• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Open Sky Asean 2015 Dan Regulasinya Terhadap Penerbangan Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Open Sky Asean 2015 Dan Regulasinya Terhadap Penerbangan Di Indonesia"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

22

BAB II

PELAKSANAAN PERJANJIAN OPEN SKY ASEAN 2015

A. Association of South East Asia Nation (ASEAN) 1) Sejarah ASEAN

Association of South East Asia Nations atau disebut sebagai ASEAN merupakan suatu organisasi internasional yang mana didirikan oleh

5 negara pendiri yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan

Thailand. Perjanjian tersebut di sahkan di Bangkok, Thailand pada tanggal 8

Agustus 1967 yang mana pada saat itu ditandatangani oleh Menteri Luar

negeri masing-masing negara yaitu :

Menteri Luar Negeri Indonesia : Adam Malik

Menteri Luar Negeri Filipina : Narsisco Ramos

Wakil Perdana Menteri Malaysia : Tun Abdul Razak

Menteri Luar Negeri Singapura : Sinatambi Rajaratnam

Menteri Luar Negeri Thailand : Thanat Koman

Negara-negara yang menandatangani Deklarasi Bangkok akan

secara resmi langsung menjadi anggota ASEAN. Adapun isi dari Deklarasi

Bangkok tersebut adalah :

1. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional di setiap negara

2. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan

kebudayaan di kawasan Asia Tenggara

3. Memelihara kerja sama yang baik diantara organisasi regional maupun

(2)

23

4. Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan dan penelitian

di kawasan Asia Tenggara

5. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan

bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan

administrasi

Pada tanggal 7 Januari 1984, Brunei Darussalam memutuskan

untuk bergabung menjadi anggota ASEAN yang mana menjadi anggota

ASEAN pertama diluar dari negara pendiri (Indonesia, Thailand,

Singapura, Malaysia, dan Filipina). Sebelas tahun kemudian, Vietnam

memutuskan bergabung menjadi anggota ASEAN yang mana menjadi

anggota ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Myanmar dan Laos kemudian

menyusul menjadi anggota ASEAN dua tahun kemudian pada tanggal 23

Juli 1997. Pada tanggal 16 Desember 1998, ASEAN kembali menerima

anggota baru yaitu Kamboja. Rencana Kamboja untuk bergabung dengan

ASEAN sempat ditunda karena adanya masalah politik internal yang

terjadi di negara Kamboja. Setelah kesemua negara di Asia Tenggara telah

bergabung dengan ASEAN, Timor Leste, yang tak lain merupakan

pecahan dari Indonesia memutuskan untuk bergabung di dalam ASEAN

walaupun keanggotaannya belum terpenuhi sepenuhnya9

9

(3)

24

2) Pengertian ASEAN

Dari segi geografis, negara-negara Asia Tenggara terletak di antara

2 benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan terletak di antara 2

samudera, yaitu samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan letak

yang demikian itu maka negara-negra Asia Tenggara merupakan suatu

daerah regional yang mudah saling mengadakan hubungan10. Association of Southeast Asia Nations atau yang sering disebut sebagai ASEAN merupakan suatu Organisasi Internasional antar negara asia tenggara yang

mencakup masalah politik, budaya dan ekonomi yang didirikan di

Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 yang didasarkan oleh Deklarasi

Bangkok dimana mencakup Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan

Thailand. Yang setelahnya terdapat negara-negara lain yang kemudian

bergabung kedalam ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Vietnam,

Myanmar, Laos, dan Kamboja. ASEAN meliputi wilayah daratan seluas

4.46 juta km² atau setara dengan 3% total luas daratan di

memiliki populasi yang mendekati angka 600 juta orang atau setara

dengan 8.8% total populasi dunia. Luas wilayah laut ASEAN tiga kali

lipat dari luas wilayah daratan. Organisasi ini didirikan dengan maksud

untuk memajukan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan

sosial, pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan

perdamaian dan stabilitas di tingkat regionalnya, serta meningkatkan

10

Sejarah berdirinya ASEAN dan tujuannya, sebagaimana dimuat di dalam

(4)

25

kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan

damai11

1. Menghormati kemerdakaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah

nasional, dan identitas nasional setiap negara .

Adapun pada dasarnya ASEAN mempunyai Prinsip-prinsip

sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 2 ayat (2) Piagam ASEAN yang mana sebagai berikut :

2. Adanya kerja sama efektif setiap negara anggot

3. Tidak mencampuri urusan internal negara sesama anggota

4. Menjunjung tinggi Piagam PBB dan Hukum Internasional termasuk

hukum Humaniter Internasional yang disetujui oleh negara sesama

anggota

5. Menolak penggunaan kekuatan yang dapat mematikanyang mana tidak

tercantum di dalam Hukum Internasional

6. Kepatuhan terhadap aturan hukum, tata pemerintahan yang baik,

prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional

7. Sentralitas ASEAN dalam hubungan politik, ekonomi, sosial dan budaya

eksternal sambil tetap aktif terlibat, berwawasan ke luar, inklusif dan tidak

diskriminatif

8. Penyelesaian perbedaan ataupun perdebatan dengan cara damai antar

sesama anggota

11

(5)

26

9. Berbagi komitmen dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan

perdamaian, keamanan dan kemakmuran regional

10.Menghormati perbedaan budaya, bahasa dan agama dari masyarakat

ASEAN, sementara menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat

persatuan dalam keanekaragaman

ASEAN sebagai Organisasi Internasional mempunyai tujuan

sebagai berikut :

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya di

kawasan Asia Tenggara

2. Memajukan perdamaian dan stabilitas regional Asia Tenggara

3. Memajukan kerjasama dan saling mambantu kepentingan bersama

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Memajukan kerja sama di bidang pertanian, industri, perdagangan,

pengangkutan, dan komunikasi

5. Memajukan penelitian bersama mengenai masalah-masalah di Asia

Tenggara

6. Memeliahara kerjasama yang lebih erat dengan Organisasi Internasional

dan Regional

7. Memberikan bantuan di dalam sektor pendidikan, ekonomi,pertanian,

profesi, teknik dan administrasi

Dalam perjalanan ASEAN sejak dibentuknya 8 Agustus 1967

hingga pada saat ini, negara ASEAN sudah memiliki 392 perjanjian hukum

(6)

27

sendiri telah mempunyai legal personality yang dapat diartikan sebagai

suatu kesepakatan antar negara ASEAN yang berisi :

1. Menghormati prinsip-prinsip territorial, kedaulatan integritas, non

interverensim dan identitas nasional anggota ASEAN

2. Menegakkan Hukum Internasional sehubungan dengan hak asasi

manusia, keadilan sosial dan perdagangan multilateral

3. Mendorong integrasi regional perdagangan

4. Menekankan sentralitas ASEAN dalam kerjasama di dalam ringkup

regional

5. Peningkatan jumlah KTT (Konverensi Tingkat Tinggi) ASEAN

menjadi dua kali dalam setahun dan kemampuan untuk menangani

situasi darurat

6. Pengembangan hubungan eksternal ramah dam posisi dengan PBB

(seperti Uni Eropa)

7. Penunjukan Perwakilan Sekretaris Jendral dan Tetap ASEAN

8. Pembentukan badan hak asasi manusia dan mekanisme sengketa yang

belum terselesaikan, yang mana akan diputuskan di puncak ASEAN

9. Penggunaan bendera ASEAN, lagu kebangsaan, lambang dan perayaan

hari ASEAN yang mana jatuh pada tanggal 8 Agustus

10.Menekankan sentralitas ASEAN dalam kerja sama regional12

12

(7)

28

3) Bentuk-bentuk Kerjasama ASEAN

ASEAN sendiri sebagai suatu organisasi tentunya mempunyai

bentuk-bentuk kerja sama yang harus dilakukan guna mencapai

terselenggaranya tujuan dan prinsip-prinsip dari ASEAN itu sendiri.

Bentuk-bentuk kerjasama ASEAN antar negara antara lain di dalam

bidang Ekonomi, Sosial-Budaya, dan Politik.

a. Bidang Ekonomi

Kerjasama ekonomi sebagaimana yang diamanatkan oleh Deklarasi

Bangkok adalah tulang punggung kerjasama ASEAN. Oleh sebab itu,

tidak heran bahwa kemajuan ASEAN seringkali diukur dari kemajuan

ekonominya13. ASEAN juga telah menandatangani ASEAN PTA

(Prefential Tranding Arrangement) yaitu pengaturan dagang presensial pada tanggal 24 February 1977 di Manila14

1. Mempromosikan produk-produk usaha sesama ASEAN, Investasi

usaha di beberapa negara ASEAN dan mengembangkan pariwisata

yang dibangun para anggota ASEAN

. Didalam bidang ekonomi

ini sendiri membahas mengenai usaha ASEAN untuk menciptakan

perdagangan yang saling menguntungkan antar negara anggota yang

mana direalisasikan dalam bentuk :

2. Menyediakan cadangan pangan terutama beras untuk para anggota

ASEAN

13

M.Sabir, Op.Cit, hal 90

14

(8)

29

3. Membangun proyek-proyek industri ASEAN seperti proyek Pabrik

pupuk urea ammonia di Indonesia dan Malaysia, Pabrik Industri

Tembaga di Singapura dan Superfosfor di Thailand15

b. Bidang Sosial-Budaya

Bidang non-politik dan non-ekonomi ini sering pula disebut bidang

fungsional dan dalam Deklarasi ASEAN yang mana bidang ini sama

derajatnya dengan bidang ekonomi.

Semula kerjasama Sosial-Budaya dan penerangan dikelola oleh

Panitia Tetap mengenai Kegiatan-kegiatan Sosial-Budaya yang

dibentuk di Manila pada tanggal 5 Januari 1972 dengan pokok acuan :

1. Mempertimbangkan dan menganjurkan untuk menyelenggarakan

proyek sosial kemanusiaan seperti kesejahteraan sosial,

pengawasan terhadap penyalahgunaan narkotika, dan kerjasama

menanggulangi bencana alam16

2. Pertukaran pelajar antar anggota ASEAN, Pemberantasan buta

huruf, dan mengadakan kongres pemuda ASEAN17

3. Membantu melestarikan pengembangan warisan seni-budaya

negara-negara anggota dan organisasi pelayanannya diberbagai

kegiatan dan media masa ASEAN18

15

Macam-macam bentuk kerjasama ASEAN, sebagaimana dimuat dalam http://www.anneahira.com/kerjasama-asean.htm yang mana telah diakses pada tanggal 16 Maret 2015

16

M. Sabir , Op.Cit, hal 102-103

17

Macam-macam bentuk kerjasama ASEAN, sebagaimana dimuat dalam http://www.anneahira.com/kerjasama-asean.htm yang mana telah diakses pada tanggal 16 Maret 2015

18

(9)

30

c. Bidang Politik

Seperti tercantum dalam Deklarasi Bangkok, kerjasama regional

ASEAN hanya dititikberatkan pada bidang ekonomi dan sosial budaya

saja, namun dalam kenyataannya tidak dapat dipungkiri bahwa bidang

politik berkembang sedemikan rupa. Hal ini dengan mudah dapat

dimengerti mengingat bahwa politik mempunyai hubungan yang erat

dengan ekonomi19. Di dalam bidang politik ini para anggota ASEAN

sepakat jika terjadi suatu permasalahan di antara negara-negara

anggota , maka akan diselesaiakan melalui meja perundingan. Para

anggota ASEAN juga sepakat bahwa kawasan Asia Tenggara bebas

dari senjata nuklir20 atau disebut sebagai SEANWFZ (South East Asian Nuclear Weapon Free Zone), dan salah satu prestasi yang cukup penting dari ASEAN adalah lahirnya Deklarasi ZOPFAN (Zona Of Peace, Freedom, And Neutrality) dicanangkan tanggal 27 November 1971. ASEAN akan mengusahakan pengakuan dan penghormatan

wilayah Asia Tenggara sebagai zona bebas dan netral dari kekuasaan

luar dan memperluas kerjasama dengan penuh solidaritas21.

19Ibid

, hal 113

20

Bentuk Kerjasama ASEAN, sebagaimana dimuat dalam http://www.binasyifa.com/929/57/27/bentuk-kerjasama-asean.htm yang diakses pada tanggal 16 Maret 2015

21

(10)

31

B. Open Sky Policy

Pada kenyataannya Open Sky bukan merupakan suatu target yang baru dalam ruang lingkup ASEAN. Pada Desember 1995, para pemimpin

ASEAN bertemu di Bangkok bertepatan dengan berlangsungnya the Fifth

Summit dan memutuskan untuk memasukkan perkembangan terhadap

Open Sky dalam the Plan of Action for Transport and Communication

(1994-1996). Selama pertemuan pertama yang diselenggarakan di Bali

pada tahun yang sama, the ASEAN Transport Minister setuju untuk melakukan kerjasama dalam the Development of a Competitive Air Transport Services Policy yang mana menjadi tahap awal menuju Open Sky policy di ASEAN. Open Sky secara spesifik merupakan :

a. Perkembangan peraturan liberalisasi terhadap layanan angkutan udara

b. Penerapan liberalisasi dan pengaturan layanan udara yang lebih

fleksibel, khususnya pada sub-regional ASEAN

(Indonesia-Brunei-Malaysia-Filipina) dan East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA)

yaitu Laos, Myanmar, Kambodia, dan Vietnam22

1) Pengertian Open Sky

.

Open Sky sendiri diartikan sebagai suatu kesepakatan Langit terbuka yang mana merupakan bentuk liberalisasi atas peraturan dan

regulasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, khususnya

penerbangan komersil dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan

22

(11)

32

pasar bebas dalam industri penerbangan23. Open Sky sendiri secara prakteknya tidak benar-benar dikatakan sebagai langit terbuka, bahkan

bagi maskapai yang bertempat di negara anggota ASEAN sekalipun

karna pada kebijakan ini tidak dicantumkan mengenai kebebasan ke

tujuh, ke delapan dan kesembilan. ASEAN Open Sky tidaklah dapat sebebas pasar penerbangan tunggal di Uni Eropa tetapi setidaknya

akan lebih bebas jika dibandingkan dengan perjanjian bilateral maupun

perjanjian lainnya yang kini tengah diterapkan dalam maskapai

penerbangan ASEAN24. Sebelumnya, Indonesia pernah menerapkan

kebijakan Open Sky pada bulan Januari 2005 dimana bertujuan untuk mempermudah pengiriman bantuan dan misi kemanusiaan pasca

bencana Tsunami di Aceh yang mana kebijakan tersebut

memungkinkan penerbangan langsung ke bandara tujuan, sebagai

contoh misalnya Singapore Airlines bisa terbang langsung pada rute

Jakarta-Bangkok, atau Garuda Indonesia Airlines bisa terbang

langsung Kuala Lumpur-Singapura25

Dalam konteks ini, Open Sky policy sendiri akan diterapkan di dalam ruang lingkup ASEAN yang mana kesepakatan ini telah

ditandatangani oleh 10 kepala negara ASEAN pada Bali Concord II

yang dideklarasikan dalam KTT (Konverensi Tingkat Tinggi) ASEAN .

23

Open Skies, sebagaimana dimuat didalam http://en.wikipedia.org/wiki/Open_skies yang diakses pada tanggal 19 Maret 2015

24

Prakarsa Infrastruktur Indonesia, Jurnal Prakarsa Infrastruktur Indonesia, hal.19

25

(12)

33

pada tahun 2003. Pokok tujuan Open Sky ASEAN adalah untuk membuka wilayah udara antar negara sesama anggota ASEAN, dan

setelah diberlakukan maka ASEAN Open Sky akan membebaskan maskapai, pengelola bandar udara, pengatur penerbangan di darat

(ground handling), hingga pengatur lalu lintas penerbangan untuk bebas berusaha dan berekspansi. Tahap-tahap menuju Open Sky ASEAN

itu sendiri telah dilakukan sejak 2008, diantaranya telah dihapuskannya

hambatan penerbangan antar ibukota negara ASEAN, yang mana telah

diterapkan dalam Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT)

yang telah melakukan kerjasama liberal. Selanjutnya, liberalisasi yang

sama dijalankan tahun 2009 pada hak angkut kargo, diikuti kemudian

hak angkut penumpang tahun 2010 dengan puncaknya pada ASEAN

Single Aviation Market tahun 2015. Liberalisasi angkutan penerbangan ini tertuang dalam The ASEAN Air Transport Working Group, “The Roadmap for the Integration of ASEAN: Competitive Air Services Policy26. Open Sky akan menjadi komponen yang sangat penting

terhadap integrasi ekonomi secara keseluruhan mengingat bahwa

angkutan udara sangat penting khususnya untuk komunikasi bisnis

yang mana memungkinkan kegiatan perdagangan dan investasi. Open Sky juga mengarah kepada kompetensi di bidang industri penerbangan yang mempunyai potensi yang sangat penting di bidang ekspor27

26

Indonesia menghadapi ASEAN Open Sky 2015, sebagaimana dimuat dalam http://membunuhindonesia.net/2015/01/indonesia-menghadapi-asean-open-sky-2015/ yang diakses pada tanggal 22 Maret 2015

27

Peter Forsyth dan John King, dkk, Loc.Cit

(13)

34

memungkinkan adanya pertambahan jasa penerbangan dalam konteks

internasional dan juga menciptakan peluang bisnis terhadap

perusahaan pengangkutan udara. Di dalam perjanjian Open Sky

biasanya mengandung beberapa ketentuan yaitu :

1. Kompetisi Pasar Bebas

Yang mana biasanya di tandai dengan dibebaskannya

pembatasan-pembatasan yang berkaitan dengan rute, jumlah,

kapasitas, jenis, frekuensi atas pesawat yang akan beroperasi.

2. Harga Ditentukan oleh kebutuhan Pasar

Perjanjian Open Sky membebaskan perusahaan pengangkutan penerbangan memfleksibelkan harga sesuai dengan pasar.

3. Berkompetisi secara setara dan adil

Yang mana mencakup di dalam perjanjian bahwasanya, misalnya,

perusahaan pengangkutan diizinkan untuk membuka kantor

pemasaran di negara yang mana telah menandatangani perjanjian.

4. Kerjasama dalam bidang pemasaran

Biasanya perusahaan pengangkutan diizinkan untuk ikut serta

dalam kerjasama di bidang pemasaran dan perjanjian sewa atas

pesawat dari negara yang menjadi pihak dalam perjanjian tersebut

5. Penyelesaian atas perselisihan

Perjanjian Open Sky mengikutsertakan prosedur-prosedur pernyelesaian perselisihan maupun perbedaan yang mungkin akan

(14)

35

6. Liberal Charter Agreement

Dalam perjanjian Open Sky memuat adanya ketentuan yang membebaskan pasar bebas

7. Keselamatan dan keamanan

Dalam hal ini pemerintah atas negara yang bersangkutan sepakat

untuk lebih memperhatikan tingkat keamanan dan keselamatan

penerbangan

8. Hak pilihan terhadap Cargo

Dalam perjanjian Open Sky memuat bahwa pesawat negara anggota yang membawa muatan/kargo diperbolehkan untuk

mengoperasikan layanan muatan/kargo murni antara negara

anggota lain dan negara ketiga tanpa harus berhenti di negara asal

muatan/kargo28

2) Bentuk Kerjasama Open Sky di berbagai negara .

Open Sky yang diartikan sebagai sebuah kebijakan liberal terhadap penerbangan nyatanya telah diterapkan di beberapa

negara. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya kurang lebih dua puluh

lima tahun belakangan ini Open Sky policy telah membuat banyak perubahan terhadap peraturan penerbangan. Open Sky sendiri dapat dilakukan melalui hubungan bilateral maupun multilateral.

28Ibid

(15)

36

Beberapa negara telah menerapkan kebijakan Open Sky, yaitu: 29

1. Pesawat Cananda dan US bebas melewati cross-border services (tanpa ada pembatasan ukuran, kapasitas, frekuensi atas pesawat)

US-CANADA

Setelah mengikuti kebijakan konservatif pada tahun 1980

dan awal 1990, Canada mengadopsi kebijakan penerbangan

internasional yang baru pada tahun 1994. Kebijakan tersebut

berusaha memberikan konsumen pilihan yang lebih baik dengan

cara melakukan pendekatan “use it or lose it” kepada Canadian International Route Right dan dengan cara memfasilitasi akses perusahaan pengangkutan asing kedalam pasar Canada.

Kebijakan Open Sky diberlakukan terhadap Canada dan United States (US) pada tahun 1995 awal yang mana mempunyai

beberapa ketentuan yaitu :

2. Perjanjian 1995 menyediakan perusahaan penerbangan Canada

tempat terbatas di bandara Chicago (O’Hare) and New York

(La Guardia).

3. Proses untuk menyetujui bahwa tarif Canada-US telah

diliberalisasi

29

(16)

37

4. Pesawat Cananda dan US bebas melewati cross-border cargo services

Diikuti dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, lalu

lintas udara Canada dan US meningkat, pada tahun 1994

penumpang mencapai 13,6 juta dan di tahun 1999 penumpang

mengingkat menjadi mendekati 20 juta penumpang.

Australia dan New Zealand telah membentuk kebijakan

penerbangan regional pada tahun 1990. Hal ini di artikan bahwa

pesawat dari kedua negara dapat beroperasi tanpa hambatan

walaupun pembatasan hak masih berlaku. AUSTRALIA-NEW ZEALAND

Pergerakan yang paling cepat terhadap Open Skies telah

terlebih dahulu dicapai di Eropa. Sebelum kebijakan liberal, Eropa

telah memiliki kebijakan transportasi udara sendiri (air transport policy). Kebijakan ini dikemas dalam Bilateral Air Service Agreement antar masing-masing negara. Dalam kebijakan ini, terdapat ruang lingkup yang terbatas untuk berkompetensi dalam

beberapa rute, dan rute-rute ini didominasi oleh rute berjadwal

yang telah ditunjuk. Dalam lima tahun pertama penerbangan Eropa

menunjukkan kemajuaannya meskipun tidak besar.

(17)

38

Dalam 30 tahun belakangan ini, Amerika pada

kenyataannya telah manandatangani lebih dari 100 perjanjian Open Sky yang bertujuan untuk menghilangkan pembatasan terhadap penerbangan yang mana dilihat menguntungkan oleh Amerika

dalam bidang pariwisata karena dapat menurunkan tarif

penerbangan dan meningkatkan pelayanan

AMERICAN OPEN SKIES

30

Suatu langkah besar dilakukan oleh negara Belanda yang

mana pada tahun 1992, Belanda menandatangani perjanjian Open Sky dengan Amerika secara bilateral meskipun otoritas Uni Eropa mengemukakan keberatan atas tindakan Belanda tersebut

.

Amerika sendiri telah mengikuti perjanjian Open Sky sejak tahun 1979 dan pada tahun 1982, Amerika menandatangani 23

perjanjian penerbangan bilateral khususnya dengan negara-negara

yang lebih kecil yang mana pada tahun 1990 diikuti oleh

ditandatanganinya perjanjian tersebut dengan beberapa negara

Eropa secara individu.

31

30

Airlines Against Open Skies, sebagimana dimuat dalam http:// www.nytimes.com /2015/02/17/opinion/airlines-against-open-skies.html?_r=0 yang diakses pada tanggal 24 Maret 2015

.

Dengan seiring berjalannya waktu maka pada tanggal 30 April

2007, Amerika menandatangani Open Sky Agreement dengan Uni-Eropa yang mana dilangsungkan di Washington DC, dan perjanjian

tersebut mulai berjalan efektif pada tanggal 30 Maret 2008 yang

31

Open Skies Agreement, sebagaimana dimuat dalam

(18)

39

mana perjanjian ini mengganti perjanjian lama terhadap Amerika

dengan negara-negara individu Eropa32

1. Pada tahun 2001 dalam Multilateral Agreement on Liberalization of International Air Transportation (MALIAT) dengan Selandia Baru, Singapura, Brunei, dan Chili yang mana

juga diikuti oleh Tonga, Mongolia dan Samoa.

. Amerika juga telah

menegosiasikan 2 buah perjanjian multilateral yaitu :

2. Pada tahun 2007 dalam Air Transport Agreement with European Community dan 27 negara anggotanya33

Dilihat dari keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari

perjanjian Open Sky diatas, hal tersebut tak luput dari sisi negatifnya. Terkadang ada beberapa negara yang tidak sanggup

untuk menjalankan peraturan tersebut dengan optimal. Salah

satunya dapat dilihat dari kasus Open Sky yang diterapkan di Canada dan US, bahwa pada kenyataannya Canada sendiri

kewalahan untuk menyaingi pesawat terbang milik US yang mana

sudah pasti lebih mempunyai kemampuan daya saing yang lebih

tinggi. Hasilnya, kebangkrutan pun melanda Canada karna

dianggap tidak dapat menyaingi US.

32

EU–US Open Skies Agreement, sebagaimana dimuat dalam http:// en.wikipedia. org/wiki/EU%E2%80%93US_Open_Skies_Agreement yang diakses pada tanggal 23 Maret 2015

33

(19)

40

C. Prosedur mengenai Freedom of the Air

Freedom of the Air atau sering disebut sebagai Hak kebebasan

berudara dapat diartikan dengan peraturan terhadap penerbangan sipil yang

mana memberikan hak istimewa terhadap perusahaan penerbangan di

suatu negara untuk mendarat dan melewati ruang udara negara lain. Hal ini

disebutkan didalam Konvensi Paris 1919 Pasal 15 paragraf 1 yang

menyebutkan :

“Every aircraft of contracting state has the right to across the airspace of another state without landing. In this case it shall follows the routes fixed by the state over which the flight takes place. However, for reason of national security, it will be obliged to land if ordered to do so by means of the signals provided in annex d34

1. 1st Freedom of the Air

Hak suatu penerbangan baik berjadwal maupun tidak berjadwal

untuk terbang/melintasi wilayah negara lain tanpa mendarat. Misalnya,

Toronto-Mexico City terbang dengan pesawat Canada melintasi Amerika

Serikat

34

(20)

41

2. 2nd Freedom of the Air

Hak suatu penerbangan baik berjadwal maupun tidak berjadwal

untuk melintasi wilayah negara lain ( C ) . Apabila ada keadaan tertentu

yang mendesak, maka penerbangan tersebut dapat mendarat di negara

kedua (B) tanpa mengangkut ataupun menurunkan penumpang maupun

barang. Keadaan mendesak yang dimaksud disini misalnya pesawat

kehabisan bahan bakar atau mengalami gangguan.

3. 3rd Freedom of the Air

Hak suatu penerbangan untuk mengangkut penumpang dengan

tujuan negara pertama yang mana berasal dari negara pesawat itu sendiri.

4. 4th Freedom of the Air

Hak suatu penerbangan untuk mengangkut penumpang dari negara

(21)

42

5. 5th Freedom of the Air

Hak suatu penerbangan untuk mengangkut penumpang maupun

barang dari negara pertama menuju negara ketiga dengan persetujuan

negara kedua. Misalnya, Garuda Indonesia mengangkut

barang/penumpang dari Malaysia menuju Thailand.

6. 6th Freedom of the Air

Hak suatu penerbangan untuk mengangkut penumpang ke negara

ketiga dengan menggunakan negara asalnya sebagai titik transit

penerbangan.

(22)

43

Hak suatu penerbangan untuk mengangkut penumpang maupun

barang atar dua negara di luar dari negara asalnya.

8. 8th Freedom of the Air

Hak suatu pesawat asing untuk mengangkut penumpang, surat,

dan kargo di dalam ruang lingkup domestic antar kota pada negara kedua.

Pada dasarnya, secara teoritis Freedom of the Air meliput 8 hak. Tetapi pada praktiknya hanya 5 hak saja yang sering diterapkan sehingga lebih

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ekspresi protein dan mRNA RNA2 penyandi coat protein (CP) virus viral nervous necrosis (VNN) yang dikendalikan oleh dua

Dijelaskan bahwa ada beberapa kemungkinan sumber dari suatu perubahan bahasa, yaitu kegagalan seorang individu dalam membedakan dua bunyi sehingga terjadilah merger ketika

Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dibutuhkan sistem yaitu aplikasi portal tempat kost se-Kabupaten Kudus yang diharapkan memberi informasi tempat kost tentang lokasi,

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar biologi siswa kelas VII SMP Islam 4-5 Tambakboyo pada materi

dalam Pasal 8 PMK Nomor 17/PMK.03/2013, kedua, secara eksternal seperti pencapaian rencana penerimaan pajak dari kegiatan pemeriksaan seharusnya bukan target utama,

Dengan diselesaikannya Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi Bengkulu 2Ol5-2O19, maka selanjutnya seluruh kebijakan yang telah

Variabel yang menjadi fokus penelitian adalah tangga kebakaran, pintu kebakaran dan akses jalan keluar beserta perlengkapannya.Berdasarkan hasil penelitian, tingkat keandalan

8 | Husein Tampomas, Soal dan Solusi Try Out Matematika SMA IPS Dinas Kabupaten Bogor,