• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA VCO PA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA VCO PA (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO)

PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS

MIKROBA PADA KERTAS

Diajukan untuk Memenuhi salah satu tugas Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri yang Diampu oleh Ibu Siti

Mujdalipah, S.TP., M.Si.

Disusun oleh :

Dede Ahmad NIM 1102357

Putri Nopitasari NIM 1106190

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan segala rahmat terindah-Nya bagi penulis hingga saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini sebagian salah satu tugas dari mata kuliah Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak sebagi tugas proyek akhir.

Penelitian yang penulis buat yaitu mengenai Pengaruh Penambahan Minyak Kelapa (VCO) pada Daur Ulang Kertas terhadap Aktivitas Mikroba pada Kertas. Isi dari penelitian ini yaitu mengenai penambahan minyak kelapa dalam pembuatan daur ulang kertas dimana harapannya ada pengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan sehingga diperoleh kertas daur ulang yang memiliki aktivitas mikroba yang sedikit. Hasil dari penelitian ini harapannya bisa menjadi salah satu referensi perbaikan untuk kepentingan penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis ucapkan terimakasih kepada para dosen dan orangtua serta kepada pihak-pihak terkait yang tidak dapat dituliskan semuanya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, penulis mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Bandung, Mei 2014

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

D. Manfaat ... 2

BAB II LANDASAN TEORI ... 3

A. Kertas ... 3

B. Minyak Kelapa ... 3

C. Antimikroba ... 6

D. Tween 80 ... 8

BAB III METODE PENELITIAN ... 9

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 9

B. Alat dan Bahan ... 9

C. Prosedur Penelitian ... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

A. Hasil ... 12

B. Pembahasan ... 13

BAB V PENUTUP ... 17

5.1 Kesimpulan ... 17

5.2 Saran ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 18

(4)
(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sampai saat ini kertas masih dipercaya sebagai bahan yang paling efektif dan efisien untuk media kemasan pasca panen sayuran dan buah selain fungsi utama sebagai bahan dalam pencetakan uang dan buku. Besarnya jumlah kertas yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia, memacu industri kertas untuk meningkatkan produksinya. Hal ini mengakibatkan timbulnya masalah berupa penebangan pohon untuk pembuatan kertas dimana dalam industri kertas selalu melakukan proses bleacing (penggunaan bahan pemutih). Dari permasalahan inilah timbul kreativitas untuk mengurangi kuantitas limbah kertas dengan proses daur ulang kertas. Selain mampu mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, aktivitas daur ulang kertas menghasilkan kertas daur ulang yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Pada umumnya sampah kertas banyak dibuang begitu saja dan tidak

dimanfaatkan. Penumpukan sampah kertas tentu saja memberikan dampak buruk bagi lingkungan, baik dari segi keindahan maupun kesehatan. Metode

daur ulang kertas dapat digunakan sebagai solusi pemanfaatan kertas bekas agar dapat mengurangi dampak buruknya terhadap lingkungan.

Sampah kertas pada saat ini sebagian besar masih dipandang sebagai limbah lingkungan yang tidak berguna dan banyak menumpuk. Hal seperti ini berpotensi buruk bagi lingkungan sekitar seperti kebersihan yang tidak terjaga diakibatkan sampah kertas yang dibuang sembarangan. Dan juga pemanasan global yang terus bisa meningkat akibat sampah kertas yang dibakar. Sampah kertas dapat dimanfaatkan kembali sebagai kertas yang layak pakai sebagai kertas tulis ataupun kertas untuk kerajinan tangan ataupun sebagai bahan kemasan.

(6)

2

kerusakan akibat adanyaa aktivitas mikroba dalam penyimpanan. Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan adanya pelilinan dalam produk pasca panen sayur dan buah. Tetapi dalam penelitian tidak selalu dalam kesempurnaan hasilnya. Oleh sebab itu dilakukan kembali penelitian yang sama dengan cara mendaur ulang kertas menjadi kertas anti mikroba yang fungsinya untuk menjaga kualitas hasil pasca panen dalam penyimpanan sebagai kemasan anti mikroba.

1.2Identifikasi Masalah

1. Bagaiman cara mendaur ulang kertas bekas menjadi kemasan anti mikroba?

2. Apa pengaruh pengaruh pemanbahan minyak kelapa terhadap kualitas daur ulang kertas bekas menjadi kemasan anti mikroba?

3. Apakah kertas ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan pengemas produk agroindustri?

1.3Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui cara mendaur ulang kertas bekas menjadi kemasan anti mikroba.

2. Mengetahui pengaruh pemanbahan minyak kelapa terhadap kualitas daur ulang kertas bekas menjadi kemasan anti mikroba.

3. Mengetahui sejauh mana kertas ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan pengemas produk agroindustri.

1.4Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memanfaatkan kertas bekas sebagai bahan baku pembuatan kemasan anti mikroba.

(7)

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Kertas

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat. Serat yang digunakan biasanya adalah serat alami, dan mengandung selulosa. Kertas merupakan bahan yang sering dipakai dan selalu berhubungan dengan manusia. Setidaknya sampai saat ini kertas masih dipercaya sebagai bahan yang paling efektif dan efisien sebagai media buku (Anonim, 2005).

Faktanya, kertas bukanlah bahan yang terbaik (tanpa cacat). Karena terbuat dari bahan organik (serat kayu), kertas sangat rawan busuk, basah, mudah terbakar, dan berjamur. Daur ulang kertas adalah kegiatan peleburan kertas yang sudah tidak terpakai menjadi kertas yang baru. Dengan mendaur ulang kertas berarti melakukan usaha untuk mengurangi sampah kertas, mengurangi penebangan pohon untuk kertas, dan membiasakan untuk memisahkan sampah (Anonim, 2005).

2.2Minyak Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

cukup potensial. Hampir semua bagian dari tananman tersebut dapat dimanfaatkan. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara untuk memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat diperoleh dari daging bua kelapa segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1993).

Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Sub-Divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)

(8)

4

Ordo : Palmales

Familia : Palmae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L.

Kelapa memiliki berbagai nama daerah. Secara umum, buah kelapa dibenal sebagai coconut, orang Belanda menyebutnya kokosnoot atau klapper, sedangkan orang Prancis menyebutnya cocotier. Di Indonesia kelapa biasa bisebut krambil atau klapa (Jawa) (Warisno, 2003). Pada dasarnya dikenal dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum disebut kelapa genjah dan varietas Ttica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa genjah berdasarkan sifatnya dibagi menjadi lima yaitu : kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh, kelapa raja Malabar, dan kelapa hias. Kelapa dalam berdasarkan sifatnya dibagi enam yaitu : kelapa hijau, kelapa merah, kelapa manis, kelapa bali, kelapa kopyor, kelapa lilin (Wahyuni, Mita, Ir.,2000).

Daging Buah Kelapa yang sudah masak dapat dijasikan kopra dan bahan

makanan, daging buag merupakan sumber protein yang protein yang penting dan mudah dicerna. Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oelh

(9)

5

Minyak kelapa berdasarkan kandungan asal lemak digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat

ketidakjenuhan yang dinyatakan dengan bilangan iod, maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5 (Ketaren,1986).

(10)

6

Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa

Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) adalah minyak yang berasal dari sari pati kelapa. Doproses secara higienis tanpa sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan. Dilihat dari warnanya, minyak kelapa murninjauh lebih bening seperti air mineral. Selain itu kadar air dan asam lemak bebasnya kecil, serta kandungan asam lauratnya tinggi. Minyak kelapa murni mengandung anti oksidan benas sehingga mampu menjaga kekebalan tubuh (Adi Hendra Prakosa,2009).

2.3Antimikroba

(11)

7

antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok di antaranya merusak dinding sel, mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, serta menghambat sintesis asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu, antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi mikroba yang digunakan (Soekardjo 1995).

Minyak kelapa mengandung 48-50 % asam laurat yaitu, asam lemak rantai sedang dengan atom C-12 yang mempunyai kemampuan untuk meningkatkan laju

metabolisme dan penyerapan nutrisi dalam tubuh (Santos et al., 2005). Penelitian dengan menggunakan minyak kelapa bahwa minyak kelapa mengandung antioksidan yang dapat meningkatkan metabolisme dan senyawa monolaurin dari asam laurat yang dapat merusak selubung lemak pada virus atau mikroorganisme (Santos et al., 2005). Sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Asam laurat atau asam dodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai sedang (Ing. middle-chained fatty acid, MCFA) yang tersusun dari 12 atom C. Sumber utama asam lemak ini adalah minyak kelapa, yang dapat mengandung 50% asam laurat, serta minyak biji sawit (palm kernel oil). Sumber lain adalah susu sapi (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laurat)

(12)

8

ini larut dalam pelarut polar, misalnya air, juga larut dalam lemak karena gugus hidrokarbon (metil) di satu ujung dan gugus karboksil di ujung lain.

2.4Tween 80

Tween 80 adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitol, dengan nama kimia poliksietilen 20 sorbitolmonooleat. Rumus molekulnya adalah C64H124O26 dan strukturnya adalah sebagai berikut :

Rumus Tween 80 (Rowe, 2009)

Pada suhu 250 C tween 80 berwujud cair, berwarna kekuningan dan berminyak, memiliki aroma yang khas, dan berasa pahit. Larut dalam air dan

(13)

9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april sampai mei 2014 di laboratorium Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

3.2Alat dan Bahan

Alat: wadah plastik, sendok plastik, saringan/screen/kasa halus (ukuran 25x35/35x45), cetakan kertas (triplek,papan penyangga/pakel), gunting, bak rendaman, blender, oven, cawan petri, inkubator, autoklaf, laminar aair flow, tabung reaksi, petridish, bunsen, korek, spatula, erlenmeyer, rak tabung reaksi, vortex, LUV dan micropipet.

Bahan: kertas bekas, air, label, tepung kanji/lem, minyak kelapa, Tween 80, alkohol, Natrium Agar (NA), aquades, NaCl.

3.3Prosedur Penelitian 1. Daur Ulang Kertas

1) Kertas yang terkumpul, dikecilkan ukurannya (digunting-gunting)

kemudian direndam dalam wadah plastik (24 jam) dengan perbandingan kertas 1:3.

2) Blender kertas dengan air (1:3) hingga membentuk bubur kertas (pulp)

3) Masukkan bubur kertas pada bak penampungan yang sudah diisi air (1/4 bagian)

4) Tambahkan pewarna alami atau zat alami (minyak kelapa) pada bak penampungan (1:3)

5) Larutkan lem/tepung kanji secukupnya kemudian campurkan dan masukkan pada bak penampungan.

6) Masukkan scren pada bak penampungan, kemudian saringlah sampai air nya tersaring.

(14)

10

8) Berdirikan papan tersebut dengan kemiringan kira-kira 450. Basahi papan tersebut dengan air.

9) tempelkan screen pada papan. Gunakan pakel untuk meniriskan air pada screen hingga air tidak menetes lagi. Kemudian lepaskan screen.

10) Jemur papan di tempat panas. Kertas akan kering dalam beberapa jam (oven pada suhu 60 0 selama 1 jam)

11) Setelah kering, cabut kertas secara perlahan agar tidak robek. 12) Kertas daur ulang siap digunakan.

2. Uji TPC

Pengenceran Sample

Ambil tabung reaksi yang telah berisi NaCl 0,9 %, kemudian masukan sample (kertas yang sudah didaur ulang yang sudah dipotong-potong seberta 2 gram) kedalam tabung reaksi. Lalu dihomogenkan menggunakan vortex. Setelah itu dilakukan pengenceran selama 5 kali yaitu pengenceran 10-1 – 10-5 selama berulang-ulang sesuai banyak ulangan atau perlakuan. Langkahnya yaitu sebagai berikut:

Pengenceran Sampel 10-1– 10-5

Tabung reaksi diisi dengan sampel dalam keadaan yang steril (dipanaskan/diatas bunsen menyala). Diisi dengan 1 ml sampel yang diambil secara aseptis menggunakan micropipet (kurang lebih 10 kali tetes). Kemudian divortex untuk menghomogenkan dan diberi label sampel 10-1 . dilakukan seterusnya sampai pada pengenceran10-5 dengan perlakuan yang sama untuk setiap kali pengenceran, namun sampel yang diambil sesuai dengan urutan pengenceran yang sudah dilaksanakan. Setelah mendapat sampel dengan label 10 -5

baru dilakukan penanaman dalam media.

Penanaman dalam Media NA 10-5

(15)

11

1. Ambil cawan petri, panaskan pinggirannya diatas lampu bunsen. 2. Diambil 1 ml larutan dari sample 10-5 masukan kedalam cawan petri. 3. Tuangkan media Na ke dalam Cawan petri.

4. Dihomogenkan dengan menggerakkan cawan membentuk angka 8. 5. Didinginkan, dan disimpan di inkubator selama 6 jam -72 jam.

Setelah dilakukan penanaman dan penyimpanan dengan batas waktu yang sudah ditetapkan, kemudian dilakukan perhitungan jumlah mikroba yang tumbuh.

Perhitungan Jumlah Mikroba

Dalam melakukan perhitungan ada dua cara yaitu menggunakan coloni counter ataupun dilakukan dengan cara manual menggunakan bantuan spidol. Langkah yang diambil dalam perhitungan kali ini yaitu sebagai berikut:

1. Ambil media biakan campuran yang sudah didiamkan selama batas waktu yang sudah ditetapkan.

2. Disimpan di tempat yang datar dan terang juga steril.

3. Dilakukan perhitungan dengan hand tally counter dan di tandai dengan spidol koloni yang sudah dihitung.

(16)

12

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan 4 perlakuan yaitu sebagai berikut:

Perlakuan satu : 50 gr kertas + 1 liter air (tanpa penambahan VCO)

Perlakuan dua : 50 gr + 1 liter air + VCO (1 %)

Perlakuan tiga : 50 gr + 1 liter air + VCO (2,5 %)

Perlakuan empat : 50 gr + 1 liter air + VCO (4 %)

Hasil pengamatan setiap perlakuan yaitu sebagai berikut:

No Sampel Perlakuan Keterangan

1. Perlakuan Control Jumlah koloni > 300.

Tidak masuk dalam syarat perhitungan

2. Perlakuan 2 (VCO 1 ml) Jumlah koloni > 300.

(17)

13

3. Perlakuan 3 (VCO 2,5 ml) Jumlah koloni > 300.

Tidak masuk dalam syarat

perhitungan

4. perlakuan 4 (VCO 4 ml) Jumlah koloni > 300.

Tidak masuk dalam syarat perhitungan.

untuk ukuran koloni lebih kecil dibanding perlakuan yang lain

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan percobaan mengenai metode Total Plate Count (TPC) pada perlakuan kertas yang diberi tambahan minyak kelapa (VCO). Pada penelitian ini digunakan sampel daur ulang kertas dimana didalam kertas apalagi kertas yang dalam keadaan basah sering mudah didiami oleh bakteri ataupun mikroba. Pada penelitian kali ini, kertas daur ulang dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan hingga dari 10-1 - 10-5. Pengenceran dilakukan untuk mengurang populasi mikroba dalam cairan. Pada saat pengenceran sampel ditimbang dengan neraca analitik, agar didapat hasil yang lebih akurat. Sampel yang digunakan seberat 2 gram. Dalam setiap pengenceran, setelah dicampur, campuran divortex agar dapat tercampur rata disetiap bagian. Semua perlakuan dilakukan pengenceran hingga pengenceran ke 10-5 dan sampel pengenceran yang diambil yaitu hasil pengenceran yang ke 10-5.

Setelah itu, hasil pengenceran yang ke 10-5 dari setiap perlakuan dituangkan masing-masing perlakuan kedalam cawan petri yang berbeda. Kemudian pada cawan tersebut dituangkan media yaitu dengan menggunakan media Nutrisi Agar

(18)

14

selama ini merupakan waktu yang bagus, karena mikroba yang tumbuh akan jelas nampak perbedaannya. Setelah diinkubasi, sampel dalam cawan dihitung koloninya. Perhitungan koloni dihitung dengan manual menggunaka bantuan LUV dan spidol untuk menandai koloni yang dihitung. Prinsip alat ini (LUV) adalah untuk membantu penglihatan kita dengan memperbesar ukuran koloni dalam cawan petri dan dibantu dengan cahaya.

Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan cara paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan:

 Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.  Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus.

 Dapat digunakan untuk isolasi, dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampang spesifik (Dwidjoseputro, 2005).

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.

NA juga digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari beef extract, pepton, dan bacto agar. Kandungan

pepton dan beef ekstrak tersebut digunakan sebagai komponen yang penting bagi pertumbuhan bakteri karena kandungan protein hewaninya yang tinggi. Berdasakan komposisinya, NA termasuk ke dalam medium semisintetik, yaitu medium yang komponen dan takarannya sebagian diketahui dan sebagian lagi tidak diketahui secara pasti. Sedangkan berdasarkan fungsinya, NA termasuk ke dalam medium umum, yaitu medium yang dapat ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme.

(19)

15

Metode cawan tuang adalah metode yang simpel untuk menghitung mikroba, dimana sampel yang sesuai dengan pengenceran yang akan digunakan dituang kedalam petridish dan dicampur media NA yang kemudian jumlah koloni dalam cawan dihitung secara langsung.

Pada penelitian kali ini fungsi dari vortex adalah untuk menghomogenkan antara sampel dan media yang digunakan. Kemudian perlakuan didekatkan di lampu bunsen untuk tetap berada pada udara yang steril, kemudian setiap mulut alat gelas yang digunakan selalu dipanaskan untuk menjaga alat dan bahan yang digunakan tetap steril.

Dalam penelitian ini diamati bahwa jumlah koloni mikroba yang diperoleh dalam setiap pengenceran untuk setiap perlakuan adalah sama yaitu TBUD (tidak dapat untuk dihitung) atau > dari 300 koloni. Faktor kesalahan dari percobaan ini adalah:

 Ketidak telitian dalam menghitung jumlah koloni.

 Sampel yang digunakan ternyata terlalu lama disimpan, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri atau mikroba.

 Media yang digunakan sudah terlalu lama diluar, jadi media sudah agak memadat dan tidak rata ketika dicampurkan.

 Pengujian dalam penelitian ini, khususnya dalam waktu penyimpanan terlalu lama, sehingga tidak terlalu jelas dalam menentukan perbedaan hasil dari setiap perlakuan.

 Penyimpanan tidak disimpan dalam inkubator, karena satu dan lain hal sehingga mempengaruhi tingkat pertumbuhan mikroba akibat interaksi oksigen yang terlalu bebas.

Secara umum asal lemak jenuh yang paling aktif sebagai senyawa antibakteri adalah asam laurat (12:0), sedangkan untyuk asam lemak tidak jenuh

(20)

16

Hal ini terlihat pada perlakuan kertas dengan konsentrsi minyak kelapa yang berbeda. Semakin banyak konsentrasi minyak kelapa semakin sedikit mikroba yang dihasilkan. Maka dari itu kandungan asam laurat dalam minyak kelap dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Sehingga makin tinggi konsentrasi minyak kelapa semakin sedikit mikroorganisme yang tumbuh pada kemasan kertas daur uang tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mendaur ulang kertas guna manfaatnya sebagai kemasan pasca panen sayur dan buah. Sebelumnya penelitian untuk meningkatkan umur simpan pasca panen sayur dan buah sudah dilakukan yaitu dengan adanya pelapisan lilin pada buah (pelilinan). Pelilinan disini bertujuan untuk menjaga kualitas produk pasca panen sayur dan buah. Tetapi masih terdapat kekurangan dalam penelitian tersebut. Oleh sebab itu hasil dari pembahasan ini diharapkan menjadi dasar dilakukannya penelitian kembali untuk lebih memperbaiki hasil penelitian guna dimanfaatkan sebagai kemasan pasca panen sayuran dan buah disamping menutupi kekurangan yang penelitian sebelumnya sudah dilakukan.

(21)

17

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari penelitian pengujian Total Plate Count (TPC) dalam perlakuan daur ulang kertas ditambah minyak kelapa ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:

 Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa menggunakan mikroskop.

 Pengaruh perbedaan nyata dalam pemberian perlakuan minyak kelapa terhadap kertas daur ulang dalam mengetahui pertumbuhan mikroba pada kertas daur ulang ini masih belum terlihat jelas.

 Dalam percobaan kali ini metode yang digunakan adalah Metode Total Plate Count (TPC).

 Tujuan dari pengenceran adalah pada setiap sampel adalah untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan sehingga membantu untuk mempermudah perhitungan jumlah mikroba.

 Lamanya penyimpanan dalam inkubator mempengaruhi tingkat pertumbuhan dari mikroba yang ada.

 Semakin tinggi konsentrasi minyak kelapa semakin sedikit mikroorgansime yang tumbuh pada kemasan kertas daur ulang.

5.2Saran

 Sebaiknya dalam penelitian ini dilakukan dengan teliti dan dipetimbangkan cara pengujiannya agar hasil yang diinginkan bisa tercapai.

(22)

18

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Hadi, M. 2008. Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan dengan Memanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum). Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Jurusan Biologi FMIPA Undip : Semarang.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Margie, T., dkk. 2011. Teknik Isolasi Dan Kultur. Laboratorium Terpadu Proggram Magister Biomedik Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara : Sumatera.

Kabara, J.J. Medium-chain fatty acids and esters. In Branen, A. L. and P.M. Davidson. 1983. Antimicrobials in Foods. Marcel Dekker, Inc. New york. Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit:

Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Suhardiyono, L. 1993. Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya, Kanisius, Yogyakarta.

Santos, R. R., R.C. Laygo, and D. A. Payawal, 2005, The Antioxidant Effects of Virgin .Coconut Oil on Lipid Peroxidation. Phil J. 43:199204, http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laurat tanggal 28 Mei 2014 pukul 9:06 AM

Wahyuni, Mita Ir. 2000. Bertanam Kelapa Kopyor, Penebar Swadaya, Jakarta.

(23)

19

LAMPIRAN

Hasil TPC Screen dari karung bekas Pengepresan

Pengenceran VCO Bubur Kertas Pengeringan

Referensi

Dokumen terkait

Namun dari rerata gulma yang tumbuh menunjukkan adanya penurunan kerapatan gulma pada lahan yang diberi mulsa organik alang alang dan aksia, sedangkan pada lahan

Untuk mengetahui kelima dimensi kualitas pelayanan ( tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty ) berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan Kantor Pos

Dari hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta, sekitar 23% siswa kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta yang mempunyai

Dari dua variabel yang diteliti, yaitu ukuran perusahaan dan kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan Hal ini menunjukkan semakin

LAMPIRAN 8 SENARAI INDUK BORANG PEMERIKSAAN PEMBINAAN.. Bidang Tajuk

Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi menentukan bidang dan tingkat latihan keahlian dan kejuruan berbagai lembaga latihan, baik yang diselenggarakan oleh

Skripsi yang dibuat oleh peneliti berjudul ‘’Mengembangkan Buku Cerita Bergambar Tentang Memahami Keberagaman Karakteristik Dengan Permainan gobak sodor Untuk Siswa Kelas III

Laporan ini merupakan perwujudan dari upaya transparansi dan akuntabilitas kinerja Pengadilan Militer III-14 Denpasar selama tahun 2016, yang menggambarkan pencapaian