaitu : 1. Penelitian ini sangat relevan dengan keadaan lingkungan di perpustakaan

di Negeria, dari table-tabel yang dirinci diatas menjawab langkah-langkah dalam proses akusisi perpustakaan,baik dalam pembelian buku secara tunai, maupun pemesanan.

(5)

Terdapat beberapa kekurangan yang dapat dinalisisi dari penelitian ini, yaitu :

1. Metode yang digunakan belum popular di kalangan akademisi, untuk itu penelitian selanjutnya bisa menggunakan metode yang paling banyak digunakan dalam kalangan akademisi.

3. Saran

Terdapat beberapa saran yang dapat diberikan dalam analisis ini :

1. Pengelola informasi sebaiknya secara efektif selalu mengecek pengeluaran dan pemasukan sumber dana untuk pembelian buku

2. Perincian dana sebaiknya diperhatikan, agar tidak disalahgunakan pada pihak yang tidak bertanggung jawab.

LAMPIRAN 1

Deskripsi Bibliografi

Judul Book Acquisition Practices in Negerian Libraries : Challenges and Prospect

(6)

Tahun terbit 2008

Penerbit Adekune Ajasin University Library, Akungba-Akoko, Nigeria

Spesifikasi vol. 29. 4/5,2008 pp 414-421

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Perubahan teknologi informasi di era digital menjadi isu yang sangat hangat dalam bidang ilmu informasi. Teknologi informasi berkembang sangat tajam di masyarakat karena terjadi perubahan informasi yang begitu cepat dan menglobal, oleh karena itu masyarakat harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dampak yang dihasilkan dari perubahan tersebut adalah tersingkirkannya sebuah literatur-literatur dan berbagai koleksi tercetak, yang kemudian harus digantikan dengan buku digital. Bahkan, alat yang digunakan untuk mengolah dalam pencarian informasi yang dulunya masih manual, kini berbasis teknologi informasi. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi para pengelola informasi, bukan hanya menyediakan buku tercetak saja, tetapi menyediakan berbagai literature digital yang memudahkan para pengguna dalam penelusuran informasi.

(8)

Secara lebih lanjut dan mendalam, maka dalam penelitian ini,peneliti akan membahas tentang definisi e-book, katagorisasi e-book berdasarkan pendekatan yang berbeda seperti informasi dan konten, sikap profesioanl informasi tentang akuisisi e-book dan fungsi e-e-book.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apa kriteria yang paling penting dari akuisisi e-book berdasarkan akademis kebutuhan pengguna?

2. Apa kriteria yang paling penting dari akuisisi e-book berdasarkan informasi kebutuhan profesioanl?

3. Apa batasan yang paling penting dari akuisisi e-book berdasarkan informasi sikap profesional di perpustakaan akademik?

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui kriteria yang paling penting dari akuisisi e-book berdasarkan kebutuhan pengguna dan profesioanl. Serta ingin mengetahui batasan yang paling penting dari akuisisi e-book dari informasi sikap profesioanal di perpustakaan akademik.

4. Metode Penelitian

(9)

Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan mengambil populasi yang terdiri dari 300 profesional informasi yang bekerja di perustkaaan universitas negeri Teheran. Adapun populasi yang dipilih dari penelitian ini adalah dari sepuluh universitas. Kemudian hanya enam universitas yang dijadikan sempel, yaitu iran Universitas Sains dan Teknologi, universitas Sains dan Teknologi Amirkabir , Universitas Teheran, Universitas Shahid Behesti, Universitas Teknologi Sharif, dan Universitas Alzahra. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini khusus staf yang bekerja di perpustakaan yang memiliki pengalaman bekerja lebih dari lima tahun dan khusus lulusan ilmu perpustaaakan dan informasi.

5. Pembahasan

1. Definisi E-book

Istilah e-book atau buku digital tidak asing lagi di telinga masyarakat informasi, bagi generasi di era digital book bukan sesuatu yang asing, mereka menganggap e-book adalah sekumpulan buku cetak yang diolah dalam system berbasis computer kemudian akan di publikasikan dalam bentuk digital, sehingga pengguna bisa menelusur e-book tersebut dengan menggunakan bantuan gadget atau smart phone.

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan e-book berbeda-beda, Vassilou dan Rowley (2008)2 mengartikan e-book sebagai kesatuan perangkat teknologi informasi

yang diintergerasikan melalui system informasi dari yang sebelumnya menggunakan manual (buku tercetak) hingga menjadi buku dalam bentuk elektronik, yang kemudian dapat diakses dengan link hyperlinx, bookmark,dan alat-alat penerjemah lainnya.

2. Kategorisasi E-book

Sebagai mana kemajuan informasi dan system elektronik, maka professional infromasi dihadapkan pada pengkatagorian e –book yang didasarkan dengan isi, gaya informasi yang akan dipublikasikan oleh pengguna, dan model akses informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Maka dari itu dalam mengelola e-book kategorisasi terdapat beberapa tahapan.

(10)

Pertama, kadar, pada tahap ini buku tercetak akan dipublikasikan dalam format e-book. Pengelompokan e-book sama seperti hal nya dengan mengelompokkan jenis-jenis buku tercetak, seperti novel, buku pelajaran, referensi, monografi dan sumber rujukan seperti tesis, desertasi dan lainnya (Amstrong dan Londase, 2003 : Tedd, 2005)3

Kedua, infomasi yang disajikan, pada tahap ini e-book akan disajikan dalam bentuk teks, pesan suara, animasi bergerak, dan video (Mazinani, 2005). Oleh karena itu, sebagai professional pengeloa informasi sudah saat nya perpustakaan Iran mampu menunjukkan eksitensinya untuk berinovasi untuk bisa melayani pengguna serta memberikan layannya koleski dari koleksi manual atau tercetak menjadi koleksi digital.

Ketiga, penerbitan, pada tahap ini e-book yang akan diterbitkan akan melaui beberapa media antara lain, melalui web, download melalui smart phone, dan download melalui CD ROM atau DVD. Dalam tahap ini informasi yang disajikan dalam e-book dapat pengguna akses dan dapat disimpan melalui perangkat lunak lainnya, misalnya PDF atau dalam smart phone (Lin dan Hubbard, 2000).

Keempat, Fungsi, pada tahap ini untuk memperoleh e-book maka profesioanl infromasi harus fokus pada kebutuhan pengguna. Untuk memperoleh kepuasan dari pengguna, maka layanan yang diberikan oleh pengelola informasi dalam pelayanan e-book memiliki nilai yang sangat penting, yaitu :

1. Hyperlink antara unsur-unsur structural buku yang dapat dengan mudah di akses pengguna. Tahapan ini membantu pengguna untuk mencari link yang terkait dengan penelusuran buku yang sesuai dengan kebutuhannya, seperti daftar isi, indeks, glosarium atau referensi yang dapat meninjau dari e-book. 2. Alat pencari menyediakan daftar isi dan indeks. Tahapan ini e-book bisa kita

akses keseluruhan seperti teks utama e-book, isi e-book, spesifikasi halaman dan bab.

(11)

3. Kemampuan multimedia yang menarik. Tahapan ini meruapakan tahapan yang paling penting untuk meningkatkan kualitas e-book, yang didalamnya terdapat gamabar tiga dimensi, seni grafis, lukisan dan lainnya.

4. Aksesibilitas yang luas dan jarak jauh melalui internet. Tahapan ini khususnya di lingkungan akademik, buku tercetak jarang digunakan untuk bahan ajar. Mahasiswa cenderung menggunakan e-book mengingat dapat mudah diakses melalui internet.

5. Volume penyimpanan yang tinggi dan mudah dibawa. Tahapan ini kalangan akademisi lebih memilih e-book yang dapat disimpan melalui CD ROM atau DVD, karena mereka beranggapan bahwa dengan menggunakan CD ROM atau DVD akan lebih mudah untuk ditelusuri kembali melalui internet.

Dari kelima pernyataan tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa e-book termasuk fungsi yang dapat memudahkan para untuk profesioanl informasi, yang meliputi kemudahan seleksi dan pemesanan dalam media elektronik,sirkulasi secara simulatan, penurunan kerugian dan kerusakan, pengeluaran biaya yang rendah, laporan ststistik harian ( Alidusti dan Sheykh Shoa’aei,2006)4

6. Hasil Temuan Data

Hasil temuan data yang diperoleh adalah :

1. Informasi demografis, dari penelitian ini peneliti memilih secara random ahli indormasi dari bebrapa depertemen perpustakaan yang berbeda, seperti sirkulasi, informasi dan audiovisual, referensi, dan organisasi. Sampel yang diteliti terdiri dari 60 profesioanl informasi, 52 memiliki gelar sarjana sedangkan sisanya memiliki gelar master. Dari sampel tersebut hanya sebagian yang mengetahui cara pengolahan e-book.

2. Tingkat kesadaran professional informasi

Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa profesioanl informasi audio visual mengetahui cara pengolahan e-book sejumlah 31 % hal ini menjadi respon yang tinggi. Sedangkan sisanya mereka 28 % mereka menjawab

(12)

sedang, 16 % menjawab netral dan 19% mereka menjawab rendah. Alasan kenapa mereka memberikan respon yang berbeda pertama, karena menurut mereka e-book tidak dapat menarik perhatian mereka, kadang mereka merasa kesulitan saat mengakses e-book. Hal ini juga kerena keterbatasan mereka yang belum memahami dalam pencarian infromasi melalui internet. Kedua, sulit menemukan subjek yang akan dicari, maka dari itu untuk mencari infromasi yang bisa diakses dengan mudah dan cepat pengolahan data pada e-book harus focus pada kebutuhan pengguna.

3. Kriteria evaluasi dari e-book untuk pengguna

Dalam tahapan ini untuk mengukur kemampuan e-book maka dibagai dalam dua bagian yaitu kriteria dan indikator, misalnya kemampuan multimedia atau yang lebih dikenal dengan kriteria dan membaca lisan, gambar bergerak, gambar ststis, video, adalah indikatornya. Dalam kasus ini, peneliti mensurvei kriteria yang membedakan e-book dengan buku tercetak. Diantara kriteria tersebut peneliti melihat kriteria utama yang harus ditetapkan oleh penerbit e-book. Pada proses survey peneliti menggunakan skala likert yang terdiri dari kesepakatan, ketidaksetujuan,dan pilihan netral. Alasan menggunakan skala ini untuk mengukur sejauh mana kesepakatan, ketidaksetujuan dan opini yang netral tentang fungsi e-bok di mata pengguna.

4. Kapasitas penyimpanan yang tinggi dan mudah dibawa

Pada tahapan ini peneliti menjelaskan bawa dengan perkembangan teknolgi yang semakin berkembang, maka ruang penyimpanan dalam e-book sangat besar sehingga dimanapun pengguna mengakses maka akan lebih mudah, dan cara mengaksesnya nya pun cukup menggunakan smart phone.

5. Kemampuan multimedia

(13)

meningkatkan daya tahan pelajaran penting dalam memahami kebutuhan pengguna.

6. Searchability

Tahapan ini termasuk dalam perangkat pencarian teks yang mereka butuhkan. Dari 84 % professional informasi setuju pada kriteria ini, meraka bernaggapan dengan adanya perangkat lunak ini maka informasi yang merka butuhkan akan mudah ditemukan. Namun hanya 3 % dari mereka tidak setuju dengan kriteria ini sebagai salah satu sarana paling penting, semntara 13 responden menjawab netral dan tidak berpendapat.

7. Aksesibilitas

Pada tahapan ini aksebiltas dalam mengakses e-book yang dibutuhkan sangat mudah tanpa biaya yang mahal. Pengguna tinggal mencari dalam pernagkat lunak, kemudian dapat mendowload dalam format pdf. Kemudian dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Secara keseluruhan 81% persen dari para professional informasi sepakat bahwa kriteria aksesibilitas adalah penting, sisanya 6 % dari mereka tidak setuju.

8. Referensi hyperlink

Pada tahapan ini penggua diharusakn menggunakn link yeng terhubung dalam internet, diamana link ini mencakup keseluruhan subjek yang akan diakses. Link ini memudahkan pengguna dalam menemukan infromasi yang dibutuhkannya, walapun 28 % menentang jika hyperlink sebagai media yang sulit diguanakan.

9. Fungsi dari e-book untuk professional informasi

Tahapan ini e-book disajiakan dalam kriteria evaluasi yang relevan khususnya dalam konten profesional infromasi. Beberapai fungsi e-book memiliki kriteria yang penting. Sejauh mana kesepakatan, ketidaksetujuan dan opini netral akan dibahas sebagai berikut :

(14)

kriteria ini memungkinkan pengematan dalam anggran perpustakaan dalam mengurangi jumlah rak-rak untuk mendisplay buku baru.

Kedua, kemudahan seleksi, tahapan ini 85 % professional informasi setuju jika e-book yang ingin mereka publikasikan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut mereka ketika beberapa penerbit memungkinkan mengakses database e-book secara cuma-cuma. Oleh karena itu, professional informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan menyajikan infromasi yang bernilai dan relevan.

Ketiga, pada tahapan ini penyaji informasi dapat melakukan akses informasi menggunakan web, guna mencari informasi yang relevan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhannya.

Keempat, pada tahapan ini e-book pengelola informasi menyadari bahwa dengan keberadaan e-book, maka seluruh data dan informsi yang tersaji dalam bentuk digital akan memudahkan pengguna dalam temu kembali informasi. Kelima, penurunan kerugian dan kerusahan, tahapan ini menjadi penting bagi pengelola informasi, mereka yakin dengan adanya digitalisasi buku, maka permasalahan kerusahan dan kerugian sedikit. Misalnya buku tidak dapat rusak

Keenam, kemudahan pemesanan,profesioanl informasi percaya bahwa dengan melanggan buku secara digital,maka akan menghemat waktu.

Ketujuh, pengeluaran yang rendah, dengan pengeluaran yang terbatas, maka pengelola infromasi akan semakin mudah dalam mengambil keputsan dalam meminimalkan budget yang dimiliki perpustakaan.

Kedelapan, panyajian statistic harian, pada tahapan ini pengelola informasi dapat memantau statistic harian tentang subjek apa saja yang paling banyak dicari oleh pengguna.

Kesembilan, akuisis yang terbatas, pada tahapan ini keterbatasan yang dimiliki adalah, kecepatan dari perubahan teknologi infromasi, kurangnya katalog tentang e-book, maka dari itu pengelola informasi muali berbenah dalam hal mengelola informasi secara berkala.

(15)

perlu spesifik perangkat lunak yang harus dijalankan pada saat mereka mendigitalisasikan buku.

Sebelas, kurangnya katalog union, pada tahap ini pengelola informasi percaya bahwa untuk memfasilitasi kebutuhan pengguna, maka pengelola informasi harus meminta penerbitan dalam e-book, hal ini menjadi efektif karena informasi yang dibutuhkan mampu untuk diterbitkan dalam system digital. Dua belas, akses peminjaman yang terbatas, pada tahap ini, cd room dalam bentuk buku dapat dipinjamkan oleh pengguna, namun dengan jumlah yang terbatas. Mengingat kendala yang sering terjadi adalah kerusakan.

Tiga belas, masalah peminjaman, pada tahapan ini mayoritas pengelola infromasi setuju bahwa untuk meminjam e-book, maka dikenakan biaya pengganti. Alasanya karena jumlah koleski yang dimiliki sangat terbatas. Empat belas, preferensi dari konten di perpustakaan, adapun buku yang diakuisisi berupa, buku referensi, buku teks dan manuskrip langka. Namun para pengguna lebih sering meminjam e-book, dilihat dari segi kemudahan dalam membacanya.

7. Kesimpulan

Berdasarkan analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sebagai media informasi memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan penggunanya, namun ada hal dasar sebelum informasi di akses oleh pengguna, yaitu akuisisi. Akusisi adalah pengadaan bahan pustaka yang diperoleh dari proses pembelian, hibah dan lainya. Mengingat akuisisi sangat penting, maka pengelola informasi mulai berinovasi untuk mengakuisisi buku tercetak dalam format digital dengan memperhatikan, kapasitas penyimpanan, kemampuan multimedia, kemampuan pencarian, aksebilitas, referensi hyperlink . Maka dari itulah, pentingnya pengelolaaan e-book secara berkala dalam pengembangan perpustakaan yang lebih maju, berkembang dan mengutamakan pelayanan yang baik bagi penggunanya.

1. Analisis Kelebihan

Terdapat beberapa kelebihan yang dapat dinalisis dari penelitian ini yaitu : 1. Penelitian ini merupakan jawaban dari pertayaan kriteria akuisisi e-book

(16)

sudah diuraikan dalam latarbelakang masalah, yaitu perkembangan informasi yang semakin berkembang membuat para pengelola informasi mulai membuka diri dan berinovasi untuk membuat pengguan mudah dalam mencari koleksi yang dibutuhkannya. Salah satunya dengan mengidatilsasikan buku non cetak kedalam digital dalam system online, yang bisa diakses oleh pengguna.

2. Karateristik sampel yang digunakan adalah para pengelola infromasi, Sampel yang khusus staf yang bekerja di perpustakaan yang memiliki pengalaman bekerja lebih dari lima tahun dan khusus lulusan ilmu perpustaaakan dan informasi.

2. Analisis Kekurangan

Terdapat beberapa kekurangan yang dapat dianalisis dari penelitian ini yaitu : 1. Semua data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif dengan menggunakan skala likert yang sering digunakan dalam memperoleh jawaban pertanyaan sampel. Namun, untuk penelitian selanjutnya, peneliti bisa memperoleh data yang lebih mendalam dengan menggunakan metode kualitatif.

2. Peminjaman e-book masih terbatas, maka dari itu pengelola infromasi dianjurkan untuk menambah koleksi e-book, sehingga pengguna merasa tercukupi kebutuhan infromasinya.

3. Saran

Ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam analisis ini:

1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti bisa membandingkan dua perpustakaan yang mengelola e-book dengan perpustakaan yang belum mengelola e-book . Dengan cara ini, maka peneliti akan mengetahui sejauh mana kesulitan dalam mengakuisisi buku secara manual dan digital.

(17)

LAMPIRAN 2

Deskripsi Bibliografi

Judul E-book acquisition features : attitude of Iranian information professionals

Penulis Amir Ghaebi, Sepideh Fahimiar

Tahun terbit 2010

Penerbit Departemen of Library and Information Science, Alzahra University, Tehran, Iran

Spesifikasi Vol.29 Issue : 6,pp 777-791

Sumber https://doi.org/10.1108/0264071111188006 atau

www.emeraldnisght.com/0264-0473.htm

(18)

PERBANDINGAN DUA JURNAL INTERNASIONAL

Deskripsi Jurnal 1 Jurnal 2

Judul Book Acquisition Practices in

Negerian Libraries : Challenges and Prospect

E-book acquisition features : attitude of Iranian information professionals

Tajuk C.O. Ajidahun ,2008 Amir Ghaebi anda Sepideh Fahimiar,

2010 Tentang Penulis Pustakawan di Universistas

Deputy, editor buku di Perpustakaan Universitas Adekunie Ajasin, Nigeria

Asisten profesor di Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Alzahra, Tehran, Iran. Beliau memiliki gelar phD pada ilmu

Informasi dari Univeritas book berdasarkan kebutuhan pengguna dan profesioanl.

(19)

perpustakaan)

Hasil penelitian Akuisisi buku diperpustakaan Negeri dilakukan melalui pembelian, selain itu

pembayaran yang dilakukan untuk memesan vendor yang dikenai pajak

Penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas penyimpanan yang tinggi dan kemampuan multimedia adalah sirkulasi simpulatan. Namun, pembatasan utama akuisisi adalah hadware dan software pembatasan, kurangnya katalog, rendahnya tinggat pengguna bahkan pengguna merasa sakit mata ketika berhadapan lagsung dengan komputer

Kesimpulan Akusisi bagian penting dalam pengembangan perpustakaan.

Perpustakaan Negeria

menjalin kerjasama dengan penerbit salah satunya Logman. Agen buku jobbers.

Perpustakaan berurusan

dengan penerbit buku dengan

Secara keseluruhan dapat

(20)

memegang komitmen dan kepercayaan.

Akusisi buku untuk perpusakaan menjadi salah satu cara paling penting yang

diandalkan untuk

mengembangakan koleksi perpustakaan, agar koleksi yang digunakan dapat

memenuhi kebutuhan

pengguna

berinovasi untuk mengakuisisi buku tercetak dalam format digital dengan

memperhatikan, kapasitas

penyimpanan, kemampuan e-book secara berkala dalam pengembangan perpustakaan yang lebih maju, berkembang dan mengutamakan pelayanan yang baik bagi penggunanya.

Daftar pustaka

Armstrong,C. and Lonsdale, R. (2003). The E-book Mapping Exercise, JISC, London, available at : www.jisc.ac.uk/coll_e-bookstudy1.html

Alidusti, S. and Sheykh Shoa’aei,F (2006), Information Technology and Libraries, IRANDOC,Tehran.

Ifidion, S.E.and Okoli, G.N (2002), “40 Years of academic and research library service to Negeria : past, present and future”, Nigerian Library Association 40 years of library and Information Services to the Nation : A compendium of Papers Presented at the 40 th National Annual Conference and AGM, Topo-Badagry,pp 22-23

Referensi

Dokumen terkait

 1.Sharing File (Data, Program) : Suatu data yang kita punya bisa dibaca atau diakses oleh user(pengguna komputer) lain yang telah terhubung melalui jaringan (Network)..

Setelah proses pemotretan selesai, semua data dalam kamera ditransfer melalui komputer guna menyeleksi kembali data foto dan diolah melalui software Adobe

dan dengan fitur tersebut bisa memberikan kesan dan pesan pada pengguna lainnya. Setelah itu facebook muncul pada tahum 2004 namun facebook baru banyak pengguna ketika

Dalam konteks inilah, penyebar-luasan buku memiliki makna sebagai proses peradaban dan dakwah global dalam ilmu pengetahuan, yang mana penyebar-luasan buku tidak

BSE tidak hanya bisa diakses dan dibaca dengan menggunakan komputer (baik secara online maupun offline) namun bisa melalui perangkat android. BSE memang tersedia secara

beberapa pelari, maka software pada komputer akan terus bekerja hingga semua pelari melewati sensor. 5) Setelah semua pelari melewati sensor, software kemudian meminta

Untuk meningkatkan effisiensi dan efektifitas pembelajaran IPBA melalui teleskop, dirancang perangkat sistem jaringan akuisisi astronomi yang menyambungkan komputer

Yang dimiliki oleh semua alat masukan biasa ialah bahwa mereka meng-encode (mengubah) informasi dari suatu macam ke dalam data yang bisa diolah lebih lanjut oleh sistem