• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY TERHADAP"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan teknologi memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan dalam bidang informasi. Saat ini, informasi menjadi kunci terpenting dalam kehidupan manusia. Pengaruh perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut juga sampai ke berbagai aspek lain di pendidikan salah satunya, teknologi menghadirkan media pembelajaran baru. Sebagai produk dari sebuah kebudayaan, teknologi sudah merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat moderen. Hampir tidak pernah terbayangkan ilmu pengetahuan begitu pesat perkembangannya, Tofler dalam Miarso (2009) menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang. Pertama: dalam bentuk teknologi pertanian yang telah berlangsung ribuan tahun hingga kini, Kedua: ditandai dengan adanya teknologi industri, dan Ketiga: merupakan revolusi teknologi elektronika dan informatika, yang berlangsung hanya dalam waktu puluhan tahun saja.

(2)

Perkembangan dan penggunaan teknologi di Indonesia menunjukkan tren yang semakin meningkat, salah satu sarana pengguna teknologi di Indonesia adalah internet. Hasil penelitian yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan penggunaan teknologi internet di Indonesia mulai tumbuh semenjak tahun 1998. Pada tahun 1998 pengguna internet di Indonesia hanya berjumlah 0.5 juta orang dan menyentuh angka 63 juta pengguna di tahun 2012. Diperkirakan 2 tahun yang akan datang (tahun 2015) pengguna internet di Indonesia mencapai 139 juta orang atau lebih dari separuh penduduk Indonesia.

Gambar1.1Pengguna dan Prediksi Pengguna Internet di Indonesia Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2012)

(3)

Gambar 1.2 Negara Teratas Pengguna Internet di Asia Sumber:www.internetworldstats.com/stats3.htm(2012)

Fenomena perkembangan dan penggunaan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi seperti yang telah dipaparkan diatas, sangat mempengaruhi kecenderungan perubahan dalam dunia pendidikan. Hal tersebut diindikasikan dengan: (1) sumber belajar sangat mudah dicari, (2) penggunaan dan pemanfaatan ICT seperti media dan multimedia maupun e-learning, mobile learning,web-learning dan lainnya dalam kegiatan pembelajaran, dan (3) model belajar dengan sistim individual learning ataupun blended learning. Saat ini pelaksanaan program-programe-learningbanyak diselenggarakan oleh lembaga pendidikan. Perkembangan e-learning sebagai sistem pembelajaran jarak jauh dewasa ini banyak terjadi di kalangan lembaga pendidikan. Oleh karena itu, prospek perkembangan e-learning melalui internet dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran terbuka dan pembelajaran jarak jauh sangat pesat.

(4)

Pengertian persepsi pertama ini, tidak hanyainternet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD Projector, tape dan lain-lain sejauh menggunakan perangkat elektronik dan (2) Internet based, adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai instrumen utamanya. Pengertian persepsi kedua ini menekankan bahwa e-learningharuslah menggunakaninternetyang bersifatonlineyaitu komputer yang terhubung dengan internet. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajar dalam mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang dan waktu, bisa dimana saja dan kapan saja (any where and any time).

(5)

Para ahli yang mendukung pemahaman e-learning sebagai media yang menggunakan internet diantaranya: Williams & Sawyer (2007), e-learning merupakan sebuah nama untuk program pendidikan secaraonline. Hampir sama dengan pendapat Henderson (2003) yang menyatakan bahwa e-learning merupakan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, biasanya internet. E-Learningdalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal (Sembel, 2007). Istilahe-learningdimaknai sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet (Purbo, 2002). Fokus e-learning lebih pada efisiensi proses belajar mengajar, cara pengajaran maupun materi ajar masih dapat mengacu pada kurikulum yang berlaku. Rosenberg (2001) menekankan bahwae-learningmerujuk pada penggunaan teknologiinternetuntuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. E-learningmenggabungkan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam proses belajar. Dalam penelitian ini, penulis mengambil persepsi dasar tentang e-learningmenggunakan persepsi yang kedua yaituInternet based, dimana proses pembelajar yang dilakukan berbasis internet. Pengertiane-learningdapat penulis rangkum dari pendapat para ahli yaitu kegiatan pembelajaran berbasis website dengan menggunakan/memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet, agar pengajar dan pelajar dapat berkomunikasi tanpa dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu serta untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Untuk menjaga konsistensi penyebutan istilah e-learning dan selanjutnya dalam studi ini penulis memakai istilah “sisteme-learning”.

(6)

(pelengkap), ataupun substitusi (pengganti) atas kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selama ini digunakan (Wildavsky, 2001; Lewis, 2002). Pemanfaatan sistem e-learning diharapkan akan dapat membantu siswa-siswi dalam meningkatkan belajar baik di ruang kelas maupun di luar kelas. Individu maupun secara berkelompok akan memanfaatkan sistem e-learning apabila sistem tersebut dapat memberikan manfaat bagi dirinya. Manfaat(perceived usefulness) adalah seberapa jauh seseorang percaya bahwa penggunaan sistem informasi tertentu akan meningkatkan kinerjanya dalam pekerjaan. Manfaat tersebut dapat dikaitkan dengan ekspektasi kinerja(performance expectation). Ekspektasi kinerja adalah tingkat dimana seorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan dapat membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Venkatesh (2000) menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya berkaitan dengan perceived usefullness, motivasi ektrinsik,job performanceatau effectiveness(kinerja tugas atau efektifitas),importance to job(pentingnya bagi tugas), danoverall usefullness (kebermanfaatan secara keseluruhan). Dalam organisasi maupun perusahaan ekspektasi kinerja merupakan salah satu faktor yang diharapkan dapat terus terealisir.

(7)

2000). CSE menurutCompeau dan Higgins (1995)sebagaijudgementkapabilitas dan keahlian komputer seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi informasi. Selanjutnya, Compeau dan Higgins (1995) mengungkapkan bahwa studi tentang CSE ini penting dalam rangka untuk menentukan perilaku individu dan kinerja dalam penggunaan teknologi informasi/komputer.

Penelitian tentang CSE telah banyak dilakukan misalnya Igbaria dan Livari (1995); serta Agarwal et al. (2000). Telah ada konsensus umum antara peneliti dengan praktisi bahwa CSE mempunyai hubungan positif dengan attitude seseorang yang dihubungkan dengan teknologi informasi (Sheng et al., 2003). Penelitian dengan menggunakan variabel computer self efficacy juga telah diterapkan dalam dunia pendidikan oleh Havelka dan Neal (2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa software self-efficacy memiliki dampak pada kinerja dan menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara software self-efficacy dan kecemasan komputer.

(8)

belajar, seluruh mahasiswa menginginkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar (Syah, 2006). Namun kenyataannya tidak semua mahasiswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi bahkan terdapat mahasiswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Prestasi belajar dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yaitu, 1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani; 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; 3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2006).

McClelland (1961) menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu: (1) Need for achievement(kebutuhan akan prestasi), (2) Need for affiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan social need-nya Maslow), dan (3) Need for Power (dorongan untuk mengatur). Individu yang berprestasi menurut McClelland (1961) adalah mereka yang berorientasi pada tugas dan siap menerima tugas-tugas yang menantang, serta kerap mengevaluasi tugas-tugasnya dengan beberapa cara, seperti membandingkan hasil kinerja dengan hasil kerja orang lain atau dengan standar tertentu. Selain itu, McClelland (1986) mengartikan berprestasi sebagaistandard of excellence yaitu kecenderungan individu untuk mencapai prestasi secara optimal.

(9)

negatif antara efisiensi sistem e-learning dan aksesibilitas ke komputer, sedangkan ada hubungan positif antara frekuensi mengambil sistem e-learning dan nilai ujian siswa.

Model kesuksesan sistem informasi telah banyak dikembangkan oleh para peneliti (Bailey dan Person 1983, DeLone dan McLean 1992, Seddon 1997, Raiet al., 2002). Dari beberapa model kesuksesan sistem informasi tersebut, model DeLone dan McLean (1992) banyak mendapat perhatian dari para peneliti selanjutnya (Mc Gillet al., 2003). Livari (2005) juga menguji secara empiris Model DeLone dan McLean (D dan M) tersebut, hasilnya membuktikan bahwa kesuksesan sistem informasi dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang bersangkutan serta kualitas layanan.

(10)

Kualitas sistem (system quality) berarti kualitas dari kombinasihardware dan software dalam sistem informasi. Fokusnya adalah performa dari sistem, dengan merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, dan prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi sesuai kebutuhan pengguna (DeLone dan McLean, 1992). Bailey dan Pearson (1983) menggunakan empat indikator untuk mengukur kualitas sistem: kemudahan akses, fleksibilitas sistem; integrasi sistem, dan waktu respon. Kualitas sistem elektronik dianggap menjadi perhatian utama yang dihadapi oleh para pemangku kepentingan. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki kualitas sistem e-learning dan berusaha untuk mengidentifikasi indikator yang dapat mengukur konstruksi ini secara efektif. Volery dan Lord (2000) menyelidiki faktor penentu keberhasilan dalam pendidikan online. Studi empiris mereka menyimpulkan bahwa kualitas sistem merupakan faktor kunci dalam mengukur pendidikan online. Kualitas sistem dalam pendidikanonlinediukur menggunakan dua indikator: kemudahan akses dan navigasi antarmuka. Holsapple dan Lee-Post (2006) mengukur kualitas sistem e-learning dengan enam Indikator: kemudahan penggunaan, keramahan pengguna, stabilitas, keamanan, kecepatan, dan responsif.

(11)

representasi, dan representasi singkat. Untuk mengukur kesuksesan Enterprise Support System(ESS). Sedera dan Gable (2004), melakukan penelitian mengenai kualitas informasi. Keduanya mengidentifikasi enam dimensi yang valid untuk mengukur kesuksesan ESS: ketersediaan; utilitas; dimengerti, relevansi, format, dan keringkasan.

Sebagian besar studi yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan sistem e-learning telah menganggap kualitas informasi sebagai variabel penting dalam mengukur kesuksesan. Holsapple dan Lee-Post (2006) menyatakan bahwa kualitas informasi dianggap sebagai faktor fundamental dalam desain sistem. Sub-skala yang digunakan untuk mengukur kualitas informasi yang seharusnya menjadi karakteristik dari isi pembelajaran seperti: apakah itu: terorganisir, disajikan secara efektif, waktu yang tepat, jelas ditulis, berguna, dan up-to-date. Kualitas informasi telah digunakan sebagai faktor yang diperlukan oleh Wang et al.(2007) untuk mengevaluasi kesuksesan sisteme-learningdi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi adalah membangun valid dan reliabeldalam mengukur keberhasilan dalam konteks perusahaan menggunakan sisteme-learning.

(12)

complementary. Atas dasar hal ini dalam model keberhasilan sistem informasi yang dibangun, Myerset al.(1998) menyarankan perlunya menambahkan variabel kualitas layanan dalam mengukur keberhasilan suatu sistem informasi.

Kualitas layanan sistem e-learningdianggap sebagai isu menarik karena merupakan komponen penting dalam keberhasilan sistem informasi. Holsapple dan Lee-Post (2006), menganggap kualitas layanan, selain kualitas sistem, dan kualitas informasi sebagai elemen penting dalam merancang kesuksesan sistem e-learning. Lima indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan adalah: ketepatan, ketanggapan, keadilan, knowledge ability, dan ketersediaan. Ozkan dan Koseler (2009), menggunakan empat sub-skala untuk mengukur kualitas layanan: pelacakan siswa; instruksi otorisasi, manajemen pembelajaran, danknowledge ability.

Penggunaan (use) sistem informasi yang telah dikembangkan mengacu pada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi. Semakin sering pengguna memakai sistem informasi, biasanya diikuti oleh semakin banyak tingkat pembelajaran (degree of learning) yang didapat pengguna mengenai sistem informasi Mc Gill et al.(2005). Peningkatan derajat pembelajaran ini merupakan salah satu indikator bahwa terdapat pengaruh antara kualitas sistem terhadap pengguna (individual impact). Namun Livari (2005) memberikan bukti empiris bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap intensitas penggunaan dan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dikarenakan obyek penelitian Livari (2005) menggunakan obyek penggunaan sistem yang mandatory. Selanjutnya kepuasan pengguna tersebut berpengaruh terhadapindividual impact.

(13)

informasi ini dalam proses selanjutnya diharapkan akan memberi dampak terhadap kinerja individu. Sedangkan keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan (Goodhue, 1995). Kepuasan pengguna akhir sistem informasi dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran keberhasilan suatu sistem informasi (Doll dan Torkzadeh, 1988). Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan pengguna akhir sistem informasi serta bagaimana dampak kepuasan ini terhadap kinerja individu yang menggunakan sistem informasi, merupakan hal yang menarik untuk diteliti.

Penelitian yang dilakukan oleh Snitkin dan King (1986); dan Igbaria dan Tan (1997), mendukung penelitian Delone dan McLean pada hubungan kepuasan pengguna (user satisfaction) mempengaruhi penggunaan (use). McGill et al. (2003), juga mendukung pengaruhuser satisfactionpadasystem usage. Baroudi et al. (1986), juga menemukan hal yang sama, akan tetapi Baroudi,et al. (1986) mengatakan bahwa usetidak secara signifikan mempengaruhi user satisfaction. Pendapat Baroudiet al. (1986), juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Radityo dan Zulaikha (2007) dan McGillet al. (2003).

(14)

memungkinkan pencipta sistem e-learning untuk berfikir secara serius pada faktor-faktor yang akan mempengaruhi kepuasan pengguna. Selain itu, studi ini juga memberikan arah tentang bagaimana kepuasan pengguna dapat di budayakan di kalangan pengguna untuk mendorong menggunakan sistem e-learning.

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur partisipasi pendidikan tinggi adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) yaitu suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin rendah APK-nya, seperti pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 APK Pendidikan Tinggi 2005-2011 di Indonesia

Deskripsi

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Populasi (Usia 19-23) 21.190.000 21.184.100 21.174.900 21.171.200 21.170.300 19.844.485 19.858.146 Jumlah Mahasiswa 3.868.358 4.285.645 4.357.505 4.501.543 4.657.547 5.226.460 5.381.216 PTN 805.479 824.693 978.739 965.970 1.011.721 1.030.403 1.063.274 PTS 2.243.760 2.567.879 2.392.417 2.410.276 2.451.451 2.886.641 2.928.890 PT Kedinasan 48.493 51.318 47.253 47.253 66.535 92.971 101.351 Religious HEI 508.545 518.901 506.247 506.247 503.439 571.336 620.938 Universitas Terbuka 262.081 322.854 450.849 450.849 624.401 645.099 666.763 APK (%) 18,26% 20,23% 20,66% 21,26% 22,00% 26,34% 27,10%

Besar Peningkatan 0 1.97% 0.46% 0.60% 0.74% 4.34% 0.76%

Sumber: Nizam (2012)

(15)

1.1) hal ini akan menjadi fenomena baru, ketika penggunaan sistem e-learning berkontribusi terhadap peningkatan APK yang tiap tahun trend-nya semakin meningkat.

Proses penyelenggaraan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dilakukan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan salah satu komponen penting pendidikan nasional yang memiliki peran dalam mempersiapkan SDM dengan kualifikasi tinggi untuk menjadi manusia yang berkualitas amat tinggi atau profesional. Dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 60 tahun 1999, disebutkan bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah: (1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau membuka khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian dan (2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya budaya nasional.

Dengan demikian, perguruan tinggi memiliki peran dalam membentuk manusia yang berkualitas amat tinggi dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perguruan tinggi juga berperan dalam mempersiapkan profesional dalam berbagai bidang keilmuan untuk kepentingan pembangunan bangsa dan negara. Selain itu, secara filosofi perguruan tinggi sebagai tonggak perkembangan civilizationmanusia.

(16)

Tabel 1.2 Jumlah Program Studi (Prodi) yang Sudah dan Belum Terakreditasi

1 Negeri 4.979 4.145 2.380 795 1.834

2 PTS 13.251 7.326 5.781 1.545 6.195

3 Non Diknas 2.268 1.292 1.079 213 976

Total 20.498 12.763 9.240 2.553 9.005

Sumber: Pusat Data BAN PT, 2012

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa: total jumlah program studi yang kadaluarsa akreditasinya berjumlah 2.553 atau sekitar 12.45% dan total program studi yang belum terakreditasi berjumlah 9.005 atau sekitar 43.93%.

Menurut Ho (2004) sistem e-learning terdiri dari tiga komponen utama, ketiga komponen tersebut adalah content, technology, dan technical system. Sementara Kheterpal, (2005) membagi komponen e-learning juga menjadi tiga komponen utama, yaitu: content, services to the customer (learner), dan technology.Contentmerupakan bagian daricourses, modul ataulearning objects. Komponen sistem e-learningyang terkait dengan sisi teknologi mencakup hal-hal teknis seperti susunan infrastruktur teknologi informasi, hardware, software,dan teknologi komunikasi. Menurut Engelbrecth (2003), implementasi sistem e-learning bagi perusahaan dan institusi pendidikan merupakan investasi yang mempunyai tiga tujuan strategis, yaitu: (1) meningkatkan atau menunjang kualitas pendidikan atau program pelatihan yang berdampak pada kualitas karyawan atau pelajar, (2) memperbaiki akses kesempatan pembelajaran, dan (3) mengurangi biaya pendidikan.

(17)

berperan secara proaktif dalam pengembangan dan penggunaan teknologi untuk proses learning. Content merupakan bagian dari learning yang mempunyai karakteristik comprehensive, authentic, dan researched. Delivery merupakan proses penyampaian informasi melalui media web-based dan interface. Web-based dan interface mempunyai karakteristik user friendly, sedangkan service merupakan bagianlearningyang lebih berfokus pada ketentuan akan sumberdaya yang dibutuhkan untuklearning, seperti kebutuhan akan pengelolaan administrasi dantechnical support.

Gambar 1.3 ModelDemand-Driven Learning Sumber: MacDonal (2001)

(18)

Proses penyelengaraan sisteme-learningmemerlukan sistem yang mampu mengelola pembelajaran secara online, sistem yang biasa dipakai tersebut dikenal dengan LMS (Learning Managemen System). LMS dapat membantu membuat dan menawarkan beberapa course, juga menyediakan kemampuan memperlancar pelajaran dan dapat diintegrasikan dengan LCMS (Learning Content Management System) dalam membuat kontennya (Horton dan Horton, 2003). Moodle adalah salah satu LMS, yang di perkenalkan pertama kali oleh Martin Dougiamas, seorang computer scientist dan educator di salah satu perguruan tinggi Perth, Australia.

Moodle merupakan salah satu LMS open source yang dapat diperoleh secara bebas melalui http://moodle.org. Moodle dapat dengan mudah dipakai untuk mengembangkan sistem e-learning. Dengan Moodle portal sistem e-learningdapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Perkembangan penggunaan LMS Moodle dengan sifatnya yang open source tersebut telah berkembang dengan cepat. Data pada tahun 2010, terdapat lebih dari 49 ribu situse-learningtersebar di lebih dari 210 negara yang dikembangkan dengan Moodle (http://moodle.org.sites/). Sedangkan di Indonesia terdapat lebih dari 594 situs e-learningyang dikembangkan dengan Moodle.

(19)

pendekatan yang lebih komprehensif dibandingkan pendekatan model lain yang ada. Model tersebut secara komprehensif mengukur kesuksesan IS sistem e-commerce. Model sukses IS DeLone dan McLean (2003) menyebutkan bahwa variabeluser satisfactiondipengaruhi oleh beberapa dimensi, diantaranya adalah: information quality, system quality,danservice quality.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi pada pengguna sistem e-learningberbasiswebsitedi lingkungan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Kopertis Wilayah III Jakarta, dimana tipe perguruan tinggi yang ada adalah universitas, sekolah tinggi, institut, akademik, dan politeknik. Adapun rincian PTS yang ada di lingkungan Kopertis Wilayah III Jakarta tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3 Sebaran Jumlah PTS di Kopertis Wilayah III Berdasarkan Bentuk

NO Bentuk PTS Jumlah

1 Universitas 49

2 Institut 11

3 Sekolah Tinggi 142

4 Akademi 132

5 Politeknik 8

TOTAL PTS 342

Sumber: www.kopertis3.or.id (2012)

(20)

ditetapkan Dit. Belmawa Dijten DIKTI Kemendikbud tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4 Daftar PTS SebagaiPilot ProjectDalam Implementasi Sistem E-Learningdi Kopertis Wilayah III

NO Bentuk PTS Jumlah

1 Universitas 31

2 Sekolah Tinggi 8

3 Akademi 1

TOTAL PTSPilot Project 40

Sumber: www.kopertis3.or.id (2012)

Penelitian ini berfokus pada persepsi individu yaitu persepsi individu berkaitan dengan kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan, kepuasan pengguna dan dampak individu terhadap penggunaan sistem e-learning guna menguji pengaruhnya terhadap dampak penggunaan sistem e-learning. Kesiapan individu terhadap teknologi mengacu pada kecenderungan seseorang untuk menerima dan menggunakan teknologi untuk menyelesaikan tujuan dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja (Parasuraman, 2000). Dasar pertimbangan dalam penelitian ini adalah:

1) Model penerimaan dan kesuksesan teknologi hanya mampu menjelaskan perilaku pengguna dari sisi manfaat yang dihasilkan oleh teknologi, padahal ada kemungkinan seseorang menggunakan teknologi tidak berdasarkan manfaatnya, melainkan ada paksaan dari orang lain dan organisasi (mandatory). Dorongan lain ini juga dapat menyebabkan penolakan pengguna individu walaupun penggunaan teknologi tersebut diyakini manfaatnya. 2) Teknologi informasi telah dimanfaatkan secara luas khususnya dalam proses

(21)

3) Telah banyak penelitian yang mempelajari penggunaan ICT/e-learning pada institusi pendidikan, tetapi menurut pengamatan penulis masih jarang sekali yang meneliti penggunaan ICT dari sisi penerimaan pengguna terhadap kesuksesan sistem e-learning. Kebanyakan penelitian tentang sistem e-learning mencermati keberhasilan penggunaan sistem e-learning sebagai metode pembelajaran, sedangkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan itu sendiri belum menjadi fokus para peneliti.

4) Ditemukan beberapa penelitian terdahulu tentang teknologi informasi yang belum memiliki konsistensi dalam pengujian model, sehingga membuka peluang untuk mengembangkan model pada objek penelitian ini. Adapun rincian dari perbedaan pengujian model penelitian (research gap) dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 1.5Research GapSebagai Dasar Penelitian Research Gap Hasil Peneliti

Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh kualitas sistem terhadap penggunaan

Signifikan Sedon dan Kiew (1996), Shaberwal et al., (2006) Halawiet al., (2007), Hsieh dan Wang (2007), Petter dan McLean (2009), Freezeet al. (2010)

Signifikan Petter dan McLean (2009), Riaz dan Hussain (2010)

Signifikan Godhue dan Thompson (1995), Rai et al. (2002), Halawi et al. (2007), Petter dan McLean (2009), Freeze et al. (2010), Saba (2012)

Tidak signifikan

McGillet al. (2003), Iivari (2005) Terdapat perbedaan hasil Halawiet al. (2007), Aboodet al. (2010) Tidak

signifikan

(22)

Research Gap Hasil Peneliti Iivari (2005), McGill dan Klobas (2005), Halawi et al., (2007), Abood et al.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis melakukan studi empiris, dirancang untuk mengetahui pengaruh dari variabel computer self-efficacy terhadap kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan, kepuasan pengguna, dan dampak individu. Adapun judul yang diambil dalam penelitian ini adalah ”Pengaruh Computer Self-Efficacy Terhadap Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas Layanan,

Penggunaan, Kepuasan Pengguna, dan Dampak Individu (Studi Pada

Mahasiswa Pengguna Sistem E-Learning di Kopertis Wilayah III Jakarta)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas sistem?

2) Apakah computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi?

3) Apakah computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas layanan?

4) Apakah computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan?

(23)

6) Apakah computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap dampak individu?

7) Apakah kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi?

8) Apakah kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan?

9) Apakah kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna?

10) Apakah kualitas informasi berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan?

11) Apakah kualitas informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna?

12) Apakah kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan?

13) Apakah kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna?

14) Apakah penggunaan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna?

15) Apakah penggunaan berpengaruh secara signifikan terhadap dampak individu?

16) Apakah kepuasan pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap dampak individu?

1.3. Tujuan Penelitian

(24)

1) Untuk menganalisis dan menjelaskan computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas sistem.

2) Untuk menganalisis dan menjelaskan computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi.

3) Untuk menganalisis dan menjelaskan computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas layanan.

4) Untuk menganalisis dan menjelaskan computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan.

5) Untuk menganalisis dan menjelaskan computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.

6) Untuk menganalisis dan menjelaskan computer self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap dampak individu.

7) Untuk menganalisis dan menjelaskan kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi.

8) Untuk menganalisis dan menjelaskan kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan.

9) Untuk menganalisis dan menjelaskan kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.

10) Untuk menganalisis dan menjelaskan kualitas informasi berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan.

11) Untuk menganalisis dan menjelaskan kualitas informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.

12) Untuk menganalisis dan menjelaskan kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan.

(25)

14) Untuk menganalisis dan menjelaskan penggunaan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.

15) Untuk menganalisis dan menjelaskan penggunaan berpengaruh secara signifikan terhadap dampak individu.

16) Untuk menganalisis dan menjelaskan kepuasan pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap dampak individu.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Mengembangkan model sebelumnya dari teori kesuksesan sistem informasi The upadated DeLone dan McLean (D dan M IS Success Model, 2003) dengan menambahkan variabel baru computer self-efficacy diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Chang,et al.(2011). Dengan pengembangan model tersebut diharapkan dapat memperkaya model penerimaan teknologi khususnya model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (2003). Hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan dan memberikan wacana baru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan sistem e-learning berbasis websitedi Kopertis Wilayah III Jakarta agar dapat berhasil dengan baik. 2) Menguji teori-teori yang melandasi hipotesis penelitian ini antara lain;

(26)

3) Model kesuksesan sistem e-learning dalam studi ini diharapkan mampu mengukur tingkat kesuksesan sisteme-learningdalam pembelajaran dengan sisteme-learning.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Sistem pembelajaran yang berbentuk jarak jauh berbasis Web (Web Distance Learning) merupakan langkah awal majunya teknologi informasi khusus dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, Web-based learning menjadi salah satu metode dan teknologi yang bermanfaat dalam pembelajaran jarak jauh. Sistem e-learning merupakan bentuk dasar dari pendidikan jarak jauh yang menggunakan media elektronik sebagai media penyampaian materi dan komunikasi antara pengajar dengan mahasiswanya. Sistem E-learning adalah istilah yang paling baru pada sistem pendidikan jarak jauh dan istilah ini diperuntukkan bagi proses pembelajaran secara elektronik termasuk salah satunya media komputer dan telekomunikasi. Dengan demikikian, hasil penelitian ini diharapkan merupakan salah satu alat bantu awal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dalam hal pelaksanaan proses pendidikan jarak jauh dengan sistem e-learning, sehingga dapat memberikan kelancaran proses awal dalam pelaksanaan pembelajaran dengan sistem e-learningdi seluruh perguruan tinggi Kopertis III Jakarta.

(27)

Gambar

Gambar 1.2 Negara Teratas Pengguna Internet di Asia
Tabel 1.1 APK Pendidikan Tinggi 2005-2011 di Indonesia
Gambar 1.3 Model Demand-Driven LearningSumber: MacDonal (2001)
Tabel 1.3 Sebaran Jumlah PTS di Kopertis Wilayah III Berdasarkan Bentuk
+3

Referensi

Dokumen terkait

SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN SISWA Studi Kasus pada Siswa SMP Negeri di Kota Yogyakarta Tahun Ajaran

(Perhatikan unsur kebahasaan pronoun: subjective, objective, possessive). 4.3Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan sederhana yang melibatkan

(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya wajib melindungi Usaha Tani yang dilakukan oleh Petani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dalam

Tingginya permintaan masyarakat terhadap jasa Go-Jek, mendorong tingginya permintaan masyarakat untuk menjadi driver Go-Jek, karena selain mendapatkan pendapatan dari

Dari pengujian yang dilakukan pada desain turbin yang menggunakan sudu pengarah, daya turbin dan efisiensi turbin yang diperoleh dapat divarisikan sesuai dengan debit

1) Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. 2) Untuk

Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada penelitian berbasis laboratorium ini akan dirancang band pass filter pasif menggunakan komponen dasar yang berfungsi menolak frekuensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 143/Menkes/SK/I/2007, tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Daerah Demang Sepulau Raya Kabupaten Lampung