• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGARUH GAYA HIDUP LABEL HALAL D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II PENGARUH GAYA HIDUP LABEL HALAL D"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1. Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (2008:6), pemasaran adalah kegiatan manusia yang

diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Pemasaran merupakan keseluruhan sistem dari kegiatan usaha yang ditujukan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli (Stanton, 2005:88).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah berbagai usaha yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan sasaran memaksimalkan

kepuasan konsumen. Untuk mencapai sasaran tersebut dibutuhkan berbagai

rangkaian proses yaitu manajemen. Griffin (2006:8) menyatakan bahwa

manajemen sebagai serangkaian proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara

efektif dan efesien Manajemen memiliki berbagai cabang ilmu, diantaranya

adalah manajemen pemasaran.

Menurut Saladin (2007:71), manajemen pemasaran adalah analisis

perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan pangsa sasaran agar tercapai tujuan organisasi.

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan,

(2)

dengan pasar yang ditujukan yang berujung pada pencapaian tujuan perusahaan

(Kotler, 2008:7).

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

manajemen pemasaran adalah proses yang mengakibatkan analisis, perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian yang mencakup barang, jasa, gagasan yang

bergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak

terkait.

Pencapaian tujuan perusahaan dipengaruhi berbagai faktor-faktor, baik

yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal. Salah satunya adalah

konsumen. Berbagai perilaku konsumen mempengaruhi eksistensi dan pencapaian

tujuan perusahaan. Memprediksi perilaku konsumen dapat membantu perusahaan

merancang pola komunikasi dalam rangka mempengaruhi konsumen agar tertarik

untuk membeli produk perusahaan. Konsumen dalam mengkonsumsi produk

perusahaan akan membentuk suatu perilaku yang dikenal dengan perilaku

konsumen.

2.2. Perilaku Konsumen

Menurut Engel (2006:32), perilaku konsumen adalah tindakan konsumen

dalam proses memperoleh, mengkonsumsi produk atau jasa hingga mengevaluasi

produk tersebut. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses

psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika

membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan

(3)

Sehingga dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah seluruh tindakan

dan proses yang dilakukan oleh konsumen dalam memperoleh, mengkonsumsi

produk, dan mengevaluasi produk tersebut. Perilaku konsumen terbagi dalam

beberapa jenis yang disebut tipe-tipe perilaku konsumen.

Tipe-tipe perilaku konsumen menurut Sangadji (2013:24), dalam

melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat yang terdiri dari :

1. Budget Allocation (Pengalokasian budget)

Pilihan konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh cara konsumen membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.

2. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)

Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenan dengan tiap kategori produk atau jasa sendiri.

3. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)

Perilaku pembelian berdasarkan tempat atau dimana konsumen melaksanakan pembelian produk dan jasa tersebut.

4. Brand and style decision (keputusan atas merek dan gaya)

Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang ingin dibeli dan keputusan pembelian yang efektif.

Berbagai tipe-tipe perilaku konsumen mempengaruhi keputusan yang akan

diambil. Keputusan yang ditentukan oleh konsumen dapat berupa menolak atau

membeli produk tersebut. Salah satu keputusan konsumen tersebut adalah

keputusan pembelian.

2.3. Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Perusahaan harus mengaplikasikan visi, misi, dan tujuan dalam

menjalankan perusahaannya untuk mendapatkan keuntungan. Baik keuntungan

(4)

mampu mengaplikasikan visi, misi dan tujuan perusahaan yang telah dimiliki

sebaiknya melalui operasional perusahaan, sebagai bukti dari pengaplikasian

visi,misi dan tujuan perusahaan yang di bentuk oleh perusahaan melalui sistem

manajemen yang baik. Jika sistem manajemen yang baik tercipta dalam

perusahaan maka pengelolaan perusahaan agar mencapai keunutungan lebih

mudah. Keuntungan perusahaan dilihat berdasarkan jumlah pembelian yang

dilakukan konsumen.

Menurut Olson (dalam Sangadji, 2013:332) yang dimaksud keputusan

pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa

atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian

sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan perilaku

setelah pembelian. Definisi lain menurut Hasan (2013:181), keputusan pembelian

adalah keputusan dalam memilih tindakan dari beberapa alternatif dalam membeli

produk dan jasa yang akan dikonsumsi.

Keputusan Pembelian menurut Manaf (2016:247) dipengaruhi

llingkungan, kebudayaan,keluarga dan sebagainya dan membentuk sikap dalam

melakukan pembelian. Sehingga disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah

suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif

pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan

pertimbangan pertimbangan tertentu. Keputusan pembelian tidak hanya dilakukan

oleh konsumen itu sendiri. Namun, dapat dipengaruhi berbagai faktor-faktor yang

(5)

oleh konsumen itu sendiri. Namun, dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat

dalam keputusan pembelian.

Menurut Sutisna dan Sunyoto (2013:86), ada tiga hal penting dari

memahami model keputusan pembelian konsumen yaitu sebagai berikut:

1. Dengan adanya model, pandangan terhadap perilaku konsumen bisa dilihat

dalam perspektif yang terintegrasi

2. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk

pengembangan strategi pemasaran yang efektif

3. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk

segmentasi dan positioning.

Sumber: Winardi dalam Sunyoto (2013:91)

Gambar 2.1

(6)

2.3.2. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Keputusan Pembelian

Pihak-pihak yang terlibat dalam keputusan pembelian menurut Manaf

(2016:250) diantaranya adalah :

1. Initiator (Pencetus), yaitu seorang inisiator dalam proses pembelian.

2. Influencer (Pemberi Pengaruh), yaitu individu yang opininya sangat dipertimbangkan dalam memilih.

3. Deciden (Pengambil keputusan), yaitu orang yang memiliki kekuasaan untuk mengambil pilihan akhir.

4. Buyer (Pembeli), yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian

sesungguhnya.

5. User (Pemakai), yaitu individu yang menggunakan barang dan jasa yang telah dibelinya.

Seluruh pelaku keputusan pembelian tersebut dipengaruhi berbagai faktor

pendukung dalam melakukan pembelian produk dan jasa yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian.

2.3.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Sangadji (2013:24), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian terdiri dari berbagai faktor, yaitu:

1. Faktor Psikologis

a. Persepsi adalah proses memberikan makna atas rangsangan-rangsangan yang diterima alat sensor tubuh.

b. Motivasi adalah dorongan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

c. Pembelajaran adalah proses yang dirasakan konsumen atas pengalamannya dengan produk yang sudah dimiliki.

d. Kepercayaan adalah keyakinan konsumen bahwa di produk tersebut ada atribut tertentu yang berasal dari presepsi yang berulang dan adanya pembelajaran dan pengalaman.

2. Faktor Pribadi

a. Usia dan siklus hidup

Setiap tahapan siklus hidup memiliki kebutuhan dan keingina yang berbeda.

(7)

Setiap konsumen dengan pekerjaan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda sesuai dengan pekerjaannya.

c. Gaya Hidup

Gaya hidup menunjukkan bagaimana konsumen menghabiskan waktu dan uang yang dimilikinya.

3. Faktor Sosial

a. Kelompok referensi

Pembelian dipengaruhi kelompok referensi yang memiliki pengaruh langsung terhadap konsumen.

b. Keluarga

Anggota keluarga sebagai lingkungan terdekat dapat mendorong atau menghalangi pembelian oleh konsumen.

c. Peran dan Status

Peran yang dilakukan konsumen dikehidupannya lebih dari satu. Peran dan status tertentu mempengaruhi pembelian.

4. Faktor Kebudayaan a. Sub – Budaya

Perbedaan budaya antar daerah membuat perbedaan selera dalam keputusan pembelian konsumen.

b. Kelas sosial

Kelas yang terdiri dari kelas atas, menengah dan bawah yang dikelompokkan masyarakat membuat strategi pengambilan keputusan pembelian untuk tiap kelas sosial berbeda.

Untuk mengukur keputusan pembelian yang dilakukan konsumen dapat

menggunakan indikator pengukuran keputusan pembelian.

2.3.4 Indikator Keputusan Pembelian

Indikator penilaian keputusan pembelian berdasarkan tahapan keputusan

pembelian. Menurut Hasan (2013:181) tahapan keputusan pembelian yang

dilakukan seorang konsumen yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Tahap pengenalan masalah terjadi ketika konsumen melihat suatu masalah

yang menimbulkan kebutuhan dan ia termotivasi untuk menyelesaikan masalah

(8)

2. Pencarian Informasi

Ketika konsumen melihat adanya masalah atau kebutuhan yang hanya dapat

dipuaskan melalui pembelian suatu produk, maka mereka mulai mencari

informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan pembelian. Sumber

informasi utama di mana konsumen dibagi menjadi empat kelompok antara

lain : pribadi (keluarga, teman, tetangga dan rekan), komersial (iklan, situs

web, wiraniaga, penyalur, kemasan dan poster), publik (media massa,

organisasi pemeringkat konsumen), dan eksperimental (penanganan,

pemeriksaan, dan penggunaan produk).

3. Evaluasi Alternatif

Pada tahap ini, konsumen membandingkan berbagai merek produk yang

diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi dan memuaskan kebutuhan

atau motif yang mengawali proses keputusan pembelian tersebut..

4. Keputusan Pembelian

Keputusan untuk mengambil pilihan dapat terjadi dengan cara yang bervariasi

mulai dari proses yang sederhana dan cepat, hingga ke proses kompleks.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah konsumen melakukan pembelian dan menggunakan produk, mereka

melakukan evaluasi dengan membandingkan performa yang terdapat pada

produk dengan ekspektasi mereka. Dalam proses ini, konsumen mencoba untuk

meyakinkan diri bahwa pilihannya tepat. Jika performa produk mengecewakan

atau tidak memenuhi harapan maka mereka akan mencari alternatif yang lebih

(9)

2.4. Gaya Hidup

2.4.1. Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang berinteraksi dalam

lingkungannya. Gaya hidup merupakan konsep yang lebih baru dan lebih terukur

dan menggambarkan pola di mana orang hidup dan menggunakan uang dan

waktunya. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam

kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan

mengalokasikan waktu yang dimilikinya (Sumarwan, 2004:257). Gaya hidup

dibentuk melalui interaksi sosial. Gaya hidup sebagai cara yang ditempuh

seseorang dalam menjalani hidupnya yang meliputi aktivitas, minat, sikap,

konsumsi dan harapan. Gaya hidup mendorong kebutuhan dan sikap individu dan

mempengaruhi aktivitas dan penggunaan produk. Sebagai pendorong yang

mempengaruhi proses pengambilan keputusan sesorang dalam membeli produk,

gaya hidup dikelompokkan menjadi beberapa bagian klasifikasi gaya hidup.

2.4.2. Klasifikasi Gaya Hidup

Klasifikasi gaya hidup menurut Sunyoto (2014:85) terdiri dari berbagai

tipe karakteristik gaya hidup individu seperti di bawah ini :

1. Actualizers

Orang dengan pendapatan paling tinggi dan memiliki banyak sumber pengaktualisasi diri.

2. Fulfieds

Profesional yang matang, bertanggung jawab, berpendidikan tinggi. Pusat aktifitas waktu senggang mereka ada di rumah, tetapi merek memperoleh informasi cukup dan terbuka untuk ide-ide baru.

3. Believers

(10)

4. Achievers

Orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dalam hal politik, mendapat kepuasan dari pekerjaan dan keluarga.

5. Strivers

Memiliki nilai yang mirip dengan achievers, namun sumber daya ekonomi, social dan psikologinya lebih sedikit. Bersikap meniru konsumen yang memiliki sumber daya lebih banyak.

6. Experiences

Konsumen yang berkeinginan besar membeli berbagai hal-hal baru yang bersifat dinamis. Seperti berbagai kesenangan anak muda, membeli pakaian bermerek impor, makanan siap saji.

7. Makers

Orang yang memusatkan perhatian pada hal-hal yang telah dikenal banyak orang seperti keluarga, pekerjaan dan rekreasi fisik.

8. Strunggles

Orang dengan penghasilan rendah dan memiliki sumber daya yang sedikit. Karena hal tersebut mereka cenderung menjadi loyal dalam melakukan hal apapun.

Berbagai tipe gaya hidup di atas menunjukkan bagaimana seseorang

menggunakan uang dan waktunya. Dalam mengukur gaya hidup seseorang

digunakan indikator yang terdiri dari dimensi-dimensi gaya hidup.

2.4.3. Indikator Gaya Hidup

Terdapat beberapa pendekatan dalam melakukan penilaian gaya hidup.

Pendekatannya terdiri dari segmentasi demografis dan segmentasi psikografis.

Perbedaan antara kedua segmentasi tersebut adalah segmentasi demografis

menggambarkan subjek pembeli, sedangkan segmentasi psikografis

menggambarkan alasan mengapa subjek melakukan pembelian (Tanujaya,

2012:61). Pengukuran gaya hidup diukur dari beberapa unsur psikografik.

Terdapat tiga indikator pengukuran psikografik dalam mengukur gaya hidup.

(11)

Tabel 2.1

Dimensi Gaya Hidup AIO

Activities Interest Opinion

Bekerja Keluarga Diri Sendiri

Hobi Rumah Isu Sosial

Kegiatan Sosial Pekerjaan Politik

Liburan Kemasyarakatan Bisnis

Hiburan Rekreasi Ekonomi

Keanggotaan Klub Mode Pendidikan

Komunitas Makanan Produk

Belanja Media Masa Depan

Olahraga Prestasi Budaya

Sumber : Mowen dalam Sangadji, 2013:46

Indikator pengukuran Sangadji gaya hidup terdiri dari :

1. Aktifitas (Activities)

Merupakan seluruh wujud aksi atau tindakan yang dilakukan seseorang dalam

menjalani kehidupannya. Seperti kegiatan berbelanja ke toko, bekerja di

kantor dan lainnya.

2. Minat (Interest)

Merupakan derajat kesenangan yang menyertai perhatian khusus dan

berkelanjutan pada objek, kejadian atau topik tertentu.

3. Opini (Opinion)

Merupakan pendapat berupa jawaban lisan atau tulisan yang diberikan

sebagai respon terhadap stimulus berupa pertanyaan, menjelaskan harapan

dan evaluasi terhadap kejadian yang akan datang.

2.5. Label Halal

(12)

Label adalah tampilan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang

dengan rumit yang merupakan satu kesatuan dengan kemasan (Kotler, 2008:276).

Label adalah suatu bagian dari suatu produk yang membawa informasi verbal dan

merupakan bagian dari kemasan tentang produk (Tjiptono, 2008:98).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa label adalah bagian dari

produk yang berisi keterangan dan tercantum di kemasan produk. Label yang

dirancang dan dicantumkan pada produk memiliki berbagai jenis. Menurut

Sunyoto (2014:69), ada tiga macam label yang sering digunakan oleh beberapa

perusahaan, yaitu:

1. Brand Label, adalah label yang merangkap menjadi merek.

2. Grade Label, adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang. Label ini dinyatakan dengan tulisan atau kata-kata.

3. Descriptive Label, adalah label yang berisi informasi yang menggambarkan tentang produk secara lengkap.

Label dicantumkan dengan berbagai tujuan, yang disebut fungsi label.

2.5.2. Fungsi Label

Label yang dicantumkan di produk memiliki beberapa fungsi. Menurut

Kotler (2008:276), fungsi label adalah :

1. Mengidentifikasi produk atau merek 2. Label menentukan kelas produk

3. Menggambarkan beberapa hal mengenai produk seperti produsennya, dimana diproduksi, kapan dibuat, bagaimana menggunakannya dan lainnya.

4. Label mempromosikan produk lewat aneka gambar yang menarik.

Label menunjukkan identitas pendukung dari produk tersebut. Salah satu

label yang tercantum pada produk adalah label halal. Label halal adalah jaminan

(13)

Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI)

untuk memastikan bahwa produk tersebut sudah lolos pengujian kehalalan sesuai

syariat Islam. Pencantuman label halal bertujuan agar konsumen mendapatkan

perlindungan kehalalan dan kenyamanan atas pemakaian produk tersebut

(Yuswohady, 2015:23).

Gambar 2.2 Label Halal

Dasar-dasar penentuan produk halal tersebut diperoses melalui berbagai

tahapan sertifikasi label halal.

2.5.3. Proses Sertifikasi Label Halal

Sertifikat Label Halal adalah fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia

(MUI) yang diberikan kepada perusahaan yang mengajukan uji kehalalan produk

(Basyaruddin, 2015). Sertifikat halal adalah fatwa tertulis MUI yang menyatakan

kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat islam (www.halalmui.org).

berdasarkan pengertian di atas, sertifikat halal adalah penyataan halal suatu

produk yang telah lulus uji kriteria kehalalan. Kriteria halal sesuai syariat islam

yaitu :

1. Tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal dari babi.

(14)

3. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syariat Islam.

4. Seluruh bahan tidak mengandung alkohol.

5. Seluruh tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengelolaan, dan transportasinya tidak boleh digunakan oleh barang yang haram. Jika pernah digunakan, maka harus dibersihkan dahulu dengan tata cara yang diatur menurut syari’at Islam.

Untuk memperoleh sertifikat halal suatu produk, ada beberapa proses

dalam pengajuan sertifikasi halal. Tahapan pengajuan setifikasi halal. Menurut

Basyaruddin (2015), proses sertifikasi halal terdiri dari :

1. Produsen mengajukan sertifikat halal bagi produknya dengan melampirkan :

a. Spesifikasi dan sertifikat halal bahan baku, bahan tambahan dan bahan

penolong serta bagan alir proses.

b. Sertifikat Halal untuk bahan yang berasal dari hewan dan turunannya.

c. Sistem jaminan halal yang diuraikan dalam panduan halal beserta prosedur

baku pelaksanaannya.

2. Tim auditor LP POM MUI melakukan pemeriksaaan/audit ke lokasi produsen

setelah formulir beserta lampiran-lampirannya dikembalikan ke LP POM

MUI.

3. Hasil pemeriksaan dan hasil laboratorium dievaluasi dalam Rapat Tenaga

Ahli LP POM MUI. Jika telah memenuhi persyaratan, maka dibuat laporan

hasil audit untuk diajukan kepada sidang komisi fatwa MUI untuk diputuskan

status kehalalannya.

4. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolak laporan hasil audit jika dianggap

(15)

5. Sertifikat halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia setelah ditetapkan

kehalalannya oleh komisi Fatwa MUI.

Proses sertifikasi halal dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sumber : www.halalmui.org

Gambar 2.3 Proses Sertifikasi Halal

Sertifikasi halal berlaku selama dua tahun. Setelah dua tahun, maka harus

dilakukan perpanjangan izin. Produk yang telah lulus uji sertifikasi halal diizinkan

(16)

2.5.4. Indikator Label Halal

Basyaruddin (2015) menyatakan, ada beberapa hal yang diukur dan

disampaikan ke konsumen melalui labelisasi halal suatu produk, yaitu:

1. Bahan baku

Bahan baku yang digunakan merupakan bahan yang telah teruji kehalalannya,

bersih dan aman. Bahan baku pada produk terdiri dari bahan utama, bahan

tambahan dan bahan penolong.

2. Proses dan fasilitas produk

Proses produksi dengan seluruh sumber daya yang ada berupa tenaga kerja,

bahan baku, mesin, permodalan harus sesuai dengan konsep kehalalan.

3. Barang jadi

Produk yang telah melewati berbagai proses produksi dan siap dipasarkan ke

konsumen dan telah dicantumkan label halal agar menjamin konsumen bahwa

produk tersebut sudah terjamin kehalalan dan keamanannya bagi konsumen.

Untuk memperoleh produk, konsumen harus membayarkan sejumlah uang

kepada penjual. Nilai tukar produk yang diperoleh tersebut dinamakan harga.

2.6. Harga

2.6.1. Pengertian Harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan pelanggan dengan manfaat

dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli atau penjual dan ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama

(17)

Kotler (2008:345), harga merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu

produk atau jasa, dalam pengertian lebih luas harga adalah sejumlah uang yang

ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai yang ditukarkan pelanggan

untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa.

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa harga merupakan uang yang

ditukarkan untuk mendapatkan manfaat dari produk dan jasa. Harga yang

ditetapkan memiliki beberapa fungsi dan manfaat penetapan harga.

2.6.2. Fungsi Penetapan Harga

Harga mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pemasaran produk

dan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Tjiptono (2008:153) fungsi dan

peran harga adalah sebagai berikut :

1. Harga adalah satu faktor penentu jumlah permintaan produk dipasar. Dalam kehidupan sehari-hari permintaan produk dapat bersifat elastis atau tidak elastis terhadap perubahan harga. Permintaan dapat dikatakan elastis terhadap harga apabila permintaan berubah setiap kali harga turun atau bahkan naik. Sedangkan harga dikatakan tidak elastis apabila permintaan tidak berubah karena adanya perubahan harga itu sendiri.

2. Harga menentukan jumlah hasil penjualan dan keuntungan. Hasil penjualan produk yang diterima perusahaan setiap masa tertentu sama dengan jumlah satuan yang terjual kali harga persatuan produk. Sedangkan keuntungan yang diperoleh setiap masa tertentu sama dengan hasil penjualan yang dikurangi jumlah biaya yang ditanggung perusahaan dalam masa yang sama.

3. Harga dapat mempengaruhi segmen pasar yang dapat ditembus perusahaan melebarkan sayap pemasaran produk dengan memasuki segmen pasar lain yang belum digarap sebelumnya dapat menambah jumlah keuntungan. Salah satu segmen pasar yang digunakan sebagai sasaran untuk melebarkan jangkauan pemasaran adalah segmen pasar tingkat bawah

(18)

2.6.3. Indikator Harga

Menurut Stanton (2008:345), ada empat dimensi penilaian dalam harga,

yaitu :

1. Keterjangkauan harga

Harga yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan daya beli konsumen.

Konsumen mampu menjangkau pembelian produk tersebut. Pada penelitian

ini, harga kosmetik Wardah yang dipasarkan sesuai dengan daya beli

konsumen Indonesia.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Harga yang ditawarkan oleh penjual sesuai dengan kualitas produk yang

ditawarkan ke konsumen.

3. Daya saing harga

Harga yang ditawarkan bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya yang

menyajikan produk yang mirip. Harga kosmetik Wardah tidak jauh berbeda

dengan produk sejenis yang memiliki kualitas dan sasaran pasar yang sama.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat

Harga yang ditawarkan ke konsumen sesuai dengan manfaat dan nilai

tambah yang diterima.

2.7. Pengaruh Antar Variabel

2.7.1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian

Gaya hidup terbentuk karena adanya interaksi lingkungan. Berbagai

(19)

suatu perilaku konsumen (Sumarwan, 2004:70). Hal tersebut menunjukkan bahwa

perilaku konsumen dipengaruhi oleh gaya hidup yang dimilikinya dan akhirnya

menentukan keputusan pembelian seseorang. Gaya hidup konsumen yang

berkembang saat ini menjadi aspek penting dalam penilaian produsen untuk

memproduksi berbagai kebutuhan produk baik barang dan jasa yang sesuai

kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.7.2. Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian

Pencantuman label halal produk dilakukan untuk memberikan

perlindungan kepada konsumen muslim, dikarenakan banyaknya permasalahan

labelisasi halal pada produk produk yang mengandung bahan-bahan yang haram

untuk dikonsumsi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dalam proses produksi

diperlukannya ketentuan ketentuan syarat kehalalan.

Label halal melindungi konsumen dari keraguan dalam menggunakan

produk. Label halal bertujuan memperkuat dan meningkatkan nilai tambah produk

secara langsung dan mempengaruhi persepsi konsumen. Adanya label halal

meningkatkan kepercayaan konsumen atas kualitas produk dan jaminan kehalalan

produk. Jika kepercayaan konsumen meningkatkan, maka pembelian produk oleh

konsumen akan meningkat.

2.7.3. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Kotler (2008:345), harga merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk

(20)

yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai yang ditukarkan

pelanggan untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa.Manfaat

yang diterima konsumen sesuai dengan nilai yang dibayarkan konsumen. Harga

sebagai penarik para konsumen untuk melakukan pembelian. Berbagai kebijakan

harga seperti harga promosi dan diskriminasi harga efektif menarik konsumen

melakukan pembelian (Manaf, 2016:299). Setelah konsumen melakukan

pembelian, jika manfaat dan nilai tambah yang diterima konsumen lebih besar

dari uang yang dibayarkan konsumen maka terciptanya kepuasan konsumen dan

meningkatkan pembelian produk oleh konsumen.

2.8. Penelitian Terdahulu

Berikut beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan

penelitian ini adalah :

Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu

(21)

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

Kerangka konseptual menurut Sugiono (2016:31) adalah sebagai berikut:

1. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.

2. Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

yang akan diteliti dan ada teori yang melandasi.

3. Kerangka konseptual tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk

diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah

dipahami.

Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan

antar variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel gaya hidup (X1), Label Halal (X2), dan harga (X3)

sebagai variabel bebas, variabel keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat.

(22)
(23)

2.10. Hipotesis

Menurut Kurniawan (2015:57), hipotesis adalah penjelasan sementara

tentang suatu tingkah laku, gejala gejala atau kejadian tertentu yang telah terjadi

atau akan terjadi. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang

disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian

yang dilakukan. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu seperti

yang diuraikan diatas, maka hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini

adalah :

H1 = Gaya Hidup secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian kosmetik Wardah pada mahasiswa Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area.

H2 = Label halal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian kosmetik Wardah pada mahasiswa Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area.

H3 = Harga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian kosmetik Wardah pada mahasiswa Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area.

H4 = Gaya Hidup, Label Halal dan Harga secara simultan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah pada

mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Medan Area

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup AIO
Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa nilai kekuatan tarik kulit ikan pari tersamak pada semua perlakuan memenuhi standar penerimaan konsumen, artinya pengolahan produk kulit dengan

dalam Mensukseskan Pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di desa Kalikalong Kecamatan Tayu Kabupaten Pati”.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Amelia (2010) bahwa berdasarkan sisi konflik pekerjaan-keluarga, seseorang yang memiliki jam kerja yang lama maka akan

Kesimpulan yang dapat dibuat berdasarkan analisa data yang telah dilakukan bahwa strategi promosi pariwisata Pulau Bawean dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan

Hal ini disebabkan oleh konsonan bilabial dan alveolar lebih mudah diucapkan karena posisi artikulasinya yang terlihat secara visual (bilabial dengan mengatupkan kedua

Penggunaan media pembelajaran berbasis android mendapatkan respon yang baik dari para siswa yang menggunakan media tersebut berdasarkan data yang telah dianalisa

Benih jarak pagar yang dipanen pada saat buah berwarna kuning menghasilkan vigor dan da- ya berkecambah (sebagai komponen mutu benih) yang paling baik, sedangkan kadar

bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas, wewenang, dan kewajiban Badan Pengawas Pemilu sesuai ketentuan Pasal 73, Pasal 74, dan Pasal 120 ayat (1) Undang- Undang