BAB II
KEDUDUKAN PBB SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL BERDASARKAN PIAGAM PBB
A. Sejarah dan Tujuan PBB Sebagai Organisasi Internasional
Kedudukan Organisasi Internasional sebagai subjek hukum internasional
sekarang tidak diragukan lagi.28 Organisasi Internasional mempunyai hak dan
kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional yang
merupakan semacam anggaran dasarnya.29 Oleh sebab itu, Perserikatan
Bangsa-Bangsa sebagai salah satu organisasi internasional juga memiliki hak dan
kewajiban sebagaimana yang dimaksud.
Suatu Organisai Internasional yang dibentuk melalui suatu perjanjian
dengan bentuk-bentuk instrumen pokok apapun namanya akan mempunyai suatu
kepribadian hukum di dalam hukum internasional.30 PBB sebagai organisasi
internasional juga memiliki kepribadian hukum. Kepribadian hukum ini penting
guna memungkinkan organisasi internasional itu dapat berfungsi dalam hubungan
internasional, khususnya kepentingan untuk membuat kontrak, mengajukan
tuntutan hukum, dan memiliki hak-hak tertentu dalam menjalankan fungsinya.31
Kepribadian hukum tersebut diperlukan organisasi internasional ketika menjalin
hubungan eksternal baik dengan negara anggota, negara tuan rumah, negara
nonanggota, maupun organisasi internasional lainnya.32
28
Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, Op.cit., hal. 101.
29 Ibid. 30
Ade Maman Suherman, Op.cit., hal. 71.
31 Ibid. 32
1. Sejarah PBB Sebagai Organisasi Internasional
Perkembangan sejarah organisasi internasional tidak terlepas dari
perkembangan hukum internasional. Pada periode hukum internasional klasik
ketika negara sebagai satu-satunya subjek hukum internasional, perkembangan
organisasi internasional belum begitu dominan dalam hubungan antar
bangsa.33 Guna mencegah terjadinya instabilitas, dibentuklah suatu kerjasama
yang dinamakan Liga Bangsa-Bangsa yang dilatarbelakangi oleh karena
adanya perselisihan dan peperangan antarumat manusia.
Sebelum PBB didirikan, sudah didirikan League of Nations atau
“Liga Bangsa-Bangsa” pada tanggal 10 Januari 1920.34 Perjanjian Versailles
merupakan perjanjian yang mendasari didirikannya Liga Bangsa-Bangsa ini.
Pengaturan tentang Liga Bangsa-Bangsa terdapat di dalam the Covenant of the
League of Nations pada Perjanjian Versailles yang merupakan bagian pertama
dimana dikatakan bahwa:35
“Part I of the treaty was the Covenant of the League of Nations which
provided for the creation of the League of Nations, an organization intended
to arbitrate international disputes and thereby avoid future wars”
(Bagian I dari perjanjian ini adalah Kovenan Liga Bangsa-Bangsa yang
disediakan untuk mendirikan Liga Bangsa-Bangsa, organisasi ini
dimaksudkan untuk menengahi sengketa internasional dan dengan demikian
menghindari perang di masa yang akan datang).
33Ibid
., hal. 102
34
C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Modul Hukum Internasional, ( Jakarta : Penerbit Djambatan), 2002, hal. 195.
35
Pemrakarsa pembentukan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) ini adalah Woodrow
Wilson, presiden Amerika Serikat, semasa Perang Dunia I (1914-1918).36
Tujuan LBB adalah untuk menciptakan perdamaian dan keamanan
dunia serta memajukan kerjasama internasional.37 Namun LBB gagal dalam
menyelesaikan persengketaan-persengketaan yang timbul di dalam tubuh LBB
itu sendiri, sehingga pecahlah Perang Dunia II (1939) membawa akibat yang
lebih fatal daripada Perang Dunia I.38
Adapun sebab-sebab kegagalan LBB adalah sebagai berikut:39
- Sebab pokok ialah Liga Bangsa-Bangsa tidak berhasil membawa masuk semua negara besar ke dalam organisasi tersebut. Amerika Serikat, walaupun aktif merumuskan Pakta, akhirnya tidak masuk dalam organisasi tersebut karena penolakan senat untuk memberikan otoritas ratifikasi Perjanjian Versailles yang di dalamnya termasuk pendirian LBB. Uni Soviet (Rusia) yang diterima di tahun 1934 dikeluarkan dari organisasi tersebut pada tahun 1939 sebagai akibat serangannya terhadap Finlandia.
- Selanjutnya Pakta tidak cukup energies. Tidak satupun organnya yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Karena terlalu menghormati prinsip-prinsip demokratis itulah maka sistem pemungutan suara diambil dengan suara bulat. Di samping itu Negara-negara besar kendatipun merupakan anggota-anggota tetap, tidak diberikan peranan yang sesuai dengan statusnya sehingga tidak begitu tertarik untuk mengambil tanggungjawab.
Saat Perang Dunia II berlangsung, timbullah gagasan untuk
meneruskan cita-cita LBB. Kemudian diadakanlah perundingan yang
dipelopori oeh Presiden F.D. Roosevelt dan PM Winston Churchill yang
melahirkan Atlantic Charter (Piagam Atlantik), yang merupakan cikal bakal
lahirnya PBB. 40 Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebutan bagi suatu
organisasi internasional yang diprakarsai oleh Franklin D. Roosevelt.41
Sebutan ini untuk pertama kali digunakan dalam pernyataan PBB pada tanggal
1 Januari 1942.42
Dasar pembentukan PBB adalah Charter of The United Nations
1945 atau Piagam PBB. Piagam PBB ini disusun oleh wakil-wakil dari lima
puluh negara pada konferensi mengenai organisasi internasional yang
diadakan di San Fransisco tanggal 25 April sampai tanggal 26 Juni 1945.43
PBB secara resmi berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 dan markas besar
PBB tersebut didirikan di atas tanah yang disumbangkan oleh jutawan John D.
Rockefeller Jr., yang terletak di tepi East River, dan juga tanah tambahan di
kota New York.44
2. Tujuan PBB Sebagai Organisasi Internasional
Dasar pendirian dan pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) merupakan upaya kedua untuk membentuk suatu organisasi
internasional yang universal dengan tujuan utamanya adalah memelihara
perdamaian di bawah suatu sistem keamanan kolektif.45 Mukadimah Piagam
PBB menyatakan cita-cita serta tujuan bersama daripada negara-negara
40
C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 196.
41Ibid. 42Ibid
.
43 Ibid. 44Ibid
., hal. 197
45
anggota yang membentuk PBB tersebut. Adapun isi dari mukadimah Piagam
PBB itu adalah :46
“We the peoples of The United Nations determined, to save succeeding
generations from the scourge of war, which twice in our life has brought untold sorrow to mankind, and to reaffirm faith in fundamental human rights, in the dignity and worth of the human person, in the equal rights of men and women and of nations large and small, and to estabilish conditions under which justice and respect for the obligations arising from treaties and ther source of international law can be maintained, and to promote social progress and better standards of life in large freedom, to practise tolerance and live together in peace with one another as good neighbours, and to unite our strength to maintain international peace and security, and to ensure by the acceptance of principles and the institution of methods, that armed force shall not be used, save in the common interest, and to employ international mechineryfor the promotion of the economic and social advancement of all
peoples”.
(Kami rakyat Perserikatan Bangsa-Bangsa bertekad, menyelamatkan generasi-generasi yang akan datang dari perang, yang terjadi sudah dua kali dalam hidup kita yang telah membawa kesedihan kepada umat manusia, memperkuat kepercayaan pada hak-hak manusia, pada martabat dan harga pribadi pada kesamaan hak-hak manusia, laki-laki maupun wanita dan bangsa-bangsa yang besar maupun yang kecil, menetapkan syarat-syarat dimana keadilan dan kehormatan untuk kewajiban-kewajiban yang timbul akibat perjanjian-perjanjian dan sumber-sumber hukum internasional yang lain dapat dipelihara, memajukan perkembangan sosial dan tingkat hidup yang lebih baik dalam kebebasan yang lebih besar, berusaha untuk bersikap sabar dan hidup berama secara damai sebagai tetangga yang baik, mempersatukan kekuatan anggota untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, memastikan dengan menerima asas-asas serta penetapan cara-cara, bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dipergunakan, kecuali untuk kepentingan bersama, memakai cara-cara internasional untuk mengembangkan kemajuan ekonomi dan sosial semua rakyat).
Tujuan dari pembentukan PBB terdapat di dalam Charter of The
United Nations yaitu:47
“The Purposes of the United Nations are To maintain international peace and
security, To develop friendly relation among nations based on respect for the principle of equal rights and self determination of peoples, To achieve
46
Pembukaan Charter of The United Nations 47
international co-operation in solving international problems of an economic, social, cultural or humanitarian character, To be a center for harmonizing the
actions of nations in the attainment of these common ends”.
(Tujuan dari PBB adalah untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan antara bangsa-bangsa, menciptakan kerjasama untuk memecahkan masalah-masalah internasional dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan dan hak-hak asasi manusia, untuk menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan bersama atau cita-cita tersebut diatas).
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meletakkan lima prinsip dalam
kaitannya dengan usaha-usaha pemeliharaan perdamaian dan keamanan
internasional dalam piagamnya:48
Pertama, prinsip untuk menyelesaikan perselisihan internasional secara damai
(Pasal 2 ayat 3 jo. Bab VI dan Bab VIII Piagam). Kedua, prinsip untuk tidak
menggunakan ancaman atau kekerasan (Pasal 2 ayat 4 Piagam). Ketiga,
prinsip mengenai tanggungjawab untuk menentukan adanya ancaman (Pasal
39 Piagam). Keempat, prinsip mengenai pengaturan persenjataan (Pasal 26
Piagam). Kelima, prinsip umum mengenai kerjasama di bidang pemeliharaan
dan keamanan internasional (Pasal 11 ayat 1 Piagam).
Selain itu juga, Piagam PBB memberikan ketentuan-ketentuan
mengenai langkah-langkah apa yang harus diikuti oleh Negara, baik sebagai
anggota maupun bukan anggota PBB apabila terlibat di dalam suatu
perselisihan.
48
B. PBB Beserta Organ-Organnya
Berdasarkan Pasal 7 Piagam PBB, terdapat enam principal organ (organ
utama) PBB yaitu Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi Sosial,
Dewan Perwalian, Mahkamah Internasional, dan Sekretariat. Organ-organ ini
berperan penting dalam melaksanakan tujuan dan prinsip-prinsip PBB, terutama
dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional.49 Untuk tujuan
tersebut, organ-organ tersebut berperan dalam mengupayakan penyelesaian
sengketa internasional secara damai, sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan
hukum internasional.50
1. Majelis Umum (General Assembly)
Majelis Umum terdiri dari wakil semua negara anggota dengan tidak lebih
dari lima. Tiap-tiap negara memutuskan sendiri cara memilih
wakil-wakilnya.51 Majelis Umum memiliki wewenang luas dalam memberikan saran
dan rekomendasi berdasarkan Bab IV Piagam PBB (Pasal 9-14 Piagam).52
Berdasarkan Pasal 10 Piagam PBB disebutkan bahwa :53
“The General Assembly may discuss any questions or any matters within the
scope of the present Charter or relating to the powers and functions of any
organs provided for in the present Charter, and, except as provided in Article
12, may make recommendations to the Members of the United Nations…..”
49
Huala Adolf, Op.cit., hal. 98
50Ibid. 51
C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 201
52
Huala Adolf, Op.cit., hal. 107
(Majelis Umum dapat membicarakan segala persoalan yang termasuk dalam
ruang lingkup Piagam atau yang berhubungan dengan kekuasaan dan fungsi
suatu badan seperti yang terdapat dalam Piagam. Berdasarkan Pasal 12,
Majelis dapat mengajukan rekmendasi kepada anggota PBB atau Dewan
Keamanan atau kepada kedua badan tersebut mengenai setiap masalah).
Termasuk dalam wewenang Majelis Umum tersebut adalah menyelesaikan
sengketa, kecuali sengketa yang secara esensial menjadi urusan dalam negeri
suatu Negara (Pasal 2 ayat 7).54 Adapun fungsi-fungsi Majelis Umum PBB
adalah sebagai berikut :55
- Menimbang dan membuat rekomendasi mengenai asas-asas kerjasama internasional dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan termasuk asas-asas perihal perlucutan persenjataan dan pengaturan senjata-senjata.
- Membicarakan setiap persoalan yang bertalian dengan perdamaian dan keamanan, kecuali apabila suatu persengketaan atau situasi sedang dibicarakan oleh Dewan Keamanan, membuat rekomendasi mengenai hal tersebut.
- Membicarakan dan dengan pengecualian yang sama, membuat rekomendasi perihal persoalan apa saja dalam ruang lingkup Piagam atau yang bertalian dengan kekuatan-kekuatan dan fungsi-fungsi organ apa saja daripada PBB.
- Menerima dan mempertimbangkan laporan-laporan dari Dewan Keamanan dan organ-organ lain PBB.
- Membuat rekomendasi penyelesaian secara damai dari situasi apa saja dengan tidak memandang asal mulanya, yang mana dapat merugikan hubungan baik antara bangsa-bangsa.
- Mempertimbangkan dan menyetujui anggaran belanja PBB, sebagai sumbangan-sumbangan diantara anggoa-anggota, dan memeriksa anggaran belanja dari badan-badan khusus.
54
Pasal 2 ayat 7 Piagam berbunyi :
Nothing contained in the present Charter shall authorize the United Nations to intervene in matters which are essentially within the domestic jurisdiction of any State or shall require the Members to submit such matters to settlement under the present Charter.
55
Menurut resolusi “Bersatu untuk Perdamaian” yang diterima oleh Majelis
Umum pada bulan Nopember 1950, apabila Dewan Keamanan gagal bertindak
terhadap suatu ancaman yang nyata terhadap perdamaian, pelanggaran
perdamaian, atau tindakan agresi, karena suatu veto yang dikeluarkan oleh
siapa saja daripada lima anggota-anggotanya yang tetap, maka Majelis Umum
sendiri dapat mengoper persoalan dalam waktu dua puluh empat jam dalam
suatu sidang darurat khusus.56
Namun dalam penyelesaian sengketa, kedudukan Majelis Umum lebih
banyak diwarnai kepentingan-kepentingan politis. Karena itu, manakala
penyelesaian sengketa yang didalamnya tersangkut campur tangan Majelis
Umum, penyelesaian yang bersangkutan sebetulnya banyak tergantung pada
keinginan para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya.57
Selain itu, sifat dan kedudukan Majelis Umum sebagai badan politis
mengakibatkan badan ini menempatkan hukum internasional pada
pertimbangan kedua. Penyelesaian sengketa yang sifatnya politis menjadi
prioritas di dalam Majelis Umum atau kepentingan lainnya seperti
kepentingan ekonomi. Misalnya, masalah-masalah yang berkaitan dengan
masuknya negara ke dalam keanggotaan PBB.58
Pengaturan tentang Majelis Umum di dalam Piagam PBB juga tidak
menjelaskan apa-apa saja yang masuk wewenang nasional sehingga
menimbulkan keragu-raguan. Pada saat masalah Aljazair dibicarakan di PBB,
56
C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 203
57
Huala Adolf, Op.cit., hal. 109
58
Perancis selalu menolak dengan manyatakan bahwa persoalannya berada di
bawah wewenang nasional dan PBB tidak boleh ikut campur. Hal ini tentu
saja menimbulkan reaksi yang keras terutama dari negara-negara Asia Afrika.
Demikian juga, sebelumnya Portugal selalu berlindung di bawah prinsip
wewenang nasional bila disinggung persoalan daerah-daerah jajahannya di
Afrika.59
Namun demikian, Majelis mempunyai kendala yang cukup berat,
mengingat jumlah anggota yang sangat banyak, adanya perbedaan mencolok
diantara kekuatan masing-masing negara, ketergantungannya yang banyak
pada negara-negara besar dan saling berbedanya kepentingan satu sama lain
menyebabkan Majelis Umum tidak mungkin membentuk secara langsung
cara-cara penyelesaian secara damai. Karena itu, Majelis Umum lebih
cenderung untuk meminta Dewan Keamanan merekomendasikan penggunaan
cara-cara damai penyelesaian sengketa.60
2. Dewan Keamanan (Security Council)
Dewan Keamanan adalah salah satu dari enam organ utama PBB.
Negara-negara anggota PBB telah memberikan tanggungjawab utama kepada Dewan
untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan
tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB yang terdapat pada pasal 24 yang
berbunyi :61
- In order to ensure prompt and effective action by the United Nations, its Members confer on the Security Council primary responsibility for
59
Boer Mauna, Op.cit., hal. 221
60 Ibid.
the maintenance of international peace and security, and agree in carrying out its duties under this responsibility the Security Council acts on their behalf.
(Dalam rangka untuk memastikan PBB dapat mengambil tindakan yang cepat dan efektif, maka para anggota PBB memberikan tanggungjawab utama kepada Dewan Keamanan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, dan setuju bahwa Dewan Keamanan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negara-negara anggota).
- In discharging these duties the Security Counci shall act in accordance with the purposes and principles of the United Nations.
(Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Dewan Keamanan harus bertindak sesuai dengan tujuan dan prinsip dari PBB).
- The Security Council shall submit annual and, when necessary, special reports to the General Assembly for its consideration.
(Dewan Keamanan harus menyampaikan secara tahunan dan, bila perlu, yaitu laporan khusus kepada Majelis Umum untuk dipertimbangkan).
Tentunya sengketa-sengketa antara Negara-negara anggota harus
diselesaikan secara damai agar perdamaian dan keamanan internasional dapat
terpelihara. Penyelesaian sengketa-sengketa internasional secara damai diatur
oleh Bab VI Piagam.62 Ketentuan penting dalam kaitannya dengan peran
Dewan dalam menyelesaikan sengketa adalah kesepakatan negara-negara
anggota PBB sewaktu menyatakan menjadi anggota PBB.63
Berdasarkan Pasal 25 Piagam PBB, semua Negara anggota PBB sepakat
untuk menerima dan melaksanakan keputusan-keputusan Dewan Keamanan.
Hal ini membawa konsekuensi bahwa sadar atau tidak, apapun keputusan yang
dikeluarkan Dewan sehubungan dengan fungsinya dalam menyelesaikan
sengketa, para pihak yang terkait berkewajiban untuk melaksanakanya.64
Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang mempunyai hak
veto, yakni Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis dan Cina dan 10 anggota
tidak tetap yang dipilih untuk masa dua tahun oleh Majelis Umum.65 Dewan
Keamanan PBB mengusahakan tersedianya pasukan-pasukan bersenjata,
bantuan dan fasilitas yang perlu untuk memelihara perdamaian dan keamanan
internasional.66
Adapun fungsi dari Dewan Keamanan PBB adalah sebagai berikut :67
- Memelihara perdamaian dan keamanan internasional selaras dengan asas-asas dan tujuan PBB
- Mengusulkan metode-metode untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang demikian atau syarat-syarat penyelesaian
- Merumuskan rencana-rencana untuk menetapkan suatu sistem mengatur persenjataan
- Menentukan adanya suatu ancaman terhadap perdamaian atau tindakan agresi dan mengusulkan tindakan apa yang harus diambil
- Menyerukan untuk mengadakan sanksi-sanksi ekonomi dan tindakan lain yang bukan perang untuk mencegah atau menghentikan agresor
- Mengusulkan pemasukan anggota-anggota baru dan syarat-syarat dengan mana negara-negara dapat menjadi pihak dalam Status Mahkamah Internasional
- Mengusulkan kepada Majelis Umum pengangkatan seorang Sekretaris Jenderal, dan bersama-sama dengan Majelis Umum, pengangkatan dan para hakim dari Mahkamah Internasional
- Menyampaikan laporan tahunann dan khusus kepada Majelis Umum
Menurut Piagam PBB, setiap anggota PBB (Pasal 35 ayat 1)68, Majelis
Umum atau Sekretaris Jenderal dapat meminta perhatian Dewan Keamanan
terhadap setiap masalah yang dapat membahayakan perdamaian dan
keamanan internasional.69 Negara-negara yang bukan anggota PBB dapat pula
membawa suatu sengketa kepada Dewan, asalkan negara tersebut menerima
terlebih dahulu kewajiban-kewajiban dalam Piagam untuk penyelesaian
sengketa secara damai. Pasal 32 pada Piagam PBB menyebutkan :70
“ Any Member of the United Nations which is not a member of the Security
Council or any state which is not a Member of the United Nations, if it is a
party to a dispute under the consideration by the Security Council, shall be
invited to participate,…”
(Setiap anggota PBB yang bukan merupakan anggota dari Dewan Keamanan
atau setiap negara yang bukan merupakan negara anggota PBB, dapat
membawa sengketa kepada Dewan Keamanan sepanjang masih berada dalam
kewenangan Dewan Keamanan PBB).
Selain itu, Pasal 32 ayat 2 mengizinkan Dewan Keamanan untuk
mengimbau para pihak yang bersengketa untuk terlebih dahulu menyelesaikan
sengketa internasionalnya melalui cara-cara yang terdapat dalam Pasal 33 ayat
1 Piagam manakala sengketa tersebut dipandang dapat membahayakan
perdamaian dan keamanan internasional.71
Isi pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) Piagam PBB adalah :72
“ The parties to any dispute, the continuance of which is likely to endanger the
maintenance of international peace and security, shall, first of all, seek a
69
Huala Adolf,, Loc.cit.
70
Charter of The United Nations 71
Huala Adolf, Op.cit., hal. 100
solution by negotiation, enquiry, mediation, conciliation, arbitration, judicial
settlement…”.
(Para pihak yang bersengketa, yang kemungkinan akan membahayakan
pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, harus, pertama-tama,
mencari solusi melalui negosiasi, penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrase,
penyelesaian hukum…).
“The Security Council shall, when it deems necessary, call upon the parties
settle their dispute by such means”
(Dewan Keamanan harus, bila dianggap perlu, memanggil para pihak dalam
menyelesaikan sengketa mereka dengan cara-cara seperti yang telah
disebutkan dalam Pasal 33 ayat 1).
Contoh upaya-upaya Dewan Keamanan dalam menyarankan para pihak
untuk menggunakan cara-cara yang terdapat dalam Pasal 33 ayat (1) antara
lain sebagai berikut :73
a) Dewan Keamanan menyarankan penyelesaian secara negosiasi. Contoh
dalam sengketa Iran-Uni Soviet (1946), sengketa Yunani-Turki (1976).
b) Dewan Keamanan menyarankan penyelesaian melalui mediasi. Contoh
dalam sengketa Timur Tengah (1967).
c) Dewan Keamanan mengusulkan penyelesaian melalui jasa-jasa baik.
Contoh dalam sengketa Republik Indonesia-Belanda terkait dengan
kemerdekaan Republik Indonesia dan pengawasan pelaksanaan
penghentian pertikaian senjata anatara kedua Negara.
73
d) Dewan Keamanan mengusulkan pencarian fakta atau penyelidikan.
Contoh dalam kasus Lebanon mengadukan campur tangan United
Arab Republic dalam masalah intern negerinya pada tahun 1958.
Selain tugas-tugas maupun fungsi-fungsi Dewan Keamanan yang telah
dijelaskan, Dewan Keamanan juga memegang peranan penting dalam
pengembangan operasi perdamaian PBB (UN peacekeeping operation), suatu
institusi yang tidak terdapat pada Piagam PBB.74 Kewenangan dalam bidang
perdamaian dan keamanan internasional, Dewan Keamanan memegang
kekuasaan primer, sedangkan Majelis Umum memegang kekuasaan
sekunder.75 Dewan Keamanan disusun sedemikian rupa agar dapat bekerja
secara tepat dan seorang wakil-wakil dari tiap-tiap anggotanya harus
senantiasa hadir pada markas besar PBB.76
Satu hal yang sering terus diperhatikan, yaitu peranan Dewan di sini hanya
berkaitan dengan masalah politik, dan tidak berkaitan dengan masalah hukum.
Tugas utamanya di sini adalah memelihara perdamaian daripada mengadili
suatu sengketa. Meskipun menurut Pasal 36 ayat 3 Piagam, Dewan Keamanan
harus menganjurkan agar sengketa hukum diserahkan kepada Mahkamah
Internasional, namun Dewan tetap tidak memiliki kekuasaan untuk memaksa
Negara yang bersengketa untuk menyarankan sengketanya kepada
Mahkamah.77
74
Sri Setianingsih Suwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Jakarta :UI-Press, 2006, hal.135
75 Ibid. 76
C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 206
77
3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)
Dewan Ekonomi dan Sosial ini merupakan salah satu dari organ
kelengkapan PBB.78 Dewan ini keberadaannya tidak lepas dari konteks sejarah
dari berbagai kerjasama ekonomi internasional.79 Dasar hukum keberadaan
lembaga Ecosoc ini tertuang dalam Bab X Pasal 61 sampai Pasal 72 Piagam
PBB. Komposisi Dewan Ekonomi dan Sosial terdiri dari 54 negara anggota
yang dipilih oleh Majelis Umum PBB. Pasal 61 ayat 1 Piagam PBB berisi :80
“The Economic and Social Council shall consict of fifty-four Members of the
United Nations elected by the General Assembly”.
Semula Ecosoc memiliki 18 anggota, pada tahun 1965 jumlah
keanggotanya terdiri dari 27 berdasarkan resolusi Majelis Umum PBB Nomor
1991 B (XVIII).81Setiap tahun Majelis Umum mengadakan pemilihan anggota
baru untuk menggantikan Negara-negara yang telah tiga tahun menjadi
anggota, dan dengan catatan bahwa Negara-negara yang memang dianggap
perlu untuk duduk terus selalu dipilih kembali.82 Setelah delapan tahun
kemudian pada tahun 1973 keanggotaannya menjadi 54 negara berdasarkan
Resolusi Nomor 2847 (XXVI).83 Menurut Pasal 61 ayat (3) Piagam PBB
menyebutkan:
“At the first election after the increase in the membership of the Economic and
Social Council from twenty-seven to fifty-four members, in addition to the
78
Ade Maman Suherman, Op.cit., hal. 120
79Ibid. 80
Charter of The United Nations 81
Ade Maman Suherman, Loc.cit.
members elected in place of the nine members whose term of office expires at
the end of that year, twenty-seven additional members shall be elected”.
Menurut ketentuan di atas bahwa sejak perubahan jumlah anggota Ecosoc
dari 27 menjadi 54, disamping pemilihan anggota-anggota yang menggantikan
9 negara yang habis masa jabatannya pada akhir tahun itu, akan diadakan pula
27 anggota tambahan.84 Dewan Ekonomi dan Sosial ini memiliki beberapa
fungsi kewenangan seperti melakukan studi, diskusi, konferensi, rekomendasi,
merancang konvensi, dan mengundang konferensi.
Adapun fungsi-fungsi dari Dewan Ekonomi dan Sosial adalah sebagai
berikut:85
- Bertanggungjawab dibawah kewenangan Majelis Umum bagi kegiatan ekonomi dan sosial PBB.
- Memulai atau mempelopori penyelidikan-penyelidikan, laporan-laporan dan rekomendasi-rekomendasi mengenai persoalan-persoalan ekonomi internasional, sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan dan persoalan-persoalan yang sehubungan.
- Memajukan rasa hormat serta patuh terhadap hak-hak manusia dan kemerdekaan asasi bagi semua.
- Menyelenggarakan konferensi-konferensi internasional dan menyiapkan naskah-naskah konvensi untuk diserahkan pada Majelis Umum perihal urusan-urusan yang berada dalam kesanggupannya.
- Mengadakan jasa-jasa yang disetujui oleh Majelis, bagi anggota-anggota PBB dan badan-badan khusus atas permintaan.
- Mengadakan konsultasi dengan organisasi-organisasi bukan pemerintah yang mempunyai urusan dengan persoalan-persoalan yang diatur oleh Dewan.
Dewasa ini, Ecosoc juga turut berperan aktif dalam menjembatani masalah
kesenjangan di bidang teknologi informasi. Dalam upaya mengantisipasi gap
atau kesenjangan antardunia hukum dengan dunia teknologi, khususnya di
84
Ibid. 85
bidang teknologi informasi dan komunikasi, Ecosoc mengandalkan konferensi
internasional mengenai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.86
4. Dewan Perwalian (Trusteeship Council)
Suatu sistem Perwalian Internasional didirikan oleh anggota PBB untuk
mengatur pemerintahan daerah-daerah yang ditempatka di bawah pengawasan
PBB melalui persetujuan-persetujuan perwalian individual.87
Tujuan dari sistem perwalian terdapat pada Pasal 76 Piagam PBB yaitu:88
- To further international peace and security;
(memelihara perdamaian dan keamanan internasional).
- to promote the political, economic, social, and educational advancement of the inhabitants of the trust territories, and their progressive development towards self-government or independence as may be appropriate to the particular circumstances of each territory and its peoples and the freely expressed wishes of the peoples concerned, and as may be provided by the terms of each trusteeship agreement;
(mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian agar mereka mencapai pemerintahan sendiri atau kemerdekaan).
- to encourage respect for human rights and for fundamental freedoms for all without distinction as to race, sex, language, or religion, and to encourage recognition of the interdependence of the peoples of the world; and
(memberi dorongan agar menghormati hak-hak manusia dan pengakuan saling bergantungan satu sama lain daripada rakyat-rakyat di dunia, dan)
- to ensure equal treatment in social, economic, and commercial matters for all Members of the United Nations and their nationals and also equal treatment for the latter in the administration of justice without prejudice to the attainment of the foregoing objectives and subject to the provisions of Article 80.
(memastikan perlakuan yang sama di daerah perwalian dalam persoalan-persoalan sosial, ekonomi, dan komersial untuk semua anggota PBB, serta perlakuan yang sama bagi kebangsaan semua
5. Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
Mahkamah Internasional yang berkedudukan di Den Haag merupakan
institusi internasional yang tugasnya menyelesaikan sengketa melalui judicial
settlement.89 Lembaga ini merupakan lembaga independen yang secara
hierarki tidak berada di bawah organ PBB lainnya. Statuta Mahkamah
Internasional memiliki kemiripan dengan statute PCIJ.90
Permanent Court of International of Justice atau yang disingkat dengan
sebutan PCIJ, merupakan pendahulu Mahkamah Internasional. Permanent
Court of International of Justice dibentuk berdasarkan Pasal XVI Kovenan
Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada tahun 1922. Badan LBB yang membantu
berdirinya PCIJ adalah Dewan LBB. Kedudukan PCIJ terpisah dengan
kovenan LBB karena itu pula anggota Kovenan LBB tidak secara otomatis
menjadi anggota Statuta PCIJ.
Pecahnya Perang Dunia II di bulan September 1939 telah berakibat serius
terhadap PCIJ. Terjadinya peperangan yang terus berkelanjutan ini bahkan
membuat PCIJ menjadi bubar. Pada tahun 1942 adanya kesepakatan untuk
mengaktifkan kembali dan membentuk kembali suatu Mahkamah
Internasional dengan rekomendasi sebagai berikut :
- Bahwa perlu dibentuk suatu Mahkamah Internasional baru dengan
statuta yang mendasarkan pada statuta PCIJ
- Bahwa mahkamah baru tersebut harus memiliki jurisdiksi untuk
memberikan nasihat
89
Ade Maman Suherman, Op.cit., hal 120.
- Bahwa mahkamah baru tersebut tidak boleh memiliki yurisdiksi
memaksa (compulsory jurisdiction) dengan kata lain mahkamah tidak
memiliki yurisdiksi atas suatu Negara kecuali atas persetujuan atau
consent dari negara yang berperkara.91
Maka, pada bulan April 1946 PCIJ secara resmi berakhir. Pasal 92 Piagam
PBB memuat ketentuan bahwa status hukum Mahkamah Internasional secara
tegas dinyatakan sebagai badan peradilan utama PBB.92 Mahkamah terdiri dari
15 orang hakim yang dipiih untuk masa jabatan 9 tahun oleh Majelis Umum
PBB dan Dewan Keamanan. Pemilihan dilakukan setiap tiga tahun sekali
untuk menggantikan sepertiga kursi yang ada. Hakim yang ada dapat dipilih
kembali. Keanggotaan hakim tidak merupakan perwakilan dari
Negara-negaranya melainkan sesuai dengan kapasitas pribadi mereka.
6. Sekretariat (The Secretariat)
Sekretariat terdiri dari seorang Sekretaris Jenderal93 yang diangkat oleh
Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan beserta staf yang diperlukan oleh
organisasi.94 Upaya Sekretaris Jenderal PBB dalam penyelesaian sengketa
91Ibid.
92
Pasal 92 Piagam PBB:
The International Court of Justice shall be the principal judicial organ of the United Nations. It shall function in accordance with the annexed Statute which is based upon the Statute of the Permanent Court of International Justice and forms an integral part of the present Charter.
93
Pasal 97 Piagam PBB:
The Secretariat shall comprise a Secretary-General and such staff as the Organization may require. The Secretary-General shall be appointed by the General Assembly upon the recommendation of the Security Council. He shall be the chief administrative officer of the Organization
94
termuat dalam dua pasal penting, yaitu pasal 98 dan pasal 99 Piagam PBB.
Pasal 98 menyebutkan:95
“The Secretary-General shall act in that capacity in all meetings of the
General Assembly, of the Security Council, of the Economic and Social
Council, and of the Trusteeship Council, and shall perform such other
functions as are entrusted to him by these organs. The Secretary-General shall
make an annual report to the General Assembly on the work of the
Organization”.
( Fungsi Dewan Keamanan, Majelis Umum, Dewan Ekonomi dan Sosial, dan dewan Perwalian yang didelegasikan kepada Sekjen).
Pemberian wewenang ini merupakan praktik umum. Sekjen juga tak
jarang mendapat tugas politik tertentu untuk menyelesaikan suatu sengketa.
Misalnya pada tanggal 26 Mei 1982, Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi
505 yang meminta Sekjen PBB untuk menggunakan jasa baiknya
menyelesaikan sengketa kepulauan Falklands (antara Argentina dengan
Inggris).96
Pasal 99 Piagam PBB menyebutkan bahwa:97
“The Secretary-General may bring to the attention of the Security Council any
matter which in his opinion may threaten the maintenance of international
peace and security”.
95
Charter of The United Nations 96
Huala Adolf, Op.cit., hal. 112
97
(Pasal 99 Piagam memberi kekuasaan kepada Sekjen untuk membawa ke
Dewan Keamanan sengketa-sengketa yang menurut pendapatnya dapat
mengancam perdamaian dan keamanan internasional).
Adapun fungsi daripada Sekretaris Jenderal ini adalah sebagai berikut :
- Sebagai kepala administrasi PBB
- Mengajukan kepada Dewan Keamanan setiap persoalan yang menurut
pendapatnya membahayakan perdamaian dan keamanan internasional
- Membuat laporan tahunan dan laporan lain yang perlu bagi Majelis
Umum mengenai pekerjaan PBB.
Sekjen telah memainkan peran yang cukup penting dalam
menyelesaikan berbagai sengketa internasional. Peran yang menonjol adalah
fungsinya sebagai jasa baik terhadap para pihak yang bersengketa. Uraian
berikut adalah beberapa contoh peran Sekjen dalam melaksanakan jasa baik
tersebut.98
- Sengketa Siprus (1980)
- Sengketa Afganistan (1980-an)
- Sengketa Irak-Amerika Serikat (1998)
7. Badan-badan Khusus Lainnya
Selain Majelis Umum dan Dewan Keamanan, beberapa badan khusus PBB
juga memberikan bantuannya dalam menyelesaikan sengketa-sengketa
internasional. Hal ini dikarenakan, PBB tidak mungkin bergerak sendiri tanpa
dibantu oleh organ teknis yang berada di bawahnya dalam bekerjasama untuk
98
mengatur hal-hal yang bersifat teknis yang tidak seharusnya tergantung pada
PBB, yaitu sebagai berikut :99
- Kerjasama yang sifatnya teknis harus terpisah dari pengaruh politik dalam suatu organisasi yang terpusat, isu-isu politik akan lebih menarik perhatian dan pendanaan.
- Tidak semua anggota PBB ingin berpartisipasi dalam kerjasama teknis dan Negara-negara tertentu nonanggota hanya cocok sebagai peserta dari suatu proyek kerjasama yang sifatnya teknis biasanya diarahkan oleh suatu lembaga.
Adapun sejumlah organisasi atau badan khusus yang dibentuk secara
spesifik yang masih dalam afiliasi PBB antara lain sebagai berikut:100
a) The International Telecomunication Union
b) The Universal Postal Union
c) The International Labour Organization
d) The Food and Agricultural Organization
e) The International Monetary Fund
f) The International Bank for Recontruction and Development
g) The International Financial Cooperation
h) International Development Association
i) The World Health Organization
j) The World Meteorogical Organization
k) The Intergovernmental Maritime Consultative Organization
Badan-badan khusus ini bergerak sesuai dengan fungsi serta tujuan
pembentukannya. Badan-badan khusus ini biasanya memberikan forum-forum
99
Ade Maman Suherman, Op.cit., hal 124.
perundingan guna membahas dan menyelesaikan sengketa tertentu. Forum ini
dapat pula dipandang sebagai suatu upaya positif guna mendorong atau
mempercepat suatu penyelesaian sengketa.101
C. Kompetensi Mahkamah Internasional Sebagai Badan Peradilan Utama PBB
Hal yang penting dalam sistem PBB adalah meletakkan Mahkamah
Internasional sebagai organ utama dalam sistem PBB (Pasal 7 Piagam).
Berdasarkan ketentuan tersebut maka Mahkamah Internasional merupakan bagian
yang integral dalam sistem PBB. Sebagai organ PBB, Mahkamah Internasional
sangat dekat dengan tujuan PBB. Ini berarti bahwa Mahkamah Internasional
sebagai organ utama PBB menunjukkan bahwa penyelesaian sengketa melalui
pengadilan sebagai suatu komponen penting dalam mekanisme perdamaian
internasional.
Sebagai organ utama PBB maka pelaksanaan tugasnya sejalan dengan
tujuan PBB yang ditentukan dalam Piagam. Status Mahkamah Internasional
sebagai organ utama PBB menentukan tanggungjawabnya dan kesamaan derajat
dengan organ utama lainnya sesuai dengan kewenangannya.102
Mahkamah Internasional adalah satu-satunya organ utama (disamping
Majelis Umum PBB) yang tidak menyerahkan laporan tahunan kepada Majelis
Umum PBB. Namun keadaan ini tahun 1968 telah berubah. Sejak tahun tersebut
Mahkamah Internasional mulai memberikan laporannya kepad Majelis Umum
PBB. Mahkamah Internasional menjelaskan bahwa inovasi ini didasarkan bahwa
101
Huala Adolf, Op.cit., hal. 114
102
laporan yang demikian akan memberikan pengertian akan fungsinya dan
aktivitasnya dalam rangka kerja PBB.103
Berbeda dengan badan-badan organisasi internasional lainnya, Mahkamah
bukan terdiri dari wakil-wakil pemerintah. Sekali terpilih maka seorang anggota
atau hakim Mahkamah bukan lagi delegasi pemerintah negaranya atau negara lain
dan ia adalah hakim independen. Selain itu, Mahkamah Internasional memiliki
kedudukan khusus dibandingkan lima organ utama lainnya. Mahkamah
Internasional tidak memiliki hubungan hierarkis dengan badan-badan utama PBB
lainnya. Ia benar-benar lembaga hukum dalam sebagai suatu pengadilan. Ia bukan
pula pengadilan konstitusi tang memiliki kewenangan untuk meninjau
putusan-putusan politis yang dibuat oleh Dewan Keamanan PBB.
Ia menggunakan nama resmi Mahkamah Internasional dan tidak
menggunakan simbol atau nama PBB dalam putusannya.104Oleh sebab itu, alat
kelengkapan lainnya harus menyadari kedudukan Mahkamah Internasional
sebagai badan peradilan oleh karenanya organ-organ tersebut harus
memperhatikan dan untuk tidak melibatkan diri secara langsung untuk
masalah-masalah politik.
Kedudukan Mahkamah Internasional ini memang unik. Sebagai salah satu
organ utama PBB, ia harus benar-benar menunjukkan kemandiriannya sebagai
suatu organ atau badan pengadilan.105
Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag, Belanda. Semua
negara yang menjadi anggota Statuta Mahkamah dapat menyerahkan kepada
103
Ibid., hal. 65
104
Huala Adolf, Op.cit., hal. 64
Mahkamah Internasional perkara-perkara apa saja yang mereka ingini. Sebagai
tambahan, Dewan Keamanan dapat menyerahkan suatu sengketa hukum kepada
Mahkamah dan meminta nasihat hukum apa saja. Selain itu, negara yang tidak
merupakan bagian dari anggota PBB juga dapat menjadi pihak di dalam
Mahkamah Internasional yang menurut syarat-syarat ditentukan oleh Majelis
Umum atas usul Dewan Keamanan PBB.
Selain itu, aspek-aspek institusional Mahkamah adalah bersifat tetap,
didirikan sebelum lahirnya sengketa-sengketa, hakim-hakimnya telah dipilih
sebelumnya, demikian juga wewenang dan prosedurnya telah ditetapkan sebelum
sengketa lahir.106 Ketentuan-ketentuan prosedural dalam kegiatan Mahkamah
terdapat pada Bab III Statuta Mahkamah Internasional. Kemandirian ini memang
diperlukan bagi Mahkamah Internasional sendiri untuk menunjukkan kredibilitas
dan kepercayaan dari Negara-negara anggotanya.
1. Struktur Mahkamah Internasional
- Hakim Mahkamah Internasional
Brownlie menyatakan bahwa salah satu kunci atau unsur
penting dari suatu Pengadilan Internasional ialah siapa dan bagaimana
hakim-hakim anggotanya. Karena itu, pemilihan anggota Pengadilan
Internasional yang dilakukan secara objektif akan menimbulkan
kepercayaan dari Negara-negara anggotanya. 107 Mahkamah
Internasional terdiri dari 15 (lima belas) orang hakim.108
106
Boer Mauna, Op. cit. hal. 249
107
Huala Adolf, Loc. cit. 108
Hakim dipilih secara independen oleh Dewan Keamanan
dan Majelis Umum PBB (Pasal 4 ayat 1 Statuta Mahkamah
Internasional). Masa jabatan hakim untuk Sembilan tahun dan dapat
dipilih kembali. Calon-calon hakim yang bersangkutan harus memiliki
moral yang tinggi. Ia juga harus memiliki persyaratan-persyaratan
yang telah ditetapkan di dalam Statuta Mahkamah Internasional.109
- Hakim Ad Hoc
Menurut Shabtai Rosenne, ada tiga cara yang dapat diambil
apabila hakim yang akan mengadili suatu sengketa adalah salah satu
dari negara yang bersengketa yakni:110 kewarganegaraan dari hakim
tidak diperhatikan mengingat hakim bukan perwakilan negara,
kemungkinan bahwa hakim yang berasal dari salah satu pihak yang
bersengketa untuk tidak mengadili kasus tersebut, dan bila salah satu
pihak yang bersengketa mempunyai hakim yang berkewarganegaraan
negaranya maka pihak yang bersengketa lainnya dapat meminta untuk
memilih hakim negaranya.
Jika dalam sidang duduk seorang hakim yang
berkebangsaan dari Negara salah satu pihak, maka pihak lainnya dapat
memilih seorang untuk duduk sebagai seorang hakim, dan yang
The court shall consist of fifteen members, no two of whom may be nationals of the
same state. 109
Pasal 2 Statuta Mahkamah Internasional :
“The Court shall be composed of a body of independent judges, elected regardless of their nationality from among persons of high moral character, who possess the qualifications required in their respective countries for appointment to the highest judicial offices, or are jurisconsults of recognized competence in international law.” 110
terpilih tersebut disebut sebagai hakim ad hoc. Hakim ad hoc dipilih
oleh para pihak dan tidak harus berkewarganegaraan dari negara yang
memilih, dalam praktik terjadi bahwa hakim ad hoc dipilih dari negara
ketiga. Contoh dalam sengketa Pulau Sipadan-Ligitan (2002) antara
Republik Indonesia dengan Malaysia memanfaatkan hak ini dimana
Indonesia memilih Hakim ad hoc Mr. Mohammed Shahabuddeen dan
Malaysia memilih Hakim ad hoc Mr. Christopher Gregory
Weeramantry.
- Chamber
Mahkamah Internasional menurut statutanya dapat
membentuk kamar (chamber) yang lebih keci untuk menyelesaikan
golongan-golongan perkara tertentu. Chamber yang tersedia dalam
Mahkamah yaitu :111The Chamber of Summary Procedure, Chamber
yang terdiri dari 3 hakim, dan Chamber yang dibentuk untuk kasus
tertentu.
- The Registry
The Registry adalah organ administratif Mahkamah. Ia
bertanggungjawab hanya kepada Mahkamah. Tugas utama organ ini
adalah memberi bantuan jasa di bidang administratf kepada
Negara-negara yang bersengketa dan juga berfungsi sebagai suatu
secretariat.112The Registry terdiri dari 3 pejabat.113
111
Huala Adolf, Op.cit., hal. 66.
112Ibid
., hal. 67.
2. Kewenangan Mahkamah Internasional
Kompetensi suatu mahkamah atau pengadilan internasional pada
prinsipnya didasarkan pada kesepakatan dari negara-negara yang
mendirikannya. Berdirinya suatu mahkamah atau pengadilan internasional
didasarkan pada suatu kesepakatan atau perjanjian internasional. Biasanya
perjanjian internasional ini menentukan pula siapa saja yang berhak
menyerahkan sengketanya ke pengadilan.
Max Sorensen menyatakan bahwa :114
“ The question of jurisdiction brought before the court raises three issues : (i) Is there jurisdiction ratione personae (regarding the parties); (ii) ratione
materiae (regarding the subject matter); (iii) rationae temporis (regarding
time limits)”.
(Kompetensi Mahkamah Internasional tersebut menyangkut tentang pihak
yang berhak menyerahkan sengketanya, sengketa-sengeketa apa saja yang bisa
diserahkan dan diadili oleh pengadilan baik yang menyangkut tentang pokok
sengketa atau batasan waktunya).
Sebelum merumuskan kewenangan/ yurisdiksi Mahkamah
Internasional maka perlu untuk diingat suatu prinsip dalam hukum
internasional bahwa suatu negara tidak dapat dipaksa untuk mengajukan
perkaranya atau berpekara bertentangan dengan kemauannya. Prinsip ini
menjadi dasar kewenangan Mahkamah Internasional bahwa tidak mempunyai
kewenangan untuk mengadili perkara, kecuali para pihak yang bersangkutan
menyerahkan perkaranya ke Mahkamah Internasional.
114
Max Sorensen, Manual of Public International Law, New York : ST. Martin’s Press,
Kewenangan Mahkamah Internasional mencakup dua hal :
a. Memberikan keputusan atas sengketa yang diajukan oleh para pihak
(contentious jurisdiction).
Kewenangan Mahkamah ini merupakan kewenangan untuk
mengadili suatu sengketa antara dua negara atau lebih (jurisdiction ratione
personae). Pasal 34 dengan tegas menyatakan bahwa Negara sajalah yang
bisa menyerahkan sengketanya ke Mahkamah. Menurut pasal 4 ayat (3)
Statuta, Dewan Keamanan dapat menganjurkan agar para pihak
menyerahkan sengketanya kepada Mahkamah. Kesepakatan Negara
merupakan dasar dari yurisdiksi Mahkamah.115
Contoh dalam sengketa adalah The Corfu Channel Case 1948116, dalam
sengketa ini Dewan Keamanan memberikan rekomendasi agar Inggris dan
Albania menyerahkan sengketanya kepada Mahkamah Internasional.
Mahkamah Internasional melihat kehadiran Albania di sidang
menunjukkan bahwa Negara tersebut telah menyepakati yurisdiksi
Mahakamah Internasional.
Kewenangan Mahkamah Internasional dapat dilaksanakan melalui
cara-cara berikut :117
- Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Statuta, mencakup semua sengketa
yang diserahkan oleh para pihak dan semua persoalan yang
ditetapkan dalam piagam PBB.
115
Huala Adolf, Op.cit., hal. 70.
116
Eka Ayu Trisnaputri, Corfu Channel Case,
http://ekaayutrsnaputri.wordpress.com/2012/02/16/corfu-channel-case/, diakses tanggal 4 April 2013.
117
- Doktrin Forum Prorogatun, timbul manakala hanya satu Negara
yang menyatakan dengan tegas persetujuannya atas kewenangan
Mahkamah.
- The Optional Clause Pasal 36 ayat (2) Statuta, yaitu sengketa
hukum mengenai penafiran suatu perjanjian, masalah hukum
internasional.
b. Memberikan nasihat hukum atau advisory opinion untuk persoalan hukum
atas permintaan badan-badan sesuai dengan pasal 96 Piagam PBB118 dan
Pasal 65119 Statuta Mahkamah Internasional (noncontentious jurisdiction).
Noncontention jurisdiction ialah dasar hukum yurisdiksi
Mahkamah untuk memberikan nasihat atau pertimbangan hukum kepada
organ utama atau organ PBB lainnya. Dasar hukum yurisdiksi Mahkamah
dalam memberikan nasihat hukumnya ini biasanya termuat pula dalam
konstitusi, konvensi, statute, atau instrument-instrumen perjanjian lainnya.
Contoh konstitusi atau konvensi yang memuat hak untuk meminta nasihat
pada Mahkamah antara lain adalah Konstitusi ILO (9 Oktober 1946),
Konstitusi FAO, Konstitusi UNESCO, dan lain-lain.120
118
Pasal 96 ayat 1 Piagam PBB :
“The General Assembly or the Security Council may request the International Court
of Justice to give an advisory opinion on any legal question”. 119
Pasal 65 ayat 1 StatutaMahkamah Internasional :
“The Court may give an advisory opinion on any legal question at the request of whatever body may be authorized by or in accordance with the Charter of the United Nations to make such a request”.
120
Ada dua masalah yang timbul dalam pelaksanaan yurisdiksi
Mahkamah Internasional memberikan nasihat hukumnya yaitu sebagai
berikut :121
- Kelayakan suatu masalah untuk mendapatkan nasihat
hukum.
- Kepatutan dari pemberian suatu nasihat.
Adapun contoh dari Advisory Opinion Mahkamah Internasional adalah :
- Kasus Pangeran Folke Bernadotte af Wisborg
Pada tanggal 20 Mei 1948, kelima negara anggota DK PBB
menyetujui pilihan Bernadotte sebagai penengah dalam mengusahakan
perdamaian konflik Arab-Israel di Palestina. Namun, Pada tanggal 17
September Pangeran Bernadotte dan Kolonel Andre P. Serot dari AU
Perancis dibunuh di Jerusalem oleh angota Lehi, organisasi Zionis
ekstremis yang telah melakukan sejumlah kekejaman selama 1 periode
tahun terhadap orang Inggris dan Arab.
Pada saat itu Majelis Umum PBB meminta suatu pendapat hukum
(Advisory Opinion) kepada mahkamah internasional tentang hal
apakah PBB mempunyai kemampuan hukum untuk mengajukan klaim
ganti rugi terhadap pemerintah yang bertanguung jawab atau tidak.122
121Ibid.,
hal. 79.
122
Dengan adanya pendapat dari Mahkamah Internasional yang
dinyatakan dalam Advisory Opinion kedudukan PBB serta organisasi
serupa diakui sebagai subjek hukum menurut hukum internasional
yang memiliki hak dan kewajiban.123
- Western Sahara Case Advisory Opinion 1975
Sahara Barat (Western Sahara) adalah negara koloni Spanyol
antara tahun 1884-1976, Western Sahara dikenal juga dengan
nama Spanish Sahara. Western Sahara berbatasan dengan Maroko di
utara, Mauritania di selatan, Aljazair di timur, dan Samudera Atlantik
di barat. Berdasarkan atas Resolusi 1514 (XV) tanggal 14 Desember
tahun 1960 mengenai penyerahan kemerdekaan terhadap
negara-negara koloni, Majelis Umum PBB (MU) mendesak Spanyol bahwa
Sahara Baratharus mendapatkan dekolonisasi dari Spanyol
berdasarkan asas menentukan nasib sendiri (self-determination).
Spanyol menyetujui usulan referendum untuk menentukan nasib
Sahara Barat, dibawah pengawasan PBB. Raja Hassan, kepala Negara
Maroko melalui menteri luar negerinya pada tanggal 30 September
dan 2 Oktober 1974 menyampaikan pernyataan kepada Majelis Umum
PBB bahwa dengan adanya suatu “keterikatan historis” antara Western
Sahara dan Maroko, maka Western Sahara seharusnya menjadi bagian
dari Maroko. Dengan alasan yang sama, Mauritania mengemukakan
hal yang serupa. Dengan adanya tanggapan dari Maroko dan
123
Mauritania terkait status Western Sahara setelah referendum, Majelis
Umum PBB mengajukan pertanyaan untuk pendapat hukum
(advisory opinion) dari Mahkamah Internasional mengenai kasus ini.
Selain itu, contoh aktual adalah permohonan Majelis Umum Kepada
Mahkamah mengenai akibat hukum dari pembangunan tembok oleh Israel di
wilayah yang didudukinya, yaitu Palestina. Permohonan ini dikirim melalui
Sekjen PBB kepada Mahkamah dalam suratnya tertanggal 8 Desember 2003.
Surat diterima Registry Mahkamah Internasional tanggal 10 Desember
2003.124
124