• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN TAWAS DARI KALENG ALUMINIUM BEKAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBUATAN TAWAS DARI KALENG ALUMINIUM BEKAS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN TAWAS DARI KALENG ALUMINIUM BEKAS

A. Tujuan

Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mempelajari pembuatan tawas

dari aluminium foil.

B. Landasan Teori

Senyawa molekular yang mengandung logam transisi blok d dan ligan disebut

senyawa koordinasi. Bilangan koordinasi ditentukan oleh ukuran atom logam pusat, jumlah

elektron d, efek sterikligan. Dikenal kompleks dengan bilangan koordinasi antara 2 dan 9.

Khususnya kompleks bilangan koordinasi 4 sampai 6 adalah yang paling stabil secara

elektronik dan secara geometri dan kompleks dengan bilangan koordinasi 4-6 yang

paling banyak dijumpai (Gambar). Kompleks dengan berbagai bilangan koordinasi

(2)

Gambar. Struktur untuk bilangan koordinasi 4-6.(Saito, 1996).

Aluminium adalah logam yang berlimpah di permukaan bumi (sekitar 7,5%

berat). Kelimpahan aluminium, yang memiliki sifat fisik dan kimia yang menarik,

dimana aluminium merupakan salah satu bahan baku industri.

Tiap tahun diproduksi berjuta-juta ton kaleng aluminium, karena tidak cepat

berkarat, sehingga jumlah limbah kaleng bekas banyak yang menimbulkan

permasalahan lingkungan. Dibutuhkan satu solusi yang nyata pada masalah ini adalah

daur ulang aluminium yang digunakan. Salah satunya adalah pembuatan tawas.

Eksperimen ini menggambarkan suatu proses recovery bahan kimia,

mengkonversi logam aluminium menjadi kalium aluminium sulfat atau tawas. Tawas

adalah suatu istilah umum yang menguraikan garam rangkap dari logam-logam

tertentu. Tawas mengkristal dari struktur oktahedral dan memiliki warna yang indah,

terutama yang mengandung logam-logam transisi d (Zaeni, 2009).

Tawas adalah garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+, M3+

(SO4)2.12H2O. M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+ atau

Co3+, tawas biasa dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat

dodekahidrat. Beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:

1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula

NaAl(SO4)2. 12H2O digunakan sebagai serbuk pengembang roti.

2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.

12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam

(3)

aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam

kalium aluminat.

2Al(s) + 2K+(aq) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) ——> 2K+(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(aq)

ion aluminium, Al(OH)4- yang bersifat ampoter jika direaksikan dengan asam

sulfat, diendapkan sebagai aluminium hidroksida, tetapi larut pada pemanasan.

2K+

(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 2H+(aq) + (SO4)2-(aq) —–> 2Al(OH)3(s) + 2K+(aq) + (SO4)2-(aq) +

2H2O(l)

2Al(OH)3

(s) + 6H+(aq) + 3(SO4)2-(aq) —–> 2Al3+(aq) + 3(SO4)2-(aq) + 6H2O(l)

jika larutan kalium aluminium sulfat dodekahidrat yang hampir jenuh didinginkan

maka akan terbentuk kristal-kristal yang berbentuk oktahedron.

3. Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium) dengan formula NH4

Al(SO4)2.12H2O digunakan sebagai acar ketimun.

4. Kalium kromium (III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium) dengan formula

KCr(SO4)2.12H2O digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan pembuat kain

tahan api. tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dokronat

dari kaliium dikromat K2Cr2O7, menjadi kromium(III) dalam larutan asam sulfat

dengan reduktor etanol, C2H5OH.

8H+

(aq) + (CrO7)2-(aq) + 3C2H5OH(aq) —–> 3CH3CHO(aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O(l).

ion sulfat dari asam sulfat dan ion kalium dari kalium dikromat bergabung dengan

ion kromium(III) membentuk kristal tawas kromium yang terbentuk oktahedron

dan berwarna violet sampai hijau gelap jika larutan yang pekat didinginkan.

K+

(4)

5. Amonium besi (III) sulfat dodekahidrat (tawas besi(II)) dengan formula

NH4Fe(SO4)2.12H2O digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil. Tawas ini

dibuat dengan mengoksidasi ion besi(II) menjadi ion besi(III) dengan asam nitrat

dalam larutan amonium sulfat.

2H+

(aq) + NO3-(aq) +Fe2+(aq) —–> Fe3+(aq) + NO2(g) + H2O(l)

ion amonium dan ion sulfat dari amonium sulfat, (NH4)SO4, mengkristalkan ion

besi(III) sebagai tawas besi(III).

NH4+

(aq) + Fe3+(aq) + 2SO42-(aq) + 12H2O(l) —–> NH4Fe(SO4)2.12H2O(c)

Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi

dengan cara penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh yang kemudian

menghasilkan kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk mendapatkan kristal

yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara

(5)
(6)

D. Prosedur Kerja

- ditimbang sebanyak 1 g

- dimasukkan dalam gelas kimia - ditambahkan larutan KOH 25 mL - disaring

- ditambahkan beberapa tetes indikator metal merah

- ditambahkan 25 mL H2SO4 6M

- dipanaskan

- dibiarkan dingin sejenak

(7)

E. Data Pengamatan

Berat kertas saring kosong = 1,03 g

Berat kertas saring + kristal = 5,05 g

Berat kristal = 4,02 g

Karena pereaksi pembatas adalah Al, maka :

Mol Al = Mol KAl(OH)4 = Mol

Berat teori = mol KAl(SO4)3 12H2O x Mr KAl(SO4)2 12H2O

(8)

= 35,076 g

Rendamen =

berat praktek

berat teori x

100%

=

3

,

35

g

35

,

076

g x

100%

(9)

F. Pembahasan

Pada percobaan kali ini akan dilakukan proses pembuatan tawas dari

potongan aluminium. Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin

perlu dikurangi dengan cara penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh yang

kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk mendapatkan

kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara

KOH akan terbentuk gelembung gas, hal tersebut menandakan terjadinya pelepasan

H2 ke udara. Larutan disaring untuk menghilangkan pengotor yang terdapat dalam

larutan kemudian residunya ditambahkan beberapa tetes indikator metil merah. Hal

ini bertujuan hanya untuk memberikan warna pada larutan. Di samping itu indikator

metil merah juga dapat menunjukkan larutan tersebut bersifat asam atau basa karena

cirri khas indikator metil merah ini berwarna kuning pada keadaan larutan basa dan

berwarna merah pada keadaan larutan asam.

Penambahan larutan H2SO4 6 M sedikit demi sedikit sampai larutan berubah

menjadi merah, penambahan H2SO4 juga akan menyebabkan Al(OH)3 membentuk

endapan putih. Fungsi H2SO4 disini akan melarutkan Al(OH)3 dengan reaksi berikut :

(10)

Kemudian larutan dipanaskan sambil diaduk perlahan-lahan sampai semua Al (OH)3

larut.

Pada percobaan ini, pengamatan menunjukkan larutan tidak menunjukkan

perubahan warna setelah penambahan indikator metil merah. Hal disebabkan

kemungkinan pada indikator yang telah rusak. Pada saat dipanaskan Al (OH)3 akan

bereaksi dengan H2SO4 sehingga terbentuk larutan aluminium sulfat.

Aluminium sulfat akan bereaksi lagi dengan K2SO4, dimana akan terbentuk

larutan kalium aluminium sulfat (KAl(SO4)3 12H2O) kemudian didinginkan dengan

menggunakan es batu agar larutan tersebut berbentuk padatan atau kristal yang

berbentuk octahedron. Berat kristal tawas yang diperoleh sebesar 3,35 g dan persen

rendamen sebesar 7,5%.

G. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan, hasil percobaan dan pembahasan yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa tawas adalah garam sulfat rangkap terhidrat yang dapat dibuat

dengan mereaksikan aluminium dengan kalium hidroksida (KOH) dalam keadaan

asam dengan menambahkan H2SO4 dengan konsentrasi tinggi akan terbentuk tawas

Referensi

Dokumen terkait

Sejak tahun 1996 sistem Fo,CJatasi-Flotasi digunakan zlntuk mengolah gula kristal merah (Rmv Sugar) menjadi gzrla nrutu tinggi (semi raJnasi) secara besar- besaran

Dari keseluruhan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa, secara teoritis maupun teknis dapat dibuktikan bahwa sangat mungkin dibuat balok kayu berukuran besar yang

Pada tahap ini peserta pelatihan mendapatkan beberapa penjelasan yang berkaitan tentang bagaimana pola yang dapat diambil untuk menghemat bahan bakar secara umum, dan membuat

Dari hasil penelitian, besar kuat tekan pada penggunaan abu ampas tebu dengan kadar 9% merupakan penambahan optimum pada mortar yang direndam larutan kapur jenuh Sedangkan dari

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan kinetika adsorpsi tawas sintetik dari kaleng bekas terhadap zat warna Rhodamin B adalah penentuan massa tawas,

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kristal CuSO 4 .5H 2 O dengan 99% yield dan ukuran kristal rata-rata 0,7 mm dapat dibuat dari tembaga bekas

Perlakuan panas selanjutnya dilakukan dengan memanaskan kembali contoh bahan larutan padat jenuh pada suhu 700 °C selama 2 jam yang diikuti pendinginan cepat dalam air.. Contoh

Misalnya minyak kelapa sawit (crude palm oil, CPO) dapat dipisahkan secara pendinginan (winterisasi) antara bagian yang banyak mengandung asam lemak jenuh (stearat) yaitu yang