KEBIJAKAN UMUM SKA
SERTA PERKEMBANGAN
FREE TRADE AGREEMENT
TERAKHIR
Dasar Hukum Penerbitan SKA
1.
INTERNASIONAL
Multilateral, Regional, Bilateral atau
Unilateral.
2.
NASIONAL
a.
Keppres Nomor 58 Tahun 1971
Penetapan Pejabat
yang Berwenang Mengeluarkan SKA (Penetapan dan
Penunjukan Mendag sebagai pejabat yang berwenang
menerbitkan SKA).
b.
Peraturan Mendag Nomor 33/M-DAG/PER/8/2010
tentang Penerbitan SKA(CO) untuk Barang Ekspor
Indonesia.
c.
Peraturan Mendag Nomor 59/M-DAG/PER/12/2010
tentang Ketentuan Penerbitan SKA(CO) untuk Barang
Ekspor Indonesia.
d.
Peraturan Mendag Nomor 60/M-DAG/PER/12/2010
tentang Instansi Penerbit SKA(CO) untuk Barang
Ekspor Indonesia.
e.
Keputusan Mendag Nomor 299/M-DAG/KEP/3/2011
tentang Penetapan Pejabat Penandatangan SKA(CO)
untuk Barang Ekspor Indonesia.
2
Jenis-jenis ska
1.
Form B
ke
Timteng wajib
dilampirkan
2.
Form TP (SKA
Non Preferensi
untuk TPT
tujuan Uni
Eropa)
3.
Form ICO (SKA
Non Preferensi
ekspor Kopi di
15 IPSKA)
ke
semua negara
4.
Form Annex 3
ekspor ke
Meksiko
1.
Form B
ke
Timteng wajib
dilampirkan
2.
Form TP (SKA
Non Preferensi
untuk TPT
tujuan Uni
Eropa)
3.
Form ICO (SKA
Non Preferensi
ekspor Kopi di
15 IPSKA)
ke
semua negara
4.
Form Annex 3
ekspor ke
Meksiko
SKA PREFERENSI
SKA PREFERENSI
SKA NON-PREFRENSI
SKA NON-PREFRENSI
1.
GENERAL SYSTEM OF PREFERENCES
(GSP)
FORM A
2.
ASEAN Free Trade Area (AFTA)
FORM
D CEPT
FORM D ATIGA
3.
ASEAN China FTA (ACFTA)
FORM E
4.
ASEAN Korea FTA (AKFTA)
FORM AK
5.
INDONESIA JAPAN ECONOMIC
PARTNERSHIP AGREEMENT (IJEPA)
FORM IJEPA
6.
GLOBAL SYSTEM OF TRADE
PREFERENCE AMONG DEVELOPING
COUNTRIES (GSTP)
FORM GSTP
7.
ASEAN Australia New Zealand
(AANZFTA)
Form AANZ
8.
ASEAN India FTA (AIFTA)
Form AI
9.
ASEAN Japan Comprehensive Economic
Partnership (AJCEP)
Form AJCEP
10. Form COA
SKA Preferensi untuk
Tembakau di 4 IPSKA
1.
GENERAL SYSTEM OF PREFERENCES
(GSP)
FORM A
2.
ASEAN Free Trade Area (AFTA)
FORM
D CEPT
FORM D ATIGA
3.
ASEAN China FTA (ACFTA)
FORM E
4.
ASEAN Korea FTA (AKFTA)
FORM AK
5.
INDONESIA JAPAN ECONOMIC
PARTNERSHIP AGREEMENT (IJEPA)
FORM IJEPA
6.
GLOBAL SYSTEM OF TRADE
PREFERENCE AMONG DEVELOPING
COUNTRIES (GSTP)
FORM GSTP
7.
ASEAN Australia New Zealand
(AANZFTA)
Form AANZ
8.
ASEAN India FTA (AIFTA)
Form AI
9.
ASEAN Japan Comprehensive Economic
Partnership (AJCEP)
Form AJCEP
10. Form COA
SKA Preferensi untuk
Tembakau di 4 IPSKA
3
SYARAT PENERBITAN SKA
1. Surat Permohonan Penerbitan SKA
2. Invoice
3. Packing List
4. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
5. original copy Bill of Lading
(B/L) atau copy AWB,
atau copy Cargo Receipt (pelabuhan darat)
6. Fotokopi PEB yang telah difatmuat oleh petugas
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai di pelabuhan
muat atau
print out
PEB yang dibuat secara PDE
dengan dilampiri NPE.
7. Perhitungan Struktur Biaya
(Cost Structure)
untuk
produk yang prosesnya mengandung bahan baku
impor
4
•
Setiap Instansi Penerbit SKA harus mempunyai Pejabat
Penandatangan SKA yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas
nama Menteri.
•
Calon Pejabat Penandatangan SKA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
–
Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan
atau Pejabat yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
mengenai Ketentuan Asal Barang (
Rules
of Origin
) dan tata cara
penerbitan Surat Keterangan Asal (
Certificate of Origin
) yang
diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan yang
dibuktikan dengan surat tanda mengikuti pendidikan dan
pelatihan; dan
–
pada saat diusulkan tidak kurang dari 1 (satu) tahun menjelang
masa pensiun.
•
Kepala Dinas atau Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
yang telah ditetapkan sebagai Pejabat Penandatangan SKA paling
sedikit bertugas selama 1 (satu) tahun kecuali dipromosikan.
•
Instansi
Penerbit
SKA
dapat
mengusulkan paling sedikit 2 (dua)
atau paling banyak 4 (empat) calon
Pejabat Penandatangan SKA, sesuai
kebutuhan
berdasarkan
jumlah
penerbitan SKA.
•
Direktur
Jenderal
menetapkan
penggantian Pejabat Penandatangan
SKA sebanyak 1 (satu) kali dalam
setahun.
Instansi Penerbit SKA
Dalam implementasinya Mendag mendelegasikan
tugasnya sebagai pejabat yang berwenang dalam
menerbitkan SKA kepada pejabat di dearah, baik
tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Kawasan
Berikat Nusantara, Badan Pengusahaan dan 4
(empat) Lembaga Tembakau.
Sebelum tahun 2010 IPSKA sendiri masih dua
kategori, yaitu IPSKA Otomasi (sebanyak 28
IPSKA) dan IPSKA Manual (sebanyak 57 IPSKA).
Namun pada tahun 2010 dengan kegiatan SKA
kami
berusaha
meningkatkan
prosedur
penerbitannya, sehingga diharapkan 57 IPSKA
Manual juga dapat menerbitkan SKA secara
elektronik.
INSTANSI PENERBIT SKA UNTUK
BARANG EKSPOR TERTENTU
•
Tekstil dan Produk Tekstil : 30
IPSKA
•
Alas Kaki : 28 IPSKA
•
Udang : 18 IPSKA
•
Kopi : 13 IPSKA
1. Komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community 2015,
periode 2010-2011
Mempersiapkan sistem penerbitan SKA secara online di 85
Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) , dimana 28
IPSKA sudah otomasi dan 57 IPSKA dalam proses.
Mempersiapkan database penerbitan SKA di 85 IPSKA yang
mempermudah proses verifikasi penerbitan SKA.
Menerapkan standar United Nation (UN)-
electronic Document
pertukaran data SKA antar Negara ASEAN melalui ASEAN
Single
Window
(ASW)
2. MoU Indonesia-Korea mengenai kerjasama verifikasi dan pertukaran
data SKA.
ALASAN PENERBITAN SKA SECARA
ELEKTONIK
Verifikasi SKA adalah proses penyelidikan
mengenai keabsahan dokumen, kebenaran
pengisian SKA, dan atau kebenaran asal
barang yang dilakukan atas permintaan
pemerintah di negara tujuan ekspor barang.
PENGERTIAN VERIFIKASI SKA
VERIFIKASI SKA
a. Keabsahan Dokumen SKA
1. Keaslian Dokumen SKA
2. Keraguan terhadap Cap SKA
•
Cap SKA yang dibuat oleh IPSKA gambar burung garuda miring
•
Ukuran huruf pada stempel yang dibuat IPSKA tidak sesuai
ketentuan
3. Keraguan terhadap Tanda Tangan Pejabat Penanda Tangan SKA
4. Kebenaran Terhadap Tata Cara Pengisian Dokumen SKA
5. Keraguan terhadap asal barang/tidak memenuhi ketentuan asal
barang (rules of origin) negara tujuan ekspor
MODUS VERIFIKASI
KENDALA IPSKA MENJAWAB
VERIFIKASI SKA
1. Perusahaan sudah tidak beroperasi (tutup) atau pindah
alamat.
2. Dokumen pendukung sudah tidak disimpan oleh IPSKA.
3. Perusahaan tidak beritikad baik untuk bekerjasama
dengan IPSKA menjawab verifikasi SKA.
4. Para pejabat IPSKA sering berganti-ganti.
5. Negara mitra dagang tidak puas dengan jawaban IPSKA.
6. Permintaan verifikasi tidak sampai ke IPSKA.
7. Kendala Bahasa.
ANTISIPASI UNTUK MENGURANGI JUMLAH
PERMINTAAN VERIFIKASI
1. Pengisian SKA harus lengkap dan mengacu kepada Rules
of Origin (ROO).
2. Komoditi yang mengunakan SKA tercakup dalam
perjanjian kerjasama perdagangan (FTA, GSP, EPA).
3. Dokumen pendukung harus lengkap, jika perlu IPSKA
dapat meminta dokumen tambahan.
4. Menunda penerbitan SKA apabila eksportir masih belum
menjawab verifikasi.
5. Jawaban verifikasi harus sesuai dengan permintaan negara
mitra dagang dan dilengkapi dengan dokumen pendukung
STEMPEL KHUSUS SKA DAN KODE DAERAH
Ukuran Pembuatan :
Lambang Garuda
Tinggi
: 1,1 Cm
Lebar Sayap kiri kanan : 1,2 Cm
Diameter lingkaran dalam
: 2,1 Cm
Diameter lingkaran luar : 2,8 Cm
Huruf
: 2 mm
Nomor Kode Daerah
: 4 mm
KETERANGAN :
Penulisan Nomor Kode Daerah IPSKA YANG diberi wewenang untuk
menerbitkan SKA ditempatkan dibawah Lambang Garuda
terdiri dari 4 (empat) digit, misalnya :
09.02 yaitu : 09 menyatakan Daerah Propinsi.
02 menyatakan Daerah Kabupten/Kota.
4 (empat) digit Nomor Kode Daerah tersebut akan bervariasi sesuai dengan
urutan Nomor Kode Daerah masing-masing.
09.02
REPUBLIC OF INDONESIA
CERTIFICATE OF ORIGIN
T
A B E L
V
E R I F I K A S I
PERMINTAAN VERIFIKASI TAHUN 2008 S/D 2010
No.
IPSKA
2008 2009 2010
TOTA
L
PERMINTAAN VERIFIKASI TH 2010 NEGARA :
1 Kab. Bekasi 55 39 173 267 Austria 2, Swedia35, Spanyol 3, Portugal 2, Perancis 3, Jerman 2, Italy 126.
2 DKI JAKARTA 197 188 122 507 Yunani 8, Swiss 2, Spanyol 30, Protugal 4, Polamdia 8, Perancis 15, Jerman 2, Japan 2, Italy 20, Irlandia 3, Inggris 7, China 1, Ceko 2 , Belgia 6, Belanda 11. 3 JAWA TIMUR 158 92 99 349 Swedia 2, Spanyol 6, Slovenia 1, Portugal 36, Perancis 7, Malta 2, Jerman 7, Italy 17, Irlandia 3, Belgia 18. 4 SUMATERA UTARA 34 20 36 90 China 1, Irlandia 1, Italy 8, Korea 22, Perancis 3, Portugal 1.
5 Jakarta Barat 45 68 30 143 Belgia 1, Checo 2, China 1, Czech 1, Hungaria 1, Italy 7, Irlandia 2, Polandia 12, Perancis 2, Thailand 1. 6 Kab. Tangerang 4 8 28 40 Belgia 1, Hungaria 1, Inggris 12, Italy 4, Jerman 3 , Portugal ,Polandia 6,
7 BALI 72 33 27 132 Belgia, 2, China 1, Italy 2,Perancis 6,Polandia 4, Protugal 2, Spanyol 7 Swiss 1,Switzerland 1, Yunani 1. 8 Kab. Cirebon 36 32 23 91 Ceko 1, Cyprus 2, Denmark 1, Italy 12, Protugal 4, Spanyol 3.
9 BP. Batam 16 60 23 99 Belgia 1, Italy 1, Inggris 8, Jerman 3, Portugal 8, Spanyol 2.
10 JAWA BARAT 93 82 22 197 Belgia 1, Cheko 2, Istambul 2, Inggris 2, Italy 1, Irlandia 2, Lithuania 2, Portugal 4, Spanyol 4, Thailand 1, Turki 1. 11 Jakarta Timur 22 24 20 66 Belgia 18, Hungaria 1, Malaysia 1.
12 JAWA TENGAH 53 53 18 124 Belgia 3, Irlandia 1, Italy 1, Jerman 2, Perancis 2, Spanyol 6, Swiss 2 ,Switzerland1.
13 Jakarta Pusat 52 112 15 179 Belanda 1, Belgia 3, Italy 2, Irlandia 1, Perancis 3, Portugal 1, Rumania1, Swiss 1, Switzerland 1, Vietnam 1 14 Kab. Gresik * - 2 14 16 Portugal 1, Italy 2, Inggris 11.
15 SULAWESI SELATAN - 2 12 14 China 9, Italy 1, Inggris 2.
16 Kota Surakarta 21 16 10 47 Italy 4, Jerman 2, Perancis 3, Spanyol 1. 17 Kab. Pasuruan* 1 2 9 12 Italy 1, Irlandia 1, Perancis 7.
18 KBN Cakung - 11 11 22 Inggris2, Irlandia 9.
19 Kab. Kerawang* 18 9 8 35 Belgia 2, Hungaria 5, Yunani 1. 20 Kota Dumai * - - 7 7 China 5, Italy 1, Rumania 1. 21 KALIMANTAN SELATAN - 2 7 9 China 1, Inggris 6.
22 Kota Tangerang * 2 2 6 10 Irlandia 2, Inggris 4. 23 Kota Cirebon* 5 5 6 16 Japan 1, Spanyol 2, Yunani 3 24 DI YOGYAKARTA 2 2 5 9 Jerman 2, Austria 1, Perancis 2. 25 Jakarta Utara 37 50 5 92 Italy 2, Greece 1, Jerman 1, Thailand 1. 26 Kab. Gianyar * - 1 5 6 Italy 2, Japan 1, Polandia 2.
27 KALIMANTAN TIMUR - 4 3 7 Inggris 2, Vietnam 1.
28 Kab. Bogor 4 2 3 9 Perancis 1, Portugal1, Spanyol 1. 29 LAMPUNG 5 5 2 12 Spanyol 1, Vietnam 1.
30 SULAWESI TENGAH - - 1 1 China 1. 31 Kota Balikpapan * - 1 1 2 Vietnam 1. 32 Kota Bekasi * 15 9 1 25 Irlandia 1. 33 NUSA TENGGARA BARAT* - - 1 1 Italy 1
TOTAL 942 931 753 2626
T A B E L
PERMINTAAN VERIFIKASI DARI TH 2008 S/D 2010
No
IPSKA
2008
2009
2010
TOTAL
1
Kab. Bekasi
55
39
173
267
2
DKI JAKARTA
197
188
122
507
3
JAWA TIMUR
158
92
99
349
4
SUMATERA UTARA
34
20
36
90
5
Jakarta Barat
45
68
30
143
6
Kab. Tangerang
4
8
28
40
7
BALI
72
33
27
132
8
Kab. Cirebon
36
32
23
91
9
BP. Batam
16
60
23
99
10
JAWA BARAT
93
82
22
197
11
Jakarta Timur
22
24
20
66
12
JAWA TENGAH
53
53
18
124
13
Jakarta Pusat
52
112
15
179
14
Kab. Gresik *
-
2
14
16
15
SULAWESI SELATAN
-
2
12
14
16
Kota Surakarta
21
16
10
47
No
IPSKA
2008
2009
2010
TOTAL
18
KBN Cakung
-
11
11
22
19
Kab. Kerawang*
18
9
8
35
20
Kota Dumai *
-
-
7
7
21
KALIMANTAN SELATAN
-
2
7
9
22
Kota Tangerang *
2
2
6
10
23
Kota Cirebon*
5
5
6
16
24
DI YOGYAKARTA
2
2
5
9
25
Jakarta Utara
37
50
5
92
26
Kab. Gianyar *
-
1
5
6
27
KALIMANTAN TIMUR
-
4
3
7
28
Kab. Bogor
4
2
3
9
29
LAMPUNG
5
5
2
12
30
SULAWESI TENGAH
-
-
1
1
31
Kota Balikpapan *
-
1
1
2
32
Kota Bekasi *
15
9
1
25
33
NUSA TENGGARA BARAT
-
-
1
1
Perkembangan terakhir tentang
Free Trade Agreement
Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan
Tahun 2011
Posisi Indonesia di dunia
1. Negara demokratis terbesar
ketiga di dunia setelah India,
USA;
2. Ekonomi terbesar di Asia
Tenggara dengan 240 juta
penduduk;
3. Pertumbuhan ekonomi tertinggi
di dunia (4,5%) setelah RRT dan
India;
4. Pendiri (dan “pemimpin”)
ASEAN;
5. Anggota G-20;
6. Anggota APEC;
7. Ketua G-33 WTO;
8. Chairmanship ASEAN 2011.
expanding to Eastern Europe
expand
ing to
Latin
Americ
a
MAIN REGIONAL
FTA’s
NAFTA
Population: 445 million
GDP: US$15.857 trillion
EU
Population: 491 million
GDP: US$ 14.38 trillion
CHINA
Population: 1.330 billion
GDP PPP: US$ 6.991 trillion
JAPAN
Population: 127 million
GDP PPP: US$ 4.29 trillion
ASEAN
Population: 575.5
million
GDP: US$ 3.431
billion
FTA Canada
– Chile 1997
FTA : Chile –
Mexico
1999
FTA : USA –
Chile 2004
FTA : USA –
Singapore
2004
FTA : USA –
Australia
2005
FTA :
Mexico –
Japan 2005
FTA : Chile –
Brunei – NZ
– Singapore
2006
MERCOSUR
Argentina, Brazil,
Paraguay, Uruguay
FTAA
(by 2005)under negotiation
NAFTA
U.S.A.,
Canada,
Mexico
SAPTA
Banglade
sh,
Bhutan,
India,
Maldives,
Nepal,
Pakistan,
Sri Lanka
China - ASEAN
FTA
ASEAN-Japan
Comprehensive
Economic
Partnership (AJCEP)
Japan-Korea FTA
(under
negotiation
)
Japan-Mexico EPA
(signed
agreement)
Japan’s Bilaterals:
•
Japan-Singapore
EPA
•
Japan-Philippines
EPA
•
Japan-Thailand EPA
•
Japan-Malaysia EPA
•
Japan-Indonesia
EPA
AFTA
Indonesia, Malaysia,
Philippines, Singapore,
Thailand, Brunei,
Vietnam, Laos, Myanmar,
Cambodia
India - ASEAN FTA
EU-MEXICO
FTA
EU
27
count
ries
ACP-EU
Countrie
s in
Africa
and the
Caribbea
n
(approx.
70
countrie
s)
Japan-Mexico
EPA
(signed
agreem
ent)
Japan-Korea-China
FTA
(under
negotiation)
Australia-New Zealand-ASEAN FTA
Korea - ASEAN FTA
MENGAPA
Free Trade Agreement
(FTA) ?
•
Lambannya penyelesaian perundingan di WTO
•
Liberalisasi di tingkat regional belum sepenuhnya
dapat menyerap kepentingan individu dari
masing-masing anggota di kawasan regional
tersebut
•
Di lain pihak pergerakan barang dan jasa semakin
meningkat sangat pesat sehingga dibutuhkan
akses pasar yang semakin cepat dan luas
•
Kebutuhan akan akses pasar yang semakin cepat
dan luas menyebabkan setiap negara mencari
terobosan baru yaitu dengan membentuk FTA
•
Menurut catatan WTO, jumlah FTA yang dilakukan
oleh negara-negara anggota WTO sebanyak 450
FTA baik secara bilateral maupun regional.
1.
ASEAN FTA (AFTA)
INA telah meratifkasi ATIGA 5Jan10
(Perpres 2/2010), dinotifkasi 22Mar10 ke ASEANSec
transisi
Form CEPT ke Form ATIGA 10 Mei s/d 13Nov10
mulai
14Nov10 harus pakai ATIGA
2.
ASEAN CHINA FTA (ACFTA)
Revisi ROO tunggu kesepakatan
menteri-Menteri Perdagangan (ekonomi) sekitar akhir
Nov10
sekitar awal tahun 2011
selesai direvisi dan mulai
berlaku format baru
3.
ASEAN Australia New Zealand FTA (AANZFTA)
status:
Belum Berlaku
! MENUNGGU RATIFIKASI PRESIDEN & PMK
4.
ASEAN India FTA (AIFTA)
status:
OK
! sudah diratifkasi Pres
No 40/2010 (15Jun10)
PMK No.144/2010 (24Agust10)
berlaku 01okt10
5.
ASEAN Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP)
Status:
Belum Berlaku
!
Perpres No. 50/09
(19nov10)
TUNGGU PerMenkeu (PMK)
Free trade agreements updates
1. Apakah produk yang akan diekspor mendapat
preferensi (keringanan bea masuk) di negara
tujuan ekspor?
2. Periksa aturan ROO dan status
originating
product
yang akan diekspor, dengan cara
perhitungan RVC (
Regional Value Content
) atau
CTC (
change in tarif classifcation).
3. Memenuhi prinsip
Direct Consignment
4. Periksa PSR (
Product Specifc Rules)
dari skema
FTA yang ada.
5. Ajukan permohonan penerbitan SKA kepada
Instansi Penerbit SKA.
6. Silakan lihat lebih jauh di
www.aseansec.org
PROSEDUR “
EKSPORTASI”
DENGAN SKA
Grafk Peningkatan Realisasi Pemanfaatan SKA ke Mitra
FTA/EPA
63.1 40.4 23.2 37.6 40.5 32.3 -20.7 16.0 4.0 26.8 -10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.02007 2008 2009 2010
(%
)
Pangsa Nilai SKA terhadap ekspor Non Migas
AKFTA ACFTA AFTA IJEPA Total AIFTA
Catatan: Jumlah SKA dalam rangka AIFTA sebanyak 1013, dengan nilai US$ 452 juta
2007 2008 2009 2010 AKFTA 4,262 22,937 27,210 28,622 ACFTA 19,491 89,095 97,793 24,235 AFTA 2,332 11,604 16,606 103,334 IJEPA - 16,228 46,275 48,571 AIFTA - - - 1,013 Total 26,085 139,864 187,884 205,775
-50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 To ta l Ju m la h SK A
Total Jumlah SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA
2007 2008 2009 2010 AKFTA 343 2,942 1,603 2,776 ACFTA 204 1,804 2,607 5,287 AFTA 1,360 9,434 6,417 8,710 IJEPA 0 1,705 2,479 2,642 AIFTA 0 - 0.0 452 Total 1,907 15,884 13,106 19,867
0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 U S$ ju ta
Nilai SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA
Grafk Eksportir yaang Memanfaatkan SKA
Preferensi FTA Tahun 2010
PMA 26% PMDN
74%
Eksportir yaang Memanfaatkan SKA Preferensi ACFTA
Berdasarkan Jenis Perusahaan
Besar 48.6% Sedang 45.7% Mikro, 2.9%Kecil, 2.9%
Besar 24.5% Sedang 36.3% Mikro, 3.9% Kecil, 35.3%
PMA 28% PMDN
72%
Eksportir yaang Memanfaatkan SKA Preferensi IJEPA
Berdasarkan Jenis Perusahaan
Besar 65.5% Sedang 31.9% Kecil, 2.5%
Besar 13.5% Sedang 54.1% Mikro, 2.3% Kecil, 30.0%
Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5
Building II, 1
stFloor
Jakarta 10110
Tel
: +62-21-385 8171 ext. 1161
Fax
: +62-21-345 0071
Email : ditfas3@yahoo.com
Web site
: www.depdag.go.id – Link – ditjen Kerjasama perdagangan
internasional
Terima kasih