BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 RFID (Radio Frequency Identification)
Radio Frequency Identification (RFID) adalah suatu metode identifikasi secara
otomatis (automatic Identification sistem) dengan proses transfer data yang tidak
bersentuhan antara peralatan yang memuat data dengan pembacanya
(pengidentifikasinya), sehingga lebih fleksibel. Radio Frequency Identification (RFID)
adalah proses identifikasi suatu objek dengan menggunakan frequensi transmisi radio.
Frequensi radio digunakan untuk membaca informasi dari sebuah device kecil yang
disebut Tag atau transponder (Transmitter dan Responder) pada frequensi yang sama
antara pembaca dan transponder(Tag).
Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang
kompatibel, yaitu pembaca RFID (RFID Reader). Teknologi RFID mudah digunakan
dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID dapat disediakan dalam device yang
hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak
memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat
berfungsi pada berbagai kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data
yang tinggi.
Frekuensi yang dialokasikan untuk RFID dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. LF (Low Frequency), bekerja pada frekuensi 125 KHz – 134 Khz.
3. UHF (Ultra High Frequency), bekerja pada frekuensi 868 MHz – 956 MHz.
4. Microwave, bekerja pada frekuensi 2,45 GHz.
2.1.1 RFID Tag
Sebuah tag RFID atau transponder (Transmitter dan Responder) terdiri atas
sebuah mikrochip dan sebuah antena. Chip mikro itu dapat berukuran sekecil butir pasir,
seukuran 0.4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi
lainnya. Pada Tag tersebut terdiri dari suatu Integrated circuit dan sebuah coupling
divice. Integrated circuit berfungsi menyimpan sebuah data khusus identifikasi dari
suatu tag, sedangkan coupling device merupakan suatu interface dari RFID reader.
RFID transponder coil merupakan suatu elemen dari coupling device yang berfungsi
sebagai transmitting antena.
Agar RFID Tag (transponder) dapat mengirimkan data identifikasi kepada
reader, transponder perlu mendapat energi dari reader tersebut. Adapun gambar RFID
tag yang terdapat pada gambar 2.1.
Berdasarkan catu daya, RFID tag dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Tag Aktif : yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari batere, sehingga
akan mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID, dan teg
akan dapat memberikan informasi yang lebih jauh. Kelemahan dari tipe
tag ini adalah harganya lebih mahal dan ukurannya lebih besar.
2. Tag Pasif : yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari medan yang
dihasilkan oleh pembaca RFID. Harganya lebih murah dan ukuranya
lebih kecil, dan lebih ringan. Kelemahannya adalah tag hanya dapat
mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus
menyediakan daya tambahan untuk Tag RFID.
3. Tag Semi Pasif : yaitu tag pasif yang menggunakan energi dari baterai
tetapi tidak untuk menghasilkan sinyal untuk berkomunikasi dengan
Reader.
2.1.2 RFID Reader
RFID Reader memiliki high frekuensi module (transmitter dan receiver), control
modul dan juga coupling element (coil dan microwave antena) yang berfungsi
membangkitkan sinyal untuk mengaktifkan RFID tag, sehingga dapat melakukan
pengiriman dan penerimaan data. Ketika sebuah RFID Tag melewati medan
elektromagnetik RFID reader, maka RFID tag tersebut akan mendeteksi sinyal
pengaktifan dari reader dan mengirimkan sinyal balik untuk pemrosesan data yang telah
data yang dikirimkan oleh RFID tag tersebut. Proses pembacaan kode-kode data yang
terdapat pada RFID tag dilakukan dengan menggunakan gelombang radio, sehingga
proses pengidentifikasian menjadi lebih mudah oleh tag RFID. Hubungan antara RFID
reader dengan RFID tag seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Hubungan antara RFID reader dengan RFID tag
Reader merupakan komponen pengidentifikasi pada sistem RFID, dengan
teknologi yang digunakan untuk memungkinkan reader dalam melacak dan
mengidentifikasi keberadaan tag. Reader yang beredar dipasaran sudah dikemas dalam
reader module, tetapi ada beberapa perusahaan yang khusus menjual IC reader nya saja.
Pada gambar 2.3 ditunjukkan jenis RFID RDM 630.
RFID RDM 630 menggunakan antarmuka komunikasi UART. Pada gambar 2.4
menunjukkan skema komunikasi data dari RFID RDM 630.
Gambar 2.4 Skema Komunikasi Data RFID RDM 630
2.2 Mikrokontroler ATmega 8535
Mikrokontroler adalah sebuah chip yang dapat mengontrol peralatan elektronika.
Sebuah mikrokontroler umumnya berisi sebuah memori dan antarmuka I/O.
Mikrokontroler Atmega 8535 merupakan mikrokontroler AVR (Alf and Vegard‟s Risc
proscessor) yang memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit,
dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits word) dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock.
2.2.1 Fitur ATMega 8535
Kapabilitas detail dari ATMega 8535 adalah sebagai berikut :
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatam maksimal 16
2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
2.2.2 Konfigurasi Pin ATMega 8535
Konfigurasi pin ATMega 8535 dapat ditunjukkan pada gambar 2.5. Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega 8535 sebagai
berikut:
a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
b. GND merupakan pin ground.
c. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC
d. PortB (PB0...PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter,komparator analog, dan SPI.
e. Port C (PC0...PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog, dan Timer Oscilator.
f. Port D (PD0...PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.
h. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
j. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin ATMega 8535
2.3 Bahasa Pemograman C
Bahasa pemrograman C merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi, yang
instruksinya mudah untuk dipahami. Bahasa ini banyak digunakan dalam pemograman
komputer untuk membuat sofware perkantoran, database, antarmuka komputer dengan
perangkat tambahan, serta banyak aplikasi lainnya. Beberapa keuntungan penggunaan
bahasa C dibandingkan assembler.
1. Lebih cepat dalam implementasi sofware karena operasi yang panjang dengan
bahasa assembler bisa ditulis lebih pendek dengan bahasa C.
2. Instruksi bahasa C tidak sebanyak bahasa Assembler dan mudah diingat.
3. Tidak disibukkan dengan pengalokasian variable ke register-register
mikrokontroler.
4. Program yang sama bisa digunakan oleh banyak tipe mikrokontroler karena
Sofware ataupun perangkat lunak merupakan salah satu komponen utama dalam sistem
mikrokontroler. Kerja mikrokontroler bergantung dari sofware yang telah ditanamkan
didalam memorinya.
2.4 Keypad Matriks 4x4
Keypad matriks adalah tombol-tombol yang disusun secara matriks (baris x
kolom) sehingga dapat mengurangi penggunaan pin input. Keypad 4x4 cukup
menggunakan 8 pin untuk 16 tombol. Hal tersebut dimungkinkan karena rangkaian
tombol tersusun secara horizontal membentuk baris dan secara vertikal membentuk
kolom. Namun demikian, sebagai konsekuensi dari penggunaan bersama satu jalur,
maka tidak dimungkinkan pengecekkan dua tombol sekaligus dalam slot waktu.
Proses pengecekkan dari tombol yang dirangkai secara matriks adalah dengan
teknik scanning, yaitu proses pengecekkan yang dilakukan dengan cara memberikan
umpan data pada satu bagian dan mengecek feedback (umpan-balik) nya pada bagian
yang lain. Dalam hal ini, pemberian umpan-data pada satu baris dan pengecekkan
umpan-balik pada bagian kolom. Pada saat pemberian umpan-data pada satu baris,
maka baris yang lain harus dalam kondisi inversi-nya. Tombol yang ditekan dapat
diketahui dengan melihat asal data dan di kolom mana data tersebut terdeteksi. Gambar
Gambar 2.6 Rangakain Keypad Matriks 4x4
2.5 LCD (Liquid Crystal Display)
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi
sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal
Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka
ataupun grafik.
LCD adalah lapisan dari campuran organic antara lapisan kaca bening dengan
elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan
elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik
(tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan
polarizer cahaya horizontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Pada gambar
2.7 ditunjukkan bentuk LCD (Liquid Cristal Display) 16 x 2.
Gambar 2.7 Liquid Cristal Display 16 x 2
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat mikrokontroler yang
berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
Mikrokontroler pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan
register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :
1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat
karakter yang akan ditampilkan berada.
2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat
diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter
dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD
sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada
dalam CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah :
1. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler
ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau
tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat
pembacaan data.
2. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau ke
DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke
DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.
Adapun Tabel konfigurasi Pin Out LCD ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Konfigurasi Pin Out LCD
No Nama PIN Deskripsi
1 Vcc +5V
2 GND 0V
3 VEE Tegangan Kontras LCD
4 RS Register Select, 0 = Register Perintah, 1 = Register Data
5 R/W 1 = Read, 0 = Write
6 E Enable Clock LCD, Logika 1 setiap kali pengiriman atau
pembacaan Data
7 D0 Data Bus 0
9 D2 Data Bus 2
15 Anode Tegangan positif backlight
16 Katode Tegangan negatif backlight
Pin, kaki atau jalur input dan control dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display)
diantaranya adalah :
1. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan
menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus data
dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
2. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indicator atau yang menentukan jenis
data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang
masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
3. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis
data, sedangkan high baca data.
4. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke
ground, sedangkan tegangan catudaya ke LCD sebesar 5 Volt.
2.6 Sensor PIR (Passive Infra Red)
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak
memancarkan sinar infra merah tetapi menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
Sensor PIR ini digunakan dalam perancangan detektor gerak. Karena semua benda
memancarkan energi radiasi, sebuah gerakkan akan terdeteksi ketika sumber infra
merah dengan suhu tertentu seperti manusia melewati sumber infra merah yang lain
dengan suhu yang berbeda seperti dinding, maka sensor akan membandingkan pancaran
infra merah yang diterima setiap waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi
perubahan pembacaan pada sensor.
Sensor PIR (Passive Infra Red) terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Lensa Fresnel
b. Penyaring Infra Merah
c. Sensor Pyroelektrik
d. Penguat Amplifier
e. Komparator
2.6.1 Cara Kerja Pembacaan Sensor PIR
Pancaran Infra Merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan
tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan
oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (
keluaran berupa sinyal 1 bit ). Jadi sensor PIR hanya mengeluarkan logika 0 dan 1, 0
saat sensor tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi
infra merah. Sensor PIR mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang
8-14 mikrometer. Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkawan pembacaan efektif
hingga 5 meter. Gambar 2.8 menunjukkan gambar bentuk Sensor PIR.
Gambar 2.8 Bentuk Sensor PIR
2.7 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan ditarik kedalam atau keluar, tergantung dari arah
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat
udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
Pada Tugas Akhir ini, penulis meggunakan Buzzer sebagai alaram peringatan
jika ada tindakan pencurian. Pada gambar 2.9 menunjukkan bentuk fisik dari Buzzer.
Gambar 2.9 Bentuk fisik Buzzer
2.8 Limit Switch
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang
berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push ON
yaitu hanya akan menghubung pada saat katubnya ditekan pada batas penekanan
tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat katup tidak ditekan. Limit switch
termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan
elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Simbol dan bentuk dari
Gambar 2.10 Simbol dan Bentuk Limit Switch
Prinsip kerja Limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas atau daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau
penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki dua kontak
yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak
akan aktif jika tombolnya tertekan.
2.9 Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan
sistem closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi
putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol
yang ada di dalam servo. Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel
resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk
menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis) motor servo. Sedangkan sudut dari
motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo. Pada
Motor servo merupakan sebuah motor DC kecil yang diberi sistem gear dan
potensiometer sehingga dapat menempatkan horn servo pada posisi yang dikehendaki.
Motor servo memiliki sistem close loop sehingga posisi horn yang dikehendaki bisa
dipertahankan. Horn pada motor servo ada dua jenis yaitu horn bentuk “ X” dan horn
berbentuk bulat. Secara umum terdapat dua jenis motor servo, yaitu motor servo
standard dan motor servo continuous. Motor servo standard hanya mampu berputar dua
arah dengan sudut berputar sampai 180 derajat. Sedangkan motor servo continuous yang
dapat berputar dua arah secara kontinyu yang bisa mencapai 360 derajat.
Operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms,
dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir range sudut maksimum.
Apabila motor servo diberikan pulsa dengan 1.5 ms mencapai gerakan 90 derajat, jika
diberi pulsa kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0 derajat dan bila pulsa lebih dari
1.5 ms maka posisi mendekati 180 derajat. Gambar motor servo ditunjukkan seperti
pada gambar 2.11.
2.10 Komunikasi Serial
Komunikasi serial merupakan komunikasi pengiriman data satu per satu secara
berurutan. Komunikasi serial jauh lebih lambat daripada komunikasi paralel. Kelebihan
komunikasi serial ialah jangkauan panjang kabel yang lebih jauh dibandingkan dengan
paralel. Komunikasi serial port bersifat asinkron sehingga sinyal detak tidak dikirim
bersama data. Setiap word disinkronkan dengan start bit dan sebuah clock internal di
kedua sisi menjaga bagian data saat pewaktuan (timing).
Komunikasi serial pada mikrokontroler ATMega8535 dapat digunakan sebagai
komunikasi dengan computer maupun perangkat lainnya. Komunikasi serial memiliki
dua jenis pengaturan yaitu shyncrhonous dan ashynchronous. Kedua pengaturan
komunikasi ini pada dasarnya adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada sumber
clock saja.
Komunikasi shyncrhonous hanya memiliki satu sumber clock yang digunakan
secara bersama-sama. Pada komunikasi ashynchronous, masing-masing pheriperal
memiliki sumber clock sendiri. Komunikasi ashynchronous secara hardware
membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD. Komunikasi shyncrhonous membutuhkan 3
pin yaitu TXD, RXD dan XCK.
2.10.1 Port Komunikasi Serial
Komunikasi serial membutuhkan port sebagai saluran data. Pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Port DB9
Fungsi setiap pin pada Port DB9 adalah sebagai berikut :
1. Received Line Detector, sinyal yang menyatakan bahwa modem telah
menerima sinyal carrier valid dari modem lain.
2. Received Data, sinyal dari modem ke PC (penerima).
3. Transmitted Data, sinyal data dari PC ke modem (pengiriman).
4. Data Terminal Ready, sinyal kendali dari PC ke modem untuk
mengaktifkan modem.
5. Signal Ground, merupakan sinyal ground.
6. DCE Ready (Data Set Ready), sinyal kendali dari modem ke PC yang
menyatakan bahwa modem siap mengirim atau menerima data.
7. Request To Send, sinyal kendali dari PC yang menandakan bahwa PC
siap menerima data.
8. Clear To Send, sinyal kendali dari modem yang menandakan bahwa
modem siap menerima data.
2.10.2 Karakteristik Sinyal Port Serial
Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah standar RS232
yang dikembangkan oleh Electronic Industri Association and The telecommunication
Industry Association (EIA/TIA). Standar ini hanya menyangkut komunikasi antara
(Data Terminal Equipment – DTE) dengan alat – alat pelengkap komputer (Data
Circuit Terminating Equipment– DCE).
Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai
berikut:
a. Logika „1‟ disebut “Mark” terletak antara -3 Volt sampai -25 Volt
b. Logika „0‟ disebut “Space” terletak antara +3 Volt sampai +25 Volt.
c. Daerah tegangan antara -3 Volt sampai +3 Volt adalah invalid level, yaitu
tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari.
Demikian juga level tegangan dibawah -25 Volt dan diatas +25 Volt juga harus
dihindari karena bisa merusak line driver pada saluran RS232.
Gambar 2.13 adalah contoh level tegangan RS232 pada pengiriman huruf “A”
dalam format ASCII tanpa bit paritas.
Gambar 2.13 Level Tegangan RS232 pada pengiriman huruf “A” Tanpa Bit
Pada gambar 2.14 menunjukkan grafik level tegangan RS232.
Gambar 2.14 Grafik Level Tegangan RS232
2.10.3 Penghubung Mikrokontroler Dengan Port Serial
Komputer memiliki protokol komunikasi RS232 sedangkan mikrokontroler
memiliki level tegangan TTL. Keduanya tidak bisa dihubungkan dengan begitu saja.
Dibutuhkan sebuah konvertor untuk menghubungkan keduanya agar dapat
berkomunikasi. IC MAX232 merupakan sebuah konvertor yang dapat berfungsi dua
arah sekaligus, yaitu RS232 ke TTL dan TTL ke RS232. IC MAX232 tampak seperti
Gambar 2.15 IC MAX232
2.11 Modem GSM Wavecom
Modem GSM wavecome berfungsi sebagai bagian pengiriman data. Modem
GSM digunakan, karena dapat diakses menggunakan komunikasi data serial dengan
baundrate yang dapat disesuaikan mulai dari 9600 sampai dengan 115200. Selain itu,
modem GSM ini menggunakan catu daya 12 V dan tidak menggunakan tombol ON
untuk mengaktifkannnya, sehingga sangat cocok untuk digunakan pada sistem yang
berjalan secara terus menerus. Pada gambar 2.12 berikut ini adalah gambar dari modem
Gambar 2.16 Modem Wavecom M1306B
Spesifikasi Modem GSM Wavecom M1306B adalah:
1. Dual Band GSM/GPRS 900/1800 MHz
2. GSM/GPRS (class 10) Data, SMS, Voice dan Fax
3. Open AT: menanamkan program langsung pada modem
4. Keluaran daya maksimum; 2W untuk GSM 900 dan 1W untuk GSM
1800.
5. Masukan tegangan 5,5 volt sampai dengan 32 volt
6. Antarmuka SIM Card 3 volt.
7. Format SMS: Text dan PDU
2.11.1 Perintah AT command
ATcommand berasal dari kata attention command. Attention berarti peringatan
atau perhatian, command berarti perintah atau instruksi. Maksudnya adalah perintah
atau instruksi yang dikenakan pada modem, mikrokontroler dan perangkat lainnya. AT
command adalah perintah - perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan serial
port. Dengan penggunaan AT command, computer atau mikrokontroler dapat
melakukan suatu perintah seperti mengirim pesan, membaca pesan dan sebagainya.
Beberapa perintah AT command yang digunakan untuk keperluan SMS adalah
sebagai berikut :
1. AT + CMGS adalah instruks iuntuk mengirim SMS. Format yang digunakan
AT + CMGS = < number ><CR><message><CTRL-Z>. Respon
modem + CMGS <mr> ok, dimana “mr” adalah massage reference.
2. AT + CMGR adalah perintah untuk membaca SMS. Format yang digunakan
adalah AT + CMGR = < stat ><index>. Dimana “stat” adalah status.
3. AT + CMGF adalah instruksi untuk menyeting mode SMS.
2.11.2 Hubungan DTE Dan DCE Pada Sinyal RS232 Serial
Perangkat RS-232 dapat diklasifikasikan sebagai Data Terminal Equipment
(DTE) atau Data Communication Equipment (DCE), yang berarti pada setiap perangkat
Pada Gambar 2.17 menunjukkan hubungan DTE dan DCE pada sinyal RS232 serial
Gambar 2.17 Hubungan DTE dan DCE Pada Sinyal RS232 Serial.
1. Transmit Data (TX), digunakan DTE mengirimkan data ke DCE.
2. Receive Data (RX), digunakan DTE menerima data dari DCE.
3. Request To Send (RTS), dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh
DTE.
4. Clear To Send (CTS), dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE
boleh mulai mengirim data.
5. Data Set Ready (DSR), sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE
sudah siap.
6. Data Terminal Ready (DTR), pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan
terminalnya.
7. Data Carrier Detect (DCD), dengan saluran ini DCE memberitahukan ke DTE
bahwa pada terminal masukkan ada data masuk.
8. Ring Indicator (RI), pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa