• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar - Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar Dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar - Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar Dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar

Menjaga kesehatan vagina dimulai dari memperhatikan kebersihan

diri.Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis.Udara panas dan cenderung

lembab sering membuat banyak berkeringat.Terutama dibagian tubuh yang

tertutup dan lipatan-lipatan kulit, seperti daerah alat kelamin. Kondisi ini dapat

menyebabkan mikroorganisme jahat terutama jamur mudah berkembang biak,

yang akhirnya bisa menimbulkan infeksi.

Cara memelihara alat reproduksi secara umum adalah :

5. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari

6. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin atau anus dengan

menggunakan air bersih atau kertas pembersih (tisu). Gerakkan cara

membersihkan alat kelamin adalah dari arah vagina kearah anus, untuk

mencegah kotoran anus masuk ke vagina.

7. Tidak menggunakan air yang kotor untuk membersihkan vagina

8. Dianjurkan untuk mencukur atau merapikan rambut kemaluan karena bisa

ditumbuhi jamur atau kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan tidak

nyaman (Kusriman, 2012).

Ada pula cara pemeliharaan organ reproduksi pada remaja putri antara lain

sebagai berikut :

(2)

5. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat

6. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat (Kusriman, 2012).

Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan.Hal ini

berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah cara

membersihkan organ reproduksi wanita (manuaba, 2006).

9. Secara teratur bersihkan keringat yang ada disekitar alat kelamin dengan air

bersih, lebih baik air hangat, dan gunakan sabun terutama untuk setelah buang

air besar (BAB). Caara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan

(vagina) kebelakang (anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar

anus bisa membawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk

bersih atau tissue kering untuk mengeringgkannya.

10.Hati-hati ketika menggunakan kamar mandi umum, apabila akan

menggunakan kloset duduk maka siramlah terlebih dahuli untuk mencegah

terjadinya penularan penyakit menular.

11.Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. vagina

sendiri sudah mempunyai organisme alami untuk mempertahankan

keasamannya. Keseringan menggunakan sabun dapat mematikan bakteri baik

dan memicu berkembang biaknya bakteri jahat yang dapat menyebabkan

infeksi.

12.Jangan sering-sering menggunakan Pantylinier walau dalam keadaan darurat

sekalipun, dan apabila keputihan terlalu banyak cukup mengganti celana

(3)

13.Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti

pakaian dalam. Minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk

menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan.

14.Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun.

Hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat sehingga kulit

susah bernafas dan akhirnya menyebabkan daerah kewanitaan jadi lembab,

mudah berkeringat dan mudah menjadi tempah berkembang biak jamur yang

dapat menimbulkan iritasi. Infeksi sering kali terjadi akibat pemakaian celana

dalam yang tidak bersih.

15.Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. Dianjurkan

pada waktu haid harus sering mengganti pembalut karena pembalut juga

menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti. Apabila permukaan pembalut

sudah ada segumpal darah meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti

pembalut. Gumpalan darah haid yang ada dipermukaan pembalut menjadi

tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Oleh karena

itu gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali.

16.Rambut yang tumbuh disekitar daerah kemaluan dapat diperhatikan

keadaannya. Jangan mencabut-cabut rambut kemaluan, sebab lubang ini bisa

menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur, yang dikhawatirkan dapat

(4)

2.3Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar

4. Flour Albus atau Keputihan

Fluor albusatau keputihan adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina

bukan merupakan darah.Fluor albus adalah nama gejala yang diberikan kepada

cairan yang dikeluarkan dari alat – alat genitalia yang tidak berupa darah.

Fluor albus terbagi atas dua macam, yaitu fluor albus fisiologis (normal) dan

fluor albus patologis (abnormal).

c. Fluor Albus Fisiologis

Fluor albus fisiologis terdiri dari cairan yang kadang – kadang berupa muskus

yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedangkan fluor

albus patologis banyak mengandung leukosit.

Alat kelamin wanita dipengaruhi oleh berbagai hormone yang dihasilkan

berbagai organ yakni : hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan adrenal. Estrogen

dapat mengakibatkan maturasi epitel vagina, serviks, prolefirasi stroma dan

kelenjar sedangkan progesterone akan mengakibatkan fungsi sekresi. Keputihan

normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah mentruasi, sekitar fase

eksresi antara hari ke 10 – 16 siklus menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan,

stress dan sedang mengkonsumsi obat – obatan hormonal seperti pil KB.

Keputihan ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan

rasa gatal.

Flour Albus Fisiologi ditandai dengan ciri ; tidak gatal, tidak bau, lendir

berwarna bening, terjadi hanya pada masa subur, terjadi menjelang haid, karena

(5)

d. Flour Albus Patologis

Fluor albus patologis merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung

banyak leukosit.Eksudat terjadi akibat reaksi tubuh terhadap adanya jejas

(luka).Jejas ini dapat diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme, benda asing,

neoplasma jinak, lesi, prakanker dan neoplasma ganas.Kuman penyakit yang

menginfeksi vagina seperti jamur kandidia albikan, parasit tricomonas, E.coli,

staphylococcus, treponema pallium, kondiloma aquminata dan herpes serta luka

didaerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke vagina

dan kelainan serviks.Akibatnya, timbulgejala – gejala yang sangat mengganggu,

seperti berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai

kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tidak sedap, terasa gatal atau

panas dan menimbulkan luka didaerah mulut vagina (Ellya, 2010).

Flour Albus Patologisditandai dengan ciri ; keluar lendir berlebihan disertai

infeksi, gatal dan pedih, vagina kemerahan, lendir berubah warnanya.

5. Iritasi

Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih, dan

bengkak.Hal ini dapat terjadi karena banyaknya keringat yang keluar, terlambat

mandi, gesekan celana yang terlalu ketat, dan garukan kuku.Masalah iritasi juga

dapat terjadi karena orang terobsesi ingin selalu terlihat bersih, sehingga terlalu

banyak menggunakan sarana pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air

panas, membilas denga sabun yang terlalu banyak, dan menggunakan kompres

larutan obat yang terlalu pekat. Oleh sebab itu kulit organ intim lebih tipis dan

(6)

dan tidak boleh kasar. Rambut organ intim yang terlalu lebat dapat menjadi

sumber iritasi saat menggunakan sabun (Dwikarya, 2004).

Pada saat terjadi radang kulit, tindakan menggosok organ intim merupakan

sumber iritasi.

6. Infeksi

Penyebab infeksi ada 5 yaitu, jamur, bakteri, Chlamydia, protozoa, dan virus.

c. Infeksi jamur

Yang menyerang kulit organ intim ada dua golongan, yaitu jamur dermofita

dan jamur candidia albicans.

d. Infeksi bakteri

Bakteri adalah tumbuhan yang berukuran mikro yang mempunyai berbagai

bentuk, yakni basil berbentuk batang, kokus berbentuk bulat, dan spirochaeta

berbentuk spiral.Ketiganya dapat ditemukan pada kelainan organ intim yang

bermasalah.Namun, gejala penyakit dan tempat yang terserang

benda.Contohnya bakteri gerderenella bakteri jenis ini juga dapat berubah

bentuk sehinnga disebut kokobasil.

2.3 Manfaat Perawatan Alat Reproduksi luar.

Manfaat perawatan alat reproduksi eksternal yaitu :

4. Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan

memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik

merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi.

5. Menurut Siswono (2011), perawatan vagina memiliki beberapa manfaat,

(7)

d. Menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman

e. Mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal-gatal

f. Menjaga agar Ph vagina tetap normal (3,5 – 4,5)

6. Tujuan Perawatan Alat Reproduksi Eksternal

f. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.

g. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva

di luar vagina.

h. Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal, yaitu

3,5sampai 4,5.

i. Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri, protozoa.

j. Mencegah munculnya keputihan dan virus (Siswono, 2011).

2.4 Efek Perawatan Yang Salah Pada Alat Reproduksi Eksternal

Syarif (2007) mengatakan bahwa efek samping dari kesalahan dalam

merawat alat reproduksi eksternal, yaitu :

3. Jika ada pembersih / sabun berbahan daun sirih digunakan dalam waktu lama,

akan menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.

4. Produk pembersih wanita yang mengandung bahan povidoneiodine

mempunyai efek samping dermatitis kontak sampai reaksi alergi yang berat.

2.5 Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita merupakan suatu bagian sistem tubuh yang

memiliki bentuk dan fungsi yang unik dan berbeda dengan sistem-sistem tubuh

lainnya. Dimana tujuan utama dari sistem reproduksi wanita adalah menghasilkan

(8)

Organ reproduksi wanita dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu organ

reproduksi bagian luar (eksterna), dan oergan reproduksi bagian dalam (interna).

3. Organ reproduksi bagian luar (Ellya, 2010)

h. Mons veneris yaitu bagian yang menonjol didepan simfisis, terdiri dari

jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat.

i. Labia mayora (bibir besar) merupakan bagian lanjutan dari mons veneris

yang berbentuk lonjong. Kedua bibir ini akan bertemu dan membentuk

perineum.

j. Labia minora (bibir kecil) yaitu lipatan bagian dalam bibir besar tanpa

rambut. Bibir ini mengelilingi orifisium vagina.

k. Klitoris terletak dibawah prepusium klitoridis dan diatas orifisium

uretralis.

l. Vestibulum, dibatasi oleh bibir kecil bagian atas klitoris.

m. Hymen (selaput darah), jaringan yang menutupi lubang vagina.

n. Kelenjar bartolin dan skene.

4. Organ reproduksi bagian dalam (Ellya, 2010)

f. Vagina (liang senggama) terletak antara kandung kemih dan rectum.

g. Uterus (rahim), berbentuk seperti buah alpukat, terletak dalam rongga

panggul kecil diantara kandung kemih dan anus.

h. Tuba fallopii adalah tubule-muskuler yang panjang sekitar 12 cm dengan

diameternya 3-8 mm.

i. Ovarium terdapat dua buah yaitu kanan dan kiri. Ovarium mengarah pada

(9)

j. Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lambar

ligamentum.

Gambar 2.1 Organ Reproduksi Interna

Gambar 2.2 Organ Reproduksi Eksterna

2.6 Fisiologis Organ Reproduksi Wanita

Pada saat puberitas sekitar usia 13-16 tahun, dimulai pada pertumbuhan

folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Pengeluaran

(10)

pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak dan pengeluaran darah

menstruasi pertama yang disebut menarche (Ellya, 2010).

Selanjutnya menarche diikuti menstruasi yang sering tidak teratur karena

folikel de graaf belum melepaskan ovum disebut ovulasi. Pada usia 17-18 tahun

menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari. Sejak saat itu wanita mulai

memasuki masa reproduksi aktif sampai mencapai usia 45 tahun dan mati haid

sekitar pada umur 55 tahun (Ellya, 2010).

2.7 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri

Dalam Menjaga Organ Reproduksi Bagian Luar

2.7.1 Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah proses seseorang menjadi “tahu” terhadap suatu objek

setelah melalui penginderaan yang dimilikinya seperti telinga, mata, hidung, raba

dan lain sebagainya. Selama proses penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat diperlukan suatu identitas perhatian dan persepsi

terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2007).

Hasil penelitian Salmah (2012) di SMA Negeri 2 Ambon diketahui bahwa

dari 162 responden yang memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 84

responden (51,9%) dan responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 78

responden (48,1%). Dari hasil penelitian Juliana (2013) di SMA Negeri 3 Manado

diketahui bahwa sebanyak 38 responden (23,1%) berpengetahuan kurang dengan

tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna yang tidak baik, dan responden

dengan pengetahuan baik sebanyak 126 orang (76,9%) mempunyai pengetahuan

(11)

2.8.2 Sikap

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus

atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah

seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau

bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator

untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan (Notoatmodjo,

2007).

Menurut Notoatmodjo sikap itu tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial.Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa

sikap itu merupakan kesepian atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan merupakan

reaksi predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi

tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.Sikap

merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu

kepada suatu penghayatan terhadap objek.

Hasil penelitian Salmah (2012) di SMA Negeri 2 Ambon diketahui bahwa

dari 162 responden yang memiliki sikap baik sebanyak 102 responden (63%), dan

responden dengan sikap kurang baik sebanyak 60 responden (37%). Dari hasil

(12)

bahwa responden yang memiliki sikap baik dengan tindakan menjaga kebersihan

genetalia eksterna sebanyak 114 orang (69,5%) dan responden yang memiliki

sikap kurang baik dengan tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna

sebanyak 50 responden (30,5%).

2.8.3 Informasi Dari Orangtua

Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan

emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya,

orang tua yang sering bertengkar dapat menghambat komunikasi dalam keluarga

dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Pendidikan moral dalam keluarga

adalah upaya menanamkan nilai-nilai atau budi pekerti yang baik kepada anak

dirumah (Depkes, 2010).

Sebagian besar remaja

mnganggaporangtuaadalahorangyangpentingbagi merekakarena nilai-nilaiyangdi

tanamkan oleh orangtua mereka dapat mempengaruhipengetahuanremaja

karenapengetahuanyangtidak sesuaidengantugas

perkembanganremajapadaumumnyajuga dapat dipengaruhioleh orangtua.Jadi

bilaorangtua mampu memberikan pemahaman mengenai pengetahuan

kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya,maka anak-anaknya cenderung

menjaga kebersihan organ reproduksi yang baik

dandapatberpengaruhpadatindakan yang baik pula.

Kesulitanyangtimbuladalahapabilapengetahuanorang tuakurangmemadai

menyebabkansikapkurangterbukadancenderung

(13)

kepada anak.Akibatnyaanakmendapatkaninformasi kesehatanyangkurang baik.

Dari hasi penelitian Fitriyanti (2012) di SMAN 1 Kawangkoan diketahui

bahwa dari 50 responden yang mendapatkan informasi tentang tindakan menjaga

kebersihan genetalia eksterna dari orangtua sebesar 10 responden (20%).

Sedangkan dari penelitian Juliana (2013) di SMA Negeri 3 Manado responden

yang mendapatkan informasi kebersihan genitalia eksterna hanya (4,3%)

responden yang mendapatkan informasi menjaga kebersihan genetalia eksterna

melalui orangtua.

2.8.4 Informasi Dari Teman sebaya

Didalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya.

Disini ia akan dinilai oleh teman sebayanya, kelompok sebaya dapat

memberikan dampak pada lingkungannya, yaitu dunia tempat remaja melakukan

asosialisasi dimana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang

dewasa, melainkan oleh teman seusianya. Inilah letak bahayanya bagi

perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok

sebaya adalah nilai yang negatif.Akan lebih bahaya apabila kelompok sebaya ini

cenderung tertutup, dimana setiap anggota tidak terlepas dari kelompoknya dan

harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok. Sikap,

pikiran, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup

kelompoknya (Depkes, 2010).

Teman sebaya juga merupakanorang yangpenting

karenapadasaatmenginjakusiaremajabiasanya cenderungingin membuktikandiri

(14)

merasa nyaman jika berada bersama teman-temannyamaka takheranbilaremaja

mempunyai kecenderunganuntukmengadopsiinformasiyangditerima oleh teman-

temannya,tanpa memilikidasarinformasiyangsignifikandarisumber yanglebih

dapatdipercaya.Informasi dari teman-temannya tersebut,

dalamhalinitakjarangmenimbulkan rasapenasaranyangmembentuk

serangkaianpertanyaandalamdiri remaja.

Dari hasi penelitian Fitriyanti (2012) di SMAN 1 Kawangkoan diketahui

bahwa dari 50 responden yang mendapatkan informasi tentang tindakan menjaga

kebersihan genetalia eksterna dari teman sebaya sebesar 10 responden (20%).

Sedangkan dari penelitian Juliana (2013) di SMA Negeri 3 Manado responden

yang mendapatkan informasi kebersihan genitalia eksterna hanya (3,0%)

responden yang mendapatkan informasi menjaga kebersihan genetalia eksterna

melalui teman sebayanya.

2.8.5 Informasi Dari Media Massa

Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat

dibidang teknologi informasi.Selain membawa kegembiraan yang menyenangkan

serta wawasan yang lebih luas.Kemajuan media elektronik yang sedang melanda

saat ini membuat remaja menyerbu VCD dan internet yang dipenuhi dengan

tayangan dan berita yang kurang mendidik. Bagi remaja media massa

dimanfaatkan sebagai pengisi waktu luang untuk lebih banyak meresapi nilai

kehidupan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang ada. Dikhawatirkan nilai yang

diserap itu akan mempengaruhi perilaku dan gaya hidupnya sehari-hari (Depkes,

(15)

Seharusnya media massa dapat dimanfaatkan sebagai suatu alatuntuk

mendapatkan informasi kesehatan terutama kesehatan reproduksi yang didapat

dari internet karenainternetmerupakan media

yangmenyediakaninformasisecarabebas tanpabataswalaupun

informasiadayangpositifdannegatif.Banyaksitus-situs yang mengungkapsecara

fulgar(bebas)kehidupanseksatau gambar- gambaryangbelum

sesuaiuntukremajayangadapat memberikan dampak kurangbaikbagi mereka

karenapada saatusiaremajaterjadi perubahan psikologisyang mengakibatkan

perubahan sikap dan tingkahlaku

sepertimulaimemperhatikanpenampilandiri,mulaitertarik

denganlawanjenis,berusahamenarikperhatian danmunculperasaan

cintayangkemudianakantimbuldoronganseksual.Pada masa remaja

cenderungmemiliki tingkatseksualyangtinggisehubungandengan mulai

matangnyahormonseksual danorgan-organ reproduksi.

Berdasarkan hasil penelitian Fitrianti (2012) di SMAN 1 Kawangkoan

diketahui bahwa dari 50 respsonden yang memperoleh informasi tentang

kebersihan genetalia eksterna berdasarkan sumber informasi melalui media cetak

sebanyak 13 responden (26%), berdasarkan sumber infomasi melalui media

elektronik sebanyak 9 responden (18%), dan sebanyak 20 responden (40%)

mendapatkan informasi melalui sekolah, dan sebanyak 8 responden (16%)

remaja mendapatkan informasi tentang tindakan kebersihan genetalia eksterna

(16)

2.9 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independent Variabel Dependent

1.Pengetahuan

2.Sikap

3.Informasi dari Orangtua

4.Informasi dari Teman sebaya

5.Informasi dari Media massa

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersian Organ Reproduksi Luar.

2.10 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan kebersihan organ

reproduksi luar.

2. Ada hubunganantara sikapdengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar.

3. Ada hubungan antara informasi dari orangtua dengan tindakan kebersihan

organ reproduksi luar.

4. Ada hubungan antara informasi dariteman sebaya dengan tindakan

kebersihanorgan reproduksi luar.

5. Ada hubunganantara informasi darimedia massa dengan tindakan kebersihan

organ reproduksi luar.

Tindakan kebersihan organ

Gambar

Gambar 2.2 Organ Reproduksi Eksterna
Gambar 2.1     Kerangka Konsep Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersian Organ Reproduksi Luar

Referensi

Dokumen terkait

Pengadaan Makan (ULP) dan Ekstra Fooding Pelatihan BA Fungsi SPN Singaraja Tahun 2014, dengan ini kami tetapkan pemenang Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi penyedia

Koperasi juga bisa berperan sebagai makelar dan menghubungkan petani ke penyedia jasa yang dibutuhkan dengan menyediakan kontak atau melakukan negosiasi harga untuk

Dalam penelitian ini akan dikembangkan sistem informasi lahan dan erosi (SILKER) menggunakan free open sources FOSS-GIS ILWIS dengan mengambil DAS Sampean Baru

Dari hasil penelitian tersebut kadar glukosa pada tepung dan pati umbi ganyong didapatkan hasil sama yaitu 0% atau dapat dikatakan tidak terdeteksi adanya glukosa

With the availability of synchrophasor data measurement, it makes possible to establish the power system monitoring by directly employing spectral analysis of power or phase

UUD 1945 merupakan hukum dasar terpilih yang bersifat mengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat dan setiap warga negra Indonesia, sehingga semua produk hukum

Maka dalam proses belajar mengajar guru mula-mula akan memberikan pertanyaan sesuai materi tumbuhan dan lingkungannya setelah itu, guru akan membuat beberpa kelompok siswa agar

Pilihan jawaban menyatakan SS atau Sangat Sesuai, maka berarti menurut Anda BPR memang sudah memiliki penawaran kredit terbaik saat ini.. Jika Anda ingin mengubah jawaban, maka