BABI III - 1
BAB III
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPIJM
3.1. RTRW Nasional
3.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional
A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional
Penataan ruang w ilayah nasional bertujuan untuk mew ujudkan :
1. Ruang w ilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan
2. Keharmonisa antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
3. Keterpaduan perencanaan tata ruang w ilayah nasional, prov insi, dan
kabupaten/kota
4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan, ruang udara
termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
I ndonesia
5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang w ilayah nasional, prov insi,
dan kbupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan penceghan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat
7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar w ilayah
8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor
9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional
RTRWN menjadi pedoman untuk :
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di w ilayah
nasional
4. Perw ujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan
antar w ilayah prov insi, serta keserasian antar sektor
BABI III - 2 6. Penataan ruang kaw asan strategis nasional
7. Penataan ruang w ilayah prov insi dan kabupaten/kota
B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional, meliputi kebijakan dan
strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.
1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi :
Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi w ilayah yang merata dan berhirarki
Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu
dan merata di seluruh w ilayah nasional
2. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi w ilayah meliputi :
Menjaga keterkaitan antar kaw asan perkotaan, antara kaw asan
perkotaan dan perdesaan, serta antara kaw asan perkotaan dan w ilayah
disekitarnya
Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kaw asan yang belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan
Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai
Mendorong kaw asan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan w ilayah disekitarnya
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi :
Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan lindung
- Pemeliharaan dan perw ujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
- Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan budi daya
- Perw ujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar
kegiatan budi daya
- Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan
Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan strategis nasional
- Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Strategi :
BABI III - 3 o Mencegah pemanfaatan ruang di kaw asan strategis nasional yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kaw asan
o Membatasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan strategis nasional
yang berpotansi mengurangi fungsi lindung kaw asan
o Membatasi pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan
disekitar kaw asan strategis nasional yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budi daya
o Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun disekitar
kaw asan strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga
yang memisahkan kaw asan lindung dengan kaw asan budi daya
terbangun
o Merehabilitasi fungsi lindung kaw asan yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar
kaw asan strategis nasional.
- Pengembangan kaw asan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan
tingkat perkembangan antar kaw asan
Strategi :
o Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan
berkelanjutan
o Membuka akses dan meningkatkan aksesbilitas antar kaw asan
tertinggal dan pusat pertumbuhan w ilayah
o Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
ekonomi masyarakat
o Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan
o Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam
pengelolaan kegiatan ekonomi.
3.1.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Rencana struktur ruang w ilayah nasional meliputi :
a. Sistem perkotaan nasional
b. Sistem jaringan transportasi nasional
c. Sistem jaringan energi nasional
d. Sistem jaringan telekomunikasi nasional
BABI III - 4 3.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional
Berdasarkan Undang-Undang Republik I ndonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang, Kaw asan Strategis Nasional (KSN) adalah w ilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk w ilayah yang telah ditetapkan sebagai
w arisan dunia. Dalam hal pelaksanaan penataan ruang KSN, kew enangan Pemerintah
mencakup:
1. Penetapan kaw asan strategis nasional,
2. Perencanaan tata ruang kaw asan strategis nasional,
3. Pemanfaatan ruang kaw asan strategis nasional, dan
4. Pengendalian pemanfaatan ruang kaw asan strategis nasional.
BABI III - 5 Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat membantu mew ujudkan
penyelesaian RTR KSN dalam bentuk perpres sehingga memiliki landasan hukum yang
jelas dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, dalam kaitannya
dengan kebijakan penataan ruang KSN dalam RTRWN yang diantaranya adalah :
1) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kaw asan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan
w arisan budaya nasional;
2) Peningkatan fungsi kaw asan untuk pertahanan dan keamanan negara;
3) Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
4) Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa; dan
5) Pelestarian dan peningkatan nilai kaw asan lindung yang ditetapkan sebagai
w arisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar.
Fungsi RTRKSN yaitu sebagai:
1) alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSN yang
diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan;
2) acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah dengan pemerintah prov insi dan
kabupaten/kota, serta sw asta dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan
pembangunan untuk mew ujudkanKSN;
3) dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSN, termasuk acuan penentuan
ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW prov insi dan RTRW
kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang
skala informasi RTR KSN setara dengan kedalaman RTRW yang seharusnya
menjadi dasar perizinandalam hal peraturan daerah(perda)tentang RTRW
prov insi dan RTRW kabupaten/kotabelum berlaku.
Manfaat Manfaat RTRKSN yaitu untuk:
1) mew ujudkan keterpaduan pembangunan dalam lingkupKSN;
2) mew ujudkan keserasian pembangunan KSNdengan w ilayah sekitarnya dan
w ilayah prov insidan kabupaten/kota dimana KSN berada; dan
BABI III - 6 I su strategis nasional merupakan hal-hal yang menjadi kepentingannasional
pada suatu kaw asan sehingga kaw asan tersebut perlu ditetapkan sebagai KSN. I su
strategis nasional dikelompokkan berdasarkan sudut kepentingan strategis nasional
yaitu 1) pertahanan dan keamanan, 2) pertumbuhan ekonomi, 3) sosial dan budaya,
4) pendayagunaan sumber daya alam (SDA)dan/atau teknologi tinggi, dan 5) fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup. Proses merumuskan isu strategis nasional dapat
dilakukan melalui pendekatan top dow n dan/atau bottom up.
I su strategis nasional dapat berasal dari cara pandang Pemerintahterhadap
potensi maupunpermasalahan di daerah yang dianggap memiliki nilai strategis
nasional (pendekatan top dow n), dan/atau berdasarkan permasalahan yang
diusulkan oleh daerah yang menjadi kew enangan Pemerintah untuk diangkat menjadi
isu strategis nasional (pendekatan bottom up).
3.3. RTRW Pulau
3.3.1. Definisi
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan merupakan rencana rinci dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berisi tujuan, kebijakan dan strategi
penataan ruang, rencana struktur dan pola ruang, pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang, strategi operasionalisasi perw ujudan struktur dan pola ruang,
serta indikasi program jangka menengah lima tahun.
3.3.2. Fungsi Rencana Tata Ruang Kepulauan Terhadap RPIJM
Arahan pemanfaatan ruang Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan acuan
dalam mew ujudkan struktur ruang dan pola ruang (yang memuat rincian indikasi
program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi
w aktu pelaksanaan), sehinga untuk operasionalisasinya perlu disusun Rencana
Program I nv estasi Jangka Menengah (RPI 2JM).
3.3.3. Kedudukan
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan disusun untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 21 ayat (1)Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
PenataanRuang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) PeraturanPemerintah Nomor 26
BABI III - 7 RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional dan merupakan
rencana rinci untuk RTRWN. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.
Tabel 3.1
Amanat UU 26/2007 dan PP 26/2008 terkait RTRPulau/ Kepulauan dan KSN
A. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
1. Pasal 14 ayat (4)
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional RTRWN
2. Pasal 14 Ayat (5 )
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun apabila:
RTRWN belum dapat dijadikan dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang
RTRWN mencakup wilayah perencanaan yg luas & skala peta memerlukan perincian sebelum dioperasionakan
3. Pasal 21 ayat (1)
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN diatur dengan peraturan presiden.
4. Penjelasan Pasal 14 Ayat (3)
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan rencana rinci untuk RTRWN
B. PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Pasal 123 ayat (4)
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN ditetapkan dengan peraturan presiden.
Sesuai tabel diatas kedudukan dari RTR Pulau/Kepulauan dapat dilihat pada
BABI III - 8 Gambar 3.2 Kedudukan RTR Pulau/Kepulauan
3.3.4. Tujuan
Penataan ruang Pulau Jaw a-Bali bertujuan untuk mew ujudkan:
1. Lumbung pangan utama nasional;
2. Kaw asan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi
bencana;
3. Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan;
4. Pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas
bumi secara berkelanjutan;
5. Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan
secaraberkelanjutan;
6. Pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional;
7. Pusat pariw isata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari, ekow isata, serta penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting,I ncentiv e, Conv ention
and Exhibition/MI CE);
8. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai
BABI III - 9 9. Pulau Jaw a bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang
dengan memperhatikan keberadaan kaw asan lindung dan kaw asan raw an
bencana; dan
10.Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.
3.3.5. Kebijakan dan Strategi
Tabel 3.2
Kebijakan dan Strategi Dalam PP 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
Pasal 6 Lumbung
pangan utama nasional
Pemertahanan
lahan pertanian
untuk tanaman
pangan, termasuk
lahan pertanian
pangan berkelanjutan
mempertahankan luas lahan
pertanian pangan
berkelanjutan dengan
dengendalikan kegiatan budi daya lainnya
mengendalikan alih fungsi
peruntukan lahan pertanian untuk tanaman pangan; dan
mengendalikan
perkembangan fisik kawasan
perkotaan nasional untuk
menjaga keutuhan lahan
pertanian tanaman pangan
Pengembangan dan pemertahanan
jaringan prasarana
sumber daya air
untuk meningkatkan
luasan lahan
pertanian untuk tanaman pangan
mengembangkan dan
memelihara bendungan
beserta waduknya untuk
mempertahankan daya
tampung air yang menjamin penyediaan air baku bagi kegiatan pertanian tanaman pangan
memelihara dan
meningkatkan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi (DI) untuk meningkatkan luasan
lahan pertanian tanaman
pangan.
Pengembangan
sentra pertanian
tanaman pangan
melaluipeningkatan
fungsi industri
pengolahan dan
industri jasa hasil
pertanian tanaman
pangan untuk
mewujudkan
ketahanan pangan nasional.
mengembangkan sentra
pertanian tanaman pangan
untuk ketahanan pangan
nasional
mengembangkan kawasan
perkotaan nasional melalui
peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa
hasil pertanian tanaman
pangan
BABI III - 10
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
perkotaan nasional sebagai
pusat penelitian dan
pengembangan pertanian
tanaman pangan. kawasan perkotaan nasional yang
menjalar (urban
sprawl)
mengendalikan
perkembangan kawasan
permukiman, perdagangan,
jasa, dan/atau industri di kawasan perkotaan nasional sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung
lingkungan hidup
mengendalikan
perkembangan kawasan
perkotaan nasional yang
berdekatan dengan kawasan lindung.
Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan rawan bencana.
menetapkan zona-zona
rawan bencana beserta
ketentuan mengenai standar
bangunan gedung yang
sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana
di kawasan perkotaan
nasional
mengendalikan
perkembangan kawasan budi daya terbangun di kawasan
perkotaan nasional yang
berpotensi terjadinya
bencana
mengembangkan prasarana
dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi dan jalur evakuasi bencana
membangun sarana
pemantauan bencana
Rehabilitasi dan
peningkatan fungsi
kawasan industri
untuk meningkatkan daya saing kawasan
mengembangkan dan/atau
meningkatkan kualitas
prasarana dan sarana
penunjang kegiatan industri
meningkatkan penataan
lokasi kegiatan industri di dalam kawasan industri; dan
mengembangkan dan/atau
meningkatkan kegiatan
BABI III - 11
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
pengembangan
kawasan untuk
kegiatan industri
kreatif yang
berdaya saing dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan nasional
mengembangkan kawasan
perkotaan nasional sebagai pusat kegiatan industri kreatif; dan
mengembangkan prasarana
dan sarana penunjang
kegiatan industri kreatif
peningkatan
keterkaitan ekonomi antarpusat industri
memantapkan jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api
nasional, pelabuhan, dan/atau bandar udara
Pasal 9 Pemanfaata
n potensi
terkendali dengan
memperhatikan
kelestarian sumber
daya alam dan
meminimalkan
dampak negative
terhadap
lingkungan hidup
mengembangkan kawasan
peruntukan pertambangan
mineral, minyak dan gas
bumi, serta panas bumi yang
ramah lingkungan dan
berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;
mengendalikan
perkembangan kawasan
peruntukan pertambangan
mineral, minyak dan gas
bumi, serta panas bumi yang
berpotensi merusak fungsi
kawasan lindung dan
mengubah bentang alam; dan
mengendalikan
perkembangan kawasan
peruntukan pertambangan
mineral, minyak dan gas bumi pada kawasan peruntukan permukiman
pengembangan kawasan perkotaan
nasional sebagai
pusat industri
pengolahan dan
industri jasa hasil
pertambangan
minyak dan gas
bumi yang ramah lingkungan
mengembangkan kawasan
perkotaan nasional sebagai
pusat industri pengolahan
pertambangan minyak dan gas bumi melalui
peningkatan fungsi industri
pengolahan hasil
pertambangan minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu
memantapkan aksesibilitas
antara kawasan perkotaan
nasional dan sentra
pertambangan
Pasal 10 Pemanfaata
n potensi
pengembangan
sentra perikanan mengembangkan sentra
BABI III - 12
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
perikanan, potensi lestari yang didukung
peningkatan fungsi
industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan
perikanan budi daya yang ramah lingkungan
merehabilitasi kawasan
peruntukan perikanan budi
daya untuk menjaga
ekosistem sekitarnya;
mengembangkan kawasan
minapolitan berbasis
masyarakat
mengembangkan kawasan
perkotaan nasional melalui
peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan
peningkatan sentra perkebunan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan yang didukung
peningkatan fungsi
industry pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan
mengembangkan sentra
perkebunan berbasis bisnis
yang didukung prasarana
dan sarana dengan
memperhatikan daya dukung
dan daya tampung
lingkungan hidup;
merehabilitasi kawasan
peruntukan pertanian untuk kegiatan perkebunan yang terdegradasi; dan
mengembangkan kawasan
perkotaan nasional melalui
peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa
hasil perkebunan yang
bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan
pengembangan
potensi kehutanan
dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan yang didukung
peningkatan fungsi
industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan
merehabilitasi kawasan
peruntukan hutan yang
terdegradasi;
mengembangkan sentra
kehutanan pada kawasan
andalan dengan
memperhatikan daya dukung
dan daya tamping
lingkungan hidup; dan
mengembangkan kawasan
perkotaan nasional melalui
peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa
hasil hutan yang bernilai
peningkatan fungsi
dan
pengembangan
mengembangkan kawasan
BABI III - 13
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
yangberskala internasional
kawasan perkotaan
nasional sebagai
pusat perdagangan
dan jasa yang
berskala
internasional sesuai
dengan daya
dukung dan daya tamping lingkungan hidup
pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional
mengembangkan dan
memantapkan prasarana
dan sarana untuk
meningkatkan keterkaitan
antarpusat perdagangan dan
jasa yang berskala
internasional sesuai dengan
daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
Pasal 12 Pusat
pariwisata berdaya sainginternasi onal berbasis cagar
rehabilitasi dan
pengembangan kawasan peruntukan
pariwisata cagar
budaya dan ilmu
pengetahuan,
bahari, ekowisata,
serta
penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan insentif,
konferensi, dan
pameran
merehabilitasi kawasan
peruntukan pariwisata cagar
budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari,
ekowisata, serta
mengembangkan penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi, dan
pameran
mengembangkan dan
memantapkan prasarana
dan sarana pendukung
kegiatan pariwisata cagar
budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari,
ekowisata, serta
penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi, dan
pameran
pengembangan kawasan perkotaan
nasional sebagai
pusat pariwisata
cagar budaya dan
ilmu pengetahuan,
bahari, ekowisata,
serta
penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan insentif,
konferensi, dan
pameran
mengembangkan pusat jasa
dan promosi pariwisata di kawasan perkotaan nasional; dan
b. memantapkan akses
prasarana dan sarana untuk
meningkatkan keterkaitan
antara kawasan perkotaan
nasional dan
kawasan-kawasan pariwisata cagar
budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi, dan
pameran
pengembangan keterpaduan antarpusat
pariwisata yang
meningkatkan keterkaitan
antar PKN di Pulau Jawa-Bali
BABI III - 14
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
berbasis cagar
budaya dan ilmu
pengetahuan,
bahari, ekowisata,
serta
penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan insentif,
konferensi, dan
pameran
dalam kesatuan tujuan
pariwisata
Pasal 13 Kapasitas
daya dukung
peningkatan luasan
kawasan berfungsi
lindung paling sedikit
30% (tiga puluh
persen) dari luas
Pulau Jawa-Bali
sesuai dengan
kondisi ekosistemnya
mempertahankan luasan
kawasan berfungsi lindung
dan merehabilitasi kawasan
berfungsi lindung yang
terdegradasi;
mengendalikan kegiatan budi
daya yang berpotensi
mengganggu kawasan
berfungsi lindung
mengendalikan dan
merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) kritis;
mengendalikan dan
merehabilitasi kawasan
lindung di bagian hulu
Wilayah Sungai (WS), kawasan
hutan lindung, kawasan
resapan air, dan kawasan konservasi; dan
mengendalikan perubahan
peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan
pengembangan
kawasan lindung
dan kawasan budi
daya untuk
meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
mengembangkan kawasan
lindung dan kawasan budi daya dengan menggunakan teknologi lingkungan;
mengembangkan
pengelolaan kawasan lindung
dan kawasan budi daya
melalui kerja sama
antardaerah untuk kelestarian pemanfaatan sumber daya alam; dan
mengembangkan kawasan
perkotaan nasional dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim
mengembangkan sentra
produksi untuk kegiatan sektor
unggulan berbasis mitigasi
BABI III - 15
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
bagian utara
selatan serta
keterkaitan Pulau
Jawa bagian
selatan dengan
Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara
memperhatikan keberadaan kawasan lindung;
mengembangkan prasarana
dan sarana pendukung
kegiatan sektor unggulan;
dan
meningkatkan aksesibilitas
yang menghubungkan
antarkawasan andalan di
Pulau Jawa bagian selatan,
serta antara kawasan
andalan di Pulau Jawa
bagian selatan dan kawasan perkotaan nasional di Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara
percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Bali bagian
utara serta
keterkaitan Pulau
Bali bagian utara
dengan Pulau Bali bagian selatan
mengembangkan sentra
produksi untuk kegiatan sektor
unggulan berbasis mitigasi
dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;
mengembangkan prasarana
dan sarana pendukung
kegiatan sektor unggulan;
dan
meningkatkan aksesibilitas
yang menghubungkan
kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan di Pulau Bali bagian selatan
pengembangan Bali bagian utara
mengembangkan prasarana
dan sarana pendukung
kegiatan sentra produksi
meningkatkan aksesibilitas
yang menghubungkan sentra
produksi di luar kawasan
andalan dengan kawasan
perkotaan nasional sebagai
pusat pengembangan
kawasan andalan yang
berada di Pulau Jawa bagian selatan sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia
mengembangkan prasarana
pengamanan pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa
Kambangan, Pulau Nusa
Barung, Pulau Sekel, dan
BABI III - 16
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
untuk penegasan
wilayah kedaulatan negara
membangun dan memelihara
mercusuar sebagai penanda dan navigasi pelayaran di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa
Barung, Pulau Sekel, dan
Pulau Panehan
menyediakan dan
meningkatkan prasarana dan
sarana untuk pemenuhan
kebutuhan air baku di Pulau Nusa Kambangan
Pasal 15 Jaringan
transportasi
dan pemantapan
jaringan transportasi yang terpadu untuk meningkatkan keterkaitan
antarwilayah dan
efisiensi ekonomi
mengembangkan dan/atau
memantapkan akses
prasarana dan sarana
transportasi darat, laut,
dan/atau udara yang
menghubungkan
antarkawasan perkotaan
nasional dan memantapkan koridor ekonomi Pulau Jawa-Bali;
memantapkan akses
prasarana dan sarana
transportasi darat yang
meliputi jaringan jalan,
jaringan jalur kereta api, serta
jaringan transportasi
penyeberangan yang
menghubungkan kawasan
perkotaan nasional dengan sentra produksi, pelabuhan, dan/atau bandar udara; dan
mengembangkan jaringan
transportasi dengan
memperhatikan fungsi
kawasan pertanian pangan
berkelanjutan, kawasan
lindung, dan kawasan rawan
bencana, dan/atau
penerapan prasarana dan
sarana yang ramah
lingkungan
pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan
tertinggal dan
terisolasi, termasuk
pulau-pulau kecil
mengembangkan jaringan
transportasi yang
menghubungkan perkotaan
nasional dengan kawasan
tertinggal dan terisolasi,
termasuk pulau-pulau kecil
BABI III - 17 3.4. RTRW Provinsi
3.4.1. Visi dan Misi Penataan Ruang Provinsi
Visi Penataan Ruang Prov insi adalah “terw ujudnya ruang w ilayah Prov insi
berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”.
Misi penataan ruang adalah mew ujudkan:
a. keseimbangan pemerataan pembangunan antarw ilayahdan pertumbuhan
ekonomi;
b. pengembangan pusat pertumbuhan w ilayah dalam meningkatkan daya saing
daerah dalam kancah Asia;
c. penyediaan sarana dan prasarana w ilayah secara berkeadilan dan berhierarki
serta bernilai tambah tinggi;
d. pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan;
e. optimasi fungsi budidaya kaw asan dalam meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam persaingan global;
f. keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial
yang didukung seluruh pemangku kepentingan; dan
kemudahan bagi pengembangan inv estasi daerah serta peningkatan kerja
sama regional.
3.4.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi
A. Pengembangan Wilayah
Kebijakan dan strategi pengembangan w ilayah meliputi:
1. Pemantapan sistem perkotaan PKN sebagai kaw asan metropolitan di Jaw a
Timur.
Strategi :
pengembangan ekonomi w ilayah berbasis strategi pemasaran kota; pemantapan fungsi-fungsi perdagangan jasa berskala nasional dan
internasional;
pengembangan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi skala
internasional;
peningkatan kemudahan inv estasi untuk pembangunan infrastruktur
metropolitan;
peningkatan aksesibilitas barang, jasa, dan informasi antara kaw asan
BABI III - 18 pengembangan kaw asan metropolitan berbasis ekologi.
2. Peningkatan keterkaitan kantong-kantong produksi utama di Jaw a Timur
dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti pengembangan
sistem agropolitan.
Strategi :
pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai
penunjang agrobisnis dan agroindustri;
pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat
pemasaran hingga ke pasar internasional;
pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas
lembaga tani dan lembaga keuangan; dan
pengembangan pertanian dan kaw asan perdesaan berbasis eco-region. B. Pengembangan Struktur Wilayah
Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang w ilayah prov insi, meliputi:
1. Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan, yaitu :
Pembentukan sistem perkotaan
Strategi :
- penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk
PKN, PKW, dan PKL;
- rev italisasi dan percepatan pembangunan kaw asan metropolitan
sebagai pusat pertumbuhan utama di Jaw a Timur yang didukung oleh
pusat-pusat pertumbuhan w ilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal;
dan
- pengembangan kaw asan perkotaan sesuai dengan fungsi dan
perannya.
Pengembangan sistem perdesaan
Strategi :
- penguatan dan memantapkan hubungan desa-kota melalui
pemantapan sistem agropolitan;
- pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kaw asan perdesaan
sebagai inti kaw asan agropolitan;
- pengembangan kaw asan perdesaan berbasis agropolitan untuk dua
atau lebih w ilayah kabupaten dilaksanakan oleh Prov insi sebagai
BABI III - 19 - peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, terutama infrastruktur
jalan untuk mendukung sistem agropolitan.
Pembentukan sistem dan fungsi perw ilayahan
Strategi :
- pembentukan WP berdasarkan potensi dan permasalahan;
- pembentukan struktur pelayanan dan sistem kegiatan pada setiapWP;
dan
- pengembangan WP sesuai dengan fungsi dan perannya.
2. Kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana w ilayah.
Kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana w ilayah meliputi
pemantapan penyediaan prasarana w ilayahdengan meningkatkan
kelengkapan, skala pelayanan,pemerataan, serta sistem interkonektiv itas dan
keterpaduan antar jenis prasarana dengan w ilayah-w ilayah yang dilayani
secara efisien pada:
Sistem jaringan transportasi;
Strategi :
- pemantapan dan pengembangan jaringan transportasi darat, laut,
dan udara yang terintegrasi dengan kebijakan pengembangan
w ilayah;
- peningkatan integrasi intermoda dan antarmoda yang didukung
dengan sarana dan prasarana; dan
- pengembangan sistem jaringan transportasi turut mempertimbangkan
kepentingan ev akuasi bencana.
Sistem jaringan energi;
Strategi :
- pengembangan div ersifikasi sumber energi baru dan terbarukan,
antara lain: energi mikrohidro, energi angin, energi surya, energi air,
energi panas bumi, energi gelombang laut, energi biogas,dan energi
biomassa;
- pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di kaw asan perkotaan
dan perdesaan;
- peningkatan eksplorasi dan eksploitasi migas dengan teknologi dan
BABI III - 20 - pembukaan peluang inv estasi sumber energi potensial berupa panas
bumi sebagai sumber energi baru yang ramah lingkungan.
Sistem jaringan telekomunikasi dan informatika;
Strategi :
- pengembangan jaringan primer dengan sistem kabel dan nirkabel; dan
- pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan informatika yang
efektif dan efisien.
Sistem jaringan sumber daya air
Stretegi :
- pengembangan pemanfaatan air permukaan yang meliputi sungai,
danau, raw a, dan sumber air permukaan lainnya;
- perlindungan dan pelestarian sumber air melalui konserv asi kaw asan
lindung;
- peningkatan kualitas air dan pengendalian pencemaran air;
- pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;
- pengembangan sarana pengendali banjir yang didukung kerja sama
antara pemerintah, Pemerintah Daerah Prov insi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
- pengendalian daya rusak air yang dilakukan pada sungai, danau,
w aduk, dan/atau bendungan, raw a, cekungan air tanah, sistem irigasi
yang mencakup pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan; dan
- penyediaan informasi sumber daya air yang meliputi informasi kondisi
hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air,
prasarana sumber daya air, teknologi sumber daya air, danlingkungan
pada sumber daya air dan sekitarnya.
Sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.
Strategi :
- pembangunan dan pemfasilitasankerja samaantardaerah dalam
pengelolaan sampah;
- pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu antarw ilayah
yang dikelola secara bersama
- pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan limbahB3
BABI III - 21 - pengendalian pencemaran di sekitar tempat pengolahan sampah
dan limbahB3; dan
- mengkoordinasi pengembangan sistem drainase di kaw asan
perkotaan.
C. Pengembangan Pola Ruang
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang w ilayah prov insi meliputi:
1. Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan lindung.
Kebijakan pengembangan kaw asan lindung meliputi pemantapan,
pelestarian, dan perlindungan kaw asan lindung untuk mencapai perlindungan
lingkungan sumber daya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan risiko
dan mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efekpemanasan global
yang berprinsip partispasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang
pariw isata, penelitian, dan edukasi pada:
Kaw asan hutan lindung
Strategi :
- pengembangan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung
di seluruh w ilayah Jaw a Timur sehingga jelas batasan antara kaw asan
hutan lindung dan sekitarnya untuk meminimalkan potensi perusakan
oleh masyarakat;
- penetapan luas kaw asan hutan minimal 30% dari luas daratan dalam
setiap DAS dan/atau pulau;
- pengembangan upaya untuk mempertahankan dan menambah
luasan hutan, terutama hutan dengan fungsi lindung;
- pemantapan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan
berkelanjutan; dan
- pengendalian perubahan fungsi kaw asan hutan lindung.
Kaw asan perlindungan setempat
Strategi :
- penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kaw asan
perlindungan setempat;
- pengamanan kaw asan perlindungan setempat dengan prinsip
konserv asi;
- pengendalian kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan;
BABI III - 22 - peningkatan nilai ekonomis kaw asan dengan tetap mempertahankan
fungsi lindungnya.
Kaw asan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
Strategi :
- penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kaw asan suaka
alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
- pemantapan perlindungan kaw asan suaka alam, pelestarian alam,
dan cagar budaya;
- mempertahankan dan peningkatan kelestarian keanekaragaman
hayati yang masih berkembang beserta ekosistemnya;
- peningkatan nilai ekonomis kaw asan dengan tetap mempertahankan
fungsi lindung kaw asan; dan
- peningkatan keterpaduan pembangunan kaw asan konservasi dengan
pembangunan w ilayah, terutama peningkatan kesejahteraan dan
kepedulian masyarakat disekitar kaw asan konserv asi.
Kaw asan raw an bencana alam
Strategi :
- penetapan kaw asan raw an bencana alam;
- pengidentifikasian tingkat risiko w ilayah pada kaw asan raw an
bencana alam; dan
- pengembangan manajemen pengelolaan pada kaw asan raw an
bencana alam.
Kaw asan lindung geologi
Strategi :
- menetapkan kaw asan lindung geologi;
- mengembangkan pengelolaan kaw asan cagar alam geologi;
- mengidentifikasi tingkat risiko w ilayah pada kaw asan raw an bencana
alam geologi; dan
- mengembangkan manajemen pengelolaan pada kaw asan raw an
bencana alam geologi.
Kaw asan lindung lainnya.
Strategi :
- memantapkan perlindungan terumbu karang;
BABI III - 23 - merehabilitasi terumbu karang yang telah rusak; dan
- mengembangkan terumbu karang pada kaw asan-kaw asan yang
potensial.
2. Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan budi daya.
Kebijakan pengembangan kaw asan budi daya dilakukan melalui
upayapengembangan kaw asan budidaya sesuai dengan karakter dan daya
dukung yang dimiliki, terutama untuk mendukung pemantapan sistem
metropolitan dan sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan
dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, meliputi:
Kaw asan peruntukan hutan produksi
Strategi :
- mengembangkan kaw asan hutan produksi dengan pemanfaatan
secara lestari dan partisipatif;
- membatasi alih fungsi hutan produksi untuk kegiatan di luar kehutanan;
dan
- mengaw asi pemanfaatan hutan produksi.
Kaw asan hutan rakyat. Strategi pengembangan kaw asan hutan rakyat
dilakukan dengan membangun dan mengembangkan kegiatan hutan
rakyat secara partisipatif.
Kaw asan peruntukan pertanian
Strategi :
- pemertahanan luasan saw ah beririgasi termasuk lahan pertanian
pangan berkelanjutan dengan mengendalikan secara ketat alih fungsi
saw ah dan lahan produktif;
- peningkatan upaya pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil
produksipertanian;
- pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil
produksi pertanian melalui pengembangan agropolitan;
- peningkatan pemasaran yang terintegrasi dengan kaw asan
agropolitan;
- peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk
pengembangan pertanian;
BABI III - 24 - pengembangan sarana dan prasarana pendukung kaw asan
agropolitan.
Kaw asan peruntukan perkebunan
Strategi :
- mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di w ilayah
potensial dan prospektif; dan
- mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil
perkebunan melalui pengembangan agropolitan.
Kaw asan peruntukan peternakan
Strategi :
- mengembangkan komoditas unggulan peternakan besar, kecil, serta
unggas di w ilayah potensial dan prospektif; dan
- mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil
peternakan melalui pengembangan agropolitan.
Kaw asan peruntukan perikanan
Strategi :
- meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan;
- membentuk sentra pengolahan hasil perikanan untuk mendukung
pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil
perikanan melalui pengembangan minapolitan;
- menata w ilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan daya
dukung yang dimiliki untuk menjamin keberlangsungan ekosistem pada
w ilayah tersebut;
- pemantapan kaw asan tambak garam;
- pemertahanan luasan dan sebaran kaw asan tambak garam; dan
- pengoptimalan produksi garam dan peluang pengembangan serta
kerja sama produksi garam dengan inv estor.
Kaw asan peruntukan pertambangan
Strategi :
- pengidentifikasian potensi kandungan bahan tambang;
- peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi
dengan berw aw asan lingkungan; dan
BABI III - 25 - pengembangan kaw asan pertambanganberdasarkan potensi bahan
galian, kondisi geologi, dan geohidrologidengan prinsip kelestarian
lingkungan.
Kaw asan peruntukan industri
Strategi :
- pengembangan kaw asan peruntukan industri yang memperhatikan
keseimbangan antara pertumbuhan w ilayah, pemerataan, dan
keberlanjutan;
- pengidentifikasian potensi pengembangan industri;
- pengembangan industri melalui penyediaan ruang dan didukung
pengembangan infrastruktur w ilayah;
- pengembangan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di
kaw asan perkotaan;
- pengembangan industri kecil, menengah, dan rumah tangga;
- pengembangan perindustrian berdasarkan prinsip keterkaitan antara
kegiatan hulu-hilir, klaster, dan sentra;dan
- pengembangan sarana dan prasarana pendukung industri.
Kaw asan peruntukan pariw isata
Strategi :
- pengidentifikasian potensi daya tarik w isata alam, budaya, dan hasil
buatan manusia;
- penetapan potensi daya tarik w isata unggulan;
- pembentukan jalur pengembangan w isata yang terintegrasidengan
pengembangan infrastruktur w ilayah;
- pengembangan kegiatan penunjang w isata;
- pelestarian tradisi atau kearifan masyarakat lokal; dan
- peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada
masyarakat dan/atau perajin lokal untuk pengembangan pariw isata.
Kaw asan peruntukan permukiman
Strategi :
- pengembangan kaw asan permukiman perkotaan, terutama
pengembangan permukiman yang efisiendan terintegrasi dengan
BABI III - 26 - pengembangan kaw asan permukiman yang mendukung
pengembangan agropolitan di kaw asan perdesaan;
- pengembangan penyediaan perumahan dengan pola hunian
berimbang;
- pengembangan penyediaan perumahan untuk semua lapisan
masyarakat; dan
- pengembangan kaw asan perumahan yang berw aw asan lingkungan
dan berkelanjutan dengan dukungan sarana dan prasarana
permukiman yang memadai.
Kaw asan andalan
Strategi :
- mengakomodasi penetapan kaw asan andalan di w ilayah
Prov insiJaw a Timur sebagai bagian dari pengembangan kaw asan
andalan nasional; dan
- mendukung pengembangan kaw asan andalan agar terintegrasi dan
operasional.
Peruntukan kaw asan budi daya lainnya.
Strategi :
- penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kaw asan
pertahanan dan keamanan;
- penetapan jarak bebas aman kaw asan pertahanan dan keamanan
dengan guna lahan lainnya, terutama permukiman;
- pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan secara ketat;
- mendukung penetapan kaw asan strategis nasional dengan fungsi
khusus pertahanan dan keamanan;
- mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di
sekitar kaw asan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan
dan keamanan negara;
- mengembangkan kaw asan lindung dan/atau kaw asan budidaya
tidak terbangun di sekitar kaw asan strategis nasional sebagai zona
penyangga yang memisahkan kaw asan strategis nasional dengan
BABI III - 27 - turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan
keamanan negara.
3. Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Kebijakan pengembangan kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:
Peningkatan konserv asi ekosistem kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil
yang menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kaw asan
baw ahannya, kaw asan perlindungan setempat, maupun cagar alam.
Strategi :
- penetapan zonasi pemanfaatan ruang kaw asan pesisir dan
pulau-pulau kecil melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan
potensi sumber daya dan daya dukung serta proses ekologis yang
berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir;
- pempertahanan dan penjagaan kelestarian ekosistem kaw asan pesisir
dan pulau-pulau kecil; dan
- pembatasan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem
di kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Pengoptimalan pengembangan kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Strategi :
- pengoptimalan pemanfaatan kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil
sebagai kaw asan permukiman, pelabuhan, dan industri;
- peningkatan kegiatan kepariw isataan dan penelitian di kaw asan
pesisir dan pulau-pulau kecil; dan
- peningkatan operasionalisasi perw ujudan pengembangan kaw asan
andalan laut melalui pengembangan produk unggulan sektor kelautan
dan perikanan.
D. Pengembangan Kaw asan Strategis
Kebijakan pengembangan kaw asan strategis prov insi meliputi:
1. Pengembangan kaw asan ekonomi potensial yang dapat mempercepat
perkembangan w ilayah
Strategi :
mengoptimalkan pengembangan kaw asan melalui peningkatan nilai
ekonomis kaw asan;
meningkatkan komoditas unggulan, sarana, dan prasarana pendukung
BABI III - 28 meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia,baik sebagai
tenaga ahli maupun tenaga pendukung;
mempercepatalih teknologi yang lebih efisien dan efektif;
memberikan dukungan kebijakan melalui pemberianinstrumen insentif
antara lain berupa keringanan pajak dan pembebasan pajak sementara;
menjalin kerja sama dengan pihak inv estor, terkait pemberian kredit/modal
usaha;
menelusuri potensi kaw asan atau subsektor strategis yang dapat
dikembangkan dengan penetapan kaw asan ekonomi unggulan baru; dan
meningkatkan kerja sama antardaerah untuk mengoptimalkan
pertumbuhan daerah perbatasan, baik antarkabupaten/antarkota di
Jaw a Timur maupun antarkaw asan perbatasan prov insi.
2. Percepatan perkembangan dan kemajuan kaw asan tertinggal untuk
mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antarkaw asan
Strategi :
penelusuran potensi kaw asan atau subsektor strategis yang dapat
dikembangkan di kaw asan tertinggal;
pemasukan subsektor strategis ke kaw asan tertinggal sebagai pemacu
pertumbuhan w ilayah;
penyediaan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan w ilayah; peningkatan kualitas sumber daya manusia,baik sebagai tenaga ahli
maupun tenaga pendukung; dan
pemberian dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif.
3. Pemantapan fungsi kaw asan untuk pertahanan dan keamanan w ilayah
nasional di prov insi. Strategi dilakukan dengan mengakomodasi dan
mendukung pengembangan kaw asan pertahanan dan keamanan dalam
lingkup nasional.
4. Pemantapan dan peningkatan fungsi dan peran kaw asan sosial dan budaya
Strategi :
pelestarian kaw asan sosial dan budaya;
pengendalian perkembangan lahan terbangun di sekitar kaw asan;
peningkatan nilai ekonomis kaw asan, antara lain pemanfaatan sebagai
aset w isata, penelitian, dan pendidikan; dan
BABI III - 29 pembinaan masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga
peninggalan sejarah.
5. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Strategi :
pengoptimalan pengembangan kaw asan melalui peningkatan nilai
ekonomis kaw asan, antara lain dengan pengembangan kegiatan
penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggi;
peningkatan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau
turunannya; dan
pencegahan dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan
masyarakat.
6. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kaw asan, serta melestarikan keunikan bentang alam.
Strategi :
pembatasan dan pencegahan pemanfaatan ruang yang berpotensi
mengurangi fungsi perlindungan kaw asan;
pelarangan alih fungsi pada kaw asan yang telah ditetapkan sebagai
kaw asan lindung;
pembatasan pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan di
sekitar kaw asan yang ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budi daya;
perehabilitasian fungsi lindung yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kaw asan
lindung;
pengoptimalan pengembangan kaw asan denganpeningkatan nilai
ekonomis kaw asan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik w isata,
pendidikan, dan penelitian berbasis lingkungan hidup, dan/atau
BABI III - 30 perikanan yang berkelanjutan;
peningkatan kerja sama antara Pemerintah Daerah Prov insidan
masyarakat setempat;
pengembalian kegiatan yang mendorong pengembangan fungsi lindung; peningkatan keanekaragaman hayati kaw asan lindung; dan
pengendalian kaw asan sekitar perlindungan ekosistem dan lingkungan
hidup secara ketat.
3.5. RTRW Kabupaten/Kota
3.5.1. Visi dan Misi Penataan Ruang
Visi penataan ruang wilayah adalah untuk mewujudkan penataan ruang yang dapat
mengakomodasi terhadap peluang investasi dalam rangka menciptakan Daerah sebagai pusat
perkembangan ekonomi Jawa Timur Bagian Barat.
Misi penataan ruang wilayah adalah:
a. mewujudkan pusat-pusat pelayanan ekonomi skala regional;
b. mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana wilayah dalam rangka
mendorong peluang investasi dan pemerataan wilayah;
c. mewujudkan keseimbangan fungsi budidaya dan fungsi lindung dalam upaya
membentuk Daerah yang berkelanjutan; dan
d. mewujudkan kepastian hukum dan peran masyarakat dalam mendorong kegiatan yang produktif.
3.5.2. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Tujuan penataan ruang wilayah adalah:
a. mensinkronisasikan antar produk tata ruang/antar program pembangunan dan
menjaga konsistensi dan kesinambungan antar kebijaksanaan/program
pembangunan;
b. menyiapkan perwujudan dengan melaksanakan dan mengakomodasi
program-program pembangunan;
c. mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
d. menciptakan keharmonisan dan keserasian antara lingkungan alam dan buatan; dan
e. menjaga fungsi lindung dalam upaya keseimbangan ekosistem wilayah.
Adapun kebijakan penataan ruang wilayah adalah :
a. Kebijakan struktur ruang wilayah, meliputi :
1) pengembangan sistem pusat pelayanan Daerah secara berhierarki guna
BABI III - 31
2) pengembangan sistem prasarana wilayah Daerah guna mendukung
pembangunan dan fungsi Daerah sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Jawa
Timur Bagian Barat
b. Kebijakan pola ruang wilayah, meliputi :
1) pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung guna menghindari
kerusakan lingkungan untuk mendukung keberlanjutan pembangunan dalam
jangka panjang di Daerah;
2) pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan fungsi
Daerah sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bagian Barat;
3) pengembangan kawasan peruntukkan lainnya untuk mendukung pemantapan
fungsi Daerah sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bagian Barat;
dan
4) peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan.
Untuk strategi penataan ruang wilayah meliputi :
a. strategi pengembangan sistem pusat pelayanan Daerah secara berhierarki guna
pemerataan pembangunan sampai ke tingkat bawah. Untuk strateginya dilakukan
dengan cara :
1) mengembangkan kawasan pusat pelayanan, sub pusat pelayanan, dan pusat
lingkungan kota yang saling terintegrasi dan melengkapi;
2) mengembangkan pusat pelayanan kota yang melayani skala kota dan regional;
3) meningkatkan fungsi pusat pelayanan kota sebagai pusat pelayanan umum;
4) membagi wilayah Daerah menjadi 3 (tiga) sub pusat pelayanan yang
masing-masing melayani satu Sub Pusat Pelayanan atau setiap kecamatan;
5) mengembangkan pusat lingkungan sebagai bagian sub pusat pelayanan kota
secara proporsional dan merata;
6) melengkapi pengembangan fasilitas sosial ekonomi skala lingkungan;
7) mengendalikan wilayah yang produktif sebagai kawasan pertanian untuk
mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan pada sub pusat pelayanan
kota; dan
8) mengembangkan RTH publik skala lingkungan.
b. strategi pengembangan sistem prasarana wilayah Daerah guna mendukung
pembangunan dan fungsi Daerah sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Bagian Barat, hal ini dilakukan dengan cara :
BABI III - 32
2) meningkatkan aksesibilitas antar pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan
kota, dan pusat lingkungan di Daerah;
3) mengembangkan terminal angkutan penumpang dan terminal barang;
4) mengembangkan jalur kereta api komuter Madiun - Ponorogo - Slahung beserta
stasiun komuternya, serta membangun jalur kereta api ganda;
5) mengembangkan jaringan distribusi jaringan energi dan pelayanan ke seluruh
wilayah Daerah;
6) meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan pelayanan komunikasi serta
kemudahan mendapatkannya di seluruh wilayah Daerah yang diprioritaskan
untuk mendukung pengembangan pendidikan dan industri;
7) mengembangkan dan meningkatkan prasarana sumber daya air di Daerah;
8) meningkatkan pelayanan air minum dengan meningkatkan jaringan perpipaan
air minum di Daerah dan kapasitas pelayanan;
9) mengembangkan pengolahan limbah kota terpadu;
10) mengoptimalkan tingkat penanganan dan pemanfaatan persampahan guna
menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih;
11) mengembangkan sistem jaringan drainase secara terpadu dan tidak terputus
meliputi jaringan primer, sekunder, dan tersier;
12) menyediakan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki pada kawasan fungsional
kota termasuk penyediaan jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat; dan
13) menyediakan jalur evakuasi bencana pada lokasi permukiman padat, kawasan
perdagangan, dan kawasan industri serta menyediakan lapangan terbuka dan
gedung-gedung pemerintah sebagai ruang evakuasi bencana.
c. strategi pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung guna
menghindari kerusakan lingkungan untuk mendukung keberlanjutan pembangunan
dalam jangka panjang di Daerah, dilakukan dengan cara :
1) menetapkan fungsi lindung pada kawasan lindung setempat melalui upaya
konservasi alam, rehabilitasi ekosistem yang rusak, pengendalian pencemaran
dan perusakan lingkungan hidup;
2) melestarikan, memantapkan fungsi, dan nilai manfaat kawasan cagar budaya;
3) mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembangkan RTH privat
maupun RTH publik di Daerah; dan
4) menangani kawasan rawan bencana alam melalui pengendalian dan
pengawasan kegiatan perusakan lingkungan terutama pada kawasan yang
berpotensi menimbulkan bencana alam dan pengendalian untuk kegiatan
BABI III - 33
d. strategi pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan fungsi
Daerah sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bagian Barat,dilakukan
dengan cara :
1) mengembangkan kawasan perumahan berkepadatan tinggi, berkepadatan
sedang serta perumahan berkepadatan rendah secara sinergis;
2) mengembangkan Kawasan Siap Bangun (Kasiba)/Lingkungan Siap Bangun
(Lisiba) mandiri;
3) mengembangkan kawasan perkantoran yang saling bersinergi membentuk
sistem pelayanan masyarakat yang terpadu berkualitas;
4) mengembangkan potensi wisata yang terkait dengan perkembangan fungsi
kota yang mendorong terbentuknya kota tujuan wisata;
5) mengembangkan dan menata kawasan perdagangan secara merata sesuai
dengan fungsi pelayanan kawasan;
6) mengendalikan pertumbuhan industri berpolusi dalam kota serta
mengembangkan sentra industri pengolahan sekaligus sebagai outlet dan toko
souvenir;
7) meningkatkan fungsi RTNH untuk kegiatan masyarakat; dan
8) merehabilitasi dan merevitalisasi permukiman kumuh melalui konsolidasi tanah.
e. strategi pengembangan kawasan peruntukkan lainnya untuk mendukung
pemantapan fungsi Daerah sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Bagian Barat, dilakukan dengan cara :
1) mengembangkan jalur evakuasi bencana dan ruang evakuasi bencana serta
menetapkan langkah-langkah pencegahan terhadap bencana banjir di Daerah;
2) menetapkan dan meningkatkan kawasan beririgasi teknis dan lahan pertanian
berkelanjutan;
3) pengembangan dan menata ruang untuk sektor informal untuk mendukung
pengembangan sektor perdagangan maupun sektor pariwisata;
4) mengembangkan kawasan pendidikan tinggi yang mendukung pengembangan
fungsi Daerah dan pemberdayaan masyarakat;
5) mengembangkan kawasan kesehatan yang terjamin dan berkualitas; dan
6) mengembangkan kawasan peribadatan pada setiap unit lingkungan dan
terpadu dengan fasilitas pelayanan kota lainnya.
f. strategi dalam upaya meningkatkan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
BABI III - 34
1) mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan;
2) mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
3) mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun;
dan
4) turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan/ Tentara Nasional