i
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
IMPLEMENTASI
IP CAMERA
PADA SISTEM KENDALI
BARRIER GATE
IN
DAN
GATE OUT
DI PT. MASAJI TATANAN CONTAINER SURABAYA
KEMINATAN TEKNIK KOMPUTER
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kurikulum
Disusun oleh:
Rint Zata Amani
(135150300111035)
Zainul Bahar
(135150300111053)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
KEMINATAN TEKNIK KOMPUTER
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kurikulum Program Studi Teknik Informatika
Jurusan Teknik Informatika Universitas Brawijaya
IMPLEMENTASI IP CAMERA PADA SISTEM KENDALI BARRIER GATE IN DAN GATE OUT DI PT. MASAJI TATANAN CONTAINER SURABAYA
Dilaksanakan di :
PT. MASAJI TATANAN CONTAINER SURABAYA
Jalan Greges Jaya 3 No.2-4-6, Greges, Surabaya – Jawa Timur
Tanggal :
12 Juli – 3 September 2016
Disusun Oleh :
Rint Zata Amani (135150300111035) Zainul Bahar (135150300111053)
Mengetahui, Depo Head Manager PT. Masaji Tatanan Container
Surabaya
Bayu Adi Pramudya
Menyetujui, Pembimbing PKL
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
KEMINATAN TEKNIK KOMPUTER
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kurikulum Program Studi Teknik Informatika
Jurusan Teknik Informatika Universitas Brawijaya
IMPLEMENTASI IP CAMERA PADA SISTEM KENDALI BARRIER GATE IN DAN GATE OUT DI PT. MASAJI TATANAN CONTAINER SURABAYA
Dilaksanakan di :
PT. MASAJI TATANAN CONTAINER SURABAYA
Jalan Greges Jaya 3 No.2-4-6, Greges, Surabaya – Jawa Timur
Tanggal :
12 Juli – 3 September 2016
Disusun Oleh :
Rint Zata Amani (135150300111035) Zainul Bahar (135150300111053)
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Tri Astoto Kurniawan, S.T, M.T, Ph.D NIP: 19710518 200312 1 001
Menyetujui, Dosen Pembimbing
iv
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Masaji Tatanan Container Surabaya.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada : 1. Kedua orang tua serta keluarga penulis atas doa dan dukungan sehingga
pelaksanaan PKL ini berjalan lancar.
2. Bapak Tri Astoto Kurniawan, S.T, M.T, Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika periode 2016 – saat ini.
3. Bapak Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik Komputer periode 2016 – saat ini.
4. Bapak Dahnial Syauqy, S.T., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing dalam pelaksanaan PKL ini.
5. Bapak Bayu Adi Pramudya dan Bapak Yasukar Junaedi, selaku Depo Head Manager dan Kepala HRD dari PT. Masaji Tatanan Container Surabaya yang telah memberikan izin pelaksanaan PKL di perusahaan ini.
6. Bapak Nasrul Samsudin, selaku pembimbing yang telah memberikan ilmu selama penulis melakukan kegiatan di PT. Masaji Tatanan Container Surabya. 7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berperan
dalam penyelesaian laporan PKL ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaannya dan semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 1 Desember 2016
v
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar belakang... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Manfaat ... 2
1.3.1 Bagi mahasiswa ... 2
1.3.2 Bagi penyelenggara PKL ... 2
1.3.3 Bagi perusahaan ... 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 3
1.5 Sistematika Laporan ... 3
BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN ... 4
2.1 Sejarah PT. Masaji Tatanan Container ... 4
2.2 Logo Perusahaan ... 4
2.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 5
2.4 Struktur Organisasi ... 5
BAB 3 LANDASAN TEORI ... 9
3.1 IP Camera ... 9
3.2 Delphi ... 11
3.3 Database ... 16
3.4 MySQL ... 18
3.5 Barcode ... 20
BAB 4 PEMBAHASAN ... 23
4.1 Tahap Analisis Kebutuhan ... 23
4.1.1 Analisis Sistem ... 23
vi
4.1.3 Use Case Scenario ... 28
4.1.3.1 Use Case Scenario Aplikasi Konfigurasi ... 28
4.1.3.2 Use Case Scenario Aplikasi Gate In ... 32
4.1.3.3 Use Case Scenario Aplikasi Gate Out ... 35
4.1.4 Analisa Antarmuka... 36
4.2 Perancangan Sistem ... 37
4.2.1 Desain Sistem Gate In ... 37
4.2.2 Desain Sistem Gate Out ... 38
4.2.3 Perancangan Aplikasi ... 38
4.2.3.1 Sequence Diagram ... 39
4.3 Implementasi Sistem ... 41
4.3.1 Implementasi pada Database ... 41
4.3.2 Implementasi Aplikasi... 42
4.4 Pengujian Sistem... 47
BAB 5 PENUTUP ... 56
5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN A LOGBOOK KEGIATAN ... 59
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT. Masaji Tatanan Container ... 4
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Masaji Tatanan Container ... 5
Gambar 3.1 IP Camera tampak belakang... 10
Gambar 3.2 Wireless IP Camera , disertai antena untuk komunikasi data. ... 10
Gambar 3.3 Jaringan IP camera sederhana ... 11
Gambar 3.4 Lembar Kerja Delphi 7 ... 13
Gambar 3.5 Barcode ... 21
Gambar 3.6 Barcode Scanner ... 22
Gambar 4.1 Use Case Diagram Aplikasi Konfigurasi ... 27
Gambar 4.2 Use Case Diagram Aplikasi Gate In ... 27
Gambar 4.3 Use Case Diagram Aplikasi Gate Out ... 27
Gambar 4.4 Rencana Desain Sistem Gate In ... 37
Gambar 4.5 Rencana Desain Sistem Gate Out ... 38
Gambar 4.6 Sequence Diagram Aplikasi Konfigurasi ... 39
Gambar 4.7 Sequence Diagram Proses Gate In ... 39
Gambar 4.8 Sequence Diagram Proses Gate Out ... 40
Gambar 4.9 Database pada aplikasi gate PT. Masaji Tatanan Container Surabaya ... 41
Gambar 4.10 Form Login Aplikasi Konfigurasi ... 43
Gambar 4.11 Form Utama Aplikasi Konfigurasi tab Database... 44
Gambar 4.12 Form Utama Aplikasi Konfigurasi tab IP CAM ... 44
Gambar 4.13 Form Utama Aplikasi Konfigurasi tab Profile ... 45
Gambar 4.14 Form Utama Aplikasi Konfigurasi tab tab Sound dan comport ... 45
Gambar 4.15 Form Login Aplikasi Gate ... 46
Gambar 4.16 Form Utama Aplikasi Gate In ... 47
Gambar 4.17 Form Utama Aplikasi Gate Out ... 47
Gambar 4.18 Proses scan barcode dan update data ... 48
Gambar 4.19 Proses scan barcode dan update data (sukses) ... 49
Gambar 4.20 Tampilan database yang sudah masuk ... 49
Gambar 4.21 Tampilan proses survey container ... 50
viii
Gambar 4.23 Database berhasil di update ... 52
Gambar 4.24 Hasil capture Gate In dan Gate Out ... 52
Gambar B.1 Foto bersama pihak PT. Masaji Tatanan Container Surabaya ... 62
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Use Case Scenario Login Aplikasi Konfigurasi ... 28
Tabel 4.2 Use Case Scenario Set Database Configuration ... 29
Tabel 4.3 Use Case Scenario Set IP Camera Configuration ... 29
Tabel 4.4 Use Case Scenario Set Gate Profile Configuration ... 30
Tabel 4.5 Use Case Scenario Set Barrier Gate Configuration ... 31
Tabel 4.6 Use Case Scenario Save Configuration ... 31
Tabel 4.7 Use Case Login Aplikasi Gate In ... 32
Tabel 4.8 Use Case Scenario Scan Barcode Gate In ... 32
Tabel 4.9 Use Case Scenario View Data Barcode Gate In ... 33
Tabel 4.10 Use Case Scenario Input Data Driver ... 33
Tabel 4.11 Use Case Scenario Input Data Truck ... 34
Tabel 4.12 Use Case Scenario Update Database Gate In ... 34
Tabel 4.13 Use Case Scenario Scan Barcode Gate Out ... 35
Tabel 4.14 Use Case Scenario View Data Barcode Gate Out ... 35
Tabel 4.15 Use Case Scenario Take Surat Jalan ... 36
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Validitas ... 53
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat intelektual di jajaran pendidikan Indonesia, sudah sewajarnya mengetahui, menguasai, serta memiliki wawasan yang luas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini tujuan dari pendidikan Indonesia adalah ntuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menerapkan hal-hal yang telah didapatkan selama di jenjang pendidikan ke dalam segala aspek kehidupan. Seiring dengan
perkemabangan zaman serta kemajuan di bidang teknologi dan industri pada era globalisasi ini maka diperlukan pula sumber daya manusia yang profesional dibidangnya. Dalam hal ini, tenaga profesional tidak hanya harus memahami teori saja melainkan harus dapat menerapkan dan mengimplementasikan teori-teori tersebut pada praktiknya di dunia nyata. Salah satu bentuk pengimplementasian terhadap ilmu yang didapatkan di bangku kuliah yakni dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud meningkatkan wawasan dan pengalaman kerja melalui kegiatan PKL di PT. Masaji Tatanan Container Surabaya sebelum menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
PT. Masaji Tatanan Container merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bisnis petikemas (container) yang berupa depo container, modifikasi container bekas, perbaikan container dan lain sebagainya. Sebagai depo container
2
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut: 1. Memperluas ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang yang pelajari
oleh penulis sehingga dapat mengaplikasikannya saat menghadapi dunia kerja kedepannya.
2. Untuk mengetahui, mempelajari, dan mengikuti kegiatan di PT. Masaji Tatanan Container Surabaya pada bidang-bidang terkait dengan bidang disiplin ilmu penulis.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi pada berbagai bidang, serta memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu lain yang berkaitan sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah.
1.3
Manfaat
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki banyak manfaat baik bagi penulis sebagai mahasiswa, bagi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya sebagai pihak penyelenggara PKL, maupun bagi PT. Masaji Tatanan Container Surabaya sebagai perusahaan tempat melakasanakan PKL.
1.3.1 Bagi mahasiswa
Bermanfaat sebagai sarana untuk menguji sebagian besar kemampuan mahasiswa yang telah diberikan selama perkuliahan, memperdalam serta mengasah keterampilan mahasiswa pada saat menghadapi dunia kerja, serta menanmbah wawasan, pengetahuan dan pengalaman untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya di lingkungan kerja.
1.3.2 Bagi penyelenggara PKL
Bermanfaat sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana program atau kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
1.3.3 Bagi perusahaan
3
meningkatkan sarana dan prasarana yang ada pada perusahaan tersebut untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan melalui tugas yang diberikan kepada mahasiswa.
1.4
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di PT. Masaji Tatanan Container Surabaya pada tanggal 12 Juli hingga 3 September 2016.
1.5
Sistematika Laporan
Sistematika Laporan ditujukan untuk memberikan gambaran dan uraian dari penyusuanan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara garis besar yang meliputi beberapa bab sebagai berikut.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Menjabarkan latar belakang, manfaat, waktu dan tempat pelaksanaan, serta sistematika laporan.
BAB 2 : PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini menjelaskan terkait profil perusahaan PT. Masaji Tatanan Container Surabaya berupa sejarah perusahaan, logo, visi dan misi, serta struktur organisasi perusahaan.
BAB 3 : LANDASAN TEORI
Menyampaikan teori-teori terkait yang mendasari pembuatan sistem pada pelaksanaan PKL di PT. Masaji Tatanan Container Surabaya.
BAB 4 : PEMBAHASAN
Berisi penjelasan terkait kegiatan yang dilakukan selama PKL serta
penjelasan mengenai sistem yang dibuat secara rinci. BAB 5 : KESIMPULAN
4
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
2.1
Sejarah PT. Masaji Tatanan Container
PT. Masaji Tatanan Container (MTCon) kegiatan usahanya meliputi penyediaan lahan depo untuk penyimpanan dan penumpukan peti kemas hingga pembersihan dan perbaikan peti kemas. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT. Samudera Indonesia Tbk dibawah divisi Samudera Logistic. Samudera Logistic sudah memulai bisnis Forwarding & Warehouse sejak tahun 1980, namun sejak tanggal 10 Desember 1991 resmi didirikan perusahaan yang khusus bergerak
dibdang peti kemas dan terus berkembang menjadi perusahaan yang memberikan profit besar. Hingga saat ini MTCon memiliki 9 depot yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia yakni di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Makassar, Medan, Palembang, Panjang, Pontianak.
Layanan yang diberikan oleh MTCon mencakup layanan utama seperti penanganan proses lift off / lift on, penyimpanan container kosong, perbaikan, pembersihan, pengangkutan, layanan container dengan pendingin, dan container yang dilengkapi gantungan pakaian. Adapun layanan tambahan yang dimiliki MTCon antara lain sebagai penjualan unit kontainer, sewa kontainer, serta menerima pesanan portable office yang dibuat dari container.
2.2
Logo Perusahaan
Logo dari PT. Masaji Tatanan Container ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1 Logo PT. Masaji Tatanan Container
5
2.3
Visi dan Misi Perusahaan
MTCon mempunyai visi “To became a leader in country and as market leader
in area of South East Asia”. Adapun misi dari MTCon sendiri adalah “To provide high quality services by increase customer satisfaction and look to benefit of
stakeholder and shareholder”.
Visi dan misi tersebut mencerminkan bahwa MTCon selalu berusaha memberikan yang terbaik serta menjadi yang terbaik di bidangnya, hal ini sejalan dengan visi dan misi Samudera Indonesia Group.
2.4
Struktur Organisasi
Sebagai perusahaan yang cukup besar, MTCon tentu mempunyai struktur organsasi sama halnya dengan perusahaan-perusahaan lain di lingkungan Samudera Indonesia Group. Kantor pusat MTCon melakukan kegiatan yang bersifat cost center dimana tidak melakukan aktivitas produksi jasa. Kegiatan yang dilakukan MTCon antara lain menjalankan fungsi managerial, menyiapkan pengembangan dan memonitor kegiatan depo di seluruh cabang baik dari sisi kinerja, SDM, laporan keuangan, dll.
Spv Marketing DEPO MANAGER
Spv Operation
Spv Finance Umum &
Personalia
6
Berikut ini adalah penjabaran tugas dari beberapa bagian pada struktur diatas:
a. Account Officer (AO)
Bertugas sebagai agen MTCon untuk menangani kebutuhan-kebutuhan principal (client) yang ditanganinya. Seorang Account Officer bertugas
melakukan laporan kepada principal (mengenai stok container di depo, pengangkutan, perbaikan, dan informasi lain yang dibutuhkan oleh principal), serta menyampaikan informasi-informasi dari principal kepada petugas
lainnya sehingga kebutuhan principal bisa sejalan dengan kegiatan lainnya (misalnya kegiatan repo in/out, paket import dan paket free use).
b. Customer Service Officer (CS)
Bertugas melayani kebutuhan customer pihak ketiga (EMKL dan Trucker) yaitu melakukan counter check terhadap D/O container, mengeluarkan release order (bon muat) dan receiving order (bon bongkar), memeriksa dokumen
seperti SP2, surat jalan dan salinan D/O pelayaran dan berkoordinasi dengan AO untuk memastikan kegiatan releasing dan receiving order apabila ada data yang meragukan.
c. Gate Officer
Bagian ini terbagi atas gate in (GI) dan gate out (GO) officer. Tugasnya adalah mengeluarkan Equipment Interchage Receipt (EIR) in/out serta melakukan penginputan data ke database.
d. Sales Officer
Bertugas melakukan penjualan layanan tambahanMTCon seperti gen-set rental, sale unit, portacamp modification, dan peluang bisnis lainnya.
e. Operator Handling
Bertugas menjalankan dan mengoperasikan alat handling (Side Loader, Top Loader dan Forklift) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Operator Handling juga harus mampu memelihara alat handling sehingga tidak terjadi
kerusakan.
7
Bertugas menerima serta menandatangani release dan receiving order dari trucker untuk selanjutnya menentukan kemana dan darimana container akan
diletakkan atau diambil. Crane bertugas mengarahkan Operator Handling sesuai dengan layout design yang sudah ditetapkan.
g. Surveyor
Bertugas melakukan inspeksi terhadap container, dan menentukan status container tersebut apakah Available Clean , Available Unclean atau Damage.
Setiap kerusakan yang terjadi harus diidentifikasi secara rinci menurut
ketentuan IICL dan Cargoworthy. Hasil survey selanjutnya diberikan kepada estimator.
h. Estimator
Bertugas mengestimasikan biaya repair yang terjadi akibat kerusakan kontainer. Selanjutnya estimasi tersebut diserahkan kepada AO untuk diinfomasikan kepada principal agar di-approve perbaikannya. Perbaikan hanya dilakukan apabila sudah mendapat approval dari principal. Selanjutnya jika sudah di-approve dikeluarkanlah Estimate of Repair (EOR) yang baku yang selanjutnya dijadikan acuan tagihan kepada customer pihak ketiga.
i. G&A dan Personalia
Mempunyai 2 fungsi pokok yaitu fungsi personalia (SDM) dan fungsi umum (G&A). Fungsi personalia meliputi kegiatan pemantauan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), kompensasi dan kehadiran serta membuat program-program pengembangan yang diperlukan dalam rangka meningkatkan mutu SDM. Fungsi umum (G&A) mencakup fungsi pemeliharaan alat, penjualan, pengadaan alat kantor dan peralatan lain yang diperlukan, memanajemen penggunaan mobil dinas, melakukan pengarsipan (filing) serta mengatur pemanfaatan seluruh aset-aset cabang yang bersangkutan.
j. Information Technology (IT)
8
pengembangan perangkat lunak, menerima permintaan user untuk masalah-masalah yang harus diselesaikan, menyediakan dukungan dan penyelesaian masalah konsumen baik untuk konsumen internal maupun eksternal, bertanggung jawab atas kepuasan terkini pelanggan, melakukan tugas-tugas yang berkaitan dan tanggung jawab yang diminta sehingga memudahkan opersional perusahaan.
k. Controller, bertugas mencatat seluruh transaksi keuangan, membuat laporan keuangan dan mengkoordinasikan kegiatan pencatatan di cabang dengan
controller pusat terutama dalam hal pembuatan laporan konsolidasi.
l. Billing, bertugas mengeluarkan tagihan/invoice dan mencatat laporan piutang customer.
m. Cashier, bertugas menerima pembayaran dan mengeluarkan kwitansi
pembayaran. n. Supervisor
9
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1
IP Camera
Menurut (Mahmud Ariyanto, 2010) IP Camera atau ada juga yang menyebutnya Netcam (Network Camera) merupakan perangkat peng-capture dan recording objek terkini yang memiliki kemampuan memproses visual dan audio
serta dapat diakses komputer secara langsung, atau melalui LAN, Internet, dan jaringan telepon seluler. IP Camera biasanya digunakan untuk sistem pengawasan keamanan. Terdapat beberapa jenis IP Camera yakni IP Camera NVR (terpusat)
dan IP Camera CCTV (desentralisasi).
Kamera IP terpusat pertama dirilis pada tahun 1996 oleh Axis Communications dan dikembangkan oleh Martin Gren dan Carl-Axel Alm. IP Camera tersebut diberi nama Axis NetEye 200 dengan menggunakan web server kustom internal pada kamera. Pada akhir tahun 1999, Linux mulai digunakkan untuk mengoperasikan IP kamera tersebut. Axis juga merilis dokumentasi API tingkat rendah yang disebut
“VAPIX”, yang dibangun pada HTTP standar terbuka dan RTSP. Arsitektur terbuka ini dimaksudkan untuk mendorong produsen perangkat lunak pihak ketiga untuk mengembangkan software manajemen untuk merekam yang kompatibel. IP Camera desentralisasi pertama dirilis pada tahun 1999 oleh Mobotix dengan
menggunakan sistem Linux. Sistem kamera ini tidak memerlukan lisensi software untuk mengatur perekaman video dan alarm. Kamera IP pertama dengan analisis konten Video Onboard (VCA) dirilis pada tahun 2005 oleh Intellio. Kamera CCTV ini mampu mendeteksi banyak event yang berbeda, seperti jika sesuatu barang dicuri, seseorang memasuki zona tertentu, atau sebuah mobil yang bergerak ke arah yang berlawanan. Kamera IP tersedia dari resolusi 0,3 (VGA) hingga 29 megapiksel. Saat ini telah banyak digunakan IP kamera dengan resolusi video HD (high-definition) 720p dan 1080i dengan format widescreen 16 : 9.
10
tersedia, dan API yang berbeda. Untuk mengatasi masalah standarisasi IP kamera ini dibentuklah dua institusi yaitu ONVIF dan PSIA. Psia didirikan oleh 20 anggota perusahaan seperti Honeywell, GE dan Cisco. Sedangkan ONVIF didirikan oleh Axis Communications, Bosch dan Sony.
Gambar 3.1 IP Camera tampak belakang
sumber : www.lintas.me
Dari arah belakang terlihat soket ethernet untuk dihubungkan langsung ke jaringan komputer.
Gambar 3.2 Wireless IP Camera , disertai antena untuk komunikasi data.
11
Gambar 3.3 Jaringan IP camera sederhana
sumber : www.lintas.me
Cara mengakses IP Camera yg paling mudah dengan web browser semacam mozilla atau IE atau google chrome tergantung masing-masing tipe IP Camera. Dengan cara mengetik alamat IP Camera di web browser maka akan muncul tampilan atau menu sederhana untuk mengaktifkan IP Camera.
3.2
Delphi
Bahasa pemrograman Delphi adalah pemrograman berorientasi objek yang merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman Pascal. Pascal adalah pemrograman berbasis DOS yang dibuat pada tahun 1971 oleh Niklaus Wirth dari Swiss. Pascal dirilis tahun 1983 oleh Borland International, salah satu perusahaan software terkemuka di California. Pada tahun 1993, Borland International
mengembangkan bahasa pemrograman pascal yang bersifat visual yang disebut Delphi dan resmi dipasarkan pada tahun 1995. Pemrograman ini dibuat secara modern yang berjalan di Sistem Operasi Windows mulai dari versinya yang pertama yaitu Delphi 1 dan di tahun-tahun berikutnya Delphi terus dikembangkan mengikuti kebutuhan zaman (Kani, Firmansyah, & Sufandi, 2010).
Salah satu keistimewaan Delphi adalah dukungannya untuk aplikasi database yang memungkinkan user berinteraksi dengan informasi yang tersimpan dalam sebuah database. Delphi juga memberikan banyak pilihan teknologi kepada
developer dalam membangun aplikasi database sehingga developer dapat
12
Integrated Development Environment (IDE) Delphi merupakan tampilan terintegrasi dimana terlihat menu dan tools yang terpisah akan tetapi sangat berhubungan yang merupakan satu kesatuan yang utuh dalam satu koordinasi. Berfungsi sebagai pusat kontrol mulai dari menu utama, komponen pallet, form, code editor, object inspector dan object treeview yang digunakan untuk
mendesain, menulis kode program serta mengatur tampilan aplikasi dalam berbagai model (Madcoms, 2003).
Untuk mengakses database, Delphi menyediakan berbagai mekanisme data
akses, antara lain (Yanuar & Hakim, 2004): a. Borland Database Engine (BDE)
BDE adalah teknologi yang dikeluarkan oleh Borland. BDE berasal dari paradox, kemudian diperluas oleh Borland untuk mendukung banyak SQL server dan database lokal sebelum Delphi ada. BDE mengakses langsung tabel-tabel dBase, Paradox, ASCII, Foxfro dan Access. Driver-driver yang ada di Delphi Enterprise memungkinkan pengaksesan ke beberapa SQL Server termasuk Oracle, Sybase, Microsoft, Informix, Interbase dan IBM DB2 Server. Sedangkan untuk pengaksesan ke database lain disediakan ODBC Drivers. b. ActiveX Data Object (ADO)
ADO adalah antarmuka tingkat tinggi (high level) yang digunakan untuk mengakses database dari Microsoft. ADO diimplementasikan pada teknologi OLE DB Data Access Microsoft yang menyediakan akses ke database relasional maupun database non relasional, termasuk email, file sistem dan file lainnya. c. Database Express Library (dbExpress)
dbExpress adalah library pengaksesan yang bersifat cross-flatform untuk windows dan linux. tidak seperti BDE dan ADO, dbExpress menggunakan pendekatan kelas ringan.
d. Interbase Express (IBExpress)
13
memelihara server dari aplikasi client jika menggunkan komponen khusus interbase.
Delphi 7, dirilis pada bulan Agustus 2002, menjadi versi standar yang digunakan oleh pengembang Delphi lebih dari versi tunggal lainnya. Ini adalah salah satu keberhasilan paling baik yang diciptakan oleh Borland karena kecepatan, stabilitas dan persyaratan perangkat keras rendah dan masih aktif digunakan untuk saat ini. Delphi 7 menambahkan dukungan untuk Windows Theme XP, dan menambahkan lebih banyak dukungan untuk membangun aplikasi
web. Ini juga merupakan versi terakhir dari Delphi yang dapat digunakan tanpa aktivasi. Untuk membuka program Delphi 7 dilakukan dengan klik Start -> Borland Delphi 7 -> Delphi 7.exe
Gambar 3.4 Lembar Kerja Delphi 7
Sepintas sebuah program aplikasi yang dapat dibuat dengan menggunakan Delphi hanya terdiri dari file project dan sebuah unit. Namun kenyataannya terdapat beberapa file yang dibentuk pada saat membangun sebuah program aplikasi. Berikut ini merupakan file-file penyusun projek yang terdapat pada program Delphi, yaitu :
a. File Project (.Dpr) dan file Unit (.Pas)
14
di dalam aplikasi, file ini ditandai dengan ekstensi (.Pas). Setiap aplikasi atau projek terdiri atas file projek tunggal atau lebih dalam file unit.
b. File Form (.Dfm )
File form adalah file biner yang dibuat oleh Delphi untuk menyimpan informasi
yang berkaitan dengan form. c. File Resource (.Res )
File resource merupakan file biner yang berisi sebuah ikon yang digunakan
oleh project. File ini secara terus menerus di-update atau diubah
oleh Delphi sehingga file ini tidak bisa diubah oleh pemakai. Dengan menambahkan file resource pada aplikasi dan menghubungkan dengan file project dapat menggunakan editor resource, misalnya editor untuk membuat file resource.
d. File Project Options (.Dof ) dan File Desktop Settings (.Dsk)
File project options merupakan file yang berisi options-options dari
suatu project yang dinyatakan melalui perintah Options dari menu Project. Sedang file desktop setting berisi option-option yang dinyatakan melalui perintah Environment Options dari menu Tools. Perbedaan di antara kedua jenis file tersebut adalah bahwa file project options dimiliki oleh setiap project sedangkan file desktop setting dipakai untuk lingkungan Delphi. Apabila ada kerusakan pada kedua jenis file tersebut dapat mengganggu proses kompilasi. Prosedur yang dapat kita tempuh untuk menangani gangguan tersebut adalah dengan menghapus kedua jenis file tersebut yaitu .Dof dan .Dsk karena kedua file tersebut akan terbentuk secara otomatis pada saat menyimpan project.
e. File Backup (.~dp,.~df,.~pa)
File-file dengan ekstensi di atas merupakan file backup dari
15 f. File jenis lain
File-file dengan ekstensi lain yang dapat ditemukan dalam folder tempat
penyimpanan program aplikasi selain yang memiliki ekstensi yang telah disebutkan pada umumnya adalah file-file yang dibentuk oleh compiler dan beberapa file Windows yang digunakan Delphi. File-file tersebut adalah:
1) File Executable (.Exe ). File ini dibentuk oleh compiler dan merupakan file esekusi (executable) dari program aplikasi. File ini berdiri sendiri dan hanya memerlukan file library di DLL , VBX dan lain-lain.
2) File unit Object (.Dcu). File ini merupakan file unit (.Pas) yang telah dikompilasi oleh compiler yang akan dihubungkan dengan file esekusi. 3) File Dinamic Link Library (.Dll).File ini dibentuk oleh compiler apabila kita
merancang .DLL sendiri.
4) File Help. File ini merupakan file Windows dan merupakan file help standaryang dapat dipakai diprogram aplikasi Delphi.
5) File Image (.Wmf,.Bmp,.Ico). File-file ini merupakan file Windows dari aplikasi selain Delphi yang dapat digunakan untuk mendukung program aplikasi yang kita rancang tampak lebih menarik.
Berdasarkan Gambar 3.4, secara umum IDE Delphi dapat dikelompokkan menjadi 8 bagian yaitu :
a. Main menu merupakan penunjuk ke seluruh fasilitas yang disediakan aplikasi Delphi.
b. Toolbar / speedbar merupakan Icon (Sortcut)yang dirancang untuk lebih memudahkan menjangkau fasilitas yang ada pada Delphi.
c. Component Palette merupakan komponen-komponen VCL(Visual Component
Library) yang dikelompokkan kedalam tab-tab, komponen-komponen inilah
yang akan digunakan untuk merancang interface atau antar muka aplikasi. d. Form Designer merupakan interface (antar muka) apalikasi yang akan
16
e. Code Editor merupakan tempat untuk menuliskan kode program
menggunakan bahasa object Pascal. Kode program tidak perlu di tulis secara keseluruhan karena Delphi sudah menyediakan blok atau kerangka untuk menulis kode program.
f. Code Explorer, digunakan untuk memudahkan berpindah antar file unit di dalam jendela code editor. Code explorer berisi daftar yang menampilkan semua tipe, class, properti, method, variabel global, rutin global yang telah didefinisikan di dalam unit. Saat memilih sebuah item dalam code explorer,
kursor akanberpindah menuju implementasi dari item yang dipilih di dalam code editor.
g. Object inspector, digunakan untuk mengubah properti atau karakteristik dari suatu komponen.Terdiri dari 2 tab yaitu :
1) Properties, digunakan untuk menentukan pengaturan suatu objek. Suatu
objek memiliki beberapa properti yang dapat diatur langsung dari object inspector maupun melalui kode program. Pengaturan ini mempengaruhi cara kerja objek tersebut saat aplikasi dijalankan.
2) Event, merupakan bagian yang dapat diisi dengan kode program tertentu yang berfungsi untuk menangani event-event (berupa sebuah procedure) yang dapat direspon oleh sebuah komponen. Event adalah peristiwa atau kejadian yang diterima oleh suatu objek, misal : klik, drag, dan lain-lain. Event yang diterima objek akan memicu Delphi menjalankan kode program yang ada didalamnya. Misalnya ingin sesuatu dikerjakan pada saat form ditutup, maka untuk menyatakan tindakan tersebut (berupa sebuah procedure) menggunakan OnClose.
h. Object Tree View berisi daftar komponen yang sudah diletakkan di form designer.
3.3
Database
Database atau sering kita kenal basis data merupakan sekumpulan data yang
17
dijadikan sebagai informasi. Database adalah kumpulan informasi atau data yang tersimpan secara sistematis sehingga temu kembali informasinya menjadi mudah dan cepat (Kusmayadi, 2011).
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya. Penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili satu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan
struktur basis data, hal ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan di mana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Perangkat lunak basis data yang banyak digunakan dalam pemrograman dan merupakan perangkat basis data aras tinggi (High level):
Microsoft SQL Sever Oracle
MYSQL PostgreSQL Microsoft Access DB2
MongoDB
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (Database management system/DBMS). Jika konteksnya
18
untuk kedua arti tersebut. Perangkat lunak basis data yang dalam proyek PKL ini adalah MySQL.
3.4
MySQL
MySQL adalah sistem manajemen database yang digunakan untuk menyimpan data dalam tabel terpisah dan menempatkan semua data dalam satu gudang besar. Struktur database disusun dalam file fisik dioptimalkan untuk kecepatan. Model logis, dengan benda-benda seperti database, tabel, baris, dan kolom, menawarkan lingkungan pemrograman yang fleksibel.
MySQL pada awalnya diciptakan pada tahun 1979, oleh Michael Monty
Widenius, seorang programmer komputer asal swedia. Monty mengembangkan sebuah sistem database sederhana yang dinamakan UNIREG yang menggunakan koneksi low-level ISAM database engine dengan indexing. Pada saat itu Monty bekerja pada perusahaan bernama TcX di Swedia.
SQL bagian dari MySQL singkatan dari "Structured Query Language". SQL adalah bahasa standar yang paling umum digunakan untuk mengakses database. SQL didefinisikan oleh ANSI / ISO Standard SQL. Standar SQL telah berkembang sejak tahun 1986 dan beberapa versi ada.
Pengunaan MySQL sebagai database memiliki beberapa kelebiha, diantaranya sebagai berikut :
a. Portabilitas.
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows,
Linux, FreeBSD, Mac OS X, Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi. b. Perangkat lunak sumber terbuka.
MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, di bawah
lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis. c. Multi-user.
MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang
bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
19
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query
sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL persatuan waktu.
e. Ragam tipe data.
MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed/unsigned
integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain.
f. Perintah dan Fungsi.
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah
Select dan Where dalam perintah (query).
g. Keamanan.
MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama
host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi
terenkripsi.
h. Skalabilitas dan pembatasan.
MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah
rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
i. Konektivitas.
MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP,
Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). j. Lokalisasi.
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan
lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
k. Antar Muka.
MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa
pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
20
MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan
untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
m. Struktur tabel.
MySQL memiliki struktrus tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER
TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
3.5
Barcode
Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna, dengan kegunaan untuk menyimpan data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal kadaluwarsa, dan nomor identitas, teknologi barcode tersebut terus berkembang dan bertahan. Sedangkan untuk membaca barcode ada banyak pilihan di pasaran dengan harga yang relatif murah mulai dari yang berbentuk pena (wand), slot, dan scanner.
Di awal perkembangannya, penggunaan barcode dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket. Tetapi, saat ini kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi misalnya digunakan sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan.
Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut.Angka-angka tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum.Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar maupun
21
Gambar 3.5 Barcode
Sumber : http://stieatomic.blogspot.co.id/2012/08/barcode-reader-scaner-barcode.html
Terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu:
a. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (universal price codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk.
b. Barcode untuk keperluan packaging, biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
c. Barcode untuk penerbitan, misalnya barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.
d. Barcode untuk keperluan farmasi, biasanya digunakan untuk identifikasi suatu
produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC. e. Barcode untuk keperluan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan
buku-buku yang ada di perpustakaan.
22
kode bar menjadi data elektrik lalu mengirimkannya ke komputer dengan format data yang sederhana.
Gambar 3.6 Barcode Scanner
23
BAB 4
PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai sistem yang akan di buat sekaligus proses pembuatan sistem. Yaitu analisia, perancangan dan IP Camera pada Sistem Kendali Barrier Gate In - Gate Out akan diimplementasikan pada PT. Masaji Tatanan Container Surabaya.
Sistem Gate In dan Out Container PT. Masaji Tatanan Container Surabaya merupakan aplikasi informasi yang disediakan melalui jalur internet lokal sehingga hanya dapat diakses di wilayah Perusahaan tersebut.
Berikut ini merupakan fitur – fitur dari Sistem Gate PT. Masaji Tatanan Container Surabaya.
• Manajemen Gate In
• Manajemen Gate out
• Update database
• Scan Barcode
• Capture gambar dari IP Camera
• Mengakses Barrier Gate
4.1
Tahap Analisis Kebutuhan
Tahap analisa kebutuhan dalam perancangan dan pembuatan aplikasi Sistem Gate In/Out Container terdiri atas tiga tahap, yaitu melakukan analisis data,
menggunakan pemodelan use case diagram dan use case scenario untuk menggambarkan kebutuhan tersebut, dan analisis perancangan interface (antarmuka) pengguna dari perangkat lunak. Beberapa tahap analisis diantaranya sebagai berikut :
4.1.1 Analisis Sistem
24
menggunakan satu window saja dan aplikasi dibuat mudah untuk dilihat oleh driver namun tidak terlalu banyak input agar driver juga mudah memahami untuk
pengoperasiannya. Di dalam Aplikasi Gate In dan Aplikasi Gate Out diperlukan lagi aplikasi sebagai konfigurasi portable yang dapat dipakai pada kedua aplikasi gate tersebut, namun aplikasi konfigurasi khusus diperuntukkan bagi administrator sehingga administrato dapat lebih mudah melakukan konfigurasi yang seharusnya dapat digunakan pada aplikasi Gate In maupun Gate Out.
Dalam perancangan aplikasi, kami memerlukan beberapa analisis untuk ketiga
aplikasi yang sudah di rencanakan aplikasi tersebut, diantaranya : a. Analisis User
Pada tahapan ini dilakukan analisis user yang nantinya diperoleh data user yang akan menggunakan sistem ini, dimana User nantinya adalah yang bertugas dan memiliki hak akses untuk login, melakukan operasi pengolahan data seperti CRUD (create, Read, Update, delete).
1. Aplikasi Gate In
Pada aplikasi Gate In yang menjadi user adalah Gate In Officer. Gate In Officer disini mampu melakukan pembacaan data, pengeditan data dan
penambahan data. 2. Aplikasi Gate Out
Pada aplikasi ini yang merupakan user adalah Driver. Driver disini hanya dapat melakukan pembacaan data, agar driver tidak dirumitkan untuk melakukan bongkar atau muat barang dan meminimalisir antrian Karena bingungnya pengoperasian aplikasi.
3. Aplikasi Konfigurasi
25 b. Analisis Kebutuhan Fungsional
Seperti yang telah dijelaskan pada analisis kebutuhan, setiap aplikasi dikhususkan untuk satu user yang berbeda sehingga memiliki kebutuhan yang secara fungsional berbeda pula, antara lain :
1. Aplikasi Gate In
Kebutuhan sistem pada aplikasi Gate In yakni : - Melakukan proses login/logout aplikasi - Melakukan scan barcode
- Membaca dan menampilkan data hasil scan barcode - Menginput data driver
- Menginput data nomor polisi truk trailer
- Mengupdate database sesuai data yang diinputkan - Menangkap dan menyimpan gambar melalui IP Camera
- Membuka barrier gate secara otomatis setelah database terupdate dan gambar tercapture
2. Aplikasi Gate Out
Kebutuhan sistem pada aplikasi Gate Out ini antara lain : - Melakukan scan barcode
- Membaca dan menampilkan data hasil scan barcode - Mengupdate database
- Mencetak surat jalan
- Menangkap dan menyimpan gambar melalui IP Camera - Membuka barrier gate
3. Aplikasi Konfigurasi
Kebutuhan sistem pada aplikasi konfigurasi antara lain: - Melakukan login/logout aplikasi konfigurasi
- Mengatur konfigurasi database - Mengatur konfigurasi IP Camera
26 - Menyimpan hasil konfigurasi c. Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan non fungsional dari system yang terdiri dari kebutuhan software dan kebutuhan hardware.
1. Aplikasi Gate In
- Kebutuhan software
Software yang digunakan pada pembuatan sistem ini adalah Delphi 7,
database MySQL, dan Aphache.
- Kebutuhan hardware
Hardware yang digunakan pada pembuatan sistem ini adalah IP
Camera HIKVISION, barcode scanner, mikrontroler barrier gate, LCD
display min 32” support DVI dan VGA. 2. Aplikasi Gate Out
- Kebutuhan software
Software yang digunakan pada pembuatan sistem ini adalah Delphi 7, database MySQL, dan Aphache.
- Kebutuhan hardware
Hardware yang digunakan pada pembuatan sistem ini adalah IP Camera HIKVISION, barcode scanner, mikrontroler barrier gate, LCD display min 32” support DVI dan VGA, dan printer.
3. Aplikasi Konfigurasi - Kebutuhan software
- Software yang digunakan pada pembuatan sistem ini adalah Delphi 7, database MySQL, dan Aphache.
- Kebutuhan hardware
- Hardware yang digunakan pada pembuatan sistem ini adalah , mikrontroler barrier gate,dan LCD Monitor.
4.1.2 Use Case Diagram
27
Gambar 4.1 Use Case Diagram Aplikasi Konfigurasi
Gambar 4.2 Use Case Diagram Aplikasi Gate In
28
Berdasarkan Use Case Diagram diatas terlihat ada beberapa aktor yang menjalankan beberapa aplikasi, dimana sistem ini awalnya harus dimulai dari Administrator terlebih dahulu untuk melakukan beberapa konfigurasi berupa
konfigurasi database, konfigurasi IP Camera, konfigurasi Gate yang akan digunakan dan konfigurasi serial komunikasi dengan Barrier Gate. Hasil dari konfigurasi inilah yang akan menjadi nilai pengecekan mengoperasikan aplikasi pada sisi Gate In maupun Gate Out. Selanjut dari sisi Gate In akan ada aktor (Gate In Officer) yang akan mengoperasikan aplikasi dengan fitur dapat melakukan scan
barcode, melihat data dari barcode yang dibaca, menginput data driver,
menginput data truk, kemudian sistem akan mengupdate database, menangkap gambar kondisi truk dan kontainer seperti yang telah dijelaskan pada subbab desain sistem, dan membuka barrier gate. Sedangkan dari sisi Gate Out yang bertindak sebagai aktor adalah driver truck, dimana dapat melakukan proses proses yang kurang lebih sama dengan sisi Gate In namun yang membedakan adalah driver tidak dapat melakukan input data apapun hanya dapat melakukan view dan mencetak surat jalan.
4.1.3 Use Case Scenario
Beberapa tabel berikut ini menunjukkan Use Case Scenario yang terjadi pada keseluruhan sistem yang dibuat :
4.1.3.1Use Case Scenario Aplikasi Konfigurasi
a. Login
Tabel 4.1 Use Case Scenario Login Aplikasi Konfigurasi
Nama Use Case Login
Aktor Administrator
Deskripsi Use Case Login berfungsi untuk masuk ke aplikasi konfigurasi untuk dapat dioperasikan.
Main Flow
1. Administrator mengeklik icon aplikasi konfigurasi. 2. Administrator memasukkan username dan password. 3. Sistem mengecek kevalid-an username dan
password.
29 Alternative Flow
1. Administrator mengeklik tombol Close dan keluar dari aplikasi konfigurasi.
2. Sistem menyatakan username dan password tidak valid.
3. Administrator mengisi kembali username dan password yang benar.
Pre-Condition -
Post-Condition Masuk ke halaman utama aplikasi konfigurasi.
b. Set Database Configuration
Tabel 4.2 Use Case Scenario Set Database Configuration
Nama Use Case Set Database Configuration
Aktor Administrator
Deskripsi
Use Case Set Database Configuration berfungsi untuk mengatur database awal yang digunakan pada sistem ini. Pengaturan database berupa nilai server, port, nama database, username dan password database.
Main Flow
1. Administrator login ke aplikasi konfigurasi. 2. Administrator memilih menu Database.
3. Sistem menampilkan list data Database Setup. 4. Administrator mengedit data yang ada di dalam form. 5. Administrator mengeklik tombol save.
6. Sistem menampilkan jendela konfirmasi untuk menyimpan konfigurasi.
7. Administrator mengeklik tombol OK.
Alternative Flow Administrator mengeklik tombol Cancel dan keluar dari aplikasi konfigurasi.
Pre-Condition Administrator berada di halaman login aplikasi konfigurasi.
Post-Condition Nilai pengaturan database tersimpan dalam file (.ini)
c. Set IP Camera Configuration
Tabel 4.3 Use Case Scenario Set IP Camera Configuration
Nama Use Case Set IP Camera Configuration
Aktor Administrator
Deskripsi
30 Main Flow
1. Administrator login ke aplikasi konfigurasi.
2. Administrator memilih menu IP Cam.
3. Sistem menampilkan list data IP Cam Setup. 4. Administrator mengedit data yang ada di dalam
form.
5. Administrator mengeklik tombol save.
6. Sistem menampilkan jendela konfirmasi untuk menyimpan konfigurasi.
7. Administrator mengeklik tombol OK.
Alternative Flow Administrator mengeklik tombol Cancel dan keluar dari aplikasi konfigurasi.
Pre-Condition Administrator berada di halaman login aplikasi konfigurasi atau berada di halaman Database Setup. Post-Condition Nilai pengaturan IP Camera tersimpan dalam file (.ini)
d. Set Gate Profile Configuration
Tabel 4.4 Use Case Scenario Set Gate Profile Configuration
Nama Use Case Set Gate Profile Configuration
Aktor Administrator
Deskripsi
Use Case Set Gate Profile Configuration berfungsi untuk mengatur profile login pada aplikasi gate in maupun gate out. Dimana nilai yang akan dikonfigurasikan berupa username dan password gate, gate yang digunakan, letak cabang perusahaan, dan kode perusahaan.
Main Flow
1. Administrator login ke aplikasi konfigurasi. 2. Administrator memilih menu Profile. 3. Sistem menampilkan list data Gate Profile. 4. Administrator mengedit data yang ada di dalam
form.
5. Administrator mengeklik tombol save.
6. Sistem menampilkan jendela konfirmasi untuk menyimpan konfigurasi.
7. Admin mengeklik tombol OK.
Alternative Flow Administrator mengeklik tombol Cancel dan keluar dari aplikasi konfigurasi.
Pre-Condition Administrator berada di halaman login aplikasi konfigurasi atau berada di halaman Database Setup.
31 e. Set Barrier Gate Configuration
Tabel 4.5 Use Case Scenario Set Barrier Gate Configuration
Nama Use Case Set Barrier Gate Configuration
Aktor Administrator
Deskripsi
Use Case Set Barrier Gate berfungsi untuk mengatur komunikasi serial antara aplikasi dengan barrier gate yang digunakan.
Main Flow
1. Administrator login ke aplikasi konfigurasi.
2. Administrator memilih menu Other.
3. Sistem menampilkan list data Serial Communication Setup.
4. Administrator mengedit data yang ada di dalam form.
5. Administrator mengeklik tombol save.
6. Sistem menampilkan jendela konfirmasi untuk menyimpan konfigurasi.
7. Administrator mengeklik tombol OK.
Alternative Flow Administrator mengeklik tombol Cancel dan keluar dari aplikasi konfigurasi.
Pre-Condition Administrator berada di halaman login aplikasi konfigurasi atau berada di halaman Database Setup.
Post-Condition Nilai pengaturan Serial Communiation Setup tersimpan dalam file (.ini)
f. Save Configuration
Tabel 4.6 Use Case Scenario Save Configuration
Nama Use Case Save Configuration
Aktor Administrator
Deskripsi Use Case Save Configuration berfungsi untuk menyimpan keseleruhan konfigurasi yang telah dibuat.
Main Flow
1. Administrator mengedit data yang ada di dalam semua menu aplikasi konfigurasi.
2. Administrator mengeklik tombol save.
3. Sistem menampilkan jendela konfirmasi untuk menyimpan konfigurasi.
4. Administrator mengeklik tombol OK.
32
Pre-Condition Administrator berada di salah satu menu halaman konfigurasi.
Post-Condition Nilai pengaturan konfigurasi tersimpan dalam file (.ini)
4.1.3.2Use Case Scenario Aplikasi Gate In
a. Login
Tabel 4.7 Use Case Login Aplikasi Gate In
Nama Use Case Login
Aktor Gate In Officer
Deskripsi Use Case Login berfungsi untuk masuk ke aplikasi Gate In untuk dapat dioperasikan.
Main Flow
1. Gate In Officer mengeklik icon aplikasi Gate In.
2. Gate In Officer memasukkan username dan password. 3. Sistem mengecek kevalid-an username dan
password.
4. Sistem menampilkan halaman utama aplikasi.
Alternative Flow
1. Gate In Officer mengeklik tombol Close dan keluar dari aplikasi konfigurasi/ aplikasi gate.
2. Sistem menyatakan username dan password tidak valid.
3. Gate In Officer mengisi kembali username dan password yang benar.
Pre-Condition -
Post-Condition Masuk ke halaman utama aplikasi Gate In.
b. Scan Barcode
Tabel 4.8 Use Case Scenario Scan Barcode Gate In
Nama Use Case Scan Barcode Aktor Gate In Officer
Deskripsi
Use Case Scan Barcode berfungsi untuk melakukan proses validasi antara data KITIR dari driver dengan database yang ada pada server.
Main Flow
1. Gate In Officer masuk ke halaman utama aplikasi Gate In.
2. Gate In Officer melakukan Scan Barcode pada barcode scanner.
33
4. Sistem menampilkan notifikasi data barcode tersedia pada database.
Alternative Flow
1. Data barcode tidak dikenali oleh database, sistem menampilkan notifikasi bahwa data tidak tersedia. 2. Gate In Officer melakukan scan barcode ulang.
Pre-Condition Sistem hanya menampilkan perintah pencarian barcode di halaman awal aplikasi.
Post-Condition Sistem memverifikasi bahwa data barcode tersedia dalam database.
c. View Data Barcode
Tabel 4.9 Use Case Scenario View Data Barcode Gate In
Nama Use Case View Barcode Aktor Gate In Officer
Deskripsi Use Case View Barcode berfungsi untuk menampilkan informasi data barcode KITIR IN.
Main Flow
1. Sistem menampilkan informasi sesuai dengan data barcode yang terbaca.
2. Gate In Officer melihat hasil pembacaan barcode. Alternative Flow -
Pre-Condition Scanning barcode berhasil.
Post-Condition Sistem menampilkan seluruh informasi berdasarkan data barcode.
d. Input Data Driver
Tabel 4.10 Use Case Scenario Input Data Driver
Nama Use Case Input Data Driver Aktor Gate In Officer
Deskripsi
Use Case Input Data Driver berfungsi untuk
menambahkan data terkait driver ke database yang berhubungan dengan barcode yang dibaca.
Main Flow
1. Sistem menampilkan informasi sesuai dengan data barcode yang terbaca dan form isi berupa data driver dan data truck.
2. Gate In Officer menambahkan data terkait driver di form.
34
Pre-Condition Sistem menampilkan seluruh informasi berdasarkan data barcode.
Post-Condition Gate In Officer telah menambahkan data terkait driver ke database terkait barcode yang dibaca.
e. Input Data Truck
Tabel 4.11 Use Case Scenario Input Data Truck
Nama Use Case Input Data Truck Aktor Gate In Officer
Deskripsi
Use Case Input Data Driver berfungsi untuk
menambahkan data terkait truck ke database yang berhubungan dengan barcode yang dibaca.
Main Flow
1. Sistem menampilkan informasi sesuai dengan data barcode yang terbaca dan form isi berupa data driver dan data truk.
2. Gate In Officer menambahkan data terkait truck di form.
Alternative Flow -
Pre-Condition Sistem menampilkan seluruh informasi berdasarkan data barcode.
Post-Condition Gate In Officer telah menambahkan data mengenai truck ke database terkait barcode yang dibaca.
f. Update Database
Tabel 4.12 Use Case Scenario Update Database Gate In
Nama Use Case Update Database Aktor Gate In Officer
Deskripsi Use Case Update Database berfungsi untuk memperbarui database setelah ada input data terkait driver dan truck.
Main Flow
1. Gate In Officer telah menambahkan data mengenai driver dan truck ke database terkait barcode yang dibaca.
2. Gate In Officer menekan tombol UPDATE.
3. Sistem memperbarui database.
4. Sistem melakukan capture gambar dan menyimpan pada path sesuai file konfigurasi.
35 Alternative Flow
Jika Gate In Officer tidak memasukkan data driver dan truck terlebih dahulu maka tombol UPDATE tidak dapat ditekan dan tidak dapat memperbarui database.
Pre-Condition -
Post-Condition Database diperbarui, mendapat gambar dari hasil capture IP Camera, dan barrier gate terbuka.
4.1.3.3Use Case Scenario Aplikasi Gate Out
a. Scan Barcode
Tabel 4.13 Use Case Scenario Scan Barcode Gate Out
Nama Use Case Scan Barcode
Aktor Driver
Deskripsi
Use Case Scan Barcode berfungsi untuk melakukan proses validasi antara data KITIR dari driver dengan database yang ada pada server.
Main Flow
1. Driver melakukan Scan Barcode pada barcode scanner. 2. Sistem melakukan pengecekan data barcode dengan
database server.
3. Sistem menampilkan notifikasi data barcode tersedia pada database.
Alternative Flow
1. Data barcode tidak dikenali oleh database, sistem menampilkan notifikasi bahwa data tidak tersedia. 2. Driver melakukan scan barcode ulang.
Pre-Condition Sistem hanya menampilkan perintah pencarian barcode di halaman awal aplikasi.
Post-Condition Sistem memverifikasi bahwa data barcode tersedia dalam database.
b. View Data Barcode
Tabel 4.14 Use Case Scenario View Data Barcode Gate Out
Nama Use Case View Barcode
Aktor Driver
Deskripsi Use Case View Barcode berfungsi untuk menampilkan informasi data barcode KITIR OUT.
Main Flow
1. Sistem menampilkan informasi sesuai dengan data barcode yang terbaca.
36
3. Sistem memperbarui database disisi gate out setelah
driver melakukan scanner barcode keluar. 4. Sistem menangkap gambar melalui IP Camera.
5. Sistem menyimpan gambar pada path yang telah ditentukan.
Alternative Flow -
Pre-Condition Scanning barcode berhasil.
Post-Condition
Sistem menampilkan seluruh informasi berdasarkan data barcode dan mengupdate status database serta berhasil menangkap dan menyimpan gambar melalui IP Camera.
c. Take Surat Jalan
Tabel 4.15 Use Case Scenario Take Surat Jalan
Nama Use Case Take Surat Jalan
Aktor Driver
Deskripsi Use Case Print Surat Jalan berfungsi untuk mencetak surat jalan aplikasi Gate Out
Main Flow
1. Driver melakukan Scan Barcode.
2. Sistem menampilkan data hasil pembacaan scan barcode.
3. Sistem memperbarui database.
4. Sistem menangkap dan menyimpan gambar. 5. Sistem mencetak surat jalan.
6. Driver mengambil surat jalan. 7. Sistem membuka barrier gate. Alternative Flow -
Pre-Condition Database telah terupdate dan gambar dari IP Camera telah tersimpan
Post-Condition Driver mendapatkan surat jalan, dan barrier gate terbuka.
4.1.4 Analisa Antarmuka
37
tidak terlalu kompleks sehingga untuk tampilannya dibuat menjadi sederhana, mudah dioperasikan namun tetap terdapat unsur estetikanya.
4.2
Perancangan Sistem
4.2.1 Desain Sistem Gate In
Gambar 4.4 Rencana Desain Sistem Gate In
Keterangan:
1. Pada sistem menggunakan 4 IP Camera, yang akan melakukan dokumentasi pada sisi Nomor polisi truk, nomor container, wajah sopir truk, dan container ke dua jika ada.
2. Pada aplikasi Gate In, terdapat barcode scanner dan operator (Gate In Officer) untuk mengupdate data berupa nomor polisi truk, nama pengemudi dan pemilik kendaraan yang diset pada Pos Gate In.
38
4.2.2 Desain Sistem Gate Out
Gambar 4.5 Rencana Desain Sistem Gate Out
Keterangan:
1. Pada sistem menggunakan 4 IP Camera, yang akan melakukan dokumentasi pada sisi Nomor polisi truk, nomor kontainer, wajah sopir truk, dan kontainer ke dua jika ada.
2. Pada aplikasi Gate Out, terdapat printer, dan Barcode Scanner yang diletakkan pada Pos Gate Out
3. Barrier Gate Out dikendalikan oleh aplikasi Gate Out.
4.2.3 Perancangan Aplikasi
Perancangan aplikasi berisi tentang hasil perancangan pemodelan berupa Sequence Diagram. Dalam proses pengembangan sistem, perancangan ini
39 4.2.3.1Sequence Diagram
Pada perancangan alur kerja dibagi menjadi beberapa bagian sebagaimana ditunjukkan pada beberapa sequence diagram berikut :
Gambar 4.6 Sequence Diagram Aplikasi Konfigurasi
Berdasarkan sequence diagram yang ditunjukkan Gambar 4.6 diatas menunjukkan proses ketika administrator untuk melakukan konfigurasi database, IP camera, dan Serial Port untuk Barrier Gate sebelum digunakan pada aplikasi Gate In maupun Gate Out.
Gambar 4.7 Sequence Diagram Proses Gate In
40 Keterangan Gambar 4.7 :
1. Sistem menjalankan aplikasi .
2. Sistem membaca barcode / diinput secara manual oleh Gate In Officer. 3. Jika kode tidak terdaftar, maka akan muncul dialog peringatan aplikasi bahwa
kode tidak terdaftar, lalu akan kembali ke halaman utama aplikasi.
4. Jika kode terdaftar maka aplikasi menampilkan data pada database dan Gate In Officer memasukan nama driver dan plat nomor.
5. Jika sudah di tekan UPDATE maka aplikasi akan mengupdate database,
menangkap foto dari IP camera dan membuka barrier gate.
Gambar 4.8 Sequence Diagram Proses Gate Out
Keterangan :
1. Driver melakukan Scan barcode. 2. Sistem membaca barcode.
3. Jika kode barcode tidak terdaftar, maka akan muncul dialog peringatan aplikasi bahwa kode tidak terdaftar, lalu akan kembali ke halaman utama aplikasi.
4. Jika kode barcode terdaftar, maka aplikasi akan menangkap foto dari IP Camera, menampilkan data pada form utama sesuai database, mencetak
41
4.3
Implementasi Sistem
4.3.1 Implementasi pada Database
Gambar 4.9 Database pada aplikasi gate PT. Masaji Tatanan Container
Surabaya
Pada aplikasi yang akan digunakan sistem Gate Out, database yang digunakan adalah database yang sudah jadi susunan tabel-tabelnya, yang sudah digunakan untuk administrasi perusahaan, sehingga untuk keperluan aplikasi hanya tinggal memanggil query database yang sudah ada, yang akan digunakan pada aplikasi gate out sesuai kebutuhan.
42
Query diatas digunakan untuk menampilkan dan mencetak data dari database seperti nomor kontainer, nomor polisi truk, tujuan kontainer, dll.
4.3.2 Implementasi Aplikasi
Saat membuat aplikasi ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pembuatan aplikasi ini dapat berjalan dengan baik dan terstruktur. Ada tiga langkah utama yang selalu dilakukan Secara berulang yaitu design, coding, dan testing.
Design adalah langkah awal yang dilakukan sebelum membuat aplikasi, yaitu dengan cara membuat pola bentuk tampilan yang akan dibuat secara tertulis maupun dengan imajinasi. Ketika pola sudah diputuskan, maka selanjutnya membuat algoritma-algoritma yang sesuai dengan pola aplikasi yang ditentukan sebelumnya.
Coding adalah langkah kedua yang harus ditempuh. Coding yaitu penerapan
dari algoritma-algoritma yang dibuat menjadi baris-baris program. Dalam hal ini belum bisa dipastikan sebuah algoritma atau program yang dibuat sudah benar, sampai dilakukan percobaan.
Testing adalah langkah terakhir yang dilakukan untuk membuktikan apakah
program atau algoritma yang dibuat sudah benar. Testing yaitu percobaan secara langsung terhadap program yang telah dibuat dengan cara melakukan kompilasi
SELECT cp.CPOPR1,
cp.CRNO,po.PODESC,cp.CPOVES,cp.CPONOPOL,ty.CTDESC,cp. CPOJAM,cp.CPOVOY,dp.DPNAME,cp.CPOSEAL,cp.CPOREFOUT,cp .CPORECEIV,cp.CPOTRUCK,cp.CPODRIVER,
CONCAT(cc.CCLENGTH,'-',cc.CCHEIGHT)AS CTYPE, DATE_FORMAT(cp.CPOTGL,'%d/%m/%Y')AS CPOTGL FROM
mtcon_coins.tblcontainer con left Join
mtcon_coins.coins_container_process cp ON
cp.CPID=con.CRCPID left join
43
dan langsung menampilkannya dalam bentuk halaman aplikasi. Ketika terjadi kesalahan atau ternyata tampilan aplikasi tidak sesuai dengan tujuan awal. Maka harus kembali pada langkah kedua untuk memperbaiki baris program yang salah, dan apabila ternyata kesalahan berasal dari pola atau algoritma yang salah, maka akan dilakukan perubahan pola/algoritma agar lebih mudah dibentuk baris-baris program yang sesuai.
Berikut ini merupakan dokumentasi Aplikasi konfigurasi :
a. Seluruh aplikasi pada project ini terdapat fungsi login untuk keamanan
datanya, pada Gambar 4.10 Merupakan tampilan login untuk aplikasi konfigurasi, namun username dan password di lakukan secara hard coding jadi username dan password hanya dapat di rubah ketika debugging / remastering aplikasi.
Gambar 4.10 Form Login Aplikasi Konfigurasi
b. Setelah selesai melakukan login akan masuk ke dalam menu untuk pembuatan file.ini. Terdapat beberapa tab salah satunya fitur pengaturan login database yang terdapat pada gambar 4.11. Di sini menentukan IP, port,
user, password, dan nama database yang di gunakan sekaligus dapat menguji
44
Gambar 4.11 Form Utama Aplikasi Konfigurasi tab Database
c. Pengaturan IP camera juga perlu di lakukan untuk menentukan IP dari kamera sekaligus user, password dan direktori untuk menyimpan hasil dari capture camera. Setiap merk IP kamera memiliki aturan penulisan addres yang berbeda-beda pada project ini menggunakan merk HIKVISION, jika memakai merk yang bebeda, maka user url perlu di pakai untuk memasukan IP Address yang berbeda merk. Pada gambar 4.12 merupakan tampilan pengaturan IP camera.
Gambar 4.12 Form Utama Aplikasi Konfigurasi tab IP CAM
45
aplikasi gate, gate in atau out, nomor gate, kode depo, kode kantor dan lokasi kantor cabang.
Gambar 4.13 Form Utama Aplikasi Konfigurasi tab Profile
e. Pada gambar 4.14 merupakan tampilan konfigurasi lain-lain yang di dalamnya terdapat pengaturan untuk menentukan ComPort Gate yang terhubung dengan PC agar aplikasi dan hardware saling berkomunikasi. Terdapat juga konfigurasi suara sebagai notifikasi keadaan sistem ketka berjalan : welcome
adalah suara ketika ada truk , error ketika ada kesalahan sistem dan goodbye
jika akan meninggalkan gate.